Anda di halaman 1dari 13

TUGAS BAHASA INDONESIA

BAB I,II, III, IV, V

Oleh:
Nursakina Gazali
105131101019

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
TAHUN 2019/2020
BAB I
1. Kemukakan asal mula Bahasa Indonesia!
Jawab:
Bahasa Indonesia telah dinyatakan sebagai bahasa nasional sejak tahun 1928, jauh sebelum
Indonesia merdeka. Saat itu bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa persatuan dan
menggunakan bahasa Indonesia sebagai perekat bangsa. Saat itu bahasa Indonesia menjadi bahasa
pergaulan antaretnis (lingua franca) yang mampu merekatkan suku-suku di Indonesia. Dalam
perdagangan dan penyebaran agama pun bahasa Indonesia mempunyai posisi yang penting.
Deklarasi Sumpah Pemuda membuat semangat menggunakan bahasa Indonesia semakin
menggelora. Bahasa Indonesia dianjurkan untuk dipakai sebagai bahasa dalam pergaulan, juga
bahasa sastra dan media cetak. Semangat nasionalisme yang tinggi membuat perkembangan bahasa
Indonesia sangat pesat karena semua orang ingin menunjukkan jati dirinya sebagai bangsa.
Pada tahun 1930-an muncul polemik apakah bisa bahasa Indonesia yang hanya dipakai
sebagai bahasa pergaulan dapat menjadi bahasa di berbagai bidang ilmu. Akhirnya pada tahun 1938
berlangsung Kongres Bahasa Indonesia yang pertama di Solo. Dalam pertemuan tersebut, semangat
anti Belanda sangat kental sehingga melahirkan berbagai istilah ilmu pengetahuan dalam bahasa
Indonesia. Istilah belah ketupat, jajaran genjang, merupakan istilah dalam bidang geometri yang
lahir dari pertemuan tersebut.
Bahasa Indonesia diresmikan pada kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945. Bahasa
Indonesia adalah bahasa dinamis yang hingga sekarang terus menghasilkan kata-kata baru, baik
melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan asing. Bahasa Indonesia adalah
dialek baku dari bahasa Melayu. Fonologi dan tata bahasa dari bahasa Indonesia cukuplah mudah,
dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu
beberapa minggu. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai pengantar
pendidikan di sekolah di Indonesia.

2. Jelaskan faktor-faktor yang melatarbelakangi diangkatnya bahasa Melayu sebagai Bahasa Indonesia!
Jawab:
Ada 4 Faktor yang melatarbelakangi diangkatnya bahasa Melayu sebagai Bahasa Indonesia, yaitu:
 Bahasa Melayu mempunyai sejarah yang telah membantu penyebaran bahasa Melayu.
Bahasa Melayu merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan/perdagangan.
Malaka pada masa jayanya menjadi pusat perdagangan dan pusat pengembangan agama
Islam. Dengan bantuan para pedagang, bahasa Melayu disebarkan keseluruh pantai
Nusantara terutama di kota-kota pelabuhan. Bahasa Melayu menjadi Bahasa penghubung
antar individu. Karena Bahasa Melayu itu sudah tersebar dan boleh dikatakan sudah
menjadi Bahasa sebagian besar penduduk. Gubernur Jenderal Rochussen lalu menetapkan
bahwa bahasa Melayu dijadikan bahasa pengantar di sekolah untuk mendidik calon pegawai
negeri bangsa bumiputera. Dari satu segi kita katakana bahwa masa pendudukan Jepang
telah membantu makin tersebarnya bahasa Indonesia karena pemerintah (Balatentara)
Jepang melarang pemakaian bahasa musuh seperti bahasa Belanda dan Inggris. Karena itu,
bahasa Indonesia mengalami kontaksosial di seluruh wilayah Indonesia dengan berpuluh-
puluh bahasa daerah.
 Bahasa Melayu sebagai bahasa resmi kedua kerajaan besar yaitu kerajaan Sriwijaya dan
kerajaan Majapahit. Kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Majapahit adalah kerajaan yang sangat
terkenal di kawasan Nusantara dan memiliki sejarah kejayaan yang tersohor keberadaannya
dan salah satu bahasa resmi kedua kerajaan tersebut adalah bahasa Melayu.
 Bahasa Melayu sebagai bahasa perjuangan. Bangsa Indonesia menerima dengan sukarela
bahasa Melayu menjadi bahasa nasional sejak dicetuskannya sumpah pemuda 1928, mereka
menyadari bahwa bahasa Melayu paling memenuhi syarat sebagai bahasa nasional karena
bahasa Melayu dapat diterima oleh semua pihak.
 Bahasa Melayu mudah dipelajari dan dikembangkan. Bahasa Melayu memiliki sifat dan
susunan yang sederhana dan luwes sehinga mudan untuk dipelajari oleh seluruh suku
bangsa yang ada di Indonesia selain itu, bahasa Melayu dapat menyesuaikan diri dengan
kebutuhan pemakainya dan memperkaya perbendarahannya dengan unsur – unsur baru
bahasa lain sehingga mudah dikembangkan.
3. Jelaskan pengertian Politik Bahasa Indonesia!
Jawab:
Politik Bahasa Indonesia yaitu kebijakan nasional yang berisi perencanaan, pengarahan dan
ketentuan – ketentuan yang dapat dipakai sebagai dasar pengelolaan keseluruhan masalah
kebahasaan sehingga kebijakan nasional ini benar – benar terlaksana, terarah dan menyeluruh.
4. Tuliskan fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional dan sebagai Bahasa negara!
Jawab:
Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional, yaitu
 Sebagai lambang kebangaan Nasional, karena mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang
mendasari rasa kebangsaan kita. Berdasarkan kebanggaan inilah, bahasa Indonesia kita
pelihara dan kita kembangkan. Selain itu, rasa bangga memakai bahasa Indonesia dalam
berbagai bidang harus selalu kita bina dan kita tingkatkan.
 Sebagai lambang identitas Nasional, karena mengindikasikan bahwa bahasa Indonesia
sebagaimana halnya lambang lain, yaitu bendera merah putih dan burung garuda mau
takmau suka tak suka harus diakui menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan dengan bangsa
Indonesia. Jadi,seandainya ada orang yang kurang atau bahkan tidak menghargai ketiga
lambang identitas kita ini tentu sedikitnya kita akan merasa tersinggung dan rasa hormat
kita kepada orang tersebut menjadi berkurang atau malah hilang. Karena itu, bahasa
Indonesia dapat menunjukkan atau menghadirkan identitasnya hanya apabila masyarakat
bahasa Indonesia membina dan mengembangkannya sesuai dengan keahlian dalam bidang
masing-masing
 Sebagai alat pemersatu seluruh Bangsa Indonesia, karena memberikan kewenangan
kepada kita berkomunikasi dengan siapa pun memakai bahasa Indonesia apabila
komunikator dan komunikan mengerti. Karena itu, kesalah pahaman dengan orang dari
daerah lain bisa kita hindari kalau kita memakai Bahasa Indonesia. Melalui fungsi ketiga ini
pula kita bisa memahami budaya saudara kita di daerah lain.
 Sebagai alat penghubung antar Budaya dan antar Daerah, karena mengajak kita bersyukur
kepada Tuhan karena kita telah memiliki bahasa nasional yang berasal dari bumi kita sendiri
sehingga kita dapat bersatu dalam kebesaran Indonesia. Padahal, ketika dicanangkan
sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia boleh dikatakan tidak memiliki penutur asli
karena berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Jawa dan bahasa Sunda paling banyak
penuturnya di antara bahasa-bahasa daerah yang ada di Nusantara ini.Jadi, berdasarkan
jumlah penutur, yang pantas menjadi bahasa nasional sebenarnya kedua bahasa daerah itu.
