Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TAFSIR HADIST

TENTANG TINGKAH LAKU TERPUJI

Oleh :

Oleh :

HARYANI ( PGMI )
NURBANI ( PGMI )
MAY YUSTIKASARI ( PAI )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


STAI AL-AQIDAH AL-HISYIMIYAH
JAKARTA
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah rasa syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi
kami kesehatan sehingga kami dapat menyusun makalah Tafsir Hadist tentang tingkah laku
terpuji untuk presentasi dalam rangka mendukung proses pembelajaran ini dapat
terselesaikan.

Makalah Tafsir Hadist kali ini berisi tentang materi tingkah laku terpuji yang
berpedoman pada buku-buku Hadist yang ada. Makalah ini dapat terselesaikan karena
adanya keaktifan dari kelompok. Namun dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Sehingga kami mengharap kritik dan sarannya dari Dosen kami Bapak Dr. H.
Syafrudin, MA dan pembaca yang budiman, sehingga kami dapat memperbaikinya di lain
kesempatan.

Akhirnya, makalah ini diharapkan dapat membantu proses pembelajaran Tafsir Hadist
mengenai tingkah laku terpuji yaitu pentingnya kejujuran, kejujuran membawa kebajiakan,
dan orang yang jujur dapat pertolongan allah SWT.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam  sangat menghargai orang yang bersifat jujur. seorang muslim harus memiliki
tingkah laku  terpuji sebagaimana tingkah laku terpiji yang dimiliki oleh rasulullah saw(sidiq,
tabbligh, amanah, fatonah), beliaulah panutan dan suritauladan kita sebagai umatnya. Sebagai
seorang muslim, walaupun semua itu sulit apa lagi dengan selalu diuji dengan godaan-godaan
setan,  kita harus tetap berusaha dan terus menerus belajar untuk selalu memperbaiki tingkah
laku kita sehingga kita bias mencerminkan tingkah laku terpuji yang dimiliki oleh rasulullah
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hubungan sosial tingkah laku terpuji sangat menentukan kita dalam pandangan
orang lain terutama ketika kita sedang berbicara dengan seseorang yang lebih tua dari kita.
Namun, bukan berarti hanya dengan orang yang lebih tua lah  kita berbicara sopan, dengan
teman sebayapun bahkan dengan seseorang  usianya lebih muda dari kita, kita harus selalu
berusaha mencerminkan bahkan mencontohkan nya kepada mereka.
Beberapa Tingkah laku terpuji diantaranya yaitu bisa berupa Berbicara yang sopan,
kejujuran , budipekerti  yang baik dan lain sebagainya. Jika kita perhatikan realita sekarang
tentang sebuah kejujuran  sangtlah sulit kita temukan.  Untuk itu mulai dari saat ini kita harus
menanamkan kejujuran mulai dari diri kita sendiri.
Kami mengharapkan  makalah kami ini bisa dipahami terutama bisa diterapkan 
dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan masalah 
1. pengertian jujur
2. Pentingnya kejujuran
3. Kejujuran membawa kebajikan
4. Orang yang jujur mendapatkan pertolongan Allah
5. Tujuan pendidikan kejujuran didalam hadis nabi
6. Materi –materi pendidikan kejujuran didalam hadis nabi
7. Metode pengajaran tentang prilaku jujur
8. Evaluasi pengajaran tentang prilaku jujur
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui arti kejujuran
2. Untuk mengetahui pentingnya sikap jujur
3. Untuk mengetahui bahwa kejujuran membawa kebajikan
4. Untuk memahami bahwa orang jujur akan mendapatkan pertolongan Allah
5. Untuk mengrti bagaimana tujuan pendidikan kejujuran didalam hadis nabi
6. Untuk mengerti apa Materi –materi pendidikan kejujuran didalam hadis nabi
7. Mengetahui metode yang tepat dalam pembelajaran tentang kejujuran
8. Mengevaluasi berhasil tidaknya dengan metode yang dipergunakan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tingkah laku terpuji ( Jujur )


1. Definisi dan Pengertian jujur

Pengertian jujur dilihat dari segi bahasa adalah mengakui, berkata, atau pun
memberi suatu informasi yang sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi/kenyataan.
Dari segi bahasa, jujur dapat disebut juga sebagai antonim atau pun lawan kata
bohong yang artinya adalah berkata tau pun memberi informasi yang tidak sesuai
dengan kebenaran.

