Disusunoleh:
Muhammad Mirza
X-IPS 1
SMA NEGERI 23 JAKARTA
JAKARTA
2017
LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL : Ki Hajardewantara
Dengan ini, bahwasanya penulisan Makalah ini telah disetujui oleh Guru Sejarah
i
Irma Rahmawati.
MOTTO
M. Mirza
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada para pembimbing yang telah
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan olehnya itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
Penulis berharap agar makalah ini dapat berguna bagi para pembaca serta dapat
dijadikan sebagai bahan pembelajaran. Demikian sepatah kata dari penulis tentang
wabarakatu.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... i
MOTTO........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
2.1 Riwayat....................................................................................... 6
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
iv
BAB I
KI HADJAR DEWANTARA
Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara.Beliau adalah Pendiri
Beliau adalah anggota Organisasi Boedi Oetomo pada tahun 1908 kemudian
Pendidikan Nasional mendapat gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Gajah
Mada pada tahun 1957 dan dijadikan Pahlawan Pergeraka Nasional (Surat Keputusan
1
Sejak zaman perjuangan kemerdekaan dahulu, para pejuang serta perintis
kemerdekaan telah menyadari bahwa pendidikan merupakan faktor yang sangat vital
belenggu penjajahan. Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa disamping melalui
kepentingan pemerintah penjajahan, maka sistem pendidikan rakyat yang sudah ada
perlu dibina dan dikembangkan untuk menjangkau kepentingan rakyat secara lebih
luas.
yang pada umumnya berorientasi keagamaan, maka pada masa itu muncul seorang
tokoh muda Raden Mas Soewardi Soeryaningrat atau yang dikenal dengan nama Ki
pendidikan sebagai bagian dari alat perjuangan meraih kemerdekaan. Setelah itu ia
didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk memperoleh
2
keseriusannya mencurahkan perhatian dalam dunia pendidikan di Tamansiswa, ia
juga tetap rajin menulis.Namun tema tulisannya beralih dari nuansa politik ke
Dalam makalah ini, saya akan membahas, Siapakah nama asli ki hajar
melanjutkan pendidikan setelah tamat dari sekolah dasar belanda?, Apa pekerjaan
Organisasi apa yg beliau ikuti ?Apa karya pertama nya? Dan Bagaimana silislah
keluarga beliau.
sempat melanjut keSTOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat
3
karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat
Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Pada masanya, ia tergolong penulis handal.
Aktivitas pergerakan.
Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam organisasi
sosial dan politik. Sejak berdirinya Boedi Oetomo (BO) tahun 1908, ia aktif di seksi
Indonesia (terutama Jawa) pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan
diorganisasi olehnya.
warga, termasuk pribumi, untuk perayaan kemerdekaan Belanda dari Perancis pada
tahun 1913, timbul reaksi kritis dari kalangan nasionalis, termasuk Soewardi. Ia
kemudian menulis "Een voor Allen maar Ook Allen voor Een" atau "Satu untuk
Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga". Namun kolom KHD yang paling terkenal
4
Exprespimpinan DD, 13 Juli 1913. Isi artikel ini terasa pedas sekali di kalangan
pejabat Hindia Belanda. Kutipan tulisan tersebut antara lain sebagai berikut.
pesta kemerdekaan di negeri yang telah kita rampas sendiri kemerdekaannya. Sejajar
dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk
menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita
keruk pula kantongnya. Ayo teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku
Beberapa pejabat Belanda menyangsikan tulisan ini asli dibuat oleh Soewardi
sendiri karena gaya bahasanya yang berbeda dari tulisan-tulisannya sebelum ini.
