Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AKIDAH DAN AKHLAK


(Sitematika Arkanul Iman)
DOSEN: SUPRIADI, S.E.I., M.E.I.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

 NURFADILLA NUR ALI/90500121057


 INCE NUR RAHMI/90500121035
 NOVITA YULIAULANDARI/90500121058

KELAS: PBS-B

PRODI PERBANKAN SYARIAH


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021/2022

1
KATA PENGANTAR

‫الر ِح ْي ِم‬
َّ ‫الر ْح َم ِن‬
َّ ِ‫ــــــــــــــــــم اهلل‬
ِ ‫ِب ْس‬

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan dan
kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini dengan judul Sistematika
Arkanul Karim. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari Pak Supriadi, S.E.I., M.E.I
pada mata kuliah Akidah Akhlak. Selain itu, penulis juga berharap semoga makalah ini dapat
menambah wawasan bagi para pembaca tentang sistematika arkanul karim.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pak Supriadi, S.E.I., M.E.I selaku dosen mata kuliah
Akidah Akhlak karena tugas yang telah diberikan sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 12 September 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................5
2.1 Pengertian Rukun Islam.....................................................................................................5
2.2 Dalil Tentang Rukun Islam................................................................................................6
2.3 Pembagian Rukun Islam ....................................................................................................7

BAB III PENUTUP................................................................................................................11


3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................11
3.2 Saran...................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agama menurut Islam adalah apa yang diturunkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an dan
Sunnah yang berisi perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk bagikemaslahatan
umat baik itu urusan dunia maupun akhirat. Beragama Islam adalah suatubentuk keyakinan
manusia terhadap berbagai hal yang diajarkan dalam Al-Qur‟an. 
Dalam agama Islam terdapat pilar-pilar keimanan yang dikenal dengan rukun Iman terdiri dari
enam pilar. Ke enam pilar tersebut adalah keyakinan Islam terhadap hal-hal yang “ghoib”,
sebuah kepercayaan terhadap hal-hal yang diluar daya nalar manusia. Rukun Iman (pilar
keyakinan) ini adalah: 1) iman kepada Allah (Patuh dan taat kepada Ajaran Allah dan Hukum-
hukumNya), 2) iman kepada Malaikat-Malaikat Allah (mengetahui dan percaya akan keberadaan
kekuasaan dan kebesaran Allah di alam semesta), 3) iman kepada Kitab-kitab Allah
(melaksanakan ajaran Allah dalam kitab-kitabNya), 4) iman kepada Rasul-rasul Allah
(mencontoh perjungan para Nabi dan Rasul dalam menyebarkan dan menjalankan kebenaran
yang disertai kesabaran), 5) iman kepada hari Kiamat (bahwa setiap perbuatan akan ada
pembalasan) dan 6) iman kepada Qada dan Qadar (paham pada keputusan serta kepastian yang
ditentukan Allah pada alam semesta). Enam pilar keimanan umat Islam tersebut merupakan
sesuatu yang wajib dimiliki oleh setiap muslim.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan rukun iman
2. Bagaimana dalil tentang rukun iman
3. Bagaimana pembagian rukun iman
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui makna rukun iman
2. Untuk mengetahui dalil tentang rukun iman
3. Untuk mengetahui pembagian rukun iman

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rukun Iman


Secara lengkapnya iman berkaitan dengan meyakini dalam hati, mengucapkan
dengan lisan, dan mengamalkan menggunakan perbuatan. Menurut Syaikh Abdul Majid
Az-Zandani. Hal ini dijelaskan dalam buku Ensiklopedia Iman yang diterbitkan pada
tahun 2016. Definisi menurut istilah syarak’ yakni mempercayai. Ada pula pendapat
menyatakan bahawa iman adalah keyakinan yang terbentuk dalam hati. Sebagaimana
firman Allah SWT pada Al-baqarah ayat 143:

Yang artinya :
“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar
kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi
atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat)
kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang
berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang
yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu.
Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.

Menurut Imam Malik, As Syafi,’i, Ahmad, Al Auza’i, dan Ishak bin Rahawaih
menyatakan bahwa iman adalah pembesaran dengan hati, pengakuan menggunakan lisan,
dan mengamalkan melalui anggota badan. Bahkan mereka menjadikan amal tersebut
sebagai unsur keimanan.

5
Sedangkan untuk definisi rukun iman adalah meyakini bahwa Nabi dan Rasul
merupakan utusan Allah Subhanahu Wa Ta’ala diperintahkan untuk menyampaikan
kabar gembira dan ancaman kepada manusia di bumi.

2.2 Dalil Tentang Rukun Iman


Menurut Dr. Muhammad Na’im Yasin, dalil-dalil rukun iman yang enam terdapat dalam
ayat-ayat berikut:
 Al-Baqarah: 285
ٓ
‫ون ۚ ُك ٌّل َءا َم َن ِبٱهَّللِ َو َم ٰ َل ِئ َك ِت ِۦه َو ُك ُت ِب ِۦه َو ُر ُسلِ ۦِه اَل‬
َ ‫ول ِب َمآ أُن ِز َل إِلَ ْي ِه مِن َّر ِّب ِۦه َوٱ ْل ُم ْؤ ِم ُن‬
ُ ‫ٱلر ُس‬
َّ ‫َءا َم َن‬
‫ُن َف ِّر ُق َب ْي َن أَ َح ٍد ِّمن ُّر ُسلِ ِۦه ۚ َو َقالُو ۟ا َس ِم ْع َنا َوأَ َط ْع َنا ۖ ُغ ْف َرا َن َك َر َّب َنا َوإِلَ ْي َك ٱ ْل َم ِصي ُر‬
Artinya :
Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian
pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan
antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan:
“Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada
Engkaulah tempat kembali”. [Al-Baqarah: 285]

 Al- Baqarah : 177


‫ِن ا ْل ِب َّر َم ْن آ َم َن ِباهَّللِ َوا ْل َي ْو ِم اآْل ِخ ِر‬
َّ ‫وه ُك ْم ِق َب َل ا ْل َم ْش ِر ِق َوا ْل َم ْغ ِر ِب َول َٰك‬
َ ‫س ا ْل ِب َّر أَ ْن ُت َولُّوا ُو ُج‬
َ ‫لَ ْي‬
‫ين‬ َّ ‫اب َو‬
َ ‫الن ِب ِّي‬ ِ ‫َوا ْل َماَل ِئ َك ِة َوا ْل ِك َت‬
Artinya:
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan,
akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi. [Al-Baqarah: 177]

 An-Nisa’: 136
ْ ‫اب الَّذِي أَ ْن َز َل م‬
‫ِن‬ ِ ‫ى َر ُسولِ ِه َوا ْل ِك َت‬ ٰ َ‫اب الَّذِي َن َّز َل َعل‬ ِ ‫ِين آ َم ُنوا آ ِم ُنوا ِباهَّللِ َو َر ُسولِ ِه َوا ْل ِك َت‬
َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
‫َق ْب ُل ۚ َو َم ْن َي ْك ُف ْر ِباهَّللِ َو َماَل ِئ َك ِت ِه َو ُك ُت ِب ِه َو ُر ُسلِ ِه َوا ْل َي ْو ِم اآْل ِخ ِر َف َق ْد َض َّل َضاَل اًل َبعِيدًا‬

Artinya :

6
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu
telah sesat sejauh-jauhnya.  [An-Nisa’: 136]

