DISUSUN OLEH :
1. ILMA NURUL FADILLAH
2. REGITA OKTAKARITA
3. NENG DINAR
4. SILVI FATIMAH ZAHRA
5. YUNI YUNINGSIH
6. NENG SARI FITRIANA
KELAS : XI MIPA 5
SMA NEGERI 1 MAJALAYA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat, rahmat dan karunianya kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul ”Berani Hidup Jujur”
dengan sebaik-baiknya. Penyusunan makalah ini mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatannya. Untuk itu kami
menyampaikan terima kasih terutama kepada guru bidang studi Pendidikan
Agama & Budi Pekerti, yaitu Bapak Muhammad Husni, S.Pdi dan kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Adapaun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
PAl yang telah diberikan oleh Bapak Muhammad Husni. Selain itu makalah ini
juga di buat sebagai suatu kajian terhadap pengetahuan mengenai berani hidup
jujur. Dengan memaparkan materi antara lain : Berani Hidup Jujur.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kami meminta maaf
atas segala kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritikan serta saran sehingga kami dapat memperbaiki kesalahan-
kesalahan yang ada dalam penyusunan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Menurut tempatnya, jujur itu ada beberapa macam, yaitu jujur dalam hati atau
niat, jujur dalam perkataan atau ucapan, dan jujur dalam perbuatan.
1. Jujur dalam niat dan kehendak, yaitu motivasi bagi setiap gerak dan langkah
seseorang da lam rangka menaati perintah Allah Swt. dan ingin mencapai
rida-Nya.
2. Jujur dalam ucapan, yaitu memberitakan sesuatu sesuai dengan realitas yang
terjadi. Untuk kemaslahatan yang dibenarkan oleh syari'at seperti dalam
kondisi perang atau mendamaikan dua orang yang bersengketa
diperbolehkan untuk tidak mengatakan hal yang sebenarnya.
3. Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan batiniah hingga
tidaklah berbeda antara amal lahir dan amal batin. Jujur dalam perbuatan ini
juga berarti melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan yang diridai Allah
Swt. dan melaksanakannya secara terus-menerus dan ikhlas.
3
← الَّ ِذAlif lam syamsiah karena Alif lam bertemu huruf syamsiah yaitu lam
dibaca idgham(masuk ke huruf lam)
َ ← الَّ ِذ ْينMad thabi'i karena dza berharkat kasrah bertemu ya sukun dibaca 2
harakat
← ٰاMad badal karena Alif berharkat Fatah tegak
ْ ← َمنُوMad thabi'i karena nun berharkat dhamah bertemu wau sukun dibaca
2 harakat
َ ← َوااْلAlif lam qamariah karena Alif lam bertemu huruf qamariah yaitu Alif
dibaca 2 harakat
ْ ← ُكوMad thabi'i karena kaf berharkat dhamah bertemu wau sukun dibaca 2
harakat
ْ ← نُوMad thabi'i karena Nun berharkat dhamah bertemu wau sukun dibaca
2 harakat
َ ← ِم ْينMad thabi'i karena mim berharkat kasrah bertemu ya sukun dibaca 2
harakat
← ۤا َءMad wajib muttasil karena mad thabi'i bertemu Hamzah dalam satu
kalimat dibaca 6 harakat
ِ ← هّٰلِلTafkhim karena lafadz Allah didahului oleh huruf Hijaiyah Hamzah
berharkat Fatah cara membacanya tebal
ْ ← لَوMad Lin karena lam berharkat Fatah bertemu wau sukun dibaca 2
harakat
← ع َٰلٓىMad Jaiz Munfasil karena mad thabi'i tidak bertemu Hamzah dalam
satu kalimat dibaca 5 harakat
ُك ْمggg ← اَ ْنفُ ِسIkhfa karena nun sukun bertemu huruf ikhfa yaitu pa cara
membacanya dengung
← ْال َوAlif lam qamariah karena Alif lam bertemu huruf qamariah yaitu wau
dibaca 2 harakat
← لِ َدي ِْنMad Lin karena dzal berharkat Fatah bertemu ya sukun dibaca 2
harakat
4
َرg ← اْل َ ْقQalqalah sughra karena huruf qalqalah qaf berharkat sukun dan
posisinya ditengah kalimat cara membacanya dipantulkan secara ringan
