Anda di halaman 1dari 7

Nama : Almira Carissa Puspita Wijaya

NIM : 225160100111030
Fakultas : Kedokteran Gigi
Prodi : Pendidikan Dokter Gigi
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

RESUME TOPIK I

A. Sejarah Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia yang dipakai saat ini berasal dari Bahasa Melayu.
Bahasa ini sejak lama digunakan sebagai bahasa perantara (lingua franca)
atau bahasa pergaulan di hampir seluruh Asia Tenggara. Hal ini diperkuat
dengan ditemukannya prasasti kuno yang ditulis dengan menggunakan
Bahasa Melayu. Secara resminya, Bahasa Indonesia dikumandangkan pada
saat peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Namun, fakta
sejarah menunjukkan bahwa sebelum tahun 1928 telah ada gerakan
kebangsaan yang menggunakan nama “Indonesia” dan dengan sendirinya
telah ada suatu konsep tentang Bahasa Indonesia.
Bahasa Melayu sebagai salah satu bahasa di kepulauan nusantara,
sudah sejak lama digunakan sebagai bahasa komunikasi. Sejak Abad ke-7
Masehi, bahasa Melayu telah digunakan sebagai bahasa komunikasi pada
zaman Kerajaan Sriwijaya. Tidak hanya sebagai bahasa komunikasi, Bahasa
Melayu juga berfungsi sebagai bahasa kebudayaan,bahasa perdagangan,
dan sebagai bahasa resmi kerajaan. Bukti-bukti sejarah, seperti prasasti
Kedukan Bukit di Palembang bertahun 684, prasasti Kota Kapur di Bangka
Barat bertahun 686, prasasti Karang Brahi antara Jambi dan Sungai Musi
bertahun 686.
Selain itu, ada beberapa alasan lain yang mendorong dijadikannya
Bahasa Indonesia sebagai bahasa kebangsaan, antara lain:
1) Bahasa Indonesia menjadi bahasa perhubungan (lingua franca)
2) Walaupun jumlah penutur aslinya tidak sebanyak penutur bahasa Jawa,
Sunda, atau bah walaupun jumlah penutur aslinya tidak sebanyak
penutur bahasa Jawa, Sunda, atau bahasa Madura, bahasa Melayu
memiliki daerah penyebaran yang sangat luas dan yang melampaui
batas-batas wilayah bahasa lain.
3) Bahasa Melayu masih berkerabat dengan bahasa-bahasa nusantara lain
sehingga tidak dianggap sebagai bahasa asing lagi.
4) Bahasa Melayu mempunyai sistem yang sederhana sehingga relatif
mudah dipelajari.
5) Bahasa Melayu memiliki kesanggupan untuk dapat dipakai sebagai
bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.

B. Perkembangan Bahasa Indonesia


Bahasa Melayu yang dituturkan dan digunakan oleh penduduk
Nusantara berkembang karena dipengaruhi oleh berbagai budaya yang ada
sehingga muncul beragam logat daerah. Bahasa Indonesia pun perlahan
berkembang pesat menjadi bahasa modern, yang kaya akan kosakata dan
memiliki struktur yang jelas sehingga para pemuda berjanji dengan
menyatakan untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan.

C. Ragam Bahasa Indonesia


a. Ragam bahasa dilihat dari cara berkomunikasi
1) Ragam lisan
Ragam lisan berasal dari alat ucap dengan fonem sebagai unsur
dasar nya.
2) Ragam tulisan
Ragam tulisan ini berasal dari rangkaian huruf sebagai unsur
dasarnya
b. Ragam bahasa berdasarkan cara pandang penutur
1) Ragam Dialek
2) Ragam Terpelajar
3) Ragam Resmi
4) Ragam Tidak Resmi
c. Ragam bahasa dilihat dari topik pembicaraan
1) Ragam Sosial
2) Ragam Fungsional
3) Ragam Jurnalistik
4) Ragam Sastra
5) Ragam Politik dan Hukum

D. Fungsi Bahasa Indonesia


Menurut buku Arifin (2008:12) kedudukan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional memiliki fungsi, diantaranya:
a. Lambang Kebanggaan Kebangsaan
Di dalam fungsinya sebagai Lambang Kebangaan Kebangsaan, bahasa
Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa
kebangsaan. Atas dasar kebangaan ini, bahasa Indonesia harus terus
dijaga, pelihara dan kembangkan serta rasa kebanggan pemakainya
senantiasa kita bina.
b. Lambang Indentitas Nasional
Bahasa Indonesia fungsinya sebagai Indentitas Nasional, yang
mengarah pada penghargaan terhadap bahasa Indonesia selain bendera
dan lambang negara. Di dalam fungsinya bahasa Indonesia tentulah
harus memiliki indentitasnya sendiri, sehingga serasi dengan lambang
kebangsaan yang lain. Bahasa Indonesia memiliki indentitasnya hanya
apabila masyarakat pemakainya terutama kaum muda dan pelajar
membina dan mengembangkanya sedemikian rupa sehingga bersih dari
unsur-unsur bahasa lain.
c. Alat Perhubungan Antarwarga, Antardaerah, Antarbudaya
Bahasa Indonesia memiliki peranan yang fital dimasyarakat umum dan
nasional. Berkat adanya bahasa Indonesia masyarakat dapat
berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga
kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial budaya
dan bahasa tidak perlu dikawatirkan. Masyarakat dapat berpergian ke
seluruh plosok tanah air dengan hanya memanfaatkan bahasa Indonesia
sebagai satusatunya alat komunikasi.
d. Alat Pemersatu Suku Budaya dan Bahasanya
Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu suku, budaya dan bahasa
maksudnya, bahasa Indonesia memungkinkan keserasian di antara
suku-suku, budaya dan bahasa di Nusantara, tanpa harus
menghilangkan indentitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai
sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan.
Lebih dari itu, dengan bahasa nasional itu masyarakat dapat meletakkan
kepentingan nasional jauh di atas kepentinggan daerah atau golongan

