Anda di halaman 1dari 10

Tugas 3 penddidikan agama

Nama : bahar reynaldi Saputra

Nim : 049176537

Soal

Berikut adalah soal Tugas ke-3 yang wajib Anda kerjakan. Bacalah pertanyaan dengan cermat
kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut.

1. Struktur iman ada tiga yaitu pembenaran dalam hati, ikrar dengan lisan, dan pembuktian
melalui perbuatan. Jelaskan keterkaitan tiga aspek ini!

2. Sebutkan ciri-ciri orang yang beriman!

3. Tuliskan satu ayat Al-Quran atau hadits beserta tafsir atau syarahnya yang menunjukkan
kewajiban menuntut ilmu!

4. Al-Qur’an memberikan apresiasi terhadap ilmu pengetahuan, maka banyak kata ilmu
ataupun derivasinya yang muncul. Jelaskan kata derivasi yang memiliki kesamaan makna
dengan ilmu dalam beragam bentuknya!

5. Al-Qur’an pernah menyebutkan bahwa manusia bisa lebih sesat (buruk) dari hewan
ternak. Di ayat manakah Al-Quran menyebutkan demikian? Tuliskan ayat tersebut beserta
tafsirnya!

Jawaab

1. Struktur iman terdiri dari tiga aspek yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Berikut
adalah penjelasan mengenai keterkaitan tiga aspek tersebut:

Pembenaran dalam hati: Pembenaran dalam hati adalah keyakinan yang kuat dan tulus terhadap
ajaran agama. Ini melibatkan pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip agama dan
keyakinan bahwa ajaran tersebut benar. Pembenaran dalam hati menjadi dasar bagi ikrar dan
pembuktian melalui perbuatan.

Ikrar dengan lisan: Ikrar dengan lisan adalah pengakuan terhadap keyakinan iman yang dimiliki.
Dengan mengucapkan ikrar, seseorang secara terang-terangan menyatakan keyakinannya kepada
Tuhan dan masyarakat. Ikrar dengan lisan merupakan manifestasi dari pembenaran dalam hati dan
menjadi wujud nyata dari keyakinan iman.

Pembuktian melalui perbuatan: Pembuktian melalui perbuatan adalah tindakan nyata yang
mencerminkan keyakinan iman seseorang. Ini melibatkan perilaku yang sesuai dengan ajaran agama
dan nilai-nilai iman. Pembuktian melalui perbuatan menunjukkan keseriusan dan konsistensi
seseorang dalam menjalankan keyakinannya.

Ketiga aspek ini saling terkait dan saling mempengaruhi. Pembenaran dalam hati menjadi dasar bagi
ikrar dengan lisan, karena keyakinan yang kuat akan mendorong seseorang untuk mengungkapkan
keyakinannya secara terbuka. Selain itu, ikrar dengan lisan juga dapat memperkuat pembenaran
dalam hati, karena dengan mengucapkan keyakinan tersebut, seseorang semakin mengokohkan
keyakinannya.

Pembuktian melalui perbuatan merupakan konsekuensi logis dari pembenaran dalam hati dan ikrar
dengan lisan. Tindakan nyata yang sesuai dengan keyakinan iman menunjukkan keseriusan dan
kejujuran seseorang dalam menjalankan ajaran agama. Sebaliknya, jika seseorang tidak
memperlihatkan perbuatan yang sesuai dengan keyakinannya, hal ini dapat meragukan kejujuran dan
konsistensi imannya.

2. Ciri-ciri Orang yang Beriman

Berikut adalah beberapa ciri-ciri orang yang beriman:

1. Keyakinan yang kuat: Orang yang beriman memiliki keyakinan yang kuat terhadap ajaran
agama dan prinsip-prinsip iman. Mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang
agama dan mempercayai kebenaran ajaran tersebut.

2. Ketaatan terhadap perintah Tuhan: Orang yang beriman taat dalam menjalankan perintah
Tuhan dan menjauhi larangan-Nya. Mereka berusaha untuk hidup sesuai dengan ajaran
agama dan nilai-nilai iman.

3. Kesadaran akan akhirat: Orang yang beriman memiliki kesadaran yang kuat akan kehidupan
akhirat. Mereka menyadari bahwa hidup di dunia hanyalah sementara dan memiliki
persiapan untuk kehidupan setelah mati.

4. Kesabaran dan keteguhan: Orang yang beriman memiliki kesabaran dan keteguhan dalam
menghadapi cobaan dan ujian hidup. Mereka percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi
adalah kehendak Tuhan dan memiliki hikmah di baliknya.

5. Kebaikan dan kasih sayang: Orang yang beriman cenderung berperilaku baik dan memiliki
kasih sayang terhadap sesama. Mereka berusaha untuk membantu dan peduli terhadap
orang lain, serta menjauhi perbuatan yang merugikan.

6. Kesadaran akan dosa: Orang yang beriman memiliki kesadaran yang tinggi akan dosa dan
berusaha untuk menjauhinya. Mereka berusaha untuk memperbaiki diri dan memohon
ampunan kepada Tuhan atas dosa-dosa yang dilakukan.

7. **Ketundukan

3. Berikut adalah satu ayat Al-Quran yang menunjukkan kewajiban menuntut ilmu:

"Dan katakanlah: 'Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.'" (QS. Thaha: 114)

Ayat ini menunjukkan pentingnya menuntut ilmu dan memohon kepada Allah untuk diberikan
pengetahuan yang lebih luas. Dalam konteks ini, menuntut ilmu adalah suatu kewajiban bagi setiap
Muslim. Dengan menuntut ilmu, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang agama,
dunia, dan kehidupan sehari-hari. Ilmu pengetahuan juga memungkinkan kita untuk berkontribusi
secara positif dalam masyarakat dan memperbaiki diri kita sendiri. Oleh karena itu, sebagai seorang
Muslim, kita harus selalu berusaha untuk meningkatkan pengetahuan kita dan memohon kepada
Allah untuk memberikan kita kebijaksanaan dan pemahaman yang lebih dalam.

4. Kata-kata Derivasi yang Memiliki Kesamaan Makna dengan "Ilmu"


Ilmu adalah salah satu kata yang sering digunakan dalam Al-Qur'an untuk menggambarkan
pengetahuan dan pemahaman. Terdapat beberapa kata derivasi yang memiliki kesamaan makna
dengan "ilmu" dalam beragam bentuknya. Berikut adalah beberapa contoh:

1. 'Alim - Kata ini berasal dari akar kata "ilmu" dan memiliki arti "yang mengetahui" atau "yang
memiliki pengetahuan". Kata ini digunakan untuk menggambarkan Allah sebagai Yang Maha
Mengetahui dan juga untuk menggambarkan orang-orang yang memiliki pengetahuan yang
luas.

2. 'Alam - Kata ini berasal dari akar kata "ilmu" dan memiliki arti "alam semesta" atau "dunia".
Dalam Al-Qur'an, kata ini digunakan untuk menggambarkan penciptaan Allah dan keajaiban-
keajaiban yang ada di alam semesta.

3. 'Alimun - Kata ini juga berasal dari akar kata "ilmu" dan memiliki arti "orang yang
mengetahui" atau "orang yang memiliki pengetahuan". Kata ini digunakan untuk
menggambarkan orang-orang yang memiliki pengetahuan dan kebijaksanaan.

4. 'Alimun bihakim - Kata ini merupakan gabungan dari kata "alimun" (orang yang mengetahui)
dan "bihakim" (dengan hukum). Kata ini digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang
memiliki pengetahuan dan kebijaksanaan dalam menjalankan hukum-hukum Allah.

5. 'Alimun ladun - Kata ini juga berasal dari akar kata "ilmu" dan memiliki arti "pengetahuan
yang berasal dari sisi Allah". Kata ini digunakan untuk menggambarkan pengetahuan yang
hanya dimiliki oleh Allah dan tidak dapat dipahami sepenuhnya oleh manusia.

6. 'Alimun khabir - Kata ini merupakan gabungan dari kata "alimun" (orang yang mengetahui)
dan "khabir" (yang mengetahui segala sesuatu). Kata ini digunakan untuk menggambarkan
Allah sebagai Yang Maha Mengetahui tentang segala sesuatu.

Kesamaan makna antara kata-kata derivasi ini dengan "ilmu" menunjukkan pentingnya pengetahuan
dan pemahaman dalam Islam. Al-Qur'an memberikan apresiasi yang tinggi terhadap ilmu
pengetahuan dan mengajak umat Muslim untuk mencari pengetahuan yang bermanfaat dan
menggunakannya untuk kebaikan umat manusia.

5 Ayat yang menyebutkan bahwa manusia bisa lebih sesat atau buruk dari hewan ternak terdapat
dalam Al-Qur'an Surah Al-A'raf ayat 179. Berikut adalah ayat tersebut beserta tafsirnya:

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan untuk Jahannam banyak dari jin dan manusia; mereka
mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah).
Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai."
(QS. Al-A'raf: 179)

Tafsir dari ayat ini adalah bahwa Allah menciptakan banyak jin dan manusia yang akan masuk ke
dalam neraka Jahannam. Mereka memiliki hati, mata, dan telinga, tetapi tidak memanfaatkannya
dengan baik. Mereka tidak menggunakan hati mereka untuk memahami ayat-ayat Allah, tidak
menggunakan mata mereka untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan tidak menggunakan
telinga mereka untuk mendengar ayat-ayat Allah. Dalam hal ini, mereka lebih buruk daripada
binatang ternak, karena binatang ternak tidak memiliki akal dan kemampuan untuk memahami ayat-
ayat Allah. Oleh karena itu, mereka yang lalai dan tidak memanfaatkan akal dan indera yang
diberikan oleh Allah akan menjadi lebih sesat dan buruk daripada binatang ternak

Surat Al-A’raf Ayat 179


‫َٰٓل‬
‫َو َلَقْد َذ َر ْأَنا ِلَج َهَّنَم َك ِثيًرا ِّم َن ٱْلِج ِّن َو ٱِإْل نِسۖ َلُهْم ُقُلوٌب اَّل َيْفَقُهوَن ِبَها َو َلُهْم َأْع ُيٌن اَّل ُيْبِص ُروَن ِبَها َو َلُهْم َء اَذ اٌن اَّل َيْس َم ُعوَن ِبَهٓاۚ ُأ۟و ِئَك َكٱَأْلْنَٰع ِم‬
‫َٰٓل‬
‫َبْل ُهْم َأَض ُّل ۚ ُأ۟و ِئَك ُهُم ٱْلَٰغ ِفُلوَن‬

Anda mungkin juga menyukai