َ ← بِ ْينMad thabi'i karena ba berharkat kasrah bertemu ya sukun dibaca 2
harakat
← اِ ْن يَّ ُك ْنIdgham bigunnah karena Nun sukun bertemu huruf bigunnah yaitu
ya cara membacanya yaitu meleburkan nun dan memasukkan nya ke huruf
Idgham
← يَّ ُك ْن َغنِيًّاTerdapat 2 idzhar yang pertama nun sukun bertemu gin dan yang
kedua Fatah tanwin bertemu alif cara membacanya jelas
ْ ← اَوMad Lin karena alif berharkat Fatah bertemu wau sukun dibaca 2
harakat
← فَقِ ْيرًاTerdalag dua hukum tajwid yang pertama mad thabi'i karena qaf
berharkat kasrah bertemu ya sukun ,yang kedua idzhar karena Fatah tanwin
bertemu alif cara membacanya jelas
ُ ← فَاهّٰللTafkhim karena lafadz Allah di dahului huruf pa berharkat Fatah cara
membacanya tebal
ْ ← اَوMad Lin karena aof berharkat Fatah bertemu wau sukun dibaca 2
harakat
← تَتَّبِعُواMad thabi'i karena ain berharkat dhamah bertemu wau sukun dibaca
2 harakat
← ْالهَ ٰ ٓوىMad Jaiz Munfasil karena mad thabi'i tidak bertemu Hamzah dalam
satu kalimah dibaca 5 harakat
ِدgggْ ← اَ ْن تَعikhfa karena nun sukun bertemu huruf ikhfa yaitu ta cara
membacanya dengung
← لُوْ اMad thabi'i karena lam berharkat dhamah bertemu wau sukun dibaca 2
harakat
← َواِ ْن ت َْل ٗ ٓواTerdapat 2 hukum tajwid yang pertama ikhfa karena nun sukun
bertamu ta dibaca dengung yang kedua Mad Jaiz Munfasil karena mad
thabi'i tidak berkumpul dengan Hamzah dalam satu kalimat
5
ْ ← ضُوMad thabi'i karena dad berharkat dhamah bertemu wau sukun dibaca
2 harakat
َ ← هّٰللاTafkhim karena lafadz allah didahului huruf Nun berharkat fatah cara
membacanya tebal
← َكاMad thabi'i karena kaf berharkat fatah bertemu alif dibaca 2 harakat
← بِ َماMad thabi'i karena mim berharkat fatah bertemu alif dibaca dua
harakat dibaca 2 harakat
َوْ نggُ ← تَ ْع َملMad thabi'i karena lam berharkat dhamah bertemu wau sukun
dibaca 2 harakat
← خَ بِ ْيرًاMad iwad karena Fatah tanwin di akhir kalimat
6
kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah
tersesat sangat jauh dari kebenaran dan petunjuk Allah.
7
orang orang yang jujur dan selamat dari kebinasaan sarta menjadikan bagi
kalian jalan keluar dari urusan kalian
Imam Ahmad mengatakan ,telah menceritakan kepada kami Abu
Mu'awiyah ,telah mencritakan kepada kami Al-A'masy dari syaqiq dari
Abdullah (yaitu Ibnu Mas'ud ي هللا عنهgg ) ر ضyang mengatakan bahwa
Rasulullah Saw pernah bersabda: jujurlah kalian,karena sesungguhnya
kejujuran itu membimbing ke arah kebajikan .Dan sesungguhnya
kebajikan itu membimbing ke arah surga.Dan seseorang yang terus
menerus melakukan kejujuran serta berpegang teguh kepada kejujuran
pada akhirnya dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur
(benar) .Hati hatilah kalian terhadap kebohongan ,karena sesungguhnya
bohong itu membimbing kepada kedurhakaan ,dan sesungguhnya
kedurhakaan itu membimbing ke arah neraka. Dan seseorang yang terus
menerus melakukan kebohongan serta bersikeras dalam
kebohongannya ,pada akhirnya dia akan dicatat di sisi Allah sebagai
seorang pendusta(pembohong). (Tafsir Ibnu Katsir)
3. Q.S. Ali-Imran/3: 161
ٰ
ۗ َسبَتْ َو ُه ْم اَل يُ ْظلَ ُم ْون ِ َو َمنْ يَّ ْغلُ ْل يَْأ
ٍ ت بِ َما َغ َّل يَ ْو َم ا ْلقِ ٰي َم ِة ۚ ثُ َّم تُ َوفّى ُك ُّل نَ ْف
َ س َّما َك
Artinya: “Dan tidak mungkin seorang nabi berkhianat (dalam urusan
harta rampasan perang). Barangsiapa berkhianat, niscaya pada hari Kiamat
dia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu. Kemudian setiap
orang akan diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang
dilakukannya, dan mereka tidak dizalimi.”