Jenderal Idenburg dan akan diasingkan ke Pulau Bangka (atas permintaan sendiri).
dan akhirnya mereka bertiga diasingkan ke Belanda (1913).Ketiga tokoh ini dikenal
5
BAB II
2.1 Riwayat
keluarga kraton Yogyakarta. Raden Mas Soewardi Soeryaningrat, saat genap berusia
depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat,
tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai wartawan di beberapa
surat kabar antara lain Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia,
Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara. Pada masanya, ia tergolong penulis
6
Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam organisasi
sosial dan politik. Pada tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo untuk
Kemudian, bersama Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Cipto
melalui Gubernur Jendral Idenburg berusaha menghalangi kehadiran partai ini dengan
menolak pendaftaran itu pada tanggal 11 Maret 1913.Karena organisasi ini dianggap
Belanda yang bermaksud merayakan seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari
penjajahan Prancis dengan menarik uang dari rakyat jajahannya untuk membiayai
berjudul Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een
voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu
Juga). Tulisan Seandainya Aku Seorang Belanda yang dimuat dalam surat kabar de
7
Expres milik dr. Douwes Dekker. Akibat karangannya yang menghina itu, pemerintah
hukuman dengan menunjuk sebuah tempat tinggal yang boleh bagi seseorang untuk
banyak hal dari pada didaerah terpencil. Akhirnya mereka diijinkan ke Negeri
hingga memperoleh Europeesche Akte, suatu ijazah pendidikan yang bergengsi yang
Dalam studinya ini Soewardi terpikat pada ide-ide sejumlah tokoh pendidikan Barat,
seperti Froebel dan Montessori, serta pergerakan pendidikan India, Santiniketan, oleh
kembali ke tanah air di tahun 1918. Di tanah air ia mencurahkan perhatian di bidang
8
pendidikan sebagai bagian dari alat perjuangan meraih kemerdekaan. Ia mendirikan
didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk memperoleh
Nama Ki Hadjar Dewantara bukan saja diabadikan sebagai seorang tokoh dan
tanggal 28 November 1959. Penghargaan lain yang diterimanya adalah gelar Doctor
Dua tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa itu, ia meninggal
dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta dan dimakamkan di sana. Kemudian
oleh pihak penerus perguruan Taman Siswa, didirikan Museum Dewantara Kirti
9
Griya, Yogyakarta, untuk melestarikan nilai-nilai semangat perjuangan Ki Hadjar
museum yang berupa karya tulis atau konsep dan risalah-risalah penting serta data
sebagai seorang seniman telah direkam dalam mikrofilm dan dilaminasi atas bantuan
definisi pendidikan, apabila dilihat dari sudut aliran filsafat pendidikan evolusionistis
modern yang kompleks dan rumit kaitannya, yang lebih individualisis sehinga
dirumuskan dalam definisi pendidikan dapat dicari pada rumusan tentang tujuan
pendidikannya.
10
“Membentuk manusia susila yang cakap dan warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab atas kesejahteraan Negara dan tanah air.” Dalam rumusan ini
hakekat manusia sebagai suatu aspek yang bernilai martabat yang sama, sehinga yang
satu tidak boleh mencaplok atau menghisap yang lain, artinya manusia dihisap warga
dan kejayaan Negara, dan sebaliknya hilangnya aspek warganegara dan mengarah ke
bawah ini: “Pendidikan adalah kegiatan atau proses dengan mana individual dibina
agar loyal setia tanpa sarat dan penyesuaian membuka pada kelompok atau lembaga
soial.” Definisi pendidikan ini disamping berlaku pada Negara totaliter yang dengan
monisme kebudayaan, juga berlaku pada masyarakat yang ketat berpegang teguh
konservatif.
dengan definisi konsep pendidikan di atas. Sedang para psikolog lebih dekat dekat
11
adalah bahwa pendekatan social meninjau proses pendidikan dalam kaitannya dengan
meninjau proses pendidikan dari sudut proses internal dalam diri manusia, sehinga
mendidik itu sendiri. Menurut Kihajar Dewantara mendidik dalam arti yang
12
Ketika setiap peserta didik mampu menguasai dirinya, mereka akan mampu
juga menentukan sikapnya. Dengan demikian akan tumbuh sikap yang mandiri dan
dewasa. Dalam konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara ada 2 hal yang harus
dibedakan yaitu sistem “Pengajaran” dan “Pendidikan” yang harus bersinergis satu
sama lain. Pengajaran bersifat memerdekakan manusia dari aspek hidup lahiriah
dari aspek hidup batin (otonomi berpikir dan mengambil keputusan, martabat,
bangsa ini dan mengingat pentingnya guru yang memiliki kelimpahan mentalitas,
generasi bangsa ini telah mengubah namanya dari ningratnya sebagai Raden Mas
pendidik, yaitu dari satria pinandita ke pinandita satria yaitu dari pahlawan yang
berwatak guru spiritual ke guru spiritual yang berjiwa ksatria, yang mempersiapkan
diri dan peserta didik untuk melindungi bangsa dan Negara ini.
Bagi Ki Hajar Dewantara, para guru hendaknya menjadi pribadi yang bermutu
dalam kepribadian dan spiritualitas, baru kemudian menyediakan diri untuk menjadi
pahlawan dan juga menyiapkan para peserta didik untuk menjadi pembela nusa dan
bangsa. Yang utama sebagai pendidik adalah fungsinya sebagai model keteladanan
13
dan sebagai fasilitator kelas.Nama Hajar Dewantara sendiri memiliki makna sebagai
guru yang mengajarkan kebaikan, keluhuran, keutamaan. Pendidik atau Sang Hajar
(menjadi perantara antara Tuhan dan manusia, mewujudkan kehendak Tuhan di dunia
ini).Sebagai pendidik yang merupakan perantara Tuhan maka guru sejati sebenarnya
adalah berwatak pandita juga, yaitu mampu menyampaikan kehendak Tuhan dan
berdasarkan pada hukum alam (natural law), segala sesuatu merupakan perwujudan
hambatan cinta, kebahagiaan, keadilan, dan kedamaian tumbuh dalam diri (hati)
membantu peserta didik untuk menjadi merdeka dan independen secara fisik, mental
14
sebab akan memisahkan dari orang kebanyakan; pendidikan hendaknya memperkaya
mengembangkan harga diri; setiap orang harus hidup sederhana dan guru hendaknya
peserta didiknya. Output pendidikan yang dihasilkan adalah peserta didik yang
Dalam pemikiran kihajar dewantara, metode yang yang sesuai dengan sistem
pendidikan ini adalah sistem among yaitu metode pengajaran dan pendidikan yang
berdasarkan pada asih, asah dan asuh.Metode ini secara teknik pengajaran meliputi
‘kepala, hati dan panca indera’ Dalam kaitannya dengan fungsi pendidikan, Ki hajar
dewanrtara membagi watak manusia menjadi dua bagian, yaitu bagian yang
Bagian inilah yang dapat dipengaruhi oleh pendidikan dan lingkungan, seperti
15
adalah watak yang berhubungan dengan dasar-hidup manusia dan yang tidak akan
dapat berubah selama hidup. Bagian biologis ini adalah bagian-bagian jiwa manusia
Rasa-rasa tersebut akan tetap ada di dalam jiwa manusia, mulai dari masih kecil
hingga dewasa.
muncul. Anak yang memiliki watak “penakut” setelah mendapat pendidikan yang
baik, tidaklah serta merta akan menjadi anak yang berwatak pemberani. Rasa takut
yang dimilikinya hanya tidak tampak, karena ia telah memiliki kecerdasan fikiran,
sehingga dapat menimbang dan memikirkan mana yang seharusnya ditakuti dan mana
yang tidak perlu ditakuti, yang pada akhirnya dapat memperkuat kemauannya untuk
tidak takut terhadap sesuatu yang tidak perlu ditakuti. Dengan demikian, dalam hal
16
2.3 Pengaruh pemikiran dalam pendidikan
yang terjadi saat itu, sebagaimana digambarkan dalam asas dan dasar yang diterapkan
diupayakan sebagai asas perjuangan yang diperlukan pada waktu itu menjelaskan
pelaksanaan pengajaran maka hal itu merupakan upaya di dalam mendidik murid-
murid supaya dapat berperasaan, berpikiran dan bekerja merdeka demi pencapaian
tertib dan damai (orde en vrede) dan bertumbuh menurut kodrat (natuurlijke
groei).Ketiga hal ini merupakan dasar alat pendidikan bagi anak-anak yang disebut
“among metode” (sistem-among) yang salah satu seginya ialah mewajibkan guru-
memberi kesempatan anak didik untuk berjalan sendiri.Inilah yang disebut dengan
17
ekonomi dan politik kecenderungan dari bangsa kita untuk menyesuaikan diri dengan
kebudayaan sendiri. Sementara hal yang menyangkut tentang dasar kerakyatan untuk
18
BAB III
ditiru dan menjadi contoh yang benar. Keteladanan tidak berhenti terhadap waktu
karena berlangsung 24 jam sehari dan 7 hari seminggu serta dilakukan bukan hanya
lingkungan terkait lainnya. Keteladanan itu berefek kepada tutur kata, sikap, gaya
bahasa tubuh dan implikasi dalam relasi pemimpin itu kepada bawahan dan orang
lain.
Tidak ada manusia yang dapat dikatakan 100% sempurna di dunia ini, hanya
kalau memang rekan sekalian berada dalam lingkaran pemimpin, tentu tanggung
jawab yang disandang akan jauh lebih berat daripada kalau sekedar menjadi bawahan.
Akhlak dan nurani memegang peran penting yang sudah diajarkan dalam agama dan
lain cepat atau lambat akan merasakan dan mengetahuinya, maka bila kita sudah
menjadi teladan, secara tidak langsung rekan sekalian sebenarnya sudah menjadi
19
2.Ing Madya, Mangun Karso
dan duka, semua ditanggung bersama, untuk memperbaiki nasib dan meningkatkan
taraf dalam ke semua hal, entah taraf kehidupan, taraf pendidikan, taraf kebersamaan
dan lain sebagainya. Pemimpin yang bijak akan berada bersama dengan yang
dipimpin, sama-sama melinting lengan baju dan ikut membuat tangannya kotor dan
berkeringat agar ada perbaikan bersama menuju hari esok yang lebih baik.
seorang pemimpin bijak, seyogyanya ketika bawahan atau rakyat yang dipimpin
20
BAB IV
Penutup
4.1 Analisa
maupun transformasi pengetahuan dan nilai-nilai antar generasi. Dari sini dapat
antara lain terekam melalui konstruk filosofis yang mendasarinya. Sekolah memang
bukanlah sesuatu yang netral atau bebas nilai.Sebab tak jarang dan seringkali
pelestarian nilai-nilai yang nyatanya sekedar yang resmi, sedang berlaku dan direstui
bahkan wajib diajarkan di semua sekolah dengan satu penafsiran resmi yang seragam
pula.
era kesejarahan akan menguatkan pandangan ini, betapa dunia pendidikan memiliki
keterkaitan sangat erat dengan kondisi sosial-politik yang tengah dominan. Ki Hajar
Dewantara, pendidik asli Indonesia, melihat manusia lebih pada sisi kehidupan
psikologiknya. Menurutnya manusia memiliki daya jiwa yaitu cipta, karsa dan
21
secara seimbang. Pengembangan yang terlalu menitikberatkan pada satu daya saja
sampai sekarang ini hanya menekankan pada pengembangan daya cipta, dan kurang
memperhatikan pengembangan olah rasa dan karsa. Jika berlanjut terus akan
sedangkan makhluk lainnya tidak berbudaya. Maka salah satu cara yang efektif untuk
masalah kebudayaan berlaku pepatah:”Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain
budayanya sendiri. Manusia yang seutuhnya antara lain dimengerti sebagai manusia
perubahan sikapnya dalam Hal ini dimaksudkan supaya Ki Hadjar Dewantara dapat
bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya melaksanakan pendidikan
yaitu dari satria pinandita ke pinandita satria yaitu dari pahlawan yang berwatak guru
spiritual ke guru spiritual yang berjiwa ksatria, yang mempersiapkan diri dan peserta
22
didik untuk melindungi bangsa dan negara. Bagi Ki Hajar Dewantara, para guru
hendaknya menjadi pribadi yang bermutu dalam kepribadian dan kerohanian, baru
kemudian menyediakan diri untuk menjadi pahlawan dan juga menyiapkan para
peserta didik untuk menjadi pembela nusa dan bangsa. Dengan kata lain, yang
figure keteladanan, baru kemudian sebagai fasilitator atau pengajar. Oleh karena itu,
nama Hajar Dewantara sendiri memiliki makna sebagai guru yang mengajarkan
Pendidik atau Sang Hajar adalah seseorang yang memiliki kelebihan di bidang
Modelnya adalah Kyai Semar (menjadi perantara antara Tuhan dan manusia,
perantara Tuhan maka guru sejati sebenarnya adalah berwatak pandita juga, yaitu