 Hadis Riwayat Muslim


‫ َو‬,‫اآلخ ِر‬ ِ ‫ َوا ْل َي ْو ِم‬,ِ‫ َو ُر ُسلِه‬,ِ‫ َو ُك ُت ِبه‬,ِ‫ال ِئ َك ِته‬
َ ‫ َو َم‬,ِ‫ِن ِباهلل‬ َ ‫ أَ ْن ُت ْؤم‬: ‫ال‬
َ ‫ َق‬,‫ان‬
ِ ‫اإل ْي َم‬
ِ ‫ِي َع ِن‬ ْ ‫ َفأَ ْخ ِب ْرن‬: ‫ال‬ َ ‫َق‬
‫ أَ ْن َت ْع ُب َد اهللَ َكأَ َّن َك‬: ‫ال‬
َ ‫ َق‬,‫ان‬
ِ ‫اإل ْح َس‬ ِ ‫ِي َع ِن‬ ْ ‫ َفأَ ْخ ِب ْرن‬: ‫ال‬
َ ‫ َق‬.‫َق َت‬ْ ‫ َصد‬: ‫ال‬َ ‫ َق‬.ِ‫ِن ِبا ْل َق ْد ِر َخ ْي ِر ِه َو َش ِّره‬
َ ‫ُت ْؤم‬
َ ‫ َما ا ْل َم ْس ُؤ ْو ُل َع ْن َها ِبأَ ْعلَ َم م‬: ‫ال‬
‫ِن‬ َ ‫اع ِة َق‬
َ ‫الس‬ ْ ‫ َفأَ ْخ ِب ْرن‬: ‫ال‬
َّ ‫ِي َع ِن‬ َ ‫َت َرا ُه َفإِ ْن لَ ْم َت ُك ْن َت َرا ُه َفإِ َّن ُه َي َر‬
َ ‫ َق‬.‫اك‬
‫ِل‬
ِ ‫السائ‬.
َّ
Artinya :
Kemudian ia berkata lagi, “Beritahulah tentang Iman.” Nabi ‫ ﷺ‬menjawab,
”Iman adalah engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
para Rasul-Nya, hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang
buruk.” Dia berkata, “Engkau benar.”

2.3 Pembagian Rukun Iman


Rukun iman terbagi atas 6 :
1. Pengertian Iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Iman kepada Allah merupakan rukun iman pertama dan paling utama dalam
Islam. Seorang muslim haruslah terlebih dahulu mengenal siapa Tuhannya, Allah SWT.
Menurut Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijiri, keimanan tersebut
bisa terwujud dalam empat perkara berikut:
1. Iman Terhadap Keberadaan (wujud) Allah subhanahu wa ta’ala
2. Iman bahwa Allah adalah Tuhan yang Tidak Ada Sekutu Bagi-Nya
3. Beriman dengan Uluhiyyah (meng-Esakan) Allah subhanahu wa ta’ala
4. Beriman dengan Asma’ (nama-nama) dan sifat-sifat Allah subhanahu wa ta’ala

2. Pengertian Iman Kepada Malaikat

7
Dr. Abdul Majid Az-Zindani berkata, ”Yang dimaksud dengan iman kepada
malaikat adalah berkeyakinan penuh dengan keberadaan mereka dan bahwa mereka
adalah makhluk dan hamba Allah yang sangat taat dan dimuliakan.
Allah Ta’ala berfirman:
َ ُ‫اَل َي ْس ِب ُقو َن ُهۥ ِبٱ ْل َق ْو ِل َو ُهم ِبأَ ْم ِر ۦِه َي ْع َمل‬
‫ون‬
Artinya : Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan
perintah-perintah-Nya. [Al-Anbiya’:27]

Jumlah malaikat Allah tidak terhitung banyaknya. Namun, ada 10 malaikat yang
wajib diketahui oleh seorang muslim, yaitu malaikat Jibril (menyampaikan wahyu),
mikail (menyampaikan rezeki), Israfil (peniup sangkakala), Izrail (pencabut nyawa),
Munkar Nakir (penanya ruh di alam barzah), Raqib Atid (pencatat amal manusia),
Malik (penjaga pintu neraka) dan Ridwan (penjaga pintu surga).

3. Pengertian Kepada Kitab Allah Subhanahu Wa Ta’ala


Dr. Abdul Majid Az-Zindani menerangkan bahwa beriman dengan kitab-kitab
artinya membenarkan secara pasti bahwa seluruh kitab tersebut diturunkan dari sisi
Allah dan bahwa Allah berbicara secara hakiki dengan kitab-kitab tersebut.

Allah Ta’ala berfirman:


ۚ ‫ِن َق ْب ُل‬ ِ ‫ى َر ُسولِ ِه َوا ْل ِك َت‬
ْ ‫اب الَّذِي أَ ْن َز َل م‬ ٰ َ‫اب الَّذِي َن َّز َل َعل‬ ِ ‫ِين آ َم ُنوا آ ِم ُنوا ِباهَّللِ َو َر ُسولِ ِه َوا ْل ِك َت‬ َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
‫َو َم ْن َي ْك ُف ْر ِباهَّللِ َو َماَل ِئ َك ِت ِه َو ُك ُت ِب ِه َو ُر ُسلِ ِه َوا ْل َي ْو ِم اآْل ِخ ِر َف َق ْد َض َّل َضاَل اًل َبعِيدًا‬
Artinya :
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu
telah sesat sejauh-jauhnya.  [an-Nisa’: 136]

8
Jumlah kitab yang Allah SWT telah turunkan berjumlah empat kitab. Keempat
kitab tersebut adalah Al Quran (diturunkan untuk Nabi Muhammad SAW), Injil
(diturunkan untuk Nabi Isa As), Taurat (diturunkan untuk Nabi Musa As) dan Zabur
(diturunkan untuk Nabi Daud As).

4. Pengertian Iman kepada Nabi dan Rasul Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Dr. Muhammad Na’im Yasin mengatakan bahwa yang dimaksud dengan beriman
kepada para Nabi dan Rasul adalah beriman kepada siapa saja yang Allah Ta’ala sebut
dalam kitab-Nya sebagai para rasul dan Nabi-Nya.

Beriman kepada Allah ‘Azza wa Jalla bahwa Dia telah mengutus para rasul selain
yang telah disebutkan dalam Al-Quran begitu juga dengan para nabi yang tidak
diketahui jumlahnya dan nama-namanya kecuali Allah Ta’ala yang telah mengutus
mereka.

Allah Ta’ala berfirman:


‫ص َعلَ ْي َك‬ ُ ‫ِك ِم ْن ُه ْم َم ْن َق َص ْص َنا َعلَ ْي َك َو ِم ْن ُه ْم َم ْن لَ ْم َن ْق‬
ْ ‫ص‬ ْ ‫ۗ ولَ َق ْد أَ ْر َس ْل َنا ُر ُساًل م‬
َ ‫ِن َق ْبل‬ َ
Artinya :
Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di
antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula)
yang tidak Kami ceritakan kepadamu. [Ghafir: 78]

5. Pengertian Iman kepada Hari Akhir (Kiamat)

Dr. Na’im Yasin mengatakan maksud dari beriman kepada hari akhir adalah
beriman keapda segala yang Allah Azza wa jalla beritakan dalam kitab-Nya dan
dikabarkan oleh Rasul-Nya tentang apa saja yang akan terjadi setelah kematian seperti
fitnah kubur, siksa kubur, nikmat kubur, kebangkitan, pengumpulan manusia, lembaran
amal, hisab, mizan (timbangan), al-Haudh (telaga), ash-Shirath (jembatan yang
membentang di atas neraka Jahannam), syafaat, surga, neraka, dan apa saja yang Allah
Ta’ala janjikan kepada para penguninya seluruhnya.Peristiwa tersebut terjadi dalam dua
fase, yakni kiamat sugro (kecil) dan kiamat kubro (besar).

9
Kiamat sugro adalah terjadinya kejadian hancurnya jagat raya dengan skala yang
kecil. Misalnya adalah bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, gunung meletus,
banjir dan sebagainya
Kiamat kubro adalah kiamat yang sesungguhnya, yaitu proses hancurnya alam
semesta beserta seluruh penghuninya. Kiamat kubro ini merupakan salah satu tanda
dimulainya kehidupan akhirat. Dengan demikian, pahala manusia akan mulai ditimbang
dan dipertanggungjawabkan segala perbuatannya di dunia. Tanda-tanda hari kiamat
kubro ini adalah munculnya Dajjal, turunnya Yakjuj dan Makjuj, terbitnya matahari dari
barat dan lain-lain.

6. Pengertian Iman kepada Qadha dan Qadar

Syaikh At-Tuwaijiri mengatakan bahwa beriman kepada takdir adalah


membenarkan secara pasti bahwa kebaikan dan keburukan yang terjadi dan segala
sesuatu yang terjadi maka semua itu terjadi dengan ketetapan dari Allah dan takdirnya
sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

ِ ‫َر َو َما أَ ْم ُر َنا إِاَّل َو‬


‫اح َد ٌة َكلَ ْم ٍح ِبا ْل َب َص ِر‬ ٍ ‫إِ َّنا ُك َّل َش ْي ٍء َخلَ ْق َنا ُه ِب َقد‬
Artinya :Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. Dan
perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata. [Al-Qamar: 49-50]

Takdir Allah terbagi atas 2 :

Menurut bahasa, qadha berarti ketetapan yang sudah dituliskan sebelum manusia
diciptakan. Catatan tersebut termuat dalam kitab Lauh Mahfudz mulai dari
kehidupan,jodoh, kebaikan, serta kematian. Meskipun hal ini tidak diketahui kapan
waktunya namun sebagai makhluk kita harus senantiasa bersiap. Caranya yaitu dengan
taat beribadah serta berusaha menghindari larangan Allah.

Menurut bahasa, qadar merupakan ketentuan atau kepastian yang masih bisa
berubah dengan usaha. Oleh karenanya manusia dianjurkan untuk selalu berdoa. Doa
sendiri dipercaya sebagai senjata umat Islam bahkan dipercaya bisa merubah ketentuan
yang bersifat tidak tetap. Antara qadha dan qadar saling berkaitan satu sama lain bahkan
dikenal sebagai takdir dari Allah SWT yang wajib untuk diyakini keberadaannya

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Inilah enam rukun iman. Ketiadaan salah satu dari rukun iman ini menyebabkan
iman menjadi runtuh. Rukun-rukun iman ini apabila telah menetap secara kokoh di dalam
akidah seorang Muslim maka hal itu akan memberikan pengaruh yang besar terhadap
perilakunya, antara lain:
1. Membenarkan dan yakin secara sempurna terhadap apa saja yang datang dari Allah dan
rasul-Nya ‫ ﷺ‬seta tunduk secara penuh kepadanya.
2. Muraqabah
Sesungguhnya muraqabatullahi Ta’ala (merasa senantiasa diawasi oleh Allah Ta’ala)
dalam keadaan tersembunyi maupun terbuka merupakan buah yang agung dari buah-
buah iman dan pengaruh yang agung-dari pengaruh-pengaruh iman.
3. Al-Izzah (kemuliaan)
Sesungguhnya seorang mukmin sejati yang bersikap jujur kepada Rabbnya itu
meyakini bahwa kemuliaan itu hanyalah milik Allah seluruhnya. Allah Ta’ala
berfirman,
َّ ‫َوهَّلِلِ ا ْلع‬
َ ‫ِز ُة َولِ َر ُسولِ ِه َولِ ْل ُم ْؤ ِمن‬
‫ِين‬
Artinya : Dan kemuliaan itu hanyalah bagi Allah, dan bagi Rasul-Nya dan
bagi orang-orang beriman. [Al-Munafiqun: 8]

3.1 Saran
Dari uraian mengenai rukun iman di atas, sudah sepatutnya kita menyadari pondasi kekuatan dari
seorang hamba berada pada tingkat keimanannya terhadap Allah Ta’ala. Mempertahankan
sebuah keimanan pun bukanlah hal yang mudah karena ada banyak godaan yang bisa merusak
akidah dan juga akhlak diluar sana, sehingga tak heran jika tempat akhirnya In Shaa Allah di
akhirat adalah surga.

11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/best-seller/rukun-iman-dan-rukun-islam/
https://anisachoeriah-paud.blogspot.com/2011/04/makalah-agama-rukun-iman.html
https://id.scribd.com/doc/114187533/Arkanul-Iman
https://zakat.or.id/rukun-iman/
https://pusatjamdigital.com/rukun-iman/

12

Anda mungkin juga menyukai