Anda di halaman 1dari 21

IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

MAKALAH

Makalah Ini disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Akidah Akhlak

DOSEN PENGAMPU : Ahmad Sahnan, S.Ud., M.Pd.I

Disusun oleh :

Kelompok 6

1. Afan Dana Saputra 224110405002


2. Fadilah Nurhalisah 2241104050
3. Nahdia Apriliana 2241104050
4. Salia Nurrohmah 224110405038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF. KH. SAIFUDDIN ZUHRI


PURWOKERTO

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpa hka n
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai
dengan waktu yang ditentukan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, beserta keluarga dan
sahabatnya.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Akidah Akhlak, yang
membahas mengenai Iman Kepada Kitab-kitab Allah. Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi
penyusunan bahasa ataupun teknik penulisannya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun, khususnya dari dosen pengampu
mata kuliah ini guna menjadi acuan bagi kami untuk lebih baik lagi dalam
menyusun makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
khususnya, dan bagi masyarakat pada umumnya.

Purwokerto, 08 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………….…………………………………………….. i
KATA PENGANTAR……….…………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………..…. iii
BAB I PENDAHULUAN………….………………………………………………..…. 1
A. Latar Belakang…………………………………………………..……………… 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………. 2
C. Tujuan………………………..………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………… 3
A. Iman Kepada Kitab-kitab Allah……………………….…………………………. 3
B. Perbedaan Kitab dan Suhuf……………………………..……………………….. 4
C. Macam-macam Kitab Allah…….……………………………………………….. 5
D. Hikmah Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah…….…………………………… 12
E. Menerapkan Perilaku Beriman Kepada Kitab-kitab Allah………….………… 13
BAB III PENUTUP…………………………………………………………… ……. 16
A. Kesimpulan………………………………………………………………….. 16
B. Saran………………………………………………………………………… … 17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. ……. 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak Nabi Adam a.s. sampai Nabi Muhammad saw., para rasul datang
untuk menyampaikan ajaran Allah Swt. kepada umat-Nya. Sebagai manus ia
biasa, para rasul juga akan meninggal dunia. Sepeninggal para rasul
kehidupan umat manusia mengalami pergeseran dan ada yang mula i
meninggalkan ajarannya. Saat itulah kehidupan umat manusia mulai kacau
karena mereka tidak lagi berpedoman sebagaimana yang telah dibawa oleh
rasul. Dengan diturunkannya kitab suci, umat manusia memiliki pedoman
hidup. Beriman kepada kitab-kitab Allah termasuk rukun iman. Baik
keimanan terhadap kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
Saw, yaitu Al-Quran. Maupun keimanan terhadap kitab-kitab Allah yang
diturunkan kepada para utusan-Nya sebelum Nabi Muhammad Saw.

Al-Quran adalah kitab suci umat Islam yang diwahyukan oleh Allah Swt.
melalui Malaikat Jibril secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad
saw. Al-Quran merupakan kitab suci terakhir dan merupakan
penyempurnaan kitab-kitab sebelumnya. Isi kitab suci Al-Quran mencakup
seluruh inti wahyu yang telah diturunkan kepada para nabi dan rasul
sebelumnya. Al-Quran adalah mukjizat Nabi Muhammad saw. yang
terbesar dan abadi di antara mukjizat-mukjizat lainnya. Oleh karena itu, Al-
Quran idealnya menjadi pedoman sekaligus menjadi dasar hukum bagi
kehidupan seluruh umat manusia dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan
di akhirat.
B. Rumusan Masalah

1
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT ini
adalah sebagai berikut:
1. Apa itu iman kepada kitab-kitab Allah?
2. Apa perbedaan antara kitab dan suhuf?
3. Apa saja kitab yang diturunkan oleh Allah SWT. kepada para nabi?
4. Apa hikmah kita mempelajari iman kepada kitab-kitab Allah?
5. Bagaimana cara kita beriman kepada kitab-kitab Allah?
C. Tujuan
Dalam makalah ini, penulis mengemukakan beberapa tujuan penulisa n
makalah yang ingin dicapai yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian iman kepada kitab-kitab Allah.
2. Untuk mengetahui perbedaan antara kitab dan suhuf.
3. Untuk mengetahui kitab yang diturunkan oleh Allah SWT. kepada
para nabi.
4. Untuk mengetahui hikmah mempelajari iman kepada kitab-kitab
Allah.
5. Untuk mengetahui cara beriman kepada kitab-kitab Allah.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Iman kepada Kitab-kitab Allah

Keimanan kepada kitab-kitab Allah terkandung didalamnya empat unsur,


yaitu: Pertama, beriman bahwa kitab-kitab itu benar-benar diturunkan dari
sisi Allah ta’ala. Kedua, beriman kepada apa yang telah Allah namakan dari
kitab-kitabnya dan mengimani secara global kitab-kitab yang kita tidak
diketahui namanya. Ketiga, yaitu membenarkan berita-berita yang benar
dari kitab-kitab tersebut sebagaimana pembenaran kita terhadap berita-
berita Al-Qur’an dan juga berita-berita lainnya yang tidak diganti atau
diubah dari kitab-kitab terdahulu (sebelum Al-Qur’an). Keempat,
mengamalkan hukum-hukum yang tidak dihapus (nasakh) serta dengan rela
dan pasrah menerimanya, baik kita ketahui hikmahnya atau tidak.
Ketahuilah bahwa kitab yang ada telah terhapus (mansukh) dengan turunnya
Al-Qur’an.1

Iman kepada kitab yang diwahyukan oleh Allah merupakan salah satu
fondasi dalam ajaran Islam. Kepercayaan ini merupakan salah satu dari
enam rukun iman. Bagi umat Islam kepercayaan (keimanan) kepada AI-
Quran, pada saat yang bersamaan juga mesti mempercayai kitab-kitab yang
lain yang juga diurunkan oleh Allah SWT. Karena itu, pengingka ra n
terhadap hal ini, iman kepada kitab, otomatis menjadi pengingkaran kepada
Allah dan dan Rasulnya. 2 Sebagaimana telah ditegaskan oleh Allah SWT:

ْٰٓ ‫ب الَّ ِذ‬


‫ي اَنْزَ َل ِم ْن قَبْ ُل َۗو َم ْن‬ ُ ‫ع ٰلى َر‬
ِ ‫س ْو ِل ٖه َوالْ ِك ٰت‬ َ ‫ن ََّز َل‬ ‫ي‬ْ ‫ب الَّ ِذ‬
ِ ‫س ْو ِل ٖه َوالْ ِك ٰت‬ ِ ‫ٰ ٰٓياَيُّ َها ا َّل ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٰٓوا ٰا ِمنُ ْوا ِب ه‬
ُ ‫اّٰلل َو َر‬
‫ض ٰل اًل ۢ بَ ِعيْداا‬
َ ‫ض َّل‬
َ ٰ ْ ‫اّٰلل َو َم ٰٰۤلىِٕكَتِ ٖه َوكُتُبِ ٖه َو ُر سُلِ ٖه َوالْيَ ْو ِم‬
ْ‫اْل ِخ ِر فَقَد‬ ِ ‫يَّكْفُ ْر بِ ه‬

1
Muhammad Amri. La Ode Ismail Ahmad., dan Muhammad Rusmin. Akidah Akhlak (Cetakan I).
(Semesta Aksara.2018)
2
Bunyamin, dkk. (2017) Aqidah Untuk Perguruan Tinggi (Cetakan II). Uhamka Press : Jakarta
Selatan.

