Anda di halaman 1dari 16

BIOGRAFI

SYEKH MUHAMMAD YASIN AL FADANI

DOSEN

DR. H. KHOLILURROHMAN, MA, HK

DISUSUN OLEH

HARYANI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

STAI AL-AQIDAH AL-HASYIMIYYAH

2018
DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………..….….…… i

Daftar Isi ………………………………………………………………....…….… ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Kata Pengantar ….....…………………....…………..…………….……… 1


B. Rumusan Masalah ……………………....…………..…………….……… 1
C. Tujuan ………………....…………..…………….……………………..… 1

BAB II : PEMBAHASAN

A. Kelahiran dan masa kecil ……...………..…………..…………….……… 2


B. Kehidupan dan Perjalanan Ilmiah ……....…………..……………….…… 2
C. Karya-Karya ……......................………..…………..…………….….…... 9
D. Kekerabatan ……......................………..…………..…………….……... 10
E. Guru dan Murid ……...................………..…………..…………....….…. 11
F. Organisasi Massa ……...................……...…………..…………....….…. 13

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan ...…………….…………..…………………..…….…..…… 15
B. Saran ...………………..………..…….…………………………..…...… 15

DAFTAR PUSTAKA..………..………………………………..……………..… 16
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang
ulama nusantara yang diantaranya Syeikh Muhammad Yasin Al Fadani bagi para
pembaca, dan makalah ini kami buat untuk menunjang Tugas Akhir Smester (UAS)
yang ditugaskan oleh dosen yaitu bapak Dr. H. Kholilurahman, MA. Dengan mata
kuliah Studi Naskah. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi dari makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalamani, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

                                                                               Jakarta, 24 Januari 2018

                                                                                               ( Haryani )
i

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ulama adalah bagian dari kesadaran sejarah pendidikan di dunia. Citra ulama
berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan dan perubahan konsep dan
persepsi manusia terhadap pendidikan dan kehidupan itu sendiri. pada mulanya
dikonsep sebagai kemampuan memberi dan mengembangkan pengetahuan peserta
didik. Tetapi, beberapa dasawarsa terakhir konsep, persepsi dan penilaian terhadap
profesi guru mulai bergeser.
Hal itu selain karena perubahan pandangan manusia-masyarakat terhadap
integritas seseorang yang berkaitan dengan produktivitas ekonomisnya, juga karena
perkembangan yang cukup radikal di bidang pengetahuan dan teknologi, terutama
bidang informasi dan komunikasi, yang kemudian mendorong pengembangan media
belajar dan paradigma teknologi pendidikan. Dalam perkembangan berikutnya,
sekaligus sebagai biasnya, guru mulai mengalami dilema eksistensial.
Oleh sebab itu makalah ini kami buat untuk mengulas tentang ulama nusantara
kita yang mendunia seperti Syeikh Muhammad Yasin Al Fadani sepak terjangnya
yang begitu kuat menghargai ilmu dan berguru kebeberapa ulama bahkan sampai
mencapai 700 ulama atau guru dieberapa Negara.

B. Rumusan Masalah

Dalam biografi ini kita akan mengupas mengenai :

1. Mengetahui riwayat hidup Syeikh Muhammad Yasin Al Fadani ?

2. Bagaimanakah dan apa saja yang didirikana Syeikh Muhammad Yasin Al


Fadani?

3. Karya-karya Syeikh Muhammad Yasin Al Fadani ?


C. Tujuan Pembahasan

Dari beberapa permasalahan yang terkemukakan, kita berharap mampu


menemukan jawaban untuk:

1. Mengetahui riwayat hidup Syeikh Muhammad Yasin Al Fadani ?

2. Bagaimanakah dan apa saja yang didirikana Syeikh Muhammad Yasin Al


Fadani?

3. Karya-karya Syeikh Muhammad Yasin Al Fadani ?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Syeikh Muhammad Yasin Al Fadani

Yasin bin Isa al-Fadani dilahirkan di Mekah pada tahun 1335 H (bertepatan
17 juni1917 M). Ayahnya syeikh al-Muammar Isa al-Fadani adlah seorang ulama al-
Jawi asal Padang (Sumatera Barat) yang bermukim di Mekah. Syekh Muhammad
Yasin Bin Muhammad Isa Al-Fadani  meninggal di Mekkah, 20 Juli 1990 pada umur
75 tahun) adalah seorang ahli sanad hadist, ilmu falak, bahasa Arab, dan pendiri
madrasah Darul Ulum al-Diniyyah, Mekkah.[1] Ia merupakan putra ulama terkenal,
Syekh Muhammad Isa Al-Fadani asal Padang, Sumatera Barat.[2]

Pertama Yasin belajar kepada ayahnya sendiri, kemudian kepada pamannya,


Syeikh Mahmud al-Fadani. Selanjutnya ia belajar di Madrasah Shaulathiyah yang
didirikan oleh Syeikh Muhammad Rahmatullah ulama asal Delhi India tahun 1291
H/1874 M. sebagian besar murid madrasah ini berasal dari al-Jawi (Melayu),
kemuddian India selanjutnya Asia Tengah dan Timur Tengah. Selepas dari Madrasah
Sahulatiyah, Yasin al-Fadani belajar di Madrasah Darul Ulum ad-Diniyah, di samping
juga mengikuti halaqah pada ulama-ulama di Masjid al-Haram. Madrasah Darul Ulum
didirikan oleh Syeikh Sayid Muhsin al-Musawi al-Falimbani (1353 H/1934 M),
seorang ulama keturunan Hadramaut, yang berasal dari Palembang (Sumatera
Selatan). Sayid Muhsin sendiri asalnya belajar di Madrasah Sahulathiyah (tamat
1928), mengajar di madrasah tersebut sebelum mendirikn madrasah sendiri. Di
samping Syeikh Sayid Muhsin, ada beberapa nama yang ikut mendirikan dan
mengasuh madrasah yang berlokasi di Syi’ib Ali ini, di antaranya Zubair al-Mandili,
abdurrasyid al-Falimbani, Teungku Amir Muhtar, Abdul Wahid al-Jambi, Ya’qub
Firaq Abdul Majid dan Raden Setyo Atmojo. Madrasah Darul Ulum merupakan
kebanggaan al-Jawi (Melayu) di Mekah saat itu di samping Madrasah Indonesia al-
Makiyah (didirikan Syeikh Jaman Taib 1923) dan Madrasah Sahulathiyah.
B. Pejalanan Syeikh Yasin Al Fadani dalam berguru

Sejak abad 11 Hijriyah (17 Masehi) telah terjadi hubungan yang sangat intens
dalam dunia keilmuan dan keagamaan antara Timur Tengah dengan kepulauan
nusantara. Hubungan intens ini diawali dengan pengembaraan Abdur Rauf as-
Singkili, putra Aceh yang haus akan ilmu, ke kawasan Jazirah Arab selama 27 tahun,
menjelajahi pusat-pusat ilmu di wilayah tersebut mulai dari Zabid, Bait al-Faqih,
Tarim (Hadramaut), Mekah, Madinah (Haramain) dan kota-kota lain.

Pengembaraan ini diikuti oleh Muhammad Yusuf al-makassari yang berasal dari
Makassar dan dilanjutkan oleh ulama-ulama berikutnya. Pada abad ke 18-19 tercatat
nama-nama besar yang lama melanglang buana di kawasan Jazirah Arab untuk
menuntut ilmu hingga menjadi ulama terkemuka, baik yang tinggal di sana hingga
wafat maupun yang kembali ke tanah air. Diantara mereka adalah Muhammad Arsyad
al-Banjari, Abdus Shamad al-Falimbani, Dawud al-Fathani, Abdur Rahman al-
Battawi, Abdul Wahab al-Bugisi dan Muhammad Nafis al-Banjari. Kemudian disusul
oleh Ahmad Khatib Sambas, Abdul Gani Bima, Ahmad Rifa’I, Muhammad Khalil
Bangkalan, Nawawi al-Bantani, Abdul Karim al-Bantani (paman Nawawi), Mahfudz
at-Tarmisi, Shaleh as-Samarani, Ahmad al-Fathani, Yusuf Sumbawa dan Ahmad
Khatib al-Minangkabawi. Menjelang akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 ada
nama-nama Asnawi, Hasyim Asy’ari, Ahmad Dahlan, Abdul Wahab Hasbullah,
Nakrawi al-Banyumasi, Abdul Halim Majalengka, Abdul Karim Amrullah, Jamel
Jambek, Hasan Musthafa al-garuti, Sulaiman ar-Rasuli, dan banyak lagi nama-nama
lainnya. Pada pertengahan hingga akhir abad ke-20 tercatat nama-nama Muhsin al-
Falimbani al-Musawi, Janan Taib, Abdul Karim al-Banjari dan banyak lagi yang lain
termasuk Muhammad Yasin al-Fadani.

Sesuai dengan catatan Syeikh Yasin sendiri, ulama keturunan Padang


(Minangkabau) ini belajar berbagai ilmu keislaman kepada 700 orang guru, baik
ulama yang mengajarnya langsung sebagai murid maupun sahabat seniornya. Di
antara guru-gurunya yang terkenal adalah Syeikh Muhammad Ali ibn Husaein ibn
Ibrahim al-Maliki al-Makki (Yasin belajar minimal 7 kitab; Jam’ul Jawami’, Syarah
Jalaluddin Mahalli, Tafsir al-Khazin, Tuhfah al-Muhtaj, Shahih Bukhari dan lain-
lain). Syeikh Abu Ali, Hasan ibn Muhammad al-Massath (Yasin belajar 12 kitab;
Sunan Abu Dawud, Jami’ Tirmidzi, Tafsir Jalalain, Minhaj Dzawi an-Nadhar, Ihya’
Ulumuddin, Hikam dan lain-lain). Ia berguru pada Syeikh Umar Bajanid ulama ahli
fikih mufti Syafi’I di Mekah, belajar 7 kitab di antaranya; Syarah ibn Qasim al-Ghazi,
Fathul Wahhab, al-Iqna’, Tuhfah al-Muhtaj, Minhaj at-Thalibin, Mughni al-Muhtaj,
Shahih Bukhari. Berguru kepada Syeikh al-Faqih Sa’id ibn Muhammad al-Yamani
untuk kitab Syarah al-Mahalli dan kepada Syeikh al-Faqih Hasan ibn Muhammad al-
Yamani belajar Shahih Muslim dan Sunan an-Nasa’i. Belajar kepada Syeikh Ibrahim
bin Dawud al_Fathani seorang musafir terkenal (belajar 5 kitab; Tafsir Baidlwi, Tafsir
Jalalain, Jam’ul Jawami dan lain-lain). Syeikh Sayyid Alwi ibn Abbas al-Maliki al-
Makki untuk belajar kitab-kitab Syarah Alfiyah ibn Aqil, al-Luma’, Lub al-Ushul dan
beberapa yag lain. Yasin berguru juga kepada Sayyid Syeikh Muhammad ibn Amin
al-Maliki untuk kitab-kitab al-Asymuni dan Risalah Thas Kubra. Guru-gurunya yang
lain Syeikh Sayid Muhsin al-Falimbani, Syeikh Ahmad as-Syami’ al-Maliki, Syeikh
al-Muammar Khalifah ibn Hammad al-Nabhani, Syeikh Ubaidillah as-Sindi ad-
Diyubandi, Syeikh az-Zahid Abdullah bin Muhammad Ghazi al-Makki dan lain-lain.
Rata-rata gurunya tersebut mengajar secara halaqah di Masjid al-Haram, sebagian di
Madrasah Darul Ulum ad-Diniyah dan madrasah Shaulatiyah. Dengan gurunya yang
sedemikian banyak maka wajarlah apabila ia nantinya benar-benar menjadi seorang
alim allamah (ulama besar).

Syeikh Abul Fadl Muhammad Yasin al-Fadani pertama kali mengajar model
halaqah di Masjid al-Haram Mekah. Sejak tahun 1356 H (1946 M), ulama ini
mengajar di almamaternya Madrasah Darul Ulum ad-Diniyah dan sejak tahun 1359 H
(1949 M) sebagai wakil kepala madrasah sebelum akhirnya dipercaya sebagai
kepalanya. Madrasah ini pertama kali dipimpin oleh Syeikh Muhsin al-Falimbani
(1934-1935), kemudian Syeikh Zubair Ahmad (1935-1945) dan yang ketiga Syeikh
Ahmad Mansuri (1945-1965). Syeikh Yasin al-Fadani diangkat sebagai Kepala
Madrasah Darul Ulum yang ke empat pada tahun 1384 H (1964 M) yang dijabatnya
selama 26 tahun hingga ulama ini wafat 1410 H (1990 M). Di samping itu Syeikh
Yasin juga mendirikan madrasah khusus putrid yakni Madrasah Ibtidaiyyah Lil Banat
di Samiyah Mekah (1362 H/ 1942 M) dan mendirikan pondok pesantren pada tahun
1377 H (1953 M).
C. Karya – karya Syeikh Yasin Al Fadani

1. Karya-karya dalam bidang Sanad

Sanad adalah silsilah atau rantai yang menyambungkan dan menghubungkan,


sesuatu yang terkait dan bertumpu kepada sesuatu yang lain. Dalam kacamata
tasawuf, sanad keilmuan, amalan dzikir, maupun tabiat ketarekatan adalah
bersambungnya ikatan bathin kepada guru-guru dan mursyid.

Jadi dalam sanad terkandung aspek muwashalah (hubungan dan ketersam-


bungan) satu pihak dengan pihak yang lain, akibat adanya at-tahammul wa al-ada‘
(mengambil dan memberi).

Sistem sanad merupakan salah satu mekanisme pencarian ilmu dan pengeta-
huan yang sempurna, karena setiap pengetahuan yang dipindahkan itu dapat
dipertanggungjawabkan otentisitas dan keabsahannya melalui rantaian periwayatan
setiap perawi. Ketelitian ini dapat dilihat dari kaidah ulama hadits dengan hanya
mengambil hadits dari perawi yang tsiqah (kuat). Begitu juga dengan kaidah disiplin
ilmu qira’at.

Disiplin ilmu sanad dianggap sebagai suatu yang sangat penting dalam men-
jamin keshahihan dan keaslian ilmu yang disampaikan sehingga dianggap sebagai
bagian masalah kepentingan agama. Dan inilah yang dilakoni oleh Syaikh Yasin Al-
Fadani. Ia menggelutinya dengan penuh perhatian. Melakukan rihlah (perjalanan),
meneliti, menguji (tahqiq dan takhrij), memeriksa para perawi, dan sebagainya,
dilakukan demi mencapai aspek mu’tabar bagi suatu hadits. Inilah amal penelitian
ilmu yang berlangsung sebagai tradisi dari masa salaf dan dilakoni Syaikh Yasin di
masanya dengan tidak mudah.

Sebagai seorang ulama yang digelari Musnid Ad-Dunya, Syaikh Yasin


memang patut berbangga dan bersyukur atas hasil goresannya yang begitu intensif
dilakukannya pada bidang sanad.

Karya-karyanya di bidang ini di antaranya Madmah al-Wujdan fi Asanid asy-


Syaikh Umar Hamdan, Faydh ar-Rahman fi Tarjamah wa Asanid asy-Syaikh Khalifah
bin Hamd an-Nabhan, Al-Qawl al-Jamil bi Ijazah as-Sayyid Ibrahim Bin Aqil, Faydh
al-Muhaimin fi Tarjamah wa Asanid as-Sayyid Muhsin, Al-Maslak al-Jaliyy fi
Tarjamah wa Asanid asy-Syaikh Muhammad ‘Aliyy, Asanid Ahmad bin Hajar al-
Haitami al-Makki, Asma al-Ghayah fi Asanid asy-Syaikh Ibrahim al-Hazami fi al-
Qira`ah, Al-Muqtathaf min Ithaf al-Akabir bi Marwiyyat ‘Abd al-Qadir ash-Shadiqi
al-Makki,  Ikhtishar Riyadh Ahl al-Jannah min Atsar Ahl as-Sunnah li ‘Abd al-Baqi
al-Ba’li al-Hanbali, Arba’un Haditsan min Arba’in Kitaban ‘an Arba’in Syaikhan, Al-
Arba’un al-Buldaniyyah Arba’un Haditsan ‘an Arba’ina Syaikhan ‘an Arba’in
Baladan, ‘Arbaun Haditsan Musalsal bi an-Nuhad ila al-Jalal as-Suyuthi, Al-Salasil
al-Mukhtarah bi Ijazah al-Mu’arrikh as-Sayyid Muhammad bin Muhammad Ziyarah,
Al-Faydh al-Rahmani bi Ijazati Samahah al-‘Allamah al-Kabir Muhammad Taqi
al-‘Ustmani, Ta’liqat ‘ala Kifayah al-Mustafid li asy-Syaikh Mahfuzh at-Turmusi,
Tahqiq al-Jami’ al-Hawi fi Marwiyyat al-Syarqawi, Ithaf al-Ikhwan bi Ikhtishar
Madmah al-Wujdan, Tanwir al-Bashirah bi Thuruq al-Isnad asy-Syahirah, Al-Irsyadat
fi Asanid Kutub an-Nahwiyyah wa ash-Sharfiyyah, Al-‘Ujalah fi al-Ahadits al-
Musalsalah, Asanid al-Kutub al-Haditsiyyah as-Sab’ah, Al-‘Iqd al-Farid min Jawahir
al-Asanid, Ithaf al-Bararah bi Ahadits al-Kutub al-Haditsiyyah al-‘Asyrah, Ithaf al-
Mustafid bi Nur al-Asanid, Qurrah al-‘Ayn fi Asanid A’lam al-Haramayn, Ithaf uli al-
Himam al-‘Aliyyah bi al-Kalam ‘ala al-Hadits al-Musalsal bi al-Awwaliyyah, Al-
Waraqat fi Majmu’ah al-Musalsalat wa al-Awa’il wa Asanid al-‘Aliyyah, Ad-Durr al-
Farid min Durar al-Asanid, Bughyah al-Murid min ‘Ulum al-Asanid, Fath ar-Rabb al-
Majid fima li Asy-yakhiy min Fara’id al-Ijazah wa al-Asanid, Silsilah al-Wushlah
Majmu’ah Mukhtarah min al-Ahadits al-Musalsalah, Nihayah al-Mathlab fi ‘Ulum al-
Isnad wa al-Adab, Ad-Durr an-Nadhir wa ar-Rawdh an-Nazhir fi Majmu’ al-Ijazah bi
Tsabat al-Amir, Al-‘Ujalah al-Makkiyyah wa an-Nafhah al-Makiyyah, Al-Waraqat
‘ala al-Jawahir ats-Tsamin fi al-Arba’in Haditsan min Ahadits Sayyid al-Mursalin.