Hukum Tajwid Q.S. Ali-Imran/3: 161
ْ ← َو َم ْن يَ ْغلُلIdghom bighunnah, karena nun mati bertemu dengan huruf ya.
← بِ َماMad thobi'i, karena terdapat fathah yang diikuti dengan alif.
← يَوْ َم ْالقِيَا َم ِةAlif lam qomariyah, karena ada huruf Alif dan Lam ( ) ا لyang
bertemu dengan salah satu huruf qamariyah (Qaf).
← ثُ َّمGhunnah, karena terdapat huruf mim yang ditasydid.
8
← َوهُ ْم اَلIdzhar syafawi dan mad thobi'i. Untuk idzhar syafawi, karena
terdapat mim mati bertemu huruf lam. Dan untuk mad thobi'i, karena karena
terdapat fathah yang diikuti dengan alif.
ْ ← يMad arid lissukun, karena huruf mad yakni wawu bertemu waqaf
َُظلَ ُمون
sehingga harus berhenti.
Tafsir Ayat Q.S. Ali-Imran/3: 161
(Tidaklah mungkin) atau patut (bagi seorang Nabi itu akan berkhianat
dalam urusan harta rampasan perang) maka janganlah kamu menyangka
hal yang demikian itu! Menurut satu qiraat dibaca 'yughalla' yang berarti
dinisbatkan kepada pengkhianatan. (Barang siapa yang berkhianat dalam
urusan harta rampasan perang itu, maka ia akan datang pada hari kiamat
membawa barang yang dikhianatkannya itu) dengan memikulnya di atas
pundaknya (kemudian setiap diri akan diberi balasan) baik yang
berkhianat maupun yang tidak berkhianat (atas apa yang dikerjakannya
sedangkan mereka tidaklah dianiaya) sedikit pun juga.
9
Kewajiban untuk berperilaku jujur juga disebutkan dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, yang berbunyi:
فَاِنَّهُ َم َع,ْق ِّ َعلَ ْي ُك ْم بِال:س ْو ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم
ِ صد ُ قَا َل َر: قَا َل.ض.ق ر ِّ عَنْ اَبِى بَ ْك ٍر ال
ِ ص ِّد ْي
َواِيَّا ُك ْم َوا ْل َك ِذ َب فَاِنَّهُ َم َع ا ْلفُ ُج ْو ِر َو ُه َمافِى النَّار,البِ َّر َو ُه َما فِى ا ْل َجنَّ ِة
Artinya: “Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq ia berkata, Rasulullah SAW
bersabda: Wajib atasmu berlaku jujur, karena jujur itu bersama kebaikan,
dan keduanya di Surga. Dan jauhkanlah dirimu dari dusta, Karena dusta
itu bersama kedurhakaan, dan keduanya di neraka”. (HR. Ibnu Hibban)
Ketika seseorang berperilaku jujur baik dalam perkataan dan
perbuatannya, maka akan ditunjukkan dalam jalan kebaikan seperti yang
tertera dalam hadits Nabi Muhammad, riwayat Bukhari dan muslim:
َو َما يَزَ ا ُل الـ َّر ُج ُل.لجنَّ ِة
َ ق يَـ ْه ِدى اِل َى ْالبِ ِّر َو ْالبِ ُّر يَـ ْه ِدى اِل َى ْا َ ص ْدِّ ْق فَاِنَّ ال ِّ َِعلَـ ْي ُك ْم ب
ِ ـالصد
َ ِ َو اِيـَّا ُك ْم َو ْال َك ِذ َب فَاِنَّ ْال َك ِذ َب يَـ ْه ِدى ا.صدِّيـْقًا
لى ِ ِق َحتَّى يُ ْكـت ََب ِع ْن َد هللا َ ص ْد
ِّ ق َو يَـت ََح َّرى ال ُ ص ُدْ َي
ِب َو يَـت ََح َّرى ْال َك ِذ َب َحتَّى يُ ْكـت ََب ِع ْن َد هللا ُ َو َما يَ َزا ُل ْال َع ْب ُد يَ ْك ِذ.ْالفُ ُج ْو ِر َو ْالفُ ُج ْو ُر يَـ ْه ِدى اِل َى النَّا ِر