E. Kedudukan Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting,
seperti tercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi
“Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia”. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
bahasa nasional; kedudukanya berada di atas bahasa-bahasa daerah.

Menurut (Arifin,dkk. 2008:12), Bahasa Indonesia juga


berkedudukan sebagai bahasa negara, hal ini tercantum dalam Undang-
Undang Dasar 1945 tercantum pasal khusus (Bab XV, pasal 36). Jadi dapat
disimpulkan jika kedudukan bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan
bahasa negara. Hal ini yang selama ini tidak diketahui oleh semua kaum
muda dan pelajar, dimana bahasa Indonesia begitu fital di Negara Kesatuan
Republik Indonesia ini. Bahasa Indonesia menjadi jantung dari bangsa
Indonesia yang sudah menjadi keharusan sebagai generasi penerus untuk
menjaga dan mengembangkanya.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, dkk. (2010). Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: AKAPRESS.

Nugroho, Agung. (2015). Pemahaman kedudukan dan fungsi bahasa


indonesia sebagai dasar jiwa nasionalisme. In: Prosiding Seminar
Nasional Bulan Bahasa 2015. Unit Penerbitan FKIP Universitas
Bengkulu, pp. 285-291.

Putrayasa, I Gusti Ngurah Ketut. (2018). Ragam Bahasa Indonesia.


Universitas Udayana.

Umar, Azhar. (2017). Kedudukan, Fungsi, dan Ragam Bahasa Indonesia.


Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan .
PERTANYAAN

1. Kenapa Anda Perlu mengetahui sejarah dan perkembangan bahasa


Indonesia?
2. Apakah faktor-faktor yang memengaruhi ragam dan fungsi dalam Bahasa
Indonesia?

JAWABAN
1. Menurut saya, kita sebagai penduduk bangsa Indonesia harus mengetahui
sejarah dan perkembangan bahasa Indonesia itu sendiri. Hal ini karena
dengan memahami sejarah dari bahasa Indonesia membuat kita lebih mudah
untuk mengetahui asal mula munculnya bahasa Indonesia sejak zaman
dahulu yang telah digunakan oleh para leluhur kita. Selain itu, kita juga
dapat mengetahui proses dari disahkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan Indonesia. Tidak hanya sejarahnya saja yang harus kita pahami,
tetapi juga perkembangan dari bahasa Indonesia dari waktu ke waktu hingga
saat ini. Pesatnya perkembangan teknologi saat ini juga membuat bahasa
Indonesia memiliki beberapa perubahan yang terus muncul seiring
berkembangnya zaman, contohnya adalah perkembangan dari PUEBI
(Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesa) yang semulanya adalah EYD
(Ejaan yang Disempurnakan) dan juga perkembangan ejaan bahasa
Indonesia sampai saat ini. Maka dari itu, penting untuk mengetahui sejarah
maupun perkembangan bahasa Indonesia agar kita selalu menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar baik secara lisan maupun tulisan.

2. Dikutip dari buku Ragam Bahasa di Indonesia (2019) karangan Yuni


Handayani, terdapat enam faktor yang memengaruhi ragam bahasa
Indonesia, antara lain:
• Tingkat pendidikan.
• Faktor usia.
• Perbedaan jenis kelamin.
• Jabatan atau profesi.
• Bidang yang ditekuni
• Keberagaman dialek di Indonesia.

Selain itu, menurut Roman Jakobson (1896–1982) seorang linguis


peletak dasar Aliran Praha memperluas konsep fungsi bahasa Karl
Buehler dan ia berpendapat ada enam faktor tuturan yang
mempengaruhi fungsi bahasa, yaitu penutur, petutur, pesan kode,
konteks, dan saluran komunikasi.

Penutur mengirim pesan kepada petutur, agar pesan tersampaikan harus


ada konteksnya. Pesan yang disampaikan dalam bentuk kode (lambang
yang dipakai untuk menggambarkan makna tertentu) yang sebagian atau
seluruhnya dikenal oleh penutur (pembicara) dan pendengar (petutur),
selanjutnya saluran komunikasi dan hubungan psikologis antara penutur
dan petutur memungkinkan suatu komunikasi antara keduanya.

Anda mungkin juga menyukai