Karya-karya di bidang sanad ini sepertinya telah bersenyawa dalam sosok


Fadhilatusy Syaikh Yasin Al-Fadani. Dan hal inilah yang menjadi apresiasi para
ulama di masanya untuk menahbiskannya sebagai sang empu di bidang sanad.

2. Karya- karya non Sanad.

Sebagaimana dimaklumi, senarai karyanya yang lain, di luar bidang sanad,


dapat disebutkan di antaranya Al-‘Allam Syarh Bulugh al-Maram, Janiyy ats-Tsamar
syarh Manzhumah Manazil al-Qamar, Jam’u al-Jawami’, Bulghah al-Musytaq fi ‘Ilm
al-Isytiqaq, Idha-ah an-Nur al-Lami‘ Syarh al-Kawkab as-Sathi‘, Hasyiyah ‘ala al-
Asybah wa an-Nazhair, Bughyah al-Musytaq Syarh al-Luma‘ Abi Ishaq, Tatmim ad-
Dukhul Ta’liqat ‘ala Madkhal al-Wushul ila ‘Ilm al-Ushul, Ad-Durr an-Nadhid
Hasyiyah ‘ala Kitab at-Tamhid lil-Asnawi, Nayl al-Ma’mul Hasyiyah ‘ala Lubb al-
Ushul wa syarhih Ghayah al-Wushul, Ad-Durr al-Mandhud fi Syarh Sunan Abi
Dawud, Fath Manhal al-Ifadah, Al-Fawaid al-Janiyyah Hasyiyah ‘ala al-Qawaid al-
Fiqhiyyah, Mukhtashar al-Muhadzdzab fi Istikhraj al-Awqat wa al-Qabilah bi ar-
Rub’i al-Mujib, Al-Mawahib al-Jazilah syarh Tsamrah al-Wasilah fi al- Falak, Tastnif
as-Sam’i Mukhtashar fi ‘Ilm al-Wadh’i, Husn ash-Shiyaghah Syarh Kitab Durus al-
Balaghah, Risalah fi al-Mantiq, Ithaf al-Khallan Tawdhih Tuhfah al-Ikhwan fi ‘Ilm al-
Bayan, dan Ar-Risalah al-Bayaniyyah ‘ala Thariqah as-Sual wa al-Jawab.

Karya ini menunjukkan nilai plus yang terkandung pada sosok Syaikh Yasin,
sebagai seorang ulama yang komplet. Kitab karyanya yang berjudul al-Fawaid al-
Janiyyah hasyiyah Al-Mawahib As-Saniyyah syarah Al-Fara’idh Al-Bahiyah Nazhm
Qawa’id al-Fiqhiyyah fi al-Asybah wa an-Nazha-ir ‘ala al-Madzhab asy-Syafi’iyyah
merupakan kitab hasyiyah (kitab yang berisi penjelasan atau komentar terhadap kitab
syarah) mengenai qawa`id fiqh (kaidah-kaidah fiqih) yang berjudul Al-Asybah wa
An-Nazha-ir ‘ala al-Madzhab asy-Syafi’iyyah, karya Imam As-Suyuthi. Kitab
tersebut hingga kini menjadi materi silabus mata kuliah Ushul Fiqh di Fakultas
Syari’ah Al-Azhar Kairo, karena disusun secara sistematis, sarat dengan penjelasan
kaidah-kaidah fiqih, dan mudah dipahami.

Di samping sebagai Syeikh dan mudir Madrasah Darul Ulum, Syeikh Yasin
al-Fadani juga seorang mu’allif (pengarang) kitab yang sangat produktif. Lebih dari
60 judul kitab telah ditulisnya, meliputi beberapa disiplin ilmu keagamaan, di
antaranya:

a. Ilmu Hadits: ad-Dar al-Mandlud Syarh Abu Dawud (20 jilid), Fath al-
Akam, Syarh Bulugh al-Maram (4 juz).

b. Ilmu Ushul Fiqh dan Qawaid: Bughyah al-Musytaq Syarah Luma’ Abi
Ishaq (2 juz); Khasiyah ala al-Ashbah Wa an-Nadha’ir; Tatmim ad-Duul
Ta’liqat  Ala Madhul al-Ushul ila ilm al-Ushul; ad-Dur an-Nadhlid; Al-Fawaid
al-Janiyah; Ta’liqat ala Luma’ as-Syeikh Abi Ishaq; Idla;ah an-Nur; Khasiyah
ala al-Talattuf Syarah al-Ta’rif fi Ushul al-Fiqh; Nayl al-Ma’mul Hasiyyah
Ala Lub al-Ushul wa Syarh Ghayah al-Ushul.

c. Ilmu Alat dan lain-lain: Jani al-Tsam Syarh Mandhumat Manazil al-
Qomar; al-Mukhtashar al-Muhaddzab; al-Mawahib al-Jazilah; Tasynif al-
Sama’ Mukhtashar fi ilm al-Wadha’; Balaghah al-Musytaq fi ilm al-Istiqaq;
Manhal al-Ifadah; Husnu al-Shiyaghah Syarh Kitab Durus al-Balaghah;
Risalah fi al-Manthiq, Ittihaf al-Khalan Tandlih Tuhfah al-Ihwan fi ilm al-
Bayan; Al-Risalah al-Bayyaniyyah.

d. Ilmu Musthalah Hadits khususnya masalah Isnad: Mathmah al-Wijdan


(3 juz); Ittihaf al-Ihwan bi Ihtishar Mathmah al-Wijdan; Tanwir al-bashirah bi
Thuruq al-Isnad al-Syahirah; Faidl ar-Rahman al-Qaul al Jamil bi Ijazah
Samakat as-Sayyid Ibrahim Aqil; Fadil Muhaimin; Al-Maslak al-Jali; Al-
Wushul ar-Rati; Asanid Ahmad ibn Hajar al-haitami; Al-Irsyadat as-Sawiyah
fi Asanid al-Kutub an-Nahwiyah wa al Sharfiyah; Al-Ajalah fi al Hadits al-
Musalsalah; Asma al-ghayah; Asanid al-Kutub al-hadits as-Sab’ah; Al-Aqd al-
Farid; Ittihaf al-Mustafid; Ittihaf Aula al-Bararah; Al-Riyadl al-Nadlirah;
Qurrah al-Ain; Ittihaf Aula al-Hamam; Waraqat; Ad-Dur al-Farid; bughyah al-
Murid; Al- Muqtathif; Ikhtishar Riyadl Ahl al-Jannah; faidl al-ilah al-Ali;
Arbaun al-Buldaniyat Arbaun Haditsan An Arbain Syaikhan Min Arbain
Baladan; Arbaun Haditsan Musalsal bi an-Nuhat Ila al-Jalal as-Suyuthi; Al-
Salasil al-Mukhtarah; Tadzkir al-Mushafi; Al-Nafhah al-makiyah fi al-Asanid
al-Makiyah; Fath al-Rab al-Majid; Silsailah al-Wasilah Majmu’ Mukhtarah;
Al-KAwakib al-Darari; Faidl al-Mubdi; al-Faidl al-Rahmani.

e. Dalam ilmu tentang masalah Itsbat: Nihayah al-Mathlab; Risalatani


Ala Tsabat al-Amir; Risalatani Ala al-Awail al-Sumbuliyah; Waraqah Ala al-
Jawahir al-Tsamin; Ittihaf al-Bahits al-Sari; Ta’liqat Ala Kifayah al-Mustafid
li as-Syeikh Mahfudz at-Tarmisi; Tahqiq al-Jami’ al-Hawi dan beberapa yang
lain.

Di samping itu ulama besar ini juga telah menerjemahkan lebih dari 230 judul
kitab karya ulama-ulama sebelumnya. Sebagian besar karya Syeikh Yasin al-Fadani
baik karya asli maupun terjemahan (saduran) diterbitkan oleh penerbit-penerbit di
Kairo (Mesir) dan Bairut (Libanon).

Dengan kitab karangannya yang sedemikian banyak, maka wajarlah apabila


Syeikh Yasin al-Fadani ditempatkan sebagai ulama ahli hadits (muhaddits), ahli tafsir,
ahli ilmu alat dan juga ahli fikih yang terkemuka di Mekah al-Mukarramah dan
Haramain khususnya. Ulama ini adalah kebanggaan al-Jawi, kebanggaan orang-orang
Melayu di Haramain pada amkhir abad ke-20 M atau awal abad 15 H. Syeikh Yasin
bin Isa al-Fadani al-Makki wafat pada waktu Sahur malam Jum’at esoknya dan
dimakamkan di makam Ma’la Makah al-Mukarramah.

D. Syaikh Yasin Al-Fadani memang menyandang gelar “Musnid ad-Dunya”

Yasin Al-Fadani memang menyandang gelar “Musnid ad-Dunya” namun


jangan disalah artikan bahwa ia sekadar orang yang menjaga sekumpulan riwayat dan
nama-nama tokoh periwayatan dalam tradisi lisan dan literal bagi sekian hadits yang
sampai jalurnya kepada Rasulullah SAW. Gelar tersebut tak didapat Syaikh Yasin Al-
Fadani hanya karena banyaknya guru, yang mencapai lebih dari 700 orang guru, tapi
juga karena intensitas yang sangat tinggi dalam bidang yang ia geluti.

Mengeksplorasi karya-karya Syaikh Yasin Al-Fadani bukanlah perihal


gampang. Selain faktor minimnya karya-karya sang maestro sanad ini yang
ditemukan dalam bentuk utuh, tampaknya dari sekian karyanya yang telah tercetak
pun belum banyak yang beredar luas di tengah-tengah masyarakat pecinta turats
(khazanah klasik) Islam. Padahal Syaikh Yasin adalah seorang alim besar kaliber
dunia abad ke-14 H/20 M, yang memiliki sumbangsih melimpah bagi keilmuan Islam,
khususnya dalam upaya pelestarian tradisi sanad ilmu. Ia menjadi muara sanad berba-
gai fan ilmu-ilmu keislaman yang tiada taranya serta penyambung ilmu masa lalu dan
pada masanya bagi para thullabul ‘ilm (penuntut ilmu) era belakangan ini.

Ketenaran dan karyanya yang berlimpah membuat ‘Allamah Sayyid Saggaf


bin Muhammad As-Seggaf, seorang tokoh ulama Hadhramaut, memuji Al-Fadani
dengan sebutan Suyuthiyyu zamanih (Imam Suyuthi pada masanya). Pujian atas
karya-karyanya juga berdatangan dari ‘Allamah Sayyid Alawi bin Abbas Al-Maliki
Makkah, Syaikh Mahmud Said Mamduh Al-Mishri, Al-Faqih Habib Ali bin Syaikh
Bilfaqih Seiwun Hadhramaut, dan banyak ulama pada masanya.

Syaikh Yasin Al-Fadani memang menyandang gelar “Musnid ad-Dunya”,


namun jangan disalahartikan bahwa ia sekadar orang yang menjaga sekumpulan
riwayat dan nama-nama tokoh periwayatan dalam tradisi lisan dan literal bagi sekian
hadits yang sampai jalurnya kepada Rasulullah SAW. Gelar tersebut tak didapat
Syaikh Yasin Al-Fadani hanya karena banyaknya guru, yang mencapai lebih dari 700
orang guru, tapi juga karena intensitas yang sangat tinggi dalam bidang yang ia geluti.
Menengok syarahnya atas kitab Sunan Abi Dawud yang memuat ahadits al-ahkam
(hadits-hadits hukum) sebanyak 20 jilid, Ad-Durr al-Mandhud fi Syarh Sunan Abi
Dawud, tentunya itu menjadi petunjuk tentang kepakarannya yang lain sebagai se-
orang muhaddits, mujtahid, faqih, dan ushuli. Dan yang pasti, ia seorang penulis
syarah yang andal.

Memang Imam Ar-Rafi’i berpendapat bahwa seorang ulama bisa dikategori-


kan mujtahid cukup dengan mendalami Sunan Abi Dawud, meski pendapat ini di-
bantah An-Nawawi, dengan dalih hadits-hadits ahkam (hukum) tak hanya ada di
Sunan Abi Dawud. Namun khilaf kedua tokoh ini bukan poinnya, melainkan
menunjukkan bahwa Sunan Abi Dawud memiliki kedudukan cukup tinggi dalam
bidang hadits al-ahkam. Artinya, jika bukan seorang faqih, Al-Fadani tak mungkin
mampu mensyarahnya. Sayangnya Syarh Sunan Abu Dawud, yang masih dalam
bentuk manuskrip, tak kunjung hadir di toko-toko buku, disebabkan beberapa jilid
karya yang tersusun raib saat pindah rumah.

