Tugas besar:
Dosen Pengampu :
Dwight Mooddy Rondonuwu., ST.,MT
Puji syukur patut dipanjatkan kepada Tuhan kita Yesus Kristus karena hanya atas berkat
dan rahmat-Nya Makalah dengan judul “MENGENAL TOKOH MARIA WALANDA MARAMIS
PAHLAWAN NASIONAL KRISTIANI” dapat diselesaikan dengan baik. Tak lupa juga kita patut
memanjatkan doa ke hadirat-Nya yang kudus berkat penyertaan-Nya yang penuh kasih sehingga
kita bisa berada didunia ini sampai kepada waktu yang telah ditentukan-Nya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Besar pada
Mata Kuliah Agama Kristen Protestan dengan dosen pengampu Dwight Mooddy Rondonuwu.,
ST.,MT. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah pengetahuan
pembaca tentang Maria Walanda Maramis.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dwight Mooddy Rondonuwu.,
ST.,MT selaku dosen pengampu Mata Kuliah Agama Kristen Protestan dan juga kepada pihak-
pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan karena telah membantu penulis dalam proses
penyusunan makalah ini. Dalam proses penyusunannya, makalah ini telah membantu penulis
dengan menambah wawasan tentang Maria Walanda Maramis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan
kerendahan hati penulis memohon maaf jika ada kesalahan kata atau penulisan dalam makalah
ini. Kritik dan saran pun akan sangat diterima penulis demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i
1.2.1. Maksud..................................................................................................................... 2
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Foto Maria Walanda Maramis. Sumber:
https://manado.tribunnews.com/2014/11/30/maria-walanda-maramis-jadi-inspirasi-legislator-
wanita-minahasa-ini. .......................................................................................................................4
Gambar 2. Kenangan HUT Pernikahan ke-25 Maria Walanda-Maramis dan Joseph Maramis.
Sumber: https://www.kepogaul.com/tokoh/biografi-maria-walanda-maramis/. .........................5
Gambar 3. Kutipan Maria Walanda Maramis. Sumber: https://celoteh-
bijak.blogspot.com/2019/10/quotes-pahlawan-wanita-indonesia.html. ......................................6
Gambar 4. PIKAT bersama Ibu Tien Soeharto di Istana Negara 15 Oktober 1953. Sumber:
https://www.tribunnewswiki.com/2019/08/03/pahlawan-nasional-maria-walanda-maramis. ...7
Gambar 5. Monumen Maria Walanda Maramis di Maumbi. Sumber:
https://manado.tribunnews.com/2016/02/28/konde-dan-kacamata-maria-walanda-maramis-
masih-utuh-monumen-kesetiaan-maria-joseph?page=all. ...........................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
1.2.1. Maksud
Adapun maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
dan wawasan mengenai Pahlawan Nasional yang beragama Kristen khususnya tokoh yang
memperjuangkan hak perempuan yaitu Maria Walanda Maramis yang berasal dari
Minahasa.
1.2.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
a. Untuk memenuhi Tugas Besar Mata Kuliah Agama Kristen Protestan;
b. Untuk mengetahui tentang biografi atau kehidupan Maria Walanda Maramis;
c. Untuk mengetahui tentang jalan perjuangan Maria Walanda Maramis; dan
d. Untuk mengetahui tentang peran Maria Walanda Maramis dalam perjuangan
perkembangan bangsa Indonesia.
2
o Organisasi PIKAT
• Akhir Hayat Maria Walanda Maramis
• Pencapaian dan Penghargaan Maria Walanda Maramis
• Pengaruh Perjuangan Maria Walanda Maramis dalam Bidang Pendidikan dan Politik
• Kriteria dan Daftar Nama Pahlawan Nasional
7. BAB III Penutup
• Kesimpulan
• Saran
8. Daftar Pustaka
3
BAB II PEMBAHASAN
Maria Yoshepine Catharina Maramis atau lebih dikenal dengan Maria Walanda Maramis
merupakan wanita Minahasa yang lahir dari pasangan Bernadus Maramis dan Sarah Rotinsulu
pada tanggal 1 Desember 1872 di Kema, Sulawesi Utara. Beliau memiliki dua orang kakak
perempuan dan kakak laki-laki yang bernama Antje dan Andries. Keluarga ini hidup bergantung
pada penghasilan sang ayah yang berdagang kecil-kecilan, sedangkan sang ibu tak lebih dari
seorang ibu rumah tangga yang bertugas untuk mendidik dan membesarkan ketiga anaknya.
Sejak umur 6 tahun, Maria dan kedua kakaknya sudah menjadi yatim piatu karena kedua
orang tua mereka meninggal dalam waktu yang berdekatan. Kedua orang tuanya meninggal
akibat wabah penyakit kolera yang menyerang Minahasa pada masa itu. Oleh karena itu,
bersama dengan kedua kakaknya, Maria di asuh oleh paman (dari pihak ibu) dan tinggal di
Maumbi, Sulawesi Utara.
4
Di Maumbi, Maria dimasukkan di Sekolah Melayu oleh pamannya. Disana beliau belajar
tentang membaca dan menulis namun sedikit tentang ilmu sejarah. Kesempatan untuk dapat
melanjutkan Pendidikan ke jenjang yag lebih tinggi pun seakan mustahil bagi Maria.
Pada masa itu, adat di Minahasa tidak memperbolehkan kaum perempuan untuk dapat
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Tidak ada yang berani untuk melawan
adat tersebut. Maria merasa sangat tidak adil. Beliau berkerinduan hati untuk dapat bersekolah
tinggi dan mendapat ilmu yang banyak. Beliau ingin untuk dapat melanjutkan sekolah seperti
kakak laki-lakinya. Namun berbagai permintaan tersebut ditolak oleh sang paman.
Akhirnya sang paman pun menikahkan Maria dengan Joseph Frederik Calesung Walanda
yang merupakan seorang guru besar. Pernikahan kedua insan tersebut pun berlangsung pada
tahun 1890 pada waktu Maria berumur 18 tahun. Sejak saat itu, Maria Yoshepine Catharina
Maramis dikenal sebagai Maria Walanda Maramis.
Gambar 2. Kenangan HUT Pernikahan ke-25 Maria Walanda-Maramis dan Joseph Maramis.
Sumber: https://www.kepogaul.com/tokoh/biografi-maria-walanda-maramis/.
Ketika hidup berkeluarga di Maumbi bersama dengan sang suami, Maria pun mengenal
seorang Pendeta yang bernama Jan ten Hooven. Beliau merupakan Pendeta Belanda yang diutus
oleh Nederlandse Zendings Genootschap. Tugas yang dibawa oleh organisasi tersebut tidak hanya
penginjilan melainkan juga dengan mendirikan sekolah, klinik, dan bahkan rumah sakit untul
penduduk setempat. Dari keluarga Pendeta Jan ten Hooven Maria mendapat banyak ilmu,
seperti Bahasa Belanda yang dipelajarinya dari istri sang pendeta juga kiat-kiat yang tepat dalam
mendidik anak-anak pun di dapat dari istri sang pendeta.
5
Dari perkawinannya, Maria dikaruniai dengan tiga orang anak perempuan yaitu
Wilhelmina Frederika, Anna Pawlona, dan Albertine Pauline. Dengan pergaulan yang tepat, Maria
pun semakin semangat untuk memajukan kehidupan perempuan Minahasa agar setara dengan
para laki-laki untuk dapat bersekolah tinggi dan tidak di diskriminasi akibat gender.
6
Maria beranggapan bahwa Pendidikan bagi perempuan itu penting karena
perempuan juga berperan besar sebagai pendidik bagi anak-anak untuk generasi kedepan.
Para perempuan harus dibekali dengan ilmu agar dapat mendidik anak-anak yang cerdas
yang kelak akan berguna bagi bangsa untuk generasi kedepan.
Gagasan-gagasan yang dipikirkan Maria pun akhirnya dimuat dalam Surat Kabar
Tjahaja Siang dengan upaya agar opini dari Maria dapat tersebar luas dalam masyarakat.
Dan masyarakat pun menerima opini Maria dengan baik.
Gambar 4. PIKAT bersama Ibu Tien Soeharto di Istana Negara 15 Oktober 1953. Sumber:
https://www.tribunnewswiki.com/2019/08/03/pahlawan-nasional-maria-walanda-maramis.
7
Tidak seperti kebanyakan organisasi perempuan yang ada di Indonesia, organisasi
PIKAT ini tidak terbentuk atas prakarsa golongan terkemuka atau golongan atas, dalam PIKAT
Maria yang berasal dari golongan biasa menjadi pencetus sekaligus ketua dari organisasi
tersebut.
Mengambil pengalaman serta inspirasinya sewaktu tinggal di Maumbi sewaktu
bergaul dengan Pendeta Ten Hove, Maria pun berkeinginan untuk dapat mendirikan sekolah
untuk para gadis agar organisasi PIKAT dapat lebih berkembang lagi. Dengan bersusah payah
mengusung idenya dalam rapat, akhirnya usulan Maria pun dapat diterima.
Pada tahun 1917, sudah ada banyak cabang PIKAT yang berdiri di Manado, Maumbi,
Motolig, dan Tondano. Ada dua program yang dijalankan oleh PIKAT. Yang pertama adalah
penerbitan majalah yang dianggap penting agar ide, gagasan, serta opini dari organisasi
tersebut dapat tersebar luas dalam masyarakat umum. Program yang kedua adalah
mendirikan suatu “Sekolah Rumah Tangga” untuk membantu Pendidikan kaum perempuan
di Minahasa agar keluar dari adat tua yang menghalangi perempuan untuk dapat
berkembang. Kemunculan PIKAT ini mendorong kaum perempuan untuk dapat lebih
berkembang dan lebih aktif dalam berorganisasi untuk dapat saling memajukan.
8
Maria pun tidak sia-sia, masyarakat Minahasa tersentuh dengan tekad dan dedikasi Maria bagi
organisasi PIKAT untuk menaikkan derajat perempuan.
Akhirnya pada tahun 1921, Maria menerima surat yang menyampaikan bahwa
perempuan berhak untuk memilih dan dipilih sebagai anggota-anggota Minahasa Road.
Permasalahan ini pun kemudian menjadi pembahasan serius. Maria mengadakan rapat besar
yang dihadiri oleh anggota pikat dari berbagai daerah. Pada kesempatan itu, Maria meyakinkan
bahwa perjuangan untuk mendapat hak politik tidak harus berhenti di persoalan Minahasa Road
saja tetapi harus diperluas sampai ke pemilihan Hukum Besar di distrik-distrik, pemilihian Hukum
Kedua, dan para Hukum Tua di desa-desa.
9
Atas jasa-jasa Maria Walanda Maramis dibidang sosial khususnya dalam usaha
meningkatkan derajat kaum perempuan, Kepala Inspeksi Sosial Sulut serta restu Gubernur Sulut
H.V Worang, Maria Walanda Maramis diusulkan kepada pemerintah untuk ditetapkan sebagai
Pahlawan Nasional Indonesia. Pemerintah RI dengan pertimbangan yang matang yaitu dengan
memperhatikan perjuangannya yang tak kenal pamrih dan tidak pernah padam demi
pengembangan keadaan dan kemajuan wanita dalam penindasan, menetapkan Maria Walanda
Maramis sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sejajar dengan pahlawan-pahlawan wanita
lainnya di Indonesia pada tanggal 20 Mei 1969.
Monumen ini dibangun pada tanggal 8 Maret 1987 saat kepemimpinan Gubernur
Rantung. Sebelum dibangun monumen, lahan tersebut merupakan milik dari Joseph Frederick
Caselung Walanda dan merupakan tempat tinggal dari keluarga Maria Walanda Maramis. Setelah
mereka meninggal dan dimakamkan di taman pemakaman umum Desa Maumbi, rumah tinggal
mereka dihuni oleh keluarga dekat, sementara halaman rumah dijadikan lapangan olahraga voli.
Tidak jauh dari lapangan ada juga beberapa telaga ikan milik mereka. Beberapa puluh tahun
kemudian, Maria Walanda Maramis dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional atas jasa-jasanya.
Sejak saat itu, lahan yang awalnya menjadi tempat tinggal beliuai dibangun proyek besar untuk
pembangunan makam Pahlawan Nasional ini. Setiap fasilitas dan bangunan diubah menjadi lahan
kosong lalu dibuat taman yang ditengahnya terdapat patung Pahlawan Maria Walanda Maramis.
10
Patung itu berdiri di atas beton berbentuk kotak yang pada beberapa sisinya terukir relief
kehidupan di zaman pahlawan ini Berjaya dulu. Sedangkan pada bagian belakang terdapat dua
makam yang saling bersebelah dibawah atap yang ditopang empat tiang di setiap sudut. Kedua
makam tersebut merupakan milik dari Maria dan suaminya Joseph.
11
• Memiliki integritas moral dan keteladanan.
• Berjasa terhadap bangsa dan Negara.
• Berkelakuan baik;
• Setia dan tidak menghianati bangsa dan Negara; dan tidak pernah dipidana penjara
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima)
tahun.
Syarat Khusus
• Pernah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik atau
perjuangan dalam bidang lain untuk mencapai, merebut, mempertahankan, dan mengisi
kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa;
• Tidak pernah menyerah pada musuh dalam perjuangan;
• Melakukan pengabdian dan perjuangan yang berlangsung hampir sepanjang hidupnya dan
melebihi tugas yang diembannya;
• Pernah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan
bangsa dan negara
• Pernah menghasilkan karya besar yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas-
atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa.
• Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan yang tinggi dan/atau melakukan
perjuangan, yang mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional;
12
• Andi Abdullah Bau Massepe
• Abdurrahman Baswedan
• Achmad Subarjo
• Adam Malik
• Adnan Kapau Gani
• Nyi Ageng Serang
• Agus Salim
• Agustinus Adisucipto
• Ahmad Dahlan
• Ahmad Rifa'i
• Ahmad Yani
• Alexander Andries Maramis
• Alimin
• Amir Hamzah
• Andi Depu
• Antasari
• Arie Frederik Lasut
• Arnold Mononutu
• As'ad Syamsul Arifin
• Baabullah
• Bagindo Azizchan
• Basuki Rahmat
• Teungku Chik di Tiro
• Tjilik Riwut
• Tjipto Mangoenkoesoemo
• Tjokroaminoto
• Ernest Douwes Dekker
• Depati Amir
• Dewi Sartika
• Cut Nyak Dhien
13
• Diponegoro
• Donald Izacus Panjaitan
• Eddy Martadinata
• Fakhruddin
• Fatmawati
• Ferdinand Lumbantobing
• Frans Kaisiepo
• Gatot Mangkupraja
• Gatot Subroto
• Halim Perdanakusuma
• Hamengkubuwono I
• Hamengkubuwono IX
• Harun Bin Said
• Hasan Basry
• Hasanuddin
• Hasyim Asy'ari
• Herman Johannes
• Himayatuddin Muhammad Saidi
• Ida Anak Agung Gde Agung
• Idham Chalid
• Ilyas Yakoub
• Imam Bonjol
• Radin Inten II
• Iskandar Muda
• Ismail Marzuki
• Iswahyudi
• Iwa Kusumasumantri
• Izaak Huru Doko
• Jamin Ginting
• Janatin
14
• Jatikusumo
• Andi Jemma
• Johannes Abraham Dimara
• Johannes Leimena
• Juanda Kartawijaya
• Karel Satsuit Tubun
• Kartin
• Ignatius Joseph Kasimo
• Kasman Singodimedjo
• Katamso Darmokusumo
• I Gusti Ketut Jelantik Tidak diketahui
• I Gusti Ketut Puja
• Ki Bagus Hadikusumo
• Ki Hajar Dewantara
• Ki Sarmidi Mangunsarkoro
• Kiras Bangun
• Kusumah Atmaja
• La Maddukelleng
• Lafran Pane
• Lambertus Nicodemus Palar
• John Lie
• Machmud Singgirei Rumagesan
• Mahmud Badaruddin II
• Sultan Mahmud Riayat Syah
• Malahayati
• Mangkunegara I
• Andi Mappanyukki
• Maria Walanda Maramis
• Martha Christina Tiahahu
• Marthen Indey
15
• Mas Isman
• Mas Mansur
• Mas Tirtodarmo Haryono
• Maskun Sumadireja
• Cut Nyak Meutia
• Mohammad Hatta
• Mohammad Husni Thamrin
• Mohammad Natsir
• Teuku Muhammad Hasan
• Muhammad Mangundiprojo
• Muhammad Yamin
• Moehammad Jasin
• Muhammad Zainuddin Abdul Madjid
• Mustopo
• Muwardi
• Nani Wartabone
• I Gusti Ngurah Made Agung
• I Gusti Ngurah Rai
• Nuku Muhammad Amiruddin
• Noer Alie
• Teuku Nyak Arif
• Opu Daeng Risaju
• Oto Iskandar di Nata
• Pajonga Daeng Ngalie
• Pakubuwono VI
• Pakubuwono X
• Pangeran Muhammad Noor
• Pattimura
• Pierre Tendean
• Pong Tiku
16
• Raden Mattaher
• Raja Ali Haji
• Raja Haji Fisabilillah
• Rajiman Wediodiningrat
• Ranggong Daeng Romo
• Rasuna Said
• Robert Wolter Monginsidi
• Ruhana Kuddus
• Saharjo
• Sam Ratulangi
• Samanhudi
• Sarjito
• Silas Papare
• Sisingamangaraja XII
• Siswondo Parman
• Siti Hartinah
• Siti Walidah
• Slamet Rijadi
• Soedirman
• Albertus Soegijapranata
• Sugiyono Mangunwiyoto
• Suharso
• Soekanto Tjokrodiatmodjo
• Sukarjo Wiryopranoto
• Sukarni
• Soekarno
• Sultan Agung
• Andi Sultan Daeng Radja
• Supeno
• Supomo
17
• Suprapto
• Supriyadi
• Suroso
• Suryo
• Suryopranoto
• Sutan Mohammad Amin Nasution
• Sutan Syahrir
• Soetomo
• Sutomo
• Sutoyo Siswomiharjo
• Syafruddin Prawiranegara