3
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-
Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, nasul-rasul-Nya,
dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh
jauhnya. " (QS. An-Nisa [4): 136)

Mengingat pentingnya hal ini Rasulullah SAW. bersabda, "Hendaknya


engkau beriman kepada Allah, pana malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para
rasul-Ny4, hari Akhir dan hendaknya engkau beriman kepada qadar
(takdirNya), yang baik maupun yang buruk." (HR. Muslim)

Di dalam al-Qur’an disebutkan bahwa ada 4 kitab Allah Swt. yang


diturunkan kepada para nabi-Nya. 4 kitab tersebut yaitu;

1. Kitab Taurat, yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s. pada kira-kira
abad ke-12 SM didaerah Israil dan Mesir.
2. Kitab Zabur, yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s. pada kira-kira
abad ke 10 SM didaerah Israil.
3. Kitab Injil, diturunkan kepada Nabi Isa a.s. di daerah Yerusale m
pada permulaan abad pertama.
4. Kitab Al-Qur’an, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.,
di daerah Mekah dan di Madinah pada abad ke-6 M.

Kitab-kitab yang dimaksud pada ayat di atas adalah kitab yang berisi
peraturan, ketentuan, perintah, dan larangan yang dijadikan pedoman bagi
umat manusia. Kitab-kitab Allah Swt. tersebut diturunkan pada masa yang
berlainan. Semua kitab tersebut berisi ajaran pokok yang sama, yaitu ajaran
meng-esa-kan Allah Swt. (tauhid). Yang berbeda hanyalah dalam hal syariat
yang disesuaikan dengan zaman dan keadaan umat pada waktu itu. 3

3
Mustahdi, Mustakim. (2017). Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Edisi Revisi). Pusat
Kurikulum dan Perbukuan ; Jakarta.

4
B. Perbedaan Kitab dan Suhuf

Selain kitab-kitab, Allah Swt. juga menurunkan wahyu kepada para nabi-
Nya. Wahyu tersebut berbentuk suhuf,, yaitu wahyu Allah Swt. yang berupa
lembaran-lembaran yang terpisah. Suhuf tidak wajib disampaikan atau
diajarkan kepada manusia. Jadi, persamaan keduanya adalah sama-sama
merupakan wahyu dari Allah. Adapun perbedaannya:

1. Isi Kitab lebih lengkap daripada suhuf,


2. Kitab wajib disampaikan kepada manusia, sedangkan suhuf tidak,
3. Kitab dibukukan, sedangkan suhuf tidak. Dalam Al-Qur'an kata
"Kitab" disebut tidak kurang 198 kali, sedangkan kata suhuf hanya
6 kali.4

Suhuf yang telah diturunkan, antara lain :

1. Nabi Adam a.s. menerima 10 suhuf


2. Nabi Syits a.s. menerima 50 suhuf
3. Nabi Idris a.s. menerima 30 suhuf
4. Nabi Ibrahim a.s. menerima 10 suhuf
5. Nabi Musa a.s. menerima 10 suhuf

‫ف اِب ْٰر ِهيْ َم َو ُم ْو سٰى‬ ُ 0 ‫اْل ْو ٰل ۙى‬


ِ ‫ص ُح‬ ُْ ‫ف‬ ُّ ‫اِ َّن ٰهذَا لَ ِفى ال‬
ِ ‫ص ُح‬

Artinya: "Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu)


šuhuf-šuhuf (kitab-kitab) yang diturunkan kepada lbrahim dan Musa. "
(Q.S.al-A'la/87: 18-19).

C. Macam-macam Kitab Allah


1. Kitab Taurat

Kata Taurat berasal dari kata Thora (bahasa Ibrani) yang artinya
perintah atau hukum, yang merupakan kitab suci yang diwahyuka n
Allah Swt. kepada Nabi Musa as. dan menjadi petunjuk serta

4
Amri, Muhammad. La Ode Ismail Ahmad., dan Muhammad Rusmin. (2018). Akidah Akhlak
(Cetakan I). Semesta Aksara.

5
bimbingan bagi Bani Israil. Kitab taurat diwahyukan kepada Nabi
Musa pada sekitar abad ke-12 SM di daerah Israil dan Mesir. Kitab
Taurat ini diturunkan dalam bahasa Ibrani. Kata "Taurat'' disebutkan
dalam Al-Quran tidak kurang dari 18 kali. Firman Allah SWT. :

‫ي َو ِكي ا ًْۗل‬
ْ ِ‫ي اِ سْ َر ٰۤا ِءيْ َل ا َ َّْل تَت َّ ِخذُ ْوا ِم ْن د ُْون‬
ْٰٓ ِ‫ب َو َج َعلْ ٰنهُ هُداى لِِّبَن‬
َ ‫َو ٰاتَيْنَا ُم ْو سَى الْ ِك ٰت‬

Artinya: "Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami
jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani lsrail (dengan firman):
Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku' (QS. Al Isra[17]:
2).

