TAFSIR HADIST
Oleh :
Oleh :
HARYANI ( PGMI )
NURBANI ( PGMI )
MAY YUSTIKASARI ( PAI )
Alhamdulillah rasa syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi
kami kesehatan sehingga kami dapat menyusun makalah Tafsir Hadist tentang tingkah laku
terpuji untuk presentasi dalam rangka mendukung proses pembelajaran ini dapat
terselesaikan.
Makalah Tafsir Hadist kali ini berisi tentang materi tingkah laku terpuji yang
berpedoman pada buku-buku Hadist yang ada. Makalah ini dapat terselesaikan karena
adanya keaktifan dari kelompok. Namun dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Sehingga kami mengharap kritik dan sarannya dari Dosen kami Bapak Dr. H.
Syafrudin, MA dan pembaca yang budiman, sehingga kami dapat memperbaikinya di lain
kesempatan.
Akhirnya, makalah ini diharapkan dapat membantu proses pembelajaran Tafsir Hadist
mengenai tingkah laku terpuji yaitu pentingnya kejujuran, kejujuran membawa kebajiakan,
dan orang yang jujur dapat pertolongan allah SWT.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sangat menghargai orang yang bersifat jujur. seorang muslim harus memiliki
tingkah laku terpuji sebagaimana tingkah laku terpiji yang dimiliki oleh rasulullah saw(sidiq,
tabbligh, amanah, fatonah), beliaulah panutan dan suritauladan kita sebagai umatnya. Sebagai
seorang muslim, walaupun semua itu sulit apa lagi dengan selalu diuji dengan godaan-godaan
setan, kita harus tetap berusaha dan terus menerus belajar untuk selalu memperbaiki tingkah
laku kita sehingga kita bias mencerminkan tingkah laku terpuji yang dimiliki oleh rasulullah
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hubungan sosial tingkah laku terpuji sangat menentukan kita dalam pandangan
orang lain terutama ketika kita sedang berbicara dengan seseorang yang lebih tua dari kita.
Namun, bukan berarti hanya dengan orang yang lebih tua lah kita berbicara sopan, dengan
teman sebayapun bahkan dengan seseorang usianya lebih muda dari kita, kita harus selalu
berusaha mencerminkan bahkan mencontohkan nya kepada mereka.
Beberapa Tingkah laku terpuji diantaranya yaitu bisa berupa Berbicara yang sopan,
kejujuran , budipekerti yang baik dan lain sebagainya. Jika kita perhatikan realita sekarang
tentang sebuah kejujuran sangtlah sulit kita temukan. Untuk itu mulai dari saat ini kita harus
menanamkan kejujuran mulai dari diri kita sendiri.
Kami mengharapkan makalah kami ini bisa dipahami terutama bisa diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan masalah
1. pengertian jujur
2. Pentingnya kejujuran
3. Kejujuran membawa kebajikan
4. Orang yang jujur mendapatkan pertolongan Allah
5. Tujuan pendidikan kejujuran didalam hadis nabi
6. Materi –materi pendidikan kejujuran didalam hadis nabi
7. Metode pengajaran tentang prilaku jujur
8. Evaluasi pengajaran tentang prilaku jujur
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui arti kejujuran
2. Untuk mengetahui pentingnya sikap jujur
3. Untuk mengetahui bahwa kejujuran membawa kebajikan
4. Untuk memahami bahwa orang jujur akan mendapatkan pertolongan Allah
5. Untuk mengrti bagaimana tujuan pendidikan kejujuran didalam hadis nabi
6. Untuk mengerti apa Materi –materi pendidikan kejujuran didalam hadis nabi
7. Mengetahui metode yang tepat dalam pembelajaran tentang kejujuran
8. Mengevaluasi berhasil tidaknya dengan metode yang dipergunakan
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian jujur dilihat dari segi bahasa adalah mengakui, berkata, atau pun
memberi suatu informasi yang sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi/kenyataan.
