Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ keimanaan dan ketakwaan”

DOSEN PENGAMPUN:
Dr.Dada Suhaida,M.Pd
DISUSUN OLEH:
Kelompok 1
1.ADE FITRIANA(211091001)
2.HAFIZA RIDHA MEILIA(211091020)
3.PUTRI VERNANDA(211091038)
4.UTIN AFIFAH NUR FITRIYANTI(211091047)
SARJANA TERAPAN KEBIDANAN D4 (REGULER)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “keimanaan dan ketakwaan” dengan
tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata
Pelajaran Agama. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang Dasar keimanaan dan
ketakwaan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Dr.Dada Suhaida,M.Pd
selaku dosen Agama. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya
makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Pontianak,11September 2021

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………...........…. i
KATA PENGANTAR …………………………………............. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………............. iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………............ 1
• A. Latar Belakang ………………………………………….. 1
• B. Rumusan Masalah …………………………………….. 1
• C. Tujuan ……………………………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN ………………………………........... 2
• A. Keimanaan dan Ketakwaan ……………………….. 2
BAB III PENUTUP ………………………………………… ......9
• A. Kesimpulan ……………………………………………......9
• B. Saran ……………………………………………………….... 9
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………. .....10
BAB 1
PENDAHULUAN
A.latar belakang
Pada dasarnya kehidupan dibumi ini tidak akan terlepas pada dunia luar antara lain saling
berinteraksi satu sama lain manusia berinteraksi bersosialisasi dan berinteraksi dengan
sangat baik. Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa dengan adanya manusia
berkomunikasi dengan masyarakat maka akan terjadilah suatu kenyataan bahwa manusia
itu tidak akan terlepas dari suatu informasi ataupun perkembangan yang secara langsung
disuguhkan dengan realita keadaan manusia yang haus akan informasi dan keingintahuan
perkembangan yang sedang dihadapi, untuk itu manusia harus pandai- pandai dalam
mengatur dan memilih maupun menjaga informasi yang baik maupun yang tidak baik dalam
suatu pemikirannya, supaya pemikiran yang timbul dalam hatinya bisa menjadi baik pula
perbuatannya, karena hati seseorang akan mudah sekali mendapat pengaruh yang tidak
baik apabila hatinya dan pemikirannya tidak didasari dengan iman dan taqwa.
Saat ini keimanan dan ketakwaan telah dianggap sebagai hal yang biasa, oleh masyarakat
umum, bahkan ada yang tidak mengetahui sama sekali arti yang sebenarnya dari keimanan
dan ketakwaan itu, hal ini dikarenakan manusia selalu menganggap remeh tentang hal itu
dan mengartikan keimanan itu hanya sebagai arti bahasa, tidak mencari makna yang
sebenarnya dari arti bahasa itu dan membiarkan hal tersebut berjalan begitu saja. Oleh
karena itu dari persoalan dan masalah-masalah yang terpapar diataslah yang melatar
belakangi kelompok kami untuk membahas dan mendiskusikan tentang keimanan dan
ketakwaan yang kami bukukan menjadi sebuah makalah kelompok.
B.Rumusan masalah
1. yang di maksut pengertian iman dan takwa ?
2. apa ciri-ciri seseorang tesebut telah beriman dan bertakwa ?
3. Seberapa pentingnya pendidikan iman dan takwa bagi manusia ?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian iman dan takwa
2. Memaparkan tanda-tanda orang yang beriman
3. Menjelaskan seberapa pentingnya iman dan takwa
BAB II
Pembahasan
1. Pengertian iman dan takwa
Iman dan taqwa adalah dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Iman merupakan
kendaraan bagi seseorang untuk mencapai taqwa. Tanpa iman tak mungkin seseorang
akan mencapai taqwa. Taqwa adalah kemampuan seseorang dalam menjalankan segala
perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya.
Kata iman juga berasal dari kata kerja amina-yu'manu – amanan yang berarti percaya. Oleh
karena itu iman berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam hati. Iman
menurut bahasa adalah percaya atau yakin, keimanan berarti kepercayaan atau keyakinan.
Dengan demikian, rukun iman adalah dasar, inti, atau pokok – pokok kepercayaan yang
harus diyakini oleh setiap pemeluk agama Islam.Secara sempurna pengertiannya adalah
membenarkan (mempercayai) Allah dan segala apa yang datang dari pada-Nya sebagai
wahyu melalui rasul-rasul-Nya dengan kalbu, mengikrarkan dengan lisan dan mengerjakan
dengan perbuatan.
Dalam surat al-Baqarah 165, yang berbunyi

‫ِين آ َم ُنوا َأ َش ُّد ُح ًّبا هَّلِل ِ ۗ َو َل ْو‬


َ ‫ون هَّللا ِ َأ ْندَا ًدا ُي ِحبُّو َن ُه ْم َكحُبِّ هَّللا ِ ۖ َوالَّذ‬
ِ ‫اس َمنْ َي َّتخ ُِذ ِمنْ ُد‬
ِ ‫َوم َِن ال َّن‬
ِ ‫اب َأنَّ ْالقُوَّ َة هَّلِل ِ َجمِيعًا َوَأنَّ هَّللا َ َشدِي ُد ْال َع َذا‬
‫ب‬ َ ‫ِين َظ َلمُوا ِإ ْذ َي َر ْو َن ْال َع َذ‬ َ ‫َي َرى الَّذ‬
Artinya :
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang
yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang
berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa
kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya
mereka menyesal).”
dikatakan bahwa orang yang beriman adalah orang yang amat sangat cinta kepada Allah
(asyaddu hubban lillah). Oleh karena itu, beriman kepada Allah berarti sangat rindu terhadap
ajaran Allah. Oleh karena itu beriman kepada Allah berarti amat sangat menaati ajaran Allah
yaitu Al-Quran dan sunnah rasul.
taqwa adalah seseorang yang taat kepada Allah SWT dan mau meninggalkan maksiat
karena takut akan siksa-Nya. Setiap muslim belum bisa dikatakan sebagai orang yang
taqwa jika belum menjalankan kewajiban dan menunaikan ibadah sunnah seperti yang
dicontohkan Rasulullah.Seseorang yang bertaqwa kepada akan selalu mendapatkan
petunjuk serta hidayah dari Allah SWT. Sedangkan, bagi orang-orang zalim, tidak akan
mendapatkan apapun selain kerugian. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam salah
satu surah Al Israa’ ayat 82 yang berbunyi

ّ ٰ ‫َو ُن َن ِّز ُل م َِن ْالقُرْ ٰا ِن َما ه َُو شِ َف ۤا ٌء َّو َرحْ َم ٌة لِّ ْلمُْؤ ِم ِني ۙ َْن َواَل َي ِز ْي ُد‬
‫الظلِ ِمي َْن ِااَّل َخ َسارً ا‬
"Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim
selain kerugian." (QS Al Israa’ : 82)
2.ciri-ciri seseorang tesebut telah beriman dan bertakwa
Ciri-ciri orang beriman

1. Takut pada Allah

Ciri yang utama pada seorang yang beriman adalah ia takut pada Allah SWT. Ia tidak akan berani
melanggar apapun larangan Allah dan akan selalu mentaati setiap perintah Allah SWT.

Allah Ta’ala berfirman

ْ ‫ِين ِإ َذا ُذك َِر ٱهَّلل ُ َو ِج َل‬


‫ت قُلُو ُب ُه ْم‬ َ ‫ِإ َّن َما ْٱلمُْؤ ِم ُن‬
َ ‫ون ٱلَّذ‬
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah
hati mereka” (QS. Al-Anfal: 2)

‫اخ َش ْو ِن َواَل َت ْش َترُوا ِبآ َياتِي َث َم ًنا َقلِياًل‬


ْ ‫اس َو‬
َ ‫َفاَل َت ْخ َشوُ ا ال َّن‬
“Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu
menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit” (QS. Al-Maidah: 44).

