KELAS : IIB
NIM : 1030191051
TUGAS 1 AGAMA
1. Keimanan merupakan derivasi dari kata “iman”. Dan untuk memahami pengertian
iman secara utuh dan mendalam, kita perlu merujuk pada Al-Qur`an dan hadits
sebagai sumber primer ajaran islam. Penelaahan ini dapat dilakukan dengan cara
mengumpulkan ayat ayat yang mengandung kata “iman” atau kata lain yang terbentuk
dari kata “iman” seperti; “Aamana”, “Yu`minu” atau “Mukmin”. Ayat-ayat yang
berbicara tentang pengertian iman dalam Al-Qur`an antara lain : QS. Al-Baqarah (2):
165, QS. A`raf (7): 179. Terdapat juga ayat yang berbicara tentang nilai yang dapat
mempengaruhi keimanan seseorang, baik positif maupun negatif, antara lain; QS. An-
Nisa (4): 51, QS. Al-Ankabut (29): 51, QS. Al-Baqarah (2): 4, dan QS. Al-Baqarah
(2): 285.
Coba saudara urai dan jelaskan;
a) Pengertian iman
b) Apakah nilai positif negatif pada keimanan yang dimaksud pada ayat ayat
diatas
Jawab :
Iqrar artinya pernyataan atau ucapan. Iqrar bil lisaan dapat diartikan
dengan menyatakan dengan bahasa, baik lisan maupun tulisan. Amal bil arkan
artinya perilaku gerakan perangkat anggota tubuh. Perbuatan dalam kehidupan
keseharian. Berdasarkan tafsiran tersebut diketahui, bahwa rukun (struktur)
iman ada tiga aspek yaitu; kalbu, lisan, dan perbuatan. Tepatlah jika iman
didefinisikan dengan pendirian yang diwujudkan dalam bentuk bahasa dan
perilaku. Jika pengertian ini diterima, maka istilah iman identik dengan
kepribadian manusia seutuhnya, atau pendirian yang konsisten. Orang yang
beriman berarti orang yang memiliki kecerdasan, kemauan dan keterampilan.
QS. An-Nisa(4): 51
“A lam tara ilallażīna ụtụ naṣībam minal-kitābi yu`minụna bil-
jibti waṭ-ṭāgụti wa yaqụlụna lillażīna kafarụ hā`ulā`i ahdā minallażīna
āmanụ sabīlā “
Adapun kata iman yang dirangkaikan dengan yang positif antara lain;
2. Pengertian iman tidak hanya dibatasi pada kalbu (keyakinan hati), akan tetapi juga
meliputi ikrar dengan ucapan, dan perilaku. Qalbu (hati) merupakan entitas metafisika
yang eksitensinya hanaya Allah yang dapat mengetahui. Namun demikian, keimanan
yang baik akan memancarkan perilaku yang menjadi ciri keimanan seorang mukmin,
sehingga dapat didentifikasi secara dharir, antara lain; tawakal, mawas diri dan
bersikap ilmiah, optimis dalam menghadapi masa depan, konsisten dan menepati
janji, dan tidak sombong. Jelaskan secara detail, ciri-ciri keimanan tersebut diatas,
dilengkapi dengan ayat-ayat Al-Qur`an yang sesuai.
Jawab :
1) KEIMANAN
Keimanan berasal dari kata dasar “Iman”. Untuk memahami pengertian iman
dalam ajaran Islam strateginya yaitu mengumpulkan ayat-ayat Al-quran atau
hadits yang redaksionalnya terdapat kata iman, atau kata lain yang dibentuk
dari kata tersebut yaitu “aamana” (fi'il madhi/bentuk telah), “yu’minu" (fi'il
mudhari/bentuk sedang atau akan), dan mukminun (pelaku/orang yang
beriman). Selanjutnya dari ayat-ayat atau hadits tersebut dicari pengertiannya.
س َم ْن يَّتَّ ِخ ُذ ِم ْن ُدوْ ِن هّٰللا ِ اَ ْندَا دًا يُّ ِحبُّوْ نَهُ ْم َكحُبِّ هّٰللا ِ ۗ َوا لَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ۤوْ ا اَ َش ُّد ُحبًّا لِّ ٰـلّ ِه ۗ َولَوْ يَ َر ى الَّ ِذ ْينَ ظَلَ ُم ۤوْ ا اِ ْذِ َو ِمنَ النَّا
هّٰللا هّٰلِل
بِ ب ۙ اَ َّن ْالقُ َّوةَ ِ َج ِم ْيعًا ۙ َّواَ َّن َ َش ِد ْي ُد ْال َع َذا َ يَ َروْ نَ ْال َع َذا
"Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah
sebagai tandingan yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-
orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-
orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari
Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat
berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal)." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 165)
"Dan sungguh, akan Kami isi Neraka Jahanam banyak dari kalangan
jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-
ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka
itulah orang-orang yang lengah." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 179)
Iqrar artinya pernyataan atau ucapan. Iqrar bil lisaan dapat diartikan
dengan menyatakan dengan bahasa, baik lisan maupun tulisan. Amal bil arkan
artinya perilaku gerakan perangkat anggota tubuh. Perbuatan dalam kehidupan
keseharian.
Berdasarkan tafsiran tersebut diketahui, bahwa rukun (struktur) iman
ada tiga aspek yaitu; kalbu, lisan, dan perbuatan. Tepatlah jika iman
didefinisikan dengan pendirian yang diwujudkan dalam bentuk bahasa dan
perilaku. Jika pengertian ini diterima, maka istilah iman identik dengan
kepribadian manusia seutuhnya, atau pendirian yang konsisten. Orang yang
beriman berarti orang yang memiliki kecerdasan, kemauan dan keterampilan.
