Anda di halaman 1dari 15

TAFSIR AYAT-AYAT TENTANG

KEKUASAAN ALLAH
( QS. AL-HASYR/59 : 22 & 24 DAN QS. AL-SAJADAH/32 : 9, 10 & 12 )

MATA KULIAH : TAFSIR


DOSEN PENGAMPU : ANDI MISWAR,Dr.,S.Ag.,M.Ag

MAKALAH INI DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS KULIAH


OLEH
KELOMPOK 3

SRY AISYAH (40300120008)


ADINDA DWI CAHYANI (40300120022)
FITRI AMALIA BADAR (40300120020)

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
ُ‫علَ ْيكُ ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َركَاتُه‬
َ ‫ال َّسالَ ُم‬

ََ‫حبِ ِه أَجْ َم ِعيْن‬ َ ‫علَى أَ ْش َرفِ اْأل َ ْنبِيَاءِ َو ْال ُمرْ َس ِليْنَ َسيِِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو‬
ْ َ‫علَى اَ ِل ِه َوا‬
َ ‫ص‬ َّ ‫ َوال‬،َ‫ب ْالعَالَمِ يْن‬
َ ‫صالَة ُ َوال َّسالَ ُم‬ ِ ِّ ‫اَ ْل َح ْمدُ ِهللِ َر‬

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya juga
memberikan kami nikmat kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
TAFSIR yang berjudul "TAFSIR AYAT-AYAT TENTANG KEKUASAAN ALLAH
PADA QS. AL-HASYR/56:22&24 DAN QS. AL-SAJADAH/32:9,10&12".

Serta salawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Saw. beserta keluarga
dan para sahabat.

Kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besar nya kepada:


1. Andi Miswar,Dr.,S.Ag.,M.Ag
2. Orang tua yang selalu memberi dukungan kepada kami.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini kami susun untuk pemenuhan tugas mata kuliah . Semoga dengan adanya makalah
ini dapat menambah wawasan kita. Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karna itu, kritik dan saran yang dapat membangun sangat kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Bulukumba, 20 Maret 2021

Tim penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ ii
BAB 1 ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
A.LATAR BELAKANG .......................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................1
BAB 2 ............................................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 2
A.SURAH AL-HASYR/ 59 AYAT 22 DAN 24 ........................................................................................2
1. URAIAN AYAT 22 ................................................................................................................................ 2
2. URAIAN AYAT 24 ................................................................................................................................ 3
3. ASBABUN NUZUL ............................................................................................................................... 5
4.KANDUNGAN AYAT ............................................................................................................................. 5
B. SURAH AS-SAJADAH/ 32 AYAT 9, 10 DAN 12................................................................................6
1. URAIAN AYAT ..................................................................................................................................... 6
2. AYAT 12 DAN MUNASABAHNYA ........................................................................................................ 9
3. ASBABUN NUZUL ............................................................................................................................... 9
4.KANDUNGAN AYAT ............................................................................................................................. 9
C. HUBUNGAN SURAH AL-HASYR DAN SURAH AS-SAJADAH........................................................... 10
BAB 3 ..........................................................................................................................................................11
PENUTUP ..................................................................................................................................................11
KESIMPULAN................................................................................................................................ 11

ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Al-Qur’an adalah sumber utama yang dijadikan acuan dan pedoman kehidupan manusia. Hal ini
mengindikasikan bahwa segala hal yang yang berkaitan dengan manusia banyak yang telah disuratkan
dan disiratkan dalam Al-Qur’an. Dalam Al-Qur’an manusia dinyatakan sebagai makhluk yang bertuhan.
Sehingga, tujuan utama manusia diciptakan di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Tuhannya. Allah
Swt adalah Tuhan semesta alam, yang mencipta, merajai, dan mengatur dunia seisinya.tiada yang mampu
menandinginya apapun bentuknya, dan bagaimana usahanya. Allah adalah satu-satunya Tuhan yang haq
untuk disembah dan dijadikan sebagai sandaran dalam kehidupan. Tempat dimana manusia mengadu dan
memohon pertolongan serta perlindungan. Maka, semua yang ada didunia ini tak luput dari perhatian,
perhitungan dan ridhaNya.
Selain itu Allah Swt adalah yang Esa, yang tidak perlu kehadiran orang lain untuk menunjukkan
keagungan-Nya. Tuhan bukanlah bagian diantara bagian-bagian alam semesta. Tuhan selalu hadir dimana
saja dan bersama semuanya., karena Dia adalah Maha segalanya. Maka, janganlah melupakan Tuhan
(Allah) sehingga akhirnya Allah akan membuat mereka lupa terhadap diri mereka sendiri. Ingatlah Allah
dengan nama-nama-Nya yang baik, dan agung(asmaul husna). Dengan perantara nama-nama Allah
tersebut, dapat lebih mendekatkan manusia kepadaNya. Sehingga, balasan yang baik akan diberikan
sebagai imbalan kedekatan seorang hamba yang taat dalam menunaikan segala perintah dan menjauhi
larangan-larangan-Nya.
Berbagai uraian tersebut diatas, senada dengan penafsiran kandungan Al-Qur’an Surah Al-hasyr
ayat 22&24 dan Surah Al-Sajadah ayat 9, 10 dan 12 yang berkaitan dengan kekuasaan Allah. Dalam ke
dua surah tersebut disebutkan mengenai ibrah ketuhanan. Ibrah sangat penting dalam rangka mempertebal
iman dan meningkatkan taqwa manusiakepadaNya. Oleh karena itu, dalam penulisan makalah ini penulis
bermaksud menyampaikan materi yang berisikan tafsir, asbabun nuzul, munasabah dan kandungan surah
dan ayat tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
Beranjak dari latar belakang yang telah disebutkan diatas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa tafsir penjelasan dari QS. Al-Hasyr:22&24 dan QS. As-Sajadah:9,10 dan 12?
2. Bagaimana asbabun nuzul QS. Al-Hasyr dan QS. As-Sajadah?
3. Bagaimana munasabah ke 2 surah dan ayat tersebut dengan ayat lain?
4. Apa kandungan ayat dari QS. Al-Hasyr ayat 22&24 dan QS. As-Sajadah ayat 9, 10 & 12?

1
BAB 2
PEMBAHASAN

A.SURAH AL-HASYR/ 59 AYAT 22 DAN 24


1. URAIAN AYAT 22
a) URAIAN AYAT DAN TAFSIRNYA
➢ AYAT 22

َّ ُ‫ٱلرح َْٰمن‬
ُ‫ٱلرحِ يم‬ َّ ُ‫ش َٰهدةُُِۖ هو‬
َّ ‫ب وٱل‬ َُّ ‫ى ّلاُ ِإ َٰلهُ ِإ‬
ُِ ‫ّل هوُُۖ َٰعلِمُ ْٱلغ ْي‬ ُ ‫ٱّلل ٱلَّ ِذ‬
َُّ ُ‫و‬
Terjemah Arti:

Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dialah
Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

TAFSIR
Allah adalah Tuhan Yang berhak disembah, Yang tidak ada Tuhan yang haq kecuali Dia, Yang
mengetahui apa yang rahasia dan apa yang terang-terangan, mengetahui apa yang ghaib dan apa yang
hadir, Dia Maha Pengasih yang rahmatNya meliputi segala sesuatu, juga Maha Penyayang kepada orang-
orang yang beriman kepadaNya. (Tafsir al-Muyassar)
Tidak ada Tuhan selain Allah. Yang Maha Tahu atas segala yang ghaib, isi hati dan segala yang terlihat.
Allah Maha Tahu atas segala yang berwujud materi maupun tidak. Kemahatahuan Allah meliputi segala
yang ghaib maupun yang tampak. Yang Maha Luas sifat pengasih-Nya kepada para hamba-Nya, Maha
Pengasih selamanya (Tafsir al-Wajiz)
‫( عٰ لم الْغَيْب َوالشَّهٰ دَة‬Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata) Yakni Allah mengetahui apa yang
tersembunyi dari panca indra atau yang nampak. (Zubdatut Tafsir)

b) URAIAN AYAT DAN MUNASABAHNYA


Allah Swt. menyebutkan bahwa Dia adalah Tuhan yang tiada Tuhan selain Dia, maka tiada Rabb selain
Dia dan tiada Tuhan bagi semua alam wujud selain Dia. Semua yang disembah selain Dia adalah batil.
Dan bahwa Dia Mengetahui yang gaib dan yang nyata. Yakni Dia mengetahui semua makhluk yang dapat
disaksikan oleh kita dan semua makhluk yang gaib dari kita. Tiada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-
Nya di bumi dan di langit, baik yang besar maupun yang kecil, dan baik yang dimuliakan maupun yang
hina, hingga semut-semut kecil di dalam kegelapan.

Firman Allah Swt.:


}‫الرحِ ي ُم‬ َّ ‫الرحْ َم ُن‬َّ ‫{ه َُو‬
Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (Al-Hasyr: 22)
Dalam permulaan kitab tafsir ini telah disebutkan keterangan mengenainya dan tidak perlu
diulangi lagi. Kesimpulannya ialah bahwa Allah adalah Tuhan Yang mempunyai rahmat yang
luas lagi mencakup semua makhluk, Dia adalah Yang Maha Pemurah di dunia dan akhirat, dan
Maha Penyayang pada keduanya. Allah Swt. telah berfirman dalam ayat lain:
} ٍ‫سعَتْ كُ َّل ش َْيء‬ ِ ‫{و َرحْ َمتِي َو‬ َ
dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. (Al-A'raf: 156)
}َ‫الرحْ َمة‬
َّ ‫س ِه‬ ِ ‫علَى نَ ْف‬َ ‫{ َكت ََب َربُّكُ ْم‬
Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang. (Al-An'am 54)

2
Dan firman Allah Swt. lainnya yang menyebutkan:
} َ‫َّللا َوبِ َرحْ َمتِ ِه فَبِذَ ِلكَ فَ ْليَ ْف َرحُوا ه َُو َخي ٌْر مِ َّما يَجْ َمعُون‬ ْ َ‫{قُ ْل بِف‬
ِ َّ ‫ض ِل‬
Katakanlah, "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira.
Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baikdaripada apa yang mereka
kumpulkan.”(Yunus: 58)

2. URAIAN AYAT 24
a) URAIAN AYAT DAN TAFSIRNYA
➢ AYAT 24

ُ ‫ضُۖ وهوُ ْٱلع ِز‬


‫يز‬ ُ ِ ‫ت و ْٱْل ْر‬ َُٰ ‫ئ ْٱلمص ِورُُۖ لهُ ْٱْلسْمااءُ ْٱلحسْن‬
ُِ ‫ىُۚ يسبِحُ لهُۥ ما فِى ٱلس ََّٰم َٰو‬ ِ ‫ٱّلل ْٱل َٰخلِقُ ْٱلب‬
ُ ‫ار‬ َُّ ُ‫هو‬
ُ‫ْٱلحكِيم‬
Terjemahan arti :
Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai
Asmaaul Husna. Bertasbih kepada-Nya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.

TAFSIR
Dia-lah Allah, Yang Maha Pencipta, Yang menetapkan takdir para makhluk, Yang membuat,
mengadakan, dan menumbuhkan mereka sesuai dengan hikmahNya, Yang membentuk makhlukNya
bagaimana Allah berkehendak. Milik Allah-lah Asma’ul Husna dan sifat-sifat yang tinggi, seluruh apa
yang ada di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Allah Maha perkasa, Pemilik hukuman berat atas
musuh-musuhNya, Mahabijaksana dalam pengaturanNYa terhadap urusan makhlukNya. (Tafsir al-
Muyassar)
Dia lah Allah Yang Maha Pencipta yang menciptakan segala sesuatu, yang mengadakan segala sesuatu,
Maha Pembentuk makhluk-makhluk-Nya sesuai dengan keinginan-Nya, Dia memiliki al-Asma`ul Husna
(nama-nama yang Maha indah) yang mencakup seluruh sifat-sifat-Nya yang tinggi. Seluruh yang ada di
langit dan di bumi menyucikan-Nya dari setiap kekurangan, Maha Perkasa yang tidak ada seorang pun
yang mampu mengalahkan-Nya, Maha Bijaksana di dalam penciptaan-Nya, syariat-Nya dan takdir-Nya.
(Tafsir al-Mukhtashar)
Allah-lah Yang menumbuhkan segala sesuatu yang sebelumnya tidak ada. Artinya Allah-lah Yang
menjadikan sesuatu ada dari ketidakadaannya, inilah makna dari Pencipta sebagai Yang Menumbuhkan.
Allah Maha Memberi bentuk atas segala sesuatu atas kehendak-Nya. Allah memiliki nama-nama yang
menunjukkan kesempurnaan dan ketinggian sifat luhur-Nya (Tafsir al-Wajiz)

b) URAIAN AYAT DAN MUNASABAHNYA


‫( ه َو للا الْ ٰخلق‬Dialah Allah Yang Menciptakan) Yakni yang mengatur segala sesuatu sesuai dengan
kehendak-Nya. ‫( الْبَارئ‬Yang Mengadakan) Yakni Maha Pencipta segala sesuatu. ‫ص ِّور‬ َ ‫ ( الْم‬Yang
Membentuk Rupa) Yakni yang membentuk rupa dengan segala bentuknya yang berbeda-beda. ‫لَه ْاْل َ ْس َمآء‬
‫ ( الْح ْسن َٰى‬Yang Mempunyai Asmaaul Husna) Telah dijelaskan kalimat ini sebelumnya pada surat al-A’raf:
180. ‫سبِّح لَهۥ َما فى السَّمٰ ٰوت َو ْاْلَرْ ض‬
َ ‫ ( ي‬Bertasbih kepada-Nya apa yang di langit dan bumi) Yakni segala yang
ada di langit dan bumi mengucapkan tasbih dengan lisan dan keadaan mereka. (ZubdatutTafsir)

Adapun firman Allah Swt.:

3
}‫ئ ا ْل ُمص َِو ُر‬ ُ ‫ق ا ْلب َِار‬ُ ‫َّللا ا ْل َخا ِل‬
ُ َّ ‫{ه َُو‬
Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk rupa. (Al-Hasyr: 24)
Menciptakan artinya merencanakan, dan mengadakan artinya merealisasikan apa yang telah
direncanakan dan ditetapkan ke alam wujud dan alam nyata. Tiada seorang pun yang
merencanakan sesuatu dapat melaksanakan dan merealisasikannya selain hanya Allah Swt.
Seorang penyair memuji orang lain melalui bait syairnya:
... ‫ وبعضُ ا ْلقَ ْو ِم يَخلُق ث ُ َّم ََل يَ ْفري‬... ‫َو ََلَ ْنتَ تَفري َما َخلَقت‬
Sesungguhnya engkau adalah orang yang mampu merealisasikan apa yang engkau rencanakan,
padahal sebagian kaum mampu membuat rencana, tetapi tidak dapat merealisasikannya.
Yakni hanya Engkaulah yang mampu merealisasikan apa yang telah Engkau rencanakan. Lain
halnya dengan selain Engkau, ia tidak akan mampu merealisasikan apa yang dikehendakinya.
Hanya Engkaulah Yang Menciptakan, Yang Merencanakan, Yang Membuat, dan Yang
Mengadakan. Termasuk ke dalam pengertian kalimat ini bila dikatakan pejagal hewan telah
memotong hewan, lalu merampungkannya, yakni memotong-motong sembelihannya sesuai
dengan apa yang diinginkannya.
Firman Allah Swt.:
}‫ئ ا ْل ُمص َِو ُر‬ ُ ‫ق ا ْلب َِار‬ ُ ‫{ا ْل َخا ِل‬
Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk rupa. (Al-Hasyr: 24)
Yaitu Yang apabila Dia menghendaki sesuatu tinggal mengatakan kepadanya, "Jadilah kamu,"
maka jadilah dia sesuai dengan gambaran yang dikehendaki dan rupa yang dipilih-Nya. Seperti
yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
} َ‫ُور ٍة َما شَا َء َر َّكبَك‬ َ ‫{فِي أَي ِ ص‬
dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu. (Al-Infithar: 8)
Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya:
}‫{ا ْل ُمص َِو ُر‬
Yang Membentuk rupa. (Al-Hasyr: 24)
Yakni Yang melaksanakan apa yang ingin direalisasikan-Nya menurut gambaran yang
dikehendaki-Nya.
Firman Allah Swt.:
}‫سنَى‬ ْ ‫س َما ُء ا ْل ُح‬ ْ ‫{لَهُ اَل‬
Yang mempunyai nama-nama Yang Paling baik. (Al-Hasyr: 24)
Pembicaraan mengenai ayat ini telah disebutkan di dalam tafsir surat Al-A'raf. Dan di sini kami
akan mengetengahkan sebuah hadis yang diriwayatkan di dalam hadis Sahihain melalui Abu
Hurairah, dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda:
"‫ب ا ْل ِوتْ َر‬ُّ ِ‫ وهو وتر يُح‬،‫ َمنْ أَحْ صَاهَا دخل الجنة‬،‫ مِائَةٌ إِ ََّل َواحِ دًا‬،‫س ًما‬ ْ ‫س ِعينَ ا‬ ْ ِ‫سعَةً َوت‬ ْ ِ‫ّلِل تَعَالَى ت‬ ِ َّ ِ َّ‫"إِن‬
Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, alias seratus kurang satu.
Barang siapa yang menghitung-hitungnya, niscaya masuk surga; Dia Witir dan menyukai yang
witir.
Firman Allah Swt.:
}‫ض‬ ِ ‫اَلر‬
ْ ‫ت َو‬ ِ ‫اوا‬ َّ ‫سبِ ُح لَهُ َما فِي ال‬
َ ‫س َم‬ َ ُ‫{ي‬
Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. (Al-Hasyr: 24)
Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
ْ َ‫س ِب ُح ِبح َْم ِد ِه َولَ ِكنْ ََل تَ ْفقَ ُهونَ ت‬
‫س ِبي َح ُه ْم ِإنَّهُ كَانَ َحلِي ًما‬ َ ُ‫اَلرضُ َو َمنْ فِي ِهنَّ َو ِإنْ مِ نْ ش َْيءٍ ِإَل ي‬ ْ ‫س ْب ُع َو‬ َّ ‫اواتُ ال‬ َ ‫س َم‬ َّ ‫س ِب ُح لَهُ ال‬ َ ُ ‫{ت‬
}‫ورا‬ ً ُ‫غف‬ َ