َّ َك
ـذابـًا
Artinya: “Wajib bagi kalian untuk jujur, karena sesungguhnya jujur itu
membawa pada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Dan
seseorang senantiasa jujur dan memilih kejujuran sehingga dicatat di sisi
Allah sebagai orang yang jujur. Dan takutlah kalian dari dusta, karena
sesungguhnya dusta itu membawa kepada kedurhakaan, dan durhaka itu
membawa ke neraka. Dan seseorang senantiasa berdusta dan memilih
berdusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.”
10
dengan cara merekayasa alasan agar Nabi SAW dapat memakluminya.
Namun, cara kotor itu tak ditempuhnya. Ibnu Qudamah al-Maqdisi dalam
Kitab Al-Tawwabin mengupas kisah Ka'ab bin Malik berikut. Seperti
biasanya, Rasulullah SAW paling senang mengadakan perjalanan pada
hari Kamis. Ka'ab sebenarnya bertekad untuk ikut serta dalam pasukan
yang menuju ke Tabuk. Pada Kamis pagi, pasukan Islam akan berangkat.
Ka'ab pun pergi ke pasar untuk membeli perlengkapan yang akan
digunakan dalam perang nanti.
Dia berpikir, setelah barang yang dibutuhkannya terbeli, ia akan segera
menyusul rombongan pasukan Islam. Sayangnya, hari itu barang yang
dibutuhkannya tak kunjung ditemukannya di pasar. Ka'ab pun menunggu
esok hari, dengan harapan barang yang dibutuhkannya tersedia. Namun,
barang-barang yang dicarinya tak kunjung tersedia.
Pada hari ketiga, keempat, dan berikutnya, keadaan tak berubah.
Sampai akhirnya Ka'ab tak bisa lagi menyusul pasukan yang dipimpin
Rasulullah SAW, ungkap Ibnu Qudamah. Ka'ab sebenarnya tak ada niat
untuk menghindar dari Perang Tabuk. Betapa gelisahnya saat menyadari
tak bisa bergabung dengan Rasulullah dalam pertempuran itu. Hatinya
begitu sedih. Ia sungguh menyesal karena telah lalai mempersiapkan
perlengkapan perang.
Rasulullah SAW dan pasukannya akhirnya sampai di Tabuk. Nabi
SAW yang tak melihat sosok Ka'ab segera bertanya, Apa yang dikerjakan
Ka'ab bin Malik? Salah seorang menjawab, Baju dan selendangnya yang
membuat dia tertinggal, ya Rasul. Menurut Ibnu Qudamah, pernyataan itu
adalah sindiran bagi lelaki yang kalah dari kemauan istrinya.
Mendengar celetukan itu, Muad bin Jabal segera menyela, Hus... sangat
buruk apa yang kamu katakan. Demi Allah, wahai Nabi, kami tak melihat
darinya kecuali kebaikan. Hingga Perang Tabuk berakhir, Ka'ab tak
kunjung datang. Di Madinah, Ka'ab terus diliputi kesedihan.
11
Ia sangat menyesal dan takut akan dimarahi Rasulullah SAW. Ka'ab
pun pasrah. Satu hal yang diyakininya, yakni kejujuranlah yang akan
menyelamatkannya.
Rasulullah SAW akhirnya tiba di Madinah setelah masa perang tersebut
berakhir. Nabi SAW memaafkan para sahabat yang uzur dan tak bisa
bergabung dalam pasukan Islam. Kini, tibalah Ka'ab bin Malik menghadap
baginda.
Bukankah kamu sudah membeli kuda? tanya Rasulullah. Benar, ya
Rasul, jawab Ka'ab tertunduk. Rasul kembali bertanya, Lalu, apa yang
membuatmu tak ikut? Demi Allah, sekiranya di sini tak ada orang lain
selain engkau, pasti kami akan lari. Kami diberikan kesempatan untuk
membela diri, tapi kami tahu, ya Nabiyullah, orang tak akan percaya.
Mudah-mudahan Allah memberi tahu apa yang sebenarnya terjadi pada
kami, ujar Ka'ab. Rasul lalu berkata, Kalau itu sungguh benar kata-katamu,
pergilah sampai ada keputusan dari Allah.
Ka'ab pun pergi dengan hati yang sangat sedih. Rasulullah SAW
melarang semua sahabat untuk berbicara dengan Ka'ab. Tak ada satu orang
pun yang menyapa Ka'ab, seakan-akan tembok dan bumi pun ikut
membencinya.
Hingga hari ke-40, utusan Rasulullah datang. Ka'ab diperintahkan
untuk menjauhi istrinya. Haruskah kuceraikan? Tanya Ka'ab. Utusan
Rasulullah itu menjawab, Tidak, tetapi jangan mendekatinya. Ka'ab
berupaya keras untuk segera lepas dari sanksi sosial itu, tetapi tak kuasa.
Ka'ab pun hanya bisa menangis. Hingga hari ke-50 tiba. Ka'ab
melaksanakan shalat Fajar di balik Ka'bah. Ia benar-benar bertobat. Ka'ab
berdoa dengan air mata berlinang.
Tiba-tiba ia mendengar suara dari atas bukit, Bergembiralah wahai
Ka'ab bin Malik. Ia langsung bersujud dan bersyukur. Kemudian,
datanglah seorang pria berkuda dan memberi kabar gembira. Ka'ab segera
menemui Rasulullah SAW di masjid. Bergembiralah, wahai Ka'ab. Telah
12
datang kebaikan satu hari yang tak pernah terjadi sejak kamu dilahirkan
ibumu, kata Nabi SAW, telah datang dari sisi Allah (wahyu).
Beliau pun membacakan surah at-Taubat ayat 117 hingga 119. Tak ada
kenikmatan yang lebih besar sesudah berislam bagi Ka'ab, kecuali
kejujuran kepada Rasulullah SAW. Begitulah kesungguhan tobat Ka'ab,
hingga Allah dan Rasulullah SAW mengampuni kelalaian seorang Ka'ab.
2. Kejujuran Nabi Muhammad dalam Berdagang yang patut di teladani
Nabi Muhammad merupakan nabi terakhir bagi umat Islam. Beliau
adalah manusia terbaik yang memiliki akhlak mulia. Semua sifat-sifatnya
yang mulia sangat patut untuk dijadikan teladan bagi seluruh umat Islam
di dunia. Seperti Siddiq, amanah, tabligh dan fathonah. Sifat-sifat tersebut
sangat melekat pada diri nabi Muhammad saw. Selain dari sifat-sifat
tersebut masih banyak lagi sifat-sifat terpuji lainnya.
Nabi Muhammad adalah seorang yang sangat sabar dan tabah dalam
menjalani kehidupannya. Sejak usia 6 tahun beliau sudah menjadi anak
yatim piatu. Pada akhirnya beliau harus hidup bersama kakeknya yaitu
Abdul mutholib yang sangat menyayanginya. Namun pada saat nabi
Muhammad berusia 8 tahun kakeknya pun juga meninggal dunia. Dan
kemudian beliau dirawat oleh pamannya yaitu Abu Thalib. Dengan
meninggalnya orang-orang yang dicintainya, beliau tidak pernah larut
dalam kesedihan tetapi tetap menjalani kehidupan dengan penuh
kesabaran.
Ketika Nabi hidup bersama pamannya yaitu Abu Thalib, beliau diajari
bagaimana cara menggembala kambing. Beliau melaksanakannya dengan
penuh tanggung jawab dan tidak pernah mengeluh. Beliau sangat senang
dengan pekerjaan yang dilakukannya. Kemudian, pada saat nabi
Muhammad berusia 12 tahun, beliau belajar bagaimana cara berdagang
kepada pamannya. Saat beliau berusia 15 hingga 17 tahun sudah mulai
mandiri dalam berdagang dan sudah bisa memiliki uang dari hasil
kerjanya. Ketika beliau beranjak dewasa yaitu pada usia 25 tahun
disarankan oleh pamannya untuk menjualkan barang dagangan milik
13
Khadijah. Khadijah adalah seorang saudagar yang sangat kaya raya dan
memiliki banyak unta.
Selama berdagang untuk Khadijah Nabi Muhammad banyak
mendapatkan keuntungan yang besar. Beliau berdagang dengan sangat
tekun, jujur, ramah dan murah senyum kepada para pembeli. Beliau tidak
pernah membohongi para pembeli tentang barang yang dijualnya. Ketika
beliau melihat barang dagangannya cacat maka beliau akan menunjukkan
kecacatan barang tersebut kepada pembeli. Dan jika barang dagannya
murah maka beliau tidak akan menjualnya dengan harga yang sangat
mahal. Sehingga para pembeli sangat senang sekali dengan Nabi
Muhammad karena sifatnya yang jujur dan suka membeli barang
dagangannya.
Meskipun beliau memberitahu tentang keadaan barangnya apa adanya,
beliau tidak pernah rugi, malah mendapatkan keuntungan yang sangat
besar, karena banyak pembeli yang datang untuk membeli unta-untanya
hingga habis terjual. Para pembeli merasa senang menjumpai pedagang
yang benar-benar jujur dan mereka senang mendapatkan barang yang
baik.dan tidak tertipu.
Cara berdagang Nabi Muhammad tersebut bisa kita jadikan teladan
yang baik terutama buat kita umat Islam. Hal yang patut kita contoh dalam
berdagang seperti Nabi Muhammad adalah:
Niat karena Allah SWT
Bersikap jujur
Tidak memberikan janji berlebihan
Bersikap ramah kepada pembeli
Tidak menjelek-jelekkan barang dagangan orang lain
Tidak melupakan ibadah.
14
masyarakat. Perilaku jujur juga harus diasah terus-menerus agar mengakar dalam
diri seseorang. Ada banyak perilaku jujur yang bisa diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Diantaranya:
Penerapan Hidup Jujur di Lingkungan Rumah
1. Mengatakan yang tujuan sebenarnya saat pamit bepergian
2. Mengakui saat melakukan kesalahan
3. Bertanggungjawab atas kesalahan yang dilakukan
4. Memberitahukan nilai ulangan sekolah yang diperoleh apa adanya
5. Mengatakan Menceritakan kebutuhan pribadi apa adanya
6. Meminta uang kepada orangtua sesuai dengan kebutuhan
7. Mengakui kelalaian melaksanakan pesan orangtua
8. Tidak berbohong kepada saudara sendiri
9. Tidak mencurangi saudara sendiri
10. Meminta izin kepada saudara menggunakan barang miliknya
11. Mengembalikan barang yang dipinjam dari saudara
12. Berterus terang saat ditanya oleh saudara
13. Meminta izin jika akan bepergian
14. Mengembalikan sisa uang belanja titipan orangtua
15. Tidak merahasiakan sesuatu yang harus diketahui oleh orangtua
16. Menceritakan kondisi rumah yang sebenarnya saat ditelepon orangtua
17. Tidak memakan makanan milik orang lain
18. Menjaga barang yang dipercayakan oleh orangtua
19. yang sebenarnya saat diminta pendapat oleh orangtua
20. Memberitahu orangtua alasan yang sebenarnya saat terlambat pulang
Penerapan Hidup Jujur di Lingkungan Sekolah
1. Mengatakan alasan yang sebenarnya jika terlambat masuk kelas
2. Membayar jumlah uang sesuai dengan yang dibeli saat jajan
3. Mengembalikan kelebihan uang kembalian saat jajan
4. Menepati janji dengan teman
5. Tidak mencontek saat ulangan
6. Mengembalikan uang yang ditemukan di kelas kepada pemiliknya
15
7. Meminta izin sebelum menggunakan barang milik teman
