SIFAT TERCELA
DISUSUN OLEH
Nama :
1. FIYAN WIJAYA KUSUMA
2. HANIF FADILKA FIRDAUS
3. GALUH WIDI ASTUTI
4. JULEHA
5. LISTYA ARYANI
Penyusunan ini tentunya bukan hanya hasil pemikiran kami sendiri, banyak orang-orang
yang mendukung kami di belakang. Ucapan terima kasih kami haturkan kepada kedua orang
tua kami, kepada guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan teman-teman yang
selalu menyumbangkan semangatnya. Tanpa mereka kami bukanlah apa-apa.
Dalam makalah ini, kami membahas mengenai toleransi yang Insya Allah akan bermanfaat
dan dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk lebih jelasnya, marilah kita baca
dan pelajari makalah ini.
Makalah ini hanyalah hasil karya susunan insan yang tak berdaya, yang tak jauh dari khilaf
dan salah. Untuk itu kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan, agar bisa
kami jadikan motivasi untuk ke depannya.
Semoga Allah SWT. selalu menuntun setiap perjalanan hidup kita. Aaamin..
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita egois, kita mempunyai pendapat namun
pendapat kita haruslah diterima oleh orang lain. Atau terkadang kita memaksakan kehendak
terhadap orang lain untuk mau melakukan hal yang sama dengan kita.
Untuk menghindari itu semua, kita harus mempunyai sikap toleransi, sikap tenggang rasa,
agar tidak terjadi rasa saling tidak suka antar sesama. Jika toleransi ada dalam setiap diri
kita, Insya Allah dalam bergaul di lingkungan baik sekolah maupun masyarakat akan
menjadi lebih baik.
Untuk itulah kami mengangkat tema toleransi dalam makalah ini. Semoga dapat diterima
dan dapat dijadikan inspirasi untuk berbuat lebih baik.
1. TOLERANSI
A. PENGERTIAN TOLERANSI
Toleransi adalah sikap tenggang rasa, menghargai, membiarkan, atau membolehkan oran
lain untuk berpendapat atau berpendirian yang berbeda dengan dirinya.
Toleransi bahasa Arabnya adalah tasamuh yang artinya sama-sama berlaku baik, lemah
lembut, dan saling pemaaf. Dalam pengertian umum, toleransi adalah sikap akhlak terpuji
dalam pergaulan.
Kandungan Surah
a. Kebenaran itu sumbernya dari Allah SWT. ;
b. Manusia diberi kebebasan memilih mau beriman atau kafir bagi orang yang beriman dan
beramal sholeh disediakan Surga dan bagi orang yang kafir disediakan neraka ;
c. Jika manusia memilih kafir dan melepaskan keimanan maka berarti mereka telah
melakukan kezhaliman.
Hadits Nabi
Di dalam salah satu hadis Rasulullah saw., beliau bersabda :
ََّۡاسۡقَال َ َۡع ْنۡ ِع ْك ِر َمة
ٍ ع ِنۡاب ِْنۡ َعب َ ۡصي ِْن
َ ۡال ُح ْ َحدَّثَنِاۡعبدۡهللاۡحدثنىۡأبىۡحدثنىۡيَ ِزيد ُۡقَالَۡأناۡ ُم َح َّمد ُۡ ْبنُ ۡإِ ْس َحاقَ ۡ َع ْنۡدَ ُاودَۡب ِْن
ۡ.ُلۡ ْال َحنِي ِفيَّةُۡالس َّْم َح ۡة َّ َانۡأ َ َحبُّ ۡإِل
َۡ ىَّۡللاِۡقَا ِۡ َيۡاْألَدْي
ُّ َ سلَّ َمۡأ َ عۡلَ ْي ِه
َ ۡو َّ َّصل
َ ُۡىَّۡللا َّ سو ِل
َ َِّۡۡللا ُ قِيلَۡ ِل َر
[Telah menceritakan kepada kami Abdillah, telah menceritakan kepada saya Abi telah
menceritakan kepada saya Yazid berkata; telah mengabarkan kepada kami Muhammad
bin Ishaq dari Dawud bin Al Hushain dari Ikrimah dari Ibnu 'Abbas, ia berkata;
Ditanyakan kepada Rasulullah saw. "Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah?"
maka beliau bersabda: "Al-Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi toleran)]"
2. MENJAGA KERUKUNAN
2.1. Definisi Kerukunan
Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna “baik” dan “damai”.
Intinya, hidup bersama dalam masyarakat dengan “kesatuan hati” dan “bersepakat” untuk
tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran (Depdikbud, 1985:850) Bila pemaknaan
tersebut dijadikan pegangan, maka “kerukunan” adalah sesuatu yang ideal dan didambakan
oleh masyarakat manusia
Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk menjadi rukun karena
sebelumnya ada ketidakrukunan; serta kemampuan dan kemauan untuk hidup berdampingan
dan bersama dengan damai serta tenteram. Langkah-langkah untuk mencapai kerukunan
seperti itu, memerlukan proses waktu serta dialog, saling terbuka, menerima dan menghargai
sesama, serta cinta-kasih. Kerukunan antarumat beragama bermakna rukun dan damainya
dinamika kehidupan umat beragama dalam segala aspek kehidupan, seperti aspek ibadah,
toleransi, dan kerja sama antarumat beragama.
Manusia ditakdirkan Allah Sebagai makhluk social yang membutuhkan hubungan
dan interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai makhluk social, manusia memerlukan
kerja sama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan
material maupun spiritual.
Ajaran Islam menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan tolong menolong
(ta’awun) dengan sesama manusia dalam hal kebaikan. Dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan umat Islam dapat berhubungan dengan siapa saja tanpa batasan ras, bangsa,
dan agama.
Selain itu islam juga mengajarkan manusia untuk hidup bersaudara karena pada
hakikatnya kita bersaudara. Persaudaraan atau ukhuwah, merupakan salah satu ajaran yang
pada hakikatnya bukan bermakna persaudaraan antara orang-orang Islam, melainkan
cenderung memiliki arti sebagai persaudaraan yang didasarkan pada ajaran Islam atau
persaudaraan yang bersifat Islami.
Sungguh bahwa Allah telah menempatkan manusia secara keseluruhan sebagai Bani
Adam dalam kedudukan yang mulia, walaqad karramna bani Adam (QS 17:70).
Manusia diciptakan Allah SWT dengan identitas yang berbeda-beda agar mereka
saling mengenal dan saling memberi manfaat antara yang satu dengan yang lain (QS
49:13).
Tiap-tiap umat diberi aturan dan jalan yang berbeda, padahal andaikata Allah
menghendaki, Dia dapat menjadikan seluruh manusia tersatukan dalam kesatuan umat.
Allah SWT menciptakan perbedaan itu untuk member peluang berkompetisi secara sehat
dalam menggapai kebajikan, fastabiqul khairat (QS 5:48).
Sabda Rasul, seluruh manusia hendaknya menjadi saudara antara yang satu dengan
yang lain, wakunu ibadallahi ikhwana (Hadist Bukhari).
Dari ayat-ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an dan hadist sekurang-
kurangnya memperkenalkan empat macam ukhuwah, yakni:
1. Ukhuwah ‘ubudiyyah, ialah persaudaraan yang timbul dalam lingkup sesama makhluk yang
tunduk kepada Allah.
2. Ukhuwah insaniyyah atau basyariyyah, yakni persaudaraan karena sama-sama memiliki
kodrat sebagai manusia secara keseluruhan (persaudaraan antarmanusia, baik itu seiman
maupun berbeda keyakinan).
3. Ukhuwah wataniyyah wa an nasab, yakni persaudaraan yang didasari keterikatan keturunan
dan kebangsaan.
4. Ukhuwah diniyyah, yakni persaudaraan karena seiman atau seagama.
Esensi dari persaudaraan terletak pada kasih sayang yang ditampilkan bentuk
perhatian, kepedulian, hubungan yang akrab dan merasa senasib sepenanggungan. Nabi
menggambarkan hubungan persaudaraan dalam haditsnya yang artinya ” Seorang mukmin
dengan mukmin yang lain seperti satu tubuh, apabila salah satu anggota tubuh terluka, maka
seluruh tubuh akan merasakan demamnya. Ukhuwwah adalah persaudaraan yang berintikan
kebersamaan dan kesatuan antar sesama. Kebersamaan di kalangan muslim dikenal dengan
istilah ukhuwwah Islamiyah atau persaudaraan yang diikat oleh kesamaan aqidah.
Kerja sama antar umat bergama merupakan bagian dari hubungan sosial anatar
manusia yang tidak dilarang dalam ajaran Islam. Hubungan dan kerja sama dalam bidang-
bidang ekonomi, politik, maupun budaya tidak dilarang, bahkan dianjurkan sepanjang
berada dalam ruang lingkup kebaikan.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan apa yang sudah dijelaskan pada pembahasan, maka dapat dikemukakan
beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Toleransi adalah sikap memberikan kemudahan, berlapang dada, mendiamkan, dan
menghargai ;
2. Islam merupakan agama yang menjadikan sikap toleransi sebagai bagian yang terpenting,
sikap ini lebih banyak teraplikasi dalam wilayah interaksi sosial sebagaimana yang
ditunjukkan dari sikap Rasulullah SAW. terhadap non muslim pada zaman beliau masih
hidup ;
3. Pentingnya kerukunan hidup antar umat beragama adalah terciptanya kehidupan
masyarakat yang harmonis dalam kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling
bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak
langsung memberikan stabilitas dan kemajuan Negara. Cara menjaga sekaligus
mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama adalah dengan mengadakan dialog
antar umat beragama yang di dalamnya membahas tentang hubungan antar sesama umat
beragama.
B. SARAN
Terapkan sikap toleransi pada setiap diri kita agar terciptanya kerukunan dan kedamaian
dalam lingkungan kehidupan.
Bertoleransi bukan berarti kita tidak peduli terhadap orang lain, melainkan menanamkan
sikap yang positif untuk menghargai orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Rasdiyana, S.Ag. Buku Ajar Al-Qur’an dan Hadits Untuk Mts. Solo : Putra Kertonatan
-------------.Yasmina Al-Qur’an dan Terjemah special for women. Bandung : Syaamil
Qur’an
Wahyuddin.dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta; PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia
Daud Ali, Mohammad, 1998. Pendidikan Agama Islam, Jakarata: Rajawalu pers.
Sairin, Weinata. 2002. Kerukunan umat beragama pilar utama kerukunan berbangsa:
butir-butir pemikiran
http://koswara .wordpress.com
http://www.hidayatulah.com