4
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada
suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih
mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (Al-Isra: 44)
Adapun firman Allah Swt.:
} ُ‫{وه َُو ا ْلعَ ِزيز‬ َ
Dan Dialah Yang Mahaperkasa. (Al-Hasyr: 24)
Yakni Zat-Nya tidak dapat dicapai.
}‫{ال َح ِكي ُم‬
lagi Mahabijaksana. (Al-Hasyr: 24)
dalam syariat dan ketetapan-Nya.
ْ‫ عَن‬،‫حدثنا نافع ابن أَبِي نَاف ٍِع‬- ‫ أبو العالء ال َخفَّاف‬،‫ط ْه َمان‬ َ َ‫ ابْن‬:‫يَ ْعنِي‬- ‫ َح َّدثَنَا َخا ِل ٌد‬،‫ي‬ ُّ ‫ َح َّدثَنَا أَبُو أَحْ َم َد الزُّ بَي ِْر‬:ُ‫اْل َما ُم أَحْ َمد‬ ِ ْ ‫قَا َل‬
‫ان‬
ِ ‫ط‬ َ ‫ش ْي‬ ِ ‫يع ا ْلعَل‬
َّ ‫ِيم مِ نَ ال‬ ِ َّ ‫ أَعُوذُ ِب‬:ٍ‫ث َم َّرات‬
ِ ِ‫اّلِل السَّم‬ َ ‫ص ِب ُح ثَ َال‬ ْ ُ‫ "من قَا َل حِ ينَ ي‬:َ‫سلَّ َم قَال‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللا‬ َ ِ ‫ ع َِن النَّ ِبي‬،‫س ٍار‬ َ َ‫َمعقِل ب ِْن ي‬
َ
َ‫ َوإِنْ َماتَ فِي ذ ِلك‬،‫ِي‬ َ
َ ‫عل ْي ِه َحتَّى يُ ْمس‬ ُّ
َ َ‫صلون‬ َ
َ ُ‫ف َملكٍ ي‬ ْ َ
َ ‫س ْب ِعينَ أل‬ َ ‫َّللا بِ ِه‬
ُ َّ ‫ َوكَّل‬،‫ور ِة ال َحش ِْر‬ْ َ ُ‫ت مِ نْ آخِ ِر س‬ َ َ َ َ
ٍ ‫ ث ُ َّم ق َرأ ث َالث آيَا‬،‫يم‬ ِ ‫الر ِج‬
َّ
."ِ‫ َو َمنْ قَالَهَا حِ ينَ يُ ْمسِي كَانَ ِبتِ ْلكَ ا ْل َم ْن ِزلَة‬،‫ش ِهيدًا‬ َ َ‫ا ْلي َْو ِم َمات‬
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad Az-Zubairi, telah
menceritakan kepada kami Khalid (yakni Ibnu Tahman alias Abul Ala Al-Khaffaf), telah
menceritakan kepada kami Nafi' ibnu Abu Nafi', dari Ma'qal ibnu Yasar, dari Nabi Saw. yang
telah bersabda: Barang siapa mengucapkan doa ini di waktu pagi hari sebanyak tiga kali, yaitu:
"Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari godaan setan
yang terkutuk, " kemudian membaca pula tiga ayat dari akhir surat Al-Hasyr, maka Allah
memerintahkan kepada tujuh puluh ribu malaikat untuk memohonkan ampunan baginya hingga
petang hari. Dan jika ia mati di hari itu, maka ia mati sebagai syahid. Dan barang siapa yang
mengucapkannya di kala petang hari, maka ia beroleh kedudukan yang seperti itu.
Imam Turmuzi meriwayatkannya dari Mahmud ibnu Gailan, dari Abu Ahmad Az-Zubairi
dengan sanad yang sama, lalu ia mengatakan bahwa hadis ini garib, kami tidak mengenalnya
kecuali hanya melalui jalur ini.

3. ASBABUN NUZUL
Surah al-hasyr berjumlah 24 ayat, menurut keterangan yang diberikan Sayyid Qutbh, surat ini
turun berkenan dengan peristiwa Nabi Muhammad SAW. Dengan kelompok Bani Nadlir yang terjadi
pada awal tahun ke empat hijriah setelah perang uhud dan sebelum perang Ahzab. Pada itu Al-Maraghi
mengatakan bahwa surat ini termasuk surat yang turun di Madinah, berjumlah 24 ayat dan diturunkan
dengan berkenan dengan Bani Nadlir. Selanjutnya keterangan ini diperkuat oleh ibnu abbas, mujahid dan
Az Zuhri menceritakan bahwa Ketika Rosulullah SAW. Sampai di kota Madinah beliau mengadakan
perjanjian dan di jaminan untuk tidak saling memerangi dengan kaum bani Nadlir. Namun mereka
mengingkari perjanjian itu, kemudian turunlah surat ini yang intinya mengijinkan kepada Nabi agar
mengusir bani Nadlir dari kota Madinah. Penjelasan serupa ini diperkuat oleh keterangan Abi al hasan ali
bin Ahmad al wahid al Naisaburi.

4.KANDUNGAN AYAT
➢ Makna ayat ke 22 :
Ayat ini menjelaskan bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain Allah SWT, dan setiap orang yang
menyembah selain dia seperti tumbuh tumbuhan, batu, berhala, atau raja adalah batal. Allah maha
mengetahui segala sesuatu yang tampak maupun yang tidak tampak , serta tidak ada satu yang
dilangit dan bumi ini yang lepas dari pengetahuannya, Allah memiliki rahmat yang amat sangat
luas yang menjangkau seluruh ciptaan-NYA. Allah maha pengasih di dunia dan di akhirat serta

5
pada keduanya. Menurut para ulama ahli tafsir bahwa pada ayat ini paling kurang berisi tiga
penegasan, yang pertama tentang sebutan Allah sebagai Tuhan dalam islam, kedua tentang sifat al-
rahim bagi Allah SWT.
➢ Makna ayat ke 24:
Berkenan dengan ayat tersebut, Al-maraghi mengatakan bahwa Dialah Allah yang menciptakan
segala sesuatu dan menampakkannya di dalam jagad raya berdasarkan sifat yang di kehendaki-
NYA. Dialah Allah yang memiliki ‘asma Al-Husna dan tidak ada satupun yang dapat menyamai-
Nya. Dengan sifat-sifat Nya yang demikian itulah maka dengan segala apa yang ada dilangit dan
di bumi memuji-Nya. Dan dengan cara demikian manusia akan berada dalam kekuasaan-Nya yang
akan di jamin keselamatannya serta kedamaian, perlindungan dan kasih saying. Dalam
realisasinya upaya ini dilakukan dengan melaksanakan berbagai aktifitas kehidupan melalui
segenap potensi dan kemampuan yang di milikinya. Manusia yang demikian itulah yang ingin
dituju dalam Pendidikan islam.

