Anda di halaman 1dari 15

Mengendalikan Dunia Digital : Kunci Kesuksesan Sistem Operasi Dalam

Infrastruktur TI

DOSEN PENGAMPU :
Wide Mulyana

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3 :

RAMADHONA REFSYAH (220402171)


MUHAMMAD RIVALDI (220402004)
DANI ROMADHON (2204021)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
Pokok Bahasan

1. Peran Sistem Operasi dalam Infrastruktur TI


Sistem operasi berfungsi sebagai pengelola perangkat lunak dan perangkat keras pada
sebuah komputer, dengan kata lain sistem operasi dapat mengkondisikan komputer agar
bisa menjalankan program atau aplikasi sesuai dengan keinginan dari user. Tanpa Sistem
Operasi, pengguna tidak dapat menjalankan program aplikasi.
1.1 Definisi Sistem Operasi
Sistem operasi adalah perangkat lunak sistem yang mengatur sumber daya dari perangkat
keras dan perangkat lunak, serta sebagai daemon (suatu proses dalam sistem operasi yang
berjalan di-background proses) untuk program komputer. Sistem Operasi berperan
sebagai perantara antara perangkat keras komputer dan aplikasi yang dijalankan oleh
pengguna.
1.2 Peran sistem operasi dalam menjalankan perangkat keras dan perangkat lunak
Berikut peran sistem operasi pada perangkat keras dan perangkat lunak :
 Manajemen Sumber Daya : Sistem operasi mengelola sumber daya perangkat keras seperti
CPU, memori, penyimpanan, dan perangkat masukan/keluaran.
 Antarmuka Pengguna: Sistem operasi menyediakan antarmuka pengguna yang
memungkinkan interaksi antara pengguna dan perangkat keras serta perangkat lunak.
 Komunikasi dan Koordinasi : Sistem operasi menyediakan mekanisme komunikasi
antara program-program yang berjalan di dalamnya, seperti mengakses file atau
perangkat keras.
 Manajemen File: Sistem operasi menyediakan sistem manajemen file yang
memungkinkan pengguna untuk membuat, menghapus, dan mengelola berkas dan
direktori.
 Manajemen Perangkat Keras: Sistem operasi menyediakan driver perangkat keras
yang diperlukan agar perangkat keras dapat berinteraksi dengan sistem.
 Keamanan Sistem: Sistem operasi memastikan keamanan sistem dengan mengontrol
akses pengguna, memberlakukan kebijakan keamanan, dan menerapkan mekanisme
keamanan seperti otentikasi pengguna, enkripsi data, dan pemantauan aktivitas yang
mencurigakan.

1.3 Sejarah Perkembangan Sistem Operasi


Menurut Tanebaum, Sistem Operasi mengalami perkembangan yang dapat dibagi ke
dalam lima generasi.

a) Generasi Awal (1945-1955)


Generasi pertama merupakan awal perkembangan sistem komputasi elektronik sebagai
pengganti sistem komputasi mekanik, hal itu disebabkan kecepatan manusia untuk
menghitung terbatas dan manusia sangat mudah untuk membuat kecerobohan, kekeliruan
bahkan kesalahan. Pada generasi ini belum ada sistem operasi, maka sistem komputer
diberi instruksi yang harus dikerjakan secara langsung oleh pengguna.

b) Generasi Kedua (1955-1965)


Generasi kedua memperkenalkan Batch Processing System, yaitu Job yang dikerjakan
dalam satu rangkaian, lalu dieksekusi secara berurutan. Generasi ini sistem komputer
belum dilengkapi sistem operasi, tetapi beberapa fungsi sistem operasi telah ada, seperti
FMS dan IBSYS.

c) Generasi Ketiga (1965-1980)


Sistem operasi pada generasi ini dikembangkan untuk melayani banyak pemakai, dimana
para pemakai berkomunikasi lewat terminal secara on-line ke komputer. Sistem operasi
menjadi multi-user (digunakan oleh banyak pengguna sekaligus), multi-programming
(melayani banyak program sekaligus) dan multi tasking (melayani banyak tugas dan
pekerjaan / Batch Processing System).

d) Generasi Keempat (1980 – 2000-an)