secara fisik, mental dan kerohanian.Namun kemerdekaan pribadi ini dibatasi oleh
merdeka dalam hati setiap orang melalui media pendidikan yang berlandaskan pada
23
aspek-aspek nasional.Landasan filosofisnya adalah nasionalistik dan
berdasarkan pada hukum alam (natural law), segala sesuatu merupakan perwujudan
hambatan cinta, kebahagiaan, keadilan, dan kedamaian tumbuh dalam diri (hati)
manusia.
independen secara fisik, mental dan spiritual; pendidikan hendaknya tidak hanya
percaya diri, mengembangkan hara diri; setiap orang harus hidup sederhana dan guru
merdeka, sehat fisik, sehat mental, cerdas, menjadi anggota masyarakat yang berguna,
dan bertanggungjawab atas kebahagiaan dirinya dan kesejahteraan orang lain. Metode
24
yang yang sesuai dengan sistem pendidikan ini adalah sistem among yaitu metode
pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada asih, asah dan asuh (care and
yang mampu berkembang secara utuh dan selaras dari segala aspek kemanusiaannya
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal dengan Ki Hadjar
Dewantara adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang
memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak
lingkungan keluarga kraton Yogyakarta. Saat genap berusia 40 tahun , Raden Mas
namanya.
kabar antara lain Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem
Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara. Pada masanya, Ki Hadjar Dewantara dikenal
25
penulis handal. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam dan patriotik sehingga
aktif dalam berbagai organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, Ki Hadjar
persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Kemudian, bersama Douwes
Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo yang nantinya
Partij pada tanggal 25 Desember 1912 yang bertujuan mencapai Indonesia merdeka.
teman dan kolega, bacaan, serta dorongan kuat yang timbul dari diriny sendiri.Hal ini
mengingatkan kepada kita, bahwa jika kita menginginkan agar memiliki corak
dipertimbangkan.
26
ide-ide pembaruan pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara
tersebut bukan hanya tertinggal dalam kertas atau angan-angan belaka, melainkan
telah pula dipraktikkan dalam kenyataan dan telah menghasilkan manfaat yang tiadak
dengan terus memelihara dan mengembangkannya. Bangsa ini perlu mewarisi buah
tanpa membeda-bedakan agama, etnis, suku, budaya, adat, kebiasaan, status ekonomi,
status sosial, dan sebagainya, serta harus didasarkan kepada nilai-nilai kemerdekaan
yang asasi.
terkenal ialah tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan), ing madya
mangun karsa (di tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa), ing ngarsa
pendidikan adalah dasar kemerdekaan bagi tiap-tiap orang untuk mengatur dirinya
bekerja merdeka demi pencapaian tujuannya dan perlunya kemajuan sejati untuk
adalah Taman Siswa yang menjadi representasi institusi pendidikan pribumi pada
masa kolonial dan tetap eksis sampai hari ini. Kedua adalah tulisan-tulisan Ki Hajar
27
DAFTAR GAMBAR
28
Gambar 1.2 Taman siswa
29
Gambar 1.4 Pembelajaran pada taman sisw
30
Biodata Penulis
BIODATA
Hobby : automotif
Agama : islam
Email : mirzarazel31@gmail.com
Instagram : @mirzap31
31
PENDIDIKAN
32