Seorang pendidik atau guru harus memiliki nilai moral yang baik sebagai contoh
teladan dalam mendidik anak didik. Setiap perkataan harus dibarengi dengan perbuatan
sesuai dengan apa yang telah dikatakan sehingga siswa atau peserta didik akan secara ikhlas
dan pasti menirukan apa yang dikerjakan oleh pendidik atau guru. Sebagai contoh tentang
larangan merokok. Siswa akan mudah menerima larangan secara lisan namun akan susah
menerima ketika apa yang dikerjakan pendidik tidak sesuai dengan apa yang dikatakan,
karena remaja sekarang lebih sulit untuk diberitahu atau dinasehati dalam hal yang positif.
Tujuan pendidikan akhlak adalah untuk menjadikan manusia yang beriman, bertaqwa
dan berakhlak mulia, yang mengantarkan dia kepada kebahagiyaan di dunia dan di akhirat. Di
samping itu, sebagai umat Rasullullah SAW, manusia dituntut untuk berprilaku sesuai
dengan panutan umat manusia atau suri tauladan (Uswatun Hasanah) demi mencapai
kebahagiaan yang benar. Ada beberapa metode pendidikan akhlak yang dapat digunakan
dalam yaitu; metode ceramah, metode keteladanan (uswatul Hasanah), metode pembiasaan,
metode nasehat, metode cerita, metode pemberian hadiah dan hukuman, dan sebagainya.
Sejatinya pendidikan haruslah mampu mendidik agar terciptanya moral serta akhlak
yang baik agar terbentuknya generasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai dalam pancasila dan
juga agama.Sebagaimana dalam butir pancasila alinea kedua Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab seharusnya menjadi acuan bagi para generasi saat ini untuk mengadopsinya. Seperti
akan halnya dalam mata pelajaran PKn yang sekian banyaknya membahas masalah
moralitas.Namun, urgensi dari permasalahan generasi bangsa saat ini adalah sulitnya
memahami arti dari pendidikan moral itu sendiri serta adanya faktor-faktor pemicu buruknya
moral generasi bangsa tersebut.
Fatalnya, timbullah berbagai macam kriminalitas yang dilakukan oleh mereka. Data
UNICEF tahun 2016 lalu menunjukkan bahwa kekerasan kepada sesama remaja di Indonesia
diperkirakan mencapai 50 persen. Belum lagi tingkat kenakalan remaja saat ini yang sungguh
sangat jauh dari nilai moral dan juga agama. Seperti Seks bebas, narkoba, tawuran, miras,
pembunuhan, dan lain sebagainya.
Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kerusakan moral dapat disebabkan oleh faktor
– faktor berikut yaitu :
1. Kemajuan teknologi,
2. Memudarnya kualitas keimanan.
3. Pengaruh lingkungan.
4. Hilangnya kejujuran.
5. Hilangnya Rasa Tanggung Jawab.
6. Tidak Berpikir Jauh ke Depan
7. Rendahnya Disiplin.
Untuk mengatasi berbagai kerusakan moral yang terjadi pada generasi penerus bangsa
maka solusi untuk menanggapi masalah tersebut adalah sebagai berikut:
Tentu hal ini harus adanya kerja sama antara tenaga pendidik di sekolah dan juga orang
tua dirumah dalam membentuk karakter serta moral sang anak agar sesuai dengan nilai
pancasila dan juga agama.Namun, yang menjadi catatan terbesar kita saat ini adalah sistem
pendidikan yang diterapkan oleh bangsa ini. Sebagaimana pun kerasnya mengajarkan nilai-
nilai moralitas serta keagamaan kepada para peserta didik, hal ini tidak akan menjamin untuk
membentuk karakteristik serta akhlak sesuai yang diharapkan.
Penyusunan program