Apalah jadinya seandainya bahasa Jawa atau bahasaS unda yang diangkat menjadi bahasa
nasional. Mungkin saja terjadi perpecahan perang antar suku, lalu muncul negara-negara
kecil. Karena itu, tentu bukan soal jumlah penutur yang menjadi landasan para pemikir
bangsa waktu itu. Mereka berpikiran jauh ke masa depan untuk kebesaran dan kejayaan
bangsa dan lahirlah bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Sehubungan dengan
ketentuan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, jelaslah bahwa tidak lagi hanya
dipakai sebagai bahasa perhubungan/pergaulan dalam tingkatnasional, melainkan juga
sebagai bahasa resmi kenegaraan. Bahasa Indonesia digunakandalam semua kesempatan,
pertemuan, pembicaraan yang sifatnya resmi baik lisan maupuntulisan.
Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara, yaitu
 Sebagai bahasa resmi kenegaraan, karena bahasa Indonesia wajib digunakan di dalam
upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik lisan maupun tulisan. Begitu juga dalam
penulisan dokumen dan putusan serta surat-surat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan
badan-badan kenegaraan. Hal tersebut berlaku juga bagi pidato kenegaraan.
 Sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan, karena mengharuskan lembaga-lembaga
pendidikan menggunakan pengantar bahasa Indonesia. Lembaga pendidikan mulai taman
kanak-kanak sampai perguruan tinggi mau tak mau dalam pelajaran atau mata kuliah apa
pun pengantarnya adalah Bahasa Indonesia. Namun, ada perkecualian. Bahasa daerah boleh
(tidak harus) digunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah dasar sampai tahun ketiga.
 Sebagai alat penghubung pada tingkat Nasional untuk kepentingan tata-cara perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan nasional serta pemerintahan, karena mengajak kita
menggunakan bahasa Indonesia untuk membantuk kelancaran pelaksanaan pembangunan
dalam berbagai bidang. Dalam hal ini kita berusaha menjelaskan sesuatu, baik secara lisan
maupun tertulis, dengan bahasa Indonesia agar orang yang kita tuju dapat dengan mudah
memahami dan melaksanakan kegiatan pembangunan.
 Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, pemanfaatan Ilmu pengetahuan dan
Teknologi (iptek), karena mengingatkan kita yang berkecimpung dalam dunia ilmu. Tentu
segala ilmu yang telah kita miliki akan makin berguna bagi orang lain jika kita sebarkan
kepada saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air di seluruh pelosok Nusantara, atau
bahkan jika memungkinkan kepada saudara kita di seluruh dunia. Penyebaran ilmu tersebut
akan lebih efektif dan efisien jika menggunakan bahasa Indonesia, bukan bahasa daerah
atau bahasa asing. Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia memiliki multi fungsi, antara
lain sebagai pelaksana administrasi pemerintahan, pendidikan dan pengajaran,
pengembangan kesusastraan nasional, peningkatan mutu media massa, dan sebagai
penulisan buku-buku pelajaran maupun buku-buku ilmu pengetahuan. Sebagai alat
perjuangan bangsa, Bahasa Indonesia telah terbukti menjadi alat pemersatu yang paling jitu.
Bangsa Indonesia yang terdiri dari beratus-ratus suku bangsa ini dalam masa pertumbuhan
yang relatif singkat, perlahan-lahan tetapi tetap dan mantap, membentuk satu bangsa
karena ikatan perasaan kebangsaan yang makin lama makin menjadi kuat dan akhirnya
mengalahkan rasa kedaerahan yang mulanya sangat kuat pada diri tiap-tiap suku tersebut.
Sebagai bahasa resmi negara, bahasa Indonesia harus menentukan ciri-ciri bahasa baku,
bahasa yang menjadi penggunaan bahasa ragam resmi, baik lisan maupun tulisan
5. Kemukakan pengertian sosiolek , dialek georafis, register dan idiolek !
Jawab:
 Sosiolek adalah variasi bahasa yang berkolerasi dengan kelas sosial atau kelompok
pekerjaan ( dan bukan dengan tempat ), dialek sosial.
 Dialek geografis adalah variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok bahasawan yang
dibatasi oleh tempat atau timbul dari perbedaan asal penuturnya.
 Register adalah variasi – variasi bahasa yang disebabkan oleh sifat khas dengan
kebutuhan pemakainya.
 Idiolek adalah keseluruhan ciri – ciri bahasa seorang pribadi manusia.
