Anda di halaman 1dari 14

KEWAJIBAN BELAJAR DAN PENTINGNYA

ILMU PENGETAHUAN

MAKALAH

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Kritis Analitis


Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Dosen Pengampu Dr. Naqiyah, M.Ag.

Oleh:
Isnaini Nur ‘Afiifah (201766010)

1 MPAI A
PASCASARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO
2020
A. Pendahuluan
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang merupakan kumpulan
firman-firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Tujuan
utama dari diturunkannya Al-Qur’an adalah untuk dijadikan pedoman manusia
dalam menata kehidupan supaya memperoleh kebahagiaan di dunia dan di
akhirat. Agar tujuan itu dapat direalisasikan oleh manusia, maka Al-Qur’an
datang dengan petunjuk-petunjuk, keterangan-keterangan, dan konsep-konsep,
baik yang bersifat global maupun yang bersifat terinci, yang tersurat maupun
tersirat dalam berbagai persoalan dan bidang kehidupan.1
Sebagai kitab suci umat Islam, tentu saja Al-Qur’an memiliki banyak
kandungan yang di dalamnya membahas tentang pendidikan. Di dalam beberapa
surat dan ayat jelas sekali bahwa Al-Qur’an dapat dijadikan dasar pendidikan,
baik bagi pendidik, peserta didik serta proses pendidikan itu sendiri.2
Pendidikan tidak hanya dilakukan di sekolah-sekolah saja. Pendidikan
merupakan proses perjalanan panjang manusia agar menjadi manusia yang
seutuhnya atau Insan Kamil. Agar mencapai tujuan itu maka manusia di
sepanjang hayatnya diwajibkan untuk menuntut ilmu dan memiliki pengetahuan
untuk bekal di kehidupannya.
Dalam Islam, belajar merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim,
baik laki-laki maupun perempuan. Ini telah dibuktikan melalui banyaknya ayat-
ayat dan hadist-hadist yang menunjukkan pentingnya belajar tidak dipandang dari
usia, keturunan, bahkan pangkat dan kejayaan. Oleh karena itu, sudah selayaknya
kita sebagai kaum Muslimin yang teguh berpegang kepada Al-Qur’an dan hadist
untuk tetap belajar dimanapun dan kapanpun kita berada.3

1
Nurdin, Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Erlangga, 2006),
1.
2
Ahmad Islahud Daroini, “Tafsir Ayat Pendidikan dalam Q.S. Al-‘Alaq ayat 1-5 menurut
Quraish Shihab” Skripsi, (Lampung: UIN Raden Intan Lampung, 2018), 18.
3
Desi Sri Wahyuni, “Urgensi Belajar dalam Perspektif Islam; Kajian Tafsir Qur’an Surat Al-
Mujadalah Ayat 11” Skripsi, (Palembang: Universitas Muhamadiyah Palembang, 2020), 3.
Menuntut ilmu tidak mengenal waktu, dan juga tidak mengenal gender.
pria dan wanita punya kesempatan yang sama untuk menuntut ilmu. Sehingga
setiap orang, baik pria maupun wanita bisa mengembangkan potensi yang
diberikan oleh Allah swt kepada kita sehingga potensi itu berkembang dan sampai
kepada kesempurnaan yang diharapkan. Karena itulah, agama menganggap
bahwa menuntut ilmu itu termasuk bagian dari ibadah. Ibadah tidak terbatas
kepada masalah salat, puasa, haji, dan zakat. Bahkan menuntut ilmu itu dianggap
sebagai ibadah yang utama, karena dengan ilmulah kita bisa melaksanakan
ibadah-ibadah yang lainnya dengan benar. 4
Oleh, karena itu dapat kita lihat betapa pentingnya belajar dan memiliki
ilmu pengetahuan bagi manusia untuk keberlangsungan hidupnya di dunia, serta
untuk mencapai kebahagiaannya di akhirat kelak. Berdasarkan hal tersebut,
tulisan ini akan memfokuskan kajiannya mengenai kewajiban belajar dan
pentingnya ilmu pegetahuan dalam Al-Qur’an. Tulisan ini akan mengkaji
mengenai kewajiban belajar dan pentingnya ilmu pengetahuan dalam Al-Qur’an
beserta penejelasannya di dalam surat atau ayat-ayat yang terkait.

B. Kewajiban Belajar
Proses belajar dan pembelajaran adalah sebuah keharusan bagi manusia
dalam kehidupan. Berbagai fenomena yang terjadi di alam raya ini akan
terungkap ke permukaan bila dilakukan dengan jalan belajar. Belajar dalam
pengertian ini tentunya dalam pengertian yang luas, pembacaan terhadap
fenomena alam dan realitas sosial masyarakat akan memberikan implikasi positif
dengan lahirnya berbagai penemuan dalam bentuk ilmu pengetahuan berupa ilmu
alam, ilmu sosial, ilmu humaniora, ilmu jiwa, ilmu kesehatan dll. Semuanya ini
merupakan hasil kegiatan belajar dan pembelajaran yang dilakukan oleh manusia
itu sendiri. Manusia semakin menyadari dirinya untuk belajar, maka akan

4
Ayatullah, dalam Mulyono, “Kedudukan Ilmu dan Belajar dalam Islam”, Tadris Vol. 4 No.
2, 2009.
semakin banyak pengetahuan yang dimilikinya. Potensi yang ada pada diri
manusia jika dikembangkan dengan belajar akan melahirkan peradaban besar bagi
kemaslahatan pada manusia itu sendiri.5
Istilah belajar adalah sebagai upaya perubahan tingkah laku dengan
serangkaian kegiatan seperti membaca, mendengar, mengamati, meniru dan lain
sebagainya. Dengan kata lain, belajar sebagai kegiatan psikofisik untuk menuju
perkembangan pribadi seutuhnya. Adapun yang dimaksud dengan pembelajaran
adalah usaha kondusif agar berlangsung kegiatan belajar dan menyangkut transfer
of knowledge, serta mendidik.6 Dengan demikian, belajar dan pembelajaran
adalah dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan, dimana keduanya merupakan
interaksi edukatif yang memiliki norma-norma.7
Fungsi belajar, selain untuk menambah khazanah keilmuan juga dapat
dijadikan sebagai sarana bagi manusia untuk meningkatkan kualitas dirinya,
meningkatkan kualitas kepribadiannya agar menjadi manusia yang tidak hanya
berilmu pengetahuan saja, melainkan menjadi manusia yang beradab dan ber-
akhlakul karimah. Maka disinilah letak perbedaan manusia dengan makhluk
Allah yang lainnya, manusia diberi kesempurnaan berupa akal untuk berfikir dan
belajar, agar dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Manusia menurut Al-Qur’an memiliki potensi (kemampuan yang
mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan atau kesanggupan) untuk meraih
ilmu dan mengembangkannya dengan seizin Allah. Karena itu, bertebaran ayat
yang memerintahkan manusia menempuh berbagai cara untuk mewujudkan hal
tersebut. Berkali-kali pula Al-Qur’an menunjukkan betapa tinggi kedudukan
orang-orang yang berpengetahuan.8
5
Munirah, Petunjuk Al-Qur’an Tentang Belajar dan Pembelajaran, LENTERA
PENDIDIKAN Vol. 19 No. 1, Juni 2016, (diakses pada 18 Oktober 2020).
6
Sudirman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2000), hlm. 53.
7
Munirah, Petunjuk Al-Qur’an Tentang Belajar dan Pembelajaran, LENTERA
PENDIDIKAN Vol. 19 No. 1, Juni 2016, (diakses pada 18 Oktober 2020).
8
Winarti Ningsih, “Hakikat Belajar Menurut Perspektif Al-Qur’an” Skripsi, (Riau: UIN
Sultan Syarif Kasim, 2011), 3.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 31 dijelaskan:

‫ني‬ِ ِ ‫وعلَّم آدم اَأْلمْس اء ُكلَّها مُثَّ عرضهم علَى الْماَل ِئ َك ِة َف َق َال َأنْبِ ويِن بَِأمْس ِاء ٰه اَل ِء ِإ ْن ُكْنتم‬
َ ‫صادق‬
َ ُْ ‫َ َ ُؤ‬ ‫ُئ‬ َ َ ْ ُ َ ََ َ َ َ َ َ َ َ َ

Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)


seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-
orang yang benar!"9

Ayat di atas menyatakan bahwa Allah SWT mengajarkan kepada Nabi


Adam nama-nama benda seluruhnya. Kata ‫ َعلَّ َم‬pada ayat di atas berarti
mengajarkan. Di dalam Mu’jam Mufradat Alfaz Al-Qur’an pada halaman 356
disebutkan bahwa mengajarkan nama-nama itu, maksudnya ialah bahwa Allah
menjadikan bagi Adam dengan nama-nama itu kekuatan berbicara untuk
meletakkan/memakaikan nama pada sesuatu benda, dengan mengucapkannya
dalam hati.10
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa Nabi Adam belajar
dari Allah dengan mendengarkan apa yang diucapkan Allah, lalu Adam meniru
ucapan itu dalam hatinya. Allah SWT telah mengajari Nabi Adam berbagai nama
makhluk yang telah diciptakan-Nya. Kemudian Allah memberinya ilham untuk
mengetahui eksistensi nama-nama tersebut.11
Jadi kata-kata mengajarkan dalam ayat di atas terkandung hakikat belajar
yaitu berusaha memahami sesuatu, berusaha untuk memperoleh ilmu
pengetahuan, berusaha agar dapat terampil mengerjakan sesuatu.12 Dan hal itu
diperoleh dengan mempelajari sesuatu yang telah diajarkan.
9
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab
Suci Al-Qur’an, 2015).
10
Al-Raghib Al-Asfahani, Al-Mu’jam al-Mufradat Alfaz al-Qur’an al-Karim, 356.
11
Ahmad Musthafa Al-Maraghi dalam Winarti Ningsih, “Hakikat Belajar Menurut Perspektif
Al-Qur’an” Skripsi, (Pekanbaru: UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2011), 139.
Dalam surat Al-‘Alaq ayat1-5 juga dijelaskan tentang perintah belajar dan
pembelajaran:

,‫ الَّ ِذي َعلَّ َم بِ !!الْ َقلَ ِم‬,‫ك اَأْل ْك! َ!ر ُم‬ ِ ِّ‫ا ْق!!رْأ بِاس ! ِم رب‬
َ ُّ‫ ا ْق! َ!رْأ َو َرب‬,‫ َخلَ ! َ!ق اِإْل نْ َس !ا َن ِم ْن َعلَ ! ٍ!ق‬,‫ك الَّذي َخلَ ! َ!ق‬
َ َ ْ َ

‫َعلَّ َم اِإْل نْ َسا َن َما مَلْ َي ْعلَ ْم‬


Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah
Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.13

Surat Al-Alaq ayat 1-5 mengandung perintah membaca, membaca berarti


berfikir secara teratur atau sitematis dalam mempelajari firman dan ciptaan-Nya,
berfikir dengan menkorelasikan antara ayat qauliah dan kauniah manusia akan
mampu menemukan konsep-konsep sains dan ilmu pengetahuan. Bahkan perintah
yang pertama kali dititahkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW dan umat
Islam sebelumnya yaitu perintah untuk mengembangkan sains dan ilmu
pengetahuan serta bagaimana cara mendapatkannya. Tentu ilmu pengetahuan
diperoleh di awali dengan cara membaca, karena membaca adalah kunci dari ilmu
pengetahuan, baik membaca ayat qauliah maupun ayat kauniah, sebab manusia itu
lahir tidak mengetahui apa-apa, pengetahuan manusia itu diperoleh melalui proses
belajar dan melalui pengalaman yang dikumpulkan oleh akal serta indra
pendengaran dan penglihatan demi untuk mencapai kejayaan, kebahagian dunia
dan akhirat.14

12
J. S. Badudu dalam Winarti Ningsih, “Hakikat Belajar Menurut Perspektif Al-Qur’an”
Skripsi, (Pekanbaru: UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2011), 5.
13
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab
Suci Al-Qur’an, 2015).
14
Sarwar dalam Sayid Qutub, “Sumber-Sumber Ilmu Pengetahuan dalam Al-Qur’an dan
Hadits”, Humaniora Vol. 2 No. 2, Oktober 2011, 1343 (diakses pada18 Oktober 2020).
Kata iqra’ atau perintah membaca dalam sederetan ayat di atas, terulang
dua kali yakni pada ayat 1 dan 3. Menurut Quraiys Shihab, perintah pertama
dimaksudkan sebagai perintah belajar tentang sesuatu yang belum diketahui,
sedang yang kedua perintah untuk mengajarkan ilmu kepada orang lain. 15 Ini
mengindikasikan bahwa dalam proses belajar dan pembelajaran dituntut adanya
usaha yang maksimal dengan memungsikan segala komponen berupa alat-alat
potensial yang ada pada diri manusia. Setelah ilmu tersebut diperoleh melalui
pembelajaran, maka amanat selanjutnya adalah mengajarkan ilmu tersebut,
dengan cara tetap memfungsikan segala potensi tersebut.16
Di dalam buku yang ditulis oleh M. Arifin, yang berjudul Ilmu
Pendidikan Islam, dijelaskan bahwa manusia tanpa melalui belajar, niscaya tidak
akan dapat mengetahui segala sesuatu yang ia butuhkan bagi kelangsungan
hidupnya di dunia dan akhirat. Pengetahuan manusia akan berkembang jika
diperoleh melalui proses belajar mengajar yang diawali dengan kemampuan
menulis dan membaca segala yang tersirat di dalam ciptaan Allah.17
Membaca dan menulis adalah simbol ilmu pengetahuan. Karena itu,
dengan membaca dan menulis, orang akan dengan mudah mempertinggi kualitas
ilmu pengetahuannya. Dengan kualitas ilmu pengetahuan yang tinggi, maka orang
akan mudah menggapai prestasi dalam membangun peradaban dunia. Dari isyarat
Al-Qur’an tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa Al-Qur’an menjanjikan prospek
kehidupan yang gemilang bila umat manusia mampu menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan meninggalkannya maka kehancuran dan
kemunduran yang akan diterimanya.18

C. Pentingnya Ilmu Pengetahuan


15
M. Quraish Shihab dalam Syeh Hawib Hamzah,Petunjuk Alquran Tentang Belajar dan
Pembelajaran, Dinamika Ilmu Vol.9,No.2, Desember 2009 (diakses pada 18 Oktober 2020).
16
M. Quraish Shihab dalam Syeh Hawib Hamzah,Petunjuk Alquran Tentang Belajar dan
Pembelajaran, Dinamika Ilmu Vol.9,No.2, Desember 2009 (diakses pada 18 Oktober 2020).
17
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), 54.
18
Umar Shihab, Kontekstualitas Al-Qur’an, (Jakarta: Penamadani, 2005), 47.
Sudah merupakan kewajiban bagi tiap muslim baik itu pria maupun
wanita untuk mendapatkan pengetahuan. Untuk itu di antara keduanya tidak ada
perbedaan sama sekali dalam memperoleh pendidikan dan pengetahuan. Dan
berikut pentingnya mencari ilmu pengetahuan bagi pria dan wanita seperti yang
diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam al-Qur'an dan Sunnah.
1. Pentingnya belajar dan mencari ilmu dalam Islam adalah seperti yang telah
diperintahkan oleh Allah SWT dalam surat yang pertama kali diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW.19 Al-Qur'an yang merupakan kitab suci umat
Islam dimulai dari kata “bacalah”. Dan jika diurutkan dari lima ayat awal itu
maka kita akan dapatkan kata “bacalah”, “mengajar” dan “kalam”, maka akan
terlihat betapa pentingnya membaca, belajar, menulis dan mengajar. Nabi
Muhammad SAW. mewajibkan kepada tiap muslim pria dan wanita untuk
memperoleh pengetahuan. Menurut sebuah hadits beliau menyuruh umatnya
menuntut ilmu walaupun sampai ke negeri Cina. Dalam hadits lainnya
disebutkan bahwa mencari ilmu pengetahuan yang bermanfaat bisa menjadi
penebus dosa-dosa yang pernah dilakukan.
2. Doa para Nabi dan orang-orang saleh banyak disebut dalam alQur'an. Allah
memerintahkan kepada umatnya di dalam al-Qur'an untuk berdoa: “...Ya
Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.”20 Doa ini merupakan
doa yang cukup populer bagi umat Islam selama berabad-abad dan bahkan
anak-anak kecil dari keluarga muslim sudah menghafalkan dan membaca doa
ini.
3. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dan itu
dikarenakan Allah swt memberikan akal pikiran serta pengetahuan kepada
manusia. Karena akal pikiran serta pengetahuanlah yang membuat manusia
lebih utama dibanding malaikat. Allah mengajarkan kepada Nabi Adam AS
19
Departemen Agama RI, “QS. al-‘Alâq: 1-5” Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Proyek
Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an, 2015).
20
Departemen Agama RI, “QS. Thâhâ: ayat 114” Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta:
Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an, 2015).
nama-nama benda lalu kemudian mengemukakannya kepada para malaikat.21
Hikmah atau ilmu adalah harta yang sangat berharga dan kekayaan yang tiada
habisnya. Allah menganugerahkan al-hikmah (kefahaman yang dalam tentang
al-Quran dan al-Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan
barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi
karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat
mengambil pelajaran (dari firman Allah).22
4. Islam begitu menekankan betapa pentingnya pendidikan itu. Dalam QS. al-
Taubah ayat 122, Allah swt. berfirman: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu
pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap
golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan
mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya”. Jihad merupakan kewajiban bagi tiap muslim laki-laki dewasa ketika
keamanan Islam dalam bahaya. Bahkan dalam keadaan darurat dan kritis pun
kewajiban untuk belajar tetap tidak hilang. Orang-orang beriman diserukan
agar jangan semua diantara mereka itu pergi berjihad ke medan perang. Akan
lebih baik jika mereka menyisakan sebagian lagi untuk belajar agama
sehingga memiliki kemampuan untuk mengajar nantinya. Nabi Muhammad
saw. membebaskan para tawanan perang Badar tanpa tebusan, cukup dengan
syarat para tawanan tersebut mengajarkan anak-anak muslim bagaimana
membaca dan menulis. Hal ini memperlihatkan pandangan Nabi Muhammad
saw. tentang pentingnya pendidikan dan melek huruf bagi anak-anak muslim.
5. Para ahli tafsir umumnya berpandangan bahwa Q.S. al-Ahzâb ayat 34
ditujukan bagi istri-istri Nabi Muhammad saw. Istri-istri Nabi Muhammad
saw. diinstruksikan untuk belajar apa-apa yang telah dibacakan di rumah
21
Departemen Agama RI, “QS. Al-Baqarah: ayat 31-33” Al-Qur’an dan Terjemahnya
(Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an, 2015).
22
Departemen Agama RI, “QS. Al-Baqarah: ayat 269” Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta:
Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an, 2015).
mereka dari al-Qur'an dan hikmah. Istri-istri Nabi Muhammad saw. menjadi
sosok ”Ibu” bagi umat Islam baik ketika Nabi Muhammad saw. masih hidup
ataupun ketika beliau sudah wafat. Istri-istri Nabi merupakan sosok yang
dalam kesehariannya banyak mendapatkan pengajaran langsung dari Nabi
Muhammad saw. dan di antara mereka banyak yang meriwayatkan hadits dan
diminta pendapatnya tentang suatu hukum. Namun secara tidak langsung apa
yang Allah swt firmankan dalam ayat tersebut berlaku juga secara umum bagi
wanita muslimah dalam memperoleh pendidikan dan mendapatkan
pengajaran. Ini dikarenakan seorang wanita akan menjadi ibu nantinya. Dan
peran seorang ibu dalam Islam sangat vital karena mereka mendidik dan
membina anak-anak agar tercipta generasigenerasi penerus yang dapat
dibanggakan baik akhlak dan kepribadiannya maupun ilmu agama dan ilmu
pengetahuan yang dimiliki.
6. Menurut sebuah hadits, derajat orang yang berilmu lebih tinggi dari ahli
ibadah. Menurut hadits lainnya juga bahwa seseorang yang pergi belajar
mencari ilmu maka ia akan dianggap sedang berada di jalan Allah (berjihad)
sampai ia kembali lagi.
7. Pentingnya menulis dan pena (simbol dari menulis) sehingga mendapatkan
tempat khusus dalam QS. al-Qalam: 1-2, Allah swt bersumpah demi pena, dan
di ayat lainnya Allah memerintahkan orang-orang beriman apabila mereka
bermuamalah agar tidak lupa untuk menuliskannya.23
Islam memberikan perhatian sangat besar terhadap ilmu pengetahuan.
Banyak ayat dan hadist yang memerintahkan kaum muslimin untuk mencari
ilmu. Dari sini tampaklah pentingnya ilmu pengetahuan, itulah sebabnya Omar
Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany menegaskan, tidak dapat seseorang
membangun dirinya menjadi ahli atau pandai pada bidang tertentu tanpa memiliki
pengetahuan tentang dasar-dasar teorinya. Selain itu, ia juga tidak dapat

23
Roemasa, Wanita dan Pendidikan dalam Islam, 23 Juli 2008 roemasa’s blog dan courtesy
of www.myquran.com, (diakses pada 21 Oktober 2020).
membentuk sikap yang positif terhadap suatu pekerjaan atau suatu hal tanpa
pengetahuan tentang hal itu.24 Allah SWT berfirman tepatnya pada Surah Al-
Mujadilah ayat 11 yang berbunyi:

‫س فَافْ َس! ! ُحوا َي ْف َس ! ! ِح اللَّهُ لَ ُك ْم ۖ َوِإذَا قِي! ! َ!ل‬


ِ ِ‫ين َآمنُ! !!وا ِإذَا قِي !!ل لَ ُك ْم َت َف َّس! ! ُحوا يِف الْ َم َج!!ال‬
َ
ِ َّ
َ ‫يَ !!ا َأيُّ َه!!ا الذ‬
‫مِب‬ ٍ ِ ِ َّ ِ ِ َّ
ٌ‫ين ُأوتُوا الْع ْل َم َد َر َجات ۚ َواللَّهُ َا َت ْع َملُو َن َخبِري‬ َ ‫انْ ُشُزوا فَانْ ُشُزوا َي ْرفَ ِع اللَّهُ الذ‬
َ ‫ين َآمنُوا مْن ُك ْم َوالذ‬
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.25

Ayat diatas tidak menyebut secara tegas bahwa Allah akan meninggikan
derajat seorang berilmu. Tetapi menegaskan bahwa mereka memiliki derajat-
derajat yakni yang lebih tinggi dari yang sekedar beriman. Tidak disebutnya kata
meninggikan itu sebagai isyarat bahwa sebenarnya ilmu yang dimilikinya itulah
yang berperan besar dalam ketinggian derajat yang diperolehnya, bukan akibat
dari faktor di luar ilmu itu.26
Tentu saja, yang dimaksud ( ‫ ( ُأوْ تُوْ ا ال ِع ْل َم د ََرجت‬adalah mereka yang beriman
dan menghiasi diri mereka dengan pengetahuan. Ini berarti ayat diatas membagi
kaum beriman kepada dua kelompok besar, yang pertama sekedar beriman dan
beramal saleh dan yang kedua beriman dan beramal saleh serta memiliki

24
Omar dalam Desi Sri Wahyuni, “Urgensi Belajar dalam Perspektif Islam; Kajian Tafsir
Qur’an Surat Al-Mujadalah” Skripsi (Palembang: Universitas Muhammadiyah Palembang, 2020), 5.
25
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab
Suci Al-Qur’an, 2015).
26
Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2007), hlm. 14.
pengetahuan. Derajat kelompok kedua ini menjadi lebih tinggi, bukan saja karena
nilai ilmu yang disandangnya, tetapi juga amal dan pengajarannya kepada pihak
lain, baik secara lisan, atau tulisan, maupun dengan keteladanan.27
Ayat diatas memberikan pengertian bahwasannya Allah akan
meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang memiliki
ilmu dengan beberapa derajat atau kemuliaan dalam kehidupannya. Dengan kata
lain, bahwa manusia mulia dihadapan Allah apabila memiliki pengetahuan yang
bisa dimiliki dengan jalan benar. Peranan ilmu dalam Islam sangat penting sekali.
Karena tanpa ilmu, maka seorang yang mengaku mukmim, tidak akan sempurna
bahkan tidak benar dalam keimanannya. Seorang muslim wajib mempunyai ilmu
untuk mengenal berbagai pengetahuan dan ilmu yang diperoleh seharusnya
menambah dekatnya hubungan manusia dengan Sang Khaliq.28

D. Kesimpulan
Manusia dalam perjalanan hidupnya tidak akan pernah lepas dari belajar.
Belajar tidak hanya dilakukan di sekolah, namun belajar memiliki makna yang
luas dan dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. Tidak ada sesuatu pun yang
membatasi manusia untuk belajar dan memperoleh ilmu pengetahuan. Wajib
hukumnya bagi seluruh umat manusia, tidak pandang kaya, miskin, tua, muda,
ataupun yang sudah memiliki gelar pendidikan setinggi mungkin.
Belajar menjadikan seseorang yang mulanya tidak tahu apa-apa menjadi
tahu. Dengan ilmu pengetahuan, manusia dapat membedakan mana yang baik dan
mana yang buruk. Maka dari itu, Allah SWT memerintahkan kepada kita semua
untuk senantiasa belajar dan memiliki ilmu pengetahuan agar tidak menjadi orang
yang merugi, baik di kehidupan dunia maupun kehidupan di akhirat kelak.

27
Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an…, 14.
28
Desi Sri Wahyuni, “Urgensi Belajar dalam Perspektif Islam; Kajian Tafsir Qur’an Surat Al-
Mujadalah” Skripsi (Palembang: Universitas Muhammadiyah Palembang, 2020), 6.
Sebagai kitab suci umat Islam, tentu saja Al-Qur’an memiliki banyak
kandungan yang di dalamnya membahas tentang pendidikan. Di dalam beberapa
surat dan ayat jelas sekali bahwa Al-Qur’an dapat dijadikan dasar pendidikan,
baik bagi pendidik, peserta didik serta proses pendidikan itu sendiri. Dan di
antaranya juga terdapat perintah untuk membaca, menulis dan juga janji Allah
SWT yang akan meninggikan derajat orang-orang yang memiliki ilmu
pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

Adib, Mohammad. 2010. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Al-Ashfahani, Al-Raghib. Mu’jam Mufradat Alfaz Al-Qur`an. Beirut: Darul al-Fikr, t,

th.

AM, Sudirman. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Arifin, M. 2003. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Departemen Agama RI. 2015. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Proyek

Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an.

Daroini, Ahmad Islahud. 2018. “Tafsir Ayat Pendidikan dalam Q.S. Al-‘Alaq ayat 1-

5 menurut Quraish Shihab”. Lampung: UIN Raden Intan Lampung.

Mulyono, “Kedudukan Ilmu dan Belajar dalam Islam”, Tadris Vol. 4 No. 2, 2009.

Munirah, “Petunjuk Al-Qur’an Tentang Belajar dan Pembelajaran”, LENTERA

PENDIDIKAN Vol. 19 No. 1, Juni 2016.


Ningsih, Winarti. 2011. “Hakikat Belajar Menurut Perspektif Al-Qur’an” Skripsi.

Riau: UIN Sultan Syarif Kasim.

Nurdin. 2006. Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam Al-Qur’an. Jakarta:

Erlangga.

Roemasa, “Wanita dan Pendidikan dalam Islam”. 23 Juli 2008 roemasa’s blog dan

courtesy of www.myquran.com.

Shihab, Quraish. 2007. Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an.

Jakarta: Lentera Hati.

Shihab, Umar. 2005. Kontekstualitas Al-Qur’an. Jakarta: Penamadani.

Wahyuni, Desi Sri. 2020. “Urgensi Belajar dalam Perspektif Islam; Kajian Tafsir

Qur’an Surat Al-Mujadalah Ayat 11” Skripsi. Palembang: Universitas

Muhamadiyah Palembang.

Anda mungkin juga menyukai