Disusun Oleh :
ASYAWATI KASIM
( 1011421101 )
FAKULTAS HUKUM
TP. 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan rahmatnya saya
dapat menyelesaikan penulisan hasil laporan dalam sebuah Karya tulis yang saya
beri judul “KEJUJURAN” ini dengan baik; Karya ulis ini saya lakukan untuk
memenuhi tugas Agama islam sekaligus memperdalam dan mempraktekan teori
pelajaranyang saya terima.
Demikian karya ulis ini saya susun dengan sedemikian rupa,ibarat pepatah “tiada
gading yang tak retak” saya juga menyadari masih banyak kekurangan dan
kesalahan dari hasil karya tulis ini, oleh karena itu sata mengharapkan masukan
yang berupa kritik ataupun saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak,
semoga Karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.
Asyawati Kasim
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Sungguh Rasulullah SAW telah menjelaskan di dalam haditsnya satu
masalah diantara masalah akhlak sangat penting, yaitu cara mendidik akhlaq dan
pembentukannya serta cara memperkuatkannya di dalam jiwa dan
memantapkannya, bahkan beliau telah menjadikannya pada urutan beberapa
tabi’at, yaitu agar supaya manusia mempunyai tujuan berkata baik dan berbuat
yang terpuji serta mengerjakannya berulang-ulang, yang berjalan lancar dan agar
bertambah mendalam setiap sudah diamalkan.
Barang siapa yang ingin agar kejujuran itu menjadi kebiasaan dan
akhlaqnya ingin menjadi agama dan tabiatnya, maka hendaknya dia mempunyai
tujuan jujur dalam semua ucapan, dan jujur dalam semua ucapan, dan jujur dalam
semua perbuatannya, jika kejujuran itu sesudah menjadi karakternya, maka yang
demikian dia menjadi orang yang paling jujur.
Kedudukan sifat jujur sangat era hubungannya dengan sifat-sifat para nabi,
yakni Nabi Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub, sebaimana firman Allah : artinya “ Dan
kami telah anugrahkan kepada mereka rahmat- ku dan kami telah menciptakan
bagi mereka lisan yang jujur, yakni pujian yang baik yang tinggi nilainya.” ( QS.
Maryam : 50 )
Dan Ismail dipuji karena jujur, sebagaimana firman Allah : artinya “
perhatikan dalam ( hal ) Ismail yang tersebut dalam Al kitab ( yakni Al Qur’an ),
sesungguhnya dia adalah jujurr dalam janjinya dan dia adalah Rasul dan Nabi.”
( QS. Maryam : 54 ).
BAB III
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Apa pengertian jujur itu? Dalam bahasa arab, kata jujur sama maknanya
dengan “ash-shidqu” atau “ shiddiq” yaitu berarti nyata, benar, atau berkata benar.
Lawan kata ini adalah dusta, atau dalam bahsa arab “ al-kadzibu”.
Secara istilah jujur atau ash-shidqu bermakan:
1. Kesesuaian antara ucapan dan perbuatan
2. Kesesuaian antara informasi dan kenyataan
3. Ketegasan dan kemantapan hati
4. Sesuatu yang baik yang tidak dicampuri dengan kedustaan.
Dalam bahasa indonesia, jujur merupakan kata dasar dari kejujuran, menurut
jenis katanya, jujur merupakan kata sifat sedangkan kejujuran merupakan kata
benda. Menurut KBBI, kata “ jujur” berrti lurus hati, tidak berbohong ( misal
dengan berkata apa adanya ), tidak curang (misal dalam permainan, dengan
mengikuti aturan yang berlaku) mereka itulah orang-orang yang jujur dan disegani,
tulus, ikhlas.
Sedangkan kejujuran berarti sifat (keadaan) jujur,ketulusan (hati), kelurusan
(hati), ia meragukan kejujuran anak muda itu.
Banya pendapat yang menyatakan bahwa saat ini kejujuran sudah menjadi barang
langkah. Terlepas dari benar atau tidaknya pendapat tersebut, kita harus tetap
optimis bahwa masih banyak kejujuran di sekeliling kita, dan kita harus tetap
menggemakan semangat kejujuran
Contoh kisah nyata yang menarik diperlihatkan oleh Bapak Abdul Mukti
dari Kediri. Ia mampu menggemakan semangat kejujuran tidak hanya dengan
omongan, tapi dengan tindakan jujur yang nyata. Sejak tahun 2011, pak Mukti
menjual bensin dengan menaruhnya kedalam botol-botol yang di tatanya di atas
sebuah rak di depan rumahnya. Di rak tersebut ditliskannya tulisan “kejujuran
ambil sendidiri”. Bayar dengan pas dan masukkan kedalam toples. Kios bensin
“kejujuran” tersebut tidak pernah dijaga. Karena pak Mukti percaya bahwa
kejujuran masi banyak berada di sekelilingnya. ( dikutip dari detik.com ).
