Anda di halaman 1dari 19

TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MUSLIM

DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

MATA KULIAH AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN

DOSEN PENGAMPU : HASBULLAH, M. Pd.I.

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 4

NO NAMA NIM
1 NAZIATU ROHMA GUNAWAN 2019206203062
2 NURI AMANATUL JANAH 2019206203064
3 PRENGKI SANJAYA 2019206203065
4 SALSABILA MEGA SAFIRA 2019206203068
5 SELPIA UTAMI 2019206203069
6 SITI HAFIDATUL KHOIRIYAH 2019206203070

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU

TAHUN AJARAN 2021-2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas makalah
yang berjudul “TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MUSLIM DALAM
BERBANGSA DAN BERNEGARA” dapat diselesaikan pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah al-islam
kemuhammdiyahan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak
bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna,


maka saran dan kritik yang membangun akan penulis harapkan demi perbaikan
makalah selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat.

Pringsewu , 06 Juni 2022

Penulis

Kelompok 4
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................5
BAB 2 ISI..........................................................................................................................6
A. PENGERTIAN ILMUWAN.........................................................................................6
B. KUTAMAAN ILMUWAN..........................................................................................7
C. BENTUK – BENTUK TANGGUNG JAWAB DALAM BIDANG ILMU KESEHATAN.........8
D. KEWAJIBAN DI MASYARAKAT BAGI SEORANG YANG PAHAM ILMU KESEHATAN.11
E. KEWAJIBAN ILMUWAN TERHADAP BANGSA........................................................14
F. KONTRIBUSI BAGI KEMAJUAN BANGSA...............................................................15
BAB 3 KESIMPULAN....................................................................................................17
A. KESIMPULAN........................................................................................................17
B. SARAN..................................................................................................................18
DAFTAR ISI....................................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Islam dianugerahkan kepada makhluk hidup khususnya manusia sebagai


ajaran universal yang memberikan suatu petunjuk kepada umat untuk dapat
mengangkat harkat, derajat dan martabatnya, dan salah satu cara yang harus
dilakukan adalah melalui penelaahan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan
berfungsi sebagai alat untuk membedah fenoma alam yang tidak diketahui oleh
manusia, sehingga memerlukan suatu pemberdayaan akal yang maksimal. Dari
pemberdayaan akal secara maksimal, maka pengetahuan baru tentang alam dan
seisinya dapat tercipta(Sutarjo et al., 2014)

Pengetahuan bemula dari rasa ingin tahu manusia yang kuat. Rasa ingin tahu
yang bergejolak ini memiliki kekuatan yang dasyat untuk mendorong manusia
menemukan sebuah jawaban. Di samping rasa ingin tahu, berbagai problem yang
dihadapi manusia juga menjadi sebab manusia melakukan proses berpikir panjang
untuk menemukan solusinya. Dengan cara berpikir, merenung, mengamati,
mengkaji, menganalisa, dan menyimpulkan sebuah objek kajian secara konsisten
dan sistematis, manusia dapat memperoleh pengetahuan. Manusia selalu diliputi
oleh rasa ingin tahu, dan untuk itu manusia akan selalu berpikir dan berpikir untuk
menemukan jawabannya. Jawaban- jawaban dari rasa ingin tahu itu dapat
dikatakan sebagai pengetahuan. Pengetahuan ini akan menjadi sebuah ilmu
manakala memenuhi kreteria ilmiah, rasional, sitematik, konsiten, dan diperoleh
melalui prosedur metode ilmiah(Sunarko, 2015)

Ilmuwan, sebagai manusia yang diberi kemampuan menggunakan pikirannya


untuk bernalar. Kemampuan berfikir dan bernalar itu yang membuat kita sebagai
manusia menemukan berbagai pengetahuan baru. Pengetahuan baru itu digunakan
untuk mendapatkan manfaat yang besar dari lingkungan alam yang ada di sekitar
kita(Febryan, 2018)

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari latar belakang di atas, penulis merumus masalah yaitu


“Bagaimana tanggung jawab berupa kedudukan dan kewajiban ilmuwan muslim
dalam berbangsa dan bernegara?”
BAB II ISI

