Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“IMAN SEBAGAI PONDASI KEHIDUPAN MANUSIA”

Untuk memenuhi tugas mata kuliah agama islam

Oleh:

NURFATIKASARI
A 321 19 087

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan Puji dan sukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam berhubungan
tentang iman sebagai pondasi kehidupan manusia.
Dalam penulisan makalah ini penulis banyak menghadapi kesulitan dan
hambatan tetapi berkat dorongan dan dukungan dari rekan-rekan oleh karena itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan.
Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya
dan para pembaca pada umumnya. Namun walaupun makalah ini selesai tentulah
masih banyak kekurangan hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan yang
penulis miliki, oleh karena itu kritik dan saran yang mengarah kepada perbaikan
isi makalah ini sangat penulis harapkan.

Palu, 20 Maret 2020

NURFATIKASARI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
2.1 Pengertian Iman.................................................................................................2
2.2 Hubungan Iman dan Islam..................................................................................4
2.3 Rukun Iman........................................................................................................5
2.4 Manfaat Iman Bagi Kehidupan...........................................................................5
2.5 Sifat-sifat Orang yang Beriman..........................................................................6
2.6 Hal-hal yang dapat Meningkatkan Keimanan.....................................................6
BAB III..............................................................................................................................7
PENUTUP.........................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan........................................................................................................7
3.2 Saran..................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kata Iman di dalam al-Qur’an digunakan untuk arti yang bermacam-
macam. Ar- Raghib al- Ashfahani, Ahli Kamus Al- Qur’an mengatakan bahwa
kata iman didalam al- Qur’an terkadang digunakan untuk arti iman yang
hanya sebatas di bibir saja padahal hati dan perbuatanya tidak beriman,
terkadang digunakan untuk arti iman yang hanya terbatas pada perbuatan saja,
sedangkan hati dan ucapannya tidak beriman dan ketiga kata iman terkadang
digunakan untuk arti iman yang diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan
dan diamalkan dalam perbuatan sehari- hari.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Iman ?
2. Apakah Hubungan Iman dan Islam ?
3. Apa saja Rukun Iman ?
4. Bagaimana Sifat-sifat Orang Yang Beriman ?
5. Apa saja Manfaat Iman Bagi Kehidupan ?
6. Apa saja Hal-hal yang dapat Meningkatkan Keimanan ?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah adalah menyelesaikan tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam berhubungan tentang iman sebagai pondasi
kehidupan manusia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Iman
Secara bahasa, iman berarti membenarkan (tashdiq), sementara
menurut istilah adalah ”mengucapkan dengan lisan, membenarkan dalam hati
dan mengamalkan dalam perbuatannya”. Adapun iman menurut pengertian
istilah yang sesungguhnya ialah kepercayaan yang meresap kedalam hati,
dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu, serta memberi
pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari- hari.
Kata Iman di dalam al-Qur’an digunakan untuk arti yang bermacam-
macam. Ar- Raghib al- Ashfahani, Ahli Kamus Al- Qur’an mengatakan bahwa
kata iman didalam al- Qur’an terkadang digunakan untuk arti iman yang
hanya sebatas di bibir saja padahal hati dan perbuatanya tidak beriman,
terkadang digunakan untuk arti iman yang hanya terbatas pada perbuatan saja,
sedangkan hati dan ucapannya tidak beriman dan ketiga kata iman terkadang
digunakan untuk arti iman yang diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan
dan diamalkan dalam perbuatan sehari- hari.

~ Iman dalam arti semata-mata ucapan dengan lidah tanpa dibarengi dengan
hati dan perbuatan dapat dilihat dari arti QS. Al-Baqarah, 2 :8-9,yaitu:

َ ِ‫اس َمن يَقُو ُل َءا َمنَّا ِبٱهَّلل ِ َوبِ ۡٱليَ ۡو ِم ٱأۡل َ ِخ ِر َو َما هُم بِ ُم ۡؤ ِمن‬
َ ‫ي َُخ ٰـ ِد ُع‬  ‫ين‬
‫ون‬ ِ َّ‫َو ِم َن ٱلن‬
َ ‫ون إِآَّل أَنفُ َسهُمۡ َو َما يَ ۡش ُعر‬
‫ُون‬ َ ‫وا َو َما يَ ۡخ َد ُع‬ ْ ُ‫ين َءا َمن‬
َ ‫ٱهَّلل َ َوٱلَّ ِذ‬ 
“ Dan diantara manusia itu ada orang yang mengatakan :” Kami beriman
kepada Allah dan hari Akhirat, sedang yang sebenarnya mereka bukan
orang- orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan menipu
orang-orang yang beriman, tetapi yang sebenarnya mereka menipu diri
sendiri dan mereka tidak sadar.

~ Iman dalam arti hanya perbuatannya saja yang beriman, tetapi ucapan
dan hatinya tidak beriman., dapat dilihat dari QS. An- Nisa, 4: 142:
ْ ‫صلَ ٰو ِة قَا ُم‬
‫وا‬ َّ ‫ون ٱهَّلل َ َوهُ َو َخ ٰـ ِد ُعهُمۡ َوإِ َذا قَا ُم ٓو ْا إِلَى ٱل‬ َ ِ‫إِ َّن ۡٱل ُمنَ ٰـفِق‬
َ ‫ين ي َُخ ٰـ ِد ُع‬
ً‫ُون ٱهَّلل َ إِاَّل قَلِي ۬ال‬
َ ‫اس َواَل يَ ۡذ ُكر‬َ َّ‫ون ٱلن‬َ ‫ُك َسالَ ٰى ي َُرآ ُء‬
“ Sesungguhnya orang-orang munafik (beriman palsu) itu hendak menipu
mereka. Apabila mereka berdiri mengerjakan sembahyang, mereka berdiri
dengam malas, mereka ria (mengambil muka) kepada manusia dan tiada
mengingat Allah melainkan sedikit sekali”.

~ Iman dalam arti yang ketiga adalah tashdiqun bi al-qalb wa amalun bi


al-jawatih, artinya keadaan dimana pengakuan dengan lisan itu diiringi
dengan pembenaran hati, dan mengerjakan apa yang diimankannya dengan
perbuatan anggota badan. Contoh iman model ini dapat dilihat dalam QS.
Al- Hadid, 57:19:

ۡ‫ون َوٱل ُّشہَ َدآ ُء ِعن َد َرب ِِّہمۡ لَهُم‬ ‌َۖ ُ‫ك هُ ُم ٱلصِّ دِّيق‬ َ ِ‫وا بِٱهَّلل ِ َو ُر ُسلِ ِۤۦه أُ ْولَ ٰـٓ ٕٮ‬
ْ ُ‫ين َءا َمن‬
َ ‫َوٱلَّ ِذ‬
‫ص َح ٰـبُ ۡٱل َج ِح ِيم‬ ۡ َ‫ك أ‬ َ ِ‫ُوا بِـَٔايَ ٰـتِنَآ أُ ْولَ ٰـٓ ٕٮ‬
ْ ‫ڪ َّذب‬
َ ‫ُوا َو‬ ْ ‫ين َكفَر‬ َ ‫أَ ۡج ُرهُمۡ َونُو ُرهُ ۖمۡ‌ َوٱلَّ ِذ‬
“ Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu
adalah orang- orang yang Shiddiqien”.

Berdasarkan informasi ayat-ayat tersebut dapat diketahui bahwa di


dalam al- Qur’an kata iman digunakan untuk tiga arti yaitu iman yang hanya
sebatas pada ucapan, iman sebatas pada perbuatan, dan iman yang mencakup
ucapan. Perbuatan dan keyakinan dalam hati.

2.2 Hubungan Iman dan Islam


Kata islam sebagaimana diketahui berasal dari kata aslama yuslimu
islaman yang artinya berserah diri, patuh dan tunduk kepada Allah. Orang
yang melakukan demikian selanjutnya disebut muslim.
Menurut Al-qur’an, iman bukan semata-mata suatu keyakinan akan
benarnya ajaran yang diberikan, melainkan iman itu sebenarnya menerima
suatu ajaran sebagai landasan untuk melakukan perbuatan. Al-qur’an dengan
tegas memegang taguh pengertian seperti ini, karena menurut Al-qur’an
walaupun setan dan malaikat itu sama-sama adanya, namun beriman kepada
malaikat acap kali disebut sebagai bagian dari rukun iman, sedang terhadap
setan orang diharuskan mengafirinya.

Hal ini misalnya terlihat pada ayat:

ِ ‫َي فَ َم ْن يَ ْكفُرْ بِالطَّا ُغو‬


َ‫ت َوي ُْؤ ِم ْن بِاهَّلل ِ فَقَ ِد ا ْستَ ْم َسك‬ ِّ ‫اَل إِ ْك َراهَ فِي الدِّي ِن قَ ْد تَبَيَّنَ الرُّ ْش ُد ِمنَ ْالغ‬
َ ِ‫بِ ْالعُرْ َو ِة ْال ُو ْثقَى اَل ا ْنف‬
‫صا َم لَهَا وهَّلل َِ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم‬
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki ) agama (islam); sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang
ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah
berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

Jadi manusia yang bertaqwa harus bisa meraih dan menyeimbangkan


antara iman dan islam. Karena diantara keduanya terdapat perbedaan
diantaranya sekaligus merupakan identitas masing-masing. Iman lebih
menekankan kepada segi keyakinan dalam hati, sedangkan islam merupakan
sikap untuk berbuat dan beramal.

2.3 Rukun Iman


Secara harfiah kata rukun berarti berdampingan, berdekatan,
bersanding, bertempat tinggal bersama atau kekuatan. Dalam ilmu fiqih rukun
sering diartikan suatu perbuatan yang mengesahkan suatu kegiatan dan
perbuatan tersebut termasuk dari kegiatan tersebut.

Allah berfirman dalam QS. Al- Baqarah,2 : 177,yaitu:

ِ ‫ب َولَ ِك َّن ْالبِ َّر َم ْن آ َمنَ بِاهَّلل‬


ِ ‫ق َو ْال َم ْغ ِر‬
ِ ‫ْس ْالبِ َّر أَ ْن تُ َولُّوا ُوجُوهَ ُك ْم قِبَ َل ْال َم ْش ِر‬ َ ‫لَي‬
ِ ‫َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر َو ْال َماَل ئِ َك ِة َو ْال ِكتَا‬
َ‫ب َوالنَّبِيِّين‬
“Bukanlah menghadapkan wajahmu kearah timur dan barat itu suatu
kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada
Allah, Hari kemudian, Malaikat-malaikat, Kitab- kitab, Nabi-nabi….”

Didalam ayat tersebut disebutkan rukun iman itu ada lima, yaitu beriman
kepada Allah, Hari kemudian, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Nabi-nabi. Disitu
tidak disebutkan rukun iman yang ke enam, yaitu beriman kepada qada dan qadar.

2.4 Manfaat Iman Bagi Kehidupan


1. Iman dapat menimbulkan ketenangan jiwa.
2. Iman akanmenimbulkan rasa kasih saying kepada sesama dan akan
meningkatkan tali persaudaraan dengan-Nya.
3. Iman akan membebaskan jiwa manusia dari kekuasaan orang lain.
4. Iman yang hakiki itu dapat menimbulkan jiwa keberanian dan ingin terus
maju karena membela kebenaran.
5. Iman yang disertai dengan amal shaleh dapat menjadi kunci dibukakannya
kehidupan yang baik, adil dan makmur.
6. Orang yang beriman akan diberikan kekuasaan dengan mengangkatnya
sebagai khalifah di muka bumi.
7. Orang yang beriman akan mendapat pertolongan dari Allah.
8. Iman akan membawa terbukanya keberkahan di langit dan bumi.
  
2.5 Sifat-sifat Orang yang Beriman
1. Teguh pendirian / tidak mudah terpengaruh dalam keadaan apapun dan
tidak lemah karena cobaan.
2. Tegas dalam mengambil sikap dan mudah menerima nasehat.
3. Senang mencari dan menambah ilmu.
4. Selalu merasa khawatir dan takut jangan-jangan amal soleh yang
dikerjakannya belum cukup untuk bekal menghadap kehadirot Allah
sehingga mempunyai semangat yang tinggi untuk lebih banyak beramal.
5. Sederhana dan selalu menjaga kebersihan

2.6 Hal-hal yang dapat Meningkatkan Keimanan


1. Ilmu, yaitu dengan meningkatkan ilmu tentang mengenal Allah SWT
seperti makna dari nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan perbuatan-
perbuatan-Nya. Semakin tinggi ilmu pengetahuan seseorang terhadap
Allah dan kekuasaan-Nya, maka semakin bertambah tinggi iman dan
pengagungan serta takutnya kepada Allah SWT.
2. Merenungkan ciptaan Allah, keindahannya, keanekaragaman-Nya, dan
kesempurnaan-Nya. Maka kita akan sampai pada kesimpulan : Siapa yang
merancang, menciptakan dan mengatur semua ini ? Jawabannya hanya
Allah.
3. Senantiasa menuingkatkan ketaqwaan dan meninggalkan maksiat kepada-
Nya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara bahasa , iman berarti membenarkan (tashdiq), sementara
menurut istilah adalah ”mengucapkan dengan lisan, membenarkan dalam hati
dan mengamalkan dalam perbuatannya”. Adapun iman menurut pengertian
istilah yang sesungguhnya ialah kepercayaan yang meresap kedalam hati,
dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu, serta memberi
pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari- hari.

3.2 Saran
Layaknya sifat seorang muslim yang beriman, adalah ia yang mudah
menerima nasehat dan senang mencari serta menambah ilmu. Dapatlah
makalah ini dijadikan sebagai salah satu acuan dalam kehidupan kita sehari-
hari karena di dalamnya ada ilmu serta nasehat-nasehat yang insyaallah dapat
berguna di dunia maupun di akhirat.Amiin…
DAFTAR PUSTAKA

http://padepokankibuyut.wordpress.com/kumpulan-tulisan/islam-iman-dan-ihsan-
sebagai-trilogi-ajaran-ilahi/. Diakses 25 Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai