Disusun Oleh:
1
Kata Pengantar
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................................................................i
Daftar Isi ............................................................................................................................................ ii
BAB I .............................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ........................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 3
C. Tujuan ..................................................................................................................................... 3
BAB II ............................................................................................................................................. 4
Pembahasan .................................................................................................................................. 4
A. Hakikat Iman ........................................................................................................................... 4
B. Hubungan Iman, Ilmu, dan Amal ............................................................................................ 5
C. Karakteristik dan sifat orang beriman ..................................................................................... 6
D. Hal-hal yang dapat merusak dan meniadakan iman ............................................................... 9
BAB III .......................................................................................................................................... 13
A. Penutup ................................................................................................................................ 13
B. Kesimpulan ........................................................................................................................... 13
C. Saran ..................................................................................................................................... 13
Daftar Pustaka ................................................................................................................................. 14
ii
BAB I
Pendahuluan
A. LATAR BELAKANG
Iman adalah keyakinan dalam hati, perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan,
bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat. Para ulama salaf
menjadikan amal termasuk unsur keimanan.
Dalam hal ini, kami ingin memberitahukan kepada para pembaca tentang hakekat iman,
hubungan iman, ilmu, dan amal, karakteristik dan sifat orang beriman, serta hal-hal yang dapat
merusak dan meniadakan iman.
Kami mengharapkan kepada para pembaca agar dapat mengambil manfaat dari makalah
yang kami buat ini. Kami juga mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca serta dosen
pengajar agar makalah ini dapat disempurnakan kembali kedepannya.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
iii
iv
BAB II
Pembahasan
A. HAKIKAT IMAN
Imanyaituucapandanperbuatan.Ucapanhatidanucapanlisan, amalanhati,
amalanlisandanamalanseluruhanggotatubuh.Iman bias bertambahdenganketaatan,
danberkurangkarenamaksiat. Umatmanusiaberbeda-bedatingkatkeimanannya.
Imansecarabahasaartinyamembenarkan (percaya).Secarasyara’, Imanadalahucapandanperbuatan,
bisabertambahbisaberkurang.Artinya, Imanadalahucapanhati, lisan, sertaperbuatanhati,
dananggotabadanlainnya.Ucapanhati, yaitukeyakinandankeercayaannya.Adapunucapanlisan,
yaitupernyataannya, sedangkanperbuatanhati, yaitukepatuhan, keikhlasan, ketaatan, kecintaan,
dankeinginannyakepadasegalaamalsaleh.Adapunperbuatananggotabadan,
yaitumelaksanakansegalaperintahdanmeninggalkansegalalarangannya. Berikut adalah dalil bahwa
iman itu adalah ucapan dan perbuatan
Firman Allah SWT.
ۖ ُض ۖ اَل ِإ ٰلَ َه ِإاَّل هُوَ يُحْ ِييوَ يُ ِميت ِ ْسمَاوَ اتِوَ اأْل َر ُ َُق ْلي ََاأيُّ َهاالنَّاس ُِإنِّير
َّ سواُل للَّ ِه ِإلَ ْي ُكمْ جَ مِيعًاالَّذِيلَ ُه ُم ْل ُكال
َُواباللَّ ِهوَ رَ سُول ِِهالن َِّب ِيّاأْل ُ ِّم ِيّالَّذِيي ُْؤ ِمن ُِباللَّ ِهوَ َك ِلمَات ِِهوَ ات َِّبعُو ُهلَ َعلَّ ُكمْ تَ ْهتَدُون
ِ َفآ ِمن
Iman merupakan amalan hati dalam wujud keyakinan, selain itu juga menjadi amalan lisan saat
diucapkan. Iman tidak akan berguna, kecuali dengan keyakinan dan ucapan.
5
ilsamterkandungtigaruanglingkup, yaitukaidah, syari’ahdanakhlak.Sedangkaniman, ilmu,
danamalberadadalamruanglingkuptersebut.Imanberorientasidenganrukuniman yang enam,
sedangkanilmudanamalberorientasipadarukunislamyaitutentangtatacaraibadahdanpengamalannya.
Berimanberartimeyakinikebenaranajaran Allah SWT danRasulullah SAW.Serta
denganpenuhketaatanmenjalankanajaratersebut.Imandanilmumerupakanduahal yang
salingberkaaitanmutlakadanya.Denganilmukeimanankitaakanlebihmantap. Sebaliknyadenganiman
orang yang
berilmudapatterkontroldarisifatsombongdanmenggunakanilmunyauntukkepentinganpribadibahkan
untukmembuatkerusakan.