Isi pokok Kitab Taurät dikenal dengan Sepuluh Hukum atau Sepuluh
Firman. Sepuluh Hukum (Ten Commandments) diterima Nabi Musa
as. di atas Bukit Tursina (Gunung Sinai). Sepuluh Hukum tersebut
berisi asas-asas keyakinan (akidah) dan asas-asas kebaktian (syari
ah), seperti berikut.

a. Tiada Tuhan selain Allah Swt.


b. Jangan menyembah berhala
c. Jangan mempersekutukan Allah Swt.
d. Sucikan hari sabat (hari Sabtu).
e. Hormati kedua orang tuamu.
f. Jangan membunuh.
g. Jangan berzina.
h. Jangan mencuri.
i. Jangan bersumpah palsu (bersaksi dusta).
j. Jangan menginginkan milik orang lain (menginginkan hak
orang lain).

Namun dalam perkembangannya, Taurat mengalami perubahan-


perubahan,." Para pemuka agama yang menguasai secara dominan
isi dari Taurat. Bahkan karena publik tidak mengaksesnya, pemuka
agama dapat memilih ajaran yang mereka sukai dan mengabaika n

6
yang tidak sesuai menurut selera mereka. Lebih dari itu, mereka
tidak saja menyembunyikan, tapi juga mengubah dan membuat
karangan sendiri yang mereka klaim berasal dari Allah SWT."
Kecurangan para tokoh agama terhadap Taurat ini ditegaskan oleh
Allah dalam Al-Quran Surah Al-Maidah [5]:41.

Jadi, kitab Taurat yang sekarang beredar dikalangan bangsa Yahudi


tidak murni lagi, dan banyak perubahan. Para ulama sepakat bahwa
tidak ada lagi Taurat yang beredar sekarang merupakan karangan
orang Yahudi pada masa dan waktu yang berlainan. Jadi, pada masa
Nabi Musa a.s. bangsa Yahudi masih beriman dan mereka pun
mengetahuinya dan percaya bahwa akan ada Nabi yang diturunka n
oleh Allah pada akhir zaman, yaitu Nabi Muhammad saw. Mereka
mengetahui tentang kedatangan Nabi Muhammad saw., serta tanda-
tandanya dari kitab Taurat. Akan tetapi, setelah Nabi Musa wafat,
mereka mengubah isi Taurat dan banyak diantaranya menjadi kafir
lagi.

2. Kitab Zabur

Kata zabur (bentuk jamaknya zubür) berasal dari zabara-yazburu-


zabr yang berarti menulis. Makna aslinya adalah kitab yang tertulis.
Zabür dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan mazmür
(jamaknya mazāmir). Dalam bahasa Ibrani disebut mizmar, yaitu
nyanyian rohani yang dianggap suci. Sebagian ulama yaitu irunkan
sebelı Dalam bahasa Ibrani, istilah zabur berasal dari kata zimra,
yang berarti "lagu atau musik". Zamir (agu) dan mizmor (mazmur ),
merupakan pengembangan dari kata zamar, artinya "nyanyi,
nyanyian pujian". Zabür adalah kitab suci yang diturunkan Allah
Swt. kepada kaum Bani Israil melalui utusannya yang bernama Nabi
Daud as.

Ayat yang menegaskan keberadaan Kitab Zabür antara lain:

7
‫ح َّوالنَّ ِب ٖيِّنَ ِم ۢ ْن َب ْع ِد ٖه َوا َ ْو َحيْنَا ٰٓ ا ِٰلٰٓى اِب ْٰر ِهيْ َم‬
ٍ ‫اِنَّا ٰٓ ا َ ْو َحيْنَا ٰٓ اِلَيْكَ كَ َما ٰٓ ا َ ْو َحيْنَا ٰٓ ا ِٰلى نُ ْو‬

َ‫س َو ٰه ُر ْونَ َو سُلَي ْٰمن‬


َ ُ‫ب َوي ُْون‬ ِ َ‫ب َو ْاْلَ سْب‬
َ ‫اط َو ِعيْسٰى َواَي ُّْو‬ َ ‫َواِ سْ ٰم ِعيْ َل َواِ سْحٰ قَ َويَعْقُ ْو‬

‫ۚ َو ٰاتَيْنَا دَ ٗاودَ زَ ب ُْو ارا‬

Artinya: "Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu


(Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh
dan nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah mewahyukan (pula)
kepada lbrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya; Isa, Ayub,
Yums, Harun dan Sulaiman. Dan Kami telah memberikan Kitab
Zabür kepada Daud " (Os. an-Nisäl4:163)

Kitab Zabür berisi kumpulan ayat-ayat yang dianggap suci. Ada 150
surah dalam Kitab Zabür yang tidak mengandung hukum-huk um,
tetapi hanya berisi nasihat-nasihat, hikmah, pujan, dan sanjungan put
Nabi Daud as Fang disenandungkan dalam Kitab Zabur terdiri atas
lima maeam

a. nyanyian untuk memuji Tuhan (iturgi),


b. nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur,
c. ratapan-ratapan jamaah,
d. ratapan dan doa individu, dan
e. nyanyian untuk raja.
3. Kitab Injil

Kitab Injil diwahyukan oleh Allah Swt. kepada Nabi Isa as. Kitab
Injil diturunkan kepada nabi Isa as. Kitab Injil yang diturunka n
kepada nabi Isa as. memuat keterangan- keterangan yang benar dan
nyata, yaitu perintah-perintah Allah Swt. agar manusia meng-esa-
kan dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun. Penjelasan
ini tertulis dalam Q.S. al-Hadid /57: 27.

Artinya: "Kemudian Kami susulkan rasul-rasul Kami mengikuti


jejak mereka dan Kami susulkan (pula) Isa putra Maryam; Dan

8
Kami berikan Injil kepadanya dan Kami jadikan rasa santun dan
kasih sayang dalam hati orang-orang yang mengikutinya. " (Q.S. al-
Hadid/57: 27)

Dalam Kitab Injil terdapat pula keterangan mengenai akan lahir nya
nabi yang terakhir dan penutup para nabi dan rasul, bernama Ahmad
atau Muhammad saw.

Kitab Injil yang asli memuat keterangan-keterangan yang benar dan


nyata, yaitu perintah-perintah Allah swt., kepada umat manus ia
untuk memahasucikan Allah serta melarang menyekutukan- Nya
dengan benda atau makhluk lainnya. Disamping itu, dimuat,
keterangan- keterangan bahwa diakhir zaman akan datang seorang
nabi terakhir (Nabi Muhammad). Adapun Injil yang sekarang
beredar, didunia hanyalah karangan-karangan manusia. Injil ini
dikenal dengan injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil
Yohanes. Dalam keempat Injil tersebut banyak sekali terdapat
perbedaan pendapat, dan saling bertentangan satu sama lainnya.
Menurut para ahli, Injil tersebut memuat tulisan dan catatan tentang
kehidupan Nabi Isa a.s. dan kepercayaan yang ada di dalamnya
merupakan hasil pemikiran Paulus dan bukan pendapat orang-orang
Hawari (pengikut-pengikut Nabi Isa).

Ada juga yang dinamakan Injil Barnabas karangan Barnaba. Kitab


Injil Barnaba dipandang ulama lebih sesuai dengan ajaran tauhid,
tetapi Injil Barnabas ini tidak dipergunakan oleh orang-orang
Kristen (Nashrani). Oleh karena itu, Injil yang wajib diyakini oleh
umat muslim adalah Injil yang asli yang diturunkan kepada Nabi Isa
a.s., bukan Injil-Injil yang beredar saat ini.