B. SURAH AS-SAJADAH/ 32 AYAT 9, 10 DAN 12


1. URAIAN AYAT
a) URAIAN AYAT DAN TAFSIR
➢ AYAT 9

ً ‫ْصرُ و ْٱْل ْفـِدةُُۚ قل‬


ُ‫ِيلُ َّما ت ْشكرون‬ َٰ ‫س ْمعُ و ْٱْلب‬
َّ ‫ث َّمُ س َّوىَٰهُ ونفخُ فِي ِهُ مِ ن ُّروحِ هِۦُۖ وجعلُ لكمُ ٱل‬

Terjemah Arti:
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.

TAFSIR
Kemudian Allah menyempurnakan penciptaan manusia dan membaguskannya, serta Dia meniupkan ruh
(ciptaan) Nya kepadanya dengan mengutus malaikat yang meniupkan ruh kepadanya, Dia menciptakan
untuk kalian (wahai manusia) pendengaran dan penglihatan yang dengannya kalian membedakan suara-
suara, warna-warna, dzat-dzat dan orang-orang, dan nikmat akal yang dengannya kalian membedakan
antara yang baik dan yang buruk, yang berguna dan yang berbahaya, namun kalian tidak banyak
bersyukur kepada Tuhan kalian atas nikmat-nikmatNya kepada kalian.
Tafsir Ibnu Katsir
Oleh Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi:

Firman Allah subhanahu wa ta’ala:


‫س َّوىٰه‬
َ ‫ث َّم‬
Kemudian Dia menyempurnakannya.
(QS. As-Sajdah [32]: 9)

ُ‫ْصرُ و ْٱْل ْفـِدة‬


َٰ ‫س ْمعُ و ْٱْلب‬
َّ ‫ُۚونفخُ فِي ُِه مِ ن ُّروحِ هِۦُۖ وجعلُ لكمُ ٱل‬
Ketika Allah menciptakan Adam dari tanah, Dia menciptakannya dengan ciptaan yang sempurna lagi
utuh.

6
dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan)-iVya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati.
(QS. As-Sajdah [32]: 9) Yaitu akal.

ً ‫قَل‬
َ‫يل َّما تَ ْشكرون‬
(tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
(QS. As-Sajdah [32]: 9)

Yakni dengan adanya kekuatan tersebut yang telah dianugerahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala kepada
kalian.
Maka orang yang berbahagia adalah orang yang menggunakannya untuk ketaatan kepada Tuhannya.

➢ AYAT 10
ُ‫ق جدِيدُُۚ بلُْ هم بِلِقااءُِ ربِ ِه ُْم َٰكفِرون‬
ُ ‫ض أءِ نَّا لفِى خ ْل‬
ُ ِ ‫وقال اواُ أءِ ذا ضل ْلنُا فِى ْٱْل ْر‬
Terjemah Arti:

Dan mereka berkata: "Apakah bila kami telah lenyap (hancur) dalam tanah, kami benar-benar
akan berada dalam ciptaan yang baru?" Bahkan mereka ingkar akan menemui Tuhannya.

TAFSIR
Orang-orang yang menyekutukan Allah yang mendustakan kebangkitan berkata, “Apakah bila daging dan
tulang kita sudah menjadi tanah di dalam perut bumi, kita akan dibangkitkan sebagai makhluk yang
baru?” mereka merasa hal itu mustahil tanpa berusaha mencari jalan kepada kebenaran, sebaliknya itu
hanyalah kezhaliman dan pengingkaran dari mereka, karena mereka telah ingkar kepada perjumpaan
dengan Tuhan mereka.

Allah mampu menciptakan manusia dari tidak ada dan mampu pula membangkitkannya kembali. Namun,
orang kafir tetap pada pendiriannya dalam mengingkari hari kebangkitan. Dan dengan nada mengejek
mereka berkata, “Apakah apabila kami telah mati, hancur, dan lenyap di dalam tanah, kami akan
dibangkitkan kembali dan berada dalam ciptaan yang baru, lalu kami dimintai pertanggungjawaban atas
perbuatan kami? Jika demikian, alangkah rugi kami.” Mereka tidak mampu memahami keniscayaan hari
kebangkitan karena menggunakan tolok ukur kekuatan manusia, bukan kemahakuasaan Allah yang telah
menciptakan mereka dari tidak ada. Tidak hanya mengingkari kuasa-Nya, bahkan mereka pun
mengingkari hari pertemuan mereka dengan Tuhannya untuk menjalani hisab dan menerima balasan.Ayat
ini menerangkan tentang pertanyaan orang-orang musyrik kepada Rasulullah saw, yang menunjukkan
keingkaran dan kesombongan mereka. Mereka berkata, "Apakah apabila daging dan tulang belulang kami
telah hancur menjadi tanah, mungkinkah kami dihidupkan lagi seperti semula?"
Dari pertanyaan di atas tergambar bahwa menurut mereka mustahil manusia dapat hidup kembali setelah
mati dan tubuhnya hancur menjadi tanah. Mereka tidak dapat menggambarkan dalam pikirannya
bagaimana besarnya kekuasaan Allah. Jika mereka ingin mencapai kebenaran, mereka dapat mencari
bukti-bukti kekuasaan dan kebesaran Allah pada penciptaan manusia. Mereka dahulu tidak ada, kemudian
menjadi ada. Tentu menciptakan kembali yang pernah ada lebih mudah bagi Allah. Sebenarnya jika
mereka mau berpikir tentu mereka sampai kepada kesimpulan bahwa segala sesuatu itu adalah sama

