Anda di halaman 1dari 26

Mata Kuliah :

AGAMA KRISTEN PROTESTAN


(B-K20/ARS 1061)

Tugas besar:

MENGENAL TOKOH MARIA WALANDA MARAMIS


PAHLAWAN NASIONAL KRISTIANI
Mahasiswa / Nim :
Elyseba Marshanda Mudeng/20021102054

Dosen Pengampu :
Dwight Mooddy Rondonuwu., ST.,MT

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR
PRODI ARSITEKTUR
Manado 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur patut dipanjatkan kepada Tuhan kita Yesus Kristus karena hanya atas berkat
dan rahmat-Nya Makalah dengan judul “MENGENAL TOKOH MARIA WALANDA MARAMIS
PAHLAWAN NASIONAL KRISTIANI” dapat diselesaikan dengan baik. Tak lupa juga kita patut
memanjatkan doa ke hadirat-Nya yang kudus berkat penyertaan-Nya yang penuh kasih sehingga
kita bisa berada didunia ini sampai kepada waktu yang telah ditentukan-Nya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Besar pada
Mata Kuliah Agama Kristen Protestan dengan dosen pengampu Dwight Mooddy Rondonuwu.,
ST.,MT. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah pengetahuan
pembaca tentang Maria Walanda Maramis.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dwight Mooddy Rondonuwu.,
ST.,MT selaku dosen pengampu Mata Kuliah Agama Kristen Protestan dan juga kepada pihak-
pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan karena telah membantu penulis dalam proses
penyusunan makalah ini. Dalam proses penyusunannya, makalah ini telah membantu penulis
dengan menambah wawasan tentang Maria Walanda Maramis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan
kerendahan hati penulis memohon maaf jika ada kesalahan kata atau penulisan dalam makalah
ini. Kritik dan saran pun akan sangat diterima penulis demi penyempurnaan makalah ini.

Manado, 5 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1

1.1. LATAR BELAKANG ................................................................................................................ 1

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN ........................................................................................................ 2

1.2.1. Maksud..................................................................................................................... 2

1.2.2. Tujuan ...................................................................................................................... 2

1.3. SISTEMATIKA PENULISAN .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 4

2.1. MENGENAL MARIA WALANDA MARAMIS ........................................................................... 4


2.2. MEMPERJUANGKAN DERAJAT PEREMPUAN MINAHASA .................................................... 6
2.2.1. PINDAH KE MANADO ............................................................................................... 6
2.2.2. ORGANISASI PIKAT ................................................................................................... 7
2.3. MEMPERJUANGKAN HAK PEREMPUAN DALAM BIDANG POLITIK ...................................... 8
2.4. AKHIR HAYAT MARIA WALANDA MARAMIS ........................................................................ 9
2.5. PENCAPAIAN DAN PENGHARGAAN MARIA WALANDA MARAMIS ..................................... 9
2.6. PENGARUH PERJUANGAN MARIA WALANDA MARAMIS DALAM BIDANG PENDIDIKAN
DAN POLITIK ....................................................................................................................... 11
2.7. KRITERIA DAN DAFTAR NAMA PAHLAWAN NASIONAL ..................................................... 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................................................ 19

3.1. KESIMPULAN ...................................................................................................................... 19


3.2. SARAN ................................................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 20

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Foto Maria Walanda Maramis. Sumber:
https://manado.tribunnews.com/2014/11/30/maria-walanda-maramis-jadi-inspirasi-legislator-
wanita-minahasa-ini. .......................................................................................................................4
Gambar 2. Kenangan HUT Pernikahan ke-25 Maria Walanda-Maramis dan Joseph Maramis.
Sumber: https://www.kepogaul.com/tokoh/biografi-maria-walanda-maramis/. .........................5
Gambar 3. Kutipan Maria Walanda Maramis. Sumber: https://celoteh-
bijak.blogspot.com/2019/10/quotes-pahlawan-wanita-indonesia.html. ......................................6
Gambar 4. PIKAT bersama Ibu Tien Soeharto di Istana Negara 15 Oktober 1953. Sumber:
https://www.tribunnewswiki.com/2019/08/03/pahlawan-nasional-maria-walanda-maramis. ...7
Gambar 5. Monumen Maria Walanda Maramis di Maumbi. Sumber:
https://manado.tribunnews.com/2016/02/28/konde-dan-kacamata-maria-walanda-maramis-
masih-utuh-monumen-kesetiaan-maria-joseph?page=all. ...........................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki berbagai suku, ras dan agama.
Dibalik kesejahteraannya, ada banyak pahlawan yang berjuang mati-matian demi masa depan
Indonesia yang lebih indah tanpa penjajahan. Oleh karena itu, kita sebagai waga negara yang
telah menikmati kemerdekaan yang telah diberikan sudah sepatutnya kita menghormati dan
menghargai setiap pahlawan yang telah berjuang demi keberlangsungan negara Indonesia.
Kutipan “Bangsa yang besar merupakan bangsa yang menghormati jasa pahlawannya”
oleh Ir. Soekarno tentunya sudah banyak didengar dimana saja. Ironisnya, pada zaman yang
sekarang ini rasa hormat kepada jasa para pahlawan terlihat menurun. Padahal, kita tidak dapat
hidup bermegah dengan kemerdekaan bila tidak ada perjuangan para pahlawan yang rela
mempertaruhkan nyawanya demi Indonesia yang bebas dari penjajahan.
Untuk itu, sebagai umat yang percaya akan Yesus Kristus sudah sepatutnya kita selalu
mengingat, menghormati, dan menghargai jasa para pahlawan serta mengaplikasikannya
kedalam kehidupan sehari-hari. Dalam 2 Timotius 3:14 tertulis “Tetapi hendaklah engkau tetap
berpegang teguh pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu
mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu”. Berdasarkan ayat tersebut, kita harus
mengenal para pahlawan agar kiranya nilai-nilai perjuangan yang telah dikobarkan sejak dulu
tidak akan pernah padam dari kehidupan bermasyarakat Negara Indonesia.
Diantara berbagai Pahlawan Nasional Indonesia, terdapat 31 orang pahlawan yang
beragama Kristen. Salah satunya adalah perempuan asal Minahasa yang dikenal sebagai tokoh
yang memperjuangkan hak perempuan yang bernama Maria Walanda Maramis.
Ketertarikan saya membahas tokoh tersebut adalah karena ingin mengungkapkan betapa
hebatnya sosok Maria Walanda Maramis yang memperjuangkan hak wanita. Saya ingin untuk
memperlihatkan bahwa perjuangan untuk menyetarakan hak perempuan dan laki-laki itu dicapai
dengan melewati jalan yang penuh kerikil agar kiranya para perempuan dapat lebih semangat
lagi dan berani untuk melawan diskriminasi gender mengikuti jalan panutan kita yaitu Maria
Walanda Maramis.

1
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
1.2.1. Maksud
Adapun maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
dan wawasan mengenai Pahlawan Nasional yang beragama Kristen khususnya tokoh yang
memperjuangkan hak perempuan yaitu Maria Walanda Maramis yang berasal dari
Minahasa.

1.2.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
a. Untuk memenuhi Tugas Besar Mata Kuliah Agama Kristen Protestan;
b. Untuk mengetahui tentang biografi atau kehidupan Maria Walanda Maramis;
c. Untuk mengetahui tentang jalan perjuangan Maria Walanda Maramis; dan
d. Untuk mengetahui tentang peran Maria Walanda Maramis dalam perjuangan
perkembangan bangsa Indonesia.

1.3. SISTEMATIKA PENULISAN


1. Cover
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
4. Daftar Gambar
5. Bab I Pendahuluan
• Latar Belakang
• Maksud dan Tujuan
o Maksud
o Tujuan
• Sistematika Penulisan
6. Bab II Pembahasan
• Mengenal Maria Walanda Maramis
• Memperjuangkan Derajat Perempuan Minahasa
o Pindah ke Manado

2
o Organisasi PIKAT
• Akhir Hayat Maria Walanda Maramis
• Pencapaian dan Penghargaan Maria Walanda Maramis
• Pengaruh Perjuangan Maria Walanda Maramis dalam Bidang Pendidikan dan Politik
• Kriteria dan Daftar Nama Pahlawan Nasional
7. BAB III Penutup
• Kesimpulan
• Saran
8. Daftar Pustaka

3
BAB II PEMBAHASAN

2.1. MENGENAL MARIA WALANDA MARAMIS

Gambar 1. Foto Maria Walanda Maramis. Sumber:


https://manado.tribunnews.com/2014/11/30/maria-walanda-maramis-jadi-inspirasi-legislator-
wanita-minahasa-ini.