BAB II
1. Kapan huruf kapital dipakai sebagaimana yang diatur dalam ejaan yang disempurnakan!
Jawab:
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalkan :
 Dia membaca buku.
 Kita harus bekerja keras
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung
Misalkan:
 Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
 "Kemarin engkau terlambat," katanya.
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang
berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalkan:
 Islam Quran
 Allah
 Tuhan akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalkan:
 Mahaputra Yamin
 Sultan Hasanuddin
5. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan,
dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang
Misalkan:
 Dia baru saja diangkat menjadi sultan
 Pada tahun ini dia pergi naik haji
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama
orang, nama instansi, atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang
tertentu
Misalkan:
 Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
 Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan atau nama instansi yang
merujuk kepada bentuk lengkapnya
Misalkan:
 Sidang itu dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia
 Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Departemen Pendidikan Nasional
8. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak
merujuk kepada nama orang, nama instansi, atau nama tempat tertentu
Misalkan:
 Berapa orang camat yang hadir dalam rapat itu?
 Di setiap departemen terdapat seorang inspektur jenderal
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama orang
Misalkan:
 Amir Hamzah
 Dewi Sartika
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama singkatan nama orang yang digunakan
sebagai nama jenis atau satuan ukuran
Misalkan:
 J/K atau JK-1
11. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai
nama jenis atau satuan ukuran
Misalkan:
 10 volt
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan Bahasa
Misalkan:
 suku Sunda
 bahasa Indonesia
13. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang
digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan
Misalkan:
 keinggris-inggrisan
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya
Misalkan:
 bulan Oktober
 tahun Hijriah
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama peristiwa sejarah
Misalkan:
 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
16. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak
digunakan sebagai nama
Misalkan:
 Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia
 Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
17. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama diri geografi
Misalkan:
 Banyuwangi
18. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama geografi yang diikuti
nama diri geografi
Misalkan:
 Dataran Tinggi Dieng
19. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama diri atau nama diri geografi jika kata
yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan budaya
Misalkan:
 ukiran Jepara
 sarung Mandar
20. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama unsur geografi yang tidak diikuti oleh
nama diri geografi
Misalkan:
 berlayar ke teluk
21. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama diri geografi yang digunakan
sebagai penjelas nama jenis
Misalkan:
 nangka belanda
22. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama resmi negara, lembaga
resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi, kecuali kata tugas,
seperti dan, oleh, atau, dan untuk
Misalkan:
 Republik Indonesia
 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 1972
23. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara,
lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi
Misalkan:
 kerja sama antara pemerintah dan rakyat
 menurut undang-undang yang berlaku
24. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dokumen resmi, dan
judul karangan
Misalkan:
 Rancangan Undang-Undang Kepegawaian
 Dasar-Dasar Ilmu Pemerintahan
25. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata
ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah, kecuali kata
tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal
Misalkan:
 Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
 Ia menyelesaikan makalah "Asas-Asas Hukum Perdata".
26. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan yang digunakan dengan nama diri
Misalkan:
 Dr. doctor
 Ny. Nyonya
27. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan,
seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman, yang digunakan dalam penyapaan
atau pengacuan.
Misalkan:
 Besok Paman akan datang.
28. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan
yang tidak digunakan dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalkan:
 Dia tidak mempunyai saudara yang tinggal di Jakarta.
29. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam
penyapaan
Misalkan:
 Siapa nama Anda?
30. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada kata, seperti keterangan, catatan, dan
misalnya yang didahului oleh pernyataan lengkap dan diikuti oleh paparan yang
berkaitan dengan pernyataan lengkap itu
2. Kapan pula digunakan tanda titik itu!
Jawab:
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalkan:
 Dia menanyakan siapa yang akan datang.
 Ayahku tinggal di Solo.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalkan:
 1.1 Isi Karangan
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu
Misalkan:
 pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
jangka waktu.
Misalkan:
 1.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
 0.0.30 jam (30 detik)
5. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak
berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit
Misalkan:
 Alwi, Hasan, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton Siregar,
Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltevreden: Balai Poestaka.
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
menunjukkan jumlah.
