PEMBAHASAN
mengalami diferensiasi dan diversifikasi. Hal ini sejalan dengan terjadinya diferensiasi dan
diversifikasi profesi kependidikan. Sebagaimana dinyatakan dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal
1 ayat (6) bahwa “pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain
pendidikan,”
Organisasi apapun yang di bentuk oleh sebuah profesi, tujuan akhirnya adalah memberi
manfaat kepada anggota profesi itu terutama di dalam meningkatkan kemampuan profesional,
dari kemungkinan melapraktek dari layanan profesional. (santori, djam’an, 6.22: 2009)
Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang
menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-
fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu.
Sebagaimana dijelaskan dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 ada lima misi dan tujuan
sesuai dengan bidang pekerjaan yang diembannya. Karier yang di maksud adalah perwujudan
diri seorang pengemban profesi secara psikofisis yang bermakna, baik bagi dirinya sendiri
Merupakan upaya terwujudnya kompetensi kependidikan yang handal dalam diri tenaga
Ini merupakan upaya paraprofesional untuk menempatkan anggota suatu profesi sesuai
dengan kemampuannya. Proses ini tidak lain dari proses spesifikasi pekerjaan yang tidak dapat
dilakukan oleh sembarang orang, kecuali oleh ahlinya yang telah mengikuti proses pendidikan
tertentu dan dalam waktu tertentu yang relatif lama. Umpamanya, keahlian guru pembimbing
Ini merupakan upaya organisasi profesi kependidikan agar anggotanya terhindar dari
perlakuan tidak manusiawi dari pihak lain, dan tidak melakukan praktik yang melecehkan
nilai-nilai kemanusiaan. Ini dapat dilakukan karena saat seorang profesional menjadi anggota
organisasi suatu profesi, pada saat itu pula terikat oleh kode etik profesi sebagai pedoman
perilaku anggota profesi itu. Dengan memasuki organisasi profesi akan terlindung dari
memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan standar etis yang telah disepakati.
e. Meningkatkan dan mengembangkan kesejahteraan,
lahir batin anggotanya. Dalam poin ini tercakup juga upaya untuk menjaga dan meningkatkan
kesehatan anggotanya. Tidak disangsikan lagi bahwa tuntutan kesejahteraan ini merupakan
prioritas utama. Karena selain masalah ini ada kaitannya dengan kelangsungan hidup, juga
merupakan dasar bagi tercapainya peningkatan dan pengembangan aspek lainnya. Dalam teori
kebutuhan maslow, kesejahteraan ini mungkin menempati urutan pertama berupa kebutuhan
Fungsi pemersatu
Kelahiran suatu organisasi profesi tidak terlepas dari motif yang mendasarinya, yaitu
dorongan yang menggerakan para profesional untuk membentuk suatu organisasi keprofesian.
melakukan tindakan bersama, yaitu uaya untuk melindungi dan memperjuangkan kepentingan
para pengemban profesi kependidikan itu sendiri dan kepentingan masyarakat pengguna jasa
profesi ini.
fungsi ini secara jelas tertuang dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 yang berbunyi “tenaga
kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk meningkatkan dan
yang secara tersirat mewajibkan anggota profesi kependidikan untuk selalu meningkatkan
kemampuan profesionalnya melalui organisasi atau ikatan profesi kependidikan. Bahkan
dalam UUSPN Tahun 1989 : pasal 31 ayat 4 menyatakan bahwa, “tenaga kependidikan
Persatuan Guru Republik Indonesia lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama
Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi
Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932. Pada saat didirikannya, organisasi ini disamping
memiliki misi profesi juga ada tiga misi lainnya, yaitu misi politis-deologis, misi peraturan
Misi profesi PGRI adalah upaya untuk meningkatkan mutu guru sebagai penegak dan
oleh UUSPN tahun 1989: pasal 31; ayat 4, dan PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 agar
Misi politis teologis tidak lain dari upaya penanaman jiwa nasionalise, yaitu komitmen
terhadap pernyataan bahwa kita bangsa yang satu yaitu bangsa indonesia, juga
penanaman nilai-nilai luhur falsafah hidup berbangsa dan benegara, yaitu pancasila.
keorgaisasian , terutama dalam menyamakan persepsi terhadap visi, misi, dan kode etik
Dipandang dari segi derajat keeratan dan keterkaitan antaranggotanya, PGRI berbentuk
merupakan organisasi profesi yang memiliki kekuatan dan mengakar diseluruh penjuru
indonesia. Arrtinya, PGRI memiliki potensi besar untuk meningkatkan hakikat dan
2.MGMP
Departemen Pendidikan Nasional. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan
3. KKG
Kelompok Kerja Guru (KKG) sebagai kelompok kerja seluruh guru dalam satu gugus. Pada
tahap pelaksanaannya dapat dibagi ke dalam kelompok kerja guru yang lebih kecil, yaitu
kelompok kerja guru berdasarkan jenjang kelas, dan kelompok kerja guru berdasarkan atas
mata pelajaran.
o Memfasilitasi kegiatan yang dilakukan di pusat kegiatan guru berdasarkan masalah dan
o Memberikan bantuan profesional kepada para guru kelas dan mata pelajaran di sekolah.
(Pakem).
seperti yang di ungkapkan Turney (Abin, 2006), bahwa keterampilan mengajar guru
Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota
dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-nilai dan norma-norma profesi guru yang tersusun
dengan baik dan sistematik dalam suatu sistem yang utuh dan bulat.
Landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru warga PGRI dalam menuunaikan
tugas pengabdiannya sebagai guru, baik di dalam maupun di luar sekolah serta dalam
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan
belajar mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya
untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan
martabat profesinya.
7. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya
Konsepsi tentang manusia seutuhnya dapat dianalisis dari beberapa dimensi. Pertama,
keutuhan dimensi rohani-jasmani, yaitu manusia seimbang antara perkembangan jasmani dan
rohaninya. Kedua, keutuhan antara dimensi sosial dan individual, yaitu masyarakat yang
masyarakat seutuhnya dapat dilandasi oleh nilai-nilai luhur pancasila. Artinya, seorang guru
harus mengembangkan masyarakat seutuhnya dengan berpijak pada nilai-nilai luhur yang
Guru dalam melaksanakan perannya sebagai pendidik dan pengajaran pada masyarakat
harus berpegang teguh pada kejujuran profesional, yaitu suatu pengakuan atas batas-batas
kemampuan profesionalnya. Ia tidak melakukan hal-hal yanh diluar batas kemampuannya dan
tidak pula melakukan pekerjaan yang ada dalam koridor kewenangan profesi lain.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan
guru dipandang perlu menggalinya demi kepentingan peserta didik. Hal ini dapat
belajar mengajar.
masyarakat. Kerja sama tersebut dapat berupa kerja sama dalam keamanan, kenyamanan,
kebersihan, serta kasrian dan kesehatan lingkungannya. Hal tersebut dilakukan dengan strategi
dan pendekatan yang tepat sehingga masyarakat dapat mendukung untuk menciptakan
mengajar.
5. Guru memlihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya
untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
Keberhasilan suatu pendidikan bukan hanya tanggung jawab dari sekolah/madrasah karena
(lembaga pendidikan), masyarakat, dan keluarga. Oleh karena itu, guru harus memelihara
hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat untuk memikul tanggung jawab
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan
martabat profesinya.
mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya, baik secara pribadi
pada upaya untuk menempatkan profesi keguruan yang ada di hati masyarakat.
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan
sosial.
memelihara hubungan dengan guru lainnya baik dengan guru yang berlatar keahlian sama
maupun berbeda. Dengan pemeliharaan hubungan tersebut diharapkan antara sesama guru
dimasyarakat terjadi persatuan dan kesatuan yang kokoh dan berakar serta muncul rasa
senasib sepenanggungan.
Dalam memelihara dan meningkatkan mutu kinerja organisasi masyarakat paling tidak
guru harus berupaya untuk menerapkan misi dari PGRI, yaitu : misi profesi, misi
kemasyarakatan, dan misi kesejahteraan. Dalam menerapkan misi profesi dimasyarakat guru
berupaya merealisasikan layanannya kepada masyarakat. Yakni layanan yang bersifat sosial-
profesional yang mana dapat dirasakan oleh masyarakat sebagai layanan sosial dan tanpa
Sebagai warga Negara yang baik, guru senantiasa melaksanakan kebijaksanaan pemerintah
masyarakat, misalnya kebijakan pemerintah tentang guru dan berupaya membantu pemerintah
DAFTAR PUSTAKA