Maria Yoshepine Catharina Maramis atau lebih dikenal dengan Maria Walanda Maramis
merupakan wanita Minahasa yang lahir dari pasangan Bernadus Maramis dan Sarah Rotinsulu
pada tanggal 1 Desember 1872 di Kema, Sulawesi Utara. Beliau memiliki dua orang kakak
perempuan dan kakak laki-laki yang bernama Antje dan Andries. Keluarga ini hidup bergantung
pada penghasilan sang ayah yang berdagang kecil-kecilan, sedangkan sang ibu tak lebih dari
seorang ibu rumah tangga yang bertugas untuk mendidik dan membesarkan ketiga anaknya.
Sejak umur 6 tahun, Maria dan kedua kakaknya sudah menjadi yatim piatu karena kedua
orang tua mereka meninggal dalam waktu yang berdekatan. Kedua orang tuanya meninggal
akibat wabah penyakit kolera yang menyerang Minahasa pada masa itu. Oleh karena itu,
bersama dengan kedua kakaknya, Maria di asuh oleh paman (dari pihak ibu) dan tinggal di
Maumbi, Sulawesi Utara.

4
Di Maumbi, Maria dimasukkan di Sekolah Melayu oleh pamannya. Disana beliau belajar
tentang membaca dan menulis namun sedikit tentang ilmu sejarah. Kesempatan untuk dapat
melanjutkan Pendidikan ke jenjang yag lebih tinggi pun seakan mustahil bagi Maria.
Pada masa itu, adat di Minahasa tidak memperbolehkan kaum perempuan untuk dapat
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Tidak ada yang berani untuk melawan
adat tersebut. Maria merasa sangat tidak adil. Beliau berkerinduan hati untuk dapat bersekolah
tinggi dan mendapat ilmu yang banyak. Beliau ingin untuk dapat melanjutkan sekolah seperti
kakak laki-lakinya. Namun berbagai permintaan tersebut ditolak oleh sang paman.
Akhirnya sang paman pun menikahkan Maria dengan Joseph Frederik Calesung Walanda
yang merupakan seorang guru besar. Pernikahan kedua insan tersebut pun berlangsung pada
tahun 1890 pada waktu Maria berumur 18 tahun. Sejak saat itu, Maria Yoshepine Catharina
Maramis dikenal sebagai Maria Walanda Maramis.

Gambar 2. Kenangan HUT Pernikahan ke-25 Maria Walanda-Maramis dan Joseph Maramis.
Sumber: https://www.kepogaul.com/tokoh/biografi-maria-walanda-maramis/.

Ketika hidup berkeluarga di Maumbi bersama dengan sang suami, Maria pun mengenal
seorang Pendeta yang bernama Jan ten Hooven. Beliau merupakan Pendeta Belanda yang diutus
oleh Nederlandse Zendings Genootschap. Tugas yang dibawa oleh organisasi tersebut tidak hanya
penginjilan melainkan juga dengan mendirikan sekolah, klinik, dan bahkan rumah sakit untul
penduduk setempat. Dari keluarga Pendeta Jan ten Hooven Maria mendapat banyak ilmu,
seperti Bahasa Belanda yang dipelajarinya dari istri sang pendeta juga kiat-kiat yang tepat dalam
mendidik anak-anak pun di dapat dari istri sang pendeta.

5
Dari perkawinannya, Maria dikaruniai dengan tiga orang anak perempuan yaitu
Wilhelmina Frederika, Anna Pawlona, dan Albertine Pauline. Dengan pergaulan yang tepat, Maria
pun semakin semangat untuk memajukan kehidupan perempuan Minahasa agar setara dengan
para laki-laki untuk dapat bersekolah tinggi dan tidak di diskriminasi akibat gender.

2.2. MEMPERJUANGKAN DERAJAT PEREMPUAN MINAHASA


2.2.1. PINDAH KE MANADO
Ketika pindah di Manado karena suaminya mengalami kenaikan pangkat, lembar
perjuangan Maria pun dibuka. Dimulai dari memperjuangkan ketiga anaknya agar dapat
berpendidikan dengan layak, seperti mengajari mereka Bahasa Belanda sampai memasukan
mereka ke dalam sekolah Belanda. Keinginan Maria pun tidak hanya berhenti disitu saja,
Maria bermimpi agar anak-anaknya dapat bersekolah di Batavia agar kiranya anak-anaknya
dapat berdiri sendiri ditengah masyarakat sebagai perempuan yang berpendidikan.
Dengan berusaha keras meminta persetujuan dari suaminya, akhirnya Maria pun
dapat mengirim anak-anaknya ke Batavia untuk melanjutkan Pendidikan. Memang tekad dan
impian Maria ini sempat menjadi perbincangan dikalangan masyarakat karena dianggap
bertentangan dengan adat tua Minahasa yang sudah dipegang sejak lama. Namun Maria
tidak memperdulikan hal tersebut, beliau tetap berpendirian bahwa perempuan Minahasa
harus mampu untuk mendobrak adat Minahasa dan berdiri sederajat dengan para lelaki
demi memajukan Minahasa kedepannya.

Gambar 3. Kutipan Maria Walanda Maramis. Sumber: https://celoteh-


bijak.blogspot.com/2019/10/quotes-pahlawan-wanita-indonesia.html.

6
Maria beranggapan bahwa Pendidikan bagi perempuan itu penting karena
perempuan juga berperan besar sebagai pendidik bagi anak-anak untuk generasi kedepan.
Para perempuan harus dibekali dengan ilmu agar dapat mendidik anak-anak yang cerdas
yang kelak akan berguna bagi bangsa untuk generasi kedepan.
Gagasan-gagasan yang dipikirkan Maria pun akhirnya dimuat dalam Surat Kabar
Tjahaja Siang dengan upaya agar opini dari Maria dapat tersebar luas dalam masyarakat.
Dan masyarakat pun menerima opini Maria dengan baik.

2.2.2. ORGANISASI PIKAT


Pada 8 Juli 1917, pada waktu Maria berumur 45 tahun, didirikannya organisasi yang
bernama Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya yang disingkat dengan PIKAT. Latar
belakang dari berdirinya organisasi tersebut adalah karena Pendidikan yang tidak dapat
dirasakan sepenuhnya oleh kaum perempuan di Minahasa. Tujuan dari organisasi ini adalah:
a. Menyediakan suatu waktu bagi kaum wanita Minahasa, agara mereka dapat saling
bergaul dan mengenal.
b. Membina masa depan pemuda Minahasa.
c. Membiasakan para wanita Minahasa untuk mengeluarkan dan merumuskan
pandangan-pandangan serta pikirannya secara bebas.

Gambar 4. PIKAT bersama Ibu Tien Soeharto di Istana Negara 15 Oktober 1953. Sumber:
https://www.tribunnewswiki.com/2019/08/03/pahlawan-nasional-maria-walanda-maramis.

7
Tidak seperti kebanyakan organisasi perempuan yang ada di Indonesia, organisasi
PIKAT ini tidak terbentuk atas prakarsa golongan terkemuka atau golongan atas, dalam PIKAT
Maria yang berasal dari golongan biasa menjadi pencetus sekaligus ketua dari organisasi
tersebut.
Mengambil pengalaman serta inspirasinya sewaktu tinggal di Maumbi sewaktu
bergaul dengan Pendeta Ten Hove, Maria pun berkeinginan untuk dapat mendirikan sekolah
untuk para gadis agar organisasi PIKAT dapat lebih berkembang lagi. Dengan bersusah payah
mengusung idenya dalam rapat, akhirnya usulan Maria pun dapat diterima.
Pada tahun 1917, sudah ada banyak cabang PIKAT yang berdiri di Manado, Maumbi,
Motolig, dan Tondano. Ada dua program yang dijalankan oleh PIKAT. Yang pertama adalah
penerbitan majalah yang dianggap penting agar ide, gagasan, serta opini dari organisasi
tersebut dapat tersebar luas dalam masyarakat umum. Program yang kedua adalah
mendirikan suatu “Sekolah Rumah Tangga” untuk membantu Pendidikan kaum perempuan
di Minahasa agar keluar dari adat tua yang menghalangi perempuan untuk dapat
berkembang. Kemunculan PIKAT ini mendorong kaum perempuan untuk dapat lebih
berkembang dan lebih aktif dalam berorganisasi untuk dapat saling memajukan.

2.3. MEMPERJUANGKAN HAK PEREMPUAN DALAM BIDANG POLITIK


Pada tahun 1917, saat PIKAT sedang berkembang dengan pesatnya, datanglah seorang
pejabat Batavia yaitu Mr. Kindermen, untuk mengadakan pertemuan dengan pemuka-pemuka
masyarakat pada waktu itu mendirikan Minahasa Road yaitu sebuah dewan daerah yang
bertugas untuk memberikan pendapat, saran-saran, dan membantu mencari jalan keluar dari
berbagai masalah yang dihadapi residen. Maria mulai terlibat dalam lapangan politik dengan
mempelopori usaha-usaha agar kaum perempuan mendapatkan haknya untuk ikut dalam
pemilihan dan mengajukan diri sebagai anggota Minahasa Road, di mana saat itu kaum
perempuan dilarang untuk ikut berpartisipasi.
Maria mendatangi Residen Logemen namun mereka mengatakan bahwa mereka tidak
dapat mengubah keputusan dari Batavia. Alih-alih menyerah, Maria mulai mengampanyekan
idenya di Minahasa dan Batavia melalui surat-surat kabar yang dikirimkannya. Akhirnya usaha

8
Maria pun tidak sia-sia, masyarakat Minahasa tersentuh dengan tekad dan dedikasi Maria bagi
organisasi PIKAT untuk menaikkan derajat perempuan.
Akhirnya pada tahun 1921, Maria menerima surat yang menyampaikan bahwa
perempuan berhak untuk memilih dan dipilih sebagai anggota-anggota Minahasa Road.
Permasalahan ini pun kemudian menjadi pembahasan serius. Maria mengadakan rapat besar
yang dihadiri oleh anggota pikat dari berbagai daerah. Pada kesempatan itu, Maria meyakinkan
bahwa perjuangan untuk mendapat hak politik tidak harus berhenti di persoalan Minahasa Road
saja tetapi harus diperluas sampai ke pemilihan Hukum Besar di distrik-distrik, pemilihian Hukum
Kedua, dan para Hukum Tua di desa-desa.

2.4. AKHIR HAYAT MARIA WALANDA MARAMIS


Gagasan-gagasan Maria untuk masyarakat Minahasa sebenarnya masih banyak, namun
karena Maria sudah tua dan sakit-sakitan, gagasan tersebut berjalan diluar riwayatnya sendiri.
Maria menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Manado pada tanggal 22 April 1924
pada usia 51 tahun. Beliau dimakamkan di Maumbi, Sulawesi Utara. Pada detik-detik terakhir
hidupnya, beliau sempat berpesan kepada suami dan teman-temannya, “Tolong lanjutkan hidup
anakku yang bungsu, yaitu PIKAT”.
Tetapi tema sentral perjuangannya yaitu memberdayakan perempuan termasuk
peranannya sebagai pendidik agar bangsa memiliki generasi penerus yang handal telah berhasil
diwujudkan.

2.5. PENCAPAIAN DAN PENGHARGAAN MARIA WALANDA MARAMIS


Melalui permasalahan yang sengit sampai mempertaruhkan hidupnya untuk organisasi
PIKAT, usaha Maria Walanda Maramis tidak berujung sia-sia. Apa yang dia cita-citakan dapat
terwujud akibat tekad dan niatnya yang begitu besar. Mulai dari mendirikan organisasi PIKAT,
mendirikan Sekolah Rumah Tangga, bahkan sampai memperjuangkan hak politik kaum
perempuan di Minahasa. Jasanya tersebut berdampak begitu besar bagi perempuan-perempuan
yang ada di Minahasa dalam perkembangan derajat kaum perempuan sehingga makin dihargai
dan kaum perempuan pun akhirnya dapat memiliki peran yang setara dengan kaum pria dalam
kehidupan sosial.

9
Atas jasa-jasa Maria Walanda Maramis dibidang sosial khususnya dalam usaha
meningkatkan derajat kaum perempuan, Kepala Inspeksi Sosial Sulut serta restu Gubernur Sulut
H.V Worang, Maria Walanda Maramis diusulkan kepada pemerintah untuk ditetapkan sebagai
Pahlawan Nasional Indonesia. Pemerintah RI dengan pertimbangan yang matang yaitu dengan
memperhatikan perjuangannya yang tak kenal pamrih dan tidak pernah padam demi
pengembangan keadaan dan kemajuan wanita dalam penindasan, menetapkan Maria Walanda
Maramis sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sejajar dengan pahlawan-pahlawan wanita
lainnya di Indonesia pada tanggal 20 Mei 1969.

Gambar 5. Monumen Maria Walanda Maramis di Maumbi. Sumber:


https://manado.tribunnews.com/2016/02/28/konde-dan-kacamata-maria-walanda-maramis-
masih-utuh-monumen-kesetiaan-maria-joseph?page=all.

Monumen ini dibangun pada tanggal 8 Maret 1987 saat kepemimpinan Gubernur
Rantung. Sebelum dibangun monumen, lahan tersebut merupakan milik dari Joseph Frederick
Caselung Walanda dan merupakan tempat tinggal dari keluarga Maria Walanda Maramis. Setelah
mereka meninggal dan dimakamkan di taman pemakaman umum Desa Maumbi, rumah tinggal
mereka dihuni oleh keluarga dekat, sementara halaman rumah dijadikan lapangan olahraga voli.
Tidak jauh dari lapangan ada juga beberapa telaga ikan milik mereka. Beberapa puluh tahun
kemudian, Maria Walanda Maramis dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional atas jasa-jasanya.
Sejak saat itu, lahan yang awalnya menjadi tempat tinggal beliuai dibangun proyek besar untuk
pembangunan makam Pahlawan Nasional ini. Setiap fasilitas dan bangunan diubah menjadi lahan
kosong lalu dibuat taman yang ditengahnya terdapat patung Pahlawan Maria Walanda Maramis.