Misalkan:
 Siswa yang lulus masuk perguruan tinggi negeri 12.000 orang.
7. Tanda titik dipakai pada penulisan singkatan
3. Tanda koma dipakai bila anak kalimat mendahului indukinya. Tuliskan 5 contoh kalimat yang
anak kalimatnya mendahului kalimat!
Jawab:
1. Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus membaca buku.
2. Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.
3. Kalau diundang, saya akan datang.
4. Kalau lulus UN, Kina akan berpuasa selama 3 hari
5. Karena masalah sepele, mereka saling beradu mulut.
4. Tanda garis miring dipakai dalam kalimat bila mengganti kata atau dan tiap. Tuliskan contoh
pengguna garis miring!
1. Penggunaan tanda garis miring “atau”
 Mahasiswa/mahasiswi Universitas Indonesia (dibaca : mahasiswa atau
mahasiswi di sebuah Universitas Indonesia)
 Mengangkat/menjinjing (dibaca : mengangkat atau menjinjing)
 Orang tua/wali murid TK Sacharina Nganjuk (dibaca : orang tua atau wali murid
TK Scharina nganjuk)
2. Penggunaan tanda garis miring “tiap”
 Harganya Rp1.500,00/lembar (dibaca : harganya Rp1.500,00 tiap lembar)
 Harga rambutan itu Rp3.500,00/ikat. (dibaca : Harga rambutan itu Rp3.500,00
tiap ikat.)
BAB III
1. Kemukakan pengertian kalimat yang disertai dengan pendapat para ahli!
Jawab:
1. Pengertian kalimat menurut Dardjowidojo
Kalimat ialah bagian terkecil dari suatu ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan
pikiran yang utuh secara ketatabahasaan.
2. Pengertian kalimat menurut Slametmuljana
Kalimat sebagai keseluruhan pemakaian kata yang berlagu, disusun menurut sistem
bahasa yang bersangkutan; mungkin yang dipakai hanya satu kata, mungkin lebih.
3. Pengertian kalimat menurut Kridalaksana
Kalimat sebagai satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola
intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa; klausa bebas yang
menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yang merupakan gabungan klausa
atau merupakan satu klausa, yang membentuk satuan bebas; jawaban minimal, seruan,
salam, dan sebagainya.
2. Jelaskanlah dengan contoh pengertian kalimat tunggal!
Jawab:
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu pola kalimat, yaitu terdiri dari satu subjek,
satu predikat, dan bisa dilengkapi dengan objek dan keterangan.
Contohnya:
1. Kakak berlalari.
2. Adik bermain.
3. Kemukakan dengan contoh perbedaan kalimat majemuk setara dan majemuk bertingkat!
Jawab:
1. Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk yang ini memperoleh namanya dari sifat unsur kedua kalimat
pembentuknya yang bersifat setara. Ciri-ciri lain dari kalimat ini yaitu:
 Klausa satu dengan klausa yang lainnya mempunyai hubungan yang koordinatif,
sehingga dapat berdiri sendiri meskipun dipisahkan
 Konjungsi yang menghubungkan kalimat majemuk setara berupa “dan”, “lalu”,
“kemudian”, “bahkan”, “setelah”, “sebelum”, “sedangkan”, dan “ketika”.
Contohnya:
 Aku mengerjakan tugas sekolah, sedangkan adik tengah membaca novel di
kamarnya.
 Ayah berangkat ke kantor dan ibu berbelanja ke pasar.
 Tak hanya hari ini, bahkan hari kemarin pun antrean loket itu selalu saja penuh.
2. Kalimat majemuk bertingkat
Kita dapat merangkai kalimat majemuk bertingkat dari dua atau lebih kalimat yang terdiri
dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setara. Kalimat majemuk
bertingkat memiliki klausa-klausa dengan posisi bertingkat sebagai hasil perluasan
terhadap salah satu unsur sehingga membentuk pola baru. Salah satu unsur yang
berkedudukan sebagai induk kalimat dan unsur yang lainnya berkedudukan sebagai anak
kalimat. Ciri-ciri kalimat majemuk bertingkat adalah salah satu klausa atau anak kalimat
tidak dapat berdiri sendiri (alias tidak memiliki unsur kalimat yang lengkap). Dengan
kata lain, jika dipisahkan maka klausa itu jadi tidak memiliki makna yang padu.
Contohnya:
 Menunjukkan hubungan waktu:
Saya sedang berada di sekolah ketika Ibu meninggal.
 Menunjukkan hubungan syarat:
Jika kau mau menikah denganku, aku akan membelikan keluargamu rumah yang
besar.
 Menunjukkan hubungan tujuan:
Shafira menyirami bunganya agar subur.
 Menunjukkan hubungan konsensif:
Walaupun nilainya jelek, dia tetap membolos.
 Menunjukkan hubungan penyebab:
Dia sedih karena orang yang dicintainya tidak membalas perasaannya.
 Menunjukkan hubungan perbandingan:
Mereka mirip seperti pinang dibelah dua.
 Menunjukkan hubungan akibat:
Dia begitu ceroboh sampai-sampai bekas luka di badannya begitu banyak.
 Menunjukkan hubungan cara:
Dengan cara itu, dia berhasil menjadi siswa terbaik di kelasnya.
 Menunjukkan hubungan sangkalan:
Dia keluar rumah mengenakan setelan rapi, seolah-olah masih punya pekerjaan.
 Menunjukkan hubungan kenyataan:
Dia berlagak seperti orang kaya, padahal miskin.
 Menunjukkan  hubungan hasil:
Safruddin tidak mau mencari kerja lagi, makanya istrinya meninggalkannya.
 Menunjukkan hubungan penjelasan:
Data tahunan Venezuella menunjukkan bahwa kondisi ekonominya membaik.
 Menunjukkan hubungan atribut:
Tante saya adalah perempuan yang berpakaian kuning.
4. Tuliskan 5 contoh kalimat empatik!
Jawab:
1. Dialah yang telah menolongku dari kecelakaan lalu lintas kemarin siang.
2. Kalianlah yang pantas untuk menjuarai lomba futsal tersebut.
3. Akulah yang telah mengantarnya pulang kemarin petang.
4. Kamulah yang kucari selama ini.
5. Engkaulah yang selalu aku rindukan.
BAB IV
1. Tuliskan pengertian kalimat efektif!
Jawab:
Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda
bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, kalimat
efektif mampu menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pendengar atau pembacanya seperti
apa yang dimaksudkan oleh penulis.
2. Tuliskan contoh kalimat yang logis dalam kaitannya dengan kalimat efektif!
Jawab:
1. Lalu lintas di jalan menuju puncak Bogor macet
Kalimat ini logis karena dapat dipahami bahwa, jalan menuju puncak bogor terpantau
macet atau padat.
2. Hati-hati, sering terjadi kecelakaan di Simpang Lima
Dari kalimat tersebut juga dapat dipahami bahwa di Simpang lima beberapa kali terjadi
kecelakaan, sehingga harus berhati-hati.
3. “Kami mengajarkan mata kuliah ilmu komunikasi”, ungkap salah satu peserta.
Kalimat ini juga merupakan contoh kalimat logis, dimana dipahami bahwa yang
berbicara merupakan seorang pengajar mata kuliah ilmu komunikasi.
3. Tuliskan 5 kalimat efektif yang memperhatikan aspek kehematan penggunaan kata!
Jawab:
1. Diana anak tercantik di keluarganya
2. Nezha belajar untuk ujian
3. Upacara tersebut dihadiri oleh semua siswa.
4. Seluruh mahasiswa dikenakan peraturan yang sama.
5. Seluruh siswa SMA 3 Polewali diliburkan.
BAB V
1. Kemukakan pengertian paragraf!
Jawab:
Paragraf atau alinea merupakan sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antara kalimat yang
satu dengan kalimat yang lain. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat, karena dalam
bentuk inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga membentuk suatu topik atau tema
Apa yang pernah.
2. Tuliskan syarat-syarat pembentukan paragraf!
Jawab:
1. Kesatuan Paragraf
Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara gotong royong
menyatakan suatu hal atau suatu tema tertenru. Kesatuan di sini dihentikan diartikan
bahwa paragraf itu memuat satu hal saja.
