Anda di halaman 1dari 3

RUNTUHNYA MORAL SISWA DI TENGAH LINGKUP MASYARAKAT

Permasalahan yang terjadi di masyarakat sekarang yaitu, seperti kurangnya


kedisiplinan dalam bekerja, berumah tangga yang kurang harmonis, mendidik anak tidak
dengan nilai keislaman atau kerukunan bersosial yang kurang. Lebih-lebih dalam era
globalisasi ini, nilai-nilai moral yang mulai melemah. Masyarakat mengalami krisis yang
dirasakan sangat parah adalah krisis nilai-nilai moral. Jika di biarkan maka masalah akhlak
dan moral akan muncul di kalangan peserta didik pada berbagai tingkatan. Apabila
pendidikan tidak berjalan dengan baik, masalah ini disebabkan tidak adanya penekanan pada
pendidikan akhlak dan pendidikan agama.

Seorang pendidik atau guru harus memiliki nilai moral yang baik sebagai contoh
teladan dalam mendidik anak didik. Setiap perkataan harus dibarengi dengan perbuatan
sesuai dengan apa yang telah dikatakan sehingga siswa atau peserta didik akan secara ikhlas
dan pasti menirukan apa yang dikerjakan oleh pendidik atau guru. Sebagai contoh tentang
larangan merokok. Siswa akan mudah menerima larangan secara lisan namun akan susah
menerima ketika apa yang dikerjakan pendidik tidak sesuai dengan apa yang dikatakan,
karena remaja sekarang lebih sulit untuk diberitahu atau dinasehati dalam hal yang positif.

Tujuan pendidikan akhlak adalah untuk menjadikan manusia yang beriman, bertaqwa
dan berakhlak mulia, yang mengantarkan dia kepada kebahagiyaan di dunia dan di akhirat. Di
samping itu, sebagai umat Rasullullah SAW, manusia dituntut untuk berprilaku sesuai
dengan panutan umat manusia atau suri tauladan (Uswatun Hasanah) demi mencapai
kebahagiaan yang benar. Ada beberapa metode pendidikan akhlak yang dapat digunakan
dalam yaitu; metode ceramah, metode keteladanan (uswatul Hasanah), metode pembiasaan,
metode nasehat, metode cerita, metode pemberian hadiah dan hukuman, dan sebagainya.

Sejatinya pendidikan haruslah mampu mendidik agar terciptanya moral serta akhlak
yang baik agar terbentuknya generasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai dalam pancasila dan
juga agama.Sebagaimana dalam butir pancasila alinea kedua Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab seharusnya menjadi acuan bagi para generasi saat ini untuk mengadopsinya. Seperti
akan halnya dalam mata pelajaran PKn yang sekian banyaknya membahas masalah
moralitas.Namun, urgensi dari permasalahan generasi bangsa saat  ini adalah sulitnya
memahami arti dari pendidikan moral itu sendiri serta adanya faktor-faktor pemicu buruknya
moral generasi bangsa tersebut.
Fatalnya, timbullah berbagai macam kriminalitas yang dilakukan oleh mereka. Data
UNICEF tahun 2016 lalu menunjukkan bahwa kekerasan kepada sesama remaja di Indonesia
diperkirakan mencapai 50 persen. Belum lagi tingkat kenakalan remaja saat ini yang sungguh
sangat jauh dari nilai moral dan juga agama. Seperti Seks bebas, narkoba, tawuran, miras,
pembunuhan, dan lain sebagainya.

Padahal tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional dalam Pasal 3 mengenai tujuan pendidikan di
Indonesiaadalahuntuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kerusakan moral dapat disebabkan oleh faktor
– faktor berikut yaitu :

1. Kemajuan teknologi,
2. Memudarnya kualitas keimanan.
3. Pengaruh lingkungan.
4. Hilangnya kejujuran.
5. Hilangnya Rasa Tanggung Jawab.
6. Tidak Berpikir Jauh ke Depan
7. Rendahnya Disiplin.

Data – data perilaku runtuhnya moral anak bangsa :

1. Tak Terima Ditegur, 3 Pelajar SMA di Kupang Aniaya Gur


2. Dilarang Merokok di Kelas, Siswa SMP Tantang Guru Berkelahi
3. Ditegur Saat Main Gim, Siswa MTS di Pontianak Hantam Guru Pakai Kursi

Untuk mengatasi berbagai kerusakan moral yang terjadi pada generasi penerus bangsa
maka solusi untuk menanggapi masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menanamkan pendidikan karakter sejak dini.


2. Pemilihanteman bergaul dan lingkungan yang tepat.
3. Mampumemanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan baik
4. Memperluaswawasan dan pengetahuan dalam ranah ilmu penegetahuan dan
kehidupan sosial.
5. Meningkatkankeimanan dan ketakwaan dalam diri.
6. Mengadakan pendidikan moral dan pengembangan karakter pada mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah, dll

Tentu hal ini harus adanya kerja sama antara tenaga pendidik di sekolah dan juga orang
tua dirumah dalam membentuk karakter serta moral sang anak agar sesuai dengan nilai
pancasila dan juga agama.Namun, yang menjadi catatan terbesar kita saat ini adalah sistem
pendidikan yang diterapkan oleh bangsa ini. Sebagaimana pun kerasnya mengajarkan nilai-
nilai moralitas serta keagamaan kepada para peserta didik, hal ini tidak akan menjamin untuk
membentuk karakteristik serta akhlak sesuai yang diharapkan.

Penyusunan program

1. Mengajarkan nilai moral pada setiap mata pelajaran


Kalau sekadar materi pelajaran, mungkin semua bisa saja tahu karena tertulis dalam
buku pelajaran. Tetapi bagaimana dengan nilai moral? Untuk itu ada baiknya dalam
setiap pelajaran, guru juga menanamkan nilai moral yang bisa dijadikan bahan
pelajaran hidup.
2. Menanamkan sikap jujur dan terbuka pada kesalahan
Guru juga manusia, sehingga tidak luput dari suatu kesalahan meski tidak pernah
berniat melakukan hal itu atau tanpa sengaja. Misalnya, suatu ketika guru datang
terlambat, salah dalam mengoreksi jawaban siswa
3. Memberikan kesempatan pada siswa untuk menjadi pemimpin
Saat ini, mempunyai karakter memimpin merupakan hal yang krusial untuk dimiliki.
Menyadari hal ini, ada baiknya guru juga bisa membantu siswa untuk melatih jiwa
kepemimpinan mereka.
4. Berbagi pengalaman inspiratif
Tidak ada salahnya, sesekali menceritakan pengalaman personal yang dimiliki guru
untuk dibagikan kepada para siswa. Tidak harus cerita yang hebat untuk
menginspirasi, sekecil apapun pengalaman yang diceritakan tetap bisa menjadi
pembelajaran yang berguna untuk para siswa.

Anda mungkin juga menyukai