Anda di halaman 1dari 10

PESERTA DIDIK DALAM PERSEPEKTIF ISLAM

Makalah Dibuat Untuk Memenuhi Tugas

Studi Al-Qur’an Hadist Manajemen Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: Dr. H. Subki, M.Pd.I

Oleh

Alwi Muzairi (230403041)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kualitas pendidikan sering menjadi tranding topik akhir-akhir ini. Kualitas

pendidikan sering dikaitkan dengan tinggi atau rendahnya prestasi yang ditampakkan

oleh siswa, baik itu dari nilai kelulusan atau bagaimana mendapatkan pekerjaan.

Alasan kulaitas pendidikan ini dianggap penting karena dapat mempercepat laju

pembangunan di negara manapun itu. Oleh karena itu hampir seluruh negara di dunia

lebih fokus meningkatkan kualitas pendidikannya yang menjadi salah satu upaya

dalam meningkatkan kehidupan masyarakat.1

Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan manusia yang mendapat

perhatian penting dalam islam dikarenakan pendidikan dapat memberi petunjuk bagi

manusia supaya menjadi manusia yang sempurna (Al-insaanul kamil).2

Semenjak lahir