DOSEN
DISUSUN OLEH
HARYANI
2018
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ...…………….…………..…………………..…….…..…… 15
B. Saran ...………………..………..…….…………………………..…...… 15
DAFTAR PUSTAKA..………..………………………………..……………..… 16
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang
ulama nusantara yang diantaranya Syeikh Muhammad Yasin Al Fadani bagi para
pembaca, dan makalah ini kami buat untuk menunjang Tugas Akhir Smester (UAS)
yang ditugaskan oleh dosen yaitu bapak Dr. H. Kholilurahman, MA. Dengan mata
kuliah Studi Naskah. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi dari makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalamani, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
( Haryani )
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ulama adalah bagian dari kesadaran sejarah pendidikan di dunia. Citra ulama
berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan dan perubahan konsep dan
persepsi manusia terhadap pendidikan dan kehidupan itu sendiri. pada mulanya
dikonsep sebagai kemampuan memberi dan mengembangkan pengetahuan peserta
didik. Tetapi, beberapa dasawarsa terakhir konsep, persepsi dan penilaian terhadap
profesi guru mulai bergeser.
Hal itu selain karena perubahan pandangan manusia-masyarakat terhadap
integritas seseorang yang berkaitan dengan produktivitas ekonomisnya, juga karena
perkembangan yang cukup radikal di bidang pengetahuan dan teknologi, terutama
bidang informasi dan komunikasi, yang kemudian mendorong pengembangan media
belajar dan paradigma teknologi pendidikan. Dalam perkembangan berikutnya,
sekaligus sebagai biasnya, guru mulai mengalami dilema eksistensial.
Oleh sebab itu makalah ini kami buat untuk mengulas tentang ulama nusantara
kita yang mendunia seperti Syeikh Muhammad Yasin Al Fadani sepak terjangnya
yang begitu kuat menghargai ilmu dan berguru kebeberapa ulama bahkan sampai
mencapai 700 ulama atau guru dieberapa Negara.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Yasin bin Isa al-Fadani dilahirkan di Mekah pada tahun 1335 H (bertepatan
17 juni1917 M). Ayahnya syeikh al-Muammar Isa al-Fadani adlah seorang ulama al-
Jawi asal Padang (Sumatera Barat) yang bermukim di Mekah. Syekh Muhammad
Yasin Bin Muhammad Isa Al-Fadani meninggal di Mekkah, 20 Juli 1990 pada umur
75 tahun) adalah seorang ahli sanad hadist, ilmu falak, bahasa Arab, dan pendiri
madrasah Darul Ulum al-Diniyyah, Mekkah.[1] Ia merupakan putra ulama terkenal,
Syekh Muhammad Isa Al-Fadani asal Padang, Sumatera Barat.[2]
Sejak abad 11 Hijriyah (17 Masehi) telah terjadi hubungan yang sangat intens
dalam dunia keilmuan dan keagamaan antara Timur Tengah dengan kepulauan
nusantara. Hubungan intens ini diawali dengan pengembaraan Abdur Rauf as-
Singkili, putra Aceh yang haus akan ilmu, ke kawasan Jazirah Arab selama 27 tahun,
menjelajahi pusat-pusat ilmu di wilayah tersebut mulai dari Zabid, Bait al-Faqih,
Tarim (Hadramaut), Mekah, Madinah (Haramain) dan kota-kota lain.
Pengembaraan ini diikuti oleh Muhammad Yusuf al-makassari yang berasal dari
Makassar dan dilanjutkan oleh ulama-ulama berikutnya. Pada abad ke 18-19 tercatat
nama-nama besar yang lama melanglang buana di kawasan Jazirah Arab untuk
menuntut ilmu hingga menjadi ulama terkemuka, baik yang tinggal di sana hingga
wafat maupun yang kembali ke tanah air. Diantara mereka adalah Muhammad Arsyad
al-Banjari, Abdus Shamad al-Falimbani, Dawud al-Fathani, Abdur Rahman al-
Battawi, Abdul Wahab al-Bugisi dan Muhammad Nafis al-Banjari. Kemudian disusul
oleh Ahmad Khatib Sambas, Abdul Gani Bima, Ahmad Rifa’I, Muhammad Khalil
Bangkalan, Nawawi al-Bantani, Abdul Karim al-Bantani (paman Nawawi), Mahfudz
at-Tarmisi, Shaleh as-Samarani, Ahmad al-Fathani, Yusuf Sumbawa dan Ahmad
Khatib al-Minangkabawi. Menjelang akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 ada
nama-nama Asnawi, Hasyim Asy’ari, Ahmad Dahlan, Abdul Wahab Hasbullah,
Nakrawi al-Banyumasi, Abdul Halim Majalengka, Abdul Karim Amrullah, Jamel
Jambek, Hasan Musthafa al-garuti, Sulaiman ar-Rasuli, dan banyak lagi nama-nama
lainnya. Pada pertengahan hingga akhir abad ke-20 tercatat nama-nama Muhsin al-
Falimbani al-Musawi, Janan Taib, Abdul Karim al-Banjari dan banyak lagi yang lain
termasuk Muhammad Yasin al-Fadani.
Syeikh Abul Fadl Muhammad Yasin al-Fadani pertama kali mengajar model
halaqah di Masjid al-Haram Mekah. Sejak tahun 1356 H (1946 M), ulama ini
mengajar di almamaternya Madrasah Darul Ulum ad-Diniyah dan sejak tahun 1359 H
(1949 M) sebagai wakil kepala madrasah sebelum akhirnya dipercaya sebagai
kepalanya. Madrasah ini pertama kali dipimpin oleh Syeikh Muhsin al-Falimbani
(1934-1935), kemudian Syeikh Zubair Ahmad (1935-1945) dan yang ketiga Syeikh
Ahmad Mansuri (1945-1965). Syeikh Yasin al-Fadani diangkat sebagai Kepala
Madrasah Darul Ulum yang ke empat pada tahun 1384 H (1964 M) yang dijabatnya
selama 26 tahun hingga ulama ini wafat 1410 H (1990 M). Di samping itu Syeikh
Yasin juga mendirikan madrasah khusus putrid yakni Madrasah Ibtidaiyyah Lil Banat
di Samiyah Mekah (1362 H/ 1942 M) dan mendirikan pondok pesantren pada tahun
1377 H (1953 M).
C. Karya – karya Syeikh Yasin Al Fadani
Sistem sanad merupakan salah satu mekanisme pencarian ilmu dan pengeta-
huan yang sempurna, karena setiap pengetahuan yang dipindahkan itu dapat
dipertanggungjawabkan otentisitas dan keabsahannya melalui rantaian periwayatan
setiap perawi. Ketelitian ini dapat dilihat dari kaidah ulama hadits dengan hanya
mengambil hadits dari perawi yang tsiqah (kuat). Begitu juga dengan kaidah disiplin
ilmu qira’at.
Disiplin ilmu sanad dianggap sebagai suatu yang sangat penting dalam men-
jamin keshahihan dan keaslian ilmu yang disampaikan sehingga dianggap sebagai
bagian masalah kepentingan agama. Dan inilah yang dilakoni oleh Syaikh Yasin Al-
Fadani. Ia menggelutinya dengan penuh perhatian. Melakukan rihlah (perjalanan),
meneliti, menguji (tahqiq dan takhrij), memeriksa para perawi, dan sebagainya,
dilakukan demi mencapai aspek mu’tabar bagi suatu hadits. Inilah amal penelitian
ilmu yang berlangsung sebagai tradisi dari masa salaf dan dilakoni Syaikh Yasin di
masanya dengan tidak mudah.
Karya ini menunjukkan nilai plus yang terkandung pada sosok Syaikh Yasin,
sebagai seorang ulama yang komplet. Kitab karyanya yang berjudul al-Fawaid al-
Janiyyah hasyiyah Al-Mawahib As-Saniyyah syarah Al-Fara’idh Al-Bahiyah Nazhm
Qawa’id al-Fiqhiyyah fi al-Asybah wa an-Nazha-ir ‘ala al-Madzhab asy-Syafi’iyyah
merupakan kitab hasyiyah (kitab yang berisi penjelasan atau komentar terhadap kitab
syarah) mengenai qawa`id fiqh (kaidah-kaidah fiqih) yang berjudul Al-Asybah wa
An-Nazha-ir ‘ala al-Madzhab asy-Syafi’iyyah, karya Imam As-Suyuthi. Kitab
tersebut hingga kini menjadi materi silabus mata kuliah Ushul Fiqh di Fakultas
Syari’ah Al-Azhar Kairo, karena disusun secara sistematis, sarat dengan penjelasan
kaidah-kaidah fiqih, dan mudah dipahami.
Di samping sebagai Syeikh dan mudir Madrasah Darul Ulum, Syeikh Yasin
al-Fadani juga seorang mu’allif (pengarang) kitab yang sangat produktif. Lebih dari
60 judul kitab telah ditulisnya, meliputi beberapa disiplin ilmu keagamaan, di
antaranya:
a. Ilmu Hadits: ad-Dar al-Mandlud Syarh Abu Dawud (20 jilid), Fath al-
Akam, Syarh Bulugh al-Maram (4 juz).
b. Ilmu Ushul Fiqh dan Qawaid: Bughyah al-Musytaq Syarah Luma’ Abi
Ishaq (2 juz); Khasiyah ala al-Ashbah Wa an-Nadha’ir; Tatmim ad-Duul
Ta’liqat Ala Madhul al-Ushul ila ilm al-Ushul; ad-Dur an-Nadhlid; Al-Fawaid
al-Janiyah; Ta’liqat ala Luma’ as-Syeikh Abi Ishaq; Idla;ah an-Nur; Khasiyah
ala al-Talattuf Syarah al-Ta’rif fi Ushul al-Fiqh; Nayl al-Ma’mul Hasiyyah
Ala Lub al-Ushul wa Syarh Ghayah al-Ushul.
