Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“IMAN DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN”

Disusun Oleh:

Nama : - Rumbaka Fachrizal Eurotama


-Miftahul Ilma

Prodi : Ilmu Komunikasi


Mata Kuliah : Kemuhammadiyaha 1

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALANGKARAYA

1
Kata Pengantar

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya, tentunya kami tidakakan
sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah kepada
baginda tercinta kita Nabi Muhammad SAW yang kita nanikan syafaatnya di akhirat nanti.
Kami sebagai penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa fisik maupun akal fikiran,sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Kemuhammadiyyahan I dengan judul “Iman dan
Pengaruhnya dalam Kehidupan”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan, dan masih banyak
kesalahan serta kekurangan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, supaya
makalah ini nantinya akan menjadi makalah yang lebih baik. Kami juga meminta maaf jika terdapat
banyak kesalahan.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak khususnya dosen
Kemuhammadiyyahan I yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah ini.
Demikian kata penganyar yang kami sampaikan, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada para pembaca. Terima kasih
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Palangkaraya, 27 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................................................................i
Daftar Isi ............................................................................................................................................ ii
BAB I .............................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ........................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 3
C. Tujuan ..................................................................................................................................... 3
BAB II ............................................................................................................................................. 4
Pembahasan .................................................................................................................................. 4
A. Hakikat Iman ........................................................................................................................... 4
B. Hubungan Iman, Ilmu, dan Amal ............................................................................................ 5
C. Karakteristik dan sifat orang beriman ..................................................................................... 6
D. Hal-hal yang dapat merusak dan meniadakan iman ............................................................... 9
BAB III .......................................................................................................................................... 13
A. Penutup ................................................................................................................................ 13
B. Kesimpulan ........................................................................................................................... 13
C. Saran ..................................................................................................................................... 13
Daftar Pustaka ................................................................................................................................. 14

ii
BAB I
Pendahuluan

A. LATAR BELAKANG

Iman adalah keyakinan dalam hati, perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan,
bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat. Para ulama salaf
menjadikan amal termasuk unsur keimanan.
Dalam hal ini, kami ingin memberitahukan kepada para pembaca tentang hakekat iman,
hubungan iman, ilmu, dan amal, karakteristik dan sifat orang beriman, serta hal-hal yang dapat
merusak dan meniadakan iman.
Kami mengharapkan kepada para pembaca agar dapat mengambil manfaat dari makalah
yang kami buat ini. Kami juga mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca serta dosen
pengajar agar makalah ini dapat disempurnakan kembali kedepannya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa hakekat iman?


2. Apa hubungan iman, ilmu, dan amal?
3. Apa saja karakteristik dan sifat orang beriman?
4. Apa saja hal-hal yang dapat merusak dan meniadakan iman?

C. TUJUAN

Dari rumusan masalah di atas, tujuan pembuatan makalah ini adalah:


1. Menjelaskan hakekat iman
2. Menjelaskan hubungan antara iman, ilmu, dan amal
3. Memaparkan karakteristik dan sifat orang beriman
4. Memaparkan dan menjelaskan hal-hal yang dapat merusal dan meniadakan iman

iii
iv
BAB II
Pembahasan

A. HAKIKAT IMAN
Imanyaituucapandanperbuatan.Ucapanhatidanucapanlisan, amalanhati,
amalanlisandanamalanseluruhanggotatubuh.Iman bias bertambahdenganketaatan,
danberkurangkarenamaksiat. Umatmanusiaberbeda-bedatingkatkeimanannya.
Imansecarabahasaartinyamembenarkan (percaya).Secarasyara’, Imanadalahucapandanperbuatan,
bisabertambahbisaberkurang.Artinya, Imanadalahucapanhati, lisan, sertaperbuatanhati,
dananggotabadanlainnya.Ucapanhati, yaitukeyakinandankeercayaannya.Adapunucapanlisan,
yaitupernyataannya, sedangkanperbuatanhati, yaitukepatuhan, keikhlasan, ketaatan, kecintaan,
dankeinginannyakepadasegalaamalsaleh.Adapunperbuatananggotabadan,
yaitumelaksanakansegalaperintahdanmeninggalkansegalalarangannya. Berikut adalah dalil bahwa
iman itu adalah ucapan dan perbuatan
Firman Allah SWT.

َ َ ‫وَ اعْ لَم‬


ِ ُ‫ِير ِمنَاأْل مْ ِرلَ َع ِنتُّمْ وَ ٰلَ ِكنَّاللَّ َهحَ بَّب َِإلَ ْي ُك ُماإْل ِيمَانَوَ زَ يَّنَ ُهفِي ُقل‬
ۚ َ‫وب ُكمْ وَ َكرَّ َه ِإلَ ْي ُكمُا ْل ُك ْفرَ وَ ا ْل ُفسُو َقوَ ا ْلعِصْ يَان‬ ٍ ‫سواَل للَّ ِه ۚ لَوْ يُطِ ي ُع ُكمْ فِي َكث‬
ُ َ‫ُواأنَّفِي ُكمْ ر‬
َ‫أُو ٰلَ ِئ َك ُهمُال َّراشِ دُون‬

“Dan ketahuilaholehmubahwa di kalanganmuadaRasulullah.


Kalauiamenurutikemauanmudalambeberapaurusanbenar-benarlahkamumendapatkesusahan,
tetapi Allah menjadikankamu "cinta" kepadakeimanandanmenjadikankeimananituindah di
dalamhatimusertamenjadikankamubencikepadakekafiran, kefasikan, dankedurhakaan.
Merekaitulah orang-orang yang mengikutijalan yang lurus” (Surah Al-Hujurat Ayat :7)

Firman Allah SWT.

ۖ ُ‫ض ۖ اَل ِإ ٰلَ َه ِإاَّل هُوَ يُحْ ِييوَ يُ ِميت‬ ِ ْ‫سمَاوَ اتِوَ اأْل َر‬ ُ َ‫ُق ْلي ََاأيُّ َهاالنَّاس ُِإنِّير‬
َّ ‫سواُل للَّ ِه ِإلَ ْي ُكمْ جَ مِيعًاالَّذِيلَ ُه ُم ْل ُكال‬
َ‫ُواباللَّ ِهوَ رَ سُول ِِهالن َِّب ِيّاأْل ُ ِّم ِيّالَّذِيي ُْؤ ِمن ُِباللَّ ِهوَ َك ِلمَات ِِهوَ ات َِّبعُو ُهلَ َعلَّ ُكمْ تَ ْهتَدُون‬
ِ ‫َفآ ِمن‬

"Haimanusiasesungguhnyaakuadalahutusan Allah kepadamusemua, yaitu Allah Yang


mempunyaikerajaanlangitdanbumi; tidakadaTuhan (yang berhakdisembah) selainDia, Yang
menghidupkandanmematikan, makaberimanlahkamukepada Allah danRasul-Nya, Nabi yang
ummi yang berimankepada Allah dankepadakalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) danikutilahdia,
supayakamumendapatpetunjuk" (Surah Al-A’raf Ayat : 158)

Iman merupakan amalan hati dalam wujud keyakinan, selain itu juga menjadi amalan lisan saat
diucapkan. Iman tidak akan berguna, kecuali dengan keyakinan dan ucapan.

B. HUBUNGAN IMAN, ILMU DAN AMAL SEBAGAI KESATUAN


Dalamislam, Antaraiman, ilmudanamalterdapathubungan yang terintegrasikedalam
agama islam. Islam adalah agama wahyu yang mengatur system kehidupan.Dalam agama

5
ilsamterkandungtigaruanglingkup, yaitukaidah, syari’ahdanakhlak.Sedangkaniman, ilmu,
danamalberadadalamruanglingkuptersebut.Imanberorientasidenganrukuniman yang enam,
sedangkanilmudanamalberorientasipadarukunislamyaitutentangtatacaraibadahdanpengamalannya.
Berimanberartimeyakinikebenaranajaran Allah SWT danRasulullah SAW.Serta
denganpenuhketaatanmenjalankanajaratersebut.Imandanilmumerupakanduahal yang
salingberkaaitanmutlakadanya.Denganilmukeimanankitaakanlebihmantap. Sebaliknyadenganiman
orang yang
berilmudapatterkontroldarisifatsombongdanmenggunakanilmunyauntukkepentinganpribadibahkan
untukmembuatkerusakan.

Amalsholehmerupakanwujuddarikeimanansesorang.Artinya orang yang berimankepada Allah SWT


harusmenampakankeimanandalambentukamalsholeh.Imandanamalsholehibaratduasisimatauang
yang tidakdapatdipisahkan.Merekabersatupadudalamsuatubentuk yang
menyebabkaniadisebutmatauang. Imantanpaamalsholehjugadapat di ibaratkanpohontanpabuah.

Imantanpaamalsamadenganpotensi yang tidakdikembangkan.


Supayapengembanganimanbermakna, berhasil, danberguna, diperlukanilmu.Ilmumerupakan
motorpenggerakuntukmajunyaislam. Imanadalahkendali yang mengarahkan motor
itusupayadapatmencapaitujuan.
Islam melihatbahwaipteksdan agama sesuatu yang
memilikikaitan.Sainstidakdapatdipisahkandarinilai-nilaikeagamaan.Agama
menjadilandasansegalaperilakumanusiatermasukdidalamnyasainsdanteknologi. Islam
melihatsainssebagaisuatuperkara yang
amatpentingkarenadengansainsdanteknologimanusiadapatmengenaltuhannya,
menegakkanhakikatkebenaran, membawamanusiakepadasifatpikirdanzikir,
membantumanusiamemenuhikeperluan material untukkehidupannya,
membantumanusiadalammelaksanakansyariatdanmenjagakeseimbangansertakeharmonisanalam.

Perbuatanbaiksesorangtidakakanbernilaiamalsholehapabilapertemuantersebuttidakdibangundiatasl
andasanimandantakwa. Samahalnyapengembanganipteks yang lepasdarikeimanandanketakwaan,
tidakakanbernilaiibadahsertatidakakanbernilaikemaslahatanbagiumatmanusiadanalamlingkunganny
a. Apabilaiptekstidakdikembangankandiatasdasariman, maka yang
akanmunculadalahkerusakandankemafsadatanbagikehidupanumatmanusia.

Dalamsejarahkehidupanmanusia, Allah swtmemberikankehidupan yang sejahtera, bahagia,


dandamaikepadasemua orang yang maumelakukanamalkebaikan yang diiringidenganiman,
denganyakindanikhlaskarena Allah swtsemata

Firman Allah SWT.

6
َّ ‫شْهدُوا َذوَ ْي َع ْد ٍل ِم ْن ُكمْ وَ َأقِيمُواال‬
ۚ ‫ش َها َد َة ِللَّ ِه ۚ ٰ َذ ِل ُكمْ يُوعَ ظ ُ ِب ِه َم ْن َكا َني ُْؤ ِمن ُِباللَّ ِهوَ ا ْليَوْ ِماآْل خ ِِر‬ َ َ َ َ
ِ ‫َف ِإ َذابَلَغْ نَأجَ لَ ُهنَّفَأمْ سِ ُكو ُهن َِّب َمعْرُ و ٍفأوْ َف‬
ِ ‫ار ُقو ُهن َِّبمَعْرُ وفٍوَ أ‬
‫وَ َم ْنيَتَّقِاللَّ َهيَجْ َع ْللَ ُهمَخْ رَ ًجا‬

“Apabilamerekatelahmendekatiakhiriddahnya,
makarujukilahmerekadenganbaikataulepaskanlahmerekadenganbaikdanpersaksikanlahdengandu
a orang saksi yang adil di antarakamudanhendaklahkamutegakkankesaksianitukarena Allah.
Demikianlahdiberipengajarandenganitu orang yang berimankepada Allah
danhariakhirat.Barangsiapabertakwakepada Allah
niscayaDiaakanmengadakanbaginyajalankeluar.”(Surah At-Thalaq Ayat : 2-3)

Perbuatanbaikseseorangtidakakandinilaisebagaisuatuperbuatanamalsholehjikaperbuatantersebuttid
akdibangundiatasnilaiimandantakwa, sehinggadalampemikiran Islam
perbuatanmanusiaharusberlandaskanimandanpengetahuantentangpelaksanaanperbuatan

C. KARAKTERISTIK DAN SIFAT ORANG BERIMAN


Bagaimana karakteristik ‘orang beriman’ dalam panadangan Al-Qur’an? Atau,
bagaimana seharusnya karakteristik dari iman? Secara singkat, bagaimana seorang beriman
yang ideal diharapkan untuk bertingkah laku secara social dan religious? Ini semua merupakan
permasalahan yang paling penting yang harusnya kita tanyakan mengenai iman. Tidak hanya
secara umum, tetapi juga dari sudut pandang kita yang spesifik, karena jawaban-jawaban dari
pertanyaan di atas itu akan menentukan isi semantic dari kata “iman” (percaya) dan “orang yang
beriman” dalam konteks Qur’an.
Karakteristik orang beriman di abadikan oleh allah dalam Al-Qur’an surah Al-Furqan ayat
63-64:
ِ َّ ِ ِ ِ ِ ‫) والَّ ِذ‬٦٣( ‫اهلُو َن قَالُوا سالما‬ ِ ‫ض هونًا وإِذَا خاطَبهم اجْل‬ ِ َّ ِ
‫ين‬
َ ‫) َوالذ‬٦٤(     ‫ين يَبيتُو َن لَرهِّب ْم ُس َّج ًدا َوقيَ ًاما‬ َ َ ً َ َ ُ ُ َ َ َ ْ َ ِ ‫األر‬ ْ ‫ين مَيْ ُشو َن َعلَى‬ َ ‫اد الرَّمْح َ ِن الذ‬
ُ َ‫َوعب‬
ِ َّ
َ ‫ين إِ َذا أَْن َف ُقوا مَلْ يُ ْس ِرفُوا َومَلْ َي ْقُتُروا َو َكا َن َبنْي‬
َ ‫) َوالذ‬٦٦( ‫ت ُم ْسَت َقًّرا َو ُم َق ًاما‬ ْ َ‫) إِن ََّها َساء‬٦٥( ‫َّم إِ َّن َع َذ َاب َها َكا َن َغَر ًاما‬
َ ‫اب َج َهن‬
َ ‫ف َعنَّا َع َذ‬ ْ ‫اص ِر‬
ْ ‫َي ُقولُو َن َربَّنَا‬
ِ ِ ِ َّ ِ
)٦٨( ‫ك َيْل َق أَثَ ًاما‬ َ ‫س الَّيِت َحَّر َم اللَّهُ إِال بِاحْلَ ِّق َوال َيْزنُو َن َو َم ْن َي ْف َع ْل َذل‬
َ ‫الن ْف‬ َ ‫ين ال يَ ْدعُو َن َم َع اللَّه إِهَلًا‬
َّ ‫آخَر َوال َي ْقُتلُو َن‬ َ ‫) َوالذ‬٦٧( ‫ك َق َو ًاما‬ َ ‫َذل‬

Artinya: Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan
di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan
kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, “Salam” . dan orang-orang yang
menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud
dan berdiri. Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam
dari kami, karena sesungguhnya azabnya itu membuat kebinasaan yang kekal,”.
Sungguh, Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. Dan
(termasuk hamba-hamba Allah Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila
menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara
keduanya secara wajar. Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan
sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan
(alasan) yang benar, dan tidak berzina, dan barang siapa melakukan demikian itu,
niscaya dia mendapat hukuman yang berat. (Q.S Al-Furqan: 63-64).

Selain itu, karakteristik orang beriman juga disebutkan Allah pada ayat 72 – 74:

7
)72( ‫ور َوإِ َذا َمرُّ وا بِاللَّ ْغ ِو َمرُّ وا ِك َرا ًما‬ ُّ َ‫َوالَّ ِذينَ اَل يَ ْشهَ ُدون‬
َ ‫الز‬

ِ ‫َوالَّ ِذينَ إِ َذا ُذ ِّكرُوا بِآيَا‬


ُ ‫ت َربِّ ِه ْم لَ ْم يَ ِخرُّ وا َعلَ ْيهَا‬
)73( ‫ص ّمًا َو ُع ْميَانًا‬

)74( ‫َوالَّ ِذينَ يَقُولُونَ َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن أَ ْز َوا ِجنَا َو ُذ ِّريَّاتِنَا قُ َّرةَ أَ ْعي ٍُن َواجْ َع ْلنَا ِل ْل ُمتَّقِينَ إِ َما ًما‬

Artinya: Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka
bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak
berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. Dan orang-orang
yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah
menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta. Dan orang orang yang
berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan
kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertakwa. (Q.S Al-Furqon: 72-74).

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa menurut ayat di atas karakteristik yang dapat
diterima sebagai seorang beriman yang sebenar-benarnya adalah bersikap hilm (kelembutan),
mencurahkan ibadah secara konstan, takut pada hari kiamat, memberikan zakat sebagai amal
shaleh yang paling penting tanpa mengarah pada sifat kedermawnan jahiliyah yang sifatnya
hanya menurunkan kata hati dan sombong, menjauhi perbuatan jahil yang dilarang dengan
tegas oleh Allah seperti politeisme, membunuh makhluk hidup tanpa alasan yang benar, berbuat
zina, menghindari sumpah palsu dan omong kosong, dan ketentraman serta kebahagiaan hidup
di dunia ini berdasarkan harapan akan hari kemudian.

Menyandang gelar orang yang beriman adalah predikat yang mulia. Allah
memberitahukan sifat orang yang beriman kepada hambanya melalui firman-Nya dalam surah
Al-Anfal ayat 2 dan 3 yaitu:

َ‫ٱلَّ ِذين‬ )٢( َ‫ۥ زَاد َۡتہُمۡ إِي َم ٰـ ۬نًا َو َعلَ ٰى َربِّ ِهمۡ يَتَ َو َّكلُون‬ ُ‫إِنَّ َما ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُونَ ٱلَّ ِذينَ ِإ َذا ُذ ِك َر ٱهَّلل ُ َو ِجلَ ۡت قُلُوبُہُمۡ َوإِ َذا تُلِيَ ۡت َعلَ ۡي ِہمۡ َءايَ ٰـتُه‬
٣( َ‫صلَ ٰوةَ َو ِم َّما َرز َۡقنَ ٰـهُمۡ يُنفِقُون‬ َّ ‫يُقِي ُمونَ ٱل‬

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama
Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya
bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal.
Yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki
yang kami berikan kepada mereka . (Q.S Al-Anfal: 2-3).

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa diantara sifat orang yang beriman adalah:

1. Memiliki rasa takut dalam hatinya

ْ َ‫إِنَّ َما ْٱل ُم ْؤ ِمنُونَ ٱلَّ ِذينَ ِإ َذا ُذ ِك َر ٱهَّلل ُ َو ِجل‬


‫ت قُلُوبُهُ ْم‬

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka” (QS. Al-Anfal: 2)
Hanya orang yang beriman yang jika disebut nama Allah, muncul rasa takut dalam
hatinya. Sebagai contoh, jika ada seseorang yang berkeinginan melakukan maksiat,

8
kemudian ia teringat Allah atau ada yang mengingatkannya dengan mengatakan,
“bertakwalah anda kepada Allah”, maka dia adalah seorang yang mukmin. Rasa takut
tersebut adalah ciri-ciri orang yang beriman.

2. Adanya tambahan iman ketika ayat Qur’an dibacakan

‫ت َعلَ ْي ِه ْم َءا ٰيَتُهۥُ زَا َد ْتهُ ْم إِي ٰ َمنًا‬


ْ َ‫َوإِ َذا تُلِي‬

“dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya)” (QS.


Al-Anfal: 2)

Hal ini menjadi bukti keimanan seseorang ketika Al-Qur’an dibaca baik oleh dirinya
ataupun orang lain, ia dapat mengambil manfaat dengan bertambahnya rasa iman.

3. Tawakal hanya kepada Allah

َ‫َو َعلَ ٰى َربِّ ِه ْم يَتَ َو َّكلُون‬

“dan hanya kepada Rabbnya mereka bertawakkal” (QS. Al-Anfal: 2).

Orang yang beriman akan menyandarkan segala urusannya hanya kepada Allah, bukan
kepada yang lain. Akan tetapi mereka juga melakukan sebab agar terwujudnya suatu
hal, di samping tetap bertawakkal kepada Allah. Karena mereka yakin bahwa tidak akan
terwujud suatu hal kecuali atas kehendak Allah.

4. Mendirikan shalat

َّ ‫ٱلَّ ِذينَ يُقِي ُمونَ ٱل‬


َ‫صلَ ٰوة‬

“(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat” (QS. Al-Anfal: 3).

Banyak ayat yang menunjukkan shalat adalah bukti keimanan seseorang, salah satu
dalam ayat ini. Orang yang beriman akan mendirikan shalat secara sempurna, baik
shalat yang hukumnya wajib maupun yang dianjurkan.

5. Senang berinfaq

َ‫َو ِم َّما َرزَ ْق ٰنَهُ ْم يُنفِقُون‬

“dan yang menginfakkan rizki yang Kami berikan kepada mereka” (QS. Al-Anfal: 3).

Seorang dikatakan beriman ketika ia menginfakkan hartanya di jalan Allah.


Untuk itu sudah seharusnya kita mempunya sifat dan karakteristik orang beriman
seperti yang disebutkan di atas sehingga akan tercapai kebahagiaan, Kedamaian dan rasa aman.
Ketika kita mendapat masalah maka kembalilah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Karena Allah-
lah tempat kita bergantung dan Dia-lah maha penolong bagi hamba-hamba yang beriman

9
kepada-Nya .

D. HAL-HAL YANG DAPAT MERUSAK DAN MENIADAKAN IMAN


Iman seseorang kadang-kadang bertambah kurang, tetapi juga bisa bertambah lemah
bahkan bisa rusak bahkan hilang sebagaimana hadist Rasulullah SAW:

“iman itu ucapan dan amalah yang kadang-kadang bertambah, kadang-kadang berkurang” (H.R
Bukhori).
Iman itu ibarat tanaman, jika dipelihara dengan baik, disiram, serta dipupuk, maka akan tumbuh
dengan subur. Tetapi jika tidak mau memeliharanya dengan baik, tanaman itu akan layu bahkan
mati. Demikian pula dengan iman, jika dipelihara dengan baik melalui kegiatan keagamaan
seperti mengikuti pengajian, membaca Al-Qur’an, berzikir, berdo’a, selalu beribadah, serta
menjalankan syari’at agama maka iman kita akan tumbuh subur dan bertambah kuat. Sebaliknya
apabila kita tidak mau menjaga keimanan kita dengan berbagai kegiatan agama, maka iman kita
akan mudah terserang penyakit yang akhirnya dapat mematikan iman kita.

Adapun hal-hal yang dapat merusak dan meniadakan iman adalah sebagai berikut:
1. Syirik
Syirik adalah segala keyakinan dan amalan yang semestinya hanya untuk Allah tetapi
dilakukan untuk selain Allah. Syirik terbag dua yaitu syirik akbar (syirik besar) dan syirik
ashgor (kecil). Syirik akbar yaitu menyekutukan Allah dengan makhluknya seperti keyakinan
adanya kekuatan selain Allah misalnya menyembah berhala. Syirik yang seperti ini disebut
syirik I’tiqody artinya syirik karena keyakinan yang salah, dan juga disebut dengan syirik jali
artinya syirik yang nyata dikategorikan sebagai dosa besar. Tidak ada yang bisa menghapus
dosa ini selain bertaubat selagi masih hidup dan menggantinya dengan bertauhid kepada
Allah. Syirik ashgor juga disebut syirik amali karena perbuatan-perbuatan yang mempunyai
kecenderungan selain Allah atau disebut juga syirik Khofi artinya syirik yang tersembunyi.
Larangan syirik ashgor tercantum dalam surah Al-Kahfi ayat 110 :

َ ‫ي أَنَّ َما إِ ٰلَهُ ُك ْم إِ ٰلَهٌ َوا ِح ٌد ۖ فَ َم ْن َكانَ يَرْ جُو لِقَا َء َربِّ ِه فَ ْليَ ْع َملْ َع َماًل‬
‫صالِحًا َواَل يُ ْش ِر ْك بِ ِعبَا َد ِة َربِّ ِه أَ َحدًا‬ َّ َ‫قُلْ إِنَّ َما أَنَا بَ َش ٌر ِم ْثلُ ُك ْم يُو َح ٰى إِل‬

Artinya: Katakanlah sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan
kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa".
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun
dalam beribadat kepada Tuhannya". (Q.S Al-Kahfi: 110)

Bahaya syirik ashgor diterangkan dalam dalil-dalil naqli surat Al-Furqon ayat 23:

‫ُورا‬ َ ً‫جعَلْنَاهُ هَبَاء‬


ً ‫منْث‬ َ َ‫ل ف‬
ٍ ‫م‬
َ َ‫ن ع‬ ِ ‫ملُوا‬
ْ ‫م‬ ِ َ‫ما ع‬
َ ‫ى‬ َ ْ ِ‫وَقَد‬
ٰ ‫منَا إِل‬

Artinya : dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu
sebagai debu yang beterbangan. (Q.S Al-Furqan: 23).

2. Melakukan sihir

10
Sihir yang dimaksud dalam bahas ini adalah tata cara merusak rumah tangga orang lain atau
menghancurkan orang lain dengan jalan meminta bantuan kepada setan. Hal ini termasuk
perbuatan terlarang dan dosa besar dan hukumnyapun sangat berat yakni dipenggal dengan
pedang. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh turmudzi:

“hukum bagi tukang sihir itu adalah dipenggal dengan pedang” (H.R Turmudzi).

3. Memakan harta riba


Riba menurut bahasa berasal dari kata “rabaa-yarbuu” yang artinya tambahan, sedangkan
para ulama mempunyai pendapat berbeda. Akan tetapi secara umum, riba diartikan sebagai
utang piutang atau pinjam meminjam atau barang disertai dengan tambahan bunga. Hal ini
dikarenakan merugikan dan mencekik pihak berhutang. Ia diharuskan membayar dengan
bunga yang berlipat. Perbuatan seperti itu banyak dilakukan di zaman jahiliyah dan ulama
menyebut istilah riba nasi’ah. Adapun bentuk riba yang lainnya adalah riba fadhal yaitu
menukar barang dengan barang sejenis, namun salah satunya lebih banyak atau lebih sedikit
dari pada barang yang lainnya. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Imran ayat 130:
َ ‫اع َف ةً ۖـ َو َّات ُق وا اللَّ هَ لَ َع لَّ ُك مْ ُت فْ لِ ُح‬
‫ون‬ َ ‫ض‬َ ‫ْك لُ وا الرِّ بَ ا أَضْ َع افً ا ُم‬
ُ ‫آم نُ وا اَل تَ أ‬
َ ‫ين‬
ِ َّ
َ ‫يَ ا أَ يُّ َه ا ال ذ‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan riba dengan berlipat
ganda dan bertqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan
perihalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir (Q.S
Al-Imran: 130).

4. Membunuh jiwa manusia


Maksud membunuh dalam pembahasan ini adalah membunuh jiwa yang diharamkan tanpa
hak dengan sengaja. Orang yang berbuat seperti itu akan dimasukan keneraka jahannam
dan kekal didalamnya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah An-Nisa ayat 93:
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
‫يم ا‬ َ ‫ب اللَّ هُ َع لَ يْه َو لَ َع نَ هُ َو أ‬
ً ‫َع َّد لَ هُ َع َذ ابً ا َع ظ‬ َ ‫يه ا َو َغ ض‬
َ ‫َو َم ْن َي قْ تُ لْ ُم ْؤ م نً ا ُم َت َع مِّ ًد ا فَ َج َز ُاؤ هُ َج َه نَّ ُم َخ ال ًد ا ف‬
Artinya: Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka
balasannya adalah jahannam, kekal ia didalamnya dan Allah murka kepadanya, dan
mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya. (Q.S An-Nisa: 93).

Sebagaimana halnya perbuatan syirik, membunuh orang mukmin dengan sengaja juga
termasuk dosa yang kemungkinan besar tidak akan dapat ampunannya kecuali dengan
bertaubat.
5. Memakan harta anak yatim
Anak yatim adalah anak yang ditinggal mati oleh ayahnya atau ia masih kecil atau dengan
kata lain ditinggal mati oleh orang yang menanggung nafkahnya. Memakna harta anak yatim
dilarang apabila dilakukan secara dzalim. Seperti firman Allah SWT dalam surah An-Nisa ayat
10:
‫ار ا ۖـ َو َس يَ صْ لَ ْو َن َس عِ ًري ا‬ ِ‫هِن‬ ُ ‫ْم ا إِ مَّنَ ا يَ أ‬ ِ َّ ِ
ً َ‫ون يِف بُ طُ و مْ ن‬
َ ُ‫ْك ل‬ ً ‫ام ٰى ظُ ل‬
َ َ‫ال الْيَ ت‬
َ ‫ون أَمْ َو‬
َ ُ‫ْك ل‬ َ ‫إ َّن ال ذ‬
ُ ‫ين يَ أ‬
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim,
sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk kedalam api
yang menyala-nyala (neraka) (Q.S An-NIsa: 10).

Dengan semikian apabila dilakukan dengan cara yang patut (baik) orang yang memelihara
anak yatim boleh mengambil sedikit harta anak tersebut, yaitu mengambil sebatas biaya

11
pemeliharaannya. Itupun kalau sianak sudah beranjak dewasa. Akan tetapi, apabila mampu,
sebaiknya dia tidak mengambil harta anak yatim tersebut.

6. Menuduh wanita mukminat yang baik-baik berzina (qadzaf)


Al-qadzaf secara bahasa artinya menuduh, sedangkan menurut istilah adalah menuduh
seseorang berzina sehingga ia harus dijatuhi hukuman had. Perempuan baik-baik dalam
islamialah seorang mukminat yang senantiasa taat kepada Allah SWT dan menjaga
kehoramatan dari perbuatan keji (zina). Apabila wanita seperti itu dituduh berzina tanpa
disertai syarat yang telah ditetapkan seperti mendatangkan empat saksi dan menyaksikan
dengan mata dan kepala sendiri, maka penuduhnya wajib didera delapan puluh kali dan
kesaksiannya tidak boleh diterima selama-lamanya. Allah SWT berfirman dalam surah An-
Nur ayat 4:
‫اد ةً أَبَ ًد ا ۚـ‬ ِ ِ ْ َ‫ات مُثَّ مَلْ ي أْتُ وا بِ أَ ْر ب ع ِة ش ه َد اء ف‬
ِ َ‫ح ص ن‬ ِ َّ
َ ‫ْد ةً َو اَل َت قْ َب لُ وا هَلُ مْ َش َه‬
َ ‫ني َج ل‬
َ ‫وه مْ مَثَ ان‬
ُ ‫اج ل ُد‬ َ َُ ََ َ َ ْ ‫ْم‬ ُ ‫ون ال‬
َ ‫ين َي ْر ُم‬
َ ‫َو ال ذ‬
ِ ‫ْف‬
َ‫اس ُق ون‬ َ ‫ك ُه ُم ال‬ َ ِ‫ُولَ ئ‬
ٰ ‫وأ‬
َ
Artinyta: dan orang-orang yang menuduh wanita baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak
mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh
kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka
itulah orang-orang yang fasik.

12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Iman adalah keyakinan dalam hati, perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan,
bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat. Para ulama salaf
menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Dalam islam, antran iman, ilmu, dan amal terdapat
huungan yang terintregasi ke dalam agama islam. Dalam agama islam terkandung tiga ruang
lingkup yaitu aqidah, syari’ah, dan akhlak. Sedangkan iman, ilmu dan amal berada dalam ruang
lingkup tersebut. Orang yang beriman mempunyai karakteristik dan sifat yang disebutkan oleh
Allah di dalam Al-Qur’an diantaranya bersifat hilm(kelembutan), melakukan ibadah secara
konstan, takut kepada hari kiamat, dan lain-lain. Iman sama seperti sebuah tanaman. Ia bisa
tumbuh dan subur jika dijaga dengan baik, sebaliknya ia bisa juga layu bahkan mati.

B. SARAN

Demikian makalah yang dapat kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami selaku
penulis.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminy, karena
kami adalah hamba Allah yang tak luput dari kesalahan dan khilaf.

13
DAFTAR PUSTAKA

Izutsu, Toshihiko. 1993. Konsep-Konsep Etika Religius dalam QUR’A. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana
Yogya
Tim PP Muhammadiyah Majilis Tarjih. 2004. Tanya Jawab Agama III. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Pers
“Suara Muhammadiyah”
Al-Hakimi, Hafizh bin Ahmad. 2015. Aqidah Golongan Selamat. Jakarta Timur: Pustaka Imam Bonjol
Mahfud, H. Rois. 2011. Al-Islam. Jakarta: Penerbit Erlangga
https://muslim.or.id/25367-5-sifat-orang-yang-beriman.html
https://www.dictio.id/t/hal-hal-apa-saja-yang-dapat-yang-merusak-keimanan-seseorang/14676

14

Anda mungkin juga menyukai