2. Khusyu’ saat sholat

Ciri kedua dari orang yang beriman adalah lebih khusyu’ dalam sholat baik sholat wajib maupun
sunnat. Orang yang telah memiliki keimanan yang kuat akan lebih khusyu’ dalam sholat meski
banyak gangguan.

Allah Ta’ala berfirman,

‫صلَ ٰو َة‬
َّ ‫يمونَ ٱل‬ َ ‫ٱلَّ ِذ‬
ُ ‫ين ُي ِق‬
“(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat” (QS. Al-Anfal: 3).

َ ‫صاَل ت ِِه ْم َخاشِ ع‬


‫ُون‬ َ ‫الَّذ‬
َ ‫ِين ُه ْم فِي‬
(yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya (Q.S. Al-Mukminun 23: 2)

3. Senang mendengar bacaan ayat Al Quran

Orang yang beriman juga selalu senang mendengan lantunan ayat suci Al Quran. Tak hanya itu saja,
keimanan dalam hati mereka juga semakin bertambah ketika mendengar ayat-ayat Allah.

Allah Ta’ala berfirman

‫ت َع َلي ِْه ْم َءا ٰ َي ُتهُۥ َزا َد ْت ُه ْم ِإي ٰ َم ًنا‬


ْ ‫َوِإ َذا ُتلِ َي‬
“dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya)” (QS. Al-Anfal: 2)

Rasulullah mengatakan:
“Orang mu’min yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isinya, ibarat buah jeruk manis, rasanya
enak dan baunya harum. Sedangkan orang mu’min yang tidak membaca Al-Qur’an tetapi
mengamalkan isinya, ibarat buah kurma, rasanya enak dan manis tetapi tidak ada baunya. Adapun
perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an, maka ibarat minyak wangi, baunya harum
tetapi rasanya pahit. Sedangkan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an, ibarat buah
kamarogan, rasanya pahit dan baunya busuk.” (Al-Bukhari & Muslim, 5)

4. Senang berinfak

Orang yang beriman juga sangat senang berinfak karena ia tahu bahwa infak dan sedekah adalah
bukti keimanan seseorang.

Allah Ta’ala berfirman

َ ُ‫َو ِممَّا َر َز ْق ٰ َن ُه ْم يُن ِفق‬


‫ون‬
“dan yang menginfakkan rizki yang Kami berikan kepada mereka” (QS. Al-Anfal: 3).

Rasul pun pernah menjelaskan tentang bukti keimanan seseorang dapat dilihat dari sholat dan
sedekahnya.

ٌ‫ص َد َق ُة بُرْ َهان‬


َّ ‫صاَل ةُ ُنو ٌر َوال‬
َّ ‫َوال‬
Shalat adalah cahaya dan sedekah adalah bukti (HR. Muslim no. 223)

5. Tidak mengerjakan hal yang sia-sia

Orang yang beriman tidak akan melakukan hal yang sia-sia atau tidak bermanfaat. Ia justru terlalu
sibuk untuk melakukan ibadah yang akan menambah keimanannya.

Allah Ta’ala berfirman,

َ ‫ِين ُه ْم َع ِن اللَّ ْغ ِو مُعْ ِرض‬


‫ُون‬ َ ‫َوالَّذ‬
dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang sia-sia. (Q.S. Al-
Mukminun 23: 3)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

‫ِمنْ حُسْ ِن ِإسْ الَ ِم ْال َمرْ ِء َترْ ُك ُه َما الَ َيعْ نِي ِه‬
“Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi
no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

6. Meneladani Rasul

Beriman tak hanya sekedar menjalankan perintah Allah tapi juga meneladani setiap perbuatan dan
perkataan rasul.
‫صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم ِإ ِّني‬ ِ ‫ َقا َل َرس ُْو ُل‬:‫َعنْ َأ ِبيْ ه َُري َْر َة َرضِ َي هَّللا ُ َع ْن ُه َقا َل‬
َ ‫هللا‬
َّ‫هللا َو ُس َّن ِتيْ َو َلنْ َي َت َفرَّ َقا َح َّتى َي ِردَا َع َلي‬
ِ ‫اب‬ َ ‫ْن َلنْ َتضِ لُّ ْوا َبعْ دَ ُه َما ِك َت‬ ُ ‫َت َر ْك‬
ِ ‫ت ِف ْي ُك ْم َش ْيَئ ي‬
َ ‫ال َح ْو‬.
‫ض‬ ْ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam : ‘Aku tinggalkan dua perkara yang kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang teguh
dengan keduanya yaitu Kitabullah dan Sunnahku, serta keduanya tidak akan berpisah sampai
keduanya mendatangiku di Telaga (di Surga).”

7. Tawakal

Orang yang beriman juga adalah orang yang tawakal dan iklas pada setiap ketetapan dan takdir yang
diberikan Allah SWT.

َ ‫َو َع َلى هَّللا ِ َف َت َو َّكلُوا ِإنْ ُك ْن ُت ْم مُْؤ ِمن‬


‫ِين‬
“Dan hanya kepada Allah-lah kalian betawakal, jika kalian benar-benar orang yang beriman” (QS. Al-
Maidah : 23).

‫َو َمنْ َي َت َو َّك ْل َع َلى هَّللا ِ َفه َُو َحسْ ُب ُه‬


“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka Dialah Yang Mencukupinya” (QS. Ath-Thalaq:
3).

8. Sabar

Kesabaran juga menjadi salah satu ciri-ciri dari orang yang beriman. Seberat dan sesulit apapun ujian
yang diberikan, maka ia akan selalu bersabar menghadapinya. Allah berfirman,

‫ون‬ َ ‫ص َدقُوا ۖ َوُأو ٰ َلِئ‬


َ ‫ك ُه ُم ْال ُم َّت ُق‬ َ ‫س ۗ ُأو ٰ َل‬
َ ‫ِئك الَّذ‬
َ ‫ِين‬ ‫ين فِي ْال َبْأ َسا ِء َوالضَّرَّ ا ِء َوح َ ْأ‬
ِ ‫ِين ْال َب‬ َ ‫َّاب ِر‬
ِ ‫َوالص‬
“Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah
orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”. [Al-Baqarah :
177]

‫ين‬ ِ ‫َوهَّللا ُ ُيحِبُّ الص‬


َ ‫َّاب ِر‬
“Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar”. [Ali Imran : 146]

9. Memiliki akhlak yang baik

Tanda lain dari seorang yang beriman adalah memiliki akhlak yang baik. Tidak mungkin seorang yang
beriman justru memiliki akhlak yang buruk karena ia akan selalu meneladani Rasul yang berakhlak
mulia.

Abu Darda ‘meriwayatkan bahwa Nabi saw, mengatakan:


“Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih berat daripada akhlak
yang mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa mencapai derajat orang yang
berpuasa dan shalat.” (At-Tirmidzi, 2002)

10. Selalu bersyukur

Baik dan buruk yang menimpa seorang mukmin akan selalu membuatnya bersyukur atas apa yang ia
miliki. Itulah ciri dari seorang yang beriman kuat.

Allah berfirman:

‫َولَ َق ْد َءا َت ْي َنا لُ ْق ٰ َم َن ْٱل ِح ْك َم َة َأ ِن ٱ ْش ُكرْ هَّلِل ِ ۚ َو َمن َي ْش ُك ْ†ر َفِإ َّن َما† َي ْش ُك ُر لِ َن ْفسِ هِۦ ۖ َو َمن َك َف َر َفِإنَّ ٱهَّلل َ َغنِىٌّ َحمِي ٌد‬
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah.
Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya
sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji.(QS: Luqman Ayat : 12)

Ciri-ciri orang bertaqwa

Berikut beberapa ciri orang bertakwa (orang yang memiliki rasa takut kepada Allah) menurut Abu
Laits al-Samarqandi dalam Tanbihul Ghafilin.

1. lisannya tidak pernah digunakan untuk berkata bohong dan gunjing. Lisannya fokus dzikir, baca
qur’an, diskusi ilmu, dan hal baik lainnya.

2. tidak masuk ke dalam perutnya kecuali makanan yang halal dan baik, dan meskipun makanan
halal mereka mengosumsi secukupnya dan tidak berlebihan.

3. tangannya tidak digunakan untuk yang diharamkan.

4. kaki dan langkahnya digunakan untuk sesuatu yang baik dan bukan untuk maksiat.

5. hatinya tidak dipenuhi rasa kebencian dan permusahaan.

6. taat kepada Allah dengan penuh keikhlasan dan tidak takut kepada Allah karena untuk riya dan
ingin dilihat orang lain.

3. pendidikan keimanan dan ketaqwaan

Pendidikan adalah bagian terpenting dalam kehidupan manusia karena pendidikan dapat menjadi
wadah untuk mencerahkan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan pelestari tata sosial maupun
tata nilai yang ada dan berkembang dalam kehidupan masyarakat sekaligus sebagai agen perubahan
(agent of change). Semua manusia di muka bumi ini memerlukan pendidikan karena pendidikan
dapat menjadi tonggak kuat untuk mengentaskan kemiskinan pengetahuan, menyelesaikan
persoalan kebodohan, membantu manusia untuk mengembangkan fikiran seluruh potensi dirinya
agar dapat menyelesaikan segala permasalahan dalam kehidupan dengan cara dan hasil yang sebaik-
baiknya.
Menurut Saroni (2010) pendidikan “dapat membantu manusia menjadi sosok yang memiliki nilai
dengan eksistensinya yang dapat diakui dalam lingkungan masyarakat.” Pendapat ini mempertegas
bahwa pendidikan dapat membantu menjadikan manusia sebagai insan yang bernilai dan ditinggikan
derajatnya oleh Allah, sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah QS. al-Mujadalah (58): 11 yang
berbunyi :

‫ٰ ٓيا َ ُّيها الَّ ِذيْن ٰام ُن ْٓوا ا َِذا ِق ْيل َل ُكم َت َف َّسح ُْوا فِى ْالم ٰجلِس َفا ْفسح ُْوا ي ْفسح هّٰللا‬
ُ ِ َ َ َ ِ َ ْ َ َ َ َ
‫ش ُز ْوا َيرْ َف ِع هّٰللا ُ الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا ِم ْن ُك ۙ ْم َوالَّ ِذي َْن‬ ُ ‫َل ُك ۚ ْم َو ِا َذا ِق ْي َل ا ْن‬
ُ ‫ش ُز ْوا َفا ْن‬
‫ت َوهّٰللا ُ ِب َما َتعْ َملُ ْو َن َخ ِب ْي ٌر‬ ٍ ۗ ‫ا ُ ْو ُتوا ْالع ِْل َم َد َر ٰج‬
artinya

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam
majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti
apa yang kamu kerjakan.

Berdasarkan firman Allah tesebut dijelaslah bahwa Islam menempatkan pendidikan sebagai suatu
yang urgen dan merupakan kewajiban bagi umat manusia dalam rangka memenuhi fitrahnya sebagai
khalifah di muka bumi, terutama jika dikaitkan dengan kekuatan akal dan fikiran yang dimiliki
manusia. Dengan kata lain ilmu pengetahuan (pendidikan) diberikan Allah kepada manusia
bertujuan untuk mengurus bumi agar menjadi lebih baik.

Pendidikan keimanan dan ketaqwaan bisa di lakukan sejak dini, terutama kepada anak-anak sekolah
dasar, pelaksanaan pembelajaran sentra iman dan taqwa lebih menitikberatkan pada pembinaan
pemahaman ibadah dan akhlak yang baik bagi anak. Dimana guru sebagai fasilitator yang
menyediakan berbagai alat-alat keagamaan, membiasakan anak untuk menyapa dan meminta izin
sebelum memasuki ruangan, membiasakan anak membaca doa sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan, mengklarifikasi surat Al-Qur'an dan terjemahannya, menjelaskan adab yang baik dan benar
ketika membaca Al-Qur'an, menjelaskan sejarah Islam, kenabian, dan hukum Islam. Metode
pembelajaran yang digunakan guru adalah metode percakapan, tanya jawab, mendongeng, dan
bermain. Evaluasi yang dilakukan guru adalah observasi langsung, pencatatan pilihan permainan,
dan tahapan, merangkum hasil karya anak, pidato, pertanyaan anak, dan dokumentasi. Lingkungan
belajar yang telah direncanakan oleh guru sesuai dengan kebutuhan anak, penataan ruang tengah
yang menarik dan cukup luas serta penataan peralatan bermain yang bervariasi. Kendala penerapan
pembelajaran sentra iman dan taqwa ini adalah kurangnya tempat bermain, rasio guru dan anak
yang belum seimbang, persiapan guru, dan manajemen waktu guru. Sedangkan kelebihannya adalah
peralatan bermain maean yang lengkap, kompetensi dan keterampilan guru, serta ruang tengah
yang besar dan menarik.

Seharusnya kondisi dan hasil kemajuan yang di dapat zaman sekarang membawa dampak
kebahagiaan yang lebih banyak kepada manusia dalam hidupnya. Akan tetapi suatu kenyataan yang
menyedihkan ialah bahwa kebahagiaan ini ternyata semakin jauh, hidup semakin sukar dan
kesukaran – kesukaran material berganti dengan kesukaran mental. Beban jiwa semakin berat,
kegelisahan dan ketegangan serta tekanan perasaan lebih sering terasa dan lebih menekan jiwa
sehingga mengurangi kebahagiaan.
BAB III
Penutup
a. kesimpulan
beriman dan betaqwa kepada ALLAH SWT merupakan hal yang wajib harus kita miliki
sebagai umat islam dan juga kita harus mengajarkan mengenaik keimanan dan ketaqwaan
kepada genarasi muda atau di bawah kita supaya menjadi generasi yang
baik,bertaqwa,serta beriman yang kuat kepada ALLAH SWT.
b. saran
hendaklah menjadi umat muslim sekaligus masyarakat maupun pelajar yang beriman dan
bertaqwa serta menyampaikan ilmu yang bermanfaat kelak.
Daftar pustaka
https://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar/article/download/4257/pdf#:~:text=Iman
%20dan%20taqwa%20adalah%20dua,dan%20menjauhi%20segala%20larangan%2DNya.
http://pengertianmenurutahli.blogspot.com/2013/09/pengertian-iman-dan-taqwa-
adalah.html
https://www.diadona.id/family/10-ciri-ciri-orang-beriman-kepada-allah-menurut-al-quran-
sudahkah-kita-memilikinya-210315e.html

https://www.merdeka.com/jateng/taqwa-adalah-menjalankan-perintah-dan-menjauhi-
larangan-allah-ketahui-maknanya-kln.html
https://umma.id/post/10-ciri-ciri-orang-yang-beriman-dan-dalilnya-375162?lang=id
https://kumparan.com/redaksiportalmadura/7-tanda-orang-bertakwa-dalam-islam-
1553595449006142445#:~:text=Berikut%20beberapa%20ciri%20orang%20bertakwa,ilmu
%2C%20dan%20hal%20baik%20lainnya.
Nur,T.2016.NILAI – NILAI PENDIDIKAN KEIMANAN DAN KETAQWAAN
Idi,w.2018.PENDIDIKAN KEIMANAN SEBAGAI BASIS KECERDASAN SOSIAL PESERTA DIDIK:
TELAAH PSIKOLOGI ISLAMI.vol 4.no 1
Khuriyanah,k,k.2020.The Implementation of Center of Faith and Piety Learning Model on
Group A Students at Integrated PAUD Al Furqan Jember in 2018/2019 Academic Year.vol
1.no 1

Anda mungkin juga menyukai