Pada masa ini sistem operasi telah menggunakan Graphical User Interface(GUI) yaitu
antar-muka komputer yang berbasis grafis yang sangat nyaman dan mudah digunakan.
Pada masa ini juga dimulai era komputasi tersebar (distributed computer) dimana
komputasi-komputasi tidak lagi berpusat di satu titik, tetapi dipecah dibanyak komputer
sehingga tercapai kinerja yang lebih baik.

e) Generasi Selanjutnya
Pada generasi ini diperkenalkan Sistem Operasi yang berada dalam sebuah Sistem
Operasi dan Sistem Operasi bergerak (Mobile) pada perangkat bergerak seperti: PDA,
Poket PC, Laptop, Notebook dan NetBook. Sistem Operasi jaringan virtual juga
berkembang, sehingga dalam satu jaringan hanya diinstal satu buah Sistem Operasi pada
perangkat Server.

Gambaran ilustrasi sejarah perkembangan sistem operasi dapat dilihat pada gambar
berikut.

2. Jenis-jenis Sistem Operasi


Jenis-jenis sistem operasi yang dijalankan di komputer:
 Sistem Operasi Stand Alone : Pada Sistem Operasi Stand Alone dapat digunakan
oleh single user maupun multi user, sistem operasi ini juga memiliki fitur-fitur yang
cukup lengkap dan dapat berdiri sendiri. Contoh sistem operasi stand alone adalah
Microsoft windows, linux, dan Mac OS.

 Sistem Operasi Live CD : Live CD hanya membutuhkan perangkat CD/DVD room


tanpa perlu menginstal secara permanen di komputer untuk menjalankannya. Contoh
sistem operasi live CD yaitu Knoppix, Centos, Linux Mint, Win XP live CD dan
lainnya.

 Sistem Operasi Embedded : Sistem ini langsung ditanam di komputer dan tidak bisa
berdiri sendiri, memiliki fungsi khusus dan spesefikasi khusus. Contoh dari Sistem
Operasi Embedded adalah eCOS, LynxOS, JavaOS dan Embedded Linux.

 Sistem Operasi Jaringan : Sistem operasi jenis ini dibuat khusus untuk menangani
keperluan jaringan komputer. Beberapa contoh sistem operasi jaringan adalah Red
Hat, Centos Server, Cloud Linux dan lain sebagainya

2.1 Sistem Operasi Server vs Desktop

 Server adalah sebuah sistem komputer yang menjalankan jenis layanan tertentu dalam
sebuah jaringan komputer. Server didukung oleh prosesor yang bersifat scalable atau
dapat terskalakan dan RAM yang besar,dan juga dilengkapi dengan sistem
operasi khusus, yang disebut sebagai sistem operasi jaringan.

 Desktop adalah komputer pribadi yang digunakan seseorang untuk pekerjaan pribadi
atau kantor. Desktop ini dapat berupa unit komputer fisik yang ditempatkan di atas
meja atau dapat juga berupa virtual desktop yang diakses melalui jaringan. Desktop
memberikan akses langsung kepada pengguna untuk menjalankan aplikasi,
mengakses data, dan melaksanakan tugas-tugas sehari-hari.
Perbedaan Sistem Operasi Server vs Desktop
No Server Desktop
1. Memiliki kemampuan untuk Untuk memperbarui perangkat lunak
memperbarui perangkat lunak dan dan perangkat keras harus memulai
perangkat keras tanpa harus memulai ulang agar perubahan diterapkan.
ulang
2. Daya pemrosesan, penyimpanan, dan Daya pemrosesan, penyimpanan, dan
memori sangat tinggi memori sangat tinggi
3. Di server, file yang disimpan sangat File-file tersebut ada di layar desktop
aman individu
4. Server dirancang khusus untuk Di tujukan untuk penggunaan pribadi,
menyediakan layanan kepada banyak baik untuk keperluan umum, seperti
pengguna atau perangkat. pemrosesan kata, penyuntingan video,
permainan, dan lain-lain.
5. Memiliki fokus keamanan yang lebih Memiliki fitur keamanan, tetapi mereka
kuat dan memiliki fitur tambahan cenderung lebih terbuka terhadap risiko
seperti pemantauan, audit, dll. keamanan.
6. Tidak memiliki antarmuka grafis yang Memiliki antarmuka grafis yang
lengkap. Administrasi server sering lengkap dan dirancang untuk pengguna
dilakukan melalui baris perintah atau akhir.
antarmuka web.

2.2 Sistem Operasi Open Source vs. Komersial

 Sistem Operasi open source adalah sistem yang bebas digunakan oleh siapa saja
tanpa perlu membayarnya. OS open source ini juga bisa di modifikasi dan digunakan
di perangkat lainnya untuk tujuan komersial, contoh OS open source adalah Linux
dan Android.

 Sistem operasi komersial adalah sistem operasi yang dikembangkan oleh perusahaan
teknologi untuk diperjual belikan secara bebas, contoh yang paling gampang adalah
Windows.
Perbedaan Sistem Operasi Open Source vs. Komersial
No Open Source Komersial
1. Open source seperti linux memiliki Komersial seperti Windows semakin baru
performa yang ringan sehingga terasa versinya maka performanya semakin berat.
sangat lancar ketika digunakan
2. Open source dapat mendukung berbagai Komersial sebagian besar berbayar dengan
macam perangkat lunak gratis. penawaran fitur dan keamanan yang lebih
baik.
3. lebih mudah untuk mengidentifikasi bug memiliki basis pengguna yang besar sehingga
dan memperbaikinya. menjadi target bagi pengembang virus atau
malware.
4. Kode sumber sistem operasi open Kode sumber sistem operasi komersial tidak
source terbuka dan dapat diakses oleh tersedia secara bebas.
siapa saja.

3. Tipe -Tipe Sistem Operasi

3.1 Sistem operasi berbasis batch


Batch system dikenalkan pada generasi kedua (1955-1965). Batch sistem adalah suatu
teknik pengurutan kerja secara otomatis untuk menghindari waktu menganggurnya
CPU. Tugas ini dikerjakan dalam satu rangkaian, lalu dieksekusi secara berurutan.
Pada generasi ini sistem komputer belum dilengkapi sistem operasi. Salah satu contoh
sistem operasi berbasis batch adalah sistem operasi pada komputer mainframe yang
sering digunakan pada tahun 1960-an dan 1970-an. Pada saat itu, komputer-komputer
ini diprogram untuk menyelesaikan sejumlah besar tugas secara bersamaan, dan
pengguna tidak memiliki interaksi langsung dengan proses yang sedang berlangsung.

Bentuk bentuk dari Batch System :


 Multi-programming : salah satu teknik penjadwalan dimana tugas (task) yang
sedang berjalan tetap berjalan sampai ia melakukan operasi yang
membutuhkan waktu untuk menunggu respon dari luar (external event),
misalnya membaca data dari disket/CD/dsb, atau sampai komputer memaksa
untuk menukar tugas yang sedang berjalan dengan tugas lainnya. Sistem
operasi yang yang menggunakan multi-program sebagai scheduler-nya
bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan CPU.

 Multiprocessing : adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris


yang merujuk kepada kemampuan pemrosesan komputer yang dilakukan
secara serentak. Hal ini dimungkinkan dengan menggunakan dua CPU atau
lebih dalam sebuah sistem komputer. Istilah ini juga dapat merujuk kepada
dukungan sebuah sistem untuk mendukung lebih dari satu prosesor dan
mengalokasikan tugas kepada prosesor-prosesor tersebut.

3.2 Sistem operasi berbasis waktu nyata (real-time)


Real-Time Operating System (RTOS) adalah suatu sistem operasi yang digunakan untuk
melayani aplikasi real-time yang memproses data saat masuk dalam waktu singkat atau
dalam tenggat waktu tertentu dan sebagian besar tanpa penundaan buffer. Sistem ini
digunakan dalam system- sistem di mana hasil perhitungan digunakan untuk
mempengaruhi suatu proses saat sedang dieksekusi. Sensor menghasilkan sinyal yang
ditafsirkan oleh sistem operasi sebagai interupsi. Saat menerima interupsi, sistem operasi
memanggil proses tertentu atau serangkaian proses untuk melayani interupsi. Dengan
menggunakan RTOS, waktu pemrosesan diukur dalam sepersepuluh detik. Sistem ini
terikat waktu dan memiliki tenggat waktu tetap. Jika tidak, Ini akan menyebabkan
kegagalan sistem.
Komponen penting dari RTOS yaitu :
 The Scheduler
 Symmetric Multiprocessing (SMP)
 Function Library
 Memory Management
 Fast dispatch latency
 User-defined data objects and classes

3.3 Sistem operasi berbasis jaringan


Sistem operasi jaringan adalah pengelola seluruh sumber daya yang terdapat pada sistem
komputer dan menyediakan sekumpulan layanan (Web, FTP, DNS, dan lain-lain) untuk
memudahkan dan memberi kenyamanan dalam penggunaan dan pemanfaatan sumber
daya sistem komputer.
Berikut adalah beberapa sistem operasi jaringan yaitu :
 UNIX/Linux, ini merupakan sistem operasi yang paling banyak digunakan sebagai
server saat ini, contoh sistem operasi jaringan dengan linux diantaranya adalah Red
Hat, Caldera, SuSE, Debian, Fedora, Ubuntu dan Slackware.
 Novell Netware, di tahun 1980-an, ini merupakan sistem operasi pertama yang
memenuhi semua persyaratan untuk membangun sebuah jaringan komputer lokal.
 Microsoft Windows, masih dari perusahaan yang sama, Microsoft juga mengeluarkan
Windows Server sebagai sistem operasi jaringannya, mulai dari versi awalnya adalah
Windows Server 2000, hingga yang terakhir Windows Server 2016.

4. Prinsip-prinsip Dasar Sistem Operasi

4.1 Keamanan dan hak akses (security and access control)


Access control didefinisikan / diimplementasikan sebagai pemberi ijin terhadap sebuah
ojek tertentu secara spesifik. Akases control sendiri membatasi orang orang yang akan
mengakses objek tersebut. Tanpa adanya akses control, kemungkinan sesuatu (termasuk
data) dapat di curi lebih meningkat.
Terdapat dua komponen pada access control, yaitu:

 Authentication : adalah keaslian sebuah dokumen tertentu dan mengacu


pada verifikasi sebuah subjek yang diklaim benar atau tidaknya subjek tersebut.
Contoh :
Pada saat kita log in email, tentu biasanya ada password yang harus kita isi, dan
bahkan beberapa website memberikan repassword ketika log in, tujuannya adalah
untuk mengetahui benar atau tidaknya orang yang sedang me- log in ini adalah
pemilik akun sebenarnya.

 Authorization : merupakan izin yang diberikan oleh sebuah sistem, hak


seseorang untuk memasuki sistem ini sangat dibatasi. Pada
umumnya authorization akan muncul setelah authentication.
Contoh :
Pada saat kita sudah masuk ke dalam halaman web tertentu, kita tentu dapat
menemukan banyak profile orang (contohnya seperti di halaman facebook). Tetapi
meskipun kita sudah masuk ke halaman tersebut, kita tidak mempunyai hak /
wewenang untuk menghapus atau mengubah ubah data orang lain di sana.

Tiga metode akses yang ada :


 Network Access : Akses yang didapatkan dalam sebuah jaringan website.
 System Access : Akses yang diberikan pada sebuah system.
 Data Access : Akses yang diberikan saat ingin mengakses data.

4.2 Manajemen sumber daya (resource management)


Manajemen sumber daya dalam sistem operasi adalah proses pengaturan dan pengelolaan
sumber daya perangkat keras dan perangkat lunak yang tersedia pada suatu komputer atau
sistem komputasi. Tujuan dari manajemen sumber daya dalam sistem operasi adalah
untuk memastikan penggunaan sumber daya yang efisien, adil, dan optimal dalam
mendukung berbagai tugas dan proses yang berjalan pada computer.
Beberapa komponen penting dalam manajemen sumber daya sistem operasi :
 Manajemen CPU (Central Processing Unit) : mengatur alokasi waktu CPU kepada
berbagai proses yang berjalan secara paralel.
 Manajemen Memori: mengatur alokasi dan penggunaan memori fisik dan virtual
dalam sistem.
 Manajemen Perangkat Penyimpanan: mencakup akses dan alokasi ruang di perangkat
penyimpanan, seperti hard drive dan solid-state drive (SSD).
 Manajemen Perangkat I/O (Input/Output): mengelola perangkat input/output seperti
disk, keyboard, mouse, dan printer.
 Manajemen Jaringan: melibatkan pengaturan jaringan, manajemen protokol,
pengendalian lalu lintas, dan keamanan jaringan.

4.3 Manajemen proses dan tugas (process and task management)


Manajemen proses dan tugas (process and task management) adalah salah satu
komponen penting dalam sistem operasi yang bertanggung jawab mengatur, mengawasi,
dan menjalankan berbagai tugas dan proses yang berjalan pada komputer. Fungsi utama
dari manajemen proses dan tugas adalah untuk memastikan efisiensi penggunaan sumber
daya komputer dan menjaga kestabilan sistem.
a. Manajemen Proses melibatkan :
- Penciptaan : melibatkan alokasi sumber daya dan inisialisasi atribut yang
diperlukan untuk menjalankan proses.
- Penjadwalan : menentukan urutan eksekusi proses-proses yang bersaing untuk
sumber daya sistem.
- Penghentian : terjadi saat proses telah selesai dieksekusi atau dihentikan secara
paksa karena alasan tertentu. dan sinkronisasi proses-proses ini.
- Sinkronisasi proses : untuk mengkoordinasikan akses bersama terhadap sumber
daya sistem dan memastikan integritas data.

b. Manajemen Tugas melibatkan :


- Penjadwalan Tugas: Sistem operasi melakukan penjadwalan tugas berdasarkan
berbagai faktor, termasuk prioritas tugas, waktu, dan sumber daya yang tersedia.
- Alokasi Sumber Daya: Sistem operasi perlu mengelola alokasi sumber daya,
seperti CPU time, memori, perangkat I/O, dan perangkat keras lainnya, kepada
tugas-tugas yang berjalan.
- Sinkronisasi dan Koordinasi: Manajemen tugas juga melibatkan sinkronisasi
tugas-tugas yang berjalan secara bersamaan untuk menghindari konflik akses ke
sumber daya bersama.

5. Manajemen Sistem Operasi

5.1 Instalasi dan konfigurasi sistem operasi


Instalasi dan konfigurasi sistem operasi adalah langkah awal yang penting dalam
penggunaan komputer atau server. Proses instalasi dan konfigurasi sistem operasi dapat
bervariasi tergantung pada jenis sistem operasi yang ingin di instal.
langkah umum yang dapat diikuti untuk instalasi dan konfigurasi sistem operasi:
a. Instalasi Sistem Operasi :
1. Persiapan Instalasi:
- Pastikan perangkat keras memenuhi persyaratan minimum sistem operasi yang
akan diinstal.
- Cadangkan data penting sebelum memulai instalasi.

2. Pemilihan Media Instalasi:


- Unduh atau dapatkan salinan dari sistem operasi yang akan diinstal. Ini bisa
berupa CD, DVD, USB, atau file ISO.

3. Mulai Instalasi:
- Masukkan media instalasi ke dalam perangkat.
- Boot perangkat dari media instalasi.

4. Langkah Instalasi:
- Ikuti instruksi yang muncul di layar untuk memulai proses instalasi.
- Pilih opsi bahasa, zona waktu, dan konfigurasi lainnya sesuai kebutuhan Anda.
- Pilih partisi atau drive tempat Anda ingin menginstal sistem operasi.
- Ikuti petunjuk untuk menyelesaikan instalasi.

b. Konfigurasi Sistem Operasi:


1. Pengaturan Awal:
- Konfigurasikan pengaturan dasar seperti bahasa, zona waktu, dan pengaturan
regional.
- Buat akun pengguna dan sandi yang aman.

2. Update Sistem:
- Periksa dan unduh pembaruan sistem terbaru untuk memastikan sistem
memiliki perlindungan keamanan terbaru dan perbaikan bug.

3. Konfigurasi Jaringan:
- Atur koneksi jaringan jika diperlukan, seperti koneksi Wi-Fi atau kabel
Ethernet.

4. Pengaturan Keamanan:
- Aktifkan firewall jika tidak aktif secara default.
- Pasang program antivirus jika diperlukan.

5. Pengaturan Perangkat Keras:


- Instal driver perangkat keras jika tidak diinstal secara otomatis.
- Konfigurasikan perangkat keras tambahan seperti printer, scanner, dan
perangkat lainnya.

6. Konfigurasi Aplikasi dan Layanan:


- Instal dan konfigurasi aplikasi yang diperlukan sesuai kebutuhan Anda.
5.2 Manajemen pengguna dan hak akses
Manajemen Identitas dan Akses (Identity and Access Management atau IAM) merujuk
pada praktik dan teknologi yang digunakan untuk mengelola dan mengontrol akses
pengguna ke sistem informasi. IAM bertujuan untuk memastikan bahwa hanya pengguna
yang sah dan berwenang yang dapat mengakses sumber daya sistem, aplikasi, dan data
yang sensitif.
IAM melibatkan beberapa komponen utama yaitu :

a. Otentikasi (Authentication): Otentikasi digunakan untuk memverifikasi identitas


pengguna saat masuk ke sistem.
b. Otorisasi (Authorization): Otorisasi melibatkan penentuan hak akses yang
diberikan kepada pengguna berdasarkan peran, tanggung jawab, atau tingkat
otoritas.
c. Manajemen Identitas (Identity Management): Manajemen Identitas melibatkan
pendaftaran, pengelolaan, dan pembaruan data identitas pengguna.
d. Audit dan Pengawasan (Auditing and Monitoring): adalah bagian penting dari
IAM yang melibatkan pemantauan aktivitas pengguna dan pemantauan akses ke
sistem.

5.3 Pemeliharaan dan pembaruan sistem operasi


Pemeliharaan dan pembaruan sistem operasi adalah proses yang penting untuk menjaga
keamanan, kinerja, dan stabilitas sistem Anda.
Pemeliharaan Sistem Operasi :
 Pembersihan Berkala (Regular Cleanup): Hapus file sampah, file sementara, dan
cache yang tidak diperlukan untuk menghemat ruang penyimpanan dan meningkatkan
kinerja.
 Optimasi Hard Disk (Disk Optimization): Gunakan alat optimasi hard disk (seperti
defragmenter pada Windows) untuk menyusun ulang data pada hard disk yang dapat
meningkatkan kecepatan akses file.
 Backup Data (Data Backup): Lakukan backup data penting secara berkala untuk
melindungi data Anda dari kehilangan atau kerusakan. Monitoring Kinerja
 (Performance Monitoring): Pantau kinerja sistem Anda untuk mengidentifikasi
masalah potensial atau bottleneck.
 Keamanan dan Pemantauan (Security and Monitoring): Pastikan perangkat lunak
keamanan diperbarui dan sistem dilindungi dari serangan malware atau ancaman
keamanan.
Pembaruan Sistem Operasi :
 Pembaruan Keamanan (Security Updates): Instal pembaruan keamanan yang
diberikan oleh vendor sistem operasi
 Pembaruan Perangkat Lunak Aplikasi (Application Software Updates): Perbarui
semua perangkat lunak aplikasi, seperti peramban web, aplikasi kantor, dan aplikasi
lainnya
 Pembaruan Driver Perangkat Keras (Hardware Driver Updates): Perbarui driver
perangkat keras terutama jika mengalami masalah kompatibilitas atau kinerja.
 Perawatan Perangkat Keras (Hardware Maintenance): seperti membersihkan debu dari
komponen internal komputer atau membersihkan layar dan keyboard laptop.
 Pemeliharaan Rutin (Regular Maintenance): Lakukan pemeliharaan rutin sesuai
jadwal untuk menjaga sistem dalam kondisi baik.

6. Struktur dan Komponen Sistem Operasi

6.1 Kernel dan sistem manajemen proses


Kernel adalah inti dari sistem operasi yang bertanggung jawab untuk menjalankan tugas-
tugas penting dalam pengelolaan proses dalam sistem operasi. Kernel bertindak sebagai
perantara antara perangkat keras komputer dan perangkat lunak aplikasi yang berjalan di
atasnya. Salah satu tugas utama kernel adalah manajemen proses.
Beberapa peran utama kernel dalam sistem manajemen proses adalah :
 Kernel bertanggung jawab untuk membuat, menjalankan, dan menghentikan proses-
proses di system manajemen.
 Kernel mengelola alokasi sumber daya sistem seperti memori dan perangkat I/O kepada
proses-proses yang memerlukannya.
 Kernel mendukung sinkronisasi antarproses dan komunikasi antarproses (IPC).
 Kernel bertanggung jawab untuk menangani kesalahan yang mungkin terjadi selama
eksekusi proses.
 Kernel mengelola waktu, termasuk waktu CPU yang dialokasikan untuk setiap proses,
pengukuran waktu, dan pengelolaan waktu jeda.

6.2 Manajemen memori


Manajemen memori adalah suatu kegiatan untuk mengelola memori komputer.
Pengelolaan memori sangat penting untuk sistem komputer, penting untuk memproses
dan fasilitas masukan/keluaran secara efisien, sehingga memori dapat menampung
sebanyak mungkin proses dan sebagai upaya agar pemogram atau proses tidak dibatasi
kapasitas memori fisik di sistem komputer.
Fungsi manajemen memori:
- Mengelola informasi memori yang digunakan dan yang tidak digunakan
- Membagikan memori ke proses yang membutuhkannya
- Mendealokasikan memori dari proses yang telah selesai
- Mengatur swapping antara memori utama dengan disk
Jenis Memori :
• Memori Kerja : ROM, RAM, Cache memory
• Memori Dukung : Floppy, Harddisk, CD
6.3 Manajemen sistem berkas (file system)
File system atau manajemen file adalah metode dan struktur data yang digunakan sistem
operasi untuk mengatur, menyimpan, mengakses, dan mengelola file dan direktori pada
perangkat penyimpanan, seperti hard drive, SSD, atau perangkat penyimpanan lainnya.
Fungsi Manajemen File System :
 Penciptaan, modifikasi dan penghapusan file.
 Kemampuan backup dan recovery untuk mencegah kehilangan karena kecelakaan
atau dari upaya penghancuran informasi.
 Mendukung manipulasi berkas dan direktori.
 Memetakan berkas ke secondary-storage.

6.4 Antarmuka pengguna


Antarmuka pengguna pada sistem operasi (OS) adalah cara utama di mana pengguna
berinteraksi dengan perangkat keras dan perangkat lunak sistem. Antarmuka pengguna
bertindak sebagai jembatan antara manusia dan komputer, memungkinkan pengguna untuk
memberikan perintah, mengakses file, menjalankan aplikasi, dan berinteraksi dengan
komputer dengan cara yang lebih intuitif.
Beberapa jenis antarmuka pengguna pada sistem operasi yaitu :
 Antarmuka Baris Perintah (Command-Line Interface, CLI): memungkinkan pengguna
untuk berinteraksi dengan sistem operasi melalui baris perintah teks.
 Antarmuka Grafis (Graphical User Interface, GUI): GUI memungkinkan pengguna
untuk berinteraksi dengan sistem operasi menggunakan grafik dan ikon.
 Antarmuka Sentuh (Touchscreen Interface): Antarmuka ini dirancang khusus untuk
perangkat layar sentuh, seperti smartphone, tablet, atau komputer dengan layar sentuh.
 Antarmuka Berbasis Suara (Voice-Based Interface): Antarmuka ini memungkinkan
pengguna untuk berinteraksi dengan sistem operasi melalui perintah suara.

7. Tantangan Terkini dalam Sistem Operasi

7.1 Keamanan siber


Cyber security atau keamanan siber merupakan upaya untuk melindungi sistem, jaringan,
dan perangkat dari berbagai serangan siber. Termasuk pencurian data dan peretasan.
Cyber security juga berperan untuk mengamankan data serta informasi penting yang
disimpan di dalam perangkat elektronik layaknya laptop, ponsel, dan tablet.
Berikut adalah beberapa tips untuk meningkatkan keamanan siber:
- Gunakan kata sandi yang kuat dan unik
- Perbarui sistem dan perangkat lunak secara teratur.
- Batasi akses pengguna.
- Backup data secara teratur.
- Gunakan teknologi keamanan siber seperti firewall, antivirus, dan enkripsi data.
- Lakukan Pelatihan keamanan siber kepada staf dan karyawan.
- Miliki Rencana darurat keamanan siber.

7.2 Skalabilitas dan cloud computing


Skalabilitas : Dalam konteks sistem operasi, skalabilitas merujuk pada kemampuan sistem
untuk menangani peningkatan beban kerja atau ukuran sistem tanpa mengorbankan kinerja
atau keandalan. Sistem operasi yang memiliki skalabilitas yang baik mampu
menyesuaikan diri dengan permintaan yang berubah dengan menyesuaikan sumber daya
secara efisien, seperti kapasitas memori, kecepatan CPU, dan kecepatan transfer data.
Cloud computing : adalah sebuah model untuk menyediakan layanan teknologi informasi
secara on-demand, seperti computing power, storage, dan aplikasi, melalui internet.
Dengan menggunakan cloud computing, pengguna dapat mengakses data dan layanan dari
mana saja, kapan saja, dan dengan menggunakan berbagai perangkat, seperti komputer,
laptop, atau smartphone.
Layanan Cloud Computing memberikan manfaat untuk Skalabilitas, yaitu cloud
computing memungkinkan kita menambah kapasitas penyimpanan data tanpa harus
membeli peralatan tambahan, misalnya hardisk dll. Kita cukup menambah kapasitas yang
disediakan oleh penyedia layanan cloud computing.

Dalam konteks sistem operasi, skalabilitas dan cloud computing bekerja sama untuk
menyediakan lingkungan komputasi yang dapat diandalkan, aman, dan efisien. Sistem
operasi dalam lingkungan cloud computing harus mampu mengelola beban kerja yang
bervariasi, memastikan alokasi sumber daya yang optimal, dan memberikan tingkat
keandalan yang tinggi kepada pengguna. Skalabilitas dalam sistem operasi adalah salah
satu kunci utama untuk menjaga performa dan responsivitas optimal, terutama dalam
lingkungan yang membutuhkan elastisitas dan penyesuaian sumber daya yang cepat.
7.3 Virtualisasi dan kontainerisasi
Virtualisasi adalah proses membuat versi virtual dari sumber daya fisik, termasuk
perangkat keras, perangkat lunak, penyimpanan, atau jaringan. Dalam konteks sistem
operasi, virtualisasi memungkinkan beberapa sistem operasi atau aplikasi untuk berjalan
secara independen di atas satu perangkat keras fisik. Contoh teknologi virtualisasi
termasuk VirtualBox, VMware, dan KVM (Kernel-based Virtual Machine).
Manfaat Virtualisasi :
- Meningkatkan efisiensi penggunaan perangkat keras dengan menjalankan beberapa
sistem operasi dan aplikasi pada satu server fisik.
- Memudahkan migrasi dan pengelolaan mesin virtual.
- Menawarkan isolasi yang kuat antara mesin virtual untuk keamanan dan keandalan
Kontainerisasi adalah metode virtualisasi di mana aplikasi dan layanan dapat diisolasi dan
dijalankan secara independen di dalam wadah yang berbagi kernel sistem operasi yang
sama. Kontainer memungkinkan pengemasan aplikasi dengan semua dependensi mereka
ke dalam unit terisolasi yang dapat dipindahkan di antara lingkungan komputasi. Contoh
Teknologi kontainerisasi yang populer termasuk Docker, Kubernetes, dan rkt (Rocket).
Manfaat Kontainerisasi :
- Meningkatkan portabilitas aplikasi, sehingga dapat berjalan di berbagai lingkungan
(dev, staging, prod) tanpa modifikasi.
- Memudahkan pengelolaan dan penyebaran aplikasi.
Perbedaan utama antara virtualisasi dan kontainerisasi adalah tingkat isolasi dan
penggunaan sumber daya. Dalam virtualisasi, setiap VM memiliki kernel sistem operasi
yang terpisah dan menggunakan sejumlah sumber daya perangkat keras. Dalam
kontainerisasi, semua kontainer berbagi satu kernel sistem operasi dan memiliki isolasi
yang lebih ringan.

Anda mungkin juga menyukai