Anda di halaman 1dari 5

Nama : Malikhatun Niswah

Nim : 050160316

Prodi : Ilmu administrasi negara

Berikut adalah soal Tugas ke-3 yang wajib Anda kerjakan. Bacalah pertanyaan dengan
cermat kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut.

1. Struktur iman ada tiga yaitu pembenaran dalam hati, ikrar dengan lisan, dan
pembuktian melalui perbuatan. Jelaskan keterkaitan tiga aspek ini!
2. Sebutkan ciri-ciri orang yang beriman!
3. Tuliskan satu ayat Al-Quran atau hadits beserta tafsir atau syarahnya yang
menunjukkan kewajiban menuntut ilmu!
4. Al-Qur’an memberikan apresiasi terhadap ilmu pengetahuan, maka banyak kata ilmu
ataupun derivasinya yang muncul. Jelaskan kata derivasi yang memiliki kesamaan
makna dengan ilmu dalam beragam bentuknya!
5. Al-Qur’an pernah menyebutkan bahwa manusia bisa lebih sesat (buruk) dari hewan
ternak. Di ayat manakah Al-Quran menyebutkan demikian? Tuliskan ayat tersebut
beserta tafsirnya!

JAWABAN :

1) Keterkaitan Tiga Aspek Struktur Iman


Struktur iman terdiri dari tiga aspek yang saling terkait dan saling mempengaruhi:
pembenaran dalam hati, ikrar dengan lisan, dan pembuktian melalui perbuatan.
1. Pembenaran dalam hati: Pembenaran dalam hati adalah keyakinan yang kuat dan
tulus dalam iman. Ini melibatkan pemahaman dan penerimaan yang mendalam
tentang kebenaran agama. Pembenaran dalam hati adalah dasar dari struktur iman,
karena tanpa keyakinan yang kuat, ikrar dan pembuktian akan kehilangan makna.
2. Ikrar dengan lisan: Ikrar dengan lisan adalah pengakuan terhadap keyakinan iman
yang dimiliki. Melalui ikrar ini, seseorang secara terbuka menyatakan keyakinannya
kepada orang lain. Ikrar dengan lisan adalah cara untuk mengungkapkan dan
memperkuat pembenaran dalam hati. Dengan mengucapkan keyakinan secara lisan,
seseorang juga dapat memperoleh dukungan dan pemahaman dari komunitas iman.
3. Pembuktian melalui perbuatan: Pembuktian melalui perbuatan adalah tindakan
nyata yang mencerminkan keyakinan iman. Ini melibatkan perilaku dan tindakan
yang sesuai dengan nilai-nilai dan ajaran agama yang diyakini. Pembuktian melalui
perbuatan adalah cara untuk menunjukkan keseriusan dan kebenaran keyakinan
iman. Melalui perbuatan yang baik dan moral, seseorang dapat menjadi teladan bagi
orang lain dan memperkuat struktur iman.
Ketiga aspek ini saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain. Pembenaran dalam hati
memberikan dasar yang kuat untuk ikrar dengan lisan, sementara ikrar dengan lisan
membantu memperkuat dan mengkomunikasikan keyakinan kepada orang lain. Pembuktian
melalui perbuatan adalah bentuk konkret dari keyakinan iman yang dapat mempengaruhi
dan menginspirasi orang lain. Dengan mengintegrasikan ketiga aspek ini, seseorang dapat
membangun dan memperkuat struktur iman mereka.

2) Semua di antara kita berharap agar masuk menjadi bagian orang beriman yang disebut
Allah. Di bawah ini adalah 5 ciri orang beriman yang disebut dalam Al-Quran;

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Al-Quran Surat Al-Anfal Ayat 2 sampai 4 mengatakan
ciri orang beriman:

‫) ٱَّلِذيَن ُيِقيُموَن‬٢( ‫َع َلۡي ِہ ۡم َء اَيٰـ ُتُه ۥ َز اَد ۡت ُہۡم ِإيَمٰـ ً۬ن ا َو َع َلٰى َر ِّب ِه ۡم َي َت َو َّك ُلوَن‬ ‫ِإَّن َم ا ٱۡل ُم ۡؤ ِم ُنوَن ٱَّلِذيَن ِإَذ ا ُذ ِكَر ٱُهَّلل َو ِج َلۡت ُقُلوُبُہۡم َو ِإَذ ا ُتِلَي ۡت‬
‫ًّ۬ق‬
)٤( ‫ُه ُم ٱۡل ُم ۡؤ ِم ُنوَن َح اۚ‌ َّلُهۡم َد َر َج ٰـ ٌت ِع نَد َر ِّب ِه ۡم َو َم ۡغ ِفَر ٌ۬ة َو ِر ۡز ٌ۬ق َڪ ِر يٌ۬م‬ ‫)ُأْو َلٰٓـِٕٮَك‬٣( ‫ٱلَّص َلٰو َة َو ِمَّما َر َز ۡق َن ٰـ ُهۡم ُينِفُقوَن‬

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah
iman mereka [karenanya] dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, [yaitu] orang-orang yang
mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh
beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki [ni’mat] yang mulia.” (Qs
Al-Anfal [8]: 2-4)
1. Gemetar hatinya pada Allah

‫ِإَّن َم ا ٱْلُمْؤ ِم ُنوَن ٱَّلِذيَن ِإَذ ا ُذ ِكَر ٱُهَّلل َو ِج َلْت ُقُلوُبُهْم‬

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang apabila disebut nama
Allah, gemetarlah hati mereka.” (QS Al-Anfal [8]: 2).

Hanya orang yang berimanlah, yang jika disebutkan nama Allah, gemetar atau bergetar hatinya.
Ada rasa takut dalam hatinya.

Rasa takutnya justru adalah sebagai bentuk mengagungkan asma Allah. Maka, jika ia
berkeinginan untuk melakukan perbuatan dosa atau maksiat, ia pun segara teringat Allah dan
takut melaksanakannya.

2. Bertambah imannya jika dibacakan ayat Al-Quran

‫َو ِإَذ ا ُتِلَي ْت َع َلْي ِه ْم َء اَٰي ُتُهۥ َز اَد ْت ُهْم ِإيَٰم ًن ا‬

Artinya: “dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya).” (QS:
Al-Anfal [8]: 2).

Hal ini menjadi bukti keimanan seseorang ketika Al-Qur’an dibaca, baik oleh dirinya ataupun
orang lain.

3. Bertawakkal hanya kepada Allah


Allah berfirman dalam lanjutan ayat :

‫َو َع َلٰى َر ِّب ِه ْم َي َت َو َّك ُلوَن‬

Artinya: “Dan hanya kepada Tuhannya mereka bertawakkal.” (QS: Al-Anfal [8]: 2).

Orang yang beriman akan menyandarkan segala urusannya hanya kepada Allah, bukan kepada
benda, gunung, cincin, keris, atau yang lain. Karena orang beriman itu yakin bahwa tidak akan
terwujud suatu hal kecuali atas kehendak Allah.

Jika Allah berkehendak terjadi, maka terjadilah. Dan jika Allah tidak berkehendak, ya tidak akan
terjadi.

4. Mendirikan shalat

Allah berfirman pada lanjutan ayat:

‫ٱَّلِذيَن ُيِقيُموَن ٱلَّص َلٰو َة‬

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat.” (QS: Al-Anfal [8]: 3).

Mendirikan shalat adalah bukti keimanan seseorang. Di samping karena memang shalat adalah
tiangnya agama.

5. Gemar berinfaq di jalan Allah

Allah berfirman pada lanjutan ayat:

‫َو ِمَّما َر َز ْق َٰن ُهْم ُينِفُقوَن‬

Artinya: “Dan mereka yang menginfakkan rezki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS: Al-
Anfal [8]: 3).

3) Sebagai seorang mahasiswa cerdas, saya akan memberikan satu ayat Al-Qur'an dan
satu hadits beserta tafsir atau syarahnya yang menunjukkan kewajiban menuntut
ilmu dalam Islam.

Ayat Al-Qur'an:

Surah Al-Mujadila (58:11):

‫َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا ِإَذ ا ِقيَل َلُك ْم َتَفَّسُحوا ِفي اْلَمَج اِلِس َفاْف َس ُحوا َي ْف َس ِح ُهَّللا َلُك ْم ۖ َو ِإَذ ا ِقيَل اْنُشُز وا َفاْنُشُز وا َي ْر َفِع ُهَّللا اَّلِذيَن آَم ُنوا‬
‫ِم ْنُك ْم َو اَّلِذيَن ُأوُتوا اْلِع ْلَم َد َر َج اٍت ۚ َو ُهَّللا ِبَم ا َت ْع َم ُلوَن َخ ِبيٌر‬

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu beberapa derajat."
Tafsir:

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah memberikan kedudukan yang tinggi kepada orang-orang
yang beriman dan memberi ilmu Ketinggian derajat ini dapat diperoleh melalui iman yang
kuat dan pengetahuan yang mendalam.

Dengan memberikan nilai tinggi kepada ilmu, Allah mendorong umat Islam untuk
mengejar ilmu pengetahuan agar dapat mencapai keutamaan yang lebih tinggi dalam
pandangan-Nya. Ilmu di sini bukan hanya merujuk pada pengetahuan agama, tetapi juga
termasuk ilmu pengetahuan umum dan berbagai bidang pengetahuan lainnya.

Hadist:

Hadits Riwayat At-Tirmidzi dari Abu Hurairah r.a.:

"Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya
jalan menuju surga."

Syarah:

Hadits ini menegaskan pentingnya menuntut ilmu dengan menunjukkan bahwa orang yang
berusaha mendapatkan ilmu akan mendapatkan kemudahan dari Allah dalam mencapai
surga.

Menempuh jalan mencari ilmu adalah ibadah yang tinggi nilainya di sisi Allah, dan tindakan
ini dapat membawa seseorang lebih dekat dengan-Nya.

Oleh karena itu, hadits ini memberikan dorongan yang kuat kepada umat Islam untuk
senantiasa berusaha meningkatkan pengetahuan mereka dan mengembangkan
keterampilan mereka dalam berbagai bidang.

4) Ilmu adalah salah satu kata yang sering digunakan dalam Al-Qur'an untuk
menggambarkan pengetahuan dan pemahaman. Terdapat beberapa kata derivasi yang
memiliki kesamaan makna dengan "ilmu" dalam beragam bentuknya. Berikut adalah
beberapa contoh:
1. 'Alim - Kata ini berasal dari akar kata "ilmu" dan memiliki arti "yang mengetahui" atau
"yang memiliki pengetahuan". Kata ini digunakan untuk menggambarkan Allah sebagai
Yang Maha Mengetahui dan juga untuk menggambarkan orang-orang yang memiliki
pengetahuan yang luas.
2. 'Alam - Kata ini berasal dari akar kata "ilmu" dan memiliki arti "alam semesta" atau
"dunia". Dalam Al-Qur'an, kata ini digunakan untuk menggambarkan penciptaan Allah dan
keajaiban-keajaiban yang ada di alam semesta.
3. 'Alimun - Kata ini juga berasal dari akar kata "ilmu" dan memiliki arti "orang yang
mengetahui" atau "orang yang memiliki pengetahuan". Kata ini digunakan untuk
menggambarkan orang-orang yang memiliki pengetahuan dan kebijaksanaan.
4. 'Alimun bihakim - Kata ini merupakan gabungan dari kata "alimun" (orang yang
mengetahui) dan "bihakim" (dengan hukum). Kata ini digunakan untuk menggambarkan
orang-orang yang memiliki pengetahuan dan kebijaksanaan dalam menjalankan hukum-
hukum Allah.
5. 'Alimun ladun - Kata ini juga berasal dari akar kata "ilmu" dan memiliki arti
"pengetahuan yang berasal dari sisi Allah". Kata ini digunakan untuk menggambarkan
pengetahuan yang hanya dimiliki oleh Allah dan tidak dapat dipahami sepenuhnya oleh
manusia.
6. 'Alimun khabir - Kata ini merupakan gabungan dari kata "alimun" (orang yang
mengetahui) dan "khabir" (yang mengetahui segala sesuatu). Kata ini digunakan untuk
menggambarkan Allah sebagai Yang Maha Mengetahui tentang segala sesuatu.
Kesamaan makna antara kata-kata derivasi ini dengan "ilmu" menunjukkan pentingnya
pengetahuan dan pemahaman dalam Islam. Al-Qur'an memberikan apresiasi yang tinggi
terhadap ilmu pengetahuan dan mengajak umat Muslim untuk mencari pengetahuan yang
bermanfaat dan menggunakannya untuk kebaikan umat manusia.

5) Ayat yang menyebutkan bahwa manusia bisa lebih sesat atau buruk dari hewan ternak
terdapat dalam Al-Qur'an Surah Al-A'raf ayat 179. Berikut adalah ayat tersebut
beserta tafsirnya:
ۚ ‫َو َلَقْد َذ َر ْأَنا ِلَجَهَّنَم َك ِثيًرا ِّم َن ٱْلِج ِّن َو ٱِإْل نِس ۖ َلُهْم ُقُلوٌب اَّل َيْفَقُهوَن ِبَها َو َلُهْم َأْع ُيٌن اَّل ُيْبِص ُروَن ِبَها َو َلُهْم َء اَذ اٌن اَّل َيْس َم ُعوَن ِبَهٓا‬
‫َٰٓل‬ ‫َٰٓل‬
‫ُأ۟و ِئَك َك ٱَأْلْنَٰع ِم َبْل ُهْم َأَض ُّل ۚ ُأ۟و ِئَك ُهُم ٱْلَٰغ ِفُلوَن‬
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan untuk Jahannam banyak dari jin dan manusia;
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah)
dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda
kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi.
Mereka itulah orang-orang yang lalai." (QS. Al-A'raf: 179)
Tafsir dari ayat ini adalah bahwa Allah menciptakan banyak jin dan manusia yang akan
masuk ke dalam neraka Jahannam. Mereka memiliki hati, mata, dan telinga, tetapi tidak
memanfaatkannya dengan baik. Mereka tidak menggunakan hati mereka untuk memahami
ayat-ayat Allah, tidak menggunakan mata mereka untuk melihat tanda-tanda kekuasaan
Allah, dan tidak menggunakan telinga mereka untuk mendengar ayat-ayat Allah. Dalam hal
ini, mereka lebih buruk daripada binatang ternak, karena binatang ternak tidak memiliki akal
dan kemampuan untuk memahami ayat-ayat Allah. Oleh karena itu, mereka yang lalai dan
tidak memanfaatkan akal dan indera yang diberikan oleh Allah akan menjadi lebih sesat dan
buruk daripada binatang ternak.

Anda mungkin juga menyukai