10
Patung itu berdiri di atas beton berbentuk kotak yang pada beberapa sisinya terukir relief
kehidupan di zaman pahlawan ini Berjaya dulu. Sedangkan pada bagian belakang terdapat dua
makam yang saling bersebelah dibawah atap yang ditopang empat tiang di setiap sudut. Kedua
makam tersebut merupakan milik dari Maria dan suaminya Joseph.

2.6. PENGARUH PERJUANGAN MARIA WALANDA MARAMIS DALAM BIDANG PENDIDIKAN


DAN POLITIK
Perjuangan Maria dalam bidang Pendidikan yaitu:
a. Berdirinya organisasi PIKAT pada tanggal 8 Juli 1917. Organisasi ini adalah organisai
perempuan pertama di Minahasa yang mempunyai cita-cita untuk meningkatkan keadaan
masyarakat dengan memperbaiki keadaan kaum perempuan khususnya dalam bidang
Pendidikan.
b. Berdirinya Sekolah Rumah Tangga yang dikhususkan bagi kaum perempuan. Sekolah ini
bertujuan untuk mempersiapkan seorang wanita yang kelak akan menjadi seorang ibu
rumah tangga, agar bisa mengatur kehidupan rumah tangga dengan teratur dan modern.
Pelajaran yang diberikan adalah memasak, mencuci, sterika, dan membersihkan rumah.
c. Mendirikan asrama untuk pelajar-pelajar sekolah maupun untuk orang lain yang
membutuhkan penginapan.
d. Wanita Minahasa mampu mendapat Pendidikan yang setara dengan kaum pria, terbukti
anak-anak Maria ke sekolah Pendidikan guru di Batavia. Setamat di sekolah itu, Wilhelmina
dan Anna Kembali ke Manado mengajar di Hollans Chinese School, sekolah yang didirikan
Belanda untuk anak-anak keturunan China.
e. Wanita Minahasa diperbolehkan ikut serta dalam organisasi Minahasa Road.

2.7. KRITERIA DAN DAFTAR NAMA PAHLAWAN NASIONAL


Sesuai dengan yang diatur dalam UU No. 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan
Kehormatan, persyaratan untuk menjadi Pahlawan Nasional adalah sebagai berikut:
Syarat Umum:
• WNI atau seseorang yang berjuang di wilayah yang sekarang menjadi wilayah NKRI.

11
• Memiliki integritas moral dan keteladanan.
• Berjasa terhadap bangsa dan Negara.
• Berkelakuan baik;
• Setia dan tidak menghianati bangsa dan Negara; dan tidak pernah dipidana penjara
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima)
tahun.
Syarat Khusus
• Pernah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik atau
perjuangan dalam bidang lain untuk mencapai, merebut, mempertahankan, dan mengisi
kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa;
• Tidak pernah menyerah pada musuh dalam perjuangan;
• Melakukan pengabdian dan perjuangan yang berlangsung hampir sepanjang hidupnya dan
melebihi tugas yang diembannya;
• Pernah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan
bangsa dan negara
• Pernah menghasilkan karya besar yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas-
atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa.
• Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan yang tinggi dan/atau melakukan
perjuangan, yang mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional;

Daftar nama Pahlawan Nasional Indonesia:


• Abdul Halim Majalengka
• Abdul Haris Nasution
• Abdul Kadir
• Abdul Kahar Mudzakkir
• Abdul Malik Karim Amrullah
• Abdul Muis
• Abdul Rahman Saleh
• Abdul Wahab Hasbullah

12
• Andi Abdullah Bau Massepe
• Abdurrahman Baswedan
• Achmad Subarjo
• Adam Malik
• Adnan Kapau Gani
• Nyi Ageng Serang
• Agus Salim
• Agustinus Adisucipto
• Ahmad Dahlan
• Ahmad Rifa'i
• Ahmad Yani
• Alexander Andries Maramis
• Alimin
• Amir Hamzah
• Andi Depu
• Antasari
• Arie Frederik Lasut
• Arnold Mononutu
• As'ad Syamsul Arifin
• Baabullah
• Bagindo Azizchan
• Basuki Rahmat
• Teungku Chik di Tiro
• Tjilik Riwut
• Tjipto Mangoenkoesoemo
• Tjokroaminoto
• Ernest Douwes Dekker
• Depati Amir
• Dewi Sartika
• Cut Nyak Dhien

13
• Diponegoro
• Donald Izacus Panjaitan
• Eddy Martadinata
• Fakhruddin
• Fatmawati
• Ferdinand Lumbantobing
• Frans Kaisiepo
• Gatot Mangkupraja
• Gatot Subroto
• Halim Perdanakusuma
• Hamengkubuwono I
• Hamengkubuwono IX
• Harun Bin Said
• Hasan Basry
• Hasanuddin
• Hasyim Asy'ari
• Herman Johannes
• Himayatuddin Muhammad Saidi
• Ida Anak Agung Gde Agung
• Idham Chalid
• Ilyas Yakoub
• Imam Bonjol
• Radin Inten II
• Iskandar Muda
• Ismail Marzuki
• Iswahyudi
• Iwa Kusumasumantri
• Izaak Huru Doko
• Jamin Ginting
• Janatin

14
• Jatikusumo
• Andi Jemma
• Johannes Abraham Dimara
• Johannes Leimena
• Juanda Kartawijaya
• Karel Satsuit Tubun
• Kartin
• Ignatius Joseph Kasimo
• Kasman Singodimedjo
• Katamso Darmokusumo
• I Gusti Ketut Jelantik Tidak diketahui
• I Gusti Ketut Puja
• Ki Bagus Hadikusumo
• Ki Hajar Dewantara
• Ki Sarmidi Mangunsarkoro
• Kiras Bangun
• Kusumah Atmaja
• La Maddukelleng
• Lafran Pane
• Lambertus Nicodemus Palar
• John Lie
• Machmud Singgirei Rumagesan
• Mahmud Badaruddin II
• Sultan Mahmud Riayat Syah
• Malahayati
• Mangkunegara I
• Andi Mappanyukki
• Maria Walanda Maramis
• Martha Christina Tiahahu
• Marthen Indey

15
• Mas Isman
• Mas Mansur
• Mas Tirtodarmo Haryono
• Maskun Sumadireja
• Cut Nyak Meutia
• Mohammad Hatta
• Mohammad Husni Thamrin
• Mohammad Natsir
• Teuku Muhammad Hasan
• Muhammad Mangundiprojo
• Muhammad Yamin
• Moehammad Jasin
• Muhammad Zainuddin Abdul Madjid
• Mustopo
• Muwardi
• Nani Wartabone
• I Gusti Ngurah Made Agung
• I Gusti Ngurah Rai
• Nuku Muhammad Amiruddin
• Noer Alie
• Teuku Nyak Arif
• Opu Daeng Risaju
• Oto Iskandar di Nata
• Pajonga Daeng Ngalie
• Pakubuwono VI
• Pakubuwono X
• Pangeran Muhammad Noor
• Pattimura
• Pierre Tendean
• Pong Tiku

16
• Raden Mattaher
• Raja Ali Haji
• Raja Haji Fisabilillah
• Rajiman Wediodiningrat
• Ranggong Daeng Romo
• Rasuna Said
• Robert Wolter Monginsidi
• Ruhana Kuddus
• Saharjo
• Sam Ratulangi
• Samanhudi
• Sarjito
• Silas Papare
• Sisingamangaraja XII
• Siswondo Parman
• Siti Hartinah
• Siti Walidah
• Slamet Rijadi
• Soedirman
• Albertus Soegijapranata
• Sugiyono Mangunwiyoto
• Suharso
• Soekanto Tjokrodiatmodjo
• Sukarjo Wiryopranoto
• Sukarni
• Soekarno
• Sultan Agung
• Andi Sultan Daeng Radja
• Supeno
• Supomo

17
• Suprapto
• Supriyadi
• Suroso
• Suryo
• Suryopranoto
• Sutan Mohammad Amin Nasution
• Sutan Syahrir
• Soetomo
• Sutomo
• Sutoyo Siswomiharjo
• Syafruddin Prawiranegara
• Syam'un
• Syarif Kasim II
• Tahi Bonar Simatupang
• Tuanku Tambusai
• Tan Malaka
• Thaha Syaifuddin
• Tirtayasa
• Tirto Adhi Suryo
• Teuku Umar
• Untung Surapati
• Urip Sumoharjo
• Wage Rudolf Supratman
• Wahid Hasyim
• Wahidin Sudirohusodo
• Wilhelmus Zakaria Johannes
• Yos Sudarso
• Yusuf Tajul Khalwati
• Zainal Mustafa
• Zainul Arifin

18
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Berkat segala perjuangan dan pertaruhan Maria Walanda Maramis, kaum perempuan
dapat merasakan kesetaraan dalam bidang Pendidikan dan juga bidang politik. Memiliki
keberanian untuk melawan adat dan melakukan perubahan pada masa itu bukanlah suatu hal
yang mudah. Saingan dan permasalahannya banyak untuk mencapai cita-citanya. Jasanya ini
sangat dikenang oleh negara, sebab berkat dirinya bibit-bibit unggul dari kaum perempuan dapat
lebih mengembangkan diri untuk dapat memajukan bangsa dan negara Indonesia.

3.2. SARAN
Teladan Maria Walanda Maramis sudah sepatunya untuk dikenang oleh bangsa
Indonesia, terlebih khusus kaum perempuan. Perjuangan beliau sampai untuk mempertaruhkan
nyawanya demi derajat perempuan setara dengan derajat laki-laki. Berkatnya, perempuan dapat
menikmati kehidupan social yang setara dengan laki-laki tanpa diskriminasi dan perempuan pada
masa yang sekarang ini dapat Pendidikan yang tinggi juga dapat mencari ilmu dimana saja.
Keberanian dan tekad Maria Walanda Maramis jangan kiranya dipadamkan namun harus di jaga
dan diteruskan kepada generasi-generasi yang selanjutnya. Ingat bahwa derajat kita sama,
jangan takut untuk melakukan sesuatu karena kita adalah perempuan. Jangan berpikir bahwa
kita tidak dapat melakukan sesuatu karena kita perempuan. Para wanita harus berani untuk
bercita-cita dan bersekolah setinggi mungkin dan jangan mau untuk di diskriminasi oleh siapa
saja. Perempuan harus berani dan bertekad besar seperti Maria Walanda Maramis.

19
DAFTAR PUSTAKA
Sumber literatur:
1. Murti Rahayu. 2014. Peran Maria Walanda Maramis dalam Meperjuangkan Kaum Wanita di
Sulawesi Utara Tahun 1872-1924. Diakses pada tanggal 29 November 2020.

Sumber Internet:
1. Iswara N. Raditya. 2020. Maria Walanda Maramis: Dia yang Melampaui dan Mengagumi
Kartini. https://tirto.id/maria-walanda-maramis-dia-yang-melampaui-dan-mengagumi-
kartini-cnb9. Diakses pada tanggal 29 November 2020 pukul 12.30.
2. Wikipedia. Maria Walanda Maramis.
https://id.wikipedia.org/wiki/Maria_Walanda_Maramis. Diakses pada 29 November 2020
pukul 01.00.
3. Wikipedia. Daftar Pahlawan Nasional Indonesia.
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_pahlawan_nasional_Indonesia. Diakses pada 6
Desember pukul 17.00.
4. Alexander Pattyranie. 2016. Konde dan Kacamata Maria Walanda Maramis Masih Utuh,
Monumen Kesetiaan Maria-Joseph. https://manado.tribunnews.com/2016/02/28/konde-
dan-kacamata-maria-walanda-maramis-masih-utuh-monumen-kesetiaan-maria-
joseph?page=all. Diakses pada tanggal 5 Desember 2020 pukul 09:30.
5. Yuli Nurhanisah. 2019. Kriteria Pahlawan Nasional.
http://indonesiabaik.id/motion_grafis/kriteria-pahlawan-nasional. Diakses pada tanggal 5
Desember pukul 09.30

20
Biodata Pribadi Mahasiswa

Nama lengkap : Elyseba Marshanda Mudeng


Tempat / Tanggal lahir : Bitung, 03 Mei 2003
Tempat tinggal saat ini : Malalayang 2, Manado, Sulawesi Utara.
Asal Sekolah : SMA Negeri 9 Binsus Manado
Asal Gereja : GMIM Victory Minanga Indah
Moto Hidup : Hidup hanya sekali, maka lakukanlah yang terbaik.
Alasan memilih kuliah di Arsitektur : Karena saya memiliki hobi menggambar dan tertarik dalam
bidang desain
Target selesai kapan ? Paling lama empat tahun
Target IP ? Tidak kurang dari 3.00
Organisasi kemahasiswaan yang akan diikuti : Himpunan Mahasiswa Arsitektur

Anda mungkin juga menyukai