Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan rahmat dan bimbinganNya, sehingga kami mampu menyusun
makalah untuk SMA/MA.
Makalah ini kami susun berdasarkan informasi dari berbagai sumber. Dikemas
dengan rigkasan materi yang menarik untuk memudahkan siswa dalam proses
kegiatan belajar.
Kami mengharap makalah bermanfaat bagi siswa dan guru dalam proses kegiatan
belajar sehingga mampu menambahkan pengetahuan bagi guru dan siswa sehingga
dapat menambahkan kecerdasan siswa.
Karena itu, demi perbaikan makalah ini, segala saran, kritik, dan masukan yang
membangun akan senantiasa kami terima dengang lapang hati.semoga buku ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi peserta didik dan guru pengajarnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Tim Penyusun,

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah...............................................................
B.
Tujuan Penulisan...............................................
C.
Rumusan Masalah.......
D.
Metode Penulisan....
BAB II PEMBAHASAN
A.
Peta Konsep Batik Teknik Ikat Celup atau Jumputan.....................
B.
Pengertian Batik Teknik Ikat Celup atau Jumputan.........................
C.
Sejarah Batik Teknik Ikat Celup atau Jumputan...........................
D.
Tahapan Membuat Batik Teknik Ikat Celup atau Jumputan.............

E.
Teknik Batik Teknik Ikat Celup atau Jumputan..........................
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPULAN...........................................................................
B.
SARAN......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................

BAB I
Pendahuluan
A.

Latar Belakang Masalah

Peserta didik belum bersifat kreatif, inovatif, dan produktif. Dalam arti belum
memiliki kemampuan untuk memanfaatkan bakatnya. Perkembangan globalisasi
pada masa remaja seharusnya memudahkan remaja dalam melakukan hal-hal
positif , kreatif, inovatif, dan produktif .Tetapi, perkembangan globalisasi ini justru
cenderung membuat peserta didik menjadi malas, mudah menyerah dan tidak
bertanggung jawab. Peserta didik diharapkan mengetahui seluk beluk tentang batik
khususnya Batik Jumputan atau Ikat Celup yang cukup mudah dalam membuatnya.
Oleh karena itu tim penyusun ingin membuat makalah dengan judul Batik
Jumputan atau Ikat Celup

B.
1.
2.

Untuk mengetahui lebih dalam tentang Batik Jumputan atau Ikat Celup
Untuk menambah wawasan siswa terhadap Batik Jumputan atau Ikat Celup
3.
Untuk memenuhi tugas Prakarya & Kewirausahaan

C.
3.

Tujuan Penulisan

Rumusan Masalah

1.
Bagaimana peta konsep Batik Jumputan atau Ikat Celup?
2.
Apa pengertian Batik Jumputan atau Ikat Celup?
Bagaimana sejarah berkembangnya Batik Jumputan atau Ikat Celup?

4.
5.

D.

Bagaimana tahapan membuat Batik Jumputan atau Ikat Celup?


Apa saja teknik dalam membuat Batik Jumputan atau Ikat Celup?

Metode Penulisan
1.
2.

Metode Pustaka
Metode Browsing

BAB II
A.

Pembahasan
Peta Konsep Batik Jumputan atau Ikat Celup

B.

Pengertian Batik Jumputan atau Ikat Celup

Jumputan(tie-dye) merupakan salah satu jenis batik yang pembuatannya dilakukan


dengan cara mengikat kencang di beberapa bagian kain kemudian dicelupkan pada
pewarna. Oleh karena itu, sebagian orang juga menyebut Jumputan sebagai batik

ikat celup.Di beberapa daerah di Indonesia, teknik ini dikenal dengan berbagai
nama lain seperti pelangi atau cinde (Palembang), tritik atau jumputan (Jawa),
serta sasarengan (Banjarmasin).

C.

Sejarah Batik Jumputan atau Ikat Celup

Menurut sejarah, batik ikat celup berasal dari Tiongkok, batik ini kemudian
berkembang sampai ke India dan wilayah-wilayah nusantara. Batik ikat celup
diperkenalkan ke nusantara oleh orang-orang India melalui misi perdagangan.
Batik ini mendapat perhatian besar terutama karena keindahan ragam hiasnya
dalam rangkayan warna warni yang menawan. Penggunaan batik ikat celup ini
antara lain di sumatra, khususnya palembang, di kalimantan selatan, jawa dan bali.
Dalam proses pewarnaan batik jumputan, jaman dahulu zat pewarna yang
digunakan berasal dari alam. Namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi zat pewarna alami mulai ditinggalkan. Hal ini terjadi terutama
karena pewarna sintesis memiliki jumlah warna yang hampir tak terbatas.
Disamping itu juga, proses pewarnaan alam juga lebih rumit daripada pewarna
sintesis. Meskipun demikian, keduanya memiliki keunggulan masing-masing.

D.

Tahapan Pembuatan Batik Jumputan atau Ikat Celup


. Bahan-bahan yang dibutuhkan:

1.

Kain

Kain yang digunakan digunakan untuk proses pembatikan jumputan adalah kain
mori, kain mori adalah bahan yang lazim digunakan dalam pembatikan. kain mori
dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki dari mulai golongan mori
yang paling halus sampai mori golongan rendah.
Kain mori dapat digolongkan sebagai berikut:
A. Mori Primissima adalah mori yang paling halus,
B. Mori Prima adalah mori yang tergolong halus kedua
C. Mori Biru (medium) adalah kualitas ke tiga setelah mori primissima dan prima.

D. Mori blaco (grey) termasuk golongan paling rendah kualitasnya dan banyak
mengandung kanji sehingga sangat kaku.
Selain mori dalam pembuatan batik jumputan juga bisa menggunakan kain
katun, sutra. Jenis kain ini lembut dan memiliki daya serap yang tinggi, sehingga
memudahkan proses pengikatan dan pencelupan. Ada juga beberapa jenis kain
yang sifatnya tidak cocok untuk proses ikat celup, diantaranya kain dari benang
rayon atau kain yang mempunyai permukaan yang terlalu licin, kain yang terlalu
kaku atau keras, atau tidak memiliki daya serap yang memadai.
2. Dua sendok Garam dan Cuka secukupnya;
3. Dua liter Air untuk satu kemasan warna;
4. Pewarna dan penguatnya dalam satu kemasan (Wenter atau Wantex).
Pewarnaan bertujuan untuk memberi warna pada kain batik sehingga menghasilkan
suatu gabungan warna yang baik. Proses pewarnaan dapat dilakukan dengan cara
celupan, coletan, dan kuasan.
Zat perwarna dibagi menjadi 2 :
A. Zat pewarna alam
Zat pewarna alam ini berasal dari tumbuh-tumbuhan yang dibuat melalui sistem
ekstrasi. Ekstrasi adalah proses yang paling sederhana dilakukan dengan cara
konvensional yaitu dengan merebus tumbuh-tumbuhan tersebut, bahan yang
direbus adalah: bagian daun, batang, buah, kulit buah, kulit akar, dan bunga. Bahan
tumbuh-tumbuhan yang dapat dijadikan zat pewarna alami diantaranya:
Daun Mangga (hijau), Daun alpokat, daun mahoni,Kunyit, kapur sirih, Daun jati
muda, Daun jarak kepyar dan Kulit bawang merah.
B. Zat pewarna Sintesis
Zat pewarna sintesis adalah zat pewarna buatan terdiri dari :

Cat warna naptol dan garam

Cat warna ini banyak dipakai dalam pembatikan, Penggunaan yang mudah cepat
dan praktis serta karena memiliki daya serap yang baik pada katun. Serta daya
tahannya yang cukup baik terhadap sinar matahari dan gesekan.dapat
dikombinasikan antara warna yang satu dengan warna yang lain. Warna naptol juga
dapat digunakan untuk pencelupan dalam keadaan dingin.
Warna naptol ini terdiri dari 2 bagian antara lain,
a. naptol yang selalu menggunaka kode AS, yang penggunaannya di campurkan
dengan soda api kemudian diseduh dengan air panas.
b. garam yang berfungsi untuk membangkitkan warna di seduh dengan air dingin.
zat warna naptol ini dapat dikombinasikan dari warna satu dengan warna lainnya
yang penting kita bisa mencampurkan antara warna yang satu dengan warna yang
lain, sebelumnya kita harus menganal duli pencampuran warna, baik itu warna
primer, sekunder dan tersier
1) Warna primer adalah warna pokok
Warna primer adalah Merah, Kuning, Biru
2) Warna Sekunder adalah pemcampuran dari warna primer
Misalnya :
Merah + kuning = 0ranya
Kuning + Biru = Hijau
Biru + Merah = Ungu
3) Warna tersier adalah pencampuran antara warna primer dan warna sekunder
Orange + Merah = Oranye kemerah-merahan
Orange + kuning = Oranye kekuning kuningan
Hijau + Kuning = Hijau kekuning kuningan
Hijau + Biru = Hijau kebirubiruan
Ungu + Biru = Ungu kebiru-biruan
Ungu + Merah = Ungu kemerah merahan.
Alat-alat yang digunakan:
1.

Karet gelang;

2.

Kelereng, Uang koin, Batu;

3.

Kompor;

4.

Bejana (Panci)

Digunakan untuk mendidihkan air dan untuk proses pewarnaan dengan


menggunakan pewarna wantek.
5.

Sendok kayu sebagai alat pengaduk;

6.

Ember.

Digunakan untuk proses pewarnaan


Cara membuatnya:
1.
2.

Pastikan kain dalam kondisi bersih;

Membuat bentuk/desain motif dengan mengikat Kelereng, Uang koin, atau Batu
pada beberapa bagian kain menggunakan karet secara kencang dan bervariatif;
3.

Rebus air menggunakan Bejana (Panci) hingga mendidih;

4.

Setelah mendidih, campurkan pewarna dan penguat yang berada dalam satu
kemasan Wenter ataupun Wantex;

5.