Perbuatanbaiksesorangtidakakanbernilaiamalsholehapabilapertemuantersebuttidakdibangundiatasl
andasanimandantakwa. Samahalnyapengembanganipteks yang lepasdarikeimanandanketakwaan,
tidakakanbernilaiibadahsertatidakakanbernilaikemaslahatanbagiumatmanusiadanalamlingkunganny
a. Apabilaiptekstidakdikembangankandiatasdasariman, maka yang
akanmunculadalahkerusakandankemafsadatanbagikehidupanumatmanusia.
6
َّ شْهدُوا َذوَ ْي َع ْد ٍل ِم ْن ُكمْ وَ َأقِيمُواال
ۚ ش َها َد َة ِللَّ ِه ۚ ٰ َذ ِل ُكمْ يُوعَ ظ ُ ِب ِه َم ْن َكا َني ُْؤ ِمن ُِباللَّ ِهوَ ا ْليَوْ ِماآْل خ ِِر َ َ َ َ
ِ َف ِإ َذابَلَغْ نَأجَ لَ ُهنَّفَأمْ سِ ُكو ُهن َِّب َمعْرُ و ٍفأوْ َف
ِ ار ُقو ُهن َِّبمَعْرُ وفٍوَ أ
وَ َم ْنيَتَّقِاللَّ َهيَجْ َع ْللَ ُهمَخْ رَ ًجا
“Apabilamerekatelahmendekatiakhiriddahnya,
makarujukilahmerekadenganbaikataulepaskanlahmerekadenganbaikdanpersaksikanlahdengandu
a orang saksi yang adil di antarakamudanhendaklahkamutegakkankesaksianitukarena Allah.
Demikianlahdiberipengajarandenganitu orang yang berimankepada Allah
danhariakhirat.Barangsiapabertakwakepada Allah
niscayaDiaakanmengadakanbaginyajalankeluar.”(Surah At-Thalaq Ayat : 2-3)
Perbuatanbaikseseorangtidakakandinilaisebagaisuatuperbuatanamalsholehjikaperbuatantersebuttid
akdibangundiatasnilaiimandantakwa, sehinggadalampemikiran Islam
perbuatanmanusiaharusberlandaskanimandanpengetahuantentangpelaksanaanperbuatan
Artinya: Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan
di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan
kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, “Salam” . dan orang-orang yang
menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud
dan berdiri. Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam
dari kami, karena sesungguhnya azabnya itu membuat kebinasaan yang kekal,”.
Sungguh, Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. Dan
(termasuk hamba-hamba Allah Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila
menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara
keduanya secara wajar. Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan
sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan
(alasan) yang benar, dan tidak berzina, dan barang siapa melakukan demikian itu,
niscaya dia mendapat hukuman yang berat. (Q.S Al-Furqan: 63-64).
Selain itu, karakteristik orang beriman juga disebutkan Allah pada ayat 72 – 74:
7
)72( ور َوإِ َذا َمرُّ وا بِاللَّ ْغ ِو َمرُّ وا ِك َرا ًما ُّ ََوالَّ ِذينَ اَل يَ ْشهَ ُدون
َ الز
)74( َوالَّ ِذينَ يَقُولُونَ َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن أَ ْز َوا ِجنَا َو ُذ ِّريَّاتِنَا قُ َّرةَ أَ ْعي ٍُن َواجْ َع ْلنَا ِل ْل ُمتَّقِينَ إِ َما ًما
Artinya: Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka
bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak
berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. Dan orang-orang
yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah
menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta. Dan orang orang yang
berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan
kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertakwa. (Q.S Al-Furqon: 72-74).
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa menurut ayat di atas karakteristik yang dapat
diterima sebagai seorang beriman yang sebenar-benarnya adalah bersikap hilm (kelembutan),
mencurahkan ibadah secara konstan, takut pada hari kiamat, memberikan zakat sebagai amal
shaleh yang paling penting tanpa mengarah pada sifat kedermawnan jahiliyah yang sifatnya
hanya menurunkan kata hati dan sombong, menjauhi perbuatan jahil yang dilarang dengan
tegas oleh Allah seperti politeisme, membunuh makhluk hidup tanpa alasan yang benar, berbuat
zina, menghindari sumpah palsu dan omong kosong, dan ketentraman serta kebahagiaan hidup
di dunia ini berdasarkan harapan akan hari kemudian.
Menyandang gelar orang yang beriman adalah predikat yang mulia. Allah
memberitahukan sifat orang yang beriman kepada hambanya melalui firman-Nya dalam surah
Al-Anfal ayat 2 dan 3 yaitu:
َٱلَّ ِذين )٢( َۥ زَاد َۡتہُمۡ إِي َم ٰـ ۬نًا َو َعلَ ٰى َربِّ ِهمۡ يَتَ َو َّكلُون ُإِنَّ َما ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُونَ ٱلَّ ِذينَ ِإ َذا ُذ ِك َر ٱهَّلل ُ َو ِجلَ ۡت قُلُوبُہُمۡ َوإِ َذا تُلِيَ ۡت َعلَ ۡي ِہمۡ َءايَ ٰـتُه
٣( َصلَ ٰوةَ َو ِم َّما َرز َۡقنَ ٰـهُمۡ يُنفِقُون َّ يُقِي ُمونَ ٱل
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama
Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya
bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal.
Yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki
yang kami berikan kepada mereka . (Q.S Al-Anfal: 2-3).
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa diantara sifat orang yang beriman adalah:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka” (QS. Al-Anfal: 2)
Hanya orang yang beriman yang jika disebut nama Allah, muncul rasa takut dalam
hatinya. Sebagai contoh, jika ada seseorang yang berkeinginan melakukan maksiat,
8
kemudian ia teringat Allah atau ada yang mengingatkannya dengan mengatakan,
“bertakwalah anda kepada Allah”, maka dia adalah seorang yang mukmin. Rasa takut
tersebut adalah ciri-ciri orang yang beriman.
Hal ini menjadi bukti keimanan seseorang ketika Al-Qur’an dibaca baik oleh dirinya
ataupun orang lain, ia dapat mengambil manfaat dengan bertambahnya rasa iman.
Orang yang beriman akan menyandarkan segala urusannya hanya kepada Allah, bukan
kepada yang lain. Akan tetapi mereka juga melakukan sebab agar terwujudnya suatu
hal, di samping tetap bertawakkal kepada Allah. Karena mereka yakin bahwa tidak akan
terwujud suatu hal kecuali atas kehendak Allah.
4. Mendirikan shalat
Banyak ayat yang menunjukkan shalat adalah bukti keimanan seseorang, salah satu
dalam ayat ini. Orang yang beriman akan mendirikan shalat secara sempurna, baik
shalat yang hukumnya wajib maupun yang dianjurkan.
5. Senang berinfaq
“dan yang menginfakkan rizki yang Kami berikan kepada mereka” (QS. Al-Anfal: 3).
9
kepada-Nya .
“iman itu ucapan dan amalah yang kadang-kadang bertambah, kadang-kadang berkurang” (H.R
Bukhori).
Iman itu ibarat tanaman, jika dipelihara dengan baik, disiram, serta dipupuk, maka akan tumbuh
dengan subur. Tetapi jika tidak mau memeliharanya dengan baik, tanaman itu akan layu bahkan
mati. Demikian pula dengan iman, jika dipelihara dengan baik melalui kegiatan keagamaan
seperti mengikuti pengajian, membaca Al-Qur’an, berzikir, berdo’a, selalu beribadah, serta
menjalankan syari’at agama maka iman kita akan tumbuh subur dan bertambah kuat. Sebaliknya
apabila kita tidak mau menjaga keimanan kita dengan berbagai kegiatan agama, maka iman kita
akan mudah terserang penyakit yang akhirnya dapat mematikan iman kita.
Adapun hal-hal yang dapat merusak dan meniadakan iman adalah sebagai berikut:
1. Syirik
Syirik adalah segala keyakinan dan amalan yang semestinya hanya untuk Allah tetapi
dilakukan untuk selain Allah. Syirik terbag dua yaitu syirik akbar (syirik besar) dan syirik
ashgor (kecil). Syirik akbar yaitu menyekutukan Allah dengan makhluknya seperti keyakinan
adanya kekuatan selain Allah misalnya menyembah berhala. Syirik yang seperti ini disebut
syirik I’tiqody artinya syirik karena keyakinan yang salah, dan juga disebut dengan syirik jali
artinya syirik yang nyata dikategorikan sebagai dosa besar. Tidak ada yang bisa menghapus
dosa ini selain bertaubat selagi masih hidup dan menggantinya dengan bertauhid kepada
Allah. Syirik ashgor juga disebut syirik amali karena perbuatan-perbuatan yang mempunyai
kecenderungan selain Allah atau disebut juga syirik Khofi artinya syirik yang tersembunyi.
Larangan syirik ashgor tercantum dalam surah Al-Kahfi ayat 110 :
َ ي أَنَّ َما إِ ٰلَهُ ُك ْم إِ ٰلَهٌ َوا ِح ٌد ۖ فَ َم ْن َكانَ يَرْ جُو لِقَا َء َربِّ ِه فَ ْليَ ْع َملْ َع َماًل
صالِحًا َواَل يُ ْش ِر ْك بِ ِعبَا َد ِة َربِّ ِه أَ َحدًا َّ َقُلْ إِنَّ َما أَنَا بَ َش ٌر ِم ْثلُ ُك ْم يُو َح ٰى إِل
Artinya: Katakanlah sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan
kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa".
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun
dalam beribadat kepada Tuhannya". (Q.S Al-Kahfi: 110)
Bahaya syirik ashgor diterangkan dalam dalil-dalil naqli surat Al-Furqon ayat 23:
Artinya : dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu
sebagai debu yang beterbangan. (Q.S Al-Furqan: 23).
2. Melakukan sihir
10
Sihir yang dimaksud dalam bahas ini adalah tata cara merusak rumah tangga orang lain atau
menghancurkan orang lain dengan jalan meminta bantuan kepada setan. Hal ini termasuk
perbuatan terlarang dan dosa besar dan hukumnyapun sangat berat yakni dipenggal dengan
pedang. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh turmudzi:
“hukum bagi tukang sihir itu adalah dipenggal dengan pedang” (H.R Turmudzi).
Sebagaimana halnya perbuatan syirik, membunuh orang mukmin dengan sengaja juga
termasuk dosa yang kemungkinan besar tidak akan dapat ampunannya kecuali dengan
bertaubat.
5. Memakan harta anak yatim
Anak yatim adalah anak yang ditinggal mati oleh ayahnya atau ia masih kecil atau dengan
kata lain ditinggal mati oleh orang yang menanggung nafkahnya. Memakna harta anak yatim
dilarang apabila dilakukan secara dzalim. Seperti firman Allah SWT dalam surah An-Nisa ayat
10:
ار ا ۖـ َو َس يَ صْ لَ ْو َن َس عِ ًري ا ِهِن ُ ْم ا إِ مَّنَ ا يَ أ ِ َّ ِ
ً َون يِف بُ طُ و مْ ن
َ ُْك ل ً ام ٰى ظُ ل
َ َال الْيَ ت
َ ون أَمْ َو
َ ُْك ل َ إ َّن ال ذ
ُ ين يَ أ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim,
sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk kedalam api
yang menyala-nyala (neraka) (Q.S An-NIsa: 10).
Dengan semikian apabila dilakukan dengan cara yang patut (baik) orang yang memelihara
anak yatim boleh mengambil sedikit harta anak tersebut, yaitu mengambil sebatas biaya
11
pemeliharaannya. Itupun kalau sianak sudah beranjak dewasa. Akan tetapi, apabila mampu,
sebaiknya dia tidak mengambil harta anak yatim tersebut.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Iman adalah keyakinan dalam hati, perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan,
bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat. Para ulama salaf
menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Dalam islam, antran iman, ilmu, dan amal terdapat
huungan yang terintregasi ke dalam agama islam. Dalam agama islam terkandung tiga ruang
lingkup yaitu aqidah, syari’ah, dan akhlak. Sedangkan iman, ilmu dan amal berada dalam ruang
lingkup tersebut. Orang yang beriman mempunyai karakteristik dan sifat yang disebutkan oleh
Allah di dalam Al-Qur’an diantaranya bersifat hilm(kelembutan), melakukan ibadah secara
konstan, takut kepada hari kiamat, dan lain-lain. Iman sama seperti sebuah tanaman. Ia bisa
tumbuh dan subur jika dijaga dengan baik, sebaliknya ia bisa juga layu bahkan mati.
B. SARAN
Demikian makalah yang dapat kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami selaku
penulis.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminy, karena
kami adalah hamba Allah yang tak luput dari kesalahan dan khilaf.
13
DAFTAR PUSTAKA
Izutsu, Toshihiko. 1993. Konsep-Konsep Etika Religius dalam QUR’A. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana
Yogya
Tim PP Muhammadiyah Majilis Tarjih. 2004. Tanya Jawab Agama III. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Pers
“Suara Muhammadiyah”
Al-Hakimi, Hafizh bin Ahmad. 2015. Aqidah Golongan Selamat. Jakarta Timur: Pustaka Imam Bonjol
Mahfud, H. Rois. 2011. Al-Islam. Jakarta: Penerbit Erlangga
https://muslim.or.id/25367-5-sifat-orang-yang-beriman.html
https://www.dictio.id/t/hal-hal-apa-saja-yang-dapat-yang-merusak-keimanan-seseorang/14676
14