9
4. Kitab Al-Qur'an
a. Pengertian Al-Qur'an

Al-Qur'an menurut bahasa berasal dari kata Qara 'a -


Yaqra'u- Qur'anan artinya: bacaan atau yang dibaca.
Pengertian ini didasarkan pada firman Allah dalam Surah Al-
Qiyamah ayat 16– 18 sebagai berikut:

Artinya: "Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk


(membaca) Al Quran Karena hendak cepat-cepat
(menguasai)nya. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah
mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai)
membacanya. Apabila kami Telah selesai membacakannya
Maka ikutilah bacaannya itu".

Adapun menurut istilah, al-Qur'an adalah kalam Allah yang


diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai
mukjizatnya dan bagi yang membacanya merupakan ibadah
yang diturunkan secara berangsur-angsur melalui perantara
malaikat Jibril. Dinamakan al-Qur'an karena merupakan
kitab suci yang wajib dibaca, dipelajari, dan merupakan
ajaran-ajaran wahyu terbaik.

b. Fungsi Al-Qur'an

Sebagai kitab yang diturunkan terakhir Al-Quran


mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Penjaga kitab-kitab sebelumnya. Sebagaimana


tertulis dalam QS. Al-Maidah (5]: 48.
2) Hakim tentang apa yang diperselisihkan (QS. An-
Nahl [16]:63-64)
3) Menghapus hukum syariat kitab-kitab terdahulu.
(QS. An-Nahl [16]: 101)

10
Sebagai wahyu tertinggi penutup para Nabi, Al-
Quran menghapus hukum kitab-kitab suci yang turun
lebih dahulu. Kitab-kitab terdahulu berlaku secara
lokal sedangkan Al-Quran berlaku secara universa l.
Karena itu, syariat nabi-nabi sebelumnya dihapus
oleh ajaran yang berlaku secara universal.

c. Nama-Nama Lain Al-Qur 'ân

Nama-nama lain dari al-Qur'ân, yaitu:

1) Al-Hudā, artinya al-Qur 'àn sebagai petunjuk seluruh


umat manusia.
2) Al-Furqân, artinya al-Qur 'àn sebagai pembeda
antara yang baik dan buruk.
3) Asy-Syifa', artinya al-Qur 'ãn sebagai penawar (obat
penenang hati).
4) Az-Zikr, artinya al-Qur 'ân sebagai peringatan adanya
ancaman dan balasan.
5) A-Kitáb, artinya al-Qur 'àn adalah firman Allah Swt.
yang dibukukan.
d. Isi Pokok Kandungan Al-Qur'an

Sebagai kitab suci yang menyempurnakan kitab-kitab


terdahulu, al-Qur'an berisi petunjuk secara lengkap sesuai
dengan perkembangan zaman. Ajaran yang terkandung
dalam al-Qur'an sebagian besar meliputi:

1) Akidah, yakni mengajarkan kepercayaan kepada


Allah Swt., malaikat- malaikat, kitab-kitab, rasul-
rasul, hari akhir dan takdir. Keenam perkara ini
disebut rukun iman atau pokok-pokok kepercayaan.
2) Ibadah, yakni mengajarkan cara-cara ibadah kepada
Allah Swt.

11
3) Muamalah, yakni mengajarkan hubungan antara
manusia, baik dalam keluarga, tetangga, maupun
masyarakat.
4) Akhlak karimah, yakni budi pekerti yang mulia, baik
dengan anggota keluarga dan masyarakat secara luas
maupun dengan Allah Swt. sebagai penciptanya.
5) Tarikh, yakni menceritakan sejarah umat terdahulu
untuk diambil pelajaran bagi umat sesudahnya.
6) Syariat, yakni mengajarkan tentang peraturan
perundang-undangan secara menyeluruh yang
berkaitan dengan ibadah, akidah dan muamalah.

Dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa


lebih dari 60% ayat-ayat al-Qur'an membicarakan alam
semesta, sedangkan 40% lainnya membicarakan tentang
akidah, ibadah, hukum, muamalah, tarikh, akhlak dan kisah
teladan. Hal ini menunjukkan bahwa al-Qur'an sesuai dengan
kehidupan masyarakat modern seperti sekarang ini.

e. Keistimewaan A-Qur 'ãn

Keistimewaan kitab suci al-Qur 'àn adalah sebagai berikut.

1) Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang


beriman dan bertakwa.
2) Sebagai informasi kepada setiap umat bahwa nabi
dan rasul terdahulu mempunyai syariat (aturan) dan
caranya masing- masing dalam menyembah Allah
Swt.
3) Al-Qur 'ân sebagai kitab suci terakhir dan terjamin
keasliannya.
4) A-Qur 'ân tidak dapat tertandingi oleh ide-ide
manusia yang ingin menyimpangkannya.

12
5) Membaca dan mempelajari isi al-Qur 'àn merupakan
ibadah.
6) Al-Qur'an sebagai sumber ilmu pengetahuan.
7) Al-Qur'an tidak akan kadaluarsa dan tetap sesuai
dengan perkembangan zaman.
f. Perbedaan Iman Kepada Al-Qur'an dengan Iman
Kepada Kitab-kitab Suci Lainnya

Seorang muslim wajib mengimani semua Kitab-Kitab Suci


yang telah diturunkan oleh Allah swt., kepada para Nabi dan
Rasul-Nya, baik yang disebutkan nama dan kepada siapa
diturunkan maupun yang tidak disebutkan. Akan tetapi tentu
ada perbedaan konsekuensi keimanan antara iman kepada
Al-Qur'an dan Iman kepada Kitab Suci sebelumnya. Kalau
terhadap Kitab Suci sebelumnya seorang muslim hanyala h
mempunyai kewajiban mempelajari, mengamalkan, dan
mendakwahkan kandungannya karena Kitab-Kitab Suci
tersebut berlaku untuk umat dan masa tertentu yang telah
berakhir dengan kedatangan Kitab Suci yang terakhir yaitu
Al-Qur'an. Jika ada hal-hal yang sama yang masih berlaku
dan diamalkan, itu hanyalah semata-mata diperintahkan oleh
Al-Qur'an bukan karena ada pada Kitab Suci sebelumnya.
Sedangkan iman kepada Al-Quran membawa konsekuens i
yang lebih luas seperti mempelajarinya, mengamalkan dan
mendakwahkannya serta membelanya dari serangan musuh-
musuh Islam.

D. Hikmah Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah

Kewajiban mengimani kitab-kitab Allah mengandung beberapa hikmah


berikut:

1. Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT.

13
2. Mencegah perselisihan di antara sesama manusia, dan kitab-kitab
suci hadir untuk memberi kepastian penyelesaian. QS. Yunus [9]:
19. "Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka
berselisih. Kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari
Tuhanmu dahulu, pastilah telah diberi keputusan di antara mereka
tentang apa yang mereka perselisibkan itu."
3. Manusia menjadi lebih bersyukur kepada Allah karena perhatian-
Nya kepada manusia yang telah memberi kitab-kitab sebagai
panduan hidup (untuk memahami hakikat dan tujuan hidup).
4. Beriman kepada kitab-kitab Allah menuntun seseorang untuk hidup
dengan teratur dan berusaha sekuat tenaga untuk melaksanaka n
seluruh perintah Allah dan meninggalkan larangan- Nya
sebagaimana yang tercantum dalam kitab-kitab.
5. Dan lain-lain.
E. Menerapkan Perilaku Beriman Kepada Kitab-kitab Allah
1. Meyakini bahwa kitab-kitab suci sebelum al-Qur 'àn datang dari
Allah Swt.
2. A-Qur 'àn sudah dijaga kemurniannya oleh Allah Swt. sampai
sekarang. Menjaga kemurnian al-Qur 'àn adalah tugas kita sebagai
muslim. Salah satu cara menjaga al-Qur àn adalah dengan
menghormati, memuliakan, dan menjunjung tinggi kitab suci al-Qur
'àn.
3. Menjadikan al-Qur 'ân sebagai petunjuk dan pedoman hidup, dan
tidak sekali-kali berpedoman kepada selain al-Qur 'àn.
4. Berusaha untuk membaca al-Qur 'àn dalam segala kesempatan di
kala suka maupun duka, kemudian belajar memahami arti dan
isinya.
5. Berusaha untuk mengamalkan isi al-Qur 'àn di dalam kehidupan
sehari-hari, baik di waktu sempit maupun di waktu lapang.

Kita sebagai umat Islam, wajib meyakini dan memercayai semua kitab-kitab
Allah Swt, baik Taurat, Zabur, Injil, dan al-Qur 'ân. Keimanan kepada kitab-

14
kitab selain al-Qur 'àn, dilakukan dengan cara menghormati dan menghar ga i
keyakinan mereka. Tetapi keyakinan terhadap al-Qur 'ân, bukan hanya
sekedar percaya di dalam lisan dan hati saja, tetapi harus diwujudkan dalam
perilaku kita sehari-hari. Keselamatan dan ketenteraman hidup baik di dunia
maupun di akhirat dapat kita raih apabila kita menjadikan al-Qur 'àn sebagai
pedoman dalam menjalani hidup sehari-hari.

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT., berarti kita wajib beritikad atau
mempunyai keyakinan bahwa Allah SWT., mempunyai beberapa kitab yang
telah diturunkan kepada Nabi-Nya. Kitab-kitab yang telah diturunkan Allah
kepada para nabi dan rasul-Nya yang wajib diketahui oleh umat Islam,
adalah : Kitab Taurat, yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s., Kitab Zabur,
yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s., Kitab Injil, diturunkan kepada Nabi
Isa a.s. dan Kitab Al-Qur’an, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW..

Selain Kitab, Allah juga menurunkan Wahyu berupa lembaran- lemba ra n


yang terpisah yang disebut dengan suhuf. Dimana perbedaan antara
keduanya ialah isi kitab yang lebih lengkap daripada suhuf, kitab wajib
disampaikan kepada manusia, sedangkan suhuf tidak, dan terakhir kitab
dibukukan, sedangkan suhuf tidak.

Adapun hikmah beriman kepada kitab Allah, antara lain meningkatka n


keimanan kepada Allah SWT, menjadi lebih bersyukur kepada Allah
mencegah perselisihan di antara sesama manusia, serta menuntun seseorang
untuk hidup dengan teratur .

Bagaimana cara kita beriman kepada kitab Allah? Yaitu dengan meyakini
bahwa kitab-kitab suci sebelum al-Qur 'àn datang dari Allah Swt., menjaga
kemurnian al-Qur 'àn, menjadikan al-Qur 'ân sebagai petunjuk dan pedoman
hidup, dan membaca, memahami makna dan menerapkan Al-Qur'an.

16
B. SARAN

Dengan dibuatnya makalah ini, penulis berharap kita sebagai manus ia


makhluk ciptaan Allah bisa dan paham mengenai iman kepada kitab Allah
sehingga bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Penulis
menyadari bahwasannya dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran dari teman-tema n
agar kedepannya penulis bisa menyusun makalah sesuai kaidah yang
berlaku.

17
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Muhammad. La Ode Ismail Ahmad., dan Muhammad Rusmin. (2018).
Akidah Akhlak (Cetakan I). Semesta Aksara.
Bunyamin, dkk. (2017). Aqidah Untuk Perguruan Tinggi (Cetakan II). Uhamka
Press : Jakarta Selatan.
Hasyim, Yusuf. (2020). Akidah Akhlak Mts Kelas VIII (Cetakan I). Direktorat
KSKK Madrasah.
Mustahdi, Mustakim. (2017). Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Edisi
Revisi). Pusat Kurikulum dan Perbukuan ; Jakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai