Anda di halaman 1dari 17

Agama Masyarakat Nusantara Sebelum Masuknya Islam Ke

Wilayah Nusantara Dan Kerajaan Pra Islam

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Islam Dan Budaya Nusantara

Dosen Pengampu: Al Muftiyah, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Sutrisno (2020390101198)
Tri Indriyani (2020390101239)
Wahid Hasyim Asari (2020390101240)
Deni Gusti Alit (2020390101299)

FAKULTAS TARBIYAH

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY GENTENG


BANYUWANGI

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Agama Masyarakat Nusantara
SebelumMasuknya Islam Ke Wilayah Nusantara Dan Kerajaan Pra Islam” dengan
tepat waktu. Tugas ini ditunjukkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam Dan
Budaya Nusantara.
kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Al Muftiyah,M.Pd.I selaku Dosen
pembimbing mata Kuliah Islam Dan Budaya Nusantara.
Kami menyadari makalah ini banyak kekurangan dan kelemahannya, baik
dalam hal pengetikan maupun keseluruhan isinya. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi
pembaca.
Akhir kata kami meminta semoga makalah ilmiah tentang “Agama
Masyarakat Nusantara SebelumMasuknya Islam Ke Wilayah Nusantara Dan
Kerajaan Pra Islam” ini bisa memberikan manfaat ataupun inpirasi bagi pembaca.

Genteng, 28 Februari 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................ii


Daftar Isi ...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1


A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................2


A. Sejarah Pra Islam di Nusantara..................................................................2
B. Keadaan Agama Masyarakat Di Nusantara Sebelum Masuknya Islam....4
C. Macam- Macam Kerajaan Di Nusantara Sebelum Masuknya Islam.........7

BAB III PENUTUP.............................................................................................14


A. Kesimpulan ...............................................................................................14
B. Saran .........................................................................................................14

Daftar Pustaka ......................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nusantara merupakan wilayah kepulauan di asia tenggara yang
banyak di singgahi oleh pedagang-pedagang asing sehingga dari sinilah
kebudayaan-kebudayaan islam mulai memasuki Nusantara. Adapun
sebelum masuknya islam di Nusatara peradaban yang ada di Nusantara
adalah hinduisme dan budhisme yang peninggalan-peninggalannya masih
bisa dibuktiikan sampai sekarang seperti bangunan candi, relief dan
sebagainya.
Sebelum Islam masuk ke wilayah Nusantara, Agama yang ada di
wilayah Nusantara adalah agama hindu dan budha, Agama hindu dan
budhatelah berkembang luas di wilayah Nusantara ini. Namun kedua
agama tersebut kian lama kian pudar cahayanya dan akhirnya,kedua
agama tersebutkedudukannya diganti oleh agama Islam yang kemudian
menjadi agama yang dianut 85 hingga 95% rakyat Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah
ini yaitu sebagai berikut :
1. BagaimanaSejarah Pra Islam di Nusantara?
2. Apa Agama Masyarakat Di Nusantara Sebelum Masuknya Islam?
3. Apa SajaKerajaan-Kerajaan Di Nusantara Sebelum Masuknya Islam ?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami Sejarah Pra Islam di Nusantara
2. Memahami Agama Masyarakat Di Nusantara Sebelum Masuknya
Islam
3. Memahami Kerajaan-Kerajaan Di Nusantara Sebelum Masuknya
Islam.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Pra Islam Di Nusantara


Menurut … (Tahun), (Halaman)Sejarah Pra Islam Di Nusantara
Keadaan geografis dan wilayah yang dimiliki bangsa ini, telah membentuk
keragaman dan perbedaan struktur masyarakatnya. Secara sederhana,
keragaman ini ditunjukkan setidaknya oleh tiga jenis kelompok masyarakat
yang berkembang di seluruh wilayah nusantara. Kelompok I, adalah
masyarakat yang hidup di daerah-daerah pedalaman dan kawasan-kawasan
yang terpencil. Masyarakat ini biasanya memiliki kepercayaan animisme dan
komitmen kesukuannya sangat kuat. Kelompok II, adalah masyarakat yang
hidup di sepanjanggaris pesisir, dimana jalur-jalur perdagangan laut telah
memudahkan mereka untuk dapat mengenal dan bertukar kebudayaaan
dengan dunia luar. Sedangkan kelompok III, adalah masyarakat yang
dipengaruhi oleh struktur budaya keraton. Pada umumnya, kelompok
masyarakat ini hidup dalam sebuah kota di sekitar kawasan istana yang
mudah dijangkau. Sehingga memungkinkan mereka disebut sebagai
kelompok elit yang memiliki kebudayaan tinggi.

Dari tiga jenis masyarakat itu, islam datang pertama kali ke bumi
Nusantara melalui masyaraakat kedua, yakni masyarakat yang hidup di
sekitar daerah pesisir. Sebab, pola perdagangan yang terdapat di jalur-jalur
pantai itu, telah berkembang menjadi pola hubungan timbal balik dan
pertukaran budaya antara masyarakat pesisir dengan para pedagang asing.
Oleh karena itu, sebuah kenyataan sejarah yang tidak dapat dipungkiri bahwa
pola hubungan perdagangan di sekitar daerah-daerah pantai itu, telah
mengenalkan islam sebagai agama kultural yang disebarkan dengan jalan
damai, tanpa ada tendensi kekuasaan ataupun politik tertentu.

2
Pola penyebaran ini yang menyebabkan Islam dengan mudah dapat
diterima oleh masyarakat Indonesia. Sebab dengan proses penyebaran yang
kultural ini, Islam mampu berkembang dengan pesat dan bahkan, bagi
masyarakat pesisir, Islam adalah bagian dari kehidupan mereka yang tidak
terpisahkan. Inilah sebabnya mengapa masyarakat pesisir dikenal sebagai
masyarakat yang berkomitmen kuat terhadap agama Islam. Namun demikian,
sepertinya perkembangan wajah islam di negeri ini sama sekali berbeda
dengan perkembangan Islam di wilayah-wilayah lain. Perbedaan ini
menyangkut karakteristik dan ciri khas wajah Islam Indonesia yang tidak
dijumpai pada wajah Islam manapun, termasuk Timur Tengah.

B. Agama Masyarakat Nusantara Sebelum Masuknya Islam


Bila ditinjau dari sudut arkeologi setelah zaman prasejarah berakhir di
Indonesia lahirlah kebudayaan baru. Kebudayaan tersebut ditandai dengan
datangnya orang-orang India sebagai pembawa kebudayaan Hindu, yaitu
pengaruh alam pikiran dan tingkah laku orang-orang India yang datang ke
Indonesia. Pengaruh ini menyebabkan perubahan cara hidup manusia
Indonesia baik dalam tata cara hidup kemasyarakatan, perekonomian dan
keagamaan.

Sudah sejak zaman prasejarah telah terdapat hubungan maritim antara


India dan Indonesia. Diantara kedua bangsa tersebut terdapat kesamaan
kebudayaan sehingga kedatangan mereka tidak dirasakan sebagai bangsa
yang akan menguasai Indonesia.

Sekitar abad pertama dan kedua masehi, agama Hindu mulai di


perkenalkan oleh para pedagang India melalui interaksi di jalur-jalur pantai
Indonesia. Pada gilirannya, kontak perdagangan yang dilakukan oleh kedua
belah pihak ini mengakibatkan penetrasi agama Hindu ke dalam kultural
masayarakat Indonesia.

3
Pengaruh besar agama Hindu ini didukung pula oleh keinginan para
pedagang untuk menetap dan melakukan perkawinan campur dengan
penduduk Indonesia. Dengan demikian, secara tidak langsung mereka
kemudian mengalirkan kebudayaan Hindu kepada masyarakat sekitarnya.

Bangunan candi-candi yang terdapat di Indonesia merupakan bukti adanya


pengaruh Hindu. Fungsi candi-candi Indonesia-Hindu adalah sebagai tempat
penguburan abu jenazah raja-raja. Raja-raja yang meninggal dibuatkan patung
dan perwujudannya melambangkan dewa-dewa yang mereka puja semasa
hidupnya.
Masyarakat Indonesia-Hindu menganggap rajanya sebagai dewa yang
memerintah di dunia. Gelar-gelar kedewaan diberikan kepada raja-raja
terutama setelah mereka meninggal dunia. Kepercayaan demikian
menunjukkan adanya hubungan dengan tradisi kepercayaan pada masa pra
Hindu, ketika mereka memuja ruh-ruh nenek moyang yang biasanya
diwujudkan dalam patung-patung dan menhir-menhir di atas punden-punden
berundak.

Berbeda dengan agama Hindu, agama budha datang ke negeri ini dengan
misi yang lebih populer, para pendeta budha dari India sekitar abad ke 6
Masehi, melakukan kunjungan resmi ke istana raja-raja Indonesia dengan
mengenalkan ajaran Shidarta Gautama beserta hukum-hukumnya. Setelah
mendapatkan kepercayaan raja, dan dapat mengukuhkan pengaruhnya kepada
keluarga keraton, mereka pun selanjutnya menyebarkan ajaran budha ke
daerah-daerah lain.

Menurut para sejarahwan, kedatangan para pendeta budha ke Indonesia ini


berbarengan dengan migrasi besar-besaran para pendeta dan pemeluk budha
ke wilayah-wilayah lain. Diperkirakan migrasi ini disebabkan oleh tekanan
agama hindu yang sangat kuat terhadap para pemeluk Budha di negeri
asalnya, India.

4
Dalam kurun yang tidak bertahan lama, pengaruh hindu dan budha telah
berhasil memberikan corak terhadap kerajaan-kerajaan besar di Indonesia.
Dua agama ini pada masa selanjutnya tentu saja saling mempengaruhi
kekuasaan para raja di kerajaan-kerajaan awal Indonesia. Sekitar tahun 600-
an masehi, muncul kerajaan Hindu besar pertama, yakni kerajaan Sriwijaya di
Palembang, Sumatera Selatan. Pada tahun 670 masehi, kerajaan ini telah
menjadi pusat pendidikan agama Budha Mahayana yang cukup disegani,
kekuasaan nya mencakupi sebagian besar pulau Sumatera, Jawa Barat , dan
beberapa kepulauan Malaka dan Borneo. Kerajaan ini mampu bertahan
hingga tahun 1377 masehi.

Sejak abad-abad pertama hingga akhir abad ke-15 indonesia terdapat


beberapa kerajaan yang menerima pengaruh Hindu-Buddha, namun pengaruh
tersebut hanyalah merupakan lapisan tipis dan penghalus semata-mata.
Karena itulah dari sudut kebudayaan, istilah indonesia Hindu mungkin lebih
tepat untuk menyebut masyarakat kerajaan-kerajaan yang mendapat
pengaruh Hindu Buddha yang muncul dan berkembang di beberapa bagian
Indonesia sejak abad-abad pertama sampai lebih kurang akhir abad ke-15 itu.

C. Kerajaan-Kerajaan di Nusantara Pra Islam

Agama dan kebudayaan Hindu-Buddha yang berasal dari India menyebar


ke Asia termasuk Indonesia. Di Indonesia, pengaruh Hindu-Buddha sangat
besar sehingga muncul kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha. Banyak
kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia. Kerajaan-kerajaan tersebut
ialah Kutai, Tarumanegara, Holing, Sriwijaya, Mataram Kuno, Kanjuruhan,
Singosari, Kediri, Sunda, Bali, dan Majapahit. Beberapa di antaranya akan
dijelaskan berikut ini.

5
1. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai terletak di Kalimantan Timur, daerah Muara Kaman di tepi
Sungai Mahakam. Berdasarkan informasi yang ditemukan pada tujuh prasasti
berupa yupa yang ditulis dengan huruf Pallawa, dengan bahasa Sanskerta,
diketahui bahwa Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia.
Kerajaan yang dikenal juga dengan sebutan Negeri Tujuh Yupa diperkirakan
berdiri pada tahun 400 M. Dalam prasasti tersebut terdapat informasi yang
menyangkut kehidupan politik, pemerintahan, sosial, budaya, dan ekonomi
Kerajaan Kutai

Raja pertama yang memerintah Kutai bernama Kudungga. Raja Kudungga


memiliki putra bernama Aswawarman. Aswawarman memiliki putra
Mulawarman. Dilihat dari nama, Kudungga bukanlah nama Hindu, tetapi
nama Indonesia asli. Nama Aswawarman dan Mulawarman adalah nama-
nama berbau Hindu. warman berarti pakaian perang. Penambahan nama itu
diberikan dalam upacara penobatan raja secara agama Hindu. Keluarga
Kudungga pernah melakukan upacara Vratyastoma, yaitu upacara Hindu
untuk penyucian diri sebagai syarat masuk pada kasta Ksatria. Berdasarkan
nama dan gelar yang disandangnya, Kerajaan Kutai yang bercorak Hindu
berawal dari pemerintahan Aswawarman. Setelah Raja Aswawarman, Kutai
diperintah oleh Mulawarman, putranya pada abad ke-4. Raja Mulawarman
disebutkan sebagai seorang raja besar yang sangat mulia dan baik budinya.
Pada masa pemerintahan Mulawarman, Kutai merupakan kerajaan yang kaya
dan makmur. Sang Raja memberikan 20.000 ekor sapi kepada para
Brahmana.

2. Kerajaan Tarumanegara

Pada pertengahan abad ke-5 M, di daerah lembah Sungai Citarum, Jawa


Barat terdapat kerajaan bernama Tarumanegara (Kerajaan Taruma).
Tarumanegara merupakan kerajaan tertua di Jawa.

6
Jika berita tentang Kutai kita peroleh dari yupa, berita tentang
Tarumanegara kita peroleh dari prasasti dan berita Cina.

Dari catatan seorang musafir Cina, Fa-Hien, diperoleh keterangan bahwa


pada tahun 414, terdapat kerajaan bernama To-lo-mo. Fa-Hien yang sedang
melakukan perjalanan menuju India dan singgah di Ye-po-ti (Jawa) di To-lo-
mo banyak terdapat orang Hindu, ada juga orang Buddha. Dikatakan juga
bahwa raja mempunyai kekuasaan sangat besar karena raja dianggap sebagai
keturunan dewa.

3. Kerajaan Sriwijaya

Kata sriwijaya berasal dari kata sri = mulia dan kata wijaya =
kemenangan. Kemenangan yang dimaksud di sini ialah kemenangan Dapunta
Hyang dalam melakukan perjalanan suci (manalp siddhayatra). Kerajaan ini
berdiri pada abad ke-7 M. Pusat Kerajaan Sriwijaya berada di Palembang.
Seperti halnya Kutai dan Tarumanegara, keberadaan Sriwijaya juga diketahui
dari prasasti dan Berita Cina. Dari tempat ditemukannya prasasti yang
menyebutkan tentang Sriwijaya, dapat diketahui bahwa Sriwijaya merupakan
kerajaan besar. Ada sembilan prasasti yang menceritakan tentang keberadaan
Sriwijaya. Tiga di antaranya ditemukan di luar negeri.

Sriwijaya mencapai kemajuan di segala aspek kehidupan masyarakat


ketika diperintah Raja Balaputradewa. Balaputradewa bahkan sudah menjalin
hubungan dengan Kerajaan Benggala dan Kerajaan Chola di India. Pada masa
Balaputradewa, Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat perdagangan dunia di
Asia Tenggara dan menjadi pusat perkembangan agama Buddha. Ia
mendirikan Universitas Nalanda untuk mendidik para biksu dan bikhuni
dengan murid berasal dari Jawa, Cina, Campa, Tanah Genting Kra, bahkan
India. Selain prasasti, informasi tentang Sriwijaya banyak diperoleh dari
catatan Dinasti Tang di Cina dan dari catatan I Tsing, seorang musafir Cina

7
yang belajar paramasastra Sanskerta di Sriwijaya. Dinasti Tang mencatat
bahwa utusan Sriwijaya pernah datang ke Cina, yaitu tahun 971, 972, 975,
980, dan tahun 983. Itulah sebabnya ditemukan catatan tentang Sriwijaya
dalam Prasasti Kanton.

Menurut catatan I Tsing, Sriwijaya berperan sebagai pusat pengembangan


ilmu pengetahuan dan agama Buddha di Asia Tenggara. ITsing belajar tata
bahasa Sanskerta dan teologi Buddha di Sriwijaya. I Tsing menerjemahkan
kitab kitab suci agama Buddha ke dalam bahasa Cina. Sriwijaya juga terkenal
sebagai kerajaan maritim dan memiliki armada laut. Perhatikanlah Peta
Kerajaan Sriwijaya. Sebagai kerajaan maritim, Sriwijaya merupakan pusat
perdagangan di Asia Tenggara karena menguasai dua selat besar yang penting
dalam perdagangan, Selat Malaka dan Selat Sunda.

Sriwijaya mulai mengalami kemunduran setelah mendapat serangan dari


Dharmawangsa (992), Rajendra Coladewa dari Kerajaan Colamandala (1023,
1030, dan tahun 1060), Kertanegara (1275), dan Gajah Mada (1377).
Sriwijaya akhirnya hancur ketika Majapahit mulai berkembang di Jawa.

4. Kerajaan Kediri dan Singosari

Setelah Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua, sejarah selanjutnya


dari kerajaan-kerajaan ditandai oleh perebutan kekuasaan. Pada waktu terjadi
pembagian kerajaan Airlangga, Samarawijaya sebagai raja Panjalu dengan
ibu kota Daha dan Panji Garasakan sebagai raja Jenggala dengan ibu kota
Kahuripan. Terjadi perang saudara di antara keduanya (1044-1052).
Kemenangan Kediri atas Jenggala membuat Kediri menjadi satu-satunya
kerajaan di Jawa Timur dengan kekuasaan meliputi hampir seluruh Indonesia
timur. Semua itu terjadi pada masa pemerintahan Raja Jayeswara.

8
Raja Kediri yang terkenal ialah Jayabaya (1130-1160) yang terkenal
dengan Ramalan Jayabaya. Raja terakhir Kediri ialah Kertajaya. Pada masa
pemerintahannya, Kertajaya ingin dihormati dan disembah seperti dewa. Hal
ini membuat para Brahmana tidak senang dan mereka minta perlindungan
kepada Ken Angrok (sering disebut Arok) dari Tumapel.

Ken Arok akhirnya dapat mengalahkan Kertajaya pada tahun 1222.


Dengan demikian, berakhirlah Kerajaan Kediri. Ken Arok kemudian
mendirikan Kerajaan Singosari. Perebutan kekuasaan menjadi ciri khas
kerajaan yang didirikan oleh Ken Arok (1222-1227). Keberadaan Kerajaan
Singosari diketahui dari kitab Pararaton dan kitab Negarakertagama yang
ditulis oleh Prapanca. Sejarah Singosari dimulai dengan tindakan Ken Arok
membunuh Tunggul Ametung, akuwu di Tumapel. Ken Arok yang
beristrikan Ken Umang kemudian menikahi istri Tunggul Ametung, Ken
Dedes. Ken Dedes diramalkan akan menurunkan raja-raja besar. Ken Arok
kemudian dibunuh oleh Anusapati (anak tirinya). Anusapati memerintah
selama 21 tahun, 1227-1248. Kemudian, Tohjaya, anak Ken Arok dan Ken
Umang, membunuh Anusapati pada tahun 1248. Wisnuwardhana, anak dari
Anusapati, membunuh Tohjaya dan memerintah sampai tahun 1268.
Wisnuwardhana kemudian digantikan oleh Kertanegara.

Kertanegara adalah raja Singosari yang sangat terkenal. Dia memerintah


sampai tahun 1292. Kertanegara bercita-cita menyatukan Nusantara di bawah
Singosari. Pada masa Kertanegara, datang seorang utusan dari negeri Cina,
yaitu Kubilai Khan. Raja Kertanegara juga mengadakan ekspedisi Pamalayu
tahun 1275, menguasai Kerajaan Melayu dengan tujuan menghadang
serangan tentara Cina agar peperangan tidak terjadi di wilayah Kerajaan
Singasari. Dia banyak mengirimkan armadanya ke luar Singosari. Namun, hal
itulah yang kemudian menyebabkan kejatuhannya.

9
Ketika sebagian besar armadanya keluar Singosari, dia diserang oleh
Jayakatwang dariKediri. Kertanegara tewas, tetapi menantunya, Raden
Wijaya lolos karena sedang tidak berada di istana. Raden Wijaya kemudian
mendirikan Kerajaan Majapahit.

Dari catatan saudagar Cina, Kho Ku Fei pada tahun 1200, diketahui bahwa
pada masa pemerintahan Jayabaya, Kediri telah memilikimata uang emas dan
aturan pajak yang teratur.
Pada masa Jayabaya pula dihasilkan cerita Gatutkacasraya dan
Hariwangsa yang ditulis oleh Mpu Panuluh dan kitab Baratayudha yang
ditulis oleh Mpu Sedah. Ku Fei juga mencatat bahwa pada masa ini telah
dihasilkan sejumlah candi, antara lain Candi Panataran dan Candi Tuban.
Pada masa Singosari, Ken Arok telah mengembangkan perekonomian
rakyatnya. Kehidupan masyarakatnya aman dan sejahtera. Ken Arok
membuat patung Ken Dedes dan beberapa candi.

5. Kerajaan Majapahit

Tidak seperti kerajaan-kerajaan sebelumnya, sumber-sumber tentang


keberadaan Majapahit banyak ditemukan, antara lain melaluiprasasti, kitab-
kitab, dan berita-berita Cina. Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya,
menantu Raja Kertanegara dari Singosari. Raden Wijaya dinobatkan menjadi
raja pada tahun 1293. Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jaya Wardana
(1293 1309 M). Beliau menikah dengan keempat putri Kertanegara, yaitu:
Dyah Dewi Tribuwaneswari (permaisuri), Dyah Dewi Narendraduhita, Dyah
DewiPrajnaparamita, Dyah Dewi Gayatri. Langkah Raden Wijaya mengawini
putri Kertanegara diduga berlatar belakang politik, agar tidak terjadi
perebutan kekuasaan dan seluruh warisan jatuh ke tangannya.

10
Raden Wijaya adalah raja yang bijaksana. Semua pengikut Raden Wijaya
diberi jabatan sesuai jasanya. Nambi diangkat menjadi patih. Ronggolawe
diangkat menjadi Bupati Tuban. Sora diangkat sebagai Tumenggung. Kepala
desa Kudadu diberi Cima di Kudadu. Raden Wijaya kemudian digantikan
oleh Jayanegara atau Kala Gemet pada tahun 1309, beliau merupakan raja
yang lemah. Pada masa pemerintahan Jayanegara, terjadi serangkaian
pemberontakan: Ranggalawe (1231), Lembu Sora (1311), Jurudemung
(1313), Nambi(1316), dan Kuti (1319). Pemberontakan-pemberontakan
tersebut dapat dipadamkan karena jasa Gajah Mada. Jayanegara akhirnya
dibunuh oleh Tanca, tabib istananya, pada tahun 1328. Gajah Mada kemudian
membunuh Tanca. Seharusnya Gayatri, putri bungsu Raden Wijaya, berhak
menjadi raja. Tetapi karena Gayatri memilih bertapa, Tribuwanatunggadewi,
putrinya diangkat menjadi raja ketiga bergelar Tribuwanatunggadewi
Jayawisnuwardani.
Pada masa ini, terjadi pemberontakan Sadeng dan Kesa, tapi semuanya dapat
diatasi oleh Gajah Mada. Pada tahun 1350, Gayatriwafat.