Jika diartikan secara lengkap, maka jujur merupakan sikap seseorang ketika
berhadapan dengan sesuatu atau pun fenomena tertentu dan menceritakan kejadian
tersebut tanpa ada perubahan/modifikasi sedikit pun atau benar-benar sesuai dengan
realita yang terjadi. Sikap jujur merupakan apa yang keluar dari dalam hati nurani
setiap manusia dan bukan merupakan apa yang keluar dari hasil pemikiran yang
melibatkan otak dan hawa nafsu

2.  Pentingnya Kejujuran

Pentingnya kejujuran dalam islam telah diatur sebagaimana yang dikatakan


rasullullah SAW di dalam hadistnya:

‫ص <لَّى هللاُ َعلَ ْي< ِه‬َ ِ‫<ال َر ُس <و ُل هللا‬َ <َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،ُ‫ض َي هللاُ َع ْنه‬ ِّ ‫َع ْن أَبِي أُ َما َمةَ البَا ِه‬
ِ ‫لي َر‬
<،ً‫<ان ُم ِحقّ<ا‬َ <‫إن َك‬ ْ ‫ َو‬،‫<را َء‬ َ ‫الجنَّ ِة لِ َم ْن تَ< َر‬
َ <‫ك ال ِم‬ َ ‫ْض‬ِ ‫ت فِي َرب‬ ٍ ‫ «أَنَ<<ا َز ِعي ٌم ببَ ْي‬:‫َو َسلَّ َم‬
ٍ ‫< َوبِبَ ْي‬،ً‫ازح<ا‬
‫ت في أعلَى‬ ْ ‫ َو‬،‫ب‬
َ ‫إن َك‬
ِ ‫<ان َم‬ َ ‫الجنَّ ِة لِ َم ْن تَ< َر‬
َ ‫ك ال َك< ِذ‬ ٍ ‫َوبِبَ ْي‬
َ ‫ت في َو َس ِط‬
َ ‫﴿ر َواهُ أَبُو َدا ُود بِإِ ْسنَا ٍد‬
(‫ص ِحيْح‬ َ .»ُ‫الجنَّ ِة لِ َم ْن َحس َُن ُخلُقُه‬
َ
Artinya:
“Abu umamah Al:bakhili ra berkata bahwa rasullullah saw bersabda, saya
dapat menjamin suatu rumah di kebun syurga untuk orang yang meninggalkan
perdebatan meskipun ia benar. Dan menjamin suatu rumah di pertengahan surga
bagi orang yang tidak berdusta meskipun bergurau.Dan menjamin suatu rumah di
bagian tertinggi dari surga bagi orang yang baik budi pekertinya.” (Hr abu daud
dengan sanad yang sahih)

Penjelasan isi kandungan hadis di atas


Hadis diatas menerangkan tiga perilaku penting yang mendapatkan jaminan
surga dari rasulullah bagi mereka yang memilikinya. Tentu saja, ke tiga perilaku ini
harus di iringi berbagai kewajiban lainnya yang telah ditentukan Islam. Ketiga
perilaku tersebut adalah:
a. Orang yang meninggalkan perdebatan meskipun dia benar.
Berdebat atau berbantah-bantahan adalah suatu pernyataan dengan
maksud untuk menjadikan orang lain memahami suatu pendapat atau
mengurangi kewibawaan lawan debat dengan cara mencela ucapannya
sekalipun orang yang mendebatnya itu tidak tahu persis permasalahan, karna
kebodohan. Meskipun tidak semua bentuk perdebatan dilarang dalam islam
apa lagi kalau bedebat dalam mempertahankan akidah. Hanya saja, perdebatan
sering kali membuat orang lupa diri terutama jika perdebatannya didasari oleh
keegoan masing-masing, bukan di dasarkan pada keinginan untuk mencari
kebenaran.
b. Orang yang tidak berdusta meskipun bergurau
Berdusta adalah menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan
kenyataan sebenarnya. Dusta sangat dilarang dalam islam. Karena selain
merugikan diri sendiri, juga merugikan orang lain. Sebaliknya, islam sangat
menghargai orang yang bersifat jujur walupun dalam bercanda. Orang-orang
yang selalu jujur, sekali pun dalam bercanda sebagaimana di sebutkan dalam
hadis diatas dijaminkan oleh rasuallah saw. Satu tempat ditengah surga.
c. Orang yang baik budi pekertinya
Sifat lainnya yang meningkatkan derajat seseorang disisi Allah SWT.
Dan juga dalam pandangan manusia adalah akhlak terpuji. Sifat orang yang
berakhlak mulia, diantaranya adalah berusaha untuk membantu orang lain
dalam perkara yang baik, dan menjaga diri dari perbuatan jahat. Orang yang
memiliki sifat seperti itu selain dijanjikan surga sebagaimana dinyatakan
dalam hadis diatas, juga dianggap sebagi orang yang paling baik diantara
sesama manusia lain.