c. Ilmu Alat dan lain-lain: Jani al-Tsam Syarh Mandhumat Manazil al-
Qomar; al-Mukhtashar al-Muhaddzab; al-Mawahib al-Jazilah; Tasynif al-
Sama’ Mukhtashar fi ilm al-Wadha’; Balaghah al-Musytaq fi ilm al-Istiqaq;
Manhal al-Ifadah; Husnu al-Shiyaghah Syarh Kitab Durus al-Balaghah;
Risalah fi al-Manthiq, Ittihaf al-Khalan Tandlih Tuhfah al-Ihwan fi ilm al-
Bayan; Al-Risalah al-Bayyaniyyah.
Di samping itu ulama besar ini juga telah menerjemahkan lebih dari 230 judul
kitab karya ulama-ulama sebelumnya. Sebagian besar karya Syeikh Yasin al-Fadani
baik karya asli maupun terjemahan (saduran) diterbitkan oleh penerbit-penerbit di
Kairo (Mesir) dan Bairut (Libanon).
Masih menurut Syaikh Mamduh, Al-Fadani juga sosok ulama yang sangat
tawadhu’ dan mendahulukan akhlaq atas ilmu. Karyanya mengenai ushul fiqh, Syarh
al-Luma’, sebanyak dua jilid yang tebal, sengaja tak dicetaknya, lantaran salah
seorang gurunya, Syaikh Yahya Aman, sudah terlebih dahulu mengirim naskah
dengan tema yang sama ke percetakan. Syaikh Yasin berkaca pada peristiwa
sebelumnya, saat mencetak Hasyiyah at-Taysir karyanya, yang ternyata membuat
karya serupa milik Syaikh Yahya Aman kurang dikenal. Dan ia mengutamakan
gurunya lebih dulu ketimbang dirinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Yasin bin Isa al-Fadani dilahirkan di Mekah pada tahun 1335 H (bertepatan 17
juni1917 M). Ayahnya syeikh al-Muammar Isa al-Fadani adlah seorang ulama al-Jawi asal
Padang (Sumatera Barat) yang bermukim di Mekah. Syekh Muhammad Yasin Bin
Muhammad Isa Al-Fadani meninggal di Mekkah, 20 Juli 1990 pada umur 75 tahun) adalah
seorang ahli sanad hadist, ilmu falak, bahasa Arab, dan pendiri madrasah Darul Ulum al-
Diniyyah, Mekkah. Ia merupakan putra ulama terkenal, Syekh Muhammad Isa Al-Fadani
asal Padang, Sumatera Barat.
Sejak abad 11 Hijriyah (17 Masehi) telah terjadi hubungan yang sangat intens dalam
dunia keilmuan dan keagamaan antara Timur Tengah dengan kepulauan nusantara. Hubungan
intens ini diawali dengan pengembaraan Abdur Rauf as-Singkili, putra Aceh yang haus akan
ilmu, ke kawasan Jazirah Arab selama 27 tahun, menjelajahi pusat-pusat ilmu di wilayah
tersebut mulai dari Zabid, Bait al-Faqih, Tarim (Hadramaut), Mekah, Madinah (Haramain)
dan kota-kota lain
B. Saran
Dari pembahasan yag telah kami sajikan diatas, kami berharap setelah kita
mempelajari pelajaran mengenai biografi dan perjalanan Syeikh Muhammad Yasin Al Fadani
ini, agar bisa kita jadikan sebagai pedoman rujukan dalam melakukan pergaulan dalam
kehidupan baik berhubungan dengan ulama dan lebih menghormati ulama atau guru kita
juga bergaul antar sesama manusia, kemudian juga kami selaku pemakalah berharap kepada
para pembaca untuk membantu kami sehingga kami bisa memperbaiki makalah ini dan lebih
memantapkan pengetahuan kami
C. kritik
Demikian makalah yang dapat kami susun.Tentunya dalam penguraian di atas masih
banyak kengurangan dan kelemahan di dalamnya.Oleh karena itu, kritik dan saran pembaca
yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.Untuk itu apabila dalam pembuatan
makalah ini terdapat kesalahan dalam uraian, kami mohon maaf yang sebesar besarnya.
Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kelompok kami khususnya bagi para
pembaca umumnya amin
DAFTAR PUSTAKA
http://m.majalah-alkisah.com/%E2%80%98allamah-fadilatusy-syaikh-muhammad-yasin-al-
fadani-dan-karya-karyanya-bukan-sekadar-pengumpul-sanad
Catatan kaki
1. ^ Martin van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat: Tradisi-tradisi Islam
di Indonesia, 1995
2. ^ Zuhairi Misrawi, Mekkah, Penerbit Buku Kompas, 2009
3. ^ Abdurrahman Wahid, Islam kosmopolitan: Nilai-nilai Indonesia dan Transformasi
Kebudayaan, Wahid Institute, 2007