Dari segi bahasa, jujur dapat disebut juga sebagai antonim atau pun lawan kata
bohong yang artinya adalah berkata tau pun memberi informasi yang tidak sesuai
dengan kebenaran.
Jika diartikan secara lengkap, maka jujur merupakan sikap seseorang ketika
berhadapan dengan sesuatu atau pun fenomena tertentu dan menceritakan kejadian
tersebut tanpa ada perubahan/modifikasi sedikit pun atau benar-benar sesuai dengan
realita yang terjadi. Sikap jujur merupakan apa yang keluar dari dalam hati nurani
setiap manusia dan bukan merupakan apa yang keluar dari hasil pemikiran yang
melibatkan otak dan hawa nafsu
ص <لَّى هللاُ َعلَ ْي< ِهَ ِ<ال َر ُس <و ُل هللاَ <َ ق:ال َ َ ق،ُض َي هللاُ َع ْنه ِّ َع ْن أَبِي أُ َما َمةَ البَا ِه
ِ لي َر
<،ً<ان ُم ِحقّ<اَ <إن َك ْ َو،<را َء َ الجنَّ ِة لِ َم ْن تَ< َر
َ <ك ال ِم َ ْضِ ت فِي َرب ٍ «أَنَ<<ا َز ِعي ٌم ببَ ْي:َو َسلَّ َم
ٍ < َوبِبَ ْي،ًازح<ا
ت في أعلَى ْ َو،ب
َ إن َك
ِ <ان َم َ الجنَّ ِة لِ َم ْن تَ< َر
َ ك ال َك< ِذ ٍ َوبِبَ ْي
َ ت في َو َس ِط
َ ﴿ر َواهُ أَبُو َدا ُود بِإِ ْسنَا ٍد
(ص ِحيْح َ .»ُالجنَّ ِة لِ َم ْن َحس َُن ُخلُقُه
َ
Artinya:
“Abu umamah Al:bakhili ra berkata bahwa rasullullah saw bersabda, saya
dapat menjamin suatu rumah di kebun syurga untuk orang yang meninggalkan
perdebatan meskipun ia benar. Dan menjamin suatu rumah di pertengahan surga
bagi orang yang tidak berdusta meskipun bergurau.Dan menjamin suatu rumah di
bagian tertinggi dari surga bagi orang yang baik budi pekertinya.” (Hr abu daud
dengan sanad yang sahih)
Dalam hadis diatas, yang diriwayatkan oleh abu dawud dengan sanad yang
shahih itu yang telah ditulis dan diterangkan di dalam makalah ini bahwasannya ada
tiga perilaku dalam pergaulan dimasyarakat, yaitu meninggalkan perdebatan
meskipun ia benar, tidak berdusta meskipun bergurau, dan baik budi pekertinya.
Artinya:
Hal itu sangat pantas diterima oleh mereka yang jujur dan dipastikan tidak
akan berkhianat kepada siapa saja, baik kepada Allah SWT, manusia, maupun dirinya
sendiri. Orang yang jujur akan melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi
segala larangannya, serta mengikuti segala sunah Rasulallah SAW, karena hal itu
merupakan janjinya kepada Allah ketika mengucapkan dua kalimat syahadat.
Pada perinsipnya hadis diatas memberikan makna bahwa:
a Setiap perbuatan akan mendapatkan imbalan sesuai dengan
perbuatannya.
b. Siddiq sebagai cerminan kebaikan,
C. Dusta merupakan gambaran setiap yang jahat.
Jika seorang berusaha untuk berkata benar, manfaatnya bukan hanya bagi
dirinya tetapi juga bagi orang lain. Begitupun sebaliknya, jika seseorang berkata
dusta, perbuatnnya itu selain merugikan dirinya juga merugikan orang lain karena
tidak akan ada lagi orang yang mempercayainya. Padahal kepercayaan seseorang sulit
menemukan kesuksesan, bahkan tidak mustahil hidupnya akan cepat hancur.