Tambahkan garam dua sendok makan dan cuka secukupnya disertai dengan
mengaduk larutan hingga merata;
6.

7.
8.
9.

Celupkan kain tersebut pada cairan warna. Bila menginginkan satu warna,
celupkan seluruh bagian kain dalam larutan pewarna yang mendidih.
Aduk dalam waktu 20-30 menit agar warna merata dan merekat kuat;
Bila menginginkan warna lain, langkah pada no. 6 (enam) hanya mencelupkan
sebagian pada cairan pewarna pertama dan mencelupkan kain yang belum terkena
warna pada cairan pewarna lainnya.
10.

11.

Basahi kain yang telah diikati dan dibuat motif dengan air bersih;

Celupkan berkali-kali sesuai jumlah warna yang dikehendaki;

Apabila proses pencelupan warna selesai, kain diangkat dan dibilas menggunakan
air dingin yang bersih;
12.

Kemudian sumua ikatan dilepas, kain ditiris dan dikeringkan;

13.

Setelah kering, rapikan dengan menyetrika kain tersebut.

Suasana praktek Jumputan menggunakan media yang minimalis

NB:

Karet bisa diganti dengan tali, yang penting ikatannya harus kencang.
Garam dan cuka digunakan sebagai tambahan penguat agar warna tidak mudah
luntur.
Gunakan satu wadah (bejana/panci) untuk satu warna saja.
Pada praktek ini, sebaiknya wadah yang digunakan khusus untuk pembuatan
Jumputan atau batik ikat celup. Namun jika wadah tersebut akan digunakan untuk
keperluan lain, selesai praktek, bersihkan dengan baik bejana/panci yang telah
digunakan sebagai wadah proses mewarnai hingga benar-benar bersih.

E. Teknik Pembuatan Batik Jumputan atau Ikat Celup


Ada dua teknik membuat batik jumputan :
1. Teknik Ikat
Teknik ikat adalah teknik dengan cara ikatan, artinya median yang diikat akan
menimbulkan motif. Cara mengikatnya harus kencang supaya pada saat dicelup
tidak terkena warna, sehingga setelah ikatannya dilepas akan terbentuk gambarnya.
Teknik ikat ini dilakukan dengan memegang permukaan kain dengan ujung jari,
lalu permukaan kain itu di ikat dengan jelas baik dengan ikatan tunggal maupun
jamak. Cara mengikatnya beragam, ada ikatan datar, miring, dan kombinasi.
Adapun teknik lipat dan gulung. Pada saat mengikat jalinan kain
Langkah-langkan membuat batik jumputan dengan teknik ikatan
a. Sediakan alat dan bahan
b. Ikatlah kain dengan menggunakan tali plastik baik secara langsung maupun
kelereng dimasukan dalam kain kemudian di ikat dengan kencang menggunakan
tali plastik
c. Dalam proses pengikatan benang harus diperhatikan, pakailah tali yang tidak
tembus warna.
2. Teknik Jahit

Teknik jahitan adalah kain diberi pola terlebih dahulu lalu dijahit dengan
menggunakan tusuk jelujur pada garis warnanya dengan menggunakan banang,
lalu benang ditarik kuat sehingga kain berkerut serapat mungkin. Pada waktu
dicelup benang yang rapat akan menghalangi warna masuk ke kain, benang yang
dipakai sebaiknya benang yang tebal dan kuat seperti benang plastik / sintesis,
benang jins, atau benang sepatu. Hasil jumputan teknik jahitan ini berupa titik-titik
yang agak menyambung membentuk gambar.

Langkah-langkan membuat batik jumputan dengan teknik jahitan


a. Sediakan Alat Dan Bahan
b. Gambar lah pola pada kain dengan menggunakan pensil
c. Jahitlah garis pola dengan tusik jelujur, lebih baik jarak panjang jelujur di atur
antara 2 3 mm
d. Setelah selesai di jahit, sisakan benang untuk menarik. Tarik kedua ujung kuatkuat tapi jangan sampai putus, buatlah kain serapat mungkin setelah itu ikatkan
benang agar kain yang berkerut tidak lepas lagi.
e. Setelah di ikat kain siap untuk di warna., di sini warna yang akan digunakan
adalah warna naptol

F.

Penerapan Batik Jumputan atau Ikat Celup

Batik jumputan atau ikat celup sudah banyak beredar di pasaran. Diantaranya telah
diterapkan pada mukena, jilbab, pakaian, dan lain-lain. Batik ini juga mempunyai
harga jual yang mahal, tetapi memiliki kualitas yang cukup bagus.

BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian sebelumnya, Penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Batik jumputan atau ikat celup merupakan batik yang cukup mudah dalam
membuatnya
2. Batik jumputan atau ikat celup juga memiliki harga jual yang tinggi
3. Mempelajari batik jumputan atau ikat celup bermanfaat bagi diri sendiri dan orang
lain

B. Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, Penulis menyarankan setiap calon peserta didik
dapat memahami konsep perkembangan sosial peserta didik

Anda mungkin juga menyukai