2.2 HADITS
a. Perintah untuk berlaku jujur
dalam bebrapa ayat, Allah Ta’ala telah memerintahkan untuk berlaku jujur. Di
antaranya pada firman Allah Ta’ala
Dalam hadits dari sahabat Abdullah ah bin Mas'ud radhiyallahu Anhu juga
dijutamaan sikap jujur Dan bahaya sikap dusta. Ibnu Mas'ud menuturkan bahwa
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
ق َويَتَ َحرَّىRُ ق يَ ْه ِدى إِلَى ْالبِرِّ َوإِ َّن ْالبِ َّر يَ ْه ِدى إِلَى ْال َجنَّ ِة َو َما يَ َزا ُل ال َّر ُج ُل يَصْ ُد َ ق فَإِ َّن الصِّ ْد ِّ َعلَ ْي ُك ْم بِال
Rِ ص ْد
ِ َُّور َوإِ َّن ْالفُجُو َر يَ ْه ِدى إِلَى الن
ار ِ ب يَ ْه ِدى إِلَى ْالفُج َ ب فَإِ َّن ْال َك ِذَ صدِّيقًا َوإِيَّا ُك ْم َو ْال َك ِذ
ِ ِ َب ِع ْن َد هَّللاَ ق َحتَّى يُ ْكت َ ص ْد ِّ ال
َّ هَّللا
َب ِعن َد ِ َكذابًاْ ْ
َ ب َحتَّى يُكت ْ ْ
َ ال َك ِذRَو َما يَزَ ا ُل ال َّر ُج ُل يَك ِذبُ َويَتَ َح َّرى
“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur karena sesungguhnya kejujuran
akan mengantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan
pada surga jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur maka
dia akan dicatat dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur hati-hatilah kalian
dari berbuat dusta karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada
kejahatan dan Kejahatan akan mengantarkan pada neraka jika seseorang sukanya
berdusta dan berupaya untuk berdusta maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai
Pendusta” ( HR muslim ).
Begitu pula dalam hadis dari Al Hasan bin Ali Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam bersabda
َ ق طُ َمأْنِينَةٌ َوإِ َّن ْال َك ِذ
ٌب ِريبَة Rَ ُك إِلَى َما الَ يَ ِريب
َ ك فَإِ َّن الصِّ ْد َ َُد ْع َما يَ ِريب
“ Tinggalkanlah yang meragukanmu pada apa yang tidak meragukanmu.
Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa sedangkan dusta ( menipu) akan
menggelisahkan jiwa” (HR. Tirmidzi dan Ahmad, Hasan Shahih). Jujur adalah
suatu kebaikan sedangkan dusta (menipu) adalah suatu kejelekan. Yang namanya
kebaikan pasti selalu mendatangkan ketenangan sebaliknya kejelekan selalu
membawa kegelisahan dalam jiwa “.
b. perintah jujur para pelaku bisnis
Khusus lagi terdapat perintah khusus untuk berlaku jujur bagi para pelaku
bisnis karena memakai biasaan mereka adalah melakukan penipuan dan menempuh
segala cara demi melariskan barang dagangannya .
Dari rifa'ah ia mengatakan bahwa ia pernah keluar bersama Nabi Shallallahu
Alaihi Wasallam ke tanah lapang dan melihat Manusia sedang melakukan transaksi
jual-beli. beliau lalu menyeru, “ wahai para pedagang” orang-orang pun
memperhatikan seruan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam sambil
menengadahkan leher dan pandangan mereka pada beliau lantas Nabi Shallallahu
Alaihi Wasallam bersabda :
ق َ إِ َّن التُّجَّا َر يُ ْب َعثُونَ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة فُجَّارًا إِالَّ َم ِن اتَّقَى هَّللا َ َوبَ َّر َو
Rَ ص َد
“Sesungguhnya para pedagang akan Dibangkitkan pada hari kiamat nanti
sebagai orang-orang Fajar ( jahat) kecuali pedagang yang bertakwa kepada Allah
berbuat baik dan berlaku jujur “( HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, Shahih dilihat dari
jalur lain ).
Contoh bentuk penipuan yang terjadi di masa Nabi Shallallahu Alaihi Wa
Sallam Dari Abu Hurairah ia berkata :
ال « َما هَ َذا يَا َ َت أ
َ َصابِ ُعهُ بَلَالً فَق ْ َص ْب َر ِة طَ َع ٍام فَأ َ ْد َخ َل يَ َدهُ فِيهَا فَنَال
ُ َم َّر َعلَى-صلى هللا عليه وسلم- ِ ل هَّللاRَ أَ َّن َرسُو
َّق الطَّ َع ِام َك ْى يَ َراهُ النَّاسُ َم ْن غَش َ ْال « أَفَالَ َج َع ْلتَهُ فَو َ َ ق.ِ ُول هَّللا َ َال أ
Rَ صابَ ْتهُ ال َّس َما ُء يَا َرس َ َ ق.» امRِ ب الطَّ َع
َ صا ِح َ
َ » فَلَي
ْس ِمنِّى
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam pernah melewati setumpuk makanan,
lalu Beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, kemudian tangan Beliau
menyentuh sesuatu yang basah, maka pun beliau bertanya,” apa ini wahai pemilik
makanan? sang pemiliknya menjawab, “makanan tersebut terkena air hujan wahai
Rasulullah” beliau bersabda, “ Mengapa kamu tidak meletakkannya di bagian
makanan agar manusia dapat melihatnya? ketahuilah barangsiapa menipu maka
dia bukan dari golongan kami (HR. muslim) jika dikatakan tidak termasuk
golongan kami maka itu menunjukkan perbuatan tersebut termasuk dosa besar .
“Barangsiapa yang menipu maka ia tidak termasuk golongan kami orang yang
berbuat makar dan mengelabui tempatnya di neraka” ( HR Ibnu Hibban, Shahih)
Lebih-lebih sifat jujur ini ditekankan pada pelaku bisnis online, karena tidak
bertemunya penjual dan pembeli secara lokasi penjual kadang mengobral janji,
ketika dana telah ditransfer pada rekening penjual, barang pun tak kunjung datang
ke pembeli, begitu pula sebagian penjual kadang mengelabui pembeli dengan
gambar audio dan tulisan yang tidak sesuai kenyataan dan hanya ingin menarik
pelanggan.
c. keberkahan dari sikap jujur
Jika kita merenungkan perilaku jujur sebenarnya mudah menuai Berbagai
keberkahan yang dimaksud keberkahan adalah tetap dan bertambahnya kebaikan
dari sahabat Hakim bin Hizam Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
َوإِ ْن َكتَ َما َو َك َذبَا، ُوركَ لَهُ َما فِى بَي ِْع ِه َما َ ار َما لَ ْم يَتَفَ َّرقَا – أَوْ قَا َل َحتَّى يَتَفَ َّرقَا – فَإِ ْن
ِ َوبَيَّنَا بRص َدقَا ِ َْالبَيِّ َعا ِن بِ ْال ِخي
ت بَ َر َكةُ بَي ِْع ِه َما ْ َُم ِحق
“Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memilih hak pilih selama
keduanya belum berpisah. bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang.
maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. sebaliknya
bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi. Niscaya akan hilangnya
keberkahan bagi mereka pada transaksi itu.”
Di antara keberkahan sikap jujur ini akan memudahkan kita mendapatkan
berbagai jalan keluar dan kelapangan coba perhatikan baik-baik perkataan Ibnu
Katsir rahimahullah ketika menjelaskan surat at-taubah ayat 119.
Beliau mengatakan, "berlaku jujurlah dan terus berpeganglah dengan sikap
jujur. bersungguh-sungguhlah kalian menjadi orang yang jujur. jauhilah perilaku
dusta yang dapat mengantarkan pada kebinasaan titik moga-moga kalian
mendapati kelapangan dan jalan keluar atas perilaku jujur tersebut."
d. akibat berperilaku dusta
Berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW, di tahun-tahun penuh dusta itu,
pendusta dipercaya sementara orang yang jujur dituduh berdusta. Rasulullah SAW
juga menyampaikan bahwa di tahun-tahun penuh dusta ini amanat akan diberikan
kepada pengkhianat.
ُ
اعات ٌ
سنوات خ َّد ِ َّ سيَأتي علَى الن: قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم:عن أبي هريرة رضي هللا عنه قال
اس
ق فيها الرُّ َويْبضةُ قي َل
Rُ وينط
ِ ُق ويُؤتَمنُ فيها الخائنُ ويُخ َّونُ فيها األمين Rُ ق فيها الكا ِذبُ ويُ َك َّذبُ فيها الصَّا ِد
ُ يص َّد
ِ قال الرَّج ُل التَّافِهُ في
أمر العا َّم ِة َ ُوما الرُّ َويْبضة
http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2014/09/arti-dan-makna-kejujuran-
dalam-islam.html?m=1
http://tiarahayusman5.blogspot.co.id/2012/11/hadist-tentang-kejujuran.html?
m=1
http://dannyferdiansyah.blogspot.co.id/2013/11/makalah-tentang-
kejujuran.html?m=1
http://indonesian.irib.ir/islam/keluarga/item/66038-
Nasihat_Imam_Husein_as-_Ciri-Ciri_Orang_Jujur_dan_Pengkhianat
https://keluarga.com/2537/pertumbuhan/8-keuntungan-bersikap-jujur-dalam-
kehidupan-sehari-hari