Oleh karena itu kejujuran menuntun pelakunya pada kebaikan dan
menuntunnya masuk surga, dan ia dicatat sebagai orang yang siddiq. Sebaliknya,
berdusta akan menuntun pelakunya kepada perbuatan curang dan menuntunnya
masuk neraka, dan ia dicatat sebagai pendusta.
Orang yang sudah benar-benar memiliki sifat jujurakan merasa takut setiap
mengucapkan kebohongan karena ia tahu Allah maha melihat dan malaikat rokib atid
akan mencatat amal baik dan buruknya.
4. Orang Yang Jujur Dapat Pertolongan Allah (AN: 19)
« َم ْن: قَ<<ا َل،صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس <لَّ َم ِ َع ْن أَبِي هُ َري َْرةَ َر
َ َع ِن النَّبِ ِّي،ُض َي هَّللا ُ َع ْنه
.»ُ اس ي ُِري ُد أَ َدا َءهَا أَ َّدى هَّللا ُ َع ْنهُ َو َم ْن أَ َخ َذ ي ُِري ُد إِ ْتاَل فَهَا أَ ْتلَفَ <هُ هَّللا َ أَ َخ َذ أَ ْم َو
ِ َّال الن
﴾اجه َو َغ ْي ُرهُ َما
َ ي َواب ُْن َم ِ ﴿ر َواهُ الب َُخ
ّ ار َ
Artinya:
”Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang
siapa yang menggunakan harta orang lain (untuk berdagang) dan dia ingin
mengembalikannya, maka Allah akan (membantu) mengembalikannya. Dan barang
siapa mengambilnya dengan maksud untuk merusaknya Allah pun akan
merusaknya.” (HR Bukhari, ibnu majjah, dan selainnya).
ص <لَّى هللاُ َعلَ ْي< ِهَ ِ<ال َر ُس <و ُل هللاَ <َ ق:ال َ َ ق،ُض َي هللاُ َع ْنه ِّ َع ْن أَبِي أُ َما َمةَ البَا ِه
ِ لي َر
<،ً<ان ُم ِحقّ<اَ <إن َك ْ َو،<را َء َ الجنَّ ِة لِ َم ْن تَ< َر
َ <ك ال ِم َ ْضِ ت فِي َرب ٍ «أَنَ<<ا َز ِعي ٌم ببَ ْي:َو َسلَّ َم
ٍ < َوبِبَ ْي،ًازح<ا
ت في أعلَى ْ َو،ب
َ إن َك
ِ <ان َم َ الجنَّ ِة لِ َم ْن تَ< َر
َ ك ال َك< ِذ ٍ َوبِبَ ْي
َ ت في َو َس ِط
َ ﴿ر َواهُ أَبُو َدا ُود بِإِ ْسنَا ٍد
(ص ِحيْح َ .»ُالجنَّ ِة لِ َم ْن َحس َُن ُخلُقُه
َ
Artinya:
“Abu umamah Al:bakhili ra berkata bahwa rasullullah saw bersabda, saya
dapat menjamin suatu rumah di kebun syurga untuk orang yang meninggalkan
perdebatan meskipun ia benar. Dan menjamin suatu rumah di pertengahan surga
bagi orang yang tidak berdusta meskipun bergurau.Dan menjamin suatu rumah di
bagian tertinggi dari surga bagi orang yang baik budi pekertinya.” (Hr abu daud
dengan sanad yang sahih)
« َم ْن: قَ<<ا َل،صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس <لَّ َم ِ َع ْن أَبِي هُ َري َْرةَ َر
َ َع ِن النَّبِ ِّي،ُض َي هَّللا ُ َع ْنه
.»ُ اس ي ُِري ُد أَ َدا َءهَا أَ َّدى هَّللا ُ َع ْنهُ َو َم ْن أَ َخ َذ ي ُِري ُد إِ ْتاَل فَهَا أَ ْتلَفَ <هُ هَّللا َ أَ َخ َذ أَ ْم َو
ِ َّال الن
﴾اجه َو َغ ْي ُرهُ َما
َ ي َواب ُْن َم ِ ﴿ر َواهُ الب َُخ
ّ ار َ
Artinya:
”Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang
siapa yang menggunakan harta orang lain (untuk berdagang) dan dia ingin
mengembalikannya, maka Allah akan (membantu) mengembalikannya. Dan barang
siapa mengambilnya dengan maksud untuk merusaknya Allah pun akan
merusaknya.” (HR Bukhari, ibnu majjah, dan selainnya).