7
mudahnya bagi Allah, tidak ada yang sukar bagi-Nya.
Orang-orang musyrik itu bukan hanya mengingkari kekuasaan Allah, tetapi juga mengingkari adanya hari
kebangkitan, yaitu hari semua manusia dihadapkan di Mahkamah Agung Ilahiah.
Tafsir Ibnu Katsir
Oleh Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi:

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, menceritakan perihal kaum musyrik yang menganggap
mustahil hari berbangkit itu ada.
Karena mereka mengatakan, seperti yang disitir oleh firman-Nya:

‫ضلَلْنَا فى ْٱْلَرْ ض‬
َ ‫أَءذَا‬
Apakah bila kami telah lenyap (hancur) di dalam tanah.
(QS. As-Sajdah [32]: 10)

Maksudnya, tubuh kami telah hancur berserakan di dalam tanah dan lenyap.

‫أَءنَّا لَفى خَلْق َجديد‬


(apakah) kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru.
(QS. As-Sajdah [32]: 10)

Yakni apakah kita benar-benar akan dihidupkan kembali sesudah itu?


Mereka menganggap mustahil hal tersebut, dan sesungguhnya hal itu memang mustahil bila dikaitkan
dengan kemampuan mereka yang terbatas, bukan dikaitkan dengan kekuasaan Allah yang menciptakan
mereka pada yang pertama kali dan menciptakan mereka dari tiada menjadi ada.
Dialah Allah Yang apabila menghendaki sesuatu, Dia berfirman kepadanya,
"Jadilah!"
Maka jadilah ia.
Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:

َ‫بَلْ هم بلقَآء َربِّه ْم ٰ َكفرون‬


Bahkan (sebenarnya) mereka ingkar akan menemui Tuhannya.
(QS. As-Sajdah [32]: 10)

➢ Ayat 12
َ ٰ ْ‫سم ْعنَا فَٱرْ ج ْعنَا نَ ْع َمل‬
‫صلحًا إنَّا موقنون‬ َ ْ‫ى إذ ٱلْم ْجرمونَ نَاكسوا رءوسه ْم عندَ َربِّه ْم َربَّنَآ أَب‬
َ ‫صرْ نَا َو‬ ٓ ٰ ‫َولَ ْو ت ََر‬
Terjemah Arti:
Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan
kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan
mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh,
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin".

TAFSIR
Seandainya kamu melihat (wahai manusia) saat orang-orang yang gemar berbuat dosa yang mengingkari
kebangkitan, menundukkan kepala mereka di hadapan Tuhan mereka dengan penuh rasa malu dan
kehinaan. Mereka berkata “Wahai Tuhan kami, kami melihat keburukan-keburukan kami, kami
mendengar dariMu pembenaran apa yang diperintahkan kepada oleh utusan-utusanMu di dunia, dan

8
sungguh kami bertaubat kepadaMu, kembalikanlah kami ke dunia supaya kami bisa beramal menaatiMu,
sekarang kami meyakini apa yang dulu kami ingkari di dunia, yaitu keesaanMu dan bahwa Engkau
membangkitkan manusia dari kubur mereka.” Bila kamu melihat (wahai manusia) semua itu, niscaya
kamu melihat suatu perkara yang besar dan musibah yang agung.

2. AYAT 12 DAN MUNASABAHNYA


Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin
Humaid (Imam Masjidil Haram) 12. Kemudian Allah menjelaskan keadaan mereka pada hari kiamat saat
mereka berdiri di dekat neraka dengan menundukkan kepada karena kehinaan yang mereka alami, mereka
memohon pertolongan: “Ya Tuhan kami, kami telah menyaksikan kesalahan kami dan kami telah
mendengar dan mengetahui kebenaran, maka kembalikanlah kami ke dunia agar kami dapat menjalankan
ketaatan kepada-Mu, sungguh kami benar-benar beriman kepada keesaan-Mu.” Allah telah menjelaskan
dalam ayat lain bahwa jika Dia mengembalikan mereka ke dunia sebagaimana yang mereka minta,
niscaya mereka akan kembali mendustakan, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:
‫ب ب َٔـا ٰ َيت َربِّنَا َونَكونَ منَ ٱلْمؤْ منين َبلْ َبدَا لَهم َّما كَانوا ي ْخفونَ من‬ َ ‫ى إذْ وقفوا‬
َ ِّ‫علَى ٱلنَّار فَقَالوا ٰ َيلَيْتَنَا ن َرد َو َل ن َكذ‬ ٓ ٰ ‫َولَ ْو ت ََر‬
ٰ
َ‫عنْه َوإنَّه ْم لَ َكذبون‬
َ ‫قَبْل َولَ ْو ردوا لَعَادوا ل َما نهوا‬
Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya
kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang
yang beriman", (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan). Tetapi (sebenarnya) telah
nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu selalu menyembunyikannya. Sekiranya mereka
dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya.
Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka. (al-An’am: 27-28).

