“KELAHIRAN MUHAMMADIYAH”
MATA KULIAH
AGAMA ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN
DOSEN PENGAMPU
ABDUL KHALID, S.Pd.I, M.Pd
OLEH KELOMPOK I :
1. ANDRIANI ASTUTI (PA.71.21.197)
2. AHMAD SUHAIMI (PA.71.21.213)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“KELAHIRAN MUHAMMADIYAH”. Kemudian sholawat beriring salam marilah
sama-sama kita sanjungkan kepada Sang Refolusioner Nabi Muhammad s.a.w yang telah
membawa kita dari zaman jahiliyah sampai ke zaman yang penuh ilmu ini.
Kami harapkan makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri
dan bagi mahasiswa/mahasiswi lainnya yang membaca makalah ini, sehingga dapat
menambah wawasan kita semua.
Terima kasih kami ucapkan sebanyak-banyaknya kepada dosen pengasuh kami
Bapak Abdul Khalid, S.Pd.I, M.Pd dan kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena itu kami
sangat mengharapkan kritikan dan saran demi kesempurnaan.Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala ikhtiar kita.Amin.
Billahitaufik Walhidayah
Wassalamu’alaikum Warahmatullahiwabarokatuh.
Penyusun,
Kelompok I
Kelahiran Muhammadiyah i
DAFTAR ISI
Kelahiran Muhammadiyah ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kelahiran Muhammadiyah 1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas yang menyebutkan bahwa Muhammadiyah
sebagai organisasi sosial keagamaan yang terbesar di Indonesia bahkan
banyak yang mengatakan yang terbesar di dunia, maka sangat menarik
sekali jika kita lebih mendalami untuk memahami tentang bagaimana Proses
Kelahiran Muhammadiyah dan apa saja faktor-faktor yang melatarbelakangi
KH. Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadyah, sehingga sampai
saat ini masih bisa tetap terjaga eksistensinya sebagai organisasi sosial
kemasyarakatan yang terbesar di Indonesia bahkan dunia.
1.3 Tujuan
Kelahiran Muhammadiyah 2
BAB II
PEMBAHASAN
Kelahiran Muhammadiyah 3
bertepatan tanggal 18 November 1912 M di kota Yogyakarta .
Kelahiran Muhammadiyah 4
pengajaran Islam masih serba kuno, terisolasi dan belum dapat
memenuhi tuntutan kemajuan zaman.
5. Pemerintah Hindia Belanda menjalankan kebijaksanaan kegamaan yang
lebih dulu menguntungkan masyarakat keagamaan di luar masyarakat
Islam sendiri
6. Ingin membentuk suatu masyarakat di mana di dalamnya benar-benar
berlaku segala ajaran rukun Islam.
Kelahiran Muhammadiyah 5
fasilitas diberikan oleh Belanda baik dalam bentuk kebijakan maupun
finansial. Bagi K.H. Ahmad kenyatan ini harus dihambat agar umat Islam
terhindar dari upaya-upaya pemurtadan.
Kelahiran Muhammadiyah 6
yang dikembangkan oleh Belanda yang hanya memberikan pelajaran
umum saja dengan menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa
pengantar dianggap kafir. Oleh karenanya pesantren merupakan lembaga
pendidikan tertua yang diselanggarakan oleh pribumi yang menjadi
tumpuan orang tua. Padahal pada lembaga pendidikan ini hanya diberikan
pelajaran agama saja. Pelajaran umum tidak diberikan dengan alasan ilmu
umum berasal dari Barat yang kafir. Mempelajari sesuatu yang berasal dari
orang kafir berarti menyerupainya. Menyerupai orang kafir berarti kafir.
K.H. Ahmad Dahlam melihat bahwa telah terjadi gelombang
pembaharuan di Timur Tengah yang dipelopori oleh Ibnu Taimiyah, Ibnu
Qoyyim, Muhammad bin Abdul Wahab, Jamaluddin al Afghany,
Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, dan lain sebagainya. Pemahaman K.H.
Ahmad Dahlan dengan ide gerakan pembaharuan ini sangat mempengaruhi
dan mendorongnya mendirikan Muhammadiyah.
Walhasil kelahiran Muhammadiyah, menurut Amin Abdullah
merupakan sebuah “eksperimen sejarah umat Islam Indonesia” yang
berusaha untuk mengawinkan pendekatan normatif-doktrinal yang
cenderung rasionalistis dan inteltualistis dengan pendekatan historis-
empiris-praktis (cenderung bersifat praksis). Tuntutan beragama secara
murni dan kritis mendorong untuk mengamalkan ajaran agama
berdasarkan sumber aslinya dan meninggalkan taqlid serta terbuka bagi
kemajuan dan perubahan pada aspek implementasi dan operasional
merupakan karakteristik Muhammadiyah. Dengan cara ini
Muhammadiyah meyakini dapat dan mampu menegakkan dan menjunjung
tinggi agama Islam demi terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya.
Kelahiran Muhammadiyah 7
pendirinya. Setelah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan bermukim
yang kedua kalinya pada tahun 1903, Kyai Dahlan mulai menyemaikan
benih pembaruan di Tanah Air. Gagasan pembaruan itu diperoleh Kyai
Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di
Mekkah seperti Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi
dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari
Maskumambang; juga setelah membaca pemikiran-pemikiran para
pembaru Islam seperti Ibn Taimiyah, Muhammad bin Abdil Wahhab,
Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha.
Dengan modal kecerdasan dirinya serta interaksi selama bermukim
di Saudi Arabia dan bacaan atas karya-karya para pembaru pemikiran
Islam itu telah menanamkan benih ide-ide pembaruan dalam diri Kyai
Dahlan. Jadi sekembalinya dari Arab Saudi, Kyai Dahlan justru membawa
ide dan gerakan pembaruan, bukan malah menjadi konservatif.
Embrio kelahiran Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi untuk
mengaktualisasikan gagasan-gagasannya merupakan hasil interaksi Kyai
Dahlan dengan kawan-kawan dari Boedi Oetomo yang tertarik dengan
masalah agama yang diajarkan Kyai Dahlan, yakni R. Budihardjo dan R.
Sosrosugondo. Gagasan itu juga merupakan saran dari salah seorang siswa
Kyai Dahlan di Kweekscholl Jetis di mana Kyai mengajar agama pada
sekolah tersebut secara ekstrakulikuler, yang sering datang ke rumah Kyai
dan menyarankan agar kegiatan pendidikan yang dirintis Kyai Dahlan
tidak diurus oleh Kyai sendiri tetapi oleh suatu organisasi agar terdapat
kesinambungan setelah Kyai wafat.
Gagasan untuk mendirikan organisasi Muhammadiyah tersebut
selain untuk mengaktualisasikan pikiran-pikiran pembaruan Kyai Dahlan,
menurut Adaby Darban (2000: 13) secara praktis-organisatoris untuk
mewadahi dan memayungi sekolah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah
Islamiyah, yang didirikannya pada 1 Desember 1911. Sekolah tersebut
merupakan rintisan lanjutan dari ”sekolah” (kegiatan Kyai Dahlan dalam
menjelaskan ajaran Islam) yang dikembangkan Kyai Dahlan secara
Kelahiran Muhammadiyah 8
informal dalam memberikan pelajaran yang mengandung ilmu agama
Islam dan pengetahuan umum di beranda rumahnya. Dalam tulisan
Djarnawi Hadikusuma yang didirikan pada tahun 1911 di kampung
Kauman Yogyakarta tersebut, merupakan ”Sekolah Muhammadiyah”,
yakni sebuah sekolah agama, yang tidak diselenggarakan di surau seperti
pada umumnya kegiatan umat Islam waktu itu, tetapi bertempat di dalam
sebuah gedung milik ayah Kyai Dahlan, dengan menggunakan meja dan
papan tulis, yang mengajarkan agama dengan dengan cara baru, juga
diajarkan ilmu-ilmu umum.
Maka pada tanggal 18 November 1912 Miladiyah bertepatan dengan
8 Dzulhijah 1330 Hijriyah di Yogyakarta akhirnya didirikanlah sebuah
organisasi yang bernama ”MUHAMMADIYAH”.
Organisasi Muahmmadiyah yang memiliki basis agama islam pada
masa berdirinya memiliki tujuan yang paling penting yaitu
menyebarluaskan agama islam. Kegiatan penyebaran agama islam
dilakuka melalui jalur pendidikan dan kegiatan sosial. Selain itu, gerakan
Muhammadiyah memiliki tujuan lain yaitu meluruskan keyakinan yang
sudah tidak searah serta menghilangkan bid’ah.
Guna mencapai tujuan tersebut, maka dilakukanlah usaha – usaha
sebagai berikut :
1. Mengadakan dakwah islam
2. Memajukan pendidikan dan pengajaran
3. Menghidupkan masyarakat yang tolong – menolong
4. Mendirikan dan memelihara tempat ibadah dan waqaf
5. Mendidik dan mengasuh anak – anak dan pemuda – pemuda, supaya
kelak menjadi orang islam yang berarti
6. Berusaha kearah perbaikan penghidupan dan kehidupan yang sesui
dengan ajaran islam
7. Berusaha dengan segala kebijaksanaan, supaya kehendak dan peraturan
islam berlaku dalam masyarakat.
Kelahiran Muhammadiyah 9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Muhammadiyah adalah salah satu oraganisasi Islam besar di Indonesia.
Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa
sallam, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang
menjadi pengikut Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8
Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad
Darwis, kemudian dikenal dengan Kiyai Haji Ahmad Dahlan. Beliau adalah
pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai
pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud,
beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak
hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya
berdasarkan Qur`an dan Hadist.
3.2 Saran
Makalah ini dibuat sedemikian rupa agar bisa membantu pembaca
dalam memahami sedikit rasa keingintahuan mengenai Kelahiran
Muhammadiyah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana
mestinya.
Kelahiran Muhammadiyah 10
DAFTAR PUSTAKA
1. https://library.umy.ac.id/page/muhammadiyahcorner
2. https://www.referensimakalah.com/2012/07/faktor-pendorong-lahirnya-
muhammadiyah.html
3. https://nasional.tempo.co/read/1529971/inilah-salah-satu-yang-mendasari-kh-
ahmad-dahlan-mendirikan-muhammadiyah
4. https://belajardenganbaik.com/faktor-apakah-yang-mendorong-kh-ahmad-
dahlan-mendirikan-muhammadiyah
5. https://www.kompasiana.com/parlindungansiregar/54f8ff00a3331149508b47
c6/sejarah-berdirinya-muhammadiyah
Kelahiran Muhammadiyah 11