Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH SEBELUM


KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

Disusun Oleh:
Nursakina Gazali
105131101019

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PRODI FARMASI
2020
KATA PENGANTAR
i
Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya dan tidak lupa kita mengirim salam dan salawat kepada baginda Nabi Besar Muhammad
SAW yang telah membawakan kita suatu ajaran yang benar yaitu agama Islam.

Dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam ini, kami mendapatkan tugas untuk
membuat makalah yang berjudul “Perkembangan Muhammadiyah Sebelum Kemerdekaan
Republik Indonesia ”

Saya ucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah Pendidikan Agama Islam yaitu
Bapak Dr. Syamsuryadi Salenda, S.Pd., M.Pd. atas bimbingan dan arahannya dalam penulisan
makalah ini.

Saya harap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam
hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Perkembangan Muhammadiyah Sebelum
Kemerdekaan Republik Indonesia secara umum, khususnya bagi penulis. Makalah ini
memang masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, 23 Maret 2020

Penulis

DAFTAR ISI
ii
JUDUL..............................................................................................i
KATA PENGANTAR .....................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................5
C. Tujuan Penulisan..................................................................................5
.................................................................................................................
D. Manfaat Pembuatan Tugas..................................................................5
E. Tujuan ...................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN .................................................................6
A. Pengertian Muhammadiyah ................................................................6
B. Faktor Pendorong Berdirinya Muhammadiyah ...............................6
C. Tokoh Pendiri dan Perkembangan Muhammadiyah .......................7
1. Muhammadiyah Pada Masa Penjajahan ......................................8
2. Muhammadiyah Pada Masa Kemerdekaan .................................9
3. Muhammadiyah Pada Masa Orde Lama...................................... 9
4. Muhammadiyah Pada Masa Orde Baru........................................ 9
5. Muhammadiyah Pada Masa Reformasi .......................................10
D. Letak Upaya Muhammadiyah dalam Pemurnian Islam ..................10
E. Maksud dan Tujuan Didirikan Muhammadiyah.............................. 11
BAB III PENUTUP .........................................................................12
A. KESIMPULAN.......................................................................12
B. SARAN ....................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian Muhammadiyah
Muhammadiyah sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia,karena
Muhammadiyah aktif dalam pergerakan masyarakat baik itu dalam bidang pendidikan
maupun dalam bidang kesehatan. Adapun arti dari Nama Muhammadiyah dapat ditinjau
dari dua segi yaitu berdasarkan arti etimologis ( bahasa ) dan arti terminologis ( istilah ).
Arti Etimologis ( bahasa )
Muhammadiyah berasal dari kata “Muhammad” yaitu seorang Nabi Atau Rasul
yang menjadi tauladan bagi umat manusia pada akhir zaman,atau merupakan Nabi dan
Rasul terakhir. Sedangkan “iyah” berarti menjeniskan. Jadi Muhammadiyah berarti
pengikut ( umat ) Muhammad. Siapapun yang menyakini bahwa Muhammad adalah Nabi
dan Rasul Allah yang terakhir, maka semua orang yang beragama Islam merupakan
orang Muhammadiyah tanpa dilihat dari perbedaan cara pandang organisasi ataupun yang
lainnya.
Arti Terminologis ( istilah )
Muhammadiyah merupakan sebuah gerakan Islam , Dakwah Amar Makruf Nahi
Munkar , berdasarkan asas Islam yang bersumber dari Al Qur’an dan As Sunah yang
didirikan oleh Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan nama K.H. Ahmad Dahlan
pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H, bertepatan pada tanggal 18 November 1912 M di
Kampung Kauman Yogyakarta.
Gagasan Yang Melatar belakangi Berdirinya Muhammadiyah
Umat Islam sebelum terbentuknya Muhammadiyah masih percaya pada hal- hal
yang mistik, seperti pemberian sesajen pada benda-benda atau tempat yang dianggap
keramat. Bahkan sampai sekarang hal- hal seperti itu masih ada, seperti yang kita lihat
didaerah Lombok, ada seorang yang menganggap bahwa foto Tuan Guru dapat
membantunya terlepas dari nasib buruk. Dan banyak sekali ajaran-ajaran yang dicampur
dengan perbuatan-perbuatan yang melanggar aturan agama, seperti yang kita lihat di
dalam Film Sang Pencerah. Sebuah keluarga yang memberikan sesajen ke pohon besar,
sesajen tersebut diambil oleh seseorang sehingga keluarga tersebut merasa senang karena

1
beranggapan bahwa sesajennya telah diterima oleh Allah swt.. Dari cerita diatas dapat
dikatakan bahwa agama yang disiarkan pada saat tersebut masih disisipkan sebuah
perbuatan yang secara langsung dilarang dalam Kitabullah dan Sunnah Rasullullah.
K.H. Ahmad Dahlan sebelum membentuk perkumpulan Muhammadiyah terlebih dahulu
pergi memdalami ilmu agama ke Kota Suci Makkah sekaligus melaksanakan ibadah haji
yang kedua kali pada tahun1903. Setelah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Makkah,
Kyai Dahlan mulai menyemaikan benih pembaruan di Tanah Air. Gagasan pembaruan itu
diperoleh Kyai Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di
Mekkah seperti Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten,
Kyai Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari Maskumambang, juga setelah
membaca pemikiran-pemikiran para pembaru Islam seperti Ibnu Taimiyah, Muhammad
bin Abdil Wahhab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha.
Dengan modal kecerdasan dirinya serta interaksi selama bermukim di kota suci Mekkah
dan bacaan atas karya- karya para pembaru pemikiran Islam itu telah menanamkan benih
ide-ide pembaruan dalam diri K.H. Ahmad Dahlan. Jadi sekembalinya dari Mekkah, K.H.
Ahmad Dahlan justru membawa ide dan gerakan pembaruan.
Benih kelahiran Muhammadiyah sebagai organisasi untuk mengaktualisasikan
gagasan-gagasannya merupakan hasil interaksi K.H. Ahmad Dahlan dengan kawan-
kawan dari Boedi Oetomo yang tertarik dengan masalah agama yang diajarkan K.H.
Ahmad Dahlan, yakni R.Budihardjo dan R.Sosrosugondo. Gagasan itu juga merupakan
saran dari salah seorang siswa K.H. Ahmad Dahlan di Kweekscholl Jetis di mana Kyai
mengajar agama pada sekolah tersebut secara ekstrakulikuler, yang sering datang ke
rumah Kyai dan menyarankan agar kegiatan pendidikan yang dirintis K.H. Ahmad
Dahlan tidak diurus oleh Kyai sendiri tetapi oleh suatu organisasi agar terdapat
kesinambungan setelah Kyai wafat. Dalam catatan Adaby Darban, ahli sejarah dari UGM
kelahiran Kauman, nama ”Muhammadiyah” pada mulanya diusulkan oleh kerabat dan
sekaligus sahabat K.H. Ahmad Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu, seorang
Ketib Anom Kraton Yogyakarta dan tokoh pembaruan yang kemudian menjadi penghulu
Kraton Yogyakarta, yang kemudian diputuskan Kyai Dahlan setelah melalui shalat
istikharah (Darban, 2000: 34). Artinya pilihan untuk mendirikan Muhammadiyah
memiliki dimensi spiritualitas yang tinggi sebagaimana tradisi kyai atau dunia pesantren.

2
Gagasan untuk mendirikan organisasi Muhammadiyah tersebut selain untuk
mengaktualisasikan pikiran-pikiran pembaruan Kyai Dahlan, menurut Adaby Darban
(2000: 13) secara praktis-organisatoris untuk mewadahi dan memayungi sekolah
Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah, yang didirikannya pada 1 Desember 1911.
Sekolah tersebut merupakan rintisan lanjutan dari ”sekolah” ( kegiatan K.H. Ahmad
Dahlan dalam menjelaskan ajaran Islam ) yang dikembangkan K.H. Ahmad Dahlan
secara informal dalam memberikan pelajaran yang mengandung ilmu agama Islam dan
pengetahuan umum di beranda rumahnya. Dalam tulisan Djarnawi Hadikusuma yang
didirikan pada tahun 1911 di kampung Kauman Yogyakarta tersebut, merupakan
”Sekolah Muhammadiyah”, yakni sebuah sekolah agama yang tidak diselenggarakan di
surau seperti pada umumnya kegiatan umat Islam waktu itu, tetapi bertempat di dalam
sebuah gedung milik ayah K.H. Ahmad Dahlan, dengan menggunakan meja dan papan
tulis, yang mengajarkan agama dengan dengan cara baru, juga diajarkan ilmu-ilmu
umum.
Maka pada tanggal 18 November 1912 Miladiyah bertepatan dengan 8 Dzulhijah
1330 H di Yogyakarta akhirnya didirikanlah sebuah organisasi yang bernama
”MUHAMMADIYAH”. Organisasi baru ini diajukan pengesahannya pada tanggal 20
Desember 1912 dengan mengirim ”Statuten Muhammadiyah” ( Anggaran Dasar
Muhammadiyah yang pertama, tahun 1912 ), yang kemudian baru disahkan oleh
Gubernur Jenderal Belanda pada 22 Agustus 1914. Dalam ”Statuten Muhammadiyah”
yang pertama itu, tanggal resmi yang diajukan ialah tanggal Miladiyah yaitu 18
November 1912, tidak mencantumkan tanggal Hijriyah. Dalam artikel 1 dinyatakan,
”Perhimpunan itu ditentukan buat 29 tahun lamanya, mulai 18 November 1912. Namanya
”Muhammadiyah” dan tempatnya di Yogyakarta”. Sedangkan maksudnya ialah
“menyebarkan pengajaran agama Nabi Muhammad Shallalahu ‘Alaihi Wassalam kepada
penduduk nusantara di dalam residensi Yogyakarta, dan memajukan hal agama kepada
anggota-anggotanya.”
Kelahiran Muhammadiyah sebagaimana digambarkan itu melekat dengan sikap,
pemikiran, dan langkah K.H. Ahmad Dahlan sebagai pendirinya, yang mampu
memadukan paham Islam yang ingin kembali pada Al-Quran dan Sunnah Nabi dengan
orientasi tajdid yang membuka pintu ijtihad untuk kemajuan, sehingga memberi karakter

3
yang khas dari kelahiran dan perkembangan Muhammadiyah di kemudian hari. K.H.
Ahmad Dahlan, sebagaimana para pembaru Islam lainnya, tetapi dengan ciri- ciri yang
khas, memiliki cita- cita membebaskan umat Islam dari keterbelakangan dan membangun
kehidupan yang berkemajuan melalui tajdid ( pembaruan ) yang meliputi aspek-aspek
tauhid ( ‘aqidah ), ibadah, mu’amalah, dan pemahaman terhadap ajaran Islam dan
kehidupan umat Islam, dengan mengembalikan kepada sumbernya yang asli yakni Al-
Quran dan Sunnah Nabi yang Shakhih, dengan membuka ijtihad.
Pembaruan Islam yang cukup mendasar dari Kyai Dahlan dapat dirujuk pada
pemahaman dan pengamalan Surat Al-Ma’un. Gagasan dan pelajaran tentang Surat Al-
Maun merupakan contoh lain yang paling monumental dari pembaruan yang berorientasi
pada amal sosial-kesejahteraan, yang kemudian melahirkan lembaga Penolong
Kesengsaraan Umum (PKU). karena Islam tidak sekadar menjadi seperangkat ajaran
ritual-ibadah dan ”hablu min Allah” ( hubungan dengan Allah SWT ) semata, tetapi
justru peduli dan terlibat dalam memecahkan masalah-masalah konkret yang dihadapi
manusia. Inilah ”teologi amal” yang khas dari K.H. Ahamad Dahlan dan awal kehadiran
Muhammadiyah, sebagai bentuk dari gagasan dan amal pembaruan lainnya di negeri ini.
Gagasan pembaharuan Muhammadiyah disebarluaskan oleh K.H. Ahmad Dahlan
dengan mengadakan tabligh ke berbagai kota, disamping juga melalui relasi-relasi
dagang yang dimilikinya. Gagasan ini ternyata mendapatkan sambutan yang besar dari
masyarakat di berbagai kota di Indonesia. Ulama-ulama dari berbagai daerah lain
berdatangan kepadanya untuk menyatakan dukungan terhadap Muhammadiyah.
Muhammadiyah makin lama makin berkembang hampir di seluruh Indonesia. Oleh
karena itu, pada tanggal 7 Mei 1921 Dahlan mengajukan permohonan kepada pemerintah
Hindia Belanda untuk mendirikan cabang-cabang Muhammadiyah di seluruh Indonesia.
Permohonan ini dikabulkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 2 September
1921.
Sebagai seorang yang demokratis dalam melaksanakan aktivitas gerakan dakwah
Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan juga memfasilitasi para anggota Muhammadiyah
untuk proses evaluasi kerja dan pemilihan pemimpin dalam Muhammadiyah. Selama
hidupnya dalam aktivitas gerakan dakwah uhammadiyah, telah diselenggarakan

4
pertemuan anggota ( sekali dalam setahun ), yang saat itu dipakai istilah AIgemeene
Vergadering ( persidangan umum ).

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah:
1. Apakah pengertian muhammadiyah ?
2. Apa saja yang menjadi faktor pendorong berdirinya muhammadiyah ?
3. Siapa tokoh pendiri muhammadiyah ?
4. Dimana letak upaya Muhammadiyah dalam pemurnian Islam ?
5. Mengapa Muhammadiyah didiirikan ?
6. Bagaimana Berdirinya muhammadiyah ? 

C. Tujuan Penulisan
Agar penulis maupun pembaca dapat :
1. Mengetahui pengertian muhammadiyah
2. Mengetahui apa saja yang menjadi faktor pendorong berdirinya muhammadiyah
3. Mengetahui Siapa tokoh pendiri muhammadiyah
4. Mengetahui dimana letak upaya Muhammadiyah dalam pemurnian Islam
5. Mengetahui alasan Muhammadiyah didiirikan
6. Mengetahui tujuan didirikannnya muhammadiyah

D. Manfaat Pembuatan Tugas


1. Dapat membantu menjelaskan sejarah berdirinya Muhammadiyah.
2. Menjadikan ini sebagai referensi untuk pembacaan yang layak dalam
pengembangan pengetahuannya tentang Kemuhammadiyahan.
3. Membantu menyampaikan factor factor berdirinya muhammadiyah.

E. Tujuan
Untuk mengenal muhammadiyah secara lebih dalam dari berbagai sudut pandang. 
Sehingga sebagai bagian dari keluarga muhammadiyah kita dapat melakukan hal yang
diinginkan dari muhammadiyah.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Muhammadiyah
Arti Bahasa (Etimologis)Muhamadiyah berasal dari kata bahasa Arab
“Muhamadiyah”, yaitu nama nabi dan rasul Allah yang terkhir. Kemudian mendapatkan
“ya” nisbiyah, yang artinya menjeniskan. Jadi, Muhamadiyah berarti “umat Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam” atau “pengikut Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam”,
yaitu semua orang Islam yang mengakui dan meyakini bahwa Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan pesuruh Allah yang terakhir.
Arti Istilah (Terminologi) Secara istilah, Muhamadiyah merupakan gerakan Islam,
dakwah amar makruf nahi munkar, berakidah Islam dan bersumber pada Alquran dan as-
Sunnah, didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H,
bertepatan 18 November 1912 Miladiyah di kota Yogyakarta.
Gerakan ini diberi nama Muhammadiyah oleh pendirinya dengan maksud untuk
berpengharapan baik, dapat mencontoh dan meneladani jejak perjuangan Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi agama
Islam, semata-mata demi terwujudnya ‘Izzul Islam wal Muslimin, kejayaan Islam sebagai
realita dan kemuliaan hidup umat Islam sebagai realita.
Secara garis besar Muhammadiyah adalah salah satu orgnisasi Islam pembaharu
di Indonesia. Gerakan Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan
sesungguhnya merupakan salah satu mata rantai yang panjang dari gerakan pembaharuan
Islam yang dimulai sejak tokoh pertamanya, yaitu Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim al-
Jauziyah, Muhammad bin Abdul Wahab, Sayyid Jamaludin al-Afghani, Muhammad
Abduh, Rasyid Ridha, dan sebagainya. Pengaruh gerakan pembaharuan tersebut terutama
berasal dari Muhammad Abduh melalui tafsirnya, al-Manar, suntingan dari Rasyid Ridha
serta majalah al-Urwatul Wustqa.

B. Faktor Pendorong Berdirinya Muhammadiyah


a. Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi, sehingga
menyebabkan merajalelanya syirik, bid’ah, dan khurafat, yang mengakibatkan umat

6
Islam tidak merupakan golongan yang terhormat dalam masyarakat, demikian pula
agama Islam tidak memancarkan sinar kemurniannya lagi;
b. Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari tidak tegaknya
ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat;
c. Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam memprodusir
kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan zaman;
d. Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid buta
serta berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme, formalisme, dan
tradisionalisme;
e. Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan pengaruh agama
Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi dan zending Kristen di Indonesia yang
semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat

C. Tokoh Pendiri dan Perkembangan Muhammadiyah


Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta pada 8 Dzulhijjah
1330 H/18 November 1912 oleh Muhammad Darwis yang kemudian dikenali sebagai
K.H. Ahmad Dahlan. Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai
seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan umat Islam pada waktu itu dalam
keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau
tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya
berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis. Oleh kerana itu beliau memberikan pengertian
keagamaan di rumahnya di tengah kesibukannya sebagai Khatib dan pedagang.
Semula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya
mendapat sambutan dari keluarga dan rakannya. Profesinya sebagai pedagang sangat
mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar
kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar daripada Pulau Jawa. Untuk
mengorganisasi kegiatan tersebut maka didirikan persyarikatan Muhammadiyah. Dan
kini Muhammadiyah telah ada di seluruh penjuru negeri.
Di samping memberikan pelajaran / pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga
memberi pelajaran kepada kaum perempuan muda dalam forum pengajian yang disebut
“Sidhratul Muntaha”. Pada siang hari pelajaran untuk kanak-kanak lelaki dan perempuan.
Pada malam hari untuk kanak-kanak yang telah dewasa.

7
Di samping memberikan kegiatan kepada laki-laki, pengajian kepada ibu-ibu dan
kanak-kanak, beliau juga mendirikan sekolah-sekolah. Tahun 1913 sampai tahun 1918
beliau telah mendirikan sekolah dasar sejumlah 5 buah, tahun 1919 mendirikan Hooge
School Muhammadiyah ialah sekolah lanjutan. Tahun 1921 diganti namanya menjadi
Kweek School Muhammadiyah, tahun 1923, dipecah menjadi dua, laki-laki sendiri
perempuan sendiri, dan akhirnya pada tahun 1930 namanya diubah menjadi Mu`allimin
dan Mu`allimat.
1. Muhammadiyah Pada Masa Penjajahan
Pada masa ini, perintisan yang dilakukan K.H.A.Dahlan mengarah pada ajakan
untuk melaksanakan islam secara benar sesuai dengan tuntunan AL-Qur’an dan
As-sunah shahihah, wujud rintisan K.H.A.Dahlan antara lain :
1. Pada tahun 1898, beliau meluruskan arah kiblat secara benar dengan serong
kearah barat laut 24,5 derajat.
2. Bermula dari sekolah yang dirintis di teras rumah K.H.A Dahlan dan
akhirnya beliau membangun gedung standard school med de Qur’an hingga
akhirnya pendidikan Muhammadiyah terus berkembang.
3. K.H.A Dahlan yang dibantu K.H.Suja’ merintis RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta pada 15 Februari1923.
4. Pada tahun 1922, didirikan mushala khusus wanita.
Pada 23 Februari 1923, K.H.A Dahlan wafat. Namun perjuangan
Muhammadiyah tetap dilanjutkan oleh murid-murid beliau dan terus
mengalami perkembangan seperti
a) H.Karim Amrullah yang bergelar H.Rasul pemimpin perkumpulan
Sandi Aman di Padang bergabung dengan Muhammadiyah
b) Dipercayakannya Consul-Consul di luar pulauJawa kepada :
1) AR Sutan Mansyur consul untuk pulau Sumatera.
2) M.Hasan Tjorong consul untuk pulau Kalimantan.
3) D.Muntu consul untuk pulau Sulawesi.

8
2. Muhammadiyah Pada Masa Kemerdekaan
Rasa kecintaan Muhammadiyah terhadap tanah air dibuktikan dengan di
bentuknya perkumpulan Hisbul Wathan yang berarti pembela tanah air. Beberapa
aktivisnya yaitu bapak Sarbini dan Jend.Sudirman.
Setelah Indonesia merdeka, putera terbaik Muhammadiyah Ki Bagus
Hadikusuma menjadi anggota BPUPKI untuk merumuskan Pancasila. Pada 17
Agustus 1945, Muhammadiyah membidani  lahirnya partai Masyumi yang
diresmikan pada tanggal 7 November 1945.
3. Muhammadiyah Pada Masa Orde Lama
Kemenangan Partai Masyumi pada 1955, membuat PKI dan antek-
anteknya menaruh dendam hingga menuduh Masyumi terlibat dalam
pemberontakan PRRI di Sumatera. PKI membujuk penguasa pada saat itu untuk
membubarkan Masyumi yang tentu akan mengancam eksistensi Muhammadiyah.
Tetapi,keputusan tertingi tetap di tangan presiden Soekarno.
Dampak dari permasalahan tersebut, banyak tokoh Masyumi yang
notabene aktivis Muhammadiyah dijebloskan ke penjara yakni :
a. Buya HAMKA
b. Mr.Kasman Singidimejo
c. dr.Yusuf Wibisono
Pada 1959, dikeluarkan dekrit presiden yang memberi waktu pada
Masyumi untuk membubarkan diri. Lalu dalam rangka menyelamatkan
Muhammadiyah dari hasutan PKI terhadap presiden, diberikanlah predikat
“Anggota Setia Muhammadiyah” kepada Ir.Soekarno.
4. Muhammadiyah Pada Orde Baru
Pada masa ini, Muhammadiyah menata kembali organisasinya dan turut
membantu pemerintah dalam menumpas PKI. Namun setelah cukup lama
berkuasa, mulai terjadi penyelewengan-penyelewengan. Semua organisasi Massa
dan politik tidak ada yang boleh menentang kata-kata pemerintah. Pada 1977,
munculnya krisis moneter yang menyerang bangsa Indonesia. Hal ini mendorong
para aktivis untuk ikut bersama gelombang masyarakat untuk melengserkan rezim
orde baru. Akhirnya pada 22 Mei 1998, rezim orde baru tumbang, dan digantikan

9
dengan Masa Reformasi yang satu diantara penggeraknya ialah Prof.
DR.H.Amien Rais.
5. Muhammadiyah Pada Reformasi
Dalam sidang Tanwir di Semarang pada 1998, Muhammadiyah merelakan
Prof. DR.H. Amien Rais untuk melepaskan jabatannya sebaga Ketua Pimpinan
Pusat Muhammadiyah guna menjaga agar kondisi perpolitikan tidak menghambat
gerak juang Muhammadiyah. yang berpolitik riil agar memperhatikan :
1. Mengedepankan kejujuran
2. Menjadi Uswatun Khasanah Pada Sidang Tanwir Muhammadiyah bulan
Februari 2002 di Bali, Muhammadiyah merumuskan khittah berbangsa
dan bernegara yang isi nya mempertegas statement Ujung Pandang dan
Khittah Surabaya.
3. Muhammadiyah mengihimbau kadernya Melakukan Islah

D. Dimana letak upaya Muhammadiyah dalam pemurnian Islam


Dalam memurnikan ajaran islam, Muhammadiyah berupaya menghilangkan
praktik praktik syirik dan Takhayul, Bid’ah dan Khurafat yang terjadi dimasyarakat
dengan cara dakwah amar ma’ruf nahi munkar.
a. Bid’ah adalah sesuatu hal baru tanpa ada tokoh yang mendahuluinya.
Menurut Pengertiannya, bid’ah adalah sesuatu cara yang diadakan orang
dalam agama yang menyerupai perintah agama. Mengingat ibadah tambahan itu
tidak diperintahkan oleh Allah dan Rasulullah, maka dinamakan bid’ah.
Muhammadiyah mmenegaskan bahwa bid’ah adalah semua perbuatan mengada
adakan dalam agama yang dipandang sebagai ibadah kepada Allah.
b. Khurafat adalah hal hal yang tidak masuk akal atau sulit dipercaya
kebenarannya.
Mempercayai adanya kekuatan lain selain Allah. Mempercayai ajaran
dinamisme, ajaran peninggalan nenek moyang. Perbuatan khurafat yang
dimaksud antara lain
a) Upacara menanam kerbau
b) Memberi sedekah kelaut
c) Memberi sesaji ditempat keramat.

10
d) Pemujaan terhadap benda benda keramat.
c. Takhayul adalah Kepercayaan yang dilandasi oleh alam khayal atas sesuatu
yang dianggap ada, tanpa didasari fakta kebenarannya.
Percaya pada takhayul berarti kepercayaan animism, yang berarti percaya
pada sesuatu yang ada dan memberikan kekuatan tertentu. Yang termasuk
perbuatan takhayul antara lain :
a) Adanya kekuatan tertentu pada keris.
b) Adanyan penguasa laut selatan.
c) Adanya mahluk gaib yang menunggu pohon besar.
d. Syirik berarti menyekutukan Allah SWT, dengan sesuatu lainnya, baik
dalam keyakinan, perbuatan dan ucapan. Syirik juga diartikan meyakini,
menyembah, meminta pertolongan selain kepada Allah SWT.
Yang termasuk perbuatan syirik antara lain :
a) Meminta pertolongan kepada kekuatan gaib.
b) Meminta pertolongan roh roh leluhur yang telah meninggal
c) Meminta pertolongan pada binatang- binatang tertentu.
e. Musyrik berarti sebutan bagi orang orang yang menyekutukan Allah
dengan sesuatu selain ALLah baik dalam ucapan, keyakinan ataupun
perbuatannya.
Merajalelanya perbuatan bid’ah, Khurafat, dan takhayul ini akibat
pengaruh tradisi-tradisi yang bukan islam.

E. Maksud dan Tujuan didirikan Muhammadiyah


Rumusan maksud dan tujuan Muhammadiyah sejak berdiri hingga sekarang ini
telah mengalami beberapa kali perubahan redaksional, perubahan susunan bahasa dan
istilah. Tetapi, dari segi isi, maksud dan tujuan Muhammadiyah tidak berubah dari
semula.Pada waktu pertama berdirinya Muhamadiyah memiliki maksud dan tujuan
sebagai berikut:
Rumusan pertama
Menyebarkan pengajaran Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada
penduduk bumi-putra, di dalam residensi Yogyakarta. Dan Memajukan hal agama Islam
kepada anggota-anggotanya.

11
Rumusan kedua
Terjadi setelah muhammadiyah meluas ke berbagai daerah di luar Yogyakarta.
Memperhatikan jumlah cabang yang ada di luar Yogyakarta maka maksud dan tujuan
muhammadiyah harus direvisi sesuaii dengan keadaan riil yang dialaminya. Adapun
isinya adalah memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama Islam di
Hindia Belanda, serta memajukan dan menggembirakan hidup sepanjang kemauan
Agama Islam kepada sekutu-sekutunya.
Rumusan ketiga
Rumusan ketiga ini terjadi ketika masa pendudukan Jepang di Indonesia. Pemerintahan
fasis ini mengharuskan terjadinya perubahan redaksional yang sesuai dengan yang
dikehendakinya. Maka rumusanya adalah sesuai dengan kepercayaan untuk mendirikan
kemakmuran bersamaseluruh Asia Timur Raya dibawah pimpinan Dai Nippon, dan
memang diperintahkan oleh Allah maka perkumpulan ini:
a) Hendaknya menyiarkan agama Islam, serta melatihkan hidup yang selaras dengan
tuntunannya.
b)  Hendak melakukan pekerjaan perbaikan umum.
c) Hendak memajukan pengetahuan dan keepandaian serta budi pekerti yang baik
kepada anggota-anggotanya.
Rumusan keempat  
Terjadi setelah Muktamar Muhammadiyah ke 31 di Yogyakarta. Adapaun rumusanya
adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga dapat mewujudkan
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya
Rumusan kelima
Ini diubah pada Muktamar Muhammadiyah ke 34 di Yogyakarta. Perubahan ini hanya
pada redaksionalnya saja dari kata dapat mewujudkan menjadi terwujudnya. Sihingga
rumusan resminya adalah, Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Rumusan keenam
Terjadi pada Muktamar Muhammadiyah ke 41 di Surakarta. Pada tahun itu
Muhammadiyah harus merubah maksud dan tujuan azaznya, dikarenakan kehadiran
Undang-undang nomor 8 tahun 1985 tentang kewajiban setiap ormas, baik agama

12
maupun non agama untuk mencantumkan asas pancasila. Adapun maksud dan tujuan
hasil Muktamar ke 41 itu adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam
sehingga terwujud masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridhai Allah SWT.
Rumusan ketujuh
Muhammadiyah adalah gerakan Islam, Dakwah Amar ma’ruf Nahi Munkar, berasaskan
Islam yang bersumber pada al Qur’an dan As-Sunnah.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Muhammadiyah adalah salah satu orgnisasi Islam pembaharu di Indonesia.
Gerakan Muhammadiyah yang dibangun oleh K.H. Ahmad Dahlan sesungguhnya
merupakan salah satu mata rantai yang panjang dari gerakan pembaharuan Islam. maksud
dan tujuan Muhamadiyah, yaitu Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam
sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah Subhanahu
wa Ta’ala.Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan menuntut
ilmu di kota suci Makkah, dan hasil dari pendidikannya itu kemudian beliau membentuk
sebuah wadah perubahan untuk kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah Rasullullah
sesuai dengan arti Muhammadiyah yaitu pengikut Nabi Muhammad SAW. Dari
terbentuknya Muhammadiyah di kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijah
1330 H yang bertepatan pada 18 November 1912 M dan tersebarluas hampir seluruh
Indonesia sehingga menjadi organisasi besar sampai dengan sekarang tidak lepas dari
buah pikiran K.H. Ahmad Dahlan.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah yang berjudul “Perkembangan Muhammadiyah
Sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia “, saya menyadari bahwa masih banyak
kesalahan sehingga belum sempurnanya makalah ini. Maka saya harap kritik dan saran
yang membangun dari Dosen pembimbing dan saudara-saudari khususnya kelas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Makassar.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ppcindo.com/click.php?kemuhammadiyahan
http://veeah.blogspot.com/2010/12/ide-dasarlatar-belakang-berdirinya.html
http://regenerasi.wordpress.com/?p=9
http://serbasejarah.wordpress/2009/05/31/sejarah-muhammadiyah/

iv

Anda mungkin juga menyukai