Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

KEPERATATAN SPRITUAL

Dosen Pengampu : Nurhasanah M. Psi .Psikolog

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3

1. Ayu Putri Fatikhatun 2019206203044


2. Dian Anggraiini 2019206203049
3. Erni Sulistiowati 2019206203051
4. Muhammad Al-aziz 2019206203044
5. Nuri Amanatul Janah 2019206203064
6. Tiara Vanessa 2019206203044

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
2022/2023
Tafsiran Surat Al-Alaq Ayat 3-4 Dalam Fitrah

(4) ‫) ْك َر ۙ ُم ااْل َ َو َربُّ َكاِ ْق َرْأ‬3 ( ْ‫بِ ْالقَلَ ِۙم َعلَّ َمالَّ ِذي‬
(3) Iqra' wa rabbukal-akram (4) Allazi ‘allama bil-qalam.

Artinya :

(3) bacalah , tuhanmulah yang mahamulia (4) yang mengajar (manusia) dengan pena .

Tafsiran suart al –alaq ayat 3-4

(ayat 3) imam Al-Baidhawi (wafat 685) menjelaskan, pengulangan kata iqra'  dalam ayat ke-3 ini
untuk menunjukkan makna melebih-lebihkan atau mengoptimalkan. Atau kata iqra'  pertama dalam surat ini
bermakna mutlak, sedangkan yang kedua untuk menunjukkan makna melebih-lebihkan atau
mengoptimalkan. (Nasiruddin as-Syairazi al-Baidhawi, Anwarut Tanzil wa Asrarut Ta'wil.

berbeda dengan Al-Al-Baidhawi, Imam Al-Maraghi (wafat 1371 H) menjelaskan, kata iqra'  bermakna:
"Lakukan apa yang telah Aku perintahkan, yaitu membaca." Menurutnya, pengulangan fi'il amar atau kata
perintah ini karena suatu bacaan tidak akan mendatangkan ilmu kecuali dengan diulang-ulang. Adapun
pengulangannya disesuaikan dengan kebiasannya. Pengulangan perintah ilahi konteksnya adalah
pengulangan objek yang dibaca. Dengan begitu, kemampuan membaca atau dalam konteks sekarang identik
dengan istilah literasi, menjadi kemampuan alamiah (malakah) Nabi saw. (Ahmad bin Musthafa al-Maraghi,
Tafsir Al-Maraghi,

(ayat 4) sedang pada imam Al-Qurthubi (wafat 671 H) dalam tafsirnya menjelaskan, kata Allażī
‘allama bil-qalam, maksudnya menulis. Maksudnya, Allah mengajarkan manusia dengan pena. Artinya, "Said
meriwayatkan dari Qatadah, ia berkata: "Pena merupakan nikmat agung dari Allah. Andai kata tidak karena
pena, agama tidak akan tegak dan kehidupan tidak akan baik."

 
Al-Qurthubi lalu mengatakan: "Firman Allah ini menunjukan atas kesempurnaan kedermawanan
Allah; yakni dengan memberi pengetahuan kepada hamba-hambaNya atas hal-hal yang sebelumnya tidak
diketahui, memindahkannya dari kegelapan kebodohan menuju cahaya ilmu. Kemudian Allah mengingatkan
keutamaan menulis, karena besarnya manfaat menulis yang tidak dapat diperoleh kecuali hanya dengan
menulis; yakni tidak terkodifikasinya ilmu pengetahuan, tidak terikatnya hikmah, tidak terjaganya kabar, dan
maqalah orang-orang terdahulu, serta tidak ada kitab-kitab Allah yang telah diturunkan kecuali ditulis.
Andaikan tidak karena pena, urusan agama dan dunia tidak akan tegak. " (Syamsudin al-Qurthubi, Tafsir al-
Qurthubi.

syekh Mustafa Al-Maraghi mengatakan: "Allah menyifati DzatNya dengan Dzat yang menciptakan
manusia dari segumpal darah; lalu mengajarkan manusia dengan pena untuk menjelaskan bahwa Allah
menciptakan manusia dari sesuatu yang paling hina, kemudian sampai pada kesempurnaan insani dengan
mengetahui hakikat berbagai hal. Seakan-akan Allah mengatakan: "Renungkanlah wahai manusia, kamu
menemukan dirimu telah beralih dari derajat yang paling rendah dan hina menuju derajat yang lebih tinggi
dan mulia. Karena itu, wajib adanya Tuhan yang Maha Mengatur, Maha Kuasa, Maha Bijaksana, dan yang
lebih baik dari segala hal yang telah diciptakanNya". (Ahmad bin Musthafa al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi.

Al-Qur‟an dapat dijadikan dasar pendidikan baik bagi pendidik, peserta didik serta proses pendidikan
itu sendiri. Beberapa surat dan ayat Al-Qur‟an yang membahas tentang pendidikan antara lain yakni surat Al-
„Alaq ayat 3-4, Kajian tentang belajar dalam al-Qur‟an surat al-„Alaq Ayat 3-4 adalah bahwa perintah Allah
yang paling utama kepada umat Islam dengan melalui kata Iqra (bacalah), membaca di sini tidak berarti
hanya membaca sebuah teks saja, melainkan membaca alam, situasi dan kondisi di sekitar kita. Surat
al-'Alaq lebih menggunakan kata iqra dan qalam, keduanya sangat penting perannya dalam proses belajar
atau menggali ilmu pengetahuan.

Dalam ayat alaq ayat 3-4 tersebut juga dijelas yaitu memberi informasi dan sekaligus perintah
bahwa manusia harus selalu belajar, agar mengetahui yang semula tidak diketahuinya. Menurut Hamka
mengemukakan, bahwa pendidikan merupakan sarana untuk membentuk watak, pribadi manusia yang telah
lahir ke dunia. Supaya menjadi orang yang berguna dalam masyarakatnya, supaya dia mengetahui mana
yang baik dan mana yang buruk. Hamka menambahkan, pendidikan jangan hanya mementingkan
materialistis karena tidak jelas tujuan hidup dan nilai rohani. Selain itu, pendidikan juga harus didasarkan
kepada kepercayaan bahwa di atas dari kuasa manusia ada lagi kekeuasaan Maha besar, yaitu Tuhan.
Karena itu, pendidikan modern harus kembali kepada agama. Kecerdasan otak tidaklah menjamin
keselamatan kalau nilai rohani keagamaan tidak dijadikan dasarnya.Dengan belajar, anak dapat
membedakan sesuatu yang halal dari yang haram, jika seorang anak dalam usia dini sudah memulai belajar
membaca atau menghapal Al-Qur‟an dan mengenal ajaran-ajaran agama, maka ketika tumbuh besar dan
menginjak pada usia dewasa, ajaran-ajaran tersebut menyatu dengan kepribadiannya.

Anda mungkin juga menyukai