Allah Swt. menceritakan keadaan orang-orang musyrik kelak di hari kiamat, juga ucapan mereka ketika
mereka menyaksikan hari berbangkit, lalu mereka dihentikan di hadapan Allah Swt. dalam keadaan hina,
rendah, dan menundukkan kepala karena malu dan segan yang sangat. Saat itulah mereka mengatakan,
seperti yang disitir oleh firman-Nya:
}‫س ِمعْنَا‬َ ‫{ربَّنَا أَبْص َْرنَا َو‬
َ
Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar. (As-Sajdah: 12)
Yakni sekarang kami dengar ucapan-Mu dan kami taati perintah-Mu, sebagaimana yang diungkapkan
dalam ayat lain melalui firman-Nya:
}‫سمِعْ ِب ِه ْم َوأَب ِْص ْر ي َْو َم يَأْتُونَنَا‬
ْ َ ‫{أ‬
Alangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka pada hari mereka
datang kepada Kami. (Maryam: 38)

3. ASBABUN NUZUL
Surah As-Sajadah terdiri dari 30 ayat. Dinamakan surah As-Sajadah berhubung pada surah ini
terdapat surah as-sajadah, yaitu ayat ke-15. Surah As-Sajadah memuat sebab-sebab turunnya sebagian
ayat-ayat pada Al-Qur’an Surah ke-32.

4.KANDUNGAN AYAT
➢ Makna ayat 9
Dia menyelesaikan wujud manusia serta Dialah yang meresapkan ke dalam wujud itu; sebagian
RohNya, bahwa Dialah yang menyediakan pendengaran, penglihatan beserta kalbu untuk kalian;
betapa sedikit kalian bersyukur.
➢ Makna ayat 10-12

9
Dan mereka mengatakan: “Apakah ketika kami telah terpendam dalam tanah, kami akan berada
dalam wujud makhluk yang baru?” yang sebenarnya mereka itu mengingkari pertemuan dengan
Tuhan mereka, Katakanlah: “Malaikat Maut yang merenggut kalian, kemudian menuju Tuhan
kalian, kalian akan berpulang”, sekiranya kalian melihat ketika golongan yang berdosa itu
tertunduk di hadapan Tuhan mereka,: “Wahai Tuhan kami, kami telah melihat serta mendengar,
maka kembalikan kami niscaya kami akan memperbuat berbagai kebajikan, sungguh kami adalah
golongan yang meyakini”.

C. HUBUNGAN SURAH AL-HASYR DAN SURAH AS-SAJADAH


Selanjutnya jika ke dua Surat diatas tersebut di uraikan tampak di jumpai keserasian yang indah,
Dalam ayat-ayat Surat al Hasyr menjelaskan tentang sifat-sifat Allah, sedangkan ayat-ayat surat As-
Sajdah menjelaskan tanda-tanda sifat-sifat Tuhan tersebut. Sedangkan makna paragmatis yang dapat di
ambil dari keterangan tersebut adalah bahwa Allah merasa perlu untuk mengaktualisasikan sifat-sifat
yang ada Pada-Nya, karena dengan cara demikianlah, selain Allah dapat dikenal, juga akan dirasakan
eksistensinya secara fungsional oleh manusia. Demikian pula halnya manusia yang memiliki berbagai
predikat atau gelar. Ia harus di aktualisasikan predikat dan gelarnya itu secara nyata di tengah-tengah
kehidupannya. Hanya dengan cara demikian itulah manusia selain dapat di kenal, juga dapat di rasakan
keberadaan dan manfaatnya baik oleh dirinya sendiri maupun oleh orang lain dan masyarakat sekitarnya.

10
BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan uraian tersebut di atas, Pemakalah mencoba menarik kesimpulan bahwa pada intinya
ayat-ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa Allah SWT memiliki sifat-sifat yang Agung dan Sempurna.
Dengan sifat-sifat yang demikian itulah Allah SWT menciptakan dan melindungi seluruh ciptaan-Nya.
Manusia di perintahkan mengimani Allah dan mempelajari sifat-sifat-Nya, bukan semata-mata untuk
Allah SWT, melainkan untuk Manusia itu sendiri. Dengan keimanan tersebut di harapkan manusia dapat
memiliki sikap optimis, bersyukur, terbuka, demokratis, bertanggung jawab, serta senantiasa melakukan
sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya serta bagi masyarakat dan makhluk lainnya.

11

Anda mungkin juga menyukai