A. PENGERTIAN ILMUWAN

Menurut Webster Dictionary, Ilmuwan ( Sciantist ) adalah seorang yang terlibat


dalam kegiatan sistematis untuk memperoleh pengetahuan ( ilmu ). Ensiklopedia
Islam mengartikan ilmuwan sebagai orang yang ahli dan banyak pengetahuannya
dalam suatu atau beberapa bidang ilmu. Ilmuwan merupakan profesi, gelar atau
capaian professional yang diberikan masyarakat kepada seorang yang
mengabdikan dirinya. Pada kegiatan penelitian ilmiah dalam rangka mendapatkan
pemahaman yang lebih komprehensif tentang alam semesta, termasuk fenomena
fisika, matematis dan kehidupan social.(Nurfadillah & indah lestari, 2015)

Istilah ilmuwan dipakai untuk menyebut aktifitas seseorang untuk menggali


permasalahan ilmuwan secara menyeluruh dan mengeluarkan gagasan dalam
bentuk ilmiah sebagai bukti hasil kerja mereka kepada dunia dan juga untuk
berbagi hasil penyelidikan tersebut kepada masyarakat awam, karena mereka
merasa bahwa tanggung jawab itu ada dipundaknya (Nurfadillah & indah lestari,
2015)

DR. Yususf Al-Qaradawi menjelaskan ada tujuh sisi tanggung jawab seorang
ilmuwan muslim, yaitu:

1. Bertanggung jawab dalam hal memelihara dan menjaga ilmu, agar ilmu
tetap ada (tidak hilang),

2. Bertanggung jawab dalam hal memperdalam dan meraih hakekatnya, agar


ilmu itu menjadi meningkat

3. Bertanggung jawab dalam mengamalkannya, agar ilmu itu berbuah

4. Bertanggung jawab dalam mengajarkannya kepada orang yang


mencarinya, agar ilmu itu menjadi bersih
5. Bertanggung jawab dalam menyebarluaskan dan mempublikasikannya
agar manfaat ilmu itu semakin luas

6. Bertanggung jawab dalam menyiapkan generasi yang akan mewarisi dan


memikulkan agar mata rantai ilmu tidak terputus

7. Bertanggung jawab dalam mengikhlaskan ilmunya untuk Allah SWT


semata, agar ilmu itu diterima oleh Allah SWT.

B. KUTAMAAN ILMUWAN

Dalam perspektif Al-Qur‟an orang-orang yang berilmu mempunyai


kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah SWT dan manusia. Al-Qur‟an
memberikan gelar kepada para ilmuwan ini dengan berbagai gelar kemuliaan.
Gelar ini menunjukkan atas kedudukan dan derajat yang tinggi di sisi Allah SWT
dan makhluk-Nya. Mereka mendapatkan gelar ar-Raasikhun fil Ilm (al-Imran: 7),
Ulul al-Ilmi ( Ali Imran :18), Ulul Albab (Ali Imran: 190), al-Bashir dan as-Sami‟
(Hud: 24), al- Alimun (al-Ankabut:43), al-Ulama (Fatir: 28), al-Ahya (Fatir 35)
dan berbagai nama baik dan gelar mulia lain. Allah SWT akan meninggikan
orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.
(Sunarko, 2015)

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:


"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah : 11)

Dalam surat Ali Imran ayat 18 Allah berfirman:


Artinya: “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dia (yang
berhak disembah), yang menegakkan keadilan. para malaikat dan orang-orang
yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan dia
(yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS.Ali
Imran: 18) Ayat ini menjelaskan martabat orang-orang yang berilmu sejajar
dengan malaikat

C. BENTUK – BENTUK TANGGUNG JAWAB DALAM BIDANG ILMU


KESEHATAN

Dikutip dalam artikel iptek dalam Al-Quran bahwasannya dalam perspektif


Al-Qur‟an sebagai seorang yang diberi amanah ilmu pengetahuan (ilmuwan), dia
memiliki tanggung jawab terhadap Allah SWT dan makhluk-Nya. (Sunarko,
2015)