Dalam hadis diatas, yang diriwayatkan oleh abu dawud dengan sanad yang
shahih itu yang telah ditulis dan diterangkan di dalam makalah ini bahwasannya ada
tiga perilaku dalam  pergaulan dimasyarakat, yaitu meninggalkan perdebatan
meskipun ia benar, tidak berdusta meskipun bergurau, dan baik budi pekertinya.

3. Kejujuran Membawa Kebajikan

،‫ص<لَّى هللاُ َعلَ ْي< ِه َو َس<لَّ َم‬


َ ‫ َع ِن النَّبِ ِّي‬،ُ‫ض َي هللاُ َع ْنه‬ ُ ‫َح ِد‬
ِ ‫يث َع ْب ِد هللا ب ِْن َم ْسعُو ٍد َر‬
‫ وإِ َّن ال َّر ُج< َل‬،‫الجنَّ ِة‬
َ ‫ َوإِ َّن البِ< َّر يَ ْه< ِدي إِلَى‬، ِّ‫ق يَ ْه< ِدي إِلَى البِ<<ر‬
َ ‫ص ْد‬
ِّ ‫ «إِ َّن ال‬:‫ال‬َ َ‫ق‬
‫ َوإِ َّن الفُ ُج<<و َر‬،‫<ور‬
ِ <‫ب يَ ْه< ِدي إِلَى الفُ ُج‬ َ ‫ َوإِ َّن ال َك< ِذ‬.‫ص<دِّيقًا‬
ِ ‫<ون‬ َ <‫ق َحتَّى يَ ُك‬ ْ َ‫لَي‬
ُ ‫ص< ُد‬
ُ‫ ﴿أَ ْخ َر َج< ه‬.»‫<ذابًا‬
َّ <‫ب ِع ْن< َد هللا َك‬
َ َ‫<ل لَيَ ْك< ِذبُ َحتَّى يُ ْكت‬ ِ َّ‫يَهْ< ِدي إِلَى الن‬
َ <‫ َوإِ َّن ال َّر ُج‬،‫ار‬
ِ ‫البُ َخ‬
﴾ّ‫اري‬

Artinya:

“Abdullah ibnu mas’ud berkata bahwa nabi saw bersabda, “sesungguhnya


benar (jujur) itu menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan itu menuntun kesurga, dan
seseorang itu berlaku benar sehingga tercatat disisi Allah sebagai seorang yang
siddiq ( yang sangat jujur dan benar). Dan dusta menuntun kepada curang, dan
curang itu menuntun kedalam neraka.Dan seorang yang berdusta sehingga tercatat
disisi Allah sebagai pendusta.” (dikeluarkan oleh imam bukhari dalam
kitab”tatakrama”bab:firman Allah ta’ala: hai orang-orang yang beriman
bertaqwalah kepada Allah dan jadilah kamu semua bersama orang-orang yang
benar.)
Penjelasan isi kandungan hadis diatas
Hadist diatas menjelaskan bahwa berbagai kebaikan dan pahala akan diberikan
kepada orang yang jujur, baik di dunia maupun kelak diakhirat. Ia akan dimasukan
kedalam surga dan mendapat gelar yang sangat terhormat, yaitu siddiq, artinya orang
yang sangat jujur dan benar.