b. Keteladanan
Keteladanan adalah salah satu cara yang efektif untuk menanamkan
sikap jujur pada anak. Ketaladan dapat dilakukan oleh guru atau orang tua
sebagai guru atau orang tua kita harus memberikan keteladan berupa ucapan
yang baik, tidak kasar, sikap jujur, serta memberikan rasa aman dan nyaman
terhadap anak. Karna anak anak akan cendrung bersikap sesuai dengan apa
yang mereka lihat dan mereka dengar,stimulus-stimulus berupa pembiasaan
untuk bersikap jujurakan menghasilkan respon-responberupa kejujuran pada
diri anak dan akan menjadi krakter anak.
c. Hukuman
Untuk menumbuhkan sikap kejujuran pada diri seorang anak kita bisa
menggunakan sebuah hukuman karna hukuman bisa menjadi stimulasiyang
mampu meminimalisir prilaku tidak jujur yang dilakukan oleh anak. Dalam
memberikan hukuman kepada anak harus yang bernilai positif dan bersifat
mendiddik sehingga anak bisa belajar dari kesalah yang diperbuatnya.
4. Evaluasi Pengajaran Tentang Sikap Jujur
Dari ketiga metode di atas semua bertujuan untuk membina dan
membentukprilaku terpuji dalam diri setiap anak. Namun untuk menerapkan
metode di atas kita harus mengetahui kekurangan dan kelebihan setiap metode
tersebut seperti metode keteladanan dan metode hukuman
Metode keteladanan yang dimaksud yaitu hal-hal yang dapat ditiru
atau di contoh oleh seseorang dari orang lain, namun keteladanan yang
dimaksud disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat
pendidikan islam, yaitu keteladanan yang baik, sesuai dengan pengertian
uswah dalam ayat-alqur'an.
Metode keteladanan memiliki beberapa kelebihan yaitu: memudahkan
anak dalam menerapkan ilmu yang dipelajarinya, mendorong anak untuk
selalu berbuat baik, tercipta situasi yang baik dalam lingkungan sekolah,
keluarga dan masyarakat.metode berikutnya adalah hukuman metode ini
memiliki beberapa kelebihan yaitu: hukuman akan menjadikan perbaikan-
perbaiakan pada anak, anak tidak lagi melakukan kesalahan yang sama.
Namun metode ini juga memiliki kelemahan yaitu; akan memberikan rasa
takut dan kurang percaya diri, dan membuat anak menjadi
pembohong/berdusta ( takut dihukum ).
BAB III
PENUTUP
A. Kritik
Demikian makalah yang dapat kami susun.Tentunya dalam penguraian di atas masih
banyak kengurangan dan kelemahan di dalamnya.Oleh karena itu, kritik dan saran pembaca
yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.Untuk itu apabila dalam pembuatan
makalah ini terdapat kesalahan dalam uraian, kami mohon maaf yang sebesar besarnya.
Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kelompok kami khususnya bagi para
pembaca umumnya amin.
B. Saran
Demikianlah makaalah ini kami buat, tentuya masih banyak kesalahn dan kekurangan.
Saran dan kritik yang membangun kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat dan kita
dapat selalu berbuat kebaikan