Di antara tanggung jawab seorang ilmuwan menurut Al-Qur‟an sebagai


berikut:

1. Mendasari ilmu pengetahuan dan penerapannya atas dasar keimanan


(al-Mujadilah :11)
Seorang ilmuwan dalam mengkaji suatu ilmu, dia berpedoman bahwa
ilmu yang akan dikaji merupakan ilmu Allah (Kauniyah atau
Qouliyah). Karena itu, dia memulai kajiannya dengan menyebutkan
nama Tuhannya, dan proses perolehan ilmu itu mengikuti rambu-
rambu Ilahi, tujuan dari kajiannya adalah –lillahi- untuk menunaikan
tugasnya sebagai Abdullah dan sebagai khalifah Allah.

2. Memiliki rasa takut terhadap Allah SWT (Fatir :28)

Artinya: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-


hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun.” (QS. FAtir: 28)
Yang dimaksud dengan ulama dalam ayat Ini ialah orang-orang
yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah. Dalam konteks
ayat ini, Ulama adalah mereka yang memiliki pengetahuan yang jelas
tentang fenomena alam. Rasul SAW menegaskan pula bahwa : Ilmu
ada dua macam, ilmu di dalam dada, itulah ilmu yang bermanfaat
untuk manusia. Dan ilmu yang sekedar di ujung lidah, maka itulah
yang bakal menjadi saksi yang memberatkan manusia. Mereka takut
untuk mempergunakan ilmu pengetahuan yang mereka miliki untuk
melakukan kedurhakaan kepada-Nya, sebab semua ilmu dan
penerapannya di samping memberikan kemaslahatan bagi manusia,
juga berakibat (berkonsekuensi) di dunia dan diakhirat. Mereka yang
bergelar seorang ulama adalah mereka yang mengetahui ayat-ayat
Allah baik kauniyah maupun qouliyah dan kekuasaan Allah,
menerapkan ilmunya sesuai dengan fitrah dan rambu-rambu ilahi,
kontinyu dan konsisten untuk meraih keridhaan Allah SWT.

3. Seorang ilmuwan dilarang untuk menyembunyikan ilmu


pengetahuannya (al-Baqarah:159)

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa


yang Telah kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas)
dan petunjuk, setelah kami menerangkannya kepada manusia dalam
Al kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua
(mahluk) yang dapat mela'nati.” (QS. Al-Baqarah :159)

4. Seorang ilmuwan diperintahkan untuk membuat kebaikan, perbaikan,


melestarikan alam dan dilarang untuk melakukan kerusakan pada
semua sektor kehidupan dan lingkungan yang ada di bumi
Artinya: “Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu
membuat kerusakan di muka bumi[24]". mereka menjawab:
"Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." (QS.
Al-Baqarah: 11)
kerusakan yang mereka perbuat di muka bumi bukan berarti
kerusakan benda, melainkan menghasut orang-orang kafir untuk
memusuhi dan menentang orang-orang Islam

Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan


Karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada
mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di
muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang
yang terdahulu. kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang
mempersekutukan (Allah)." (QS. Ruum: 41-42)
Ayat ini menunjukkan makna bahwa ilmu pengetahuan
penerapannya (teknologi), harus berimplikasi pada kebaikan manusia
dan alam di dunia dan diakhirat. Karena itu, para ilmuwan dalam
mengeksplor penelitian dan kajiannya tidak bebas dari nilai-nilai
ketuhanan. Sebab, jika bebas tanpa kendali, maka dampak negatif
bagi kehidupan manusia itu sendiri. Hal ini sebagaimana contoh
serupa dengan nafsu yang liar tak terbendung akan berujuang pada
kerusakan. Ilmu yang di dasarkan pada nilai-nilai katuhanan akan
banyak membawa kebaikan.
5. Seorang ilmuwan hendaknya berwawasan manfaat pada dua dimensi
(dunia-akhirat) (al-„Alaq: 1-5)
6. Bertaqwa kepada Allah SWT (al-Baqarah: 282)