Hal itu sangat pantas diterima oleh mereka yang jujur dan dipastikan tidak
akan berkhianat kepada siapa saja, baik kepada Allah SWT, manusia, maupun dirinya
sendiri. Orang yang jujur akan melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi
segala larangannya, serta mengikuti segala sunah Rasulallah SAW, karena hal itu
merupakan janjinya kepada Allah ketika mengucapkan dua kalimat syahadat.
Pada perinsipnya hadis diatas memberikan makna bahwa:
 a Setiap perbuatan akan mendapatkan imbalan sesuai dengan
perbuatannya.
b. Siddiq sebagai cerminan kebaikan,
C. Dusta merupakan gambaran setiap yang jahat.

Jika seorang berusaha untuk berkata benar, manfaatnya bukan hanya bagi
dirinya tetapi juga bagi orang lain. Begitupun sebaliknya, jika seseorang berkata
dusta, perbuatnnya itu selain merugikan dirinya juga merugikan orang lain karena
tidak akan ada lagi orang yang mempercayainya. Padahal kepercayaan seseorang sulit
menemukan kesuksesan, bahkan tidak mustahil hidupnya akan cepat hancur.
Oleh karena itu kejujuran menuntun pelakunya pada kebaikan dan
menuntunnya masuk surga, dan ia dicatat sebagai orang yang siddiq. Sebaliknya,
berdusta akan menuntun pelakunya kepada perbuatan curang dan menuntunnya
masuk neraka, dan ia dicatat sebagai pendusta.
Orang yang sudah benar-benar memiliki sifat jujurakan merasa takut setiap
mengucapkan kebohongan karena ia tahu Allah maha melihat dan malaikat rokib atid
akan mencatat amal baik dan buruknya.
4. Orang Yang Jujur Dapat Pertolongan Allah (AN: 19)

‫ « َم ْن‬:‫ قَ<<ا َل‬،‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس <لَّ َم‬ ِ ‫َع ْن أَبِي هُ َري َْرةَ َر‬
َ ‫ َع ِن النَّبِ ِّي‬،ُ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنه‬
.»ُ ‫اس ي ُِري ُد أَ َدا َءهَا أَ َّدى هَّللا ُ َع ْنهُ َو َم ْن أَ َخ َذ ي ُِري ُد إِ ْتاَل فَهَا أَ ْتلَفَ <هُ هَّللا‬ َ ‫أَ َخ َذ أَ ْم َو‬
ِ َّ‫ال الن‬
﴾‫اجه َو َغ ْي ُرهُ َما‬
َ ‫ي َواب ُْن َم‬ ِ ‫﴿ر َواهُ الب َُخ‬
ّ ‫ار‬ َ

Artinya:
”Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang
siapa yang menggunakan harta orang lain (untuk berdagang) dan dia ingin
mengembalikannya, maka Allah akan (membantu) mengembalikannya. Dan barang
siapa mengambilnya dengan maksud untuk merusaknya Allah pun akan
merusaknya.” (HR Bukhari, ibnu majjah, dan selainnya).

Penjelasan isi kandungan hadis diatas


Dalam kehidupan masyarakat, ada sebagian orang yang suka meminjam uang
atau barang kepada orang lain untuk digunakan sebagai penunjang usahanya. hal itu
dibolehkan dalam islam dan Allah SWT. Akan menolong mereka kedalam kebaikan
beniat untuk menggunakannya sebagai penunjang usahanya dan berniat untuk
mengembalikan kepada pemiliknya.Peminjam tidak berniat menipu pemilik modal
dengan menggunakan uang yang dipinjamnya untuk berfoya-foya sehingga uang
tersebut habis begitu saja dan ia sendiri tidak memiliki uang untuk menggantinya, hal
itu merugikan pemilik modal karna akan menghentikan usahanya, yang sangat
penting untuk membiayai keluarganya.
Dalam hadis di atas mengajarkan kita untuk berkata jujur karena orang yang
jujur akan mendapatkan pertolongan dari Allah swt. Hadis ini juga mengajarkan kita
bagaimana cara pinjam meminjam (menggunakan harta orang lain) dengan baik,
karena harta yang dipinjam itu merupakan suatu amanat yang dipercayakan oleh
pemilik kepadanya.
B. Urgensi Pendidikan kejujuran dalam hadits nabi
1. Tujuan pendidikan kejujuran
a. Membentuk pribadi muslim yang berakhlakul karimah.
b. Pembentukan akhlak terpuji bagi anak
c. Pembinaan moral anak
d. Pembentukan sikap dan pribadi
e. Dapat menerapkan sikap yang berakhlak mulia dan tidak melakukan
akhlak tercela. Misalnya berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk
kepada kita, berbuat adil dan bersilaturahim dan menepati janji