2) IMPLIKASI KEIMANAN
Jika iman diartikan percaya, maka ciri-ciri orang yang beriman tidak
ada yang mengetahuinya kecuali hanya Allah saja, karena yang tahu isi hati
seseorang hanyalah Allah. Karena pengertian iman yang sesungguhnya adalah
meliputi aspek kalbu, ucapan dan perilaku, maka ciri-ciri orang yang beriman
akan dapat diketahui, antara lain:
Tawakal
َت َعلَ ْي ِه ْم ٰا ٰيتُهٗ زَ ا َد ْتهُ ْم اِ ْي َما نًا َّوع َٰلى َربِّ ِه ْم يَتَ َو َّكلُوْ ن ْ َاِنَّ َما ْال ُمْؤ ِمنُوْ نَ الَّ ِذ ْينَ اِ َذا ُذ ِك َر هّٰللا ُ َو ِجل
ْ َت قُلُوْ بُهُ ْم َواِ َذا تُلِي
ِ ك النَّا
س ِ َِمل
malikin-naas
ِ اِ ٰل ِه النَّا
س
ilaahin-naas
ص ْي ِد َواَ ْنـتُ ْم ُح ُر ٌم ۗ ِا َّن هّٰللا َ يَحْ ُك ُم َما ْ َّٰۤيـاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ۤوْ ا اَوْ فُوْ ا بِا ْل ُعقُوْ ِد ۗ اُ ِحل
َّ ت لَـ ُك ْم بَ ِه ْي َمةُ ااْل َ ْن َعا ِم ِااَّل َما يُ ْت ٰلى َعلَ ْي ُك ْم َغي َْر ُم ِحلِّى ال
ي ُِر ْي ُد
Tidak Sombong
jawab :
a) - Animisme
Di samping kepercayaan dinamisme, masyarakat primitif juga
mempercayai adanya peran roh dalam hidupnya. Setiap benda yang dianggap
benda baik, mempunyai roh. Oleh masyarakat primitif, roh dipercayai sebagai
sesuatu yang aktif sekalipun bendanya telah mati. Oleh karena itu, roh
dianggap sebagai sesuatu yang selalu hidup, mempunyai rasa senang, rasa
tidak senang, serta mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Roh akan senang
apabila kebutuhannya dipenuhi. Menurut kepercayaan ini, agar manusia tidak
terkena efek negatif dari roh-roh tersebut, manusia harus menyediakan
kebutuhan roh. Saji-sajian yang sesuai dengan advis dukun adalah salah satu
usaha untuk memenuhi kebutuhan roh.
- Dinamisme
Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitif telah mengakui
adanya kekuatan yang berpengaruh dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu
yang berpengaruh tersebut ditujukan pada benda. Setiap benda mempunyai
pengaruh pada manusia, ada yang berpengaruh positif dan ada pula yang
berpengaruh negatif. Kekuatan yang ada pada benda disebut dengan nama
yang berbeda-beda, seperti mana (Melanesia), tuah (Melayu),
dan syakti (India). Mana adalah kekuatan gaib yang tidak dapat dilihat atau
diindera dengan pancaindera. Oleh karena itu dianggap sebagai sesuatu yang
misterius. Meskipun mana tidak dapat diindera, tetapi ia dapat dirasakan
pengaruhnya.
- Politeisme
Kepercayaan dinamisme dan animisme lama-lama tidak memberikan
kepuasan, karena terlalu banyak yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh
yang lebih dari yang lain kemudian disebut dewa. Dewa mempunyai tugas
dan kekuasaan tertentu sesuai dengan bidangnya. Ada Dewa yang
bertanggung jawab terhadap cahaya, ada yang membidangi masalah air, ada
yang membidangi angin dan lain sebagainya.
- Henoteisme
Politeisme tidak memberikan kepuasan terutama terhadap kaum
cendekiawan. Oleh karena itu dari dewa-dewa yang diakui diadakan seleksi,
karena tidak mungkin mempunyai kekuatan yang sama. Lama-kelamaan
kepercayaan manusia meningkat menjadi lebih definitif (tertentu). Satu
bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan, namun
manusia masih mengakui Tuhan (Ilah) bangsa lain. kepercayaan satu Tuhan
untuk satu bangsa disebut dengan henoteisme (Tuhan tingkat Nasional).
b) Monoteisme
Kepercayaan dalam bentuk henoteisme melangkah menjadi
monoteisme. Dalam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh
bangsa dan bersifat internasional. Bentuk monoteisme ditinjau dari filsafat
Ketuhanan terbagi dalam tiga paham yaitu: deisme, panteisme, dan
eklektisisme.
Deisme
adalah pandangan khas tentang Allah di masa pencerahan,
berasal dari deus yang artinya Allah.Namun pandangan ini berbeda
dengan teisme, sebab Allah dipercaya hanya pada waktu
penciptaan, selanjutnya tidak berhubungan dengan dunia lagi
karena dunia yang sudah teratur dari semula.
Panteisme
atau pantheisme (Yunani : πάν ( 'pan' ) = semua
dan θεός ( 'theos' ) = Tuhan) secara harafiah artinya adalah
"Tuhan adalah semuanya" dan "Semua adalah Tuhan". Ini
merupakan sebuah pendapat bahwa segala barang merupakan
Tuhan abstrak imanen yang mencakup semuanya; atau bahwa Alam
Semesta, atau alam, dan Tuhan adalah sama.
Eklektisisme
adalah sikap berfilsafat dengan mengambil teori yang sudah
ada dan memilah mana yang disetujui dan yang tidak disetujui
sehingga selaras dengan semua teori tersebut.