Anda di halaman 1dari 13

LATAR BELAKANG BERDIRINYA MUHAMMADIYAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kemuhammadiyahan

Dosen Pembimbing :

H. Samingan S. Ag. S. Pd. M. Pd. I

ALIFIA SALSA MAGHFIROH : 2023326602A


NURUN NAZAHATS TSALITS : 20233266047
RITA NURINI : 20233266014
SULHAWTI : 20233266050

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MUHAMMADIYAH LUMAJANG


2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang
telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, yang mana
dengan limpahan rahmat-Nya, penulisan makalah yang berjudul “Latar Belakang
Berdirinya Muhammadiyah” ini dapat terselesaikan dengan lancar. Sholawat serta
salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari jaman kegelapan menuju
jalan yang terang benderang yakni agama Islam.

Maksud dan tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk membantu
penulis mengkaji lebih dalam mengenai latar belakang serta faktor-faktor
berdirinya Muhammadiyah. Selain itu sebagai bentuk tugas yang harus penulis
selesaikan dari dosen mata kuliah Materi Kemuhammadiyahan.

Pada kesempatan kali ini tak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang
sebanyak banyaknya kepada pihak-pihak yang bersangkutan karena dalam
pembuatan makalah ini penulis membutuhkan dukungan serta bimbingannya.
Penulis juga menghanturkan terimakasih kepada Bapak H. Samingan S. Ag. S. Pd.
M. Pd. I. selaku dosen pengampu mata kuliah “Kemuhammadiyahan”. Tentunya
dalam pembuatan makalah ini penulis masih banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna, karena itu saran dan kritik sangat penulis butuhkan.

Lumajang, 24 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................2
1.4 Manfaat..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3

1.1 Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah.........................................3


1.2 Faktor Subjektif.....................................................................................5
1.3 Faktor Objektif......................................................................................6

BAB III PENUTUP...............................................................................................9

3.1 Simpulan................................................................................................9

3.2 Saran......................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Muhammadiyah semakin


maju dan berkembang pesat, pelan tapi pasti mempengaruhi pola pikir dan
perilaku seseorang dalam kehidupan hingga jauh dari nilai-nilai ajaran Islam.
Akibatnya banyak warga Muhammadiyah sendiri tidak mengetahui sejarah ajaran-
ajaran Islam dan juga perkembangan Muhammadiyah sejak awal berdirinya
Muhammadiyah sampai masa kini. Mereka asik menikmati kemajuan teknologi
sampai akhirnya lupa sejarah perjuangan dan ajaran Muhammadiyah.

Kemuhammadiyahan adalah mata kuliah yang dipelajari di setiap perguruan


tinggi Muhammadiyah. Hal ini menjadi ciri khas bagi pendidikan Muhammadiyah
yang jelas berbeda pendidikan dengan perguruan tinggi lain. Belajar mata kuliah
ini diharapkan setiap pembaca khusus para mahasiswa Muhammadiyah dapat
mengetahui ajaran Muhammadiyah sebagai organiasasi gerakan Islam, dakwah
amr ma’ruf nahi munkar (Rohmansyah, 2018).

Gerakan yang dilakukan oleh Muhammadiyah tidak hanya berdakwah


menyampaikan ceramah di masjid atau mushalla, akan tetapi melakukan gerakan
pembaharuan dari aspek dakwah amal shalih yang bisa menembus dan
menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi umat, yakni yang berkenaan
dengan masalah akidah, ibadah, akhlak dan muamalah duniawiyah. Dari masa ke
masa Muhammadiyah terus mengembangkan dakwahnya untuk memajukan
Islam, yakni dengan melakukan gerakan nyata seperti bidang sosial, ekonomi,
politik, kesehatan, pendidikan dan perberdayaan kaum perempuan yang memiliki
peranan yang strategis dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana latar belakang berdirinya Muhammadiyah ?

1
1.3 Tujuan

Mengetahui latar belakang berdirinya Muhammadiyah

1.4 Manfaat

Manfaat bagi penulis adalah bisa lebih belajar mendalami tentang latar
belakang berdirinya Muhammadiyah, dan segala sesuatu yang mendasari
berdirinya Muhammadiyah. Manfaat bagi pembaca adalah pembaca bisa
mengetahui sejarah tentang Muhammadiyah dan faktor-faktor berdirinya
Muhammadiyah. Manfaat untuk kondisi umat adalah sebagai salah satu pengingat
agar warga Muhammadiyah lebih jauh mengetahui latar belakang berdirinya
Muhammadiyah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah

Pada bulan Dzulhijjah tepanya tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H atau 18


November 1912 M merupakan tanggal lahirrnya Muhammadiyah,
Muhammadiyah merupakan sebuah gerakan Islam modermis terbesar di
Indonesia, Muhammadiyah merupakan sebuah gerakan yang didirikan oleh sosok
yang terkenal ikhlas tanpa memperhatikan materi yang diterimanya yakni
Muhammad Darwis yang dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan. Dia seorang
pejuang sejati yang benar-benar memperhatikan nasib bangsanya yang sedang
terpuruk karena dijajah oleh belanda. Pada saat genting seperti itu, Ahmad Dahlan
justru bersemangat untuk memperjuangkan nasib masyarakatnya dengan berusaha
melakukan sebuah terobosan baru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dari
belengggu kebodohan (Puspasari Setyaningrum, 2022).

K.H. Ahmad Dahlan yang terkenal hebat, dia lebih memprioritaskan


kepentingan orang lain daripada kepentingan pribadi. Dia terus berusaha berjuang
untuk bangsa Indonesia agar mendapat keselamatan dan kemuliaan di mata Allah
SWT dengan mengajak masyarakatnya yang saat itu masih kental dengan tradisi
kejawen peninggalan nenek moyang dan leluhur mereka. K.H. Ahmad Dahlan
berusaha mengajak mereka dengan penuh lemah-lembut dengan tanpa kekerasan.
Langkah ini yang ditempuh K.H. Ahmad Dahlan sebagai upaya untuk
menjauhkan mereka dari kesyirikan. Namun tidak semudah yang dibayangkan,
K.H. Ahmad Dahlan harus berani benturan dengan orang-orang kraton yang tidak
bisa meninggalkan tradisi yang mengandung kesyirikan. Berkat kegigihan dan
kekuatan dalam menyebarkan Islam lewat berdakwah, beliau menyampaikan
ajaran Islam kepada orang banyak dengan harapan mereka mengikuti ajarannya
dengan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang tidak bermanfaat.

K.H. Ahmad Dahlan adalah seorang kyai yang alim, cerdas, dan berjiwa
pembaru, berasal dari kota santri Kauman Yogyakarta. Muhammadiyah pada
mulanya diusulkan oleh kerabat sakaligus sahabat K.H. Ahmad Dahlan yang
bernama Muhammad Sangidu, seorang Ketib Anom Kraton Yogyakarta, yang

3
kemudian diputuskan Kyai Dahlan setelah melalui shalat Istikharah. (Darban,
2000: 34)

Setelah K.H. Ahmad Dahlan menunaikan ibadah haji ke tanah suci dan
bermukim yang kedua kalinya pada tahun 1903 , K.H. Ahmad Dahlan mulai
menyebarkan pembaharuan Islam di Tanah Air. Gagasan pembaharuan itu di
peroleh K.H. Ahmad Dahlan setelah berguru pada ulama-ulama Indonesia yang
bermukim di Makkah seperti Syeikh Ahmad Khatib ari Minangkabau, Kyai
Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya, Kyai Fakih
Maskumambang juga setelah membaca pemikiran-pemikiran para pembaru Islam
seperti IbnTamiyah, Muhammad bin Abdil Wahhab, Jumaluddin Al-Afghani,
Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha. Dengan modal kecerdasan dirinya serta
interaksi selama bermukim di Saudi Arabia dan bacaan atas karya-karya para
pembaharuan dalam diri K.H. Ahmad Dahlan. jadi sekembalinya dari Arab
Saudi , K.H. Ahmad Dahlan justru membawa ide dan gerakan pembaruan.

Ketika berbicara Muhammadiyah dengan berlandaskan pada tafasir Qs.


Ali Imron ayat 104. “Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari
yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung” Bahwa golongan
umat yang dikatakan beruntung adalah yang mau untuk menyeru kepada kebaikan
dan mencegah kepada kemungkaran. Yang memang pada masa itu, keadaan kaum
yogyakarta yang mayoritas masih di dominasi oleh kaum abangan sehingga
kegiatan pribadi peribadatan masih tercampur oleh budaya-budaya hindu budha
yang menjadikan agama Islam tidak murni lagi. Pada masa itu kaum muslim
khususnya di yogyakarta walaupun beragama Islam tapi masih tercampur dengan
animisme dan dinamisme. Hal ini terlihat dengam adanya sesajen, ruwutan, dll
yang dalam Muhammadiyah dikenal dengan istilah penyakit TBC (Tahayul,
Bid'ah, Khurofat. Dari semangat berjuang inilah kemudian muncul rumusan
untukbmendirikan organisasi kemasyarakatan. Pada awal berdirinya masih
mencakup ruang lingkup yang kecil yaitu sekitar kerisidenan yogyakarta, tetapi
kemudian meluas dan berkembang hingga seluruh Indonesia bahkan sampai
keluar negeri. Dengan tujuan menciptakan masyarakat islam yang sebenar
benarnya, artinya adalah masyarakat islam yang sesuai dengan sunnah dan Al

4
Qur'an tidak lebih dan tidak kurang. Yang harapannya akan terwujud masyarakat
islam yag adil, makmur dan sejahtera (Alyn Starlight, 2014).

Ada dua faktor yang melatar belakangi berdirinya Muhammadiyah, yang


pertama faktor subyektif dan yang kedua faktor obyektif. Faktor objektif dapat
dilihat secara internal dan ekternal. penjelasannya sebagai berikut :

2.2 Faktor Subyektif

Faktor subyektif yang sangat kuat bahkan bisa dikatakan sebagai faktor
utama dan faktor penentu yang mendorong berdirinya Muhammadiyah adalah
hasil dari pendalaman K.H.Ahmad Dahlan akan Alquran dengan tekun, gemar
membaca, menelaah, membahas dan mengkaji isi kandungan Alquran. Ia
melakukan penelaan terhadap terhadap ayat Alquran dengan sangat teliti dan
melihat sebab turunnya ayat (asbab al-Nuzul). Sikap K.H. Ahmad Dahlan tersebut
dikarenakan melaksanakan firman Allah SWT dalam surat an-Nisa ayat 82 dan
Muhammad ayat 24 yang di dalamnya berisi tentang taddabur terhadap Alquran.
Kemudian K.H. Ahmad Dahlan memperaktekannya dengan melakukan
penelaahan terhadap surat Ali Imran ayat 104 sebagai berikut
‫َٰٓل‬
‫َو ْلَتُك ن ِّم نُك ْم ُأَّم ٌة َيْدُع وَن ِإَلى ٱْلَخْيِر َو َيْأُم ُروَن ِبٱْلَم ْعُروِف َو َيْنَهْو َن َع ِن ٱْلُم نَك ِرۚ َو ُأ۟و ِئَك ُهُم ٱْلُم ْفِلُحوَن‬

Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang


menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah
dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Al-Qur’an
Dan Terjemah, 2010, p. 63)

Lahirnya Muhammadiyah tidak dapat dipisahkan dengan K.H. Ahmad


Dahlan, tokoh kontroveksial pada zamannya. Ia dilahirkan tahun 1868 M dan
wafat pada tahun 1923 M, dimakamkan di pemakaman Karangkajen Yogyakarta,
berarti meninggal diusia yang relative muda. Sudah sejak kanak-kanak beliau
diberikan pelajaran dan pendidikan agama oleh orang tuanya, oleh para guru
(ulama) yang ada dalam lingkungan masyarakatnya. Ini menunjukkan rasa
keagamaan K.H. Ahmad Dahlan, tidak hanya berdasarkan naluri, melainkan juga
melalui ilmu-ilmu yang diajarkan kepadanya.

5
Dikala mudanya, beliau terkenal memiliki pikiran yang cerdas dan bebas
serta memiliki akal budi yang bersih dan baik. Pendidikan agama yang
diterimanya dipilih secara selektif. Tidak hanya itu, tetapu sesudah dipirkan,
dibawa dalam renungan-renungan dan ingin dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Disinilah yang menentukan K.H. Ahmad Dahlan sebagai subyek yang mendorong
Muhammadiyah. Namun faham dan keyakinan agamanya barulah mrnemukan
wujud dan bentuknya mantap sesudah menunaikan ibadah hajinya yang kedua
pada tahun 1902 M dan sempat bermukim beberapa tahun di tanah suci. Waktu itu
beliau sudah mampu dan berkesempatan membaca ataupun mengkaji kitab-kitab
yang disusun oleh para alim ulama yang mempunyai aliran hendak kembali
kepada Al Qur'an dan As sunnah dengan menggunakan akal yang cerdas dan
bebas. Faham dan keyakinan agama yang dilengkapi dengan penghayatan dan
pengalaman agamanya, inilah yang mendorong kelahiran Muhammadiyah (Rais,
2014).

2.3 Faktor Obyektif

Faktor obyektif yang pertama secara internal. Yaitu terdapat ketidak murnian
amalan islam akibat tidak dijadikan Al Qur'an dan Assunnah sebagai rujukan.
Faktor-faktor obyektif yang melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah yang
sebagian dikateorikan kepada faktor internal, yaitu faktor-faktor penyebab yang
muncul di tengahtengah masyarakat Islam Indonesia, sebagian yang lain
dimasukan ke dalam faktor eksternal, yaitu faktor penyebab yang ada di luar
tubuh masyarakat Indonesia. Beberapa faktor obyektif yang bersifat internal yang
melatarbelakangi lahirnya Muhammadiyah adalah, ketidakmurnian amalan Islam
akibat tidak dijadikannya Alquran dan al-Sunnah sebagai satu-satunya rujukan
oleh sebagian besar umat Islam Indonesia (Anwar et al., 2016).

Adapun Faktor-faktor obyektif yang bersifat eksternal yang


melatarbelakangi lahirnya Muhammadiyah adalah:

a. Kristenisasi

6
Faktor objektif yang bersifat eksternal yang paling banyak mempengaruhi
kelahiran Muhammadiyah adalah kristenisasi, yakni kegiatan-kegiatan yang
terprogram dan sistematis untuk mengubah agama penduduk asli, baik yang
muslim maupun bukan, menjadi kristen. Kristenisasi ini mendapatkan peluang
bahkan didukung sepenuhnya oleh pemerintah Kolonialisme Belanda. Missi
Kristen, baik Katolik maupun Protestan di Indonesia, memiliki dasar hukum yang
kuat dalam Konstitusi Belanda. Bahkan kegiatan-kegiatan kristenisasi ini
didukung dan dibantu oleh dana-dana negara Belanda. Efektifitas penyebaran
agama Kristen inilah yang terutama mengguggah KH. Ahmad Dahlan untuk
membentengi ummat Islam dari pemurtadan.

b. Kolonialisme Belanda

Penjajahan Belanda telah membawa pengaruh yang sangat buruk bagi


perkembangan Islam di wilayah nusantara ini, baik secara sosial, politik, ekonomi
maupun kebudayaan. Ditambah dengan praktek politik Islam Pemerintah Hindia
Belanda yang secara sadar dan terencana ingin menjinakkan kekuatan Islam,
semakin menyadarkan umat Islam untuk melakukan perlawanan. Menyikapi hal
ini, KH. Ahmad Dahlan dengan mendirikan Muhammadiyah berupaya melakukan
perlawanan terhadap kekuatan penjajahan melalui pendekatan kultural, terutama
upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui jalur pendidikan.

Faktor objektif yang kedua secara ekternal, yaitu disebabkan politik kolonialisme
dan imperialisme Belanda yang menimbulkan perpecahan di kalangan bangsa
Indonesia.

1) Periode Pertama (periode sebelum Snouck Hurgronje)

a. Belanda berprinsip agar penduduk Indonesia yang beragama Islam


tidak memberontak.Menerapkan dua strategi yaitu membuat
kebijakan-kebijakan yang sifatnya membendung dan melakukan
kristenisasi bagi penduduk Indonesia.
b. Dalam pelarangan pengalaman ajaran islam, Belanda membatasi
masalah ibadah haji dengan berbagai aturan tetapi pelarangan ini justru
kontraproduktif bagi Belanda karena menjadi sumber pemicu

7
perlawanan terhadap Belanda sebagai penjajah karena menghalangi
kesempurnaan islam seseorang.

2) Periode Kedua (periode setelah Snouck Hurgronje menjadi penasihat Belanda


untuk urusan pribumi di Indonesia)

a. Dalam hal ini,tidak semua kegiatan pengamalan Islam dihalangi


bahkan dalam hal tertentu didukung. Kebijakan didasarkan atas
pengalaman Snouck berkunjung ke Makkah dengan menyamar sebagai
seorang muslim bernama Abdul Ghaffar.
b. Kebijakan Snouck didasarkan tiga prinsip utama,yaitu: Pertama rakyat
indonesia dibebaskan dalam menjalankan semua masalah ritual
keagamaan seperti ibadah, Kedua pemerintah berupaya
mempertahankan dan menghormati keberadaan lembaga-lembaga
sosial atau aspek mu’amalah dalam islam, Ketiga pemerintah tidak
menoleransi kegiatan apapun yang dilakukan kaum muslimin yang
dapat menyebarkan seruan-seruan Pan-Islamisme atau menyebabkan
perlawanan politik atau bersenjata menentang pemerintah kolonial
Belanda.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Muhammadiyah adalah salah satu oraganisasi Islam modermis terbesar di


Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad Shallallaahu
‘alaihi wa sallam,sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-
orang yang menjadipengikut Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa
sallam. Muhammadiyahdidirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada
tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H atau 18 November 1912 oleh seorang yang
bernama Muhammad Darwis, kemudiandikenal dengan K.H. Ahmad
Dahlan. Beliau adalah pegawai kesultananKraton Yogyakarta sebagai
seorang Khatib dan sebagai pedagang, beliau tergerak hatinya untuk
mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya
berdasarkan Qur`an dan Hadist.

3.2 Saran

Saran bagi seluruh anggota Muhammadiyah khususnya dan seluruh pelajar


atau mahasiswa Muhammadiyah, agar lebih giat lagi dalam mempelajari segala
hal tentang kemuhammadiyahan sehingga literasi kemuhammadiyahan tidak
hilang tergusur oleh pergantian zaman di kalangan pemuda muhammadiyah.
Karena yang menentukan kemunduran atau kemajuan sebuah peradaban berada di
tangan para generasi mudanya.

Saran bagi peneliti selanjutnya adalah penelitian seputar isu-isu yang


berkembang akhir-akhir ini tentang muhammadiyah dan fenomena perpecahan
umat yang akhir-akhir ini mulai marak, khususnya ditinjau dari segi
pendukungnya yaitu media sosial yang menjadi konsumsi setiap hari warga pada
era sekarang.

9
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemah. (2010). JABAL, Jl. Desa Cipadung No.47, RT.3/RW.4,
Cipadung, Kec. Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat 40614.
Alyn Starlight. (2014, November). SEJARAH MUHAMMADIYAH.
Alynstarlight.Blogspot.Com.
https://alynstarlight.blogspot.com/2014/11/sejarah-muhammadiyah.html
Anwar, M. K., Ramadhani, J. S., & Yana, Y. (2016). Makalah Latar Belakang
Berdirinya Muhammadiyah. Studocu.
https://www.studocu.com/id/document/uin-sunan-ampel-surabaya/english-
for-islamic-studies/makalah-latar-belakang-berdirinya-muhammadiyah/
48271977
Puspasari Setyaningrum. (2022, November 15). Sejarah Berdirinya
Muhammadiyah: Pendiri, Latar Belakang, dan Tujuan. Kompas.Com.
Rais, A. (2014). Sejarah Muhammadiyah. Www.Slideshare.Net.
https://www.slideshare.net/AbdulRais2/sejarah-muhammadiyah
Rohmansyah. (2018). KULIAH KEMUHAMMADIYAHAN (2nd ed.). Lembaga
Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta Alamat: Gedung Mas Mansyur D2, Kampus
Terpadu UMY, Jalan Lingkar Selatan Tamantirto Kasihan Bantul
Yogyakarta Indonesia 55183.

10

Anda mungkin juga menyukai