2. Materi-materi tentang pendidikan kejujuran


Kejujuran dalam islam telah diatur sebagaimana yang dikatakan rasullullah
SAW di dalam hadistnya:

‫ص <لَّى هللاُ َعلَ ْي< ِه‬َ ِ‫<ال َر ُس <و ُل هللا‬َ <َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،ُ‫ض َي هللاُ َع ْنه‬ ِّ ‫َع ْن أَبِي أُ َما َمةَ البَا ِه‬
ِ ‫لي َر‬
<،ً‫<ان ُم ِحقّ<ا‬َ <‫إن َك‬ ْ ‫ َو‬،‫<را َء‬ َ ‫الجنَّ ِة لِ َم ْن تَ< َر‬
َ <‫ك ال ِم‬ َ ‫ْض‬ِ ‫ت فِي َرب‬ ٍ ‫ «أَنَ<<ا َز ِعي ٌم ببَ ْي‬:‫َو َسلَّ َم‬
ٍ ‫< َوبِبَ ْي‬،ً‫ازح<ا‬
‫ت في أعلَى‬ ْ ‫ َو‬،‫ب‬
َ ‫إن َك‬
ِ ‫<ان َم‬ َ ‫الجنَّ ِة لِ َم ْن تَ< َر‬
َ ‫ك ال َك< ِذ‬ ٍ ‫َوبِبَ ْي‬
َ ‫ت في َو َس ِط‬
َ ‫﴿ر َواهُ أَبُو َدا ُود بِإِ ْسنَا ٍد‬
(‫ص ِحيْح‬ َ .»ُ‫الجنَّ ِة لِ َم ْن َحس َُن ُخلُقُه‬
َ
Artinya:
“Abu umamah Al:bakhili ra berkata bahwa rasullullah saw bersabda, saya
dapat menjamin suatu rumah di kebun syurga untuk orang yang meninggalkan
perdebatan meskipun ia benar. Dan menjamin suatu rumah di pertengahan surga
bagi orang yang tidak berdusta meskipun bergurau.Dan menjamin suatu rumah di
bagian tertinggi dari surga bagi orang yang baik budi pekertinya.” (Hr abu daud
dengan sanad yang sahih)

‫ « َم ْن‬:‫ قَ<<ا َل‬،‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس <لَّ َم‬ ِ ‫َع ْن أَبِي هُ َري َْرةَ َر‬
َ ‫ َع ِن النَّبِ ِّي‬،ُ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنه‬
.»ُ ‫اس ي ُِري ُد أَ َدا َءهَا أَ َّدى هَّللا ُ َع ْنهُ َو َم ْن أَ َخ َذ ي ُِري ُد إِ ْتاَل فَهَا أَ ْتلَفَ <هُ هَّللا‬ َ ‫أَ َخ َذ أَ ْم َو‬
ِ َّ‫ال الن‬
﴾‫اجه َو َغ ْي ُرهُ َما‬
َ ‫ي َواب ُْن َم‬ ِ ‫﴿ر َواهُ الب َُخ‬
ّ ‫ار‬ َ
Artinya:
”Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang
siapa yang menggunakan harta orang lain (untuk berdagang) dan dia ingin
mengembalikannya, maka Allah akan (membantu) mengembalikannya. Dan barang
siapa mengambilnya dengan maksud untuk merusaknya Allah pun akan
merusaknya.” (HR Bukhari, ibnu majjah, dan selainnya).

3. Metode Pengajaran Tentang Sikap Jujur


a. Mendongeng/ bercerita
Membacakan cerita/mendongengi anak bisadilakukan untuk
menanamkan sikap jujur pada anak. Cara ini dianggap sangat efektifkarena
umumnya anak-anak menyukai cerita/dongeng. Apalagi jika dilakukan dengan
nada,intonasi, mimik muka, dan gerakan-gerakan yangbisa membuatnya
fokus. Tentu sajapilihlah cerita yang ringan dan sesuai dengan
usiaperkembangannya. Jangan sampai justrumembuat mereka
ketakutan.Cerita/dongengbinatang (Fabel) bisa mengantarkan mereka
melakukan hal-hal yang terpuji dan disukai oleh orang banyak termasuk
berlaku jujur.

b. Keteladanan
Keteladanan adalah salah satu cara yang efektif untuk menanamkan
sikap jujur pada anak. Ketaladan dapat dilakukan oleh guru atau orang tua
sebagai guru atau orang tua kita harus memberikan keteladan berupa ucapan
yang baik, tidak kasar, sikap jujur, serta memberikan rasa aman dan nyaman
terhadap anak. Karna anak anak akan cendrung bersikap sesuai dengan apa
yang mereka lihat dan mereka dengar,stimulus-stimulus berupa pembiasaan
untuk bersikap jujurakan menghasilkan respon-responberupa kejujuran pada
diri anak dan akan menjadi krakter anak.

c. Hukuman
Untuk menumbuhkan sikap kejujuran pada diri seorang anak kita bisa
menggunakan sebuah hukuman karna hukuman bisa menjadi stimulasiyang
mampu meminimalisir prilaku tidak jujur yang dilakukan oleh anak. Dalam
memberikan hukuman kepada anak harus yang bernilai positif dan bersifat
mendiddik sehingga anak bisa belajar dari kesalah yang diperbuatnya.
4. Evaluasi Pengajaran Tentang Sikap Jujur
Dari ketiga metode di atas semua bertujuan untuk membina dan
membentukprilaku terpuji dalam diri setiap anak. Namun untuk menerapkan
metode di atas kita harus mengetahui kekurangan dan kelebihan setiap metode
tersebut seperti metode keteladanan dan metode hukuman
Metode keteladanan yang dimaksud yaitu hal-hal yang dapat ditiru
atau di contoh oleh seseorang dari orang lain, namun keteladanan yang
dimaksud disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat
pendidikan islam, yaitu keteladanan yang baik, sesuai dengan pengertian
uswah dalam ayat-alqur'an.
Metode keteladanan memiliki beberapa kelebihan yaitu: memudahkan
anak dalam menerapkan ilmu yang dipelajarinya, mendorong anak untuk
selalu berbuat baik, tercipta situasi yang baik dalam lingkungan sekolah,
keluarga dan masyarakat.metode berikutnya adalah hukuman metode ini
memiliki beberapa kelebihan yaitu: hukuman akan menjadikan perbaikan-
perbaiakan pada anak, anak tidak lagi melakukan kesalahan yang sama.
Namun metode ini juga memiliki kelemahan yaitu; akan memberikan rasa
takut dan kurang percaya diri, dan membuat anak menjadi
pembohong/berdusta ( takut dihukum ).
BAB III
PENUTUP

A. Kritik

Demikian makalah yang dapat kami susun.Tentunya dalam penguraian di atas masih
banyak kengurangan dan kelemahan di dalamnya.Oleh karena itu, kritik dan saran pembaca
yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.Untuk itu apabila dalam pembuatan
makalah ini terdapat kesalahan dalam uraian, kami mohon maaf yang sebesar besarnya.
Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kelompok kami khususnya bagi para
pembaca umumnya amin.

B. Saran
Demikianlah makaalah ini kami buat, tentuya masih banyak kesalahn dan kekurangan.
Saran dan kritik yang membangun kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat dan kita
dapat selalu berbuat kebaikan

Anda mungkin juga menyukai