Artinya: “dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan


Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 282)
7. Mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang telah diketahuinya
Dengan pengetahuan manusia bisa mendapatkan kemampuan
untuk mempertahankan dan mengembangkan hidup dan
kehidupannya demi tercapainya tujuan hidup. Jadi tampak jelas
bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang perlu bagi kehidupan
manusia. Akal dan IPTEK dalam Al quran memiliki kedudukan yang
tinggi, karena akal dan perintah menuntut ilmu bukan hanya sebagai
ajaran teori semata, namun ajaran tersebut harus benar-benar
diamalkan dan dilaksanakan, dalam Al quran surat Al-A‟raf ayat 179
Allah berfirman:

Artinya: “Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka


Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai
hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat- ayat
Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai
telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat
Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat
lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai”.(QS. Al-A‟raf: 179)

D. KEWAJIBAN DI MASYARAKAT BAGI SEORANG YANG PAHAM


ILMU KESEHATAN

Ilmu merupakan hasil karya seseorang yang dikomunikasikan dan dikaji


secara luas oleh masyarakat. Jika hasil karyanya itu memenuhi syarat-syarat
keilmuan, maka karya ilmiah itu, akan menjadi ilmu pengetahuan dan digunakan
oleh masyarakat luas. Maka jelaslah jika ilmuwan memiliki tanggung jawab yang
besar, bukan saja karena ia adalah warga masyarakat, tetapi karena ia juga
memiliki fungsi tertentu dalam masyarakat.

Fungsinya selaku ilmuwan, tidak hanya sebatas penelitian bidang keilmuan,


tetapi juga bertanggung jawab atas hasil penelitiannya agar dapat digunakan oleh
masyarakat, serta bertanggung jawab dalam mengawal hasil penelitiannya agar
tidak disalah gunakan. Selain itu pula, dalam masyarakat seringkali terdapat
berbagai masalah yang belum diketahui pemecahannya.

Maka ilmuwan sebagai seorang yang terpandang, dengan daya analisisnya


diharapkan mampu mendapatkan pemecahan dari masalah tersebut. Seorang
ilmuwan dengan kemampuan berpikirnya mampu mempengaruhi opini
masyarakat terhadap suatu masalah. Ilmuwan mempunyai kewajiban sosial untuk
menyampaikan kepada masyarakat dalam bahasa yang mudah dicerna.

Tanggung jawab sosial seorang ilmuwan adalah memberikan perspektif


yang benar: untung dan rugi, baik dan buruknya, sehingga penyelesaian yang
objektif dapat dimungkinkan. Tanggung jawab sosial lainnya dari seorang
ilmuwan adalah dalam bidang etika. Dalam bidang etika ilmuwan harus
memposisikan dirinya sebagai pemberi contoh.

Seorang ilmuwan haruslah bersifat obyektif, terbuka, menerima kritik dan


pendapat orang lain, kukuh dalam pendiriannya, dan berani mengakui
kesalahannya. Semua sifat ini beserta sifat-sifat lainnya, merupakan implikasi etis
dari berbagai proses penemuan ilmiah. Seorang ilmuwan pada hakikatnya adalah
manusia yang biasa berpikir dengan teratur dan teliti. Seorang ilmuwan tidak
menolak atau menerima sesuatu secara begitu saja tanpa pemikiran yang cermat.
Disinilah kelebihan seorang ilmuwan dibandingkan dengan cara berpikir orang
awam.

Kelebihan seorang ilmuwan dalam berpikir secara teratur dan cermat inilah
yang menyebabkan dia mempunyai tanggung jawab sosial. Dia mesti berbicara
kepada masyarakat sekiranya ia mengetahui bahwa berpikir mereka keliru, dan
apa yang membikin mereka keliru, dan yang lebih penting lagi harga apa yang
harus dibayar untuk kekeliruan itu.Sudah seharusnya pula terdapat dalam diri
seorang ilmuwan sebagai suri tauladan dalam masyarakat.

Dengan kemampuan pengetahuannya seorang ilmuwan harus dapat


mempengaruhi opini masyarakat terhadap masalah-masalah yang seyogyanya
mereka sadari. Dalam hal ini, berbeda dengan menghadapi masyarakat, ilmuwan
yang elitis dan esoteric, dia harus berbicara dengan bahasa yang dapat dicerna
oleh orang awam. Untuk itu ilmuwan bukan saja mengandalkan pengetahuannya
dan daya analisisnya namun juga integritas kepribadiannya.

Dibidang etika tanggungjawab sosial seseorang ilmuwan bukan lagi


memberi informasi namun memberi contoh. Dia harus tampil didepan bagaimana
caranya bersifat obyektif, terbuka, menerima kritikan, menerima pendapat orang
lain, kukuh dalam pendirian yang dianggap benar dan berani mengakui kesalahan.
Tugas seorang ilmuwan harus menjelaskan hasil penelitiannya sejernih mungkin
atas dasar rasionalitas dan metodologis yang tepat.

Seorang yang faham ilmu kesehatan hendaknya:

1. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan SOP

2. Merujuk pasien ke tenaga kesehatan lain yang mempunyai keahlian dan


kemampuan yang lebih baik

3. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan


setelah pasien meninggal dunia sekalipun.

4. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan

5. Senantiasa meningkatkan mutu pelayanan profesi dengan mengikuti


perkembangan ilmu pengetahuan

6. Menghormati hak pasien

7. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan


yang dibutuhkan

8. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan

9. Melakukan pencatatan dan pelaporan pada rekam medis


10. Membantu program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.

E. KEWAJIBAN ILMUWAN TERHADAP BANGSA

Kewajiban ilmuwan terhadap bangsa yaitu sebagai khalifah Allah SWT di


bumi. Karena sebagai hamba yang dipercayai oleh Allah SWT, maka seorang
ilmuwan harus bertanggung jawab atas amanat yang dipikulnya. Rasulullah SAW
menjelaskan bahwa seorang ilmuwan muslim mempunyai tanggung jawab, dan ia
akan dimintai pertanggung jawaban atas ilmu yang dimilikinya. Rasulullah SAW
bersabda:

Dari Abu Barzah Al-Aslami, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Tidak


bergeser kedua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga ia ditanya
tentang umurnya; dalam hal apa ia menghabiskannya, tentang ilmunya; dalam hal
apa ia berbuat, tentang hartanya; dari mana ia mendapatkannya dan dalam hal apa
ia membelanjakannya, dan tentang pisiknya; dalam hal apa ia
mempergunakannya”. (HR At-Tirmidzi, dan ia berkata: “Ini hadits hasan shahih”,
hadits no. 2417).

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, seorang Ilmuan mempunyai


peran dan fungsi sebagai berikut:

1. Sebagai intektual, seorang ilmuwan sosial dan tetap mempertahankan


dialognya yang kontinyu dengan masyarakat sekitar dan suatu keterlibatan
yang intensif dan sensitif.

2. Sebagai ilmuwan, dia akan berusaha memperluas wawasan teoritis dan


keterbukaannya kepada kemungkinan dan penemuan baru dalam bidang
keahliannya.

3. Sebagai teknikus, dia tetap menjaga keterampilannya memakai instrument


yang tersedia dalam disiplin yang dikuasainya. Dua peran terakhir
memungkinkan dia menjaga martabat ilmunya, sedangkan peran pertama
mengharuskannya untuk turut menjaga martabat.

F. KONTRIBUSI BAGI KEMAJUAN BANGSA

Aspek-aspek yang membawa kemajuan bangsa sangatlah banyak


diantaranya :

a. Aspek Idiologi
1 Memelihara keyakinan dan kebudayaan bangsa
2 Berupaya membangun jaringan-jaringan yang kuat untuk
memfilter budaya yang masuk akibat globalisasi
3 Memberikan pemahaman
b. Aspek politik
Kompleksitas masyarakat dan kepentingan-kepentingannya menuntut
adanya pemikiran-pemikiran untuk membina dan membangun
masyarakat agar tidak terjadi instabilitasi politik sehingga dalam
bernegara para ilmuwan dapat memberikan solusi terhadap problem-
problem yang terjadi.
c. Aspek ekonomi
Idealnya bagi bangsa yang maju adalah adanya pembelajaran di sektor
ekonomi yang adil dan merata karena keberhasilan ekonomi akan
meningkatkan taraf hidup bangsa. Maka para ilmuwan merencanakan
pertumbuhan ekonomi dengan cermat dan dapat memberikan solusi agar
pertumbuhan tersebut berkesinambungan serta tercipta kesetiakawanan
agar terhindar dari kecemburuan.
d. Aspek sosial dan budaya
Intelektual dituntut untuk mengerahkan segenap kemampuannya untuk
membina masyarakat dan menciptakan harmoni sosial yaitu:

1. Saling menghormati
2. Saling menghargai

3. Saling membantu

4. Saling mengisi

e. Aspek pertahanan dan keamanan


Intelektual turut serta membantu masyarakat dalam menandai nilai-nilai
dalam kehidupan agar:
1. Tidak mudah terprovokasi hal-hal yang negatif
2. Tidak mudah terpengaruh pada faham-faham atau aliran yang
menyesatkan
3. Memiliki rasa tanggung jawab terhadap keutuhan bangsa dengan
prinsip bahwa “ hari ini harus lebih baik dari hari kemarin”
BAB III

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Manusia memiliki naluri untuk selalu haus akan ilmu pengetahuan. Ada dua
keinginan manusia yang tidak akan pernah puas, yaitu keinginan menuntut ilmu
dan keinginan menuntut harta, tahta, dan perhiasan hidup. Hal ini dapat menjadi
pemicu bagi manusia untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknolgi
dengan melakukan proses berpikir dan berdzikir serta memanfaatkan anugrah
Allah yang dilimpahkan kepada manusia. Karena itu, kita tidak mampu
membendung laju ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus mengalami
kemajuan dan kemutakhiran. Kita hanya mampu mengarahkan dan
mengendalikan manusia sebagai produsen, distribusi, dan konsumen ilmu
pengetahuan dan teknologi agar tidak meletakkan ilmu pengetahuan dan teknologi
itu dibawah kendali nafsunya, melainkan meletakkan keduanya mengikuti
petunjuk Ilahi dan fitrah kemanusiaan.

Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang dilakukan, begitupun seorang
ilmuwan. Seorang ilmuwan memiliki komitmen yang tinggi untuk membina dan
membangun masyarakat. Sebagian tanggung jawab moralnya terhadap keilmuan
yang dimiliki serta tanggung jawab perannya sebagai bagian dari masyarakat.
Sebagai seorang yang bekerja dan mendalami ilmu pengetahuan dengan tekun dan
sungguh-sunggu, seorang ilmuwan memiliki tanggung jawab sebagai penyeru ke
jalan Allah SWT dan petunjuk ke jalan yang benar (amar ma’ruf nahi mungkar).
Kewajiban ilmuwan terhadap bangsa yaitu sebagai khalifah Allah SWT di bumi.

Karena sebagai hamba yang dipercayai oleh Allah SWT, maka seorang ilmuwan
harus bertanggung jawab atas amanat yang dipikulnya.
B. SARAN

Penulis berharap pembaca lebih mendalami lagi mengenai tanggung jawab


ilmuwan dalam berbangsa dan bernegara karena ilmuwan mempunyai peran yang
penting dalam membentuk opini dan moral masyarakat, umat, serta proses
pembangunan bangsa supaya maju dan bermartabat.
DAFTAR ISI

Bibliography}

Febryan, H. J. (2018). Ilmuwan-Ilmuwan Muslim dan Kontribusinya dalam


Perkembangan Peradaban Dunia. Jurnal Theologia, 11.
Nurfadillah, & indah lestari, W. (2015). Tanggung Jawab Ilmuwan Muslim dalam
Berbangsa dan Bernegara.
Sunarko, A. (2015). Iptek Dalam Perspektif Al-Quran. Manarul Qur’an: Jurnal
Ilmiah Studi Islam, 15(1), 1–14.
Sutarjo, J., Jawab, T., Muslim, C., Perkembangan, T., & Islam, K. (2014).
Tangguang Jawab Cendekia Muslim Terhadap Perkembangan Keilmuan
Islam. 3(02), 153–165.

Anda mungkin juga menyukai