2. Kepaduan Paragraf
Kepaduan (koherensi) adalah kekompakan korelasi antara suatu kalimat dan kalimat yang
lain yang membentuk suatu paragraf kepaduan yang baik tetapi apabila korelasi timbal
balik antar kalimat yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan gampang dipahami.
Kepaduan sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, menyerupai
pengulangan kata kunci, penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan
kesejajaran(paralelisme).
3. Kelengkapan Paragraf
Ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang
kalimat topik. Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan paragraf yang
kurang lengkap. Apabila yang dikembangkan itu hanya diharapkan dengan pengulangan-
pengulangan ialah paragraf yang tidak lengkap.
4. Panjang Paragraf
Panjang paragraf dalam sebagai goresan pena tidak sama, bergantung pada beberapa
jauh/dalamnya suatu Bahasa dan tingkat pembaca yang menjadi sasaran.
Memperhitungkar, 4 hal :
 Penyusunan kalimat topik,
 Penonjolan kalimat topik dalam paragraf,
 Pengembangan detail-detail penjelas yang tepat, dan
 Penggunaan kata-kata transisi, frase, dan alat-alat lain di dalam paragraf.
5. Pola Sususnan Paragraf
Rangkaian pernyataan dalam paragraf harus disusun berdasarkan contoh yang taat asas,
pernyataan yang satu disusun oleh pernyatanyang lain dengan masuk akal dan bersetalian
secara logis. Dengan cara itu pembaca diajak oleh penulis untuk memahami paragraf
sebagai satu kesatuan gagasan yang bulat. Pola susunannya bermacam-macam, dan yang
sering diterapkan dalam goresan pena ilmiah. antara lain :
 contoh runtunan waktu,
 contoh uraian lantaran akibat,
 contoh perbandingan dan pertentangan,
 contoh analogi,
 contoh daftar, dan
 contoh lain.
3. Tuliskan contoh-contoh kata/frase transisi!
Jawab:
Berikut ini dikemukakan kata-kata atau frase transisi, seperti dikemukakan oleh Keraf (1980:80-
81).
1. Hubungan yang menyatakan tambahan terhadap sesuatu yang telah disebut, misalnya:
lebih lagi, tambahan, lagi pula, selanjutnya, di damping itu, akhirnya, dan sebagainya.
2. Hubungan yang menyatakan pertentangan, misalnya: tetapi, namun, bagaimanapun juga,
sebaliknya, walaupun, demikian, biarpun, meskipun.
3. Hubungan yang menyatakan perbandingan, misalnya: sama halnya, seperti, dalam hal
yang sama, dalam hal yang demikian, sebagaimana.
4. Hubungan yang menyatakan akibat, misalnya; sebab itu, oleh sebab itu, oleh karena itu,
jadi, maka, akibatnya, karena itu.
5. Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya: untuk maksud itu, untuk maksud tertentu,
untuk maksud tersebut, supaya.
6. Hubungan yang menyatakan singkatan, misalnya contoh intensifikasi: singkatnya,
ringkasnya, secara singkat, pendeknya, pada umumnya, dengan kata lain, yakni, yaitu,
sesungguhnya.
7. Hubungan yang menyatakn waktu, misalnya: sementara itu, segera, beberapa saat
kemudian, sesudah, kemudian.
8. Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya: di sini, di situ, dekat, di seberang,
berdekatan dengan, berdampingan dengan.
4. Tuliskan contoh paragraf induktif!
Jawab:
Berbagai penyakit bisa saja masuk kedalam tubuh kita melalui hal-hal kecil yang mungkin tidak
kita sadari, contohnya seperti ketika kita makan dengan tangan tanpa memakai sendok. Tidak
mencuci tangan terlebih dahulu tentunya sama saja akan memberi kesempatan pada penyakit
untuk masuk kedalam tubuh kita melalui kuman dari tangan kita. Oleh karena itu bisakanlah
mencuci tangan sebelum makan untuk mengurangi resiko penyakit masuk kedalam tubuh kita
yang disebabkan oleh kuman.

Anda mungkin juga menyukai