• Syam'un
• Syarif Kasim II
• Tahi Bonar Simatupang
• Tuanku Tambusai
• Tan Malaka
• Thaha Syaifuddin
• Tirtayasa
• Tirto Adhi Suryo
• Teuku Umar
• Untung Surapati
• Urip Sumoharjo
• Wage Rudolf Supratman
• Wahid Hasyim
• Wahidin Sudirohusodo
• Wilhelmus Zakaria Johannes
• Yos Sudarso
• Yusuf Tajul Khalwati
• Zainal Mustafa
• Zainul Arifin
18
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Berkat segala perjuangan dan pertaruhan Maria Walanda Maramis, kaum perempuan
dapat merasakan kesetaraan dalam bidang Pendidikan dan juga bidang politik. Memiliki
keberanian untuk melawan adat dan melakukan perubahan pada masa itu bukanlah suatu hal
yang mudah. Saingan dan permasalahannya banyak untuk mencapai cita-citanya. Jasanya ini
sangat dikenang oleh negara, sebab berkat dirinya bibit-bibit unggul dari kaum perempuan dapat
lebih mengembangkan diri untuk dapat memajukan bangsa dan negara Indonesia.
3.2. SARAN
Teladan Maria Walanda Maramis sudah sepatunya untuk dikenang oleh bangsa
Indonesia, terlebih khusus kaum perempuan. Perjuangan beliau sampai untuk mempertaruhkan
nyawanya demi derajat perempuan setara dengan derajat laki-laki. Berkatnya, perempuan dapat
menikmati kehidupan social yang setara dengan laki-laki tanpa diskriminasi dan perempuan pada
masa yang sekarang ini dapat Pendidikan yang tinggi juga dapat mencari ilmu dimana saja.
Keberanian dan tekad Maria Walanda Maramis jangan kiranya dipadamkan namun harus di jaga
dan diteruskan kepada generasi-generasi yang selanjutnya. Ingat bahwa derajat kita sama,
jangan takut untuk melakukan sesuatu karena kita adalah perempuan. Jangan berpikir bahwa
kita tidak dapat melakukan sesuatu karena kita perempuan. Para wanita harus berani untuk
bercita-cita dan bersekolah setinggi mungkin dan jangan mau untuk di diskriminasi oleh siapa
saja. Perempuan harus berani dan bertekad besar seperti Maria Walanda Maramis.
19
DAFTAR PUSTAKA
Sumber literatur:
1. Murti Rahayu. 2014. Peran Maria Walanda Maramis dalam Meperjuangkan Kaum Wanita di
Sulawesi Utara Tahun 1872-1924. Diakses pada tanggal 29 November 2020.
Sumber Internet:
1. Iswara N. Raditya. 2020. Maria Walanda Maramis: Dia yang Melampaui dan Mengagumi
Kartini. https://tirto.id/maria-walanda-maramis-dia-yang-melampaui-dan-mengagumi-
kartini-cnb9. Diakses pada tanggal 29 November 2020 pukul 12.30.
2. Wikipedia. Maria Walanda Maramis.
https://id.wikipedia.org/wiki/Maria_Walanda_Maramis. Diakses pada 29 November 2020
pukul 01.00.
3. Wikipedia. Daftar Pahlawan Nasional Indonesia.
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_pahlawan_nasional_Indonesia. Diakses pada 6
Desember pukul 17.00.
4. Alexander Pattyranie. 2016. Konde dan Kacamata Maria Walanda Maramis Masih Utuh,
Monumen Kesetiaan Maria-Joseph. https://manado.tribunnews.com/2016/02/28/konde-
dan-kacamata-maria-walanda-maramis-masih-utuh-monumen-kesetiaan-maria-
joseph?page=all. Diakses pada tanggal 5 Desember 2020 pukul 09:30.
5. Yuli Nurhanisah. 2019. Kriteria Pahlawan Nasional.
http://indonesiabaik.id/motion_grafis/kriteria-pahlawan-nasional. Diakses pada tanggal 5
Desember pukul 09.30
20
Biodata Pribadi Mahasiswa