Tribuwanatunggadewi segera turun tahta dan digantikan oleh putranya,


yaitu Hayam Wuruk (artinya ayam jantan muda) yang masih berusia 16
tahun. Hayam Wuruk merupakan raja yang membawa Majapahit mencapai
puncak kejayaan. Dengan didampingiMahapatih Gajah Mada, Hayam Wuruk
menjadikan Majapahit sebagai kerajaan yang sangat besar. Wilayah
kekuasaannya meliputiJawa, Nusa Tenggara, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan,
Maluku, Malaka, dan Tumasik (Singapura) serta Papua Barat.

11
BABIII

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari penjelasan yang sudah penulis paparkan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwasannya Agama Islam yang kini menjadi agama mayoritas
masyarakat Indonesia, merupakan hasil dari proses panjang. pengalaman
inkulturasi budaya mulai dari kepercayaan animisme masyarakat indonesia
terhadap benda-benda lalu berkembang pesatnya ajaran Hindu-Budha sampai
menyebarnya Islam di kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini tentu saja
mengilustrasikan adanya sebuah dialek intensif antara ajaran-ajaran inti islam
dengan tradisi dan tata nilai masyarakat Indonesia. Islam tampak sebagaimana
tradisi asli yang sulit untuk dihilangkan begitu saja.

Maka, wajah Islam yang mengalami inkulturasi dengan sebuah tradisi


tertentu akan mengandaikan dua alat yang menujukkan intensitas islam sebagai
agama yang universal. Pertama intrepretasi terhadap ajaran islam akan dipahami
sesuai dengan konteks zaman dan tempat dimana ia berkembang. Kedua, ajaran
Islam akan tampak lebih dinamis dan progressif dalam merespon tantangan yang
dihadapi oleh masyarakatnya. Dan, dengan demikian, Islam dapat menjadi
inspirator dalam setiap perubahan sosial sebuh masyarakat.

12
B. SARAN
Keterbatasan penyusun dalam menyusun makalah, membuat hal-hal yang
mendetail kurang tersentuh oleh penyusun, dan yakin bahwasanya masih banyak
hal-hal yang belum penyusun temukan sehingga pembahasan makalah ini menjadi
kurang mendalam. Oleh karenanya penyusun mengharapkan agar pembaca
melebarkan wawasannya lagi tentang hal-hal yang berkenaan dengan pembahasan
Agama Masyarakat Nusantara Sebelum Masuknya Islam Ke Wilayah Nusantara
Dan Kerajaan Pra Islam, dengan menemukan dan membaca langsung referensi-
referensi yang berkaitan dengan hal tersebut.
Makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi penulisan maupun segi
sumber makalah. oleh karena itu, kami dari pemakalah mengharapkan adanya
tanggapan, kritikan dan lain-lain dari teman-teman untuk kesempurnaan makalah
ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Thohir,Ajid. 2011. Studi Kawasan Dunia Islam Perspektif Etno Linguistik dan
Geo-Politik. Jakarta: Rajawali Press.

Ibrahim,Ahmad. 1989. Islam di Asia Tenggara. Jakarta: LP3ES.

http://silumanpisces.blogspot.com/2012/12/kerajaan-kerajaan-hindu-budha-
di.html Diakses pada 10 Oktober 2014.

http://ainuttijar.blogspot.com/2010/12/sejarah-kerajaan-kerajaan-di-
indonesia.html Diakses pada 10 Oktober 2014.

14

Anda mungkin juga menyukai