Merujuk pada kesaksian Syaikh Mahmud Said Mamduh, salah seorang


muridnya, Al-Fadani kerap kali menerima permintaan fatwa. Itu artinya, tokoh ini tak
hanya pakar dalam isnad, tapi juga ilmu syari’at lainnya.

Masih menurut Syaikh Mamduh, Al-Fadani juga sosok ulama yang sangat
tawadhu’ dan mendahulukan akhlaq atas ilmu. Karyanya mengenai ushul fiqh, Syarh
al-Luma’, sebanyak dua jilid yang tebal, sengaja tak dicetaknya, lantaran salah
seorang gurunya, Syaikh Yahya Aman, sudah terlebih dahulu mengirim naskah
dengan tema yang sama ke percetakan. Syaikh Yasin berkaca pada peristiwa
sebelumnya, saat mencetak Hasyiyah at-Taysir karyanya, yang ternyata membuat
karya serupa milik Syaikh Yahya Aman kurang dikenal. Dan ia mengutamakan
gurunya lebih dulu ketimbang dirinya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Yasin bin Isa al-Fadani dilahirkan di Mekah pada tahun 1335 H (bertepatan 17
juni1917 M). Ayahnya syeikh al-Muammar Isa al-Fadani adlah seorang ulama al-Jawi asal
Padang (Sumatera Barat) yang bermukim di Mekah. Syekh Muhammad Yasin Bin
Muhammad Isa Al-Fadani  meninggal di Mekkah, 20 Juli 1990 pada umur 75 tahun) adalah
seorang ahli sanad hadist, ilmu falak, bahasa Arab, dan pendiri madrasah Darul Ulum al-
Diniyyah, Mekkah. Ia merupakan putra ulama terkenal, Syekh Muhammad Isa Al-Fadani
asal Padang, Sumatera Barat.

Sejak abad 11 Hijriyah (17 Masehi) telah terjadi hubungan yang sangat intens dalam
dunia keilmuan dan keagamaan antara Timur Tengah dengan kepulauan nusantara. Hubungan
intens ini diawali dengan pengembaraan Abdur Rauf as-Singkili, putra Aceh yang haus akan
ilmu, ke kawasan Jazirah Arab selama 27 tahun, menjelajahi pusat-pusat ilmu di wilayah
tersebut mulai dari Zabid, Bait al-Faqih, Tarim (Hadramaut), Mekah, Madinah (Haramain)
dan kota-kota lain

B.     Saran

Dari pembahasan yag telah kami sajikan diatas, kami berharap setelah kita
mempelajari pelajaran mengenai biografi dan perjalanan Syeikh Muhammad Yasin Al Fadani
ini, agar bisa kita jadikan sebagai pedoman rujukan dalam melakukan pergaulan dalam
kehidupan baik berhubungan dengan ulama dan lebih menghormati ulama atau guru kita
juga bergaul antar sesama manusia, kemudian juga kami selaku pemakalah berharap kepada
para pembaca untuk membantu kami sehingga kami bisa memperbaiki makalah ini dan lebih
memantapkan pengetahuan kami

C. kritik

Demikian makalah yang dapat kami susun.Tentunya dalam penguraian di atas masih
banyak kengurangan dan kelemahan di dalamnya.Oleh karena itu, kritik dan saran pembaca
yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.Untuk itu apabila dalam pembuatan
makalah ini terdapat kesalahan dalam uraian, kami mohon maaf yang sebesar besarnya.
Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kelompok kami khususnya bagi para
pembaca umumnya amin
DAFTAR PUSTAKA

H. M. Bibit Suprapto, Ensiklopedi Ulama Nusantara, (Jakarta: Gelegar Media Indonesia,


2010).

http://m.majalah-alkisah.com/%E2%80%98allamah-fadilatusy-syaikh-muhammad-yasin-al-
fadani-dan-karya-karyanya-bukan-sekadar-pengumpul-sanad

Catatan kaki

1. ^ Martin van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat: Tradisi-tradisi Islam
di Indonesia, 1995
2. ^ Zuhairi Misrawi, Mekkah, Penerbit Buku Kompas, 2009
3. ^ Abdurrahman Wahid, Islam kosmopolitan: Nilai-nilai Indonesia dan Transformasi
Kebudayaan, Wahid Institute, 2007

Anda mungkin juga menyukai