Anda di halaman 1dari 62

BAB II

RINGKASAN BUKU UTAMA


BAB I

SEJAUH DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

A. Asal-Usul Bahasa Indonesia dan Sejarahnya

Bahasa-bahasa di Indonesia dikelompokan menjadi tiga, yaitu bahasa Indonesia,


bahasa daerah, dan bahasa asing. Dí bawah ini set!ap kelompok bahasa itu akan diuraikan
secara singkat,

1. Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu dan termasuk ke dalam rumpun Bahasa
Austronesia. Dalam hal ini, Bahasa Melayu itu sudah lama (berabad-abad) digunakan sebagai
lingua franca 'bahasa perhubungan' di nusantara ini zaman Sriwijaya dan Majapahit. Pada
masa pemerintahan kolonial Belanda bahasa Melayu dikenal sebagai bahasa sehari- hari
yang sering dinamai dengan istilah Melayu Pasar.

Penamaan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari peristiwa ikrar
Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, dalam rangkaian kegiatan Kongres Pemuda Kedua
di Jakarta, Butir ketiga ikrar Sumpah Pemuda Berbunyi, "Kami, putra dan putri Indonesia,
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia," Soekamo tidak memilih bahasanya sendiri,
yaitu bahasa Jawa (yang sebenarnya merupakan bahasa daeryang masyarakat pemakainya
mayoritas pada saat itu) sebagai dasar bahasa Indonesia, tetapi beliau memilih bahasa
Indonesia yang didasarkan pada bahasa Melayu yang ditutuliqan di Riau.

2. Bahasa Daerah

Rahasa daerah adalah bahasa-bahasa suku bangsa di Indonesia. Bahasa ini jumlahnya
sangat banyak dan digunakan menyebar di seluruh daerah di Indonesia. Bahasa daerah
berfungsi sebagai (1) lambang kebanggaan daerab, (2) lambang identitas daerah, (3) alat
perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah, dan (4) sarana pendukung budaya
daerah dan bahasa Indonesia. Dalam hubungannya dengan fungsi bahasa Indonesia, bahasa
daerah merupakan pendukung bahasa Indonesia, merupakan bahasa pengantar pada tingkat
permulaan di sekolah di daerah tertentu untuk mempedancar proses pembelajaran, selain
merupakan sumber kebahasaan untuk memperkaya bahasa Indonesia.

3. Bahasa Asing

Bahasa asing diartikan dengan bahasa-bahasa di Indonesia selain bahasa Indonesia


dan bahasa daerah. Bahasa asing mempunyai fungsi sebagai alat perhubungan antarbangsa
dan sarana pemanfaatan Ilmu pengetahuan dan teknologi modem untuk pembangunan
nasional.
B. Kedudukan Bahasa Indonesia

Bagi bangsa Indonesia, bahasa indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting
karena bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Berkaitan
dengan pembicaraan di atas, kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
dikukuhkan pada 28 oktober 1928, yaitu pada saat Sumpah Pemuda djikraftan. Dalam
kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia beffungsi (1) lambang kebaruaan
naional, (2) lambang identitas (3) alat pemersatu berbagai suku bangsa yang berbeda-beda
latar belakang sosial, budaya, dan bahasa daerahnya, dan (4) alat komunikasi antardaerah dan
antarbudaya.

C. Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional

1. Lambang Kebanggan Kebangsaan

Di dalam fungsinya sebagai Lambang Kebanggaan Kebangsaan, bahasa Indonesia


mencerminkan nilai – nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan. Atas dasar
kebanggaan ini, bahasa Indonesia harus tetap dijaga, pelihara dan kembangkan serta rasa
kebanggaan pemakainya senantiasa kita bina.

2. Lambang Identitas Nasional

Bahasa Indonesia fungsinya sebagai Identitas Nasional, yang mengarah pada


penghargaan terhadap bahasa Indonesia selain bendera dan lambang negara. Di dalam
fungsinya bahasa Indonesia tentulah harus memiliki identitasnya sendiri, sehingga serasi
dengan lambang kebangsaan yang lain.

3. Alat Perhubungan Antarwarga, Antardaerah, Antarbudaya

Bahasa Indonesia memiliki peranan yang fital dimasyarakat umum dan nasional.
Berkat adanya bahasa Indonesia masyarakat dapat berhubungan satu dengan lain sedemikian
rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial budaya dan
bahasa tidak perlu dikhawatirkan.

4. Alat Pemersatu Suku Budaya dan Bahasanya

Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu suku, budaya dan bahasa maksudnya, bahasa
Indonesia memungkinkan keserasian di antara suku-suku, budaya dan bahasa di Nusantara,
tanpa harus menghilangkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai – nilai sosial
budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan.

D. Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Negara

1. Bahasa Resmi Kenegaraan


Bahwa bahasa Indonesia dipakai di dalam kegiatan-kegiatan resmi kenegaraan seperti
upacara, peristiwa dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk
tulisan.

2. Bahasa Pengantar dalam Pendidikan

Bahasa Indonesia memiliki fungsi fital di dunia pendidikan di Nusantara ini, mulai
dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia, kecuali pada
daerah – daerah tertentu yang masih menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa
pengantarnya.

3. Alat Perhubungan pada Tingkat Nasional

Dalam hal ini bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat komunikasi timbal-
balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja sebagai alat perhubungan
antardaerah, dan antarsuku, melainkan juga sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat
yang sama latar belakang sosial budaya dan bahasanya.

4. Alat Pengembangan Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Di dalam hubungan ini, bahasa Indonesia adalah satu – satunya alat yang
memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa
sehingga bahasa Indonesia memiliki ciri – ciri dan identitasnya sendiri, yang membedakan
dengan kebudayaan daerah.

E. Bahasa Indonesia Baku

1. Pengertian Bahasa Baku dan Nonbaku

Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat luas. Hal ini terbukti bahwa masih
banyak orang atau masyarakat yang berpendapat bahwa bahasa baku sama dengan bahasa
yang baik dan benar. Bahasa yang dipergur-akan di dalam situasi tidak sesuai pun dianggap
sebagai bahasa baku. Makna kata baku sendiri tampaknya tidak dipahami secara benar,
apalagi makna bahasa baku. Hal itu disebabkan oleh keengganan orang mencari makna istilah
baku dan bahasa baku di dalam kamus umum ataupun kamus istilah linguistik.

Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karya Poerwadarminta diterangkan sebagai


benkut.

Baku I

(Jawa), (1) yang menjadi pokok, yang sebenarnya : (2) sesuatu yang dipakai sebagai dasar
ukuran (nilai, harga, standar),

Baku II

saling (1976:79)
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008:123), kata baku dijelaskan sebagai
berikut.

Baku I

(1) pokok, utama, (2) tolak ukur yang berlaku untuk kuantitas atau kualitas dan yang
ditetapkan berdasarkan kesepakatan: standar:

Baku II

Saling

Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karya Badudu dan Zain diterangkan sebagai
berikut.

Baku I

(Jawa), (1) yang menjadi pokok: (2) yang utama: standar

Baku II

(Menado), saling (1996:114)

bahasa Indonesia baku adalah ragam bahasa Indonesia yang meniadi pokok. yang menjadi
dasar ukuran, atau yang menjadi standar.

Dengan demikian bahasa nonbaku adalah bahasa yang tidak menjadi pokok, yang
tidak menjadi dasar ukuran, atau yang tidak menjadi standar. Jadi, bahasa Indonesia nonbaku
adalah ragam bahasa Indonesia yang tidak menjadi pokok, yang tidak menjadi dasar ukuran,
atau yang tidak menjadi standar. Bahasa baku adalah bentuk bahasa yang biasa memakai
kata-kata atau ungkapan, struktur kalimat, ejaan. dan pengucapan yang biasa dipakai oleh
mereka yang berpendidikan, seperti pejabat, ahli, dosen, guru, ilmuwan, cendekiawan, dan
sebagainya. Sedangkan bahasa nonbaku adalah bentuk bahasa yang biasa memakai kata-kata
atau ungkapan, Struktur kalimat, ejaan, dan pengucapan yang biasa dipakai oleh mereka yang
kurang | berpendidikan dan yang biasa beraktivitas dalam lingkungan tidak resmi.

Berdasarkan pengertian di atas, jelas bahwa bahasa baku adalah ragam bahasa yang
berkode bahasa yang berbeda dengan kode bahasa nonbaku yang biasa digunakan di
lingkungan tidak resmi.

2. Fungsi Bahasa Indonesia Baku

Bahasa Indonesia baku mempunyai empat fungsi yang secara Satu per satu dapat
dijelaskan sebagai berikut.

Pertama, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai pemersatu. Babasa Indonesia baku
mempersatukan atau memperhubungkan penutur berbagai dialek bahasa itu. Bahasa
Indonesia baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bahasa Indonesia baku.
Bahasa Indonesia baku mengikat kebhinekaan rumpun dan bahasa yang ada di Indonesia
dengan mengatas: batas-batas kedaerahan. Bahasa Indonesia baku merupakan wahana atau
alat dan pengungkap kebudayaan nasional yang utama. Fungsi pemersatu ini ditingkatkan
melalui usaha memberlakukannya sebagai salah satu syarat atau ciri manusia Indonesia
modem.

Kedua, bahwa bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penanda kepribadian. Bahasa
Indonesia baku merupakan ciri khas yang membedakannya dengan bahasabahasa lainnya.
Bahasa Indonesia baku memperkuat perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa
Indonesia baku. Indonesia kita mengatakan identitas kita. Bahasa Indonesia baku berbeda
dengan Dengan bahasa bahasa Malaysia atau bahasa Melayu di Singapura dan Brunai
Darussalam. Bahasa Indonesia baku dianggap sudah berbeda dengan bahasa Melayu Riau
yang menjadi induknya.

Ketiga, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penambah wibawa. Pemilikan


bahasa Indonesia baku akan membawa serta wibawa atau prestise. Fungsi peimbawa wibawa
berkaitan dengan usaha mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi
melalui pemerolehan bahasa baku.

Keempat, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan. Bahasa Indonesia
baku berfungsi sebagai kerangka acuan bagi pemakaiannya dengan adanya norma atau kaidah
yang dikodifikasi secara jelas. Norma atau kaidah bahasa Indonesia baku menjadi tolak ukur
pemakaian bahasa Indonesia baku secara benar. Oten karena itu, penilaian pemakaian bahasa
Indonesia baku dapat dilakukan. Norma atau kaidah bahasa Indonesia baku juga menjadi
acuan umum bagi segala jenis pemakaian bahasa yang menarik perhatian yang karena
bentuknya yang khas, seperti bahasa ekonomi, bahasa hukum, bahasa sastra, bahasa iklan,
bahasa media massa, surat-menyurat resmi, bentuk surat keputusan, undangan, pengumuman,
kata-kata sambutan, ceramah, dan pidato.

3. Konteks Pemakaian Bahasa Indonesia Baku

Bahasa indonesia baku dipakai di dalam beberapa konteks. Pertama, dalam


komunikasi resmi, yaitu dalam surat-menyurat resmi atau dinas, pengumuman pengumuman
yang dikeluarkan oleh instansi resmi, perundang-undangan, penamaan, dan peristilahan
resmi. Kedua, dalam wacana teknis, yaitu dalam laporan resmi dan karya ilmiah berupa
makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan hasil penelitian. Ketiga, dalam pembicaraan di
depan umun, yaitu ceramah, kuliah, dan khotbah. Keempat, dalam pembicaraan dengan orang
yang dihormati, yaitu atasan dengan bawahan di dalam kantor, siswa dan guru di kelas atau di
sekolah, guru dan kepala sekolan di pertemuan perternuan resmi, mahasiswa dan dosen di
ruang perkuliahan.

Di dalam konteks pertama dan kedua didukung oleh bahasa Indonesia baku tulis.
Konteks kedua dan ketiga didukung oleh bahasa Indonesia baku lisan. Di luar konteks itu
dipergunakan bahasa Indonesia nonbaku atau bahasa Indonesia nonstandar.
4. Ciri-ciri Bahasa Indonesia Baku

Secara umum dapat diketahui bahwa bahasa Indonesia baku mempunyai tiga Ciri,
yaitu (1) memiliki keunggulan wilayah dan waktu penggunaan, (2) kemantapan dinamis, dan
(3) cendekia. Dalam hal ini, kemantapan dinamis berarti bahwa kaidah bahasa Indonesia baku
relatif tetap serta tidak berubah setiap saat. Ciri cendekia berarti bahwa bahasa Indonesia
baku menceminkan cara berpikir yang teratur, logis, dan sistematis. Untuk mengungkapkan
gagasan, bahasa Indonesia baku dapat digunakan untuk menyampaikan isi pikiran secara
teratur dan sistematis.

Secara lebih spesifik dapat juga disajikan 14 ciri bahasa Indonesia baku sebagai hasil
sintetis dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Harimurti Kridalaksana, Anto M. Muliono,
dan Suwito (Barus dkk., 2014 : 13-15), yakni sebagai berikut.

1) Pelafalan sebagai bahagian fonologi bahasa Indonesia baku adalah: pelafalan yang
relatif bebas dari atau sedikit d'wamai bahasa daerah atau dialek. Misalnya :

Kata (keterampilan) diucapkan fkatarampilan| (salah), (ketrampilan) (salah)

2) Bentuk kata yang berawalan medan ber-, Jan lain-lain sebagai bahagian morfologi
bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya : Banjir menyerang kampung yang banyak penduduknya itu.

Kuliah sudah berjalan dengan baik.

3) Konjungsi sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan
tetap di dalam kalimat. Misalnya :

Sampai dengan hari ini dia tidak percaya kepada siapa pun, karena semua dianggapnya
penipu.

Dia sudah mengetahui bahwa kamu akan datang.

4) Partikel -kah, -ahi, dan -pun sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku
ditulis secara jelas dan tetap di dalam kalimat. Misalnya :

Turunkanlah jangkar itu !

Bagaimanakah cara merawat kapal ?

Bagaimanapun kita harus mengantisipasi ombak besar yarg mungkin datang.

5) Preposisi atau kata depan sebagai bahagian morfologi bahasa indonesia baku
dituliskan secara jelas dan tetap dalam kalimat. Misalnya:

Saya bertemu dengan kapten kapal itu kemarin.

la benci sekali kepada crang itu.


6) Bentuk kata uiang atau reduplikasi sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku
ditulis secara jelas dan tetap sesuai dengan fungsi dan tempatnya di dalam kalimat.
Misalnya :

Mereka-mereka itu harus diawasi setiap saat.

Negara-negara melaksanakan pembangunan ekonomi.

7) Kata ganti atau polaritas tutur sapa sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku
ditulis secara jelas dan tepat dalam kalimat.

Misalnya :

Saya - Anda bisa bekerja sama di dalam tugas ini.

Aku — engkau sama-sama berkepentingan tentang problema itu.

Saya - Saudara memang harus bisa berpengertian yang sama

8) Pola kelompok kata kerja aspek - agen + kata kerja sebagai bahagian kalimat bahasa
Indonesia baku di tulis dan diucapkan sccara jelas dan tctap di dalam kalimat. Misalnya :
Reputasi Anda telah kami kerahui. Kiriman barang sudah saya terima.

9) Konstruksi dan bentuk sintetis sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia baku ditulis
atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.

Misalnya :

saudaranya, dikomentari, menerjang ombak

10) Fungsi gramatikal (subjek, predikat, objek) sebagai bahagian kalimat bahasa
Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.

Misalnya:

Kapal itu terkatung-katung di samudra Pasifik. Perusahaan pelayaran harus memberi


pelayanan yang baik kepada konsumen.

11) Struktur kalimat, baik tunggal maupun majemuk, ditulis atau diucapkan secara jelas
dan tetap sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia baku di dalam kalimat.

Misalnya :

Mereka sedang mengikuti perkuliahan Kepabeanan

Sebelum berangkat, dokumen yang diperlukan kapal, harus semua dipersiapkan

12) kosa kata sebagai bahagian semantik bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan
secara jelas dan tetap dalam kalimat.

Misalnya : mengapa, kapal, harus, dirawat


13) Ejaan resmi sebagai bahagian bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap,
baik kata, kalimat maupun tanda-tanda baca sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia.

14) Peristilahan baku sebagai bahagian bahasa Indonesia baku dipakai sesuai dengan
Pedoman Peristilahan Penulisan Istilah yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Demikianlah perihal bahasa Indonesia baku ini. Ragam bahasa ini digunakan dalam penulisan
teks akademik yang dibicarakan pada pembicaraan berikutnya.

BAB II

PENULISAN TEKS AKADEMIK

A. Pengertian Teks Akademik

Menurut KBBI, teks berarti wcaana tertulis. Kridalaksana (2011: 238) menyatakan
bahwa teks adalah: (i) satuar, bahasa tedengkap yang bersifat abstrak, (2) deretm kalimat,
kata, dan sebagainya yang membentuk ujaran, (3) ujaran yang dihasilkan dalarn interaksi
manusia.

Menurut Wiratno dalam (Wratno,dkk, 2014:1-2) teks akademik atau teks ilmiah dapat
berwujud dalam berbagai jenis, misalnya buku, ulasan buku, proposalpenelitian, laporan
penelitian, laporan praktikum, dan artikel ilmiah.

B. Perbedaan Teks Akademik dengan Teks Non-Akademik

Teks akademik atau yang sering juga disebut teks ilmiah berbeda dengan teks non-
akademik atau teks non-ilmiah, Teks akademik dan teks non-akademik ditandai oleh ciri-ciri
tertentu.

Perbedaan antara teks akademik dan teks non-akademik perlu dijelaskan memadai
dengan mengidentifıkasi ciri-ciri yang ada. Pendapat tentang teks akademik yang
berkembang selama ini adalah bahwa teks akademik mempunyai ciri-ciri antara lain
sedethana, padat, objektif, dan logis (lihat, misalnya, Sudaryanto, 1996, Moeliono, tarıpa
tahun; Moeliono, 2004), Akan tetapi, selama ini pula belum terdapat bukti-bukti empiris yang
diajukan untuk memberikan penjelasan yang memadai secara linguistik tentang pengertian
sedethana, objektif, dan logis itü (Wiranto, 2012). Akibatnya, ciri-ciri tersebut biasanya
hanya dipahami secara naluri tanpa didasarkan pada data atau teori tertentu. Anda, sebagai
insan akademik, tentu harus dapat menjelaskan hal itü secara akademik berdasathan argumen
yang kuat. Pengeksplorasian ciri-iri keilmiahan pada teks akademik menjadi penting karena
teks akademik merupakan dimensi tersendiri apabila dibandingkan dengan jenis0jenis teks
yang lain (Bazerman, 1998:15-27), dan teks akademik cenderung membutuhkan pendekatan
yang berbeda untuk memahamkan isinya kepada target pembaa (Martin & Veel, Eds,
1998:31).
Berkaitan dengan hat itu, pertu diketahui Hal-hal berikut ini, Pertama, di dalam teks
nonakademik banyak digunakan kata kita sebagai subjek kalimat, sedangkan di dalam tek s
akademik penggunaannya dihindarkan. Kedua, untuk menyatakan proses pada teks akademik
digunakan nomina, sedangkan pada teks non-akademik cenderung menggunakan verba

Nominalisasi digunakan datam penulisan teks akademik untuk mernadatkan infornasi.


Prinsipnya adalah mengubah kata kerja menjadi bentuk nomina atau kata benda. Contohnya
yang terdapat datam kalimat Oleh karena itu, sumbangan wanita terhadap ketangsungan
keluarga besar sekali. Nomina sumbangan dan Kelangsungan adalah hasil nominalisasi.

Ketiga, datam penulisan teks akademik bentuk pasif dimanfaatkan untuk


menghilangkan pelaku manusia sehingga urtsur kalimat yang berperan sebagai subjek
dijadikan pokok persoalan yang dibicarakan di dalam teks. Dengan menganggap pelaku
dianggap lebih penting, dan karenanya ditemakan. Pemilihan tema seperti ini sangat
dipertukan karena teks tidak membahas para pelaku, tetapi membahas pokok persoalan
tertentu yang disajikan di dalamnya.

C. Ciri -.Ciri Teks Akademik

Pendapat tentang teks akademik yang berkembang selama ini adalah bahwa teks
akademik mempunyai ciri-ciri antara lain sederhana, padat, objektif,dan logis. Akan tetapi,
selama ini pula belum terdapat bukti-bukti empiris yangdiajukan untuk memberikan
penjelasan yang memadai secara linguistik tentangpengertian sederhana, padat, Objektif, dan
logis tersebut. Aklbatnya, ciì-cììtersebut blasanya hanya dìpahaml secara naluri tanpa
didasarkan pada data atau teori tertentu (Wiratno, dkk, 2014:3).

Gaya Bahasa Formal nonformal dan popular

Biasanya berisi pengamatan atau penelitian Dapat bersifat persuasive, deskriptif,


maupun kritk tanpa didukung bukti.

D. Teks Akademik Dalam Berbagai Genre Makro

Seperti telah dinyatakan terdahulu, teks akademik atau tek ilmiah dapat terwujud
dalam bebagai jenis, misalnya buku, ulusan buku, proposal penelitian, laporan penelitian,
laporan pratikum, dan artikel ilmiah. Jenis-jenis tersebut merupakan genre makro yang
masing-masing di dalamnya terkandung campuran dari beberapa genre mikro seperti
deskripsi, laporan, prosedur, eksplanasi, eksposis, dan diskusi. Genre makro adalah genre
yang diguankan untuk menamai sebuah jenis teks secraa keseluruhan, dan genre mikro adalah
subgenre-subgenre yang lebih kecil yang terdapat di dalamnya dan dipayungi oleh genre
makro tersebut.

Ulasan Buku

Dapat dikelompokkan menjadi buku ajar dan buku referensi. Buku referensi adalah
buku yang digunakan sebagai referensi atau bahan rujukan pada saat orang menyusun karya
ilmiah. Ulasan buku yang juga sering disebut dengan timbangan buku adalah tulisan yang
berisi tentang kritik terhadap buku yang dimaksud. Ulasan seperti ini dibutuhkan saat
menyajikan kajian pustaka dalam proposal penelitian, laporan penelitian (yang berupa skripsi
tesis dan disertasi). Ataupun artikel ilmiah.

Proposal

Proposal merupakan tulisan yang berisi rancangan penelitian. Proposal dapat berupa
proposal penelitian atau proposal kegiatan. Proposal penelitian memiliki struktur teks
pendahuluan, landasan teori dan tinjauan pustaka, metodo/ogi pene/itian.

Laporan Penelitian

Laporan dapat dikelompokkan menjadi laporan penelitian dan iaporan kegiatan.


Laporan penelitian ditata dengan struktur teks deskripsi.

Artikel Ilmiah

Artikel ilmiah dapat dikelompokkan menjadi artikel penelitian dan artikel konseptual.
Datam hal ini, artikel penelitian adalah artikel yang disusun berdasarkan sebuah laporan
penelitian, sedangkan artikel konseptual adalah artikel yang disusun sebagai hasil pemikiran
secara konseptual.

BAB III

PENULISAN TEKS ULASAN BUKU

A. Pengertian Teks Ulasan Buku

Teks ulasan adalah suatu tulisan yang isinya untuk menimbang atau menilai yang dihasilkan
oleh orang lain (Isnatun & Farida, 2013:57). Ulasan sering juga diistilahkan dengan
timbangan, resensi, dan review. Sebenarnya ulasan tidak hanya dilakukan terhadap buku
tetapi juga pada karya – karya lain berupa artikel, karya sastra, karya seni, dan lain – lain.

Ulasan uu atau timbangan buku adalah tulisan yang berisi tentang kritik terhadap buku yang
dimaksud. Menulis teks ulasan buku hanya sekadar untuk memberikan penilaian terhadap
buku yang diulas, melainkan dapat memberikan gambaran kepada pembaca untuk memenuhi
tujuan atau fungsi sosialnya.

Menurut Isnatun & Farida (2013:57), tujuan pembuatan ulasan adalah sebagai berikut :

1. Menyajikan informasi komprehensif (menyeluruh) tentang sebuah karya

2. Memengaruhi penikmat karya untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan


lebih jauh fenomena atau problema pada suatu karya.
3. Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah sebuah karya layak dinikmati
atau tidak.

B. Struktur Teks Ulasan Buku

Struktur teks ulasan buku menurut Direktorat Jendra Pembelajaran dan


Kemahasiswaan (2016) adalah sebagai berikut :

Identitas pada teks ulasan sifatnya opsional. Pada bagian identitas memuat judul,
penulis, penerbit, tahun terbit, bahasa yang digunakan, warna sampul dan lain – lain. Pada
bagian ini identitas yang dibuat berdasarkan fakta – fakta dan kebutuhan si pengulas buku.
Genre mikro yang dipakai untuk memaparkan identitas adalah deskripsi.

Dari bagian identitas buku dapat dilihat bahwa keseluruhan yang termuat dalam
identitas merupakan fakta yang dapat ditemukan dari buku yang diulas baik di halaman
sampul, sampul dalam, dan lembar hak cipta.

Orientasi merupakan pengenalan terhadap keseluruhan teks ulasan. Fungsi dari


tahapan orientasi adalah menyampaikan informasi tentang buku yang diulas, memosisikan
buku yang diulas, dan menyatakan pendapat pengulas tentang buku. Genre mikro yang
digunakan untuk memaparkan tahap ini adalah eksposisi dan deskripsi.

Pada bagian tafsiran, memaparkan penceritaan ulang tentang hal yang dilakukan oleh
penulis saat menulis buku dan ringkasan buku yang merupakan ulasan dari pengulas buku.
Untuk memperkuat penafsirannya, seorang penulis sering membandingkan kualitas karya
atau benda lain yang sejenis. Genre mikro yang digunakan untuk mengungkapkan tafsiran ini
adalah deskripsi dan rekon.

Tahapan evaluasi untuk memaparkan penilaian pengulas terhadap karya yang diulas,
bagian ini merupakan bagian yang paling penting dalam mengulas buku. Aspek – aspek yang
dinilai adalah : (1) kedalaman isi buku yang diulas; (2) tata organisasi gagasan yang
tergambar pada penataan bab; (3) gaya penulisan yang digunakan; (4) keunggulan dan
kelemahan buku yang diulas. Genre mikro yang digunakan pada tahapan ini adalah
eksplanasi dan diskusi.

Pada bagian rangkuman, penulis merumuskan simpulan yang ditujukan kepada


pembaca terhadap karya atau benda yang telah diulas. Ulasan berdasarkan hasil penilaian dan
penafsiran yang telah dilakukan sebelumnya. Simpulan juga bisa memaparkan rekomendasi
kepada pembaca tentang layak atau tidaknya sebuah karya atau benda untuk dibaca,
dinikmati, atau dimiliki. Genre mikro yang digunakan untuk memaparkan bagian ini adalah
deskripsi dan eksposisi.

C. Cara Merekonstruksi Teks Ulasan Buku

Merekonstruksi teks ulasan buku maksudnya adalah menuliskan kembali teks ulasan
yang telah ada dengan menggunakan bahasa sendiri. Hal – hal yang harus diperhatikan ketika
merekonstruksi teks ulasan buku adalah :
1. Membaca teks ulasan

2. Apabila belum pernah membaca buku yang diulas, dapat mencari informasi mengenai
buku tersebut.

3. Melihat struktur teks ulasan

4. Menuliskan kembali teks ulasan berdasarkan struktur teks ulasan

D. Langkah – langkah Operasional Penulisan Teks Ulasan Buku

Mengulas sebuah buku artinya memberikan penilaian terhadap buku yang diulas
secara objektif. Pengulas buku harus memaparkan kelebihan dan kekurangan dari buku yang
diulas dengan berimbang. Supaya dapat menghasilkan ulasan yang baik, menurut Direktorat
jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (2016) perlu diperhatikan langkah – langkah
berikut :

1. Memilih buku yang diulas

Buku yang hendak diulas sebaiknya sesuai dengan minat si pengulas. Apabila sesuai
dengan minat maka akan memudahkan dalam membuat ulasan. Setelah menentukan buku
yang diualas sebaiknya melakukan penjelajahan sekilas terhadap buku yang diulas meliputi
penulis, penerbit, da nisi buku secara sekilas.

2. Membaca kritis

Membaca kritis (komprehensif) merupakan bagian penting dalam mengulas buku.


Diharapkan di pengulas membaca keseluruhan isi buku dari awal sampai akhir. Saat kegiatan
membaca kritis dapat membuat catatan – catatan kecil yang akan membantu dalam membuat
ulasan buku.

3. Membuat ringkasan

Ringkasan buku yang dibuat sebaiknya berdasarkan catatan – catatan yang telah
dibuat saat kegiatan membaca kritis. Ringkasan buku yang dibuat dapat mewakili isi buku
secara keseluruhan. Ringkasan ini dimasukkan ke dalam bagian tafsiran isi.

4. Menentukan kriteria penilaian

Penilaian yang dilakukan terhadap buku yang diulas berdasarkan keunggulan dan
kelemahannya, baik dari segi bahasa, pembatasan bab, kerangka penulisan, sistematika, bobot
ide, maupun aspek teknis lainnya. Penetapan kriteria penilaian yang jelas akan membuat
penilaian yang dilakukan berimbang.
5. Mencari buku pembanding dan referensi untuk rujukan

Buku pembanding yang dijadikan sebagai rujukan akan membuat penilaian terhadap
buku yang diulas semakin baik. Buku pembanding haruslah buku yang sejenis.

6. Menulis laporan yang dimaksud

Setelah tahapan satu sampai lima dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah
menulis teks ulasan berdasarkan struktur teks ulasan menjadi kerangka teks. Pada saat
menulis resensi, presensi harus betul – betul menguasai dan mengetahui isi dan identitas buku
yang akan diresensi. Buku tersebut hendaknya dibaca berulang – ulang dan diberi tanda
apabila ditemukan hal – hal khusus.

BAB IV

MENULIS TEKS PROPOSAL

Kegiatan Belajar 1

A. Hakikat Proposal

Teks proposal secara singkat dapat dimaknai dengan rancangan atau gambaran dar
suatu kegiatan. Dengan tebih jelas dapat pula dikatakan batiwa teks proposal merupakan
suatu bentuk rancangan kegiatan yang dibuat secara formal dan standar serta diajukan kepada
pemimpin atay pemangku kepentingan atau pihak terkait untuk mendapatkan pertimbangan.
persetujuan. Pada umumnya proposal merupakan tulisan informatif dan persuasif yang
mengedukasi dan meyakinkan pembaca.

Hasnun (2004:84) menyatakan bahwa proposal merupakan rencana yang disusun


untuk kegiatan tertentu atau bisa juga dikemukakan rencana yang dituangkan dalam bentuk
rancangan kena. Keberhasilan suatu proposal perlu ditunjang dengan keahlian seseorang
dalam menuliskannya, Proposal ditulis dan diajukan misalnya saat siswa akan mengadakan
pameran atau Studi banding, karang teruna aran menyelenggarakan pelatihan komputer dan
lain sebagainya. Tujuan yang berbeda tersebut memengaruhi bentuk proposal.

Kegiatan Belajar 2

B. Jenis-Jenis Proposal

Secara umum proposal dapat dibedakan menjadi beberapa jenis (Nurjamal dkk,
2011:177). Jenis tersebut antara lain adalah: (1) proposal kegiatan, (2) proposal usaha atau
bisnis, (3) proposal penelitian. Proposal Kegiatan merupakan proposal yang disusun sebelum
melakukan suatu kegiatan. Dalman (2012:80) menyatakan bahwa proposal kegiatan rencana
kegiatan yang disusun oleh panitia untuk mendapatkan bantuan dan persetujuan dari pihak
ketiga dan pihak terkait. Proposal kegiatan merupakan sebuah usulan atau rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan pada waktu dan momen tertentu. Biasanya proposal demikian
diaukan keoada pihak soorisor atau perorangan mapaun kelembagaan untuk mendapatkan
dana bantuan agar kegiatan yang direncanakan dapat berjalan baik dan lancar.

Jenis proposal yang berikutnya adalah proposal usaha dan bisnis. Proposal usaha atau
bisnis adalah sebuah proposal yang dibuat dengan tujuan untuk melakukan suatu usaha untuk
menambah permodalan usaha atau mengajukan kredit, merger, ataupun kerja sama dalam
rangka mengembangkan bisnis (Nurjamal, 2011:179). Proposal bisnis biasanya diajukan
kepada penyandang dana seperti bank, pengusaha lain ataupun perorangan. Proposal usaha
atau bisnis disusun dengan menyajikan kata pengantar, daftar isi, resume, latar belakang
perusahaan, aspek pemasaran, aspek produksi, aspek produksi, aspek personalia, aspek
pelaksanaan proyek, aspek keuangan, aspek dampak sosial dan lingkungan dan aspek
lampiran.

Sementara proposal penelitian dan pendidikan adalah proposal yang dibuat dalam
rangka melakukan sebuah penelitian ilmiah ataupun kegiatan yang bemuansa pendidikan
seperti pengajuan beasiswa. Penelitian tersebut bisa berupa penelitian berupa oroyek
penelitian yang dibiayai oleh sponsor pemerintah atau peneliti mandiri dalam rangka
penulisan karya tulis akademik, misalnya proyek akhir, skripsi, tugas akhir, KTi dsb.

1. Proposal Kegiatan

Proposal kegiatan merupakan rencana kegiatan yang disusun oleh panitia untuk
mendapatkan bantuan dan persetujuan dari pihak ketiga dan pihak terkait. Proposal kegiatan
merupakan sebuah usulan rencana kegiatan yang dilaksanakan pada waktu dan momen
tertentu. Kegiatan tersebut seperti pertunjukan seni budaya, olahraga dan sosial. Proposal .

Ciri proposal kegiatan antara lain, (1) berisi pedoman kerja atau peta perjalanan
Iengkap yang akan dinilai selama melakuka kegiatan, (2) panitian kegiatan telah memiliki
gambaran menyeluruh dan lengkap mengenai ruang lingkup dan urutan kegiatan maupun
tenggang waktunya, (3) dirancang oieh kelompok panitia yang berencana menggelar acara,
(4) bisanya memiliki susunan panitia, bentuk kegiata, waktu kegiatan dan nama kegiatan.

a. Unsur-Unsur Proposal Kegiatan

Penulisan proposal kegiatan memerlukan ketelitian dan kecermatan. terutama daa,


memerhatikan bagian-bagian yang akan diungkapkan pada ist proposal. Bagian-bagian atau,
unsur-unsur tersebut adalah penunjang kelengkapan proposal. Hal-hal yang harus terdapat di
dalam sebuah proposal antara lain adalah (a) latar belakang yang memuat landasan kegiata,
tersebut dilaksanakan, (b) tema atau kerangka pemikiran, (c) maksud/tujuan, (d) wakt,
pelaksanaan, (e) tempat, (f) kegiatan yang akan dilaksanakan, (h) biaya yang dibutuhkan,
kepaniatiaan dan (j) penutup.

b. Teknik Penulisan Proposal Kegiatan

Bahasa yang digunakan pada proposal harus jelas dan memberikan gambaran tentang
kegiatan yang dilaksanakan. Penulisan proposal harus memerhatikan: (1) penempatan dan
penggunaan kata vang tepat, (2) pengurangan penggunaan kalimat yang panjang dan
membingungkan. Dalam menulis proposal tidak harus menuliskan kalimat yang panjang. Hal
tersebut disebabkan kalimat yang panjang kadang membingungkan pembaca, dampaknya isl
proposal tidak terarah. Sebaiknya menggunakan kalimat pendek dan jelas, (3)penggunaan
paragraf dan ejaan yang sesuai.

Aturan-aturan dalam menyusun proposal antara lain sebagai berikut, (1)


menggunakan kata yang sesuai untuk mengungkapxan maksud dan tujuan proposal dengan
lelas, (2) menulis proposal dengan format penulisan proposal yang dipakai secara umum, (3)
menggunakan kalimat yang padat, jelas, dan benar, (4) menggunakan bahasa sesuai dengan
prinsip EYD, (5) menulis proposal dengan gaya yang menarik, (6) mengaitkan kalimat yang
satu dengan kalimat yang lain agar seluruh isi proposal tetap memiliki pemahaman yang
sama, (7) menyunting kembali proposal yang telah ditulis dengan mengoreksi kesalahan-
kesalahan penulisan maupun isi proposal tersebut.

Penjelasan sebelumnya memberikan gambaran bahwa penyusunan proposal harus


memerhatikan bahasa dan penulisan yang tepat. Dengan demikian dapat disimpulkan teknik
penulisan proposal yang baik sebagai berikut: (1) meneritukan judul kegiatan proposal sesuai
dengan kegiatan yang akan dilaksana-kan, (2) menulis proposal dengan format penulisan
proposal yang dipakai secara umum, (3) menjabarkan unsur-unsur proposal kegiatan yakni:
(a) nama kegiatan: (b) dasar pemikiran: (c) tujuan dan manfaat kegiatan: (d) terna kegiatan:
(e) ruang lingkup kegiatan, (f) waktu dan tempat kegiatan: (9) susunan kepanitiaan: (h)
anggaran biaya: (i) penutup. (4) menyusun proposal dengan bahasa yang sesuai dengan
kaidah Bahasa Indonesia dan ejaan yang benar, (5) menyunting kembali penulisan dan isi
proposal, (6) menyiapkan kover atau sampul serta tulisan proposal dengan tampilan yang
menarik dan berkesan.

2. Proposal Penelitian

Menyusun proposal (rencana) penelitian diibaratkan seperti membuat suatu produk


untuk dijual. Artinya, terjual atau tidaknya barang tersebut sangat tergantung kepada dan
kepandaian kita dalam menawarkan barang tersebut. Dalam hal seperti ini kegemaran
membaca, membaca pustaka ilmiah tentunya, terutama yang memuat hasil-hasil penelitian
seperti : joumal, bulletin dan laporan-laporan hasil penelitian yang lain, merupakan kegiatan
yang mutiak diperlukan bagi seorang peneliti.

Dalam uraian berikut akan disajikan secara garis besar mengenai petunjuk pembuatan
suatu proposal penelitian. Lazimnya sebuah rencana penelitian terdiri dari bab-bab :

(1) Pendahuluan,

(2) Tinjauan Pustaka,

(3) Perumusan Hipotesis,

(4) Metode Penelitian.


Disamping itu untuk lebih melengkapi perlu ditambah bab-bab lain seperti: Halaman judul
penelitian, Halaman persetujuan, Kata Pengantar. Daftar Pustaka dan Lampiran.

a. Pendahuluan

Bab ini terdin atas : (a) Latar Belakang (b) Perumusan permasalahan, (c) Tujuan
Penelitian. Bentuk perumusan masalah ini penting, karena dapat menjadi penuntun langkah
langkah berikutnya. Dari rumusan tersebut diharapkan dapat memberi petunjuk tentang data
apa yang diperlukan guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam tujuan
penelitian itu.

a.1 Formulasi permasalahan

Permasalahan penelitian merupakan justfikasi/alasan mengapa penelitian tertentu


perlu dilakukan. Justifikasi tergantung pada benting-nya permasalahan. sedangkan
pentingnya permasalahan dapat ditinjau dari pelbagai aspek. Problematik penelitian
hendakrva :uga mencakup bukan “What” tetapi juga dapat mencakup “whom", “where”, dan
“when”. Pertanyaan atau permasalahan penelitian yang lebih spesifik akan lebih baik karena
dapat mengarahkan kegiatan penelitian yang lebih spesifik pula.

Definisi permasalahan yang dimaksud dalam penelitian mempunyai arti yang spesifik.
Masalah dapat diperoleh dari dua sumber: dari teori yang sudah ada (eksperimen) dan dari
lapangan (survei, pengumpulan data dilapangan setelah dianalisa dan diinterpretasikan harus
dikaitkan dengan teori). Untuk memformulasikan permasalahan seringkali lebih mudah untuk
berpikir perbedaan antara “what is" (apa yang terjadi) dan “what should be” (apa yang
seharusnya terjadi".

Ada beberapa cara untuk mengidentifikasikan apakah formulasi permasalahan telah


dapat terungkap dengan baik. Permasalahan penelitian yang baik harus memenuhi beberapa
syarat.

(1) relevan dengan waktu timbulnya permasalahan,

(2) berhubungan dengan problematik praktis,

(3) memungkinkan generalisasi.

(4) memiliki ketajaman dalam definisi dari konsep-konsep utama, (5) dapat memerbaiki
metode penelitian bagi peneliti berikutnya.

a.2 Tujuan Proposal Penelitian

Tujuan penelitian adalah formulasi apa yang ingin diketahui atau ditentukan dalam
melaksanakan penelitian. Apabila rumusan permasalahan dinyatakan sebagai kalimat
bertanya, maka tujuan penelitian bentuk pernyataan, seperti misalnya dengan menggunakan
kalimat:
(1) untuk mengetahui .......

(2) untuk memperoleh ..... ,

a.3 Kegunaan Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh kalau tujuan penelitian telah tercapai disebut sebagai
kegunaan penelitian. Apakah memberikan sumbangan pada khasanah ilmu pengetahuan
ataukah berguna untuk menjawab masalah-masalah pembangunan nyata.

b. Tinjauan Pustaka

Hal yang lebih penting, Bab Tinjauan Pustaka ini harus dapat memberikan landasan Ilmiah
tentang :

(a) Masalah penelitian,

(b) Metode yang dipilih (bila perlu), dan

(c) Memberikan landasan ilmiah, mengapa perlakuan yang satu dihipotesiskan diduga)
lebih baik daripada perlakuan yang lain atau mengapa suatu variabel diduga berhubungan
dengan variabel yang lain. Misalnya mengapa tanaman yang dipupuk hasilnya lebih tinggi
daripada yang tidak dipupuk ?

C. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu perkiraan atau dugaan nasil mental peneliti mengenai fakta-
fakta yang diperoleh atau jawaban sementara mengenai suatu gejala atau hubungan antara
dua gejala impiris Fungsi utama hipotesis adalah sebagai dasar penelitian dan pengamatan
banu. Hal logis karena kebanyakan penelitian dan pengamatan dilakukan untuk menguji
hipotesis. Fungsi kedua adalah suatu alat untuk memperoleh pengetahuan baru, yang pada
permulaannya belum dapat dipastikan kebenarannya.

Namum bab ini bila dipandang perlu dapat dihilangkan (tidak ditulis), yaitu bila
dalam perumusan tujuan penelitian penulis sudah menyajikan dalam bentuk kalimat yang
sangat jelas dalam arti dapat memberi petunjuk tentang pengujian hasil penelitian, seperti
lazimnya k13 merumuskan hipotesis. Hanya bedanya, hipotesis disajikan dalam kalimat
pernyataan, sedangkan tujuan penelitian disajikan dalam kalimat pertanyaan.

d. Metode Penelitian

Bab ini berisi antara lain :

a) Tempat dan waktu pelaksanaan penelitian. Ingat, tidak semua penelitian perlu
dijelaskan tentang tempat dan waktu pelaksanaannya.

b) Alat dan bahan , yang digunakan dalam penelitian terutama tentang spesifikasi alat
dan bahan tersebut,
c) Metode penelitian, mencakup rancangan penelitian dan rencana analisis datanya,

d) Pelaksanaan penelitian, dikemukakan prosedur pelaksanaan penelitian secara


terperinci dan lengkap, tidak termasuk variabel rambang, dan

e) Pengamatan dan pengumpulan aata, dijelaskan tentang orosedur dan cara pengamatan
penelitian serta dapat menunjang apa saja yang perlu dikumpulkan.

e. Deskripsi Proposal Penelitian

1. Judul Penelitian

Hendaklah singkat dan spesifik, tetapi cukup jelas untuk memberi gambaran
mengenai penelitian yang direncanakan.

2. Pendahuluan

Penelitian dilakukan untuk menjawab keingin-tahuan peneliti untuk mengungkapkan


suatu gejala/konsep/dugaan atau menerapkannya untuk suatu tujuan.

3. Perumusan Masaiah

Rumuskan dengan jelas permasalahan yang ingin diteliti. Dalam perumusan masalah
dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian. Uraian
perumusan masalah tidak perlu dalam bentuk pertanyaan.

4. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka menguraikan teori, temuan dan bahan epenelitian lairi yang
diperoleh dari acuan pustaka yang dijadikan landasan untuk melakukan epenelitian yang
diusulkan. Uraian dalam tinjaun pustaka dibawa untuk menyusun kerangka atau konsep yang
akan digunakan dalam peneliiian. Tinjauan pustaka mengacu pada Daftar Pustaka.

5. Tujuan Penelitian

Penelitian dapat bertujuan untuk menjaiagi, menguraikan, menerang-kan,


membuktikan atau menerapkan suatu gejala, konsep, atau dugaan atau membuat suatu
prototipe.

6. Kontribusi Hasil Panelitian

Uraikan kontribusi penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan


seni, pemecahan masalah pembangunan, atau pengembangan kelembagaan

7. Metode Penelitian

Uraian dapat meliputi variabei dalam penelitian, model yang digunakan, rancangan
penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data, cara penafsiran hasil penelitian. Untuk
penelitian yang menggunakan metode kualitatif, dapat dijelaskan pendekatan yang
digunakan, proses pengumpulan dan analisis informasi, proses penafsiran dan penyimpulan
hasil penelitian.

8. Jadwal Pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan mengacu pada metode penelitian. Untur penelitian muitiysar,


keterkaitan antara tahapan yang satu dengan tahapan selanjutnya harus jeias (bersifat serial,
bukan paralel).

9. Daftar Pustaka

Dalam penyusunan Daftar Pustaka dianjurkan, untuk menggunakan Buku Petunjuk


tentang itu. Demikian pula untuk penulisan pustaka di dalam teks. Dengan menggunakan
buku pedoman tidak hanya konsistensi penulisan dapat dijaga tetapi sekaligus juga
mencerminkan kualifikasi dari penulisnya.

10. Lampiran

Apabila penyajian tabel, grafik, gambar dan foto dalam teks dipandang akan
mengganggu kontinuitas jalannya pembahasan, sebaiknya disaJikan dalam Lampiran.

Bab V

Penulisan teks laporan

A. Pengertian teks laporan.

Teks laporan adalah sebuah teks yang mengandung klarifikasi mengenai suatu objek
tertentu yang berdasarkan kriteria tertentu berbeda dengan teks deskripsi. Teks laporan
bersifat umum atau universal sedangkan teks deskripsi barbie khusus dan mendetail.

Teks laporan disebut juga teks klasifikasi karena teks tersebut membuat klasifikasi
mengenai jenis-jenis sesuatu . Berdasarkan kriteria tertentu teks laporan sering dianggap
sama dengan teks deskripsi sebenarnya teks laporan dan teks deskripsi berbeda perbedaan
yang paling menonjol di antara keduanya terletak pada sifatnya yaitu bahwa teks laporan
bersifat global dan universal sedangkan teks deskripsi bersifat unik dan individual. Teks
laporan lebih menekankan pada pengelompokan berbagai hal ke dalam jenis-jenis sesuai
dengan ciri-ciri setiap jenis pada umumnya.

Teks laporan berkaitan dengan hubungan ber jenjang antara sebuah kelas dan sub
kelas yang ada di dalamnya hubungan itu terwujud.Karena dalam teks laporan biasanya
terdapat klasifikasi yang menunjukkan jenis-jenis sesuatu berdasarkan kriteria tertentu
sebagaimana dinyatakan di atas.
B. Model teks laporan

Teks laporan penelitian adalah laporan tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses
kegiatan penelitian ini berupa bahwa teks laporan penelitian tidak hanya berisi uraian tentang
langkah-langkah telah dilalui oleh peneliti tetapi juga latar belakang permasalahan kerangka
berpikir dukungan teori dan sebagainya yang bersifat memperkuat makna penelitian yang
dilakukan secara garis besar tujuan penelitian dapat dibedakan menjadi tiga menurut pihak
yang dapat memanfaatkan hasilnya ketiga pihak in dimaksud adalah sebagai berikut.

a. Para ilmuwan

Karena dengan penemuan melalui penelitian maka khasanah ilmu pengetahuan akan
bertambah luas penambahan ilmu berarti pertambahan pula tempat berpijak bagi mereka yang
akan mengembangkan pengetahuan lanjut.

b. Pemerintah

Birokrat atau pengambil kebijaksanaan yang lain informasi yang diperoleh dari
penelitian akan bermanfaat bagi penentuan kebijaksanaan sehingga daya dukung
kebijaksanaan tersebut cukup karena berupa data aktual.

c. Masyarakat

Adanya informasi dari penelitian ini lah maka kehidupan manusia lebih dipermudah
ingat penemuan listrik telepon plastik dan sebagainya yang jelas-jelas mempermudah
kehidupan manusia secara perseorangan maupun kelompok

Pada kenyataannya sekalipun isi dari laporan garis besarnya sama dengan isi laporan
selalu merupakan sesuatu yang diselenggarakan namun wujud penampilan laporan penelitian
mempunyai variasi kerangka sesuai dengan ketentuan dari lembaga yang bertanggung jawab
atas pelaksanaan penelitian kerangka perangkat tersebut umumnya memiliki barbie sekitar 4
sampai dengan 6 yang kesemuanya dimulai dengan pendahuluan.

C. Model teks laporan kegiatan

Teks laporan kegiatan adalah teks yang disusun setelah kegiatan selesai dilaksanakan
teks laporan ini dibuat oleh sekelompok atau perorangan yang bertanggung jawab dalam
melaksanakan kegiatan tersebut teks laporan digunakan sebagai bahan pertanggungjawaban
kepada pemberi mandat atasan ataupun sponsor kegiatan tersebut selain itu teks laporan ini
juga sebagai alat bukti bahwa kegiatan tersebut telah selesai dilaksanakan teks laporan
kegiatan harus ditulis dengan sistematis dan jelas sehingga bisa dengan mudah dipahami oleh
pembaca nya.

Laporan kegiatan tidak disusun berdasarkan penelitian tetapi berdasarkan kegiatan di


jalannya pelatihan kerja seminar lokakarya apa yang telah seni dan kegiatan kemahasiswaan
yang lain masih sayang terlibat dalam panitia dituntut untuk menulis laporan setelah mereka
menyesuaikan kegiatan tersebut.
D. Hubungan genre pada teks laporan penelitian

Untuk mengetahui apakah setiap pelaku tahapan dalam penulisan teks laporan
penelitian diungkapkan dengan cinta mikro yang sesuai dapat diketahui dengan menganalisis
hubungan disentri pada setiap tahapan teks laporan penelitian yang di bawah ini.

1. Abstrak

Abstrak merupakan bagian yang sangat penting dalam laporan penelitian kenyataan
itu tampak jelas pada definisi yang dikemukakan oleh de amerika nasional standar institut
dalam buku nur wati pada laporan penelitian sastra adalah jenderal mikro yang berisi
ringkasan seluruh penelitian dan dilaporkan pada konteks ini abstrak juga disebut sebagai
ringkasan atau inti sari.

2.pendahuluan

Isi tahapan pendahuluan pada laporan penelitian dan pada proposal penelitian pada
dasarnya sama boleh sebab itu cinta mikro yang digunakan untuk mengungkapkan tahapan
pendahuluan dan tahapan penutupan darah tak sama yaitu eksposisi atau meliputi dan skripsi
perbedaan di antara keduanya terutama terletak pada orientasi waktu pendahuluan pada
proposal penelitian menggambarkan rencanakan dikerjakan sehingga mudah lintas dan waktu
yang akan datang banyak digunakan sebaliknya pendahuluan pada laporan penelitian
merupakan pengungkapan hasil pelaksanaan dari rencana yang sudah dikerjakan sehingga
mudah lintas dan penanda waktu yang digunakan menggambarkan waktu lampau.

3. Landasan teori dan tinjauan Pustaka

Tahapan landasan teori dan tinjauan pustaka berisi 2 hal yang pertama adalah
landasan teori yang berfungsi untuk menyampaikan ulasan teori yang digunakan untuk
memecahkan masalah yang diteliti dan yang kedua adalah tujuan pustaka yang berfungsi
untuk menyatakan perbandingan antara penelitian yang dilaporkan itu dan penelitian
sebelumnya ada kalanya tahapan ini dilengkapi dengan kerangka pikir peneliti kepada
prinsipnya kerangka pikir itu berisi alur pelaksanaan penelitian dan nobita berpikir yang
diikuti dalam melaksanakan penelitian secara keseluruhan indri mikro yang dikenakan adalah
ulasan atau review sama halnya dengan pembicaraan tentang penulisan teks ulasan dan
proposal laporan penelitian juga adalah jenderal makro yang mengandung beberapa jane reni
grup yang paling penting pada sub tahapan landasan teori laporan penelitian adalah bahwa
teori yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian dirumuskan dengan
mengevaluasi keunggulan dan kelemahan sejumlah teori yang ada dengan membandingkan
pola lu jenderal mikro diskusi harta eksposisi.

4. Metodologi penelitian

Untuk mengungkapkan kenyataan pada metodologi penelitian digambarkan di atas


genre mikro yang digunakan adalah deskripsi dan atau meliputi laporan recon dan prosedur
deskripsi digunakan untuk memaparkan lokasi penelitian dan sifat-sifat kekhususan data
laporan digunakan untuk menghalau klasifikasi kan data recon digunakan untuk menyatakan
rangkaian kegiatan yang dilakukan pada saat penelitian berlangsung dalam prosedur
digunakan untuk menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh dalam melaksanakan
penelitian.

5.hasil penelitian dan pembahasan

Tahapan hasil penelitian dan pembahasan terdiri atas dua hal yang berbeda hasil
penelitian dan pembahasan pada laporan penelitian kedua hal itu dapat dijadikan satu bab
dengan nama hasil penelitian dan pembahasan kata dijadikan dua bab masing-masing dengan
nama hasil penelitian dan pembahasan biasanya anda melihat bahwa orang yang tentang hasil
penelitian dan pembahasan pada laporan penelitian dinyatakan dalam bab 4 apabila kedua
hari dicarikan satu atau bab 4 dan 5 apabila dipisahkan genre mikro yang digunakan untuk
mengungkapkan kapan hasil penelitian dan pembahasan adalah deskripsi dan diskusi.

6. Penutup

Bab penutup merupakan tahapan terakhir pada struktur teks laporan penelitian kapan
ini biasanya mengandung dua unsur yaitu simpulan dan saran lain kedua unsur itu implikasi
penelitian juga sering dimasukkan ke dalam tahapan.

Untuk menyampaikan simpulan dan saran genre miko yang digunakan adalah
deskripsi dan atau eksposisi deskripsi digunakan untuk memaparkan simpulan yang tidak lain
adalah jawaban langsung terhadap pertanyaan penelitian yang telah disampaikan pada
tahapan pendahuluan sudah dinyatakan terdahulu bahwa permasalahan yang disampaikan
pada tahapan pendahuluan itu kadang-kadang disertai dengan jawaban sementara yang
disebut hipotesis apabila hipotesis merupakan japan sementara kesimpulan merupakan
jawaban akhir yang sesungguhnya kesimpulan merupakan penegasan pulang bahwa
permasalahan penelitian setelah dijawab atau hipotesis itu benar penegasan ulang seperti itu
menjadi penanda jenderal eksposisi.

E. Hubungan genre pada teks laporan kegiatan

Sesuai dengan pembicaraan terdahulu teks laporan kegiatan adalah paparan hasil
pelaksanaan kegiatan yang dibuat berdasarkan proposal yang telah direncanakan sebelumnya
teks laporan kegiatan mengandung unsur-unsur yang sayang berhubungan yaitu ringkasan
pendahuluan deskripsi kegiatan pelaksanaan kegiatan dan penutup unsur-unsur lain yang ada
meliputi halaman judul kelamaan pengesahan kata pengantar daftar isi daftar tabel daftar
gambar daftar pustaka dan lampiran.

Unsur-unsur itu dapat dirangkum ke dalam struktur teks laporan kegiatan dengan
urutan ringkasan pendahuluan deskripsi kegiatan pelaksanaan kegiatan penutup syukur teks
yang terdiri dari tahapan-tahapan tertentu itu direalisasikan oleh genre mikro sesuai dengan
isi dan fungsi retoris masing-masing .

Apabila unsur-unsur inti dan unsur-unsur yang lain itu dijadikan satu terbentuklah
sistematika laporan kegiatan setiap lembaga pendidikan atau badan organisasi mempunyai
sistematika masing-masing tetapi unsur-unsur inti yang membentuk struktur teks laporan
kegiatan relatif sama selain itu judul-judul subbab dapat disesuaikan dengan objek dan nama
oleh karena itu sistematika laporan kegiatan dapat bervariasi dan dapat dikenal aneka ragam
laporan kegiatan seperti laporan praktik kerja laporan magang laporan kegiatan pentas seni
laporan kegiatan lokakarya dan sejenisnya apabila ada buku pedoman dan dikeluarkan oleh
program studi anda anda dapat membandingkan sistematika itu dengan sistematika yang
dimuat di dalam buku tersebut.

F. Langkah -langkah penulisan teks laporan

1. Langkah-langkah penulisan teks laporan penelitian

1). Penulisan pendahuluan

Penulisan pendahuluan meliputi penulisan latar belakang masalah perumusan masalah


tujuan penelitian dan manfaat penelitian yang ditulis pada bagian latar belakang masalah
adalah hal-hal yang menimbulkan masalah dan biasanya ditunjukkan dengan adanya
kesenjangan antara harapan dan kenyataan masalah yang harus dijawab dalam penelitian
dirumuskan ke dalam kalimat kalimat tanya tujuan penelitian dirumuskan sesuai dengan
rumusan masalah kemudian pada bagian manfaat penelitian yang ditulis adalah manfaat
teoretis dan manfaat praktis hasil penelitian dalam hal ini manfaat dari atas adalah kegunaan
hasil penelitian dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan manfaat artis adalah kegunaan
hasil penelitian yang dapat diaplikasikan dalam profesi atau pekerjaan tertentu.

2). Penulisan landasan teori dan tinjauan Pustaka

Bagian isi yang ditulis pada landasan teoretis adalah teori-teori yang digunakan dalam
menjelaskan atau mengkaji variabel variabel penelitian selanjutnya yang ditulis pada bagian
tinjauan pustaka adalah ulasan tentang penelitian sebelumnya dan perbandingan yang dengan
penelitian yang dilaporkan teori-teori yang digunakan harus ditulis sebagai kutipan cara
menulis kutipan pada penulisan artikel ilmiah dapat di pedoman di pedoman i untuk
penelitian eksperimen dan deskriptif korea nasional biasanya bagian ini dilanjutkan dengan
penulisan kerangka berpikir dan hipotesis.

3). Penulisan metodologi penelitian

Bagian yang ditulis pada metodologi penelitian adalah jenis penelitian yang dilakukan
data dan sumber data teknik pengumpulan data dan teknik analisis data dan tahapan
penelitian yang ditulis pada bagian datar dan sumber data adalah jenis data yang akan
dikumpulkan dan dari mana data itu diambil yang ditulis pada bagian teknik pengumpulan
adalah cara mengumpulkan data apakah dengan observasi wawancara teknik tes atau teknik
kontes yang ditulis pada bagian teknik analisis data adalah cara menganalisis data apakah
dengan teknik pemaparan deskriptif atau dengan teknik inferensial.
4). Penulisan hasil penelitian dan pembahasan

Pada bagian hasil penelitian tata disajikan dengan dianalisis untuk menemukan
jawaban terhadap rumusan masalah yang terdapat pada bagian pendahuluan kemudian pada
bagian pembahasan hasil penelitian untuk setiap variabel dibahas secara satu persatu dalam
pembahasannya penulis harus mengatakannya dengan teori yang di ajudan penelitian
penelitian terdahulu.

5). Penulisan penutup

Isi pada bagian ini adalah simpulan dan saran simpulan ditulis berdasarkan hasil
penelitian dan saran dituliskan berdasarkan simpulan.

Pada bagian awal teks laporan penelitian yang berbentuk skripsi termuat halaman
sampul depan halaman judul halaman persetujuan dosen pembimbing halaman pengesahan
halaman motor dan persembahan halaman abstrak halaman kata pengantar halaman daftar isi
halaman daftar tabel halaman daftar gambar halaman daftar lampiran arti lambang dan
singkatan kemudian pada bagian akhir ditulis daftar pustaka dan dicantumkan berbagai
laporan yang diperlukan penulisan daftar pustaka dapat dilakukan dengan memper domani
petunjuk pengisian daftar pustaka pada bab 4 yang biasa dilampirkan ada instrumen
penelitian perhitungan perhitungan teks teks yang diperlukan surat izin penelitian dan
sebagainya.

2. Langkah-langkah penulisan teks laporan kegiatan

1). Penulisan pendahuluan

Isian ditulis pada bagian pendahuluan adalah latar belakang kegiatan gambaran
tentang jenis dan bentuk kegiatan tujuan manfaat dan strategi yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan dalam hal ini water belakang kegiatan adalah hal-hal yang
menyebabkan telah dilaksanakan yang kegiatan.

2). Penulisan deskripsi kegiatan

Isian ditulis pada bagian deskripsi ada kegiatan adalah nama kegiatan lokasi waktu
dan pelaksana dalam hal ini nama kegiatan adalah kegiatan yang tahu dilaksanakan itu sendiri
lokasi kegiatan adalah tempat dilaksanakannya kegiatan waktu kegiatan adalah tentang waktu
dilaksanakannya kegiatan terlaksana adalah orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan
kegiatan tersebut.

3). Penulisan pelaksanaan kegiatan

Isi yang ditulis pada bagian pelaksanaan kegiatan adalah rangkaian data cara
pelaksanaan kegiatan kapan ini berfungsi untuk menguraikan kegiatan yang dilakukan
strategi yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan kendal yang dihadapi dan langkah-
langkah yang ditempuh untuk mengatasi kendala yang dinyatakan.
4). Penulisan penutup

Isian ditulis pada bagian penutup ini adalah simpulan dan saran pernyataan simpulan
menunjukkan bahwa kegiatan dimaksud sudah terlaksana dengan baik berarti pelancar dan
bermanfaat dan yang berarti bahwa simpulan yang diberikan berkaitan dengan penjelasan
yang dapat dipetik dari kegiatan tersebut atau manfaat yang dapat dirasakan oleh personal
kegiatan selanjutnya saran yang ditulis adalah seorang perbaikan yang berguna bagi kegiatan
yang akan datang sini berarti bahwa saran yang diberikan diarahkan pada peningkatan
pelaksanaan kegiatan pada masa akan datang oleh karena itu caranya ditulis segitunya
berdasarkan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.

Seru diberitahukan bahwa sekalipun daftar pustaka dan lampiran tidak dinyatakan
secara eksplisit dalam kegiatan laporan kedua hal itu dapat ditulis dan dicantumkan dalam
laporan kegiatan secara berturut-turut daftar pustaka dan lampiran ditempatkan pada bagian
akhir yaitu setelah bagian penutup laporan kegiatan lampiran merupakan materi pendukung
dalam laporan kegiatan antara lain:

1. Dokumen yang dijadikan bahan rujukan penulisan laporan kegiatan.

2. Surat-surat pendukung seperti surat izin untuk melakukan kegiatan di lokasi surat tugas
dan sejenisnya

3. Rincian penggunaan dana

4. Gambar atau foto

G. Manfaat teks laporan

Teks laporan mempunyai banyak manfaat tidak hanya bagi peneliti atau pelaksana
kegiatan tetapi juga bagi pihak-pihak yang menerima laporan secara lebih khusus manfaat
penelitian dan manfaat kegiatan dapat dibaca pada bagian pendahuluan laporan bagi peneliti
laporan penelitian menjadi bukti bahwa dia sudah melakukan kegiatan penelitian atau sudah
menemukan sesuatu melalui penelitian yang dilakukannya sebagai pelaksana kegiatan
laporan kegiatan menjadi bukti bahwa mereka telah melaksanakan tugas dengan baik bagi
pihak penerima laporan laporan memberi masukan tentang pemecahan masalah yang telah
diliat diteliti atau suatu kegiatan yang telah dilaksanakan.

Menurut Nur wardani, laporan penelitian dan laporan kegiatan mempunyai empat fungsi
yaitu

1.sebagai sumber informasi bagi pembaca atau orang yang berkepentingan

2. Sebagai bentuk pertanggungjawaban dari pelapor kepada atasan sponsor atau pembaca
bawah penelitian yang kegiatan telah dilaksanakan.

3. Sebagai sarana untuk melakukan pengawasan terhadap peneliti dan pelaksana kegiatan.

4. Beli bahan pertimbangan pengambilan keputusan mengenai sesuatu.


Bab VI

Penulisan Teks Artikel Ilmiah

A. Pengertian teks ilmiah

Kata teks dapat dimaknai dengan naskah yang berupa kata-kata asli dari penulisnya
tulisan yang dihasilkan oleh penulis atau wacana tulis sementara itu artikel ilmiah merupakan
sebuah media komunikasi yang digunakan oleh dusun mahasiswa peneliti dan ilmuwan untuk
menyampaikan hasil kajian ilmu atau penelitian artikel ilmiah adalah tulisan yang berisi
laporan sistematis mengenai hasil kajian atau hasil penelitian yang disajikan sebagai
masyarakat ilmiah tertentu yang merupakan audiensi khusus dengan tujuan menyampaikan
hasil kajian dan kontribusi penulis artikel kepada mereka untuk dipikirkan dikaji kembali dan
diskusikan baik secara lisan maupun tulisan.

Kata artikel dapat dimaknai dengan karya tulis lengkap hal ini berarti bahwa artikel
adalah tulisan yang lengkap dengan unsur-unsur utamanya. Menurut suriah miharja
menyatakan bahwa artikel adalah karya tulis dilengkapi dimuat dalam surat kabar majalah
atau penerbitan berkala lainnya kemudian kata ilmiah dapat diartikan dengan sifat ilmu dan
memenuhi syarat ilmu pengetahuan sedih dapat dinyatakan bahwa teks artikel ilmiah adalah
tulisan lengkap yang bersifat dirimu atau memenuhi syarat ilmu pengetahuan yang digunakan
oleh dosen, mahasiswa ,peneliti, dan ilmuwan.

Ada 4 prinsip utama tentang pengertian ilmiah pertama teks artikel ilmiah bersifat
objektif artinya penulis tidak boleh memasukkan unsur subjektivitas nya ke dalam karyanya
kedua segala sesuatu yang dikemukakan penulis harus berdasarkan data ketiga penyembuhan
penemuan di dalamnya berpola induktif dan deduktif keempat pembahasan datangnya
bersifat rasio.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teks artikel ilmiah adalah tulisan lengkap
yang pembicara yang bersifat objektif berdasarkan data dan pengumpulan penemuan di
dalamnya berpola induktif dan deduktif serta pembahasan datangnya bersifat rasio text artikel
ilmiah dapat dibedakan atas teks artikel penelitian dan teks articles konseptual.

B. Struktur teks artikel ilmiah

Dalam pembicaraan terdahulu telah dinyatakan bahwa ada dua macam teks artikel
ilmiah yaitu teks artikel penelitian dan terus artikel konseptual dalam hal ini teks artikel
penelitian adalah teks artikel yang penyusunan yang berdasarkan suatu penelitian yang telah
dilakukan teks artikel konseptual adalah teks artikel yang disusun sebagai pemikiran secara
konseptual.

Struktur teks artikel penelitian maupun struktur teks artikel konseptual relatif
bervariasi namun secara umum dapat dikatakan bahwa struktur teks sartika penelitian adalah
abstrak pendahuluan tinjauan pustaka metodologi penelitian hasil penelitian dan pembahasan
dan simpulan struktur teks artikel konseptual lebih bervariasi tetapi yang sering dijumpai
adalah abstrak pendahuluan tinjauan pustaka pembahasan simpulan.

Selain ke dua macam artikel ilmiah itu ada di juga jenis artikel ilmiah populer artikel
ilmiah populer adalah artikel yang penulisannya dengan gaya yang relatif informal partikel
semacam ini banyak yang di publikasi melalui surat kabar struktur teks artikel ilmiah populer
berbentuk esai pada umumnya esa ditulis dengan genre eksposisi atau diskusi dalam hal ini
struktur teks eksposisi adalah pernyataan tesis argumentasi dan reparasi adanya unsur literasi
ini menunjukkan bahwa di dalam teks eksposisi selain unsur simpulan ada juga pengulangan
tesis yang bersifat menekankan tesis atau tema teks itu sendiri kemudian jenderal diskusi
mempunyai struktur teks itu argumentasi mendukung argumentasi menantang kesimpulan
dan rekomendasi.

C. Pentingnya teks artikel ilmiah dan publikasi nya

Pentingnya teks artikel ilmiah dapat dirasakan melalui pengalaman penulis yang yang
dapat membantu dalam mengerjakan tugas-tugas penulisan yang sejenisnya dengan artikel
ilmiah masalahnya apa perisai atau makalah dengan lebih mudah dengan mengetahui tata
cara penulisan artikel ini ya berdasarkan lebih mudah membaca artikel ilmiah dan akan dapat
menulisnya dengar tutur teks dan pilihan bahasa yang tepat.

Artikel ilmiah baik artikel penelitian maupun artikel konseptual dapat diterbitkan di
berbagai forum dan media selain dipublikasikan di jurnal jurnal ilmiah kedua macam artikel
itu dapat dijadikan di forum seminar konferensi konvensi dan sebagainya kemudian artikel
ilmiah populer lazim dipublikasikan di surat kabar majalah dan media sosial lainnya.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan bahwa adalah artikel ilmiah untuk jurnal
masing-masing memiliki gaya selingkuh yang berbeda hal ini menjadi ciri khas penerbit
jurnal ilmiah menurut nst keragaman pada satu penerbit ini merupakan ciri khas penerbit
bersangkutan tidak sini lain disebut gaya penerbit atau gaya selingkuh yang dalam bahasa
inggris disebut hostel setiap penerbit idealnya mempunyai gaya penerbit atau gaya selingkuh
dengan demikian gaya itu akan terlihat pada semua produk satu penerbit kayak itulah yang
menjadi identitas penerbit kayak penerbitan ini tentu berbeda dari satu penerbit ke penerbit
lain itu lumrah saja dia penerbit pasti mempunyai pertimbangan tertentu mengapa memilih
gaya penerbit seperti itu dan mengapa tidak yang lain untuk itu jika hendak memburuk
mempublikasikan artikel ilmiah kejurnas harus diperhatikan sistem selingkuh yang berlaku di
jurnal tersebut berstruktur maupun tata tulisan artikel ilmiah.

D. Langkah-langkah penulisan teks artikel ilmiah

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa teks artikel ilmiah ada dua yaitu artikel penelitian
dan artikel konseptual langkah-langkah menulis teks artikel ilmiah penelitian dapat ditulis
dengan mengikuti struktur teks artikel penelitian yang sudah dijelaskan terdahulu setelah teks
laporan penelitian nya sudah tersedia dalam hal ini penulis harus dapat menulis atau
membangun setiap unsur secara singkat berdasarkan laporan penelitian.
Dibandingkan dengan langkah-langkah penulisan teks artikel penelitian proses pernah
penulisan teks artikel konseptual lebih panjang penulisan teks artikel konseptual cepat dibagi
atas tiga tahap yaitu perang penulisan penulisan dan revisi langkah-langkah yang ditempuh
pada taraf penulisan adalah pemilihan topics pembatasan topik penentuan judul perumusan
tema pengumpulan bahan dan penyusunan kerangka artikel konseptual dalam konteks
penulisan artikel konseptual ini tema dirumuskan harus dalam bentuk tes tes ya memberi
peluang bagi penulis untuk memberi pendapat beserta argumen yang kemudian penulis harus
memecahkan tesis ke dalam gagasan-gagasan yang harus menyusun kerangka teks artikel di
tempatnya secara tepat dalam struktur teks artikel konseptual.

Langkah-langkah yang ditempuh pada tahap penulisan adalah penulisan pendahuluan


penulisan tinjauan pustaka penulisan pembahasan dan penulisan penutup hal-hal yang biasa
diuraikan atau ditulis pada bagian pendahuluan adalah latar belakang masalah yang
menyangkut pernyataan masalah pentingnya masalah dan keterangan tentang cara membuat
masalah itu hal-hal yang dibicarakan pada bagian dan jangan pustaka adalah al quran teori-
teori yang menjadi dasar pikiran untuk membahas masalah yang diajukan pada bagian
penulisan tambah membahas semua masalah dengan disertai pemecahan nya ataupun
solusinya kemudian yang di biasa disajikan pada bagian penutup adalah simpulan dan saran.

Jika teks artikel ilmiah sudah selesai teks perlu dibaca kembali mungkin teks atau
naswa itu perlu direvisi dikurangi atau kalau perlu diperluas sebenarnya revisi ini sudah juga
dilakukan pada tahap penulisan berlangsung lama setelah naskah artikel ilmiah selesai ditulis
televisi secara menyeluruh dilakukan sebelum ditulis atau diketik kembali oleh karena itu
pada tahap revisi penuh mengamati nas kartika ilmiah nya secara menyeluruh tentang
sistematika nya ejaan penggunaan bahasa kutipan tujukan dan sebagainya 3 semuanya telah
memenuhi siapa di persyaratan sudah selesai lah penulisan teks artikel ilmiah itu.

E. Penulisan kutipan dan daftar rujukan

1. Penulisan kutipan

Kutipan adalah fakta ide atau opini atau pendapat yang dikutip dari sumber tertulis
untuk mendukung atau memperjelas argumen posisi atau opini penulis dalam artikel ilmiah
ini berarti bahwa semua kutipan baik berupa fakta idiot ini maupun pernyataan yang terdapat
dalam artikel ilmiah bukan milik penulis itu sendiri.

Dalam penulisan artikel ilmiah kutipan digunakan terutama dalam penulisan


pendahuluan dan penulisan tinjauan pustaka dalam penulisan pendahuluan biasanya
digunakan untuk menguraikan fenomena pentingnya masalah teori atau pandangan yang
digunakan dan istilah khusus lalu dalam penulisan tunjangan pustaka kutipan digunakan
untuk mengkaji pokok pembicaraan.

Semua kutipan yang digunakan dalam penulisan artikel ilmiah diberi tanda dengan
nama akhir pengarang tahun terbit sumber kutipan dan nomor urut halaman sumber kutipan
itu pemberian tanda itu bertujuan agar pembaca dapat mengidentifikasi karena emas
pengetahuan umum dan opini penulis dan mana fakta desktop ini atau pernyataan yang
bersumber dari penulis lain dalam artikel yang dihasilkan lagipula dengan memerhatikan
tanda itu pembaca dapat melacak sumber kutipan itu pada daftar rujukan dan kalor nomor
halaman ya di ikut dijadikan sebagai tanda pembaca dapat melacak tempat kutipan itu di
dalam buku sumbernya dengan mudah pencantuman fakta ide atau opini atau pernyataan
penulis lain dalam penulisan artikel tanpa menyatakan sumber atau rujukan ya adalah
kesalahan besar dan penulisnya dapat dituduh sebagai pelaku plagiat.

Ada beberapa kata tertentu yang digunakan dalam penulisan kutipan antara lain
menyatakan menerangkan mengemukakan berpendapat melaporkan menyarankan dan
sebagainya bela penulis menilai bahwa kutipan itu merupakan suatu pernyataan penulis buku
sumber kata yang digunakan adalah menyatakan kata menerangkan dan mengemukakan bisa
digunakan apabila kutipan itu merupakan uraian xposed oris bila aku tiffany itu dinilai hasil
penelitian yang dilaporkan peneliti kata melaporkan dapat digunakan kemudian kata
menyarankan digunakan apabila kutipan itu merupakan saran-saran penulisnya contoh-contoh
penyisihan kutipan di bawah ini akan mengacu pada buku publikasi ons manual of the
american pie psikologi kalau association yang telah disesuaikan penggunaannya dalam
bahasa indonesia.

a). Penulisan kutipan langsung

Kutipan ditulis dengan menggunakan dua tanda petik jika kutipan ini merupakan
kutipan langsung dan dikutip dari penulisnya dan kurang dari 40 kata jika kutipan itu diambil
dari kutipan maka kutipan tersebut ditulis dengan menggunakan salah satu tanda petik juga
apabila kutipan diambil dari bahasa selain bahasa ini tulis penulisannya ditulis tentang
miring.

b). Sumber kutipan merujuk sumber lain

Jika sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip sumber kutipan
yang ditulis adalah sumber kutipan yang digunakan pengutih tetapi dengan menyebut siapa
yang mengemukakan pendapat tersebut.

c). Penulisan sumber kutipan

Jika sumber kutipan mendahului kutipan langsung upacara penulisannya adalah nama
penulis diikuti dengan tahun pada lebih tanda nomor halaman yang dikutip tahun dan
halaman yang diletakkan di dalam kurung

Jika sumber kutipan ditulis setelah apa yang dikutip makan ama penulis tahun
penerbitan dan nomor halaman yang dikutip semuanya datangkan di dalam kurung.

d). Kutipan dari penulis berjumlah 2 orang dan lebih

Jika penulis terdiri dari atas dua orang nama keluarga kedua penulis tersebut harus
disebutkan misalnya eko dan joko apabila penulisnya lebih dari 2 orang untuk penulisan yang
pertama nama keluarga dari semua penulis ditulis lengkap namun untuk penyebutan kedua
dan seterusnya nama keluarga penulis pertama dan diikuti oleh dkk.
e). Kutipan dari penulis berbeda dan sumber berbeda

Jika masalah dibahas oleh beberapa orang dalam sumber yang berbeda cara penulisan
sumber kutipan itu adalah seperti berikut perhatikan bahwa penyebutan nama penulis
diurutkan berdasarkan urutan alphabet bukan berdasarkan tahun terbit.

f). Kutipan dari penulis sama dengan karya yang berbeda

Jika sumber itu adalah beberapa karya tulis telepon sosial sama pada tahun yang sama
cara penulisannya adalah dengan menambah berupa b dan seterusnya pada tahun penerbitan

g). Kutipan dari penulis sama dengan sumber berbeda

Jika kutipan berasal dari penutur teori yang sama yang membuat pernyataan yang
sama tetapi terdapat dalam sumber yang berbeda cara penulisannya seperti berikut.

2. Penulisan daftar rujukan.

Ada dua istilah yang dapat dipakai untuk menamai bagian karya tulis tempat sejumlah
rujukan didaftarkan yaitu dokter pustaka dan daftar rujukan kedua istilah itu mempunyai
konsep yang berbeda daftar pustaka adalah 7 merujuk karena yang menjadi sumber kutipan
dari memberi dukungan secara tidak langsung sedangkan daftar rujukan adalah daftar semua
sumber kutipan yang digunakan dalam penulisan sebuah karya tulis.

Dalam penulisan artikel ilmiah trucukan yang didaftarkan hanya rujukan yang
menjadi sumber kutipan oleh karena itu bagian artikel yang menjadi tempat pendaftaran
sejumlah rujukan lebih tepat diberi nama daftar rujukan dalam bahasa inggris namanya
referensi yang berarti referensi yang didaftarkan menurut suatu sistem tertentu. Berikut ini
pedoman petunjuk penulisan daftar rujukan.

1. Nama penulis ditulis tanpa gelar.

2. Identitas setiap buku rujukan diketik satu spasi dan jarak dua spasi untuk identitas buku
berikutnya

3. Buku-buku rujukan didaftarkan secara alphabetis dan tidak diberi nomor urut.

4. Urutan identitas setiap buku dalam penulisannya dapat dijelaskan sebagai berikut

5. Nama penulis tanpa gelar tahun terbit judul buku nama kota tempat penerbitan nama
penerbit dalam hal ini judul buku harus di garis bawah i atau dicetak dengan huruf miring

6. Penulisan nama akhir mendahului penulisan nama diri penulis dan dipisahkan dengan
tanda koma

7. Bila buku di ini ditulis oleh dua orang penulis dititipkan kata dan di antara kedua nama
penulis

8. Bila buku ini ditulis lebih dari 2 orang yang ditulis tangan nama penulis pertama dengan
menambahkan singkat andika .
RINGKASAN BUKU PEMBANDING

BAB I

MENGEKSPLORASI TEKS AKADEMIK DALAM GENRE MAKRO

A. Kegiatan 1: Membangun Konteks Teks Akademik .

Teks akademik atau teks ilrniah dapat berwujud dalam berbagai jenis, misalnya buku,
ulasan buku, proposal penelitian, laporan penelitian, laporan praktikum, dan artikel ilmiah.
Jenis-jenis tersebut merupakan genre makro yang masing-masng di dalarnnya terkandung
carnpuran dari beberapa genre mikro seperti deskipsi, laporan, prosedur, eksplanasi,
eksposisi, dan diskusi. Genre makro adalah genre yang digunakan untuk menarnai sebuah
jenis teks secara keseluruhan, dan genre mikro adalah subgenre-subgenre yang lebih kecil
yang terdapat di dalamnya dan dipayungi oleh genre makro tersebut.

Untuk mencapai hal itu, Anda diharapkan (1) menelusuri kaidah-kaidah dan ciri ciri
teks akademik dalam genre makro untuk menguak kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia
sebagai bahasa Irnu pengetahuan 2) menanya alasan mengapa diperlukan teks akademik
dalam genre makro 3) menggali teks akaderrik dalam genre makro, 4) membangun argumen
bentang bekas akademik dalam genre makro, (5) menyajikan teks akademik dalam genre
makro: (5) membuat rangkuman tentang hakikat dan pentingnya taks akademik dalam genre
makro: (7) membuat proyek belajar.

B. Kegiatan 2: Menelusuri dan Menganalisis Model Teks Akademik

Teks akademik atau yang sering disebut teks ilmiah berbeda dengan teks
nonakademik atau teks nonilmiah. Teks akademik dan teks nonakademik ditandai dengan ciri
ciri tertentu

1. Mangidentifikasi Ciri Ciri Teks Akademik dan Teks Nonakademik

Perbedaan antara teks akadernik dan teks nonakademik perlu dijelaskan secara memadai
dengan mengidentifikasi ciri-ciri yang ada. Pendapat tentang teks akademik yang
berkembang selama Ini adalah bahwa teks akademik mempunyai ciri-ciri antara lain
sederhana, podat, objektif dan logis (Lihat misalnya Sudaryanto, 1996, Moeliono, tanpa tahun
Moeliono, 2004). Akan tetapi, selarna ini pula belum terdapat bukti-bukti empiris yang
diajukan untuk memberikan penjelasan yang memadai secara linguistik tentang pengertian
sederhana, padat, objektif, dan logs Itu (Wiratno, 2012). Akibatnya, ciri-ciri tersebut biasanya
hanya dipahami secara naluri tanpa didasarkan pada data atau teori tertentu. Anda, sebagai
insan akademik, tentu harus dapat menjelaskan hal itu secara akademik berdasarkan argumen
yang kuat.
2. Menganalisis Pentingnya Teks Akademik

Insan yang berada di lingkungan masyarakat akadernik, terutama dosen dan


mahasiswa seperti Anda, tidak dapat terlepas dari teks akademik Mereka, termasuk Anda,
harus membaca dan mencipta teks akademik, dan karenanya mereka dan Anda dianggap
tebih mengetahui seluk-beluk teks akademik.. Dengan dernikian, insan akademik harus betul
betul memahami pengertian dan ciri ciri teks akademik. Pada gilirannya, Mereka dan Anda
juga harus turut memahamikan pergeruan dan ciri-ciri teks akademik tersebut kepada pihak
lain.

Jenis jenis teks yang sering dijumpai sebagai teks akademik di lingkungan perguruan
tinggi adalah antara lairi buku, ulasan buku, proposal penelitian, proposal kegiatan, laporan
penelitian (yang dapat berbentuk tugas akhis, skripsi, tesis, atau disertasi, laporan kegiatan,
dan artikel ilmiah Iyang sering disebut paper atau makalah).

C. Kegiatan 3: Membangun Teks Akademik secara Bersama-sama

Teks-teks akademik yang dipilih untuk pembahasan pada buku ini adalah ulasan
buku, proposal, laporan, dan artikel ilmiah. Pada bagian ini, secara bersama-sama anda akan
menggali sekaligus mengevaluasi lebih jauh lagi ciri-ciri itu, serta Menyajikan teks akademik
dalam berbagai genre makro dan membangun argumen yang berbentuk di dalam masing-
masing genre tersebut

1. Menggali dan Mengevaluasi Lebih Jauh Ciri-ciri Teks Akademik

Ciri-ciri yang dapat membedakan teks akademik dan teks nonakademik tersebut tidak
lain adalah ciri-ciri leksikogramatika-kata-kata dalam susunan beserta makna yang dihasilkan
yang ada ditingkat leksis (kata), kalimat dan wacana. Ciri-ciri itu terlihat antara lain dari
pemilihan leksis, kelompok kata, kompleksitas kalimat, dan struktur teks.

a. Teks Akaderrik Bersifat Sederhana dalam Struktur Kalimat

Kesederhanaan teks akademik terlihat dari struktur kalimat yang sederhana melalui
penggunaan kalimat simpleks. Perbedaan antara kalimat simpleks dan kalimat kompleks
tidak diukur dari panjang pendeknya, tetapi dari jumlah aksi atau peristiwa yang dikandung.
Kalimat simpleks adalah kalimat yang hanya mengandung satu aksi atau peristiwa,
sedangkan kalimat kompleks adalah kalimat yang mengandung lebih dari satu aksi atau
peristiwa dan dapat dinyatakan dengan hubungan parataktik atau hipotaktik. |

b. Teks Akademik Padat Informasi

Yang dimaksud padat pada teks akademik adalah padat akan informasi dan padat akan
kata-kata leksikal, Kepadatan informasi disajikan pada subbab ini, sedangkan kepadatan
leksikal dijelaskan pada Subbab 1.3. Kepadatan inforrnasi pada teks akademik dapat
dijelaskan dari dua sisi. Pertama, Informasi dipadatkan melalul kalimat simpleks. Kedua,
Informasi dipadat melalui nominalisasi.
Pemadatan informasi pada Contoh (1.1) adalah pemadatan campuran, yaitu
pemadatan yang terjadi pada unsur baik subjek maupun pelengkap. Pemadatan informasi
yang lain hanya terjadi pada unsur subjek atau pelengkap saja. Secara berturut-turut.
menunjukkan pemadatan informasi (dicetak tebal) yang berupa kalimat sematan untuk
memperluas kelompok nomina pada unsur subjek dan pelengkapmenunjukkan pemadatan
informasi (dicetak tebal) yang berupa kelompok odverbia untuk mempertuas kelompok
nomina pada unsur subjek dan pelengkap.

C. Teks Akadernik Padat Kata Leksikal

Kepadatan leksikal dapat dijelaskan sebagai berikut, Teks akademik lebih banyak
mengandung kata leksikal atau kata isi (morning, verba-predikatar, adjektiva, dan adverbia
tertentu) daripada kata struktural (konjungsi, kota sandang, preposisi, dan sebagainya).
Halliday (1985b:61: 1993b:76: 1998:207) menyatakan bahwa semakin ilmiah suatu teks,
semakin besar pula kandungan kata-kata leksikalnya. Semua teks akadernik yang dikutip
sebagai contoh di bawah ini memiliki leksis yang padat.

d. Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Nominalisasi

Ditemukan bahwa dalam realisasi leksis pada teks-teks akademik yang dicontohkan .
Nominalksasi digunakan untuk memadatkan Informasi. Sebagai upaya
pemberdaan,nominalisasi ditempuh dengan mengubah leksis nonbenda (antara lain verba,
"adjektiva, adverbia, konjungsi) menjadi leksis benda (nomina). Nominalisasi pada teks
akaderrik ditujukan untuk mengungkapkan pengetahuan dengan lebih ringkas dan padat
(Martin: 1991). Oleh karena itu, nominalisasi menjadi ciri yang sangat penting pada teks
akademik

Contoh-contoh yang diambil dari teks-teks akademik tersebut mengandung


nominalisasi: pengendalian, penyemprotan, analisis, sumbangan, pengetahuan, komunikasi
(yang secara beturut-turut dibendakan dari verba. . mengendalikan, menyemprot,
menganalisis, menyumbang, mengetahui atau tahu, berkomunikasi), sebab-akibat (yang
dibendakan dari konjungsi: sebab): dan kelangsungan, keterbatasan, ketidakwajaran (yang
secara beturut-turut dibendakan dari adjektiva. langsung, terbatas, wajar). Nominalisasi
tersebut mengakibatkan perriadatan informasi. Dapat dijelaskan bahwa masingmasing
nomina tersebut merupakan serangkaian kegiatan yang sesungguhnya diungkapkan dengan
sejumlah kalirnat tetapi dapat diringkas hanya dengan satu leksis.

e. Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Metafora Gramatika melalui Ungkapan


Inkongruen

Metafora gramatika adalah pergeseran dari satu jenis leksis ke jenis leksis lain atau
dari tataran gramatika yang lebih tinggi ke tataran gramatika yang lebih - rendah. Metafora
gramatika terjadi pada ungkapan yang inkongruen, sebagai . kebalikan dari ungkapan yang.
Realisasi secara kongruen adalah realisasi yang sewajarwajarnya sesuai dengan realitas,
misalnya benda direalisasikan sebagai nomina, proses direalisasikan sebagai verba, kondisi
direalisasikarn sebagai adjektiva, dan sirkumtonsi direalisasikan sebagai adverbia.
Sebaliknya, pada realisasi secara inkongruen, proses tidak diungkapkan dengan verba tetapi
dengan nomina, kondisi tidak diungkapkan dengan adjektiva tetapi dengan nomina dan
sebagainya.

f. Teks Akademik Banyak Memanfaatkan istilah Teknis

Pada prinsipnya istilah teknis merupakan penamaan kepada sesuatu dengan


menggunakan nomina yang antara lain dibangun melalui proses nominalisasi. Istilah teknis
merupakan bagian yang esensial pada teks akademik, karena istilah teknis digunakan sesuai
dengan tuntutan bidang ilmu , tataran keilmuan, dan latar (setting) pokok persoalan yang
disajikan di dalamnya.

Terkait dengan bidang ilmu tempat istilah teknis digunakan, perlu digaris bawahi
bahwa istilah yang sama mungkin mengandung makna yang berbeda apabila istilah itu
digunakan pada bidang ilmu yang berbeda. Sebagai contoh, apabila istilah morfologi
digunakan di bidang linguistik, istilah tersebut mengandung makna “ilmu yang berkenaan
dengan pembentukan kata", tetapi apabila istilah yang sama digunakan di b dang b
ologi/pertanian/fisika, istilah itu mengandung makna “struktur, susunan, komposisi, atau tata
tetak", seperti terlihat pada kata yang dicetak tebal pada Kalimat (1.15).

Dua hal perlu dicatat tentang istilah teknis. Pertama, istilah teknis merupakan alat
yang baik untuk membuat taksonomi atau klasifikasi terhadap pokok persoalan yang
disajikan di dalam teks. Kedua, istilah teknis perlu didefinisikan untuk meningkatkan
pemahaman terhadap isi secara keseluruhan. Secara ideasional, taksonomi maupun definisi
yang jelas dapat meningkatkan derajat keterbacaan teks. Sebaliknya, apabila pokok persoalan
yang disajikan di dalam teks tidak dapat diklasifikasikan secara taksonornik dan istilah-istilah
teknis tidak didefinisikan baik secara langsung maupun tidak langsung, teks tersebut
cenderung lebih sulit dipaharni oleh pembaca Kesulitan yang berkaitan dengan istilah teknis
dapat diatasi dengan mengecek kamus istiah teknis di bidang imu yang dimaksud.

g. Teks Akadernik Bersifat Taksonornik dan Abstrak

Pada dasarnya taksonomi adalah pemetaan pokok persoalan melalui klasifikasi


terhadap sesuatu. Taksonomi menjadi salah satu ciri teks akademik, masalah taksonomi pada
teks akademik dibahas dalam konteks bahwa perpindahan dari pemaparan . peristiwa duniawi
dengan bahasa sehari-hari menuju penyusunan ilmiah yang sistematis dengan bahasa yang
lebih teknis adalah perpindahan dari deskripsi menuju klasifikasi, Dengan berkonsentrasi
pada penelitian terhadap wacana geagrafi-fisika, ketiga ilmuwan tersebut berkesimpulan
bahwa untuk mengubah bahasa sehari-hari menjadi bahasa ilmiah diperlukan istilah teknis
yang disusun ke dalam taksonomi. Kesimpulan yang sama bertaku pula tidak saja bagi
wacana fisika tetapi juga bagi wacana biologi.

Teks akademk dikatakan abstrak karena pokok persoalan yang dibwarakan di


dalamnya seringkali merupakan hasil dari pemformulasian pengalaman nyata. Pemfor
mulasian yang demikian itu sesungguhnya merupakan proses abstraksi yang antara tan
dicapai dengan nommalsasi dalam kerangka metafora gramatika. Proses abstraksi tersebut
digunakan untuk memahami dan meng'nreroretas anrgaltas,

h. teks Akademik Banyak Memanfaatkan Sistem Pengacuan Esfora

Generalitas, yaitu benda-benda yang sudah diabstrakkan untuk menyatakan


generalisasi, bukan benda-benda yang secara eksperiensial berada di sekitar manusia. Pada
teks-teks akademik yang dicontohkan, sekitar 50% dari jumlah kelompok nomina yang ada
mengandung penegas, yaitu benda pada kelompok nomina . tersebut diberi penjelasan yang
berupa kualifikasi. Hal ini berarti bahwa sejumlah besar kelompok nomina pada teks-teks
tersebut merupakan kelompok nomingyang memberlakukan pengacuan esfora.

L Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Proses Relasional Identifikatif dan Proses


Relasional Atributif

Terdapat dua jenis proses relasional, yaitu proses relasional identifikatif dan proses
relasional atributif. Proses relasional identifikatif merupakan alat yang baik untuk membuat
definisi atau identifikasi terhadap sesuatu, sedangkan proses relasional atributif merupakan
alat yang baik untuk membuat deskripsi dengan menampilkan sifat, Ciri, atau keadaan benda
yang dideskripsikan tersebut.

Mengenai pentingnya proses relasional identifikatif untuk membuat definisi pada teks
akademik, Wignell, Martin dan Eggins (1993: 149-152) menyatakan bahwa biasanya defmisi
dibuat terhadap isilah teknis. Namun demikian, tidak semua istilah teknis yang terdapat di
teks-teks akademik, terutarna stilah tekns yang belum umum, didefinisikan atau
diidentifikasikan. Padahal melalui proses relasional identifikatif, definisi semacam itu-dapat
dibuat dengan baik. Selain itu, melalui proses relasional identifrkatif itu, defirisi juga
berfungsi untuk mentransfer pengetahuan umum ke dalam pengetahuan yang lebih khusus
(Martin, 1993b:209-210). Kenyataan tentang sedikitnya istilah teknis yang didefinisikan pada
teks-teks akadernik itu menyebabkan teks-teks tersebut, secara ideasicnal cenderung sulit
dkerna,

j. Teks Akademik Bersifat Monolog dengan Banyak Mendayagunakan Kalimat Indikatif-


Deklaratif

Sifat monologis pada teks akademik mengandung arti bahwa teks tersebut
memberikan informasi kepada pembaca dalam satu arah. Untuk memenuhi sifat . monologis
tersebut teks akademik mendayagunakan kalimat Indikatf-Deklaratf ' yang berfungsi sebagai
Proposis-Msmberi, berbeda dengan kalimat indikatif- Interogatif yang berfongsi sebagai
Proposal-Meminta atau kalimat Irnperatif yang berfungsi sebagai Proposal-Meminta, Pada
beks akademik penulis tidak meminta

Deklaratif, penulis teks akademik membenkan informasi dan pembaca mererana.


Sebagai penyedia informasi, penulis teks akaderrik tidak reenunfukkan posisi yang lebih
tinggi daripada pernbarca. Hal ini berkebalikan dengan kalimat nperorf yang berfungsi
sebagai Proposal-Merrinta yang mencerminkan posisi perkdis yang lebih singh daripada
pembaca. Selamitu, apabila sebuah beks banyak mengandung kalimat #nperotif dan Katmnat
Indikatif-Interogatif, darak yang bejad adatah nada dialags. Abatnya, pencipta teks seg ah
olah melakukan hercakapan Kengan penerima teks.

k. Teks Akadernik Memanfaatkan Bentuk Pasif untuk Menekankan Pokok Persoalan, bukan
Pelaku: dan Akibatnya, Teks Akadernik Menjadi Obiekti bukan Subjektif

Ciri bahwa teks akademik memanfaatkan bentuk pasif sudah lama dibahas (Martin,
1985a:42-43, Halliday, 199Ja:581: Banks, 1996:15), tetapi kenyataar . Ini hendaknya tidak
dipahami sebagai kebalikannya bahwa teks akademik tidak memanfaatkan bentuk aktif.
Penggunaan bentuk pasif pada teks akademik dimaksudkan untuk menghilangkan pelaku
manusia, sehingga unsur kalimat yang berperan sebagai subjek dijadikan pokok persoalan
yang dibicarakan di-dalam teks tersebut. Dengan menganggap pelaku itu .tidak penting,
subjek atau pokok pembicaraan yang bukan pelaku dianggap lebih penting, dan karenanya
ditemakan. Pemilihan tema seperti ini sangat diperlukan, karena teks akademik tidak
membahas para pelaku atau ilmuwan, tetapi membahas pokok persoalan tertentu yang
disajikan di dalamnya. Pokok persoalan tersebut ditempatkan sebagai tema pada kalirnat-
kalimat yang ada: dan penggunaan bentuk pasif dimaksudkan sebagai strategi pemetaan tema
tersebut (Martin, 1993a:193-194).

Pada konteks jenis proses, pelaku yang dihilangkan tersebut adalah pelaku yang
melakukan perbuatan fisik atau nonfisik, khususnya pada proses material, mental, verbal, dan
perilaku, bukan pada proses relasional atau eksistensial, meskipun dimungkinkan. Pelaku
dapat berupa aktor luntuk proses material), pengindera luntuk proses mental), pewicara
(untuk proses verbal). dan pemerifaku luntuk proses per laku). Pada Contoh (1.17) sampai
dengan Contoh (1.19), peaku yang dimaksud tidak terrpak dan me alur bentuk pas f (detak
teba) yang diaryu kar adalah sub,ek k limat (d cetak miring).

l Teks Akademik Seharusnya tidak Mengandung Kalimat Minor

Kalirnat minor adalah kalimat yang tidak lengkap. Kalimat minor berkekurangan
salah satu dari unsur pengisi subjek atau finit/ predikator. Akibatnya, kalimat tersebut dapat
dianalisis dari sudut pandang leksikogramatika, serta tidak dapat pula dianalisis menurut jenis
dan fungsinya, Keberadaan kalimat minor pada teks akademnik tidak saja menyebabkan tidak
dapat diidentifikasinya unsur-unsur leksikogramatika secara Ideasional dan Interpersonal,
tetapi juga menyebabkan terhentinya arus Informasi secara tekstual.

Secara ideasional, karena transitivitas pada kalimat minor tidak dapat dikenali, makna
yang bersifat eksperiensial yang melibatkan partisipan, proses, dan sirkumstansi pada kalimat
tersebut tidak dapat diungkapkan. Selain itu, karena hubungan Interdependensi pada kalimat
minor tidak dapat diidentifikasi, makna logikosemantik pada kalimat tersebut juga tidak dapat
diungkapkan. Dari sini, dapat digarsbawahi bahwa secara ideasional derajat keilmiahan teks
akaderrik yang mengandung kalimat minor berkurang.

Secara interpersonal, karena kalimat minor tidak dapat digotongkan ke dalam kalimat
indikatif dekalaratiflinterogatf. atau imperatif, kalimat tersebut tidak mengungkapkan
fungsinya sebagai propasisi-memberi atau proposat meminta Padahal, nformasi pada teks
akademik perlu dsampakan melalu penggunaan. kalimat indikatif-deklaratif yang
mengemban fungsi sebagai proposisi-memberi. Dari sini, dapat digaris bawahi bahwa secara
inrerpersonal teks akademik yang mengandung kalimat minor tampak sebagai teks lisan, dan
karenanya, Menunjukkan Ciri nonakademik.

M.Teks Akademik Seharusnya tidak Mengandung Kalimat Takgrarnatikal

Kalimat takgramatikal adalah kalimat yang secara gramatikal mengandung


kekurangan atau kelebihan unsur-unsur tertentu, misalnya kata-kata leksikal seperti nomina
(yang berfungsi sebagai subjek) dan verba (yang berfungsi sebagai finit/predikator, atau kata-
kata struktural, seperti konjungsi dan preposisi.

N. Teks Akademik Tergolong ke dalam Genre Faktual bukan Genre Fiksional

Sebagian besar teks akademik yang dikutip sebagai tugas pada poin-poin di atas
adalah artikel ilmiah. Teks akademik yang demikian itu tergolong ke dalam genre faktual,
bukan genie fiksional. Teks-teks tersebut dikatakan faktual, karena teks-teks tersebut ditulis
berdasarkan pada kenyataan empiris, bukan pada rekaan atau khayalan.

Dilihat dari segi genre makro dan genre mikro, teks-teks akademik yang dijadikan
tugas tersebut dapat digolongkan ke dalam genre makro artikel ilmiah atau artikel jurnal.
Sebagai artikel ilmiah, teks-teks tersebut mengandung beberapa genre mikro sekatigus, antara
lain deskripsi, eksplanasi, prosedur, eksposisi, dan diskusi. Terdapat kecenderungan bahwa
setiap subbab atau setiap tahap dalam Struktur teks pada artikel mengandung genre mikro
yang berbeda. sesuai dengan karakteristik subbab-subbab tersebut.

2. menyajikan Teks Akademik Dalam Berbagai Genre Makro

a. Ulasan Buku

Ulasan buku yang juga sering disebut timbangan buku adalah tulisan yang berisi
tentang kritik terhadap buku yang dimaksud. Ulasan semacam ini Anda perlukan pada saat
Anda menyajikan kajian pustaka dalam proposal penelitian, laporan penelitian (yang dapat
berupa skripsi, tesis, dan disertasi), atau artikel Imlah. Pernahkah Anda menanya bahwa
ulasan buku ditata dengan struktur teks dan leksikogramatika tertentu?

Ulasan buku memiliki struktur teks identitas“orlentasi"tafsiran Ki'evoluasi"


rangkuman evaluasi (Tanda ^ berarti diikuti oleh). Masing-masing tahapan pada struktur teks
itu mengandung genre mikro yang berbeda-beda, bergantung kepada fungsi retorts setiap
tahapan itu.

b. Proposal

Proposal merupakan tulisan yang berisi rancangan penelitian atau rancangan kegiatan.
Proposal dapat berupa proposal peneitian atau proposal kegiatan Proposa penelitian mem “ki
struktur teks pendahuluan“landasan teori dan tin'guon pusrako “metodologi penelitian
Adapun proposal kegiatan mem liki struktur teks pendahuluan “tuta laksana
kegpoton“pertutup. Masing-masing tahapan pada Struktur . teks proposal mengandung genre
mikro yang berheda beda, sesuai dengan fungsi retoris masing Masing tahap tere but

c. Laporan

Laporan dapat dikelompokkan menjadi Laporan penelitian dan laporan kegiatan.


Laporan penelitian ditata dengan struktur beks: pendahutuan^lndasan teoretis don tinjauan
pustaka^metodologi penetitiam^hasil^pembahasan^penutup. kalaupun laporan kegiatan
mernpunyai struktur teks yang lebih fleksibel, sesuai dengan Cakupan kegiatan yang
dilaporkan itu. Akan tetapi, pada umumnya, struktur teks laporan kegiatan adalah
pendahuluan^deskripsi kegiatan^pelaksanaan kegiatan^penutup. Masing-masing tahapan
pada struktur teks tersebut mengandung genre mikro yang berbeda-beda, sesuai dengan
fungsi retoris masing-masing tahapan tersebut.

d.. Artikel Ilmiah

Artiket ilmiah dapat dikelompokkan menjadi artikel penelitian dan artikel konseptual.
Pada dasarnya . “Artikel penelitian adalah laporan penelitian yang disusun dalam bentuk
artikel. Meh sebab itu, tidak mengherankan.apabila struktur teks artikel penelitian sama
dengan struktur teks laporan penelitian, yaitu: abstrok”pendahuluan"tinjoauan pustaka"
metodologi penelitian “hasi“permbohasan “simpulan. Di pitiak lain, artikel konseptual "
adalah artikel sebagai hasil pem kiran mengena sesuatu secara konseptual. Artikel konseptual
disusun dengan struktur teks yang lebih fleksibel, bergantung kepada Cakupun pokck
persoalan dan konsep atau teori yang digunakan untuk membicarakan pokok persoalan
tersebut Set'ap tahapan peda struktur teks artiket Hmnah mengandung gerre mikro yang
berbeda-beda sesuas dengan fungsi retors. masing masing tahapan tersebut.

D. Kegiatan 4 : Membangun Teks Akademik secara Mandiri

Kegiatan belajar pada bagian Ini merupakan kegiatan mandiri. Anda diharapkan dapat
rmelakukan kegiatan belajar secara mandid, dalam arti bahwa Anda melakukannya tanpa
bantuan dari siapa pun. Kegiatan yang dimaksud meliputi kemandirian untuk membuat
rangkuman serta kemandirian dalam membuat tugas dan proyek perkuliahan. Keberhasilan
Anda dalarn menempuh perkuliahan antara lain ditandai oleh kemandirian akademik dalam
membaca dan menuangkan Gagasan ke dalam teks akademik yang sesuai dengan genre yang
dikehendaki pada teks tersebut.

1. Membuat Rangkuman

Setelah Anda menyelesaikan bab ini, diharapkan Anda menguasai semua materi yang
dibahas. Ada baiknya Anda membaca bab ini berulang kali, dan Anda dapat mengulangi
membaca lagi bagian-bagian yang Anda anggap sulit. Untuk mengetahui bahwa Anda telah
menguasai materi, buatlah rangkuman yang menggambarkan si keseluruhan bab dalam
maksimal tiga paragraf.

Bandingkan pekerjaan Anda dengan pekerjaan teman-teman Anda yang lain. Berikan
argumen yang dapat diterima, mengapa pekerjaan Anda sama atau berbeda dengan milik
teman Anda. Setelah itu, perbaikilah rangkuman Anda. Pastikan bahwa rangkuman Anda
telah mencakup semua hal yang dibahas pada bab im.

2. Membuat Tugas dan Proyek tentang Teks Akademik

a. Tugas

Carilah beberapa teks yang dimuat di buku, jumal penelitian, majalah, surat kabar,
atau meda Izin bak cetak maupun elektronik Kemudian, lakukan sesuai dengan dua poin
berikut ini:

(1) Analisislah apakah teks-teks tersebut mengandung ciri-ciri akademik. Seandainya teks-
teks yang Anda temukan itu belum memenuhi dri-ciri akademik, ubahiah agar teks-teks
tersebut menunjukkan dri-ciri yang dimaksud.

(2) Amatilah teks-teks tersebut, serta identifikasilah genre makro yang menjadi payung dan
genre mikro yang terkandung di dalamnya.

(3) Buatiah sejumlah pertanyaan yang lain mengenai teks-teks tersebut, dan jawablah
pertanyaan-pertanyaan itu.

(4) Tulislah hasil atau jawaban dari Poin (1) sampai dengan Poin (3) di lembar kertas, lalu
kumpulkan pada waktu yang disepakati antara Anda dan dosen pendamping Anda.

b. Proyek

Proyek di sini dimaksudkan sebagai rencana belajar sesuai dengan kebutuhan akademik
Anda. Susunlah sebuah proyek belajar yang berkaitan dengan ciri-ciri teks akademik dan teks
nonakadernik. Pada proyek Anda itu, Anda dapat:

(1) membuat konversi dari teks yang kurang akademik menjadi teks yang lebih akademik,

(2) mempertanyakan segala sesuatu yang terkait dengan seluk-beluk teks akademik, dan
menuangkan hasilnya dalam bentuk tutsan,

(3) mendskusikan mater tertentu dengan teman-teman Anda, dan menangkan hasi nya delam
bentuk tul san:

(4) melakukan kegatar begjar apa pun yang Anca pandang Capat mendukung pemahaman
Anda terhadap teks ikademk, dan menuangkan has nya dalam bentuk tulisan

E. Bahasa Indonesia Baku

1. Pengertian Bahasa Baku dan Nonbaku

Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat luas. Hal ini terbukti bahwa masih
banyak orang atau masyarakat yang berpendapat bahwa bahasa baku sama dengan bahasa
yang baik dan benar. Bahasa yang dipergur-akan di dalam situasi tidak sesuai pun dianggap
sebagai bahasa baku. Makna kata baku sendiri tampaknya tidak dipahami secara benar,
apalagi makna bahasa baku. Hal itu disebabkan oleh keengganan orang mencari makna istilah
baku dan bahasa baku di dalam kamus umum ataupun kamus istilah linguistik.

Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karya Poerwadarminta diterangkan sebagai


benkut.

Baku I

(Jawa), (1) yang menjadi pokok, yang sebenarnya : (2) sesuatu yang dipakai sebagai dasar
ukuran (nilai, harga, standar),

Baku II

saling (1976:79)

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008:123), kata baku dijelaskan sebagai
berikut.

Baku I

(1) pokok, utama, (2) tolak ukur yang berlaku untuk kuantitas atau kualitas dan yang
ditetapkan berdasarkan kesepakatan: standar:

Baku II

Saling

Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karya Badudu dan Zain diterangkan sebagai
berikut.

Baku I

(Jawa), (1) yang menjadi pokok: (2) yang utama: standar

Baku II

(Menado), saling (1996:114)

bahasa Indonesia baku adalah ragam bahasa Indonesia yang meniadi pokok. yang menjadi
dasar ukuran, atau yang menjadi standar.

Dengan demikian bahasa nonbaku adalah bahasa yang tidak menjadi pokok, yang
tidak menjadi dasar ukuran, atau yang tidak menjadi standar. Jadi, bahasa Indonesia nonbaku
adalah ragam bahasa Indonesia yang tidak menjadi pokok, yang tidak menjadi dasar ukuran,
atau yang tidak menjadi standar. Bahasa baku adalah bentuk bahasa yang biasa memakai
kata-kata atau ungkapan, struktur kalimat, ejaan. dan pengucapan yang biasa dipakai oleh
mereka yang berpendidikan, seperti pejabat, ahli, dosen, guru, ilmuwan, cendekiawan, dan
sebagainya. Sedangkan bahasa nonbaku adalah bentuk bahasa yang biasa memakai kata-kata
atau ungkapan, Struktur kalimat, ejaan, dan pengucapan yang biasa dipakai oleh mereka yang
kurang | berpendidikan dan yang biasa beraktivitas dalam lingkungan tidak resmi.
Berdasarkan pengertian di atas, jelas bahwa bahasa baku adalah ragam bahasa yang berkode
bahasa yang berbeda dengan kode bahasa nonbaku yang biasa digunakan di lingkungan tidak
resmi.

2. Fungsi Bahasa Indonesia Baku

Bahasa Indonesia baku mempunyai empat fungsi yang secara Satu per satu dapat
dijelaskan sebagai berikut.

Pertama, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai pemersatu. Babasa Indonesia baku
mempersatukan atau memperhubungkan penutur berbagai dialek bahasa itu. Bahasa
Indonesia baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bahasa Indonesia baku.
Bahasa Indonesia baku mengikat kebhinekaan rumpun dan bahasa yang ada di Indonesia
dengan mengatas: batas-batas kedaerahan. Bahasa Indonesia baku merupakan wahana atau
alat dan pengungkap kebudayaan nasional yang utama. Fungsi pemersatu ini ditingkatkan
melalui usaha memberlakukannya sebagai salah satu syarat atau ciri manusia Indonesia
modem.

Kedua, bahwa bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penanda kepribadian. Bahasa
Indonesia baku merupakan ciri khas yang membedakannya dengan bahasabahasa lainnya.
Bahasa Indonesia baku memperkuat perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa
Indonesia baku. Indonesia kita mengatakan identitas kita. Bahasa Indonesia baku berbeda
dengan Dengan bahasa bahasa Malaysia atau bahasa Melayu di Singapura dan Brunai
Darussalam. Bahasa Indonesia baku dianggap sudah berbeda dengan bahasa Melayu Riau
yang menjadi induknya.

Ketiga, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penambah wibawa. Pemilikan


bahasa Indonesia baku akan membawa serta wibawa atau prestise. Fungsi peimbawa wibawa
berkaitan dengan usaha mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi
melalui pemerolehan bahasa baku.

Keempat, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan. Bahasa Indonesia
baku berfungsi sebagai kerangka acuan bagi pemakaiannya dengan adanya norma atau kaidah
yang dikodifikasi secara jelas. Norma atau kaidah bahasa Indonesia baku menjadi tolak ukur
pemakaian bahasa Indonesia baku secara benar. Oten karena itu, penilaian pemakaian bahasa
Indonesia baku dapat dilakukan. Norma atau kaidah bahasa Indonesia baku juga menjadi
acuan umum bagi segala jenis pemakaian bahasa yang menarik perhatian yang karena
bentuknya yang khas, seperti bahasa ekonomi, bahasa hukum, bahasa sastra, bahasa iklan,
bahasa media massa, surat-menyurat resmi, bentuk surat keputusan, undangan, pengumuman,
kata-kata sambutan, ceramah, dan pidato.

3. Konteks Pemakaian Bahasa Indonesia Baku

Bahasa indonesia baku dipakai di dalam beberapa konteks. Pertama, dalam


komunikasi resmi, yaitu dalam surat-menyurat resmi atau dinas, pengumuman pengumuman
yang dikeluarkan oleh instansi resmi, perundang-undangan, penamaan, dan peristilahan
resmi. Kedua, dalam wacana teknis, yaitu dalam laporan resmi dan karya ilmiah berupa
makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan hasil penelitian. Ketiga, dalam pembicaraan di
depan umun, yaitu ceramah, kuliah, dan khotbah. Keempat, dalam pembicaraan dengan orang
yang dihormati, yaitu atasan dengan bawahan di dalam kantor, siswa dan guru di kelas atau di
sekolah, guru dan kepala sekolan di pertemuan perternuan resmi, mahasiswa dan dosen di
ruang perkuliahan.

Di dalam konteks pertama dan kedua didukung oleh bahasa Indonesia baku tulis.
Konteks kedua dan ketiga didukung oleh bahasa Indonesia baku lisan. Di luar konteks itu
dipergunakan bahasa Indonesia nonbaku atau bahasa Indonesia nonstandar.

4. Ciri-ciri Bahasa Indonesia Baku

Secara umum dapat diketahui bahwa bahasa Indonesia baku mempunyai tiga Ciri,
yaitu (1) memiliki keunggulan wilayah dan waktu penggunaan, (2) kemantapan dinamis, dan
(3) cendekia. Dalam hal ini, kemantapan dinamis berarti bahwa kaidah bahasa Indonesia baku
relatif tetap serta tidak berubah setiap saat. Ciri cendekia berarti bahwa bahasa Indonesia
baku menceminkan cara berpikir yang teratur, logis, dan sistematis. Untuk mengungkapkan
gagasan, bahasa Indonesia baku dapat digunakan untuk menyampaikan isi pikiran secara
teratur dan sistematis.

BAB II

MENJELAJAH DUNIA PUSTAKA

A. Kegiatan 1 : Membangun Konteks Teks Ulasan Buku

Teks ulasan juga disebut teks review. Ulasan pada umumnya ditulis dalam bentuk
artikel, sehingga teks ulasan dapat disebut artikel ulasan. Di lingkungan kita, karena ulasan
biasanya dibuat terhadap buku, teks ulasan dinakan ulasan buku, resensi buku, atau
timbangan buku. Buku ulasan dapat dibuat terhadap sebuah peristiwa, misalnya olahraga atau
kegiatan sosial lainnya. Ulasan merupakan teks yang berfungsi untuk menimbang, menilai
dan mengajukan kritik terhadap karya atau peristiwa yang diulas tersebut (Gerot & Wignell,
1994; Hyland & Diani, 2009).

Sebagai sebuah genre, teks ulasan buku berisi deskripsi dan evaluasi terhadap buku
itu. Ulasan buku memaparkan tujuan buku ditulis, menguraikan strukturnya, menjelaskan
gaya penulisannya, dan meletakkan isinya ke dalam konteks yang lebih luas dengan cara
membandingkannya dengan buku – buku lain yang sejenis. Oleh karena itu, menulis teks
ulasan buku menuntut pembacaan yang kritis dan analitis serta menuntut tanggapan personal
yang kuat. Secara keseluruhan, proses menguraikan, menganalisis, dan mengekspresikan
pandangan personal melalui teks ulasan ini dapat disebut mengevaluasi buku (Hyland &
Diani, 2009).

B. Kegiatan 2 : Menelusuri dan Menganalisis Model Teks Ulasan Buku

1. Menelusuri Model Teks Ulasan Buku

a. Struktur Teks dan Hubungan Genre pada Teks Ulasan Buku


Genre merupakan “proses sosial” karena melakukan genre atau teks anggota
masyarakat berkomunikasi; genre “berorientasi kepada tujuan” karena orang menggunakan
jenis teks tertentu untuk melakukan sesuatu ; dan genre dikatakan “bertahap” karena untuk
mencapai tujuannya, teks disusun dalam struktur yang mengandung tahapan-tahapan (Martin
& Rose, 2003:7 – 8). Tahapan – tahapan itu tidak lain adalah tahapan – tahapan pada struktur
teks (Wiratno,2014). Melalui tahapan – tahapan itulah tujuan sosial atau fungsi sosial teks
dapat dicapai.

Selaras dengan definisi di atas, dapat dikemukakan bahwa ulasan buku (sebagai salah
satu teks akademik) merupakan perwujudan dari proses sosial yang terjadi di lingkungan
budaya akademis, dan teks akademik disusun dengan struktur sosia – akademik teks tersebut
(Martin & Rose, 2003 : 7 – 8). Dengan kata lain, ulasan buku harus ditulis sesuai dengan
konvensi yang berlaku di lingkungan sosial – akademik.

Genre makro adalah genre yang secara global menjadi nama jenis teks yang
dimaksud, yang di dalamnya masih terdapat sejumlah subgenre yang disebut genre mikro.
Beberapa contoh genre makro antara lain iklan, berita, editorial, artikel jurnal, brosur, ulasan
buku (review), dan buku. Adapaun genre mikro yang dapat disematkan ke dalam genre
makro meliputi antara lain deskripsi, prosedur, rekon, narasi, eksplanasi, eksposisi, dan
diskusi.

1. Identitas

Ulasan buku lazimnya diawali dengan memberikan informasi tentang identitas buku
yang diulas. Meskipun mengandung informasi yang penting, sesungguhnya identitas bersifat
opsional pada struktur teks. Semua informasi itu merupakan fakta – fakta penting mengenai
identitas buku yang diulas. Identitas pada ulasan buku berfungsi untuk memberikan deskripsi
tentang wujud fisik buku itu beserta ciri – cirinya. Genre mikro yang digunakan untuk
memaparkan identitas adalah deskripsi.

2. Orientasi

Tahapan orientasi identik dengan pengantar kepada seluruh ulasan. Tahapan ini
berfungsi untuk : (1) menyampaikan informasi tentang buku apa yang diulas (dalam hal jenis
dan aliran ilmu yang disajikan), siapa penulisnya (dalam hal jati dirinya), dan siapa pembaca
yang dituju (dalam hal segmentasinya); (2) memosisikan buku yang diulas; dan (3)
menyatakan pendapat pengulas tentang buku itu. Genre mikro yang digunakan untuk
merealisasikan Tahapan Orientasi adalah deskripsi dan eksposisi.

3. Tahapan Tafsiran Isi

Tahapan tafsiran isi memuat : (1) penceritaan ulang tentang hal yang dilakukan
penulis saat dia menulis buku itu; (2) isi atau ringkasan buku yang diulas sebagai hasil dari
pembacaan oleh pengulas terhadap buku itu; dan (3) perbandingan isi buku yang diulas
dengan buku – buku lain yang sejenis. Genre mikro utama yang digunakan untuk
mengungkapkan Tahapan Tafsiran isi adalah deskripsi dan rekon. Deskripsi digunakan untuk
memaparkan hal – hal yang terkait dengan isi materi, ciri – ciri, keadaan, kualitas, dan sifat –
sifat yang dimiliki oleh buku yang diulas itu.

4. Evaluasi

Tahapan evaluasi berfungsi untuk menilai karya yang diulas. Dapat dikatakan bahwa
tahapan evaluasi adalah bagian inti dari teks yang diulas, karena pada tahapan inilah pengulas
dituntut untuk memberikan penilaian analitis, objektif, dan kritis atas buku atau materi yang
diulas. Aspek – aspek yang dinilai meliputi : (1) kedalaman isi buku yang diulas itu; (2) tata
oraganisasi gagasan yang tergambar pada penataan bab; (3) gaya penulisan yang terungkap
pada kualitas bahasa yang digunakan; serta (4) keunggulan – keunggulan dan kelemahan –
kelemahan buku yang diulas itu. Genre lain yang dapat digunakan bersamaan dengan diskusi
adalah eksplanasi. Melalui eksplanasi, berbagai sudut pandang penilaian tadi dijelaskan
dalam hal hubungan sebab – akibat atau hubugan logis yang timbul pada masing – masing
aspek dan sudut pandang penilaian tersebut.

5. Rangkuman Evaluasi

Tahapan Rangkuman Evaluasi berisi simpulan dan saran atas ulasan buku yang
dibuat. Pada bagian pertama tahap ini, penulis teks ulasan memberi simpulan akhir mengenai
buku yang ditulis dan pandangan subjektif pengulas atas buku yang diulas dengan
berdasarkan pada Tahapan Orientasi, Tafsiran Isi, dan Evaluasi yang diberikan sebelumnya.
Genre yang digunakan adalah deskripsi dan eksposisi. Deskripsi digunakan untuk
memaparkan simpulan itu, dan paparan simpulan itu sekaligus digunakan sebagai alat untuk
menegaskan ulang kebenaran pendapat awal. Pada eksposisi, yang mengandung struktur teks
pernyataan pendapat (tesis)^argumentasi^penegasan ulang pendapat (reiterasi).

b. Simpulan tentang Struktur Teks dan Hubungan Genre pada Teks Ulasan Buku

Fungsi retoris perlu dibedakan dengan fungsi sosial. Fungsi yang pertama berkaitan
dengan fungsi genre mikro yang ada pada setiap tahapan, sedangkan fungsi yang kedua
berkaitan dengan fungsi makro yang mewadahi tujuan teks ulasan buku secara keseluruhan.

Identitas merupakan identifikasi terhadap buku yang diulas, dan bersifat opsional.
Identitas meliputi data – data penerbitan buku tersebut. Tahapan Orientasi berisi deskripsi
umum tentang buku yang diulas. Tahapan Tafsiran Isi berisi paparan isi bab demi bab.
Selanjutnya, pada Tahapan Evaluasi, dilakukan penilaian terhadap karya itu atas berbagai
kelemahan dan kelebihannya dengan membandingkan buku itu dengan buku lain yang
sejenis.
2. Menganalisis Aspek Penilaian, Formulasi Bahasa, dan Manfaat Teks Ulasan Buku

a. Menganalisis Aspek Penilaian

Kesadaran bahwa untuk dapat membuat ulasan buku harus menguasai genre mikro
yang digunakan di dalamnya dan menguasai cara menempatkan genre mikro itu pada struktur
teks yang membingkainya. Struktur teks ulasan buku merupakan alat untuk mewadahi
gagasan – gagasan yang disajikan mengenai buku itu. Ternyata gagasan dan struktur teks
tidak dapat dipisahkan. Itulah sebabnya, setiap jenis teks mempunyai struktur teks baku
sendiri – sendiri. Akan tetapi, untuk tujuan tertentu struktur teks dapat disederhanakan, tanpa
meninggalkan tahapan – tahapan yang inti.

Apabila tahapan identitas (yang bersifat opsional itu) dihilangkan dengan


menyisipkan informasi yang ada di tahapan – tahapan lain, yang tersisa adalah tulisan yang
berbentuk artikel tentang buku yang diulas.

b. Menganalisis Formulasi Bahasa Evaluasi

Menilai atau mengevaluasi adalah menyatakan pandangan, sikap dan posisi terhadap
sesuatu yang dinilai. Pandangan, sikap, dan posisi sulit didefinisikan secara terpisah – pisah,
tetapi pada konteks penilaian, ketiga hal itu meliputi gradasi antara positif dan negative, baik
dan buruk, objektif dan subjektif, setuju dan tidak setuju, memihak dan tidak memihak,
menghargai dan tidak menghargai serta kadar emosi yang terungkap di dalam teks ulasan.
Pandangan, sikap, dan posisi penilaian yang menunjukkan gradasi itu terlihat utama pada
penggunaan leksis nomina, verba, adjektiva, dan adverbial (khusus adverbial cara). Atau,
pada tataran kalimat, hal itu terlihat pada polaritas : kaliamt positif dan kalimat negative.

C. Kegiatan 3 : Membangun Teks Ulasan Buku secara Bersama – sama

1. Merekonstruksi Teks Ulasan Buku

Ada tiga teks ulasan yang dijadikan bahan rekonstruksi. Teks yang pertama adalah
teks ulasan terhadap buku hasil terjemahan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Dua teks
yang lain adalah ulasan terhadap buku bahasa yang ditulis dalam bahasa Inggris.

2. Membuat Teks Ulasan Buku

Seorang pengulas pada prinsipnya adalah kritikus. Dalam mengulas sebuah buku atau
bahan lain, dia harus bersikap jujur dalam mengungkapkan pendapat dan pandangannya.
Jujur di sini berarti bersikap terbuka dalam mengemukakan kelebihan dan kekurangan buku
yang diulas. Apabila memungkinkan, dalam mengulas sebuah karya dari sisi negatifnya, anda
menawarkan sebuah pemikiran untuk memecahkannya. Dengan demikian, kritik yang
dikemukakan harus bermanfaat serta bernilai jujur, benar, dan objektif.

Untuk menghasilkan ulasan yang baik, diperlukanlah prosedut yang mengandung


langkah – langkah operasional. Langkah – langkah itu adalah dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Mencari buku yang diulas

Buku yang akan anda ulas sebaiknya buku yang menjadi bidang minat anda. Hal ini
diharapkan dapat mempermudah karena bidang itu bukan bidang yang asing bagi anda.
Selain itu, hasil ulasannya dapat membantu proses studi anda.

b. Membaca secara kritis

Sebelum membaca ulasan, membaca dengan teliti dan kritis perlu dilakukan. Bagian
demi bagian perlu dibaca, termasuk Bab Pendahuluan. Sambil membaca, anda dapat
membuat catatan – catatam untuk bagian – bagian yang anda anggap penting. Catatan -
catatan itu dapat anda masukkan ke tahapan tertentu pada ualsan.

c. Membuat ringkasan

Meringkas adalah menyatakan kembali buku yang dibaca dengan lebih singkat
dengan mengunkapkan pokok – pokoknya saja. Ringkasan itu akan anda masukkan ke dalam
Tahapan Tafsiran Isi. Oleh sebab itu, ringkasan hendaknya mencakup isi buku secara
keseluruhan.

d. Menentukan kriteria penilaian

Kriteria dapat ditentukan berdasarkan cakupan isi buku yang diulas, kedalamannya,
kualitasnya, gaya penulisannya, atau pokok – pokok yang menjadi perhatian khsusus anda.
Dengan menetapkan kriteria penilaian, arah penulisan ulasan buku yang anda buat terasa
jelas.

e. Mencari buku pembanding dan referensi untuk rujukan

Pembanding yang dapat digunakan adalah buku – buku atau bahan – bahan sejenis
yang sudah terbit sebelumnya, baik yang ditulis oleh orang lain maupun penulis yang
bukunya sedang anda ulas.

f. Menulis ulasan yang dimaksud

Dalam menulis ulasan buku, pengulas hendaknya selalu berpegang pada struktur teks
dengan tahapan – tahapan yang menjadi kerangka teks. Nama – nama tahapan ini tidak harus
menjadi judul – judul bagian ulasan yang ditulis, tetapi esensi isi dan genre yang digunakan
untuk merealisasikan masing – masing tahapan itu terungkap.

Bab III

Mendesain proposal penelitian dan proposal kegiatan

A. Membangun konteks teks proposal

Proposal pada dasarnya adalah sebuah ulasan rencana atau tawaran akan tetapi kini
kata proposal lebih sering digunakan daripada ketiga kata yang lain itu dalam bahasa inggris
kata proposal diberi makna something. Makna itu juga digunakan dalam kbbi yang berarti
sebagai rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja.

Proposal penelitian atau proposal kegiatan dinyatakan layak apabila dirancang dengan
baik dan mengikuti kelas iman yang telah disepakati dalam tradisi akademik di indonesia
oleh karena itu baik proposal penelitian maupun proposal kegiatan haruslah didesain dengan
benar berdasarkan kerangka pemikiran yang dirujuk mulai dari penetapan permasalahan
sampai dengan metode dan teknik pelaksanaannya untuk itu proposal harus disusun secara
objektif sistematis dan terencana dalam mengeksplorasi masalah serta harus diungkapkan
secara akurat dan berterima dalam hal daya penulisannya yang pertama terkait dengan isi dan
yang kedua terkaya dengan formulasi bahasa.

B. Menelusuri dan menganalisis model teks proposal

1. Menelusuri model teks proposal

proposal penelitian maupun proposal kegiatan disusun menurut struktur teks tertentu
struktur teks itu terdiri atas tahapan-tahapan yang direalisasikan oleh jenderal mikro yang
sesuai dengan aksi dan fungsi tahapan-tahapan tersebut.

a. Menelusuri model teks proposal penelitian

Proposal penelitian yang berjudul peranan ketersediaan eceng gondok pada badan air
dalam menurunkan beberapa parameter pencemar di sungai citarum itu adalah karya aprilida

b. Menelusuri model teks proposal kegiatan

Proposal kegiatan yang berjudul kegiatan madang menjadi staf this cv exploler solo
ini adalah karya nurjanah.

2. Menganalisis hubungan jenderal pada setiap tahapan proposal

a. Masih subuhan jenderal pada setiap tahapan proposal penelitian

Secara umum proposal penelitian memuat unsur-unsur yang terdiri atas

1). Latar belakang dilakukannya penelitian

2). Rumusan masalah dan tujuan

3). Manfaat atau pentingnya penelitian

4). Tinjauan teoretis yang menguraikan acuan teori utama dan labora sininya serta keterkaitan
ya dengan berbagai hasil penelitian terdahulu

5). Kerangka pikir atau bingkai acuan dalam melakukan penelitian terhadap masalah itu

6). Asumsi atau hipotesis yang akan diuji

7). Sumber data atau subjek penelitian


8). Instrumen pengumpulan data yang akan digunakan

9). Metode atau prosedur penelitian

10). Teknik analisis data yang akan dilakukan

11). Daftar pustaka

1. PENDAHULUAN

Kapan pendahuluan pada proposal penelitian mengandung unsur latar belakang


penelitian rumusan masalah tujuan penelitian pelukanku penelitian dan hipotesis tahapan
pendahuluan dengan unsur-unsur nya berfungsi untuk memberikan latar belakang pemikiran
yang menuntun ke arah akan melaksanakannya penelitian itu menentukan pokok masalah
akan dirilis diteliti termasuk pentingnya masalah itu diteliti dan menentukan tujuan yang akan
dicapai dengan melakukan metode ataupun pendekatan tertentu

Unsur latar belakang penelitian dikatakan sebagai logika pemikiran yang menuntun ke
arah akan melaksanakannya penelitian itu karena pada bagian ini dinyatakan mengapa pokok
masalah tertentu perlu diteliti bagaimana hal itu akan diteliti bayi secara teoretis maupun
metodologi sapa yang akan dihasilkan dari penelitian ini dan apa pula akibatnya seandainya
hal itu tidak segera diteliti di bawah ini unsur latar belakang penelitian masih akan dijelaskan
lagi setelah 4 unsur pada tahapan pendahuluan yang lain diuraikan

Rumusan masalah penelitian berisi pokok persoalan akan diteliti rumusan masalah
dapat dinyatakan dalam kalimat tanya rumusan masalah untuk menye penelitian kualitatif
dikaitkan dengan strategi penelitian tertentu misalnya demografi fenomena lagi studi kasus
ataupun grande trisakti ferb yang digunakan untuk menyatakan rumusan masalah bersifat
explore aktif sesuai dengan jenis strategi penelitian kualitatif yang ditetapkan anda dapat
mengawali rumusan masalah dengan kata bagaimana atau apa untuk menunjukkan
keterbukaan penelitian adapun rumusan masalah penelitian kualitatif mencerminkan tiga
prinsip dasar pertama membandingkan kelompok variabel buk variabel bebas untuk melihat
dampaknya terhadap kelompok variabel terikat kedua menghubungkan antara satu atau
berbagai variabel dengan satu atau beberapa variabel lainnya ketiga mendeskripsikan respons
terhadap variabel bebas atau variabel terikat

Membangun rumusan masalah itu tidak sulit asalkan anda mengenal benar
permasalahan penelitian dan menguasai teori-teori untuk mengidentifikasi variabel penelitian
beberapa ciri rumusan masalah yang baik adalah

a. Visible yaitu berisi permasalahan yang dapat diatasi melalui penelitian tanpa memerlukan
waktu tenaga dan uang yang tidak terjangkau

b. Jelas yaitu tidak membuat tafsiran ganda

c. Signifikan yaitu betul betul penting dan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
dan kemasalahan manusia
d tetapi gak itu tidak menyangkut perasaan seseorang dan tidak mengganggu lingkungan
sosial tempat penelitian berlangsung

Persoalan pada rumusan masalah itu dijawab dan hal itu tergambar pada tujuan
penelitian tujuan penelitian merupakan keinginan peneliti untuk memperoleh jawaban atas
permasalahan penelitian diajukan oleh sebab itu tujuan penelitian harus elsa gerakan dan
konsisten dengan identifikasi masalah rumusan masalah dan proses penelitian.

Menurut locke, tujuan penelitian berarti menunjukkan mengapa peneliti ingin


mengajukan penelitian dan apa yang ingin dicapai nyak begitu pentingnya tujuan penelitian
ini sehingga peneliti perlu menulisnya secara terpisah dari aspek aspek lain dalam proposal
penelitian dan perlu di bingkai dalam paragraf dan kalimat yang mudah dipahami pembaca
untuk dapat menyusun tujuan pendidikan dengan baik perhatikan beberapa strategi penulisan
sebagai berikut

a. Gunakan kata-kata seperti tujuan maksud atau sasaran

b. Tujuan penelitian kualitatif berfokus pada suatu fenomena sedangkan pada penelitian
kuantitatif menunjukkan 2 atau lebih variabel yang bereaksi atau yang dapat dibandingkan

c. Gunakan purba tindakan pada penelitian kualitatif seperti menemukan mendeskripsikan


atau mengamati pengalaman memahami mengembangkan menyajikan dan sebagainya
adapun pada penelitian kuantitatif seperti hubungan antara perbandingan antara dan pengaruh
terhadap

d. Tunjukkan pada partisipan atau sakit penelitian anda

e. Tempat kena variabel bebas terlebih dahulu diikuti variabel terikat atau juga variabel
kontrol

Jadi tujuan penelitian berisi rencana jawaban terhadap pokok persoalan penelitian
kalimat yang digunakan untuk menyatakan tujuan biasanya berbunyi penelitian ini bertujuan
untuk atau tujuan penelitian ini adalah pada laporan penelitian jawaban yang sesungguhnya
terhadap masalah diteliti disajikan pada simpulan di pihak lain pada proposal penelitian
jawaban sementara sering dinyatakan dalam bentuk hipotesis perlu dimengerti bahwa
hipotesis berarti dugaan sementara namun demikian se ujiannya dimengerti bahwa tidak
semua proposal disertai hipotesis.

Dengan dijelaskan lagi pengertian pendekatan atau metode atau teknik yang
digunakan pendekatan adalah konsep teori dan filsafat keilmuan yang dijadikan landasan
dalam pemecahan permasalahan penelitian metode berkaitan dengan tata cara pengambilan
data penelitian adapun teknik menyangkut teknik pengumpulan data dan takdir analisis data
akan tetapi perlu di garis bawah dibawa pada tahapan pendahuluan pendekatan atau metode
atau teknik itu baru disebutkan belum diuraikan lebih jauh orangnya yang lebih memadai
disajikan pada tahapan landasan teori dan tinjauan pustaka pada tahapan metodologi
penelitian untuk metode dan teknik pengambilan data dan dan atau analisis data.
unsur latar belakang penelitian perlu mendapat penjelasan lebih khusus karena
pernyataan pada unsur itu sudah terdapat empat unsur yang lainnya yang ada di tahapan
pendahuluan bahkan pada unsur latar belakang juga sudah tersirat landasan teori pulsa antara
ada penelitian sebelumnya metodologi yang akan diterapkan singkat kata dari tahapan
pendahuluan orang sudah mendapat gambaran yang utuh tentang penelitian ini dinding
direncanakan untuk dilakukan itu.

Untuk dapat membuat latar belakang penelitian secara runtut, dan jelas anda dituntut
untuk selalu membaca dan memaknai gejala-gejala yang muncul dalam ilmu pengetahuan
yang luas dan terpadu mengenai teori teori dan asumsi penelitian terdahulu yang ini terkait
merupakan syarat mutlak ini merupakan alasan lain mengapa pengolahan terhadap jurnal
jurnal harus dilakukan sejak awal disamping itu adapun latar belakang hendaknya disajikan
keadaan atau fakta aktual yang berupa data-data dalam bentuk angka atau uraian saya tidak
permasalahannya dapat diidentifikasi dan dirumuskan secara jelas.

Genre mikro yang digunakan untuk merealisasikan pendahuluan adalah eksposisi dan
deskripsikan ingat pelajaran di jenjang sebelumnya bahwa eksposisi ditandai oleh pernyataan
gagasan awalan santai isis pada proposal ini ethesis dan dimaksud sama dengan hipotesis
yang akan dibuktikan kebenarannya melalui penelitian yang direncanakan itu dengan
demikian tahap pendahuluan mengandung genre eksposisi , genre deskripsi digunakan untuk
menguraikan kondisinya atau pokok persoalan yang akan diteliti termasuk tujuan dan cara
pendekatan atau metode atau teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut selain itu
deskripsi juga digunakan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan ekstra teknis yang ada
di dalam proposal

Istilah teknis pada umumnya ditampilkan di latar belakang pada tahapan pendahuluan
bersama dengan identifikasi dan perumusan masalah atau di bagian mana pun pada saat
istilah teknis itu muncul untuk kali pertama apabila terdapat kesulitan tentang istilah teknis
kamus istilah teknis yang berkaitan dengan bidang ilmu diteliti dapat digunakan definisi
operasional pada umumnya disajikan pada bagian tertentu dalam tahapan metodologi ada
papan landasan teori dan tinjauan pustaka di bawah ini hanya persoalan definisi istilah teknis
yang dijelaskan sedangkan definisi operasional akan dijelaskan pada tahapan metodologi
penelitian.

2.LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

Sesuai dengan namanya ada unsur yang disampaikan pada tahapan landasan teori dan
tinjauan pustaka yaitu landasan teori nanti jangan pustaka landasan teori berfungsi untuk
menyajikan ulasan teoretis dengan formulasi kan sintetis teori yang akan digunakan sebagai
dasar pemecahan masalah yang diteliti di pihak lain di nyun pustaka berfungsi untuk
menyajikan ulasan penelitian penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang kemudian
dibandingkan dengan penelitian yang akan dilakukan ini baik teori maupun penelitian yang
diulas diarahkan kepada pemecahan masalah yang diteliti sehingga setelah pendidikan terus
selesai dilakukan dan rasulnya dilaporkan diketahui apakah teori tersebut perlu
dikembangkan lebih lanjut dan apakah penelitiannya dapat di menutup kekurangan penelitian
penelitian sebelumnya.
Teori yang disajikan pada landasan teori merupakan perluasan dari pendekatan yang
sudah disebutkan di latar belakang pada tahapan pendahuluan di bawah ini dijelaskan butir
yang digunakan itu berada di bawah payung ilmu tertentu mencakup wilayah ilmu dengan
parameter tertentu dan mengikuti pandangan atau paradigma gagasan tertentu dalam
penerapannya jelaskan pula bahwa ulasan penelitian sebelumnya dapat mempertegas posisi
penelitian yang akan dilakukan

Untuk merealisasikan fungsi tersebut pada tahapan landasan teori dan tujuan pustaka
digunakan jangan temmy kelurahan yang diulas adalah teori yang akan digunakan dan jumlah
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya teori yang diolah tidak hanya berasal dari buku
tetapi juga sumber-sumber lain yang dirujuk dalam proposal sementara itu penelitian
penelitian yang digunakan dalam penelitian penelitian sejenis yang relevan

Pada konteks landasan teori tetapi indonesia adalah gagasan-gagasan atau teori-teori
yang di ringkas dari berbagai sumber untuk dievaluasi dan desain tesis kan menjadi satu
kesatuan teori yang digunakan untuk memecahkan pokok persoalan yang akan diteliti dengan
demikian unsur landasan teori tidak hanya merupakan tempelan tempelan kutipan yang tidak
saling berkaitan semua kutipan atau ringkasan dari sumber-sumber tersebut harus diarahkan
kepada upaya untuk memecahkan persoalan penelitian seandainya terdapat kutipan atau
ringkasan yang tidak demikian kutipan atau ringkasan itu harus segera disingkirkan dari
tahapan landasan teori dan tinjauan pustaka.

3.METODOLOGI PENELITIAN

Tahapan metodologi penelitian meliputi waktu dan lokasi penelitian sumber data
penelitian dan alur penelitian unsur yang pertama mengandung pengertian bahwa penelitian
akan dilaksanakan pada kurun waktu di lokasi tertentu pada teori tentang metodologi
penelitian ke 200 sering dikatakan sebagai latar penelitian unsur yang kedua menunjukkan
penjelasan tentang wujud data dan empat yang diperoleh serta dengan teknik apa data
diperoleh dan dianalisis unsur yang ketiga merupakan prosedur atau langkah-langkah

Dari ketiga unsur tersebut dapat dinyatakan bahwa tahapan metodologi penelitian
menyajikan pendekatan metode dan teknik pengertian yang akan diterapkan termasuk
langkah-langkah yang akan ditempuh jeremy ku yang digunakan pada tahapan metodologi
penelitian adalah deskripsi laporan dan prosedur deskripsi digunakan untuk memaparkan
wujud data serta waktu dan lokasi penelitian kelaparan digunakan untuk menjelaskan
klasifikasi data besarkan kriteria tertentu serta prosedur digunakan untuk menunjukkan
langkah-langkah penelitian

Pendekatan menyangkut paradigma dan jenis-jenis penelitian diikuti penelitian


kualitatif penelitian kuantitatif atau paradigma penelitian kombinasi pada masing-masing
paradigma ini dihasilkan sejumlah metode penelitian yang berbeda satu dengan yang lain
yang berkaitan dengan hal ini peneliti harus menentukan metode penelitian yang akan
digunakan dengan tepat metode penelitian berisik gambaran keberadaan dan posisinya pada
buah penelitian teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data dan menganalisis data
dalam uraian ini juga dijelaskan model hubungan antar variabel yang akan diuji dan
bagaimana hubungan variabel itu setiap butir orangnya mencakup jawaban tentang apa
keberadaannya mengapa dan bagaimana pelaksanaannya

Salah satu pertimbangan utama untuk menentukan jenis metode yang akan digunakan
adalah tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebagai contoh jika tujuannya adalah untuk
menguji hubungan itu dan yang akan digunakan adalah metode penelitian korea rasional jika
tujuannya untuk membedakan hasil 2 kelakuanmu itu dengan eksperimen keren itu masih
terdapat penelitian lapangan penelitian pustaka penelitian laboratorium sedih kasus dan
seterusnya

Metode juga menyangkut data dan sumber data data adalah keterangan atau bahannya
yang dianalisis dalam penelitian yang dijadikan dasar untuk menarik kesimpulan datang
mempunyai wujud dan data penelitian diambil dari sumber data diri sumber data adalah
tempat data diambil sumber data pasti lebih luas daripada data sebagai contoh apabila peneliti
akan my little editorial surat kabar datang dimaksud adalah editorial udah mau sumber datang
adalah surat kabar

Proses pengambilan sampel dari populasi atau proses pengambilan sebagian dari
pasuruan objek atau memilih objek ojek dari sebuah populasi disebut sampling jadi teknik
sampling merupakan teknik pengambilan sampel dari populasi dan di samping pada dasarnya
dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu probability sampling dan nonprobanility
sampling

Unsur penelitian mencakup jenis instrumen yang digunakan prosedur yang digunakan
prosedur penyusunan pengujian parameter nya sehingga menghasilkan instrumen itu pada
bagian ini uraian meliputi kecil-kecil pengembangan instrumen dan berbagai jenis instrumen
yang akan digunakan pada bagian uraian tentang burung ujian parameter pengukuran
dijelaskan teknik pengujian reliabilitas dan validasi instrumen pada penelitian kualitatif
peneliti dapat berguna sebagai instrumen

Definisi operasional adalah indikator atau parameter penelitian dengan demikian


definisi operasional menentukan apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya apa
yang akan diukur dan bagaimana mengukurnya definisi ini diperlukan terutama apabila
peneliti melakukan penelitian yang berhubungan dengan hal-hal yang tidak dapat diamati dan
atau diukur secara maksud seperti laser belajar kemampuan menular dan intelegensi untuk
menyusun definisi operasional secara tepat dapat dilakukan hal-hal berikut

a. Gunakan definisi sinonim atas variabel yang akan didefinisikan

b. Tentukan indikator dari konsep yang akan didefinisikan

c. Tentukan instrumen yang akan digunakan untuk menjelaskan konsep yang akan
didefinisikan

e. Tentukan alat ukur atau cara pengukuran yang dapat digunakan untuk mengenali
karakteristik konsep yang akan didefinisikan
Uraian tentang tahapan penelitian mencakup penjelasan tentang langkah-langkah
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti bagi. Bagian ini sangat penting sebab akan
menjadi panduan pelaksanaan teknis penelitian dalam menulis langkah-langkah penelitian hal
yang harus dipertimbangkan adalah metode penelitian yang dipilih hal ini sejalan dengan
kenyataan bahwa perbedaan metode akan berpengaruh pada perbedaan langkah penelitian
padi dalam tahapan pra penelitian terapan penelitian maupun tahapan pascspenelitian.

4.DAFTAR PUSTAKA

Model penuh penulisan daftar pustaka yang diikuti secara internasional pada
umumnya adalah sistem apa atau sistem harvard akan tetapi penerbit buku atau jurnal cara
mempunyai sistem sendiri meskipun biasanya merupakan hasil modifikasi dari kertas sistem
tersebut pada bagian ini sistem yang dianut oleh sistem yang pertama sebagai lembaga apa
mawar kan manual yang menjadi pedoman penulisan maka tidak hanya mengalir daftar
pustaka manual itu berjudul publikasi manual asosiasi psikologi amerika yang edisi keenam
iya terbit pada tahun 2010.

3. Menulis formulasi bahasa pada proposal manfaat proposal dan pihak yang diberi proposal

3.1 menganalisis formulasi bahasa dalam proposal

Bahasa proposal mengandung makna keakanan bahasa yang demikian


menggambarkan bahwa penelitian atau kegiatan yang dimaksud belum dilaksanakan tetapi
direncanakan untuk dilaksanakan dengan demikian proposal dibuat dengan formulasi bahasa
khusus yang antara lain ditandai oleh makna yang akan datang tersebut

Selain terlihat dari tarakan atau keadaan bahwa sesuatu belum terjadi juga tergambar
pada penggunaan keterangan waktu atau kosa kata tertentu keterangan waktu yang dimaksud
adalah antara lain waktu yang akan datang pada masa depan atau keterangan keterangan lain
yang menunjukkan makna keakanan.

3.2 menganalisis manfaat penyusunan proposal

Proposal penelitian atau proposal kegiatan merupakan rancangan bahwa sebuah


penelitian atau kegiatan akan dikerjakan proposal dapat membantu arah yang akan dituju oleh
penelitian atau kegiatan itu penelitian atau kegiatan mungkin saja dapat dilakukan tanpa
diawali dengan proposal tetapi hasil penelitian itu atau kegiatan itu tidak dapat diukur dan
arah yang dituju tidak jelas dengan demikian proposal merupakan rangkaian yang tidak dapat
dilepaskan dari penelitian atau kegiatan yang dirancang dari proposal dapat diketahui apakah
penelitian atau kegiatan yang akan dilakukan itu terencana dan terukur dengan baik atau
tidak.

3.3 menganalisis pihak yang diberi proposal

Seandainya proposal itu adalah proposal penelitian yang anda buat proposal itu akan
diserahkan paling tidak kepada dosen pembimbing anda dan kepada program studi atau
petugas administrasi untuk keperluan pengaktifan dengan demikian proposal yang anda buat
harus betul-betul bagus secara akademik sampai pembimbing anda menyetujui nya apabila
proposal pendirian itu ditunjukkan kepada sponsor sebagai penyandang dana tentu saja
proposal itu harus memenuhi kriteria yang ditentukan oleh sponsor tersebut

Di pihak lain proposal kegiatan untuk magang seminar pentas seni dan sebagainya
harus dibuat sesuai dengan pihak-pihak yang terkait yang akan menerima proposal itu pihak-
pihak itu adalah pembimbing penyelenggara sponsor pejabat tokoh masyarakat dan
pemangku kepentingan yang lain.

C. Membangun Teks Proposal secara bersama -sama

1. Merekonstruksi teks proposal

Pada dasarnya ma rekonstruksi teks proposal adalah menyusun ulang teks tersebut
dengan cara yang berbeda dalam mengungkapkan hasil rekonstruksi anda boleh
menggunakan bahasa anda sendiri tetapi anda harus tetap mempertahankan struktur teks sisi
dan jenderal mikro yang ada. Cara yang ditempuh adalah

1. Tentukan teks proposal yang akan anda rekonstruksi

2. Bacalah teks proposal itu dengan teliti dan pahamilah tur tur teks beserta isinya

3. Ringkas tahapan demi tahapan pada struktur teks itu dengan kalimat-kalimat anda sendiri
tetapi tidak mengubah isinya dengan jenderal mikro yang ada

4. Rangkai lah ringkasan dari setiap tahapan itu menjadi satu kesatuan

5. Sebelum dianggap sebagai kesatuan ringkasan akhir black salah kembali apakah rangkaian
ringkasan itu sudah anda susun dengan bahasa indonesia yang baik dan benar

6. Kesatuan ringkasan akhir yang telah diperiksa ulang itu adalah rekonstruksi yang anda
hasilkan.

2. Menyusun teks proposal yang baru

Proposal yang akan anda susun meliputi proposal penelitian dan proposal kegiatan
proposal penelitian atau kegiatan yang akan anda susun itu mereka anda sendiri tetapi dalam
proses penyusunan nya anda masih mendasarkan diri pada model yang sudah ada model
proposal tentang eceng gondok dan juga magang dapat dijadikan pedoman anda boleh
mencontoh struktur teksnya jenderal mikro yang digunakan di dalamnya dan formulasi
bahasanya tetapi tidak pokok persoalan yang diteliti.

BAB IV

MELAPORKAN HASIL PENELITIAN DAN HASIL KEGIATAN

A. Kegiatan 1: Membangun Konteks Teks Laporan


Sebelum anda mempelajari penulisan laporan, ikutilah kegiatan berikut ini. Bersama
samdengan teman teman anda, diskusikan sejumlah persoalan berkaitan dengan laporan.
Berdasarkan hasil diskusi itu buat simpulan tentang pengertian dan jenis Halu simpulan dapat
diuji sambil anda mengikuti penjelasan pada paragraf berikutnya dan pada penulisan teks
laporan pada subbab B di bawah ini

1) Apa yang anda ketahui tentang teks laporan?

2) Betulkah laporan dapat dirinci menjadi laporan penelitian dan laporan kegiatan?

3) Laporan penelitian itu dapat diwujudkan dalam bentuk apa? Di pihak lain, kegiatan itu
dapat diwujudkan?

4) siapa yang membuat teks laporan, dan didasarkan pada apa teks laporan dibuat?

5) mengapa laporan perlu dibuat, ditujukan kepada siapa teks laporan itu?

B. Kegiatan dua: Telusuri Model dan Menganalisis Teks Laporan

melaporkan hasil pernah atau kasih kegiatan dalam bentuk tulisan yang berterima
tidaklah mudah. Kegiatan mengabaikan pentingnya penulisan laporan. Padahal, pengabaian
merugikan karena dari yang pertama apabila laporan tidak disusun dengan formulasi bahasa
yang sesuai laporan akan sulit dipahami lalu apabila penelitian atau kegiatan tidak segera
dilaporkan, hasil hasil penelitian diketahui oleh berbagai pihak dengan cepat.

Kekurangan kekurangan yang ada pada kegiatan yang dilaporkan itu merupakan
pelajaran yang berharga dalam melaksanakan kegiatan yang lain yaitu:

1. menelusuri model teks laporan

2. Menganalisis hubungan genre pada setiap tahapan teks laporan

a. menganalisis hubungan genre pada setiap tahapan teks laporan penelitian

1) Abstrak

2) Pendahuluan

3) Landasan teori dan tinjauan pustaka

4) Metodologi penelitian

5) hasil penelitian dan pembahasan

6) Penutup

7) daftar pustaka dan Lampiran

b. menganalisis hubungan genre pada setiap tahapan teks laporan kegiatan


1) Ringkasan

2) Pendahuluan

3) Deskripsi kegiatan

4) Pelaksanaan Kegiatan

5) Penutup

6) Daftar pustaka dan lampiran

7) Simpulan tentang struktur teks

c. menganalisis ciri-ciri Akademi, manfaat, pihak yang diberi teks laporan

1). menganalisis ciri-ciri akademik teks laporan

baik laporan penelitian maupun laporan kegiatan dapat dianggap bagus apabila memiliki ciri-
ciri sebagai berikut

1) Ringkasan

2) Lengkap

3) Logis

4) Sistematis

5) Lugas

2). menganalisis manfaat teks laporan

Sementara itu, laporan penelitian dari laporan penting. Kedua jenis laporan ini mempunyai
fungsi informatif, pertanggung jawaban, fungsi pengawasan.

3) Menganalisis Pihak yang Diberi Teks Laporan

Apabila laporan yang anda buat Bkt dan kepada program studi, petugas administrasi
keperluan partisipan, atau ke perpustakaan untuk bahan bacaan.

C. Kegiatan 3: Membangun teks laporan secara bersama sama

1. merekonstruksi teks laporan


1) Teks laporan rekonstruksi

2) Bacalah laporan dengan teliti lalu pahami lah struktur teks beserta isinya

3) Ringkas lah ngapain demi tahapan pada kalimat kalimat anda sendiri

4) Rangkailah Ringkasan dari tahapan itu menjadi satu kesatuan

5) sebelum dianggap sebagai kesatuan Ringkasan periksa kembali

6) kesatuan Ringkasan akhir yang telah diperiksa ulang adalah rekonstruksi yang Anda
hasilkan

BAB V

A. Kegiatan 1: Membangun konteks Teks Artikel Ilmiah

Laporan penelitian sebagaimana telah Anda buat pada Bab IV dapat dituangkan ke
dalam artikel ilmiah, Artikel jenis Ini disebut artikel penelitian, yaitu artikel yang didasarkan
pada penelitian, Jenis artikel lainnya adalah artikel konseptual, yaitu artikel sebagai hasi
pemikiran secara konseptual. Artikel jenis yang kedua ini tidak merupakan laporan
penelitian. Dengan demikian, terdapat dua jenis artikel ilmiah, yartu artikel penelitian dan
artikel konseptual. Sesungguhnya, masih terdapat jenis artikel lain, yaitu artikel ilmiah
populer. Artikel yang terakhir ini pada dasarnya sama dengan artikel konseptual tetapi
disajkan dengan gaya yang lebih informal.

Bab V ini diarahkan untuk membekali Anda dalam mengaktualisasikan diri melalui
artikel ilmiah. Anda diajak untuk menyelami bagaimana memformulasikan artikel Imah, baik
artikel peneltian maupun artikel konseptual (termasuk artikel imaah Populer). Mula-mula
Anda akan menelusuri model artkel ilmiah, kemudian merekonstruksinya, dan akhirnya
menciptakannya sendiri sesuai dengan pokok persoalan yang Anda teliti atau pokok
perrskiran yang Anda kemukakan Pada gilirannya, Anda pasti merasakan pentingnya artikel
Imah tu bagi kehidupan akademik Anda. Tentu saja. Anda tidak hanya membaca artikel
ilmiah tetapi bahkan menciptakannya sebagai sarana untuk mengaktualisas kan diri secara
akademk dan sekalgus mengomun kasikannya di berbagai forum Disengaa atau tidak, dalam
menjalani kehidupan akademn k, Anda pasti menggunakan artikel lah.

B. Kegiatan 2 : Menelusuri dan Menganalisis Model Teks Artikel Ilmiah

Artikel ilmiah merupakan salah satu jenis teks akademik. Artikel ilmiah biasanya
diterbiatkan pada jurnal ilmiah, yaitu terbitan berkala yang berisi kajian – kajian ilmiah di
bidang tertentu (Rifai, 1995 : 57 – 95). Jenis – jenis teks akademik yang lain adalah buku,
laporan penelitian, tesis, disertasi, ulasan, dan sebagainya. Telah anda ketahui bahwa artikel
ilmiah dapat digolongkan menjadi artikel penelitian dan artikel nonpenelitian (serta artikel
ilimiah popular, sebagai subjenis yang lain).
Pada dasarnya artikel ilmiah adalah laporan penelitian yang disajikan dalam bentuk
artikel. Artikel nonpenelitian tidak didasarkan pada penelitian, dan biasanya merupakan
ulasan konsep. Karena itu, artikel nonpenelitian juga disebut artikel konseptual (Wiratno,
2014). Artikel konseptual pada umumnya berisikan pemikiran teoretis mengenai sesuatu yang
disajikan melalui analisis secara kritis.

1. Mengeksplorasi Stuktur Teks pada Artikel Ilmiah

a. Struktur Teks pada Atikel Penelitian dan Artikel Konseptual

Hal yang paling utama pada konvensi penulisan artikel penelitian adalah struktur
teksnya. Menurut Cargill dan O’Connor (2009:9 – 13), artikel penelitian terikat oleh :
“conventional article structure : AIMRaD (abstacrt, Introduction, Materials anda Methods,
Results, dan Discussion) dan its variations.” Dalam bahasa Indonesia, struktur teks itu adalah
abstrak ^ pendahuluan ^ materi ^ metode ^ hasil ^pembahasan. Konvensi ini juga dikenal
dengan IMRD.

Formulasi itu mengisyaratkan bahwa struktur teks artikel penelitian menunjukkan


struktur berpikir dan tahapan – tahapan pembabakan yang jelas. Struktur teks artikel
penilitian dapat disusun kembali menjadi : abstrak^ pendahulaun^ tinjauan^ metodologi
penelitian^ hasil^ pembahasan^ simpulan (Wiratno , 2004). Formulasi struktur teks demikian
itu lebih dapat mewadahi pokok – pokok pikiran bab – bab laporan penelitian yang
dinyatakan dalam bentuk artikel penelitian yang dimaksud.

b. Struktur Teks pada Artikel Ilmiah Populer

Seperti struktur teks pada artikel konseptual, struktur teks ilmiah popular tidak kaku,
bahkan sering disusun menurut kehendak penulisnya. Hal ini tidak berarti bahwa artikel
ilmiah popular tidak mempunyai struktur teks sama sekali. Pada umumnya, artikel ilmiah
popular dipublikasikan di Koran atau majalah sebagai tulisan opini. Pada konteks ini, artikel
ilmiah popular dapat disebut artikel opini.

2. Menganalisis Hubungan Genre pada Teks Artikel Ilmiah

Artikel ilmiah merupakan salah satu genre. Sebagai genre mikro, artikel ilmiah
mengandung genre mikro yang terletak pada tahapan – tahapan atau bab – bab di dalamnya.
Setiap tahapan mengandung genre mikro yang berbeda – beda.

Masalah timbul apabila penulis artikel tidak menempatkan genre mikro sesuai dengan
tempatnya (Wiratno, 2014). Alasannya adalah bahwa nama – nama genre mikro pada setiap
tahapan itu mengimban fungsi retoris tertentu. Keterkaitan antara genre makro dan genre –
genre mikro di dalamnya seperti itu dinamakan “hubungan genre”. Apabila di bawah tahapan
– tahapan pada struktur teks artikel ilmiah tidakdiisi pada tahapan – tahapan tersebut, hal ini
berarti bahwa tujuan sosial akademik teks ilmiah itu tidak tercapai.
Berikut ini, uraian yang komprehensif tentang genre mikro yang sesuai, sebagai berikut :

1. Abstrak

Abstrak merupakan ringkasan artikel ilmiah seluruhnya, baik yang berupa artikel
penelitian maupun yang konseptual. Semua isi bab pada artikel dimasukkan ke dalam abstrak.
Pada prinsipnya, abstrak pada kedua jenis artikel itu mengemban fungsi retoris yang sama,
yaitu menyajikan ringkasan dari keseluruhan artikel, meskipun terdapat perbedaan di antara
keduanya dalam hal kandungan unsur – unsur yang disajikan.

Pada artikel penelitian unsur – unsur yang disajikan meliputi : (1) pokok persoalan
yang dibahas (dan, tetapi tidak selalu, tujuan penelitian) dengan latar belakang seperlunya,
(2) teori atau pendekatan yang digunakan untuk membahas pokok persoalan tersebut, (3)
metodologi penelitian yang diterapkan, (4) hasil atau temuan yang diperoleh, (5)
pembahasan, dan (6) simpulan dan saran yang, apabila memungkinkan, disertai implikasi
(baik secara teoretis maupun secara praktis) (Wiratno, 2003).

Abstrak dapat berdiri sendiri atau dilepaskan dari artikelnya. Abstrak yang demikian
itu sering dikirimkan ke panitia seminar dan dikumpulkan dalam bentuk buku yang disebut
prosiding. Akan tetapi, pada umumnya abstrak ditampilkan dalam satu kesataun dengan
artikelnya.

2. Pendahuluan

Bab Pendahuluan berfungsi sebagai pembuka artikel ilmiah. Dari bab ini pembaca
mengetahui arah pembicaraan pada artikel tersebut. Kandungan yang terdapat pada Bab
Pendahuluan adalah : (1) pokok persoalan yang dieksplorasi pada artikel, (2) alasan tentang
pentingnya pokok persoalan itu dieksplorasi, dan (3) cara (dalam hal pendekatan, metode,
dan teknik) yang digunakan untuk mengeksplorasi pokok persoalan. Selain itu, Bab
Pendahuluan sudah disinggung teori yang digunakan untuk membahas pokok persoalan yang
diajukan, dan khusus untuk artikel penelitian, sudah disinggung pula keterkaitan antara
penelitian yang dilaporkan pada artikel tersebut dan penelitian – penelitian sejenis yang telah
dilakukan sebelumnya.

Genre mikro yang terdapat pada Bab Pendahuluan adalah semacam eksposisi yang
disertai deskripsi. Baik artikel penelitian maupun artikel konseptual mengandung Bab
Pendahulaun yang relatif sama.

3. Tinjauan Pustaka

Pada prinsipnya, Bab Tinjauan Pustaka pada artikel penelitian berisi dua hal :
pertama, ulasan tentang teori yang digunakan untuk memecahkan pokok persoalan yang
dibahas; dan kedua, ulasan terhadap penelitian – penelitian sejenis yang telah dilakukan oleh
orang lain atau oleh penulis artikel itu sendiri, Kadang – kadang Bab Tinjauan Pustaka juga
dilengkapi dengan kerangka berpikir.
Ulasan yang pertama merupakan uraian secara rinci tentang pendekatan atau teori
yang telah disebutkan pada Bab Pendahuluan yang dipilih untuk landasan analisis data.
Landasan teori ini dibangun melalui sintetis terhadap beberapa gagasan yang diambil dari
sumber – sumber pustaka yang dapa dipertanggungjawabkan. Ulasan yang kedua berisi
tujuan kritis terhadap penelitian – penelitian sebelumnya, untuk selanjutnya dibandingkan
dengan penelitian yang dilaporkan pada artikel yang dimaksud.

4. Metodologi Penelitian

Bab Metodologi Penelitian pada artikel penelitian memuat uraian tentang jenis,
desain, dan tata cara pelaksanaan penelitian, termasuk langkah – langkah yang ditempuh.
Pada bab ini, dijelaskan secara rinci pendekatan, metode, teknik pengumpulan data, dan
teknik analisis data. Instrumen dan bahan yang digunakan pada penelitian itu juga dijelaskan.
Sementara itu, pada artikep konseptual, penulis aritkel konseptual dapat mengungkakan alur
pemikiran dan langkah – langkah penyelesaian masalah yang dibahas.

Genre mikro yang digunakan pada Bab Metodologi Penelitian adalah rekon, deskripsi,
laporan, dan prosedur. Rekon digunakan untuk menggambarkan bahwa kegiatan penelitian
itu dilaksanakan pada waktu lampau. Deskripsi digunakan untuk menjelaskan wujud dan sifat
– sifat data. Laporan digunakan untuk mengklasifikasikan data. Adapun prosedur digunakan
untuk menyatakan langkah – langkah penelitian.

5. Hasil

Bab Hasil hanya terdapat pada artikel penelitian. Isinya adalah sajian temuan –
temuan penelitian sesuai dengan klasifikasi data yang ada. Sajian tersebut dapat dinyatakan
dengan grafik, tabel, histogram, gambar, atau bagan air. Pada bab ini berlum disajikan
interpretasi dan perbandingan antarkelompok data, terkait dengan karakteristik data yang
disampaikan pada Bab Pembahasan.

Genre mikro yang terdapat pada Bab Hasil adalah deskripsi dan laporan. Deskripsi
digunakan untuk menyajikan data secara individual, sedangkan laporan digunakan untuk
melaporkan temuan – temuan yang terungkap dalam data sesuai dengan pengelompokan
masing – masing. Karena penelitian yang dilaporkan itu telah dilaksanakan di waktu lampau,
dalam hal tertentu data dapat pula disajikan dengan rekon.

6. Pembahasan

Bab ini merupakan tempat untuk menjawab persoalan yang dikemukakan pada Bab
Pendahuluan. Temuan – temuan yang diperoleh disbanding – bandingkan sesuai dengan
klasifiakasi data. Interpretasi individual dari setiap data diakumulasikan dan digeneralisasikan
untuk membentuk teori baru.
Selain itu, pembahasan juga meliputi apakah kekurangan – kekurangan penelitian
sebelumnya dapat ditutup oleh penelitian yang dilaporkan ini. Perlu dijelaskan kekurangan
yang mana yang akan ditutup, dan kekurangan yang mana yang tidak akan ditutup.
Kemudian, penulis dapat mengajukan penelitian seperti apa yang seharusnya dilakukan oleh
peneliti lain di kemudian hari. Kenyataan ini dapat digunakan untuk menentukan saran yang
disampaikan pada Bab Simpulan.

Genre mikro yang sesuai untuk diterapkan pada Bab Pembahasan adalah diskusi dan
atau meliputi eksplanasi. Seandainya Bab Pendahuluan tidak direalisasikan dengan genre
mikro diskusi dan atau meliputi eksplanasi (tetapi dengan deskripsi saja), hakikat
pembahasan itu hilang, dan yang terjadi adalah pemaparan belaka. Padahal bab itu diperlukan
penjelasan tentang perbandingan antarklasifikasi data, justifikasi apakah teori yang digunakan
dapat memecahkan masalah penelitian atau tidak, dan pembenaran atau penolakan terhadap
temuan – temuan dari penelitian – penelitian sebelumnya.

7. Simpulan

Bab Simpulan baik pada artikel penelitian maupun pada artikel konseptual berisi
uraian yang menunjukkan bahwa pokok persoalan yang disajikan pada Bab Pendahuluan
telah diperlakukan sedemikian rupa dengan hasil yang telah disajikan pada pembahasan.
Perbedaannya adalah pada artikel penelitian pokok persoalan itu diekplorasi melalui data
penelitian. Bab ini pada umumnya disertai implikasi penelitian dan saran, baik secara teoretis
maupun praktis. Implikasi dan saran serupa juga dapat ditambahkan pada Bab Simpulan
untuk artikel koseptual.

Bab ini merupakan jawaban langsung terhadap pokok persoalan yang disajikan pada
Bab Pendahuluan, maka genre mikro yang digunakan pun sama dengan genre mikro yang
digunakan pada Bab Pendahuluan, yaitu eksposisi yang meliputi deskripsi. Dengan demikian,
Bab Simpulan sejajar dengan Bab Pendahuluan.

8. Judul, Daftar Pustaka, dan Lampiran

Judul artikel ilmiah menggambarkan isi keseluruhan artikel. Judul harus mudah
dipahami dan hendaknya tidak terlalu panjang. Judul dapat dirangkai dari kata – kata kunci
yang diambil dari artikel.

Judul sebaiknya disampaikan secara ringkas dan jelas. Mengenai faktor keirngkasan,
dapat diterangkan bahwa sebaiknya judul tidak dalam bentuk kalimat, tetapi dalam bentuk
kelompok kata. Alasannya, biasanya, judul yang dinyatakan dalam kalimat lebih panjang
daripada kelompok kata. Selin itu, kalimat yang memungkinkan digunakan sebagai judul
yang demikian itu tidak disarankan. Dengan demikian, judul yang ringkas adalah judul yang
pendek, tetapi padat akan makna.

b. Hubungan Genre pada Teks Artikel Ilmiah Populer

Dalam struktur teks, apabila artikel konseptual disusun dengan struktur teks yang
mengandung tahapan – tahapan yang fleksibel, artikel ilmiah popular bahkan disusun dengan
struktur teks yang mnegandung tahapan – tahapan yang tidak mengikat. Tahapan – tahapan
itu disusun dengan memberikan nama – nama subbab atau subjudul secara bebas disesuaikan
dengan nama – nama pokok persoalan yang disajikan.

Dengan karakteristik seperti itu, sebagaimana telah dinyatakan di atas, genre yang
digunakan untuk mengungkapkan seluruh artikel ilmiah popular pada umumnya adalah
eksposisi atau diskusi.

Anda mungkin juga menyukai