8. Mengatakan kepada guru alasan yang sebenarnya saat meminta izin keluar
kelas
9. Mengembalikan barang yang dipinjam dari teman
10. Tidak berbuat curang saat bermain
11. Tidak berbuat curang saat bertanding olahraga
12. Tidak mengakui barang hak milik sekolah sebagai milik pribadi
13. Tidak mengakui barang hak milik teman sebagai milik sendiri
14. Tidak membawa pulang barang milik orang lain
15. Tidak mengambil barang teman
16. Berani mengakui kekurangan
17. Berani mengakui jika tidak paham apa yang diajarkan guru
18. Tidak menyembunyikan barang milik teman
19. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan teman
20. Menjaga amanah mengelola uang jika ditunjuk sebagai bendahara kelas
Penerapan Hidup Jujur di Lingkungan Sekolah
1. Mengakui perbuatan yang merugikan orang lain
2. Bersedia bertanggungjawab atas perbuatan yang merugikan orang lain
3. Bersedia menceritakan yang sebenarnya saat diminta keterangan
4. Mengembalikan barang yang dipinjam secara utuh
5. Tidak curang saat berdagang
6. Tidak membuat alasan bohong saat diminta bantuan
7. Tidak membuat cerita bohong
8. Mengeluarkan pendapat sesuai dengan hati nurani
9. Meminta izin saat akan meminjam barang orang lain
10. Menepati janji
11. Menjalankan amanah dengan baik jika dipercaya menyimpan barang orang
12. Tidak berbuat curang dalam pertandingan persahabatan
13. Menyampaikan titipan pesan dengan benar
14. Menjaga barang titipan orang lain dengan sungguh-sungguh
15. Berani mengakui kesalahan
16
16. Berani mengakui ketidakmampuan
17. Tidak memfitnah orang lain
18. Tidak merugikan orang lain dengan sengaja
19. Mengatakan alasan yang sebenarnya jika tidak bisa menghadiri suatu acara
20. Memegang amanah jika dipercaya membelanjakan uang milik warga
17
16. Karena dapat kepercayaan dari teman, akhirnya teman kita banyak, atau
dengan lain banyak teman.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jujur adalah perkataan dan perbuatan sesuai dengan kebenaran. Dengan
kejujuran, seorang hamba akan mencapai derajat orang-orang yang mulia dan
selamat dari segala pengunjung. Perilaku jujur harus kita terapkan dalam
kehidupan sehari-hari baik di lingukan sekolah, rumah maupun linkungan
masyarakat. Pentingnya Berani Hidup Jujur tertera dalam Al-Qur’an dan Hadits.
Maka dari itu, kita harus menanamkan kesadaran padadiri kita untuk selalu
berani membela kebenaran dan berperilaku jujur. Jika kita sudah bisa
membiasakan berperilaku jujur, kita akan mendapatkan hikmah yang luar biasa.
B. Saran
18
Dengan demikian, sebagai penyusun makalah ini kami sadar bahwa masih
banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari tulisan maupun bahasa yang
kami sajikan. Oleh karena itu, kami mohon maaf dan meminta diberikan
saran/kritik agar kami bisa membuat makalah lebih baik lagi, semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi kita semua, dan menjadi referensi dalam bahan
pembelajaran mengenai pentingnya berani hidup jujur.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Paket Pendidikan Agama Islam EDISI REVISI 2017 Berani Hidup Jujur
SMA/MA/MAK Kelas XI Kurikulum 2013.
Ahmad. 2021 “Perilaku Jujur dalam Islam: Pengertian, Dalil, Macam Sifat dan
Hikmah” diakses 13 Agustus 2021 https://www.gramedia.com/literasi/perilaku-
jujur/amp/#aoh=16289419858145&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s
19
Tafsirweb.com “Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat ke-135” diakses pada 13
Agustus 2021 https://tafsirweb.com/1667-quran-surat-an-nisa-ayat-135.html
Republika.com. 26 Nov 2019 “Kisah Kejujuran Kaab Bin Malik” diakses pada
13 Agustus 2021 https://www.republika.co.id/berita/q1j5u8313/kisah-kejujuran-
kaab-bin-malik
20