Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

(AQIDAH AKHLAK)
“Upaya Bersikap Tasamuh, Menjunjung Tinggi Sikap Musyawarah, dan
Selalu Menjaga Ukhuwah dalam menjaga Keutuhan NKRI"
GURU MAPEL: IBU FEMY MANTALI DAMA, S. AG

NAMA KELOMPOK
1. NOVIA RAMADHANI YANIS
2. NURHALIZA BUMULO
3. PERDANA KUSUMA BAROKAH

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BITUNG


2021-2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi
agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini


karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Bitung, 25 Maret 2022

DAFTAR ISI

JUDUL ....................................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................

BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................
B. Rumusan Masalah ...............................................................
C. Tujuan Pembahasan ...........................................................................
BAB II: PEMBAHASAN
A. Pengertian Tasamuh, Musyawarah, dan Ukhuwah
B. Dalil-Dalil tentang Tasamuh, Musyawarah, dan Ukhuwah
C. Adab Tasamuh, Musyawarah, dan Ukhuwah
D. Manfaat Tasamuh, Musyawarah, dan Ukhuwah

BAB III: PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
(Tasamuh) Islam adalah agama kemanusiaan, asas dari kemanusiaan ini dalam
Islam adalah penghormatannya terhadap manusia melebihi dari yang lainnya,
tanpa melihat perbedaan warna kulit, ras, agama, suku, gender, dan kasta.
Dalam Al-Qur’an diterangkan bahwa, Allah Swt menciptakan semua manusia
berbeda-beda dan bersuku bangsa bukanlah untuk saling menindas menghina,
apalagi saling menjatuhkan. Tetapi, perbedaan penciptaan manusia ini
ditunjukan semata-mata agar semua manusia saling mengenal antara satu
dengan yang lainnya, saling melengkapi kekurangan dan kelebihan masing-
masing.
(Musyawarah) Islam ialah agama yang sangat mengajurkan kepada para
pemeluknya untuk memegang prinsip Syūrā dalam menjalani roda kehidupan.
syūrā atau sering dikenal dengan musyawarah terdapat pada Al-Qur‟an, Q.S.Ali-
Imron Ayat 159 dan Q.S.Asy-Syûrâ ayat 38. Penafsiran kedua ayat tersebut,
banyak cendikiawan muslim menjadikan sebagai landasan bagi teori
pemerintahan. Oleh sebab itu, ayat-ayat tersebut dikatakan bukan hal baru
dalam kajian Islam. Bahkan ayat-ayat tersebut dari dulu sampai sekarang masih
diperbincangkan menuai banyak perdebatan di kalangan cendikiawan muslim.
(Ukhuwah)Ukhuwah Islamiyah adalah adanya persaudaraan antara sesama
umat Islam, di dalam Al-Qur’an dan Hadits menunjukan bahwa hal tersebut
merupakan sesuatu yang perlu diperhatikan oleh kaum muslimin.Ukhuwah
Islamiyah merupakan suatu ikatan akidah yang dapat menyatukan hati semua
umat Islam walaupun tanah tumpah darah mereka berjauhan, bahasa dan
bangsa mereka berbeda, sehingga setiap individu umat Islam senantiasa terikat
antara satu sama lainya, membentuk suatu bangunan umat yang kokoh.

B. Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang diatas, persoalan pokok yang akan dianalisis
selanjutnya adalah:
1. Apa pengertian dari Tasamuh, Musyawarah, dan Ukhuwah..?
2. Dalil-Dalil manakah yang menjelaskan tentang Tasamuh, Musyawarah dan
Ukhuwah..?
3. Adab yang seperti apakah yang harus dipelajari dan ditiru dari Tasamuh,
Musyawarah, dan Ukhuwah..?
4. Dan, Apa saja manfaat-manfaat dari Tasamuh, Musyawarah, dan Ukhuwah..?

C. Tujuan Pembahasan
Dengan melihat juga rumusan masalah di atas, kita bisa tahu tujuan
pembahasan kita di dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari Tasamuh, Musyawarah, dan Ukhuwah.
2. Untuk bisa mempelajari dan mengamalkan dalil-dalil dari Tasamuh,
Musyawarah, dan Ukhuwah
3. Untuk bisa mencontohkan adab Tasamuh, Musyawarah, dan Ukhuwah di
kehidupan sehari-hari.
4. Untuk mengetahui manfaat-manfaat dari Tasamuh, Musyawarah, dan
Ukhuwah.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tasamuh, Musyawarah, dan Ukhuwah.
• Pengertian Tasamuh
Tasamuh berasal dari bahasa Arab yang artinya toleransi. Toleransi dapat
berarti tenggang rasa, bermurah hati dan lapang dada.
Menurut istilah, tasamuh adalah saling menghormati dan menghargai antar
manusia dengan manusia lainnya. Dapat disimpulkan, tasamuh ialah akhlak
terpuji dalam pergaulan di mana ada rasa saling menghormati dan menghargai
antara satu dengan lainnya tetapi masih dalam batas-batas yang digariskan oleh
ajaran agama Islam.

• Pengertian Musyawarah
Musyawarah adalah suatu perbuatan seseorang untuk berkumpul, berpikir dan
memecahkan masalah dengan diliputi rasa kekeluargaan. Musyawarah
merupakan tindakan yang sangat dianjurkan oleh Islam. Hal inilah yang diajarkan
oleh Nabi Muhammad Saw. Sebagai nabi beliau bisa melakukan apapun
langsung minta petunjuk dari Allah untuk mengambil keputusan tertentu,
namun beliau suka bermusyawarah dengan para sahabatnya.
Dengan musyawarah banyak sekali manfaat yang diterima. Orang lain merasa
dihargai, merasa dilibatkan dan merasa penting. Sehingga seseorang akan
merasa memiliki keputusan bersama dan terdorong ikut bertanggungjawab
untuk mewujudkan keputusannya. Hasil musyawarah juga tingkat kebenarannya
lebih tinggi dari pada sendirian. Karena hasil pemikiran orang banyak akan lebih
lengkap, konprehensip dan lebih bervariasi dari pada berfikir sendirian. Manfaat
musyawarah yang demikian besar tersebut tercapai jika musyawarah dilakukan
dengan tata krama.

• Pengertian Ukhuwah
Ukhuwah dalam kamus bahasa Indonesia berarti persaudaraan. Secara umum
ukhuwah adalah persaudaraan, kerukunan, persatuan dan solidaritas yang
dilakukan oleh seseorang kepada orang lain. Persaudaraan yang dilakukan oleh
umat Islam diistilahkan dengan istilah ukhuwah islamiyah yang berarti
persaudaraan yang didasarkan pada agama Islam. Dengan demikian ukhuwah
islamiyah merupakan bentuk persaudaraan yang lintas wilayah dan kebangsaan.
Jadi siapapun orangnya dan dari mana saja asalnya selagi ia seorang muslim,
maka ia adalah bersaudara.

B. Dalil-Dalil tentang Tasamuh, Musyawarah, dan Ukhuwah.


• Dalil-Dalil tentang Tasamuh
Terdapat dalil-dali Al quran dan Al Hadits tentang anjuran untuk bersikap
tasamuh.
1. Al-Quran Surat Al-Hujurat ayat 10
۟ ُ‫ُوا بَ ْينَ َأ َخ َو ْي ُك ْم ۚ َوٱتَّق‬
َ‫وا ٱهَّلل َ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون‬ ۟ ‫نَّما ْٱل ُمْؤ ِمنُونَ ْخ َوةٌ فََأصْ لِح‬
‫ِإ‬ َ ‫ِإ‬
Artinya: "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu
damaikanlah antara kedua sadaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya
kamu mendapat rahmat."
2. Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 8
۟ ُ‫وا هُ َو َأ ْق َربُ لِلتَّ ْق َو ٰى ۖ َوٱتَّق‬
‫وا‬ ۟ ُ‫وا ۚ ٱ ْع ِدل‬
۟ ُ‫ْط ۖ َواَل يَجْ رمنَّ ُك ْم َشنَـَٔانُ قَوْ ٍم َعلَ ٰ ٓى َأاَّل تَ ْع ِدل‬ ۟ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
۟ ُ‫وا ُكون‬
ِ ‫وا قَ ٰ َّو ِمينَ هَّلِل ِ ُشهَدَٓا َء بِ ْٱلقِس‬
َِ َ
َ‫ٱهَّلل َ ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ َخبِي ۢ ٌر بِ َما تَ ْع َملُون‬
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada
takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan."
3. Al-Qur'an Surat Al-Kahfi ayat 29
‫ق ِم ْن َربِّ ُك ْم ۖ فَ َم ْن َشا َء فَ ْليُْؤ ِم ْن َو َم ْن َشا َء فَ ْليَ ْكفُرْ ۚ ِإنَّا َأ ْعتَ ْدنَا لِلظَّالِ ِمينَ نَارًا َأ َحاطَ بِ ِه ْم ُس َرا ِدقُهَا ۚ َوِإ ْن يَ ْست َِغيثُوا يُغَاثُوا‬
ُّ ‫َوقُ ِل ْال َح‬
‫ت ُمرْ تَفَقًا‬
ْ ‫س ال َّش َرابُ َو َسا َء‬ َ ‫بِ َما ٍء َك ْال ُم ْه ِل يَ ْش ِوي ْال ُوجُوهَ ۚ بِْئ‬
Artinya: “Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka
barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang
ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang
orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka
meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang
mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan
tempat istirahat yang paling jelek." (QS Al Kahfi : 29)
4. Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 256
َ ِ‫ك بِ ْالعُرْ َو ِة ْال ُو ْثقَ ٰى اَل ا ْنف‬
ۗ ‫صا َم لَهَا‬ ِ ‫اَل ِإ ْك َراهَ فِي الدِّي ِن ۖ قَ ْد تَبَيَّنَ الرُّ ْش ُد ِمنَ ْال َغ ِّي ۚ فَ َم ْن يَ ْكفُرْ بِالطَّا ُغو‬
َ ‫ت َويُْؤ ِم ْن بِاهَّلل ِ فَقَ ِد ا ْستَ ْم َس‬
‫َوهَّللا ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم‬
Artinya: “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya
telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa
yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia
telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
5. Al-Qur'an Surat Yunus ayat 40-41
Di dunia ini ada banyak jenis kepercayaan dan agama, ada yang beriman kepada
Al Quran dan ada yang tidak. Namun demikian bukan tugas manusia untuk
menghakimi masalah keimanan, karena Allah yang lebih mengetahui.
َ‫ك َأ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْف ِس ِدين‬
َ ُّ‫َو ِم ْنهُ ْم َم ْن يُْؤ ِمنُ بِ ِه َو ِم ْنهُ ْم َم ْن اَل يُْؤ ِمنُ بِ ِه ۚ َو َرب‬
Artinya: “Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Quran, dan
di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu
lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan." (QS Yunus :
40)
َ‫َوِإ ْن َك َّذبُوكَ فَقُلْ لِي َع َملِي َولَ ُك ْم َع َملُ ُك ْم ۖ َأ ْنتُ ْم بَ ِريُئونَ ِم َّما َأ ْع َم ُل َوَأنَا بَ ِري ٌء ِم َّما تَ ْع َملُون‬
Artinya: “Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: "Bagiku pekerjaanku
dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan
dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan". (QS Yunus : 41)
6. Hadist dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW pernah bersabda:
َ ‫َﺣ َّﺪﺛَﻨَﺎ ﺑِ ْﺸ ُﺮ ﺑْﻦُ ُﻣ َﺤ َّﻤ ٍﺪ ﺃَ ْﺧﺒَ َﺮﻧَﺎ َﻋ ْﺒ ُﺪ ﻪَّﻠﻟﺍ ِ ﺃَ ْﺧﺒَ َﺮﻧَﺎ َﻣ ْﻌ َﻤ ٌﺮ ﻋ َْﻦ ﻫَ َّﻤ ِﺎﻡ ْﺑ ِﻦ ُﻣﻨَﺒِّ ٍﻪ ﻋ َْﻦ ﺃَﺑِﻲ ﻫُ َﺮﻳ َْﺮﺓَ ﻋ َْﻦ ﺍﻟﻨَّﺒِ ِّﻲ‬
َ َ‫ﺻﻠَّﻰ ﻪَّﻠﻟﺍ ُ َﻋﻠَ ْﻴ ِﻪ َﻭ َﺳﻠَّ َﻢ ﻗ‬
‫ﺎﻝ‬
ِ ‫ﺚ َﻭﺎَﻟ ﺗَ َﺤ َّﺴﺴُﻮﺍ َﻭﺎَﻟ ﺗ ََﺠ َّﺴﺴُﻮﺍ َﻭﺎَﻟ ﺗ ََﺤﺎ َﺳﺪُﻭﺍ َﻭﺎَﻟ ﺗَﺪَﺍﺑَﺮُﻭﺍ َﻭﺎَﻟ ﺗَﺒَﺎ َﻏﻀُﻮﺍ َﻭ ُﻛﻮﻧُﻮﺍ ِﻋﺒَﺎ َﺩ ﻪَّﻠﻟﺍ‬ ِ ‫ﺇِﻳَّﺎ ُﻛ ْﻢ َﻭﺍﻟﻈَّ َّﻦ ﻓَﺈ ِ َّﻥ ﺍﻟﻈَّ َّﻦ ﺃَ ْﻛ َﺬﺏُ ْﺍﻟ َﺤ ِﺪﻳ‬
‫ﺇِ ْﺧ َﻮﺍﻧًﺎ‬
"Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling
dusta. Dan janganlah kalian saling mendiamkan, janganlah suka mencari-cari
kesalahan, saling mendengki, saling membelakangi, serta saling membenci. Dan
jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara." (HR Bukhari).

• Dalil-Dalil tentang Musyawarah


Allah SWT. menjelaskan tentang musyawarah termaktub pada:
1. QS. Ali Imran:159
ۖ ‫اورْ هُ ْم فِي اَأْل ْم ِر‬ ِ ‫فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِمنَ هَّللا ِ لِ ْنتَ لَهُ ْم ۖ َولَوْ ُك ْنتَ فَظًّا َغلِيظَ ْالقَ ْل‬
ِ ‫ب اَل ْنفَضُّ وا ِم ْن َحوْ لِكَ ۖ فَاعْفُ َع ْنهُ ْم َوا ْستَ ْغفِرْ لَهُ ْم َو َش‬
َ‫فَِإ َذا َع َز ْمتَ فَت ََو َّكلْ َعلَى هَّللا ِ ۚ ِإ َّن هَّللا َ ي ُِحبُّ ْال ُمت ََو ِّكلِين‬
Artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma’afkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya”. (QS. Ali Imran: 159)
2. QS Al-Baqarah Ayat 233

ِ ‫َّضا َعةَ ۚ َو َعلَى ْٱل َموْ لُو ِد لَهۥُ ِر ْزقُه َُّن َو ِك ْس َوتُه َُّن بِ ْٱل َم ْعر‬
‫ُوف ۚ اَل‬ َ ‫ض ْعنَ َأوْ ٰلَ َده َُّن َحوْ لَ ْي ِن َكا ِملَ ْي ِن ۖ لِ َم ْن َأ َرا َد َأن يُتِ َّم ٱلر‬
ِ ْ‫ت يُر‬ ُ ‫َو ْٱل ٰ َولِ ٰ َد‬
َ ِ‫ك ۗ فَِإ ْن َأ َرادَا ف‬ َ ِ‫ث ِم ْث ُل ٰ َذل‬ ۢ
ٍ ‫صااًل عَن ت ََر‬
‫اض‬ ِ ‫ضٓا َّر ٰ َولِ َدةٌ بِ َولَ ِدهَا َواَل َموْ لُو ٌد لَّهۥُ بِ َولَ ِد ِهۦ ۚ َو َعلَى ْٱل َو‬
ِ ‫ار‬ َ ُ‫تُ َكلَّفُ نَ ْفسٌ ِإاَّل ُو ْس َعهَا ۚ اَل ت‬
‫وا‬ ِ ‫ضع ُٓو ۟ا َأوْ ٰلَ َد ُك ْم فَاَل ُجنَا َح َعلَ ْي ُك ْم ِإ َذا َسلَّ ْمتُم َّمٓا َءاتَ ْيتُم بِ ْٱل َم ْعر‬
۟ ُ‫ُوف ۗ َوٱتَّق‬ ِ ْ‫ِّم ْنهُ َما َوتَ َشا ُو ٍر فَاَل ُجنَا َح َعلَ ْي ِه َما ۗ َوِإ ْن َأ َردتُّ ْم َأن تَ ْستَر‬
‫صي ٌر‬ ۟
ِ َ‫ٱهَّلل َ َوٱ ْعلَ ُم ٓوا َأ َّن ٱهَّلل َ بِ َما تَ ْع َملُونَ ب‬
Artinya "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun
penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah
memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang
tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang
ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya,
dan waris pun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih
(sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka
tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang
lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran
menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa
Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan," (QS. Al-Baqarah [2]: 233).
3. QS. Yusuf Ayat 54-55
ٌ ‫ين َأ ِم‬
‫ين‬ ٌ ‫ك ٱْئتُونِى بِ ِٓۦه َأ ْست َْخلِصْ هُ لِنَ ْف ِسى ۖ فَلَ َّما َكلَّ َمهۥُ قَا َل ِإنَّكَ ْٱليَوْ َم لَ َد ْينَا َم ِك‬
ُ ِ‫َوقَا َل ْٱل َمل‬
Artinya: "Dan raja berkata: 'Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia
sebagai orang yang rapat kepadaku'. Maka tatkala raja telah bercakap-cakap
dengan dia, dia berkata: 'Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang
yang berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami." (QS. Yusuf [12]: 54).
‫ض ۖ ِإنِّى َحفِيظٌ َعلِي ٌم‬
ِ ْ‫ال ٱجْ َع ْلنِى َعلَ ٰى َخزَٓاِئ ِن ٱَأْلر‬
َ َ‫ق‬
Artinya: "Berkata Yusuf: 'Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir);
sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan',"
(QS. Yusuf [12]: 54).
4. QS. As-Syura Ayat 36-38
۟ ُ‫فَمٓا ُأوتِيتُم ِّمن َش ْى ٍء فَم ٰتَ ُع ْٱل َحيَ ٰو ِة ٱل ُّد ْنيَا ۖ َوما ِعن َد ٱهَّلل ِ َخ ْي ٌر َوَأ ْبقَ ٰى لِلَّ ِذينَ َءامن‬
َ‫وا َو َعلَ ٰى َربِّ ِه ْم يَت ََو َّكلُون‬ َ َ َ َ
Artinya: "Maka sesuatu yang diberikan kepadamu, itu adalah kenikmatan hidup
di dunia; dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-
orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka, mereka bertawakal,"
(QS. Asy-Syura [62]: 36).
۟ ‫َضب‬
َ‫ُوا هُ ْم يَ ْغفِرُون‬ َ ‫َوٱلَّ ِذينَ يَجْ تَنِبُونَ َك ٰبَِٓئ َر ٱِإْل ْث ِم َو ْٱلفَ ٰ َو ِح‬
ِ ‫ش َوِإ َذا َما غ‬
Artinya: "Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan
perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf,"
(QS. Asy-Syura [62]: 37).
َ‫ور ٰى بَ ْينَهُ ْم َو ِم َّما َرزَ ْق ٰنَهُ ْم يُنفِقُون‬
َ ‫صلَ ٰوةَ َوَأ ْم ُرهُ ْم ُش‬ ۟ ‫ُوا لِ َربِّ ِه ْم َوَأقَا ُم‬
َّ ‫وا ٱل‬ ۟ ‫َوٱلَّ ِذينَ ٱ ْستَ َجاب‬

Artinya: "Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya


dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah
antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan
kepada mereka," (QS. Asy-Syura [62]: 38).
5. An-Naml Ayat 29-35
‫ى ِك ٰتَبٌ َك ِري ٌم‬ ۟ َ‫ت ٰيََٓأيُّهَا ْٱلمل‬
َّ َ‫ُؤا ِإنِّ ٓى ُأ ْلقِ َى ِإل‬ ْ َ‫قَال‬
َ
Artinya: "Berkata ia (Balqis): 'Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah
dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia," (QS. An-Naml [27]: 29).

ِ ‫ِإنَّهۥُ ِمن ُسلَ ْي ٰ َمنَ وَِإنَّهۥُ بِس ِْم ٱهَّلل ِ ٱلرَّحْ ٰ َم ِن ٱلر‬
‫َّح ِيم‬
Artinya: "Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi)nya:
'Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang',"
(QS. An-Naml [27]: 30).
َ‫ى َوْأتُونِى ُم ْسلِ ِمين‬ ۟ ُ‫َأاَّل تَ ْعل‬
َّ َ‫وا َعل‬
Artinya: "Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan
datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri," (QS. An-Naml
[27]: 31).
۟ َ‫ت ٰيََٓأيُّهَا ْٱلمل‬
ِ ‫نت قَا ِط َعةً َأ ْمرًا َحتَّ ٰى تَ ْشهَد‬
‫ُون‬ ُ ‫ُؤا َأ ْفتُونِى فِ ٓى َأ ْم ِرى َما ُك‬ َ ْ َ‫قَال‬

Artinya: "Berkata dia (Balqis): 'Hai para pembesar berilah aku pertimbangan
dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum
kamu berada dalam majelis(ku)," (QS. An-Naml [27]: 32).
َ‫ْك فَٱنظُ ِرى َما َذا تَْأ ُم ِرين‬ ۟ ۟ ۟
ٍ ‫قَالُوا نَحْ نُ ُأ ۟ولُوا قُ َّو ٍة َوُأ ۟ولُوا بَْأ‬
ِ ‫س َش ِدي ٍد َوٱَأْل ْم ُر ِإلَي‬
Artinya: "Mereka menjawab: 'Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan
dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan
berada di tanganmu, maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu
perintahkan," (QS. An-Naml [27]: 33).
َ‫وا قَرْ يَةً َأ ْف َسدُوهَا َو َج َعلُ ٓو ۟ا َأ ِع َّزةَ َأ ْهلِهَٓا َأ ِذلَّةً ۖ َو َك ٰ َذلِكَ يَ ْف َعلُون‬
۟ ُ‫ك َذا َد َخل‬
‫ت ِإ َّن ْٱل ُملُو َ ِإ‬
ْ َ‫قَال‬

Artinya: "Dia berkata: Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri,


niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia
jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat," (QS. An-Naml [27]:
34).
‫َوِإنِّى ُمرْ ِسلَةٌ ِإلَ ْي ِهم بِهَ ِديَّ ٍة فَنَا ِظ َر ۢةٌ بِ َم يَرْ ِج ُع ْٱل ُمرْ َسلُون‬
Artinya: "Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan
(membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali
oleh utusan-utusan itu," (QS. An-Naml [27]: 35).

• Dalil-Dalil tentang Ukhuwah


Berikut Dalil tentang Persaudaraan dan keutamannya dalam hadits Nabi SAW:
1. Sesama Muslim Bersaudara
ْ َ‫"ال ُم ْسلِ ُم َأ ُخو ْال ُم ْسلِ ِم اَل ي‬
"ُ‫ظلِ ُمهُ َواَل يُ ْسلِ ُمه‬ ْ
Orang muslim itu adalah saudara muslim lainnya, ia tidak boleh berbuat aniaya
terhadapnya dan tidak boleh pula menjerumuskannya.
2. Menolong Saudara Ditolong Allah
Di dalam hadis sahih disebutkan:
"‫"وهَّللا ُ فِي عَوْ ِن ْال َع ْب ِد َما َكانَ ْال َع ْب ُـد فِي عَوْ ِن َأ ِخي ِه‬
َ
Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama si hamba selalu menolong
saudaranya.
3. Diamini Malaikat
Di dalam kitab shahih pula disebutkan:
"‫ك بِ ِم ْثلِ ِه‬ ُ َ‫ال ْال َمل‬
َ َ‫ َول‬، َ‫ آ ِمين‬:‫ك‬ ِ ‫"ِإ َذا َدعَا ْال ُم ْسلِ ُم َأِل ِخي ِه بِظَه ِْر ْال َغ ْي‬
َ َ‫ب ق‬
Apabila seorang muslim berdoa untuk kebaikan saudaranya tanpa
sepengetahuan yang bersangkutan, maka malaikat mengamininya dan
mendoakan, "Semoga engkau mendapat hal yang serupa.”
4. Ibarat Satu Tubuh
" ‫ ِإ َذا ا ْشتَ َكى ِم ْنهُ عُضْ ٌو تَدَاعَى لَهُ َساِئ ُر ْال َج َس ِد بال ُح َّمى‬،‫صلِ ِه ْم َك َمثَ ِل ْال َج َس ِد ْال َوا ِح ِد‬
ُ ‫َمثَ ُل ْال ُمْؤ ِمنِينَ فِي تَوادِّهم َوتَ َرا ُح ِم ِه ْم َوتَ َوا‬
‫"وال َّسهَر‬
Perumpamaan orang-orang mukmin dalam persahabatan kasih sayang dan
persaudaraannya sama dengan satu tubuh; apabila salah satu anggotanya
merasa sakit, maka rasa sakitnya itu menjalar ke seluruh tubuh menimbulkan
demam dan tidak dapat tidur (istirahat).
Di dalam hadis sahih disebutkan pula:

ِ َ‫"ال ُمْؤ ِمنُ لِ ْل ُمْؤ ِم ِن َك ْالبُ ْني‬


ُ ‫ يَ ُش ُّد بَ ْع‬،‫ان‬
"‫ضهُ بَ ْعضًا‬ ْ

Orang mukmin (terhadap mukmin lainnya) bagaikan satu bangunan, satu sama
lainnya saling kuat-menguatkan.
Lalu Rasulullah Saw. merangkumkan jari jemarinya.
‫ْت َسه َْل ْبنَ َس ْع ٍد‬ ُ ‫ َس ِمع‬:‫ال‬َ َ‫از ٍم ق‬ ِ ‫ َح َّدثَنِي َأبُو َح‬،‫ت‬ ٍ ِ‫ َأ ْخبَ َرنَا ُمصْ َعبُ بْنُ ثَاب‬،ِ ‫ َح َّدثَنَا َع ْب ُد هَّللا‬،‫َّاج‬
ِ ‫ َح َّدثَنَا َأحْ َم ُد بْنُ ْال َحج‬:‫ال َأحْ َم ُد‬َ َ‫ق‬
‫ْأ‬
‫ يَ لَ ُم‬،‫س ِمنَ ْال َج َس ِد‬ ‫ْأ‬
ِ ‫ "ِإ َّن ْال ُمْؤ ِمنَ ِم ْن َأ ْه ِل اِإْل ي َما ِن بِ َم ْن ِزلَ ِة ال َّر‬:‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬
َ ِ ‫ِّث ع َْن َرسُو ِل هَّللا‬
ُ ‫ي ي َُحد‬ َّ ‫السَّا ِع ِد‬
‫ْأ‬ ْ ‫ْأ‬ ‫َأِل‬ ْ
ِ ‫ َك َما يَ لَ ُم ال َج َس ُد لِ َما فِي ال َّر‬،‫ان‬
‫س‬ ِ ‫"ال ُمْؤ ِمنُ ْه ِل اِإْل ي َم‬
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnul Hajjaj,
telah menceritakan kepada kami Abdullah, telah menceritakan kepada kami
Mus'ab ibnu Sabit, telah menceritakan kepadaku Abu Hazim yang mengatakan
bahwa ia pernah mendengar Sahl ibnu Sa'd As-Sa'idi r.a. menceritakan hadis
berikut dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda: Sesungguhnya orang mukmin
dari kalangan ahli iman bila dimisalkan sama kedudukannya dengan kepala dari
suatu tubuh; orang mukmin akan merasa sakit karena derita yang dialami oleh
ahli iman, sebagaimana tubuh merasa sakit karena derita yang dialami oleh
kepala.
5. Menolong Saudara Dicukupi Kebutuhannya oleh Allah
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ِ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َما َأ ْخبَ َرهُ َأ َّن َرسُو َل هَّللا‬
ِ ‫ب َأ َّن َسالِ ًما َأ ْخبَ َرهُ َأ َّن َع ْب َد هَّللا ِ ْبنَ ُع َم َر َر‬
ٍ ‫ع َْن ُعقَ ْي ٍل ع َْن ا ْب ِن ِشهَا‬
ُ ‫اجتِ ِه َو َم ْن فَ َّر َج ع َْن ُم ْسلِ ٍم ُكرْ بَةً فَ َّر َج هَّللا‬ َ ‫ظلِ ُمهُ َواَل يُ ْسلِ ُمهُ َو َم ْن َكانَ فِي َحا َج ِة َأ ِخي ِه َكانَ هَّللا ُ فِي َح‬ ْ َ‫قَا َل ْال ُم ْسلِ ُم َأ ُخو ْال ُم ْسلِ ِم اَل ي‬
‫ت يَوْ ِم ْالقِيَا َم ِة َو َم ْن َستَ َر ُم ْسلِ ًما َستَ َرهُ هَّللا ُ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬
ِ ‫َع ْنهُ ُكرْ بَةً ِم ْن ُك ُربَا‬
Dari Uqail dari Ibnu Syihab bahwa Salim mengabarkannya bahwa Abdullah bin
Umar radliallahu anhuma mengabarkannya bahwa Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda: "Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia
tidak menzhaliminya dan tidak membiarkannya untuk disakiti. Siapa yang
membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya.
Siapa yang menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah
menghilangkan satu kesusahan baginya dari kesusahan-kesusahan hari kiamat.
Dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim maka Allah akan menutup aibnya
pada hari qiyamat". (HR. Bukhari) [No. 2442 Fathul Bari] Shahih.
6. Dilapangkan Rezeki
ُ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل َم ْن َأ َحبَّ َأ ْن يُ ْب َسطَ لَهُ فِي ِر ْزقِ ِه َويُ ْن َسَأ لَه‬
َ ِ ‫ك َأ َّن َرسُو َل هَّللا‬
ٍ ِ‫ب قَا َل َأ ْخبَ َرنِي َأنَسُ بْنُ َمال‬
ٍ ‫ع َْن ا ْب ِن ِشهَا‬
ُ‫صلْ َر ِح َمه‬ ْ ‫َأ‬
ِ َ‫فِي ثَ ِر ِه فَلي‬
Dari Uqail dari Ibnu Syihab dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Anas bin
Malik bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa ingin
lapangkan pintu rizqi untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia
menyambung tali silaturrahmi." (HR. Bukhari) [No. 5986 Fathul Bari] Shahih.
7. Dilarang Mendiamkan Saudaranya 3 Hari
‫ص ُّد هَ َذا‬ ِ َ‫ث يَ ْلتَقِي‬
ُ َ‫ان فَي‬ ٍ ‫ق ثَاَل‬ َ ْ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل اَل يَ ِحلُّ لِ ُم ْسلِ ٍم َأ ْن يَ ْهج َُر َأخَاهُ فَو‬
َ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ ع َْن النَّبِ ِّي‬ َ ‫ع َْن َأبِي َأي‬
ِ ‫ُّوب َر‬
‫ت‬
ٍ ‫ث َمرَّا‬ ‫َأ‬ ْ ‫ُأ‬ َّ
َ ‫ص ُّد هَ َذا َوخَ ْي ُرهُ َما ال ِذي يَ ْب َد بِال َّساَل ِم َو َذ َك َر ُسفيَانُ نَّهُ َس ِم َعهُ ِم ْنهُ ثَاَل‬ ُ َ‫َوي‬
Dari Abu Ayyub radliallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam beliau
bersabda: "Tidak halal seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga
hari, jika bertemu saling menjauhkan, dan yang paling baik di antara keduanya
adalah yang memulai salam." Sufyan menyebutkan, bahwa dia mendengar Zuhri
hingga tiga kali." (HR. Bukhari) [No. 6237 Fathul Bari] Shahih.
8. Dilarang Membenci
َ ِ ‫ك َأ َّن َرسُو َل هَّللا‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل اَل تَبَا َغضُوا َواَل تَ َحا َسدُوا َواَل تَدَابَرُوا َو ُكونُوا ِعبَا َد هَّللا ِ ِإ ْخ َوانًا َواَل‬ ِ ‫ع َْن َأن‬
ٍ ِ‫َس ب ِْن َمال‬
ٍ َ‫ث لَي‬
‫ال‬ ِ ‫ق ثَاَل‬ َ ْ‫يَ ِحلُّ لِ ُم ْسلِ ٍم َأ ْن يَ ْه ُج َر َأ َخاهُ فَو‬
Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
"Janganlah kalian saling membenci, janganlah saling mendengki dan janganlah
kalian saling membelakangi dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang
bersaudara, dan tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya
melebihi tiga malam." (HR. Bukhari) [No. 6076 Fathul Bari] Shahih.
9. Lebih Utama dari Sedekah
‫ص َدقَ ِة قَالُوا بَلَى‬ َّ ‫صاَل ِة َوال‬ َّ ‫صيَ ِام َوال‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأاَل ُأ ْخبِ ُر ُك ْم بَِأ ْف‬
ِّ ‫ض َل ِم ْن د ََر َج ِة ال‬ َ ِ ‫ع َْن َأبِي الدَّرْ دَا ِء قَا َل قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬
ُ‫ت ْالبَي ِْن ْال َحالِقَة‬ ِ ‫ت ْالبَ ْي ِن َوفَ َسا ُد َذا‬
ِ ‫يَا َرسُو َل هَّللا ِ قَا َل ِإصْ اَل ُح َذا‬
Dari Abu Darda ia berkata, "Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
"Maukah jika aku kabarkan kepada kalian sesuatu yang lebih utama dari derajat
puasa, shalat dan sedekah?" para sahabat berkata, "Tentu ya Rasulullah." Beliau
bersabda: "Mendamaikan orang yang sedang berselisih. Dan rusaknya orang
yang berselisih adalah pencukur (mencukur amal kebaikan yang telah
dikerjakan)." (HR. Abu Daud) [ No. 4919 Baitul Afkar Ad Dauliah] Shahih.

C. Adab Tasamuh, Musyawarah, dan Ukhuwah.


• Adab Tasamuh
Setelah mengetahui sikap tasamuh dalam Islam. Kita dituntut untuk bersikap
tasamuh. Sebagai contoh sikap tasamuh dalam Islam yaitu:
1. Di kota Madinah, Rasulullah Saw. tidak sungkan berdampingan dengan
pribumi Yahudi maupun Nasrani.
2. Ketika menaklukkan Jerussalem, khalifah Umar r.a. tidak merusak tempat-
tempat ibadah warga non-muslim dan pemeluknya teteap diberikan kebebasan
untuk menjalankan ritual agamnya.
3. Rasulullah Saw. memberi makan seorang beragama Yahudi buta dan miskin.
4. Ketika ada jenazah seorang Yahudi melintas di sebelah Rasulullah Saw. dan
para sahabat, Rasulullah Saw. berhenti dan berdiri. Kemudian seorang sahabat
berkata, “Kenapa engkau berhenti ya Rasulullah? Padahal itu adalah jenazah
orang Yahudi?” Rasulullah Saw. bersabda: “Bukankah dia juga manusia?”

• Adab Musyawarah
Adapun adab atau etika musyawarah adalah sebagai berikut:
1. Sebelum waktu musyawarah diadakan para peserta musyawarah berdoa agar
Allah Swt memberikan petunjuk dan keputusan terbaik.
2. Memilih pemimpin musyawarah sesuai kesepakatan peserta musyawarah, agar
berjalan dengan baik, tertib dan lancar.
3. Semua peserta harus menghargai kepada pemimpin musyawarah.
4. Pemimpin musyawarah hendaknya bisa bersikap adil dan terbuka terhadap
peserta musyawarah. Semua peserta memiliki hak yang sama dlam
menyampaikan gagasan dan pendapat.
5. Masing-masing peserta harus menghargai pendapat peserta lainnya dengan
cara tidak memotong pembicaraan, merendahkan, dan tidak mendengarkan.
6. Semua peserta hendaknya tidak memaksakan pendapatnya masing- masing,
atau memaksakan kebenaran harus muncul dari dirinya.
7. Merasa rela terhadap kebenaran yang keluar dari siapapun, sekalipun
kebenaran itu muncul dari orang yang lebih muda atau lebih rendah.
8. Jika kesepakatan telah tercapai, maka semua peserta harus menghormati
kesepakatan itu sekalipun tidak sesuai dengan pendapatnya.
9. Mengakhiri musyawarah dengan membacakan hasil musyawarah dan ditutup
dengan do’a.

• Adab Ukhuwah
Setelah mengetahui sikap ukhuwwah dalam Islam. Kita dituntut untuk bersikap
ukhuwwah. Sebagai contoh sikap ukhuwwah dalam Islam yaitu peristiwa ketika
Rasulullah mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar agar saling tolong-
menolong antar saudara dan menjalin persatuan umat Islam serta menjadi
pondasi dasar membangun negara. Adapun untuk mencapai nikmatnya
persaudaraan baik sesama manusia, bangsa, atau pun agama, ada beberapa
proses terbentuknya persaudaraan ini, yaitu:
a. Melaksanakan saling mengenal (Ta’aruf)
Ta’aruf ialah usaha saling mengenal sesama manusia. Usaha ini
merupakan wujud implementasi dari perintah Allah untuk saling mengenal.
Usaha ini meliputi mengenali fisik, pemikiran, dan kejiwaan. Dengan usaha
pengenalan tiga hal tersebut, persaudaraan akan terjalin lebih erat.
b. Melakukan proses saling memahami (Tafāhum)
Tafāhum ialah usaha saling memahami. Setelah saling mengenal, usaha
saling memahami sangat dibutuhkan untuk melanggengkan persaudaraan.
Dengan usaha inilah seseorang akan mengetahui dan menghargai kelebihan
dan kekurangan orang lain. kelebihan atau kekurangan sesama.
c. Bersikap saling tolong-menolong (Ta’awun)
Ta’awun ialah sikap saling tolong-menolong. Sikap ini terjalin setelah
proses pengenalan dan saling memahami. Sikap saling tolong-menolong
haruslah dilakukan dalam kebaikan bukan keburukan sebagai implikasi dari
perintah Allah tentang ta’awun.
d. Bersatu (Ta’alluf)
Ta’alluf adalah bersatunya seorang muslim dengan muslim lainnya.
Usaha ini bisa diwujudkan dengan adanya kesamaan visi dan misi seperti
konsisten untuk memajukan madrasah.
e. Melaksanakan proses saling menjaga (Takaful)
Takaful adalah sikap saling memberi keamanan. saling menjamin atau saling
menjaga. Sikap ini terjalin setelah persaudaraan benar-benar erat dan kokoh.

D. Manfaat Tasamuh, Musyawarah, dan Ukhuwah.


• Manfaat Tasamuh
Terdapat beberapa manfaat tasamuh, di antaranya sebagai berikut:
1. Mempererat persatuan dan kesatuan antar sesama manusia.
2. Mempermudah urusan dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Mengembangkan sikap menghargai dan menghormati serta tenggang rasa
terhadap sesama manusia.
4. Menjaga norma-norma agama, sosial dan adat istiadat.
5. Menjaga dan menghormati hak dan kewajiban orang lain.
6. Menumbuhkan sikap bertanggungjawab terhadap lingkungan masyarakat.

• Manfaat Musyawarah
Musyawarah, mengandung banyak sekali manfaatnya. Diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Melalui musyawarah, dapat diketahui kadar akal, pemahaman, kadar
kecintaan, dan keikhlasan terhadap kemaslahatan umum.
2. Sesungguhnya akal manusia itu bertingkat-tingkat, dan jalan nalarnyapun
berbeda-beda. Oleh karena itu, di antara mereka pasti mempunyai suatu
kelebihan pandangan disbanding yang lain (dan sebaliknya), sekalipun di
kalangan para pembesar.
3. Sesungguhnya pendapat-pendapat dalam musyawarah diuji keakuratannya.
Setelah itu, dipilihlah pendapat yang sesuai (baik dan benar).
4. Di dalam musyawarah, akan tampak bersatunya hati untuk mensukseskan
suatu upaya dan kesepakatan hati. Dalam hal itu, memang, sangat diperlukan
untuk suksesnya masalahnya masalah yang sedang dihadapi.
5. Untuk menetapkan suatu keputusan dengan adil dan bijaksana.
6. Untuk mencari kebenaran, persetujuan, dan kesepakatan bersama yang lebih
baik.
7. Untuk menghilangkan sikap otoriter, diktator, dan sikap sewenang- wenang.
8. Untuk belajar membiasakan mengemukakan pendapat, ide, atau gagasan
secara tepat.
Menurut Ali bin Abi Thalib ada tujuh manfaat musyawarah, antara lain:
1. Dapat mengambil kesimpulan yang benar.
2. Mencari kebenaran.
3. Menjaga diri dari kekeliruan.
4. Menghindarkan celaan.
5. Menciptakan stabilitas emosi.
6. Keterpaduan hati.
7. Dan mengikuti atsar.

• Manfaat Ukhuwah
Adapun manfaat yang dapat kita ambil dari ukhuwah Islamiyah yakni :
1. Timbul sikap tolong menolong.
2. Tumbuh rasa saling memahami.
3. Menimbulkan rasa tenggang rasa dantidak menzhalimi satu sama lain.
4. Terciptanya solidaritas yang kuat antara sesama muslim.
5. Terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa.
6. Terciptanya kerukunan hidup antara sesama warga masyarakat.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjabaran makalah di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
Toleransi sebagai salah satu kunci untuk mewujudkan hal yg perlu
mendapatkan perhatian yang lebih, agar terciptanya Negara yang
terhindar dari perpecahan, menerima adanya perbedaan serta mencintai
silahturrahmi. Musyawarah adalah untuk mencapai kesepakatan antara 2
orang atau lebih dan harus dibicarakan dengan baik sebagaimana dalil-
dalil di atas menjelaskan agar tercapai kesepakatan yang baik antar
sesama. Dan Ukhuwah adalah ikatan persaudaraan, yaitu kita harus
menjalin hubungan yang baik dalam persaudaraan agar bisa terciptanya
solidaritas yang kuat antar sesama.

Anda mungkin juga menyukai