MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Manajemen Sumber Daya Manusia Internasional
yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Budi Eko Soetjipto, M.Ed., M.Si.
Oleh:
Handal Desnasrul
(140413603898)
Pembahasan
A. Sejarah
Finlandia mempunyai sejarah yang bergelora. Sejak tahun 1154, negara ini
telah menjadi bagian Kerajaan Swedia. Pada abad ke-18, negara ini telah diduduki
oleh tentara Rusia sebanyak dua kali. Pada tahun 1808, Finlandia telah ditakluki
tentara Kaisar Aleksandr I dan kemudian terus menjadi kadipaten agung
berautonomi di bawah Kekaisaran Rusia hingga akhir tahun 1917.
Era tahun 1860-an telah menyaksikan kebangkitan semangat nasionalisme
rakyat Finland dan kelahiran pergerakan Fennoman. Pada tanggal 6 Desember,
1917, beberapa bulan setelah Revolusi Bolshevik di Rusia, Finlandia telah
menyatakan kemerdekaannya. Walaupun begitu, negara ini hanya mencapai
kemerdekaan secara resmi pada 3 Januari 1918 dan pertikaian perbatasan telah
diselesaikan setelah Perjanjian Tartu yang ditandatangani pada tahun 1920.
Namun, ancaman Uni Soviet tidak berakhir di situ saja. Sewaktu Perang Dunia II,
Finlandia telah menentang Uni Soviet sebanyak dua kali: pertama pada Perang
Musim Dingin antara 19391940 dan Perang Sambungan antara 19411944. Pada
1944, Finlandia sekali lagi diserang, kali ini dari pihak tentara Jerman dalam
Perang Laplandia 1944-1945, di mana tentara Finlandia berhasil mengusir tentara
Jerman dari sebelah Utara Finlandia. Setamat perang, pemerintah Finlandia
mengadakan beberapa perjanjian dengan Uni Soviet antara tahun 1947-1948 yang
berakibat pada diserahkannya beberapa wilayah Finlandia kepada Uni Soviet.
Wilayah tersebut antara lain: Karelia, Salla dan Petsamo.
Selepas perang, Finlandia berada dalam keadaan yang berbahaya sekaligus
strategis sebagai negara penyangga keseimbangan antara kekuatan komunis Uni
Soviet dan negara-negara demokratis yang lain di Eropa. Oleh karena itu pada
tahun 1948, negara ini terpaksa menandatangani perjanjian FinlandiaSoviet iaitu
Perjanjian Persahabatan, Kerja sama, dan Saling Menguntungkan, yang juga
dikenali sebagai Perjanjian YYA. Perjanjian ini penting untuk memastikan
kelangsungan hidup Finlandia sebagai sebuah negara kapitalis demokratis. Pada
dasarnya dalam perjanjian ini, Finlandia berkewajiban untuk menjadi negara yang
netral ketika Perang Dingin dan membendung serangan apapun terhadap Uni
Soviet yang dilakukan melalui Finlandia.
Era pascaperang telah menyaksikan pembangunan ekonomi yang pesat
dan kestabilan politik di Finlandia. Negara yang dulunya hampir musnah akibat
perang yang berkepanjangan telah bangkit menjadi sebuah ekonomi yang sangat
kompetitif dan berteknologi tinggi. Walaupun mempunyai hubungan bilateral
yang tidak baik dengan Uni Soviet, negara ini merupakan salah satu rekan
dagangannya yang utama. Oleh karena itu kejatuhan Uni Soviet pada 1991 telah
memberi tamparan yang hebat kepada ekonomi Finlandia. Namun, dalam masa
yang singkat negara ini telah pulih kembali. Malah pada tahun 1995 negara ini
masuk menjadi anggota Uni Eropa. Kini, Finlandia dianggap sebagai sebuah
negara yang sangat maju terutama dalam penggunaan internet dan industri telepon
genggam. Selain itu, negara ini cukup terkenal dengan sistem pendidikan dan
sistem sosial yang cemerlang.
B. Politik
Finlandia menggunakan sistem semi-presidensial dengan parlemen.
Presiden Finlandia bertanggung jawab terhadap kebijakan luar negeri sedangkan
kekuasaan eksekutif dijalankan oleh kabinetnya, Valtioneuvosto atau Statsrdet,
yang terdiri dari perdana menteri dan menteri untuk berbagai departemen.
Parlemen Finlandia yang disebut Eduskunta atau Riksdag beranggotakan
200 orang dan merupakan otoritas legislatif tertinggi di negara tersebut. Parlemen
ini bisa mengubah Konstitusi Finlandia dan mengalahkan hak veto presiden.
Legislasi bisa diusulkan oleh kabinet ataupun dari anggota Eduskunta yang dipilih
untuk empat tahun dengan representasi proporsional.
C. Ekonomi
Finlandia merupakan negara industri, memiliki ekonomi pasar-bebas,
dengan produksi per kapita kira-kira sama dengan Britania Raya, Perancis,
Jerman, dan Belgia. Sektor ekonomi terbesar adalah jasa (66%), diikuti
meluncurkan rencana Forest 2000 yang isinya menaikkan hasil hutan sebanyak
3% per tahun namun tetap menjaganya untuk rekreasi atau penggunaan lain.
Sektor swasta memberikan lapangan pekerjaan ke 1,8 juta jiwa. Gaji ratarata di sektor swasta adalah 25,1 euro per jam tahun 2004. Per 2008, rata-rata
daya beli negara ini telah hampir sama dengan Italia, Swedia, Jerman, dan
Perancis. Tahun 2006, 62% angkatan kerja bekerja di perusahaan dengan pegawai
kurang dari 250 orang.
Tingkat pengangguran sebesar 8.7% tahun 2014. Uang pensiun dan
asuransi kesehatan adalah bekal masa tua yang penting. Tingkat kepemilikan
rumah adalah 60%.
Per 2006, ada sekitar 2.4 juta rumah tangga di Finlandia. Rata-rata rumah
tangga adalah 2.1 orang; 40% tinggal sendiri, 32% dua orang dan 28% tiga orang
atau lebih. Bangunan tempat tinggal total 1.2 juta, dan rata-rata ruang adalah
Templat:Conv per orang. 74% rumah tangga memiliki mobil. Ada sekitar 2,5 juta
mobil dan 400.000 kendaraan lainnya.
D. Industri
Finlandia dengan cepat terindustrialisasi setelah Perang Dunia II, level
PDB per kapitanya menyamai Jepang atau Inggris di awal 1970-an. Dua industri
pendorong utama adalah "industri logam" (metalliteollisuus) dan "industri
kehutanan" (metsteollisuus). "Industri logam" termasuk galangan kapal, mobil,
produk rekayasa (mesin dan elektronik), produksi logam (baja, tembaga, dan
krom). Kapal cruise terbesar dunia dibangun di galangan kapal Finlandia.
Sedangkan yang termasuk industri kayu (metsteollisuus) di antaranya
perhutanan, kayu, pulp dan kertas. Banyak industri pulp dan kertas besar
beroperasi di sini, di antaranya Ahlstrom, M-real, dan UPM. Meski begitu, saat ini
ekonomi Finlandia sudah terdiversifikasi, merambah ke cabang elektronik
(Nokia), metrologi (Vaisala), transportasi bahan bakar (Neste), kimia (Kemira),
konsultan rekayasa (Pyry), dan teknologi informasi (Rovio, terkenal dengan
Angry Birds).
yang sama dengan metode yang sama pada jadwal yang sama.
Kementerian Pendidikan meluncurkan "Kurikulum Dasar" yang fleksibel,
semacam panduan umum mengenai mata pelajaran apa yang harus
diajarkan dan tujuan yang harus dicapai di setiap tingkat kelas.
Kurikulum Dasar ini berlaku sebagai dasar untuk setiap sekolah
saat mereka mempersiapkan kurikulum sendiri, mereka dapat berkreasi
menekankan pada pedagogi tertentu, nilai tertentu (misalnya, sekolah
hijau), keterampilan (seni, olahraga, bahasa), atau isu-isu lokal (misalnya,
sekolah multikultural).
5. Guru Memiliki Tanggung Jawab yang Besar
Guru-guru di sekolah negeri Finlandia mendapatkan pelatihan
khusus untuk dapat menilai siswa satu kelas menggunakan tes independen
yang mereka ciptakan sendiri. Setiap anak mendapatkan kartu rapor tiap
akhir semester, tetapi rapor ini berdasarkan penilaian individu oleh tiap
guru. Secara berkala, Menteri Pendidikan memantau kemajuan nasional
dengan menguji beberapa sampel kelompok dari sekolah yang berbeda.
Sistem ini memungkinkan dihasilkannya penilaian yang sangat
spesifik ke kemampuan tiap individu anak. Bukan sistem penilaian umum
yang mungkin kurang dapat menjangkau kemampuan spesifik tiap anak.
Guru dapat mengeluarkan kreativitasnya untuk memberikan perhatian
khusus ke tiap anak. Guru jadi punya tanggung jawab dan peran yang
lebih besar.
F. Etos Kerja bangsa Finlandia
Finlandia, salah satu negara di kawasan Skandinavia, selalu menjadi
contoh menarik dalam hal penegakan hukum. Angka kriminal hampir nol, begitu
pula dengan tindak pidana korupsi. Produk utamanya adalah hasil hutan,
kerajinan, dan beberapa jenis industri presisi, perangkat otomotif, dan telepon
seluler.
Spirit hidup tidak berlebihan, tidak suka banyak kebutuhan, dan tidak
menyukai barang bukan miliknya, inilah yang memberi makna pada negara
Finlandia. Negeri itu mendekati bersih dari tindak kejahatan. Korupsi nyaris nihil.
Ada beberapa aspek yang menyebabkan Finlandia kini sejajar dengan
negara-negara maju lainnya. Salah satu aspek yang menyebabkan Finlandia kini
memiliki industri kelas dunia seperti Nokia adalah komitmen mereka terhadap
riset (penelitian) dan pengembangan.
Dengan riset dan pengembangan, terutama dalam menghasilkan produkproduk yang bernilai tambah dan mempunyai daya saing global, Finlandia bisa
tampil lebih mantap dalam persaingan pasar dunia. Dengan komitmen tersebut,
konsekuensinya anggaran untuk riset dan pengembangan cukup tinggi, yaitu
sekitar 3,5% - 4% dari produk domestik bruto. Ini suatu persentase yang cukup
mengagumkan.
Finlandia sejauh ini tercatat sebagai negara yang sangat sukses mengelola
pendidikan. Dalam beberapa tahun terakhir, pendidikan di negara itu diakui
sebagai yang terbaik di dunia. Tidak berhenti sampai di sini, negara yang berada
di utara Eropa ini juga mampu mengintegrasikan dunia pendidikan, riset, dan
industri.
Secara garis besar dapat digambarkan dengan ringkas di sini. Dunia
pendidikan mencetak para ahli dan tenaga kerja terampil yang dibutuhkan
lembaga riset dan industri. Periset yang bekerja di lembaga riset menelorkan
berbagai temuan baru, yang kemudian dimanfaatkan industri. Ada juga sebuah
lembaga yang bertugas mendanai penelitian dan mempromosikan inovasi.
Dapat dibuktikan bahwa keunggulan dari Finlandia adalah rakyat yang
hidup bersih, korupsi hampir nol, ada supremasi hukum, menjadi faktor amat
penting bagi pertumbuhan ekonomi. Ekonomi tumbuh dengan amat mulus. Semua
proses produksi berjalan efisien. Finlandia terkesan tidak perlu mengeluarkan
banyak keringat, tetapi negaranya kaya-raya. Rakyat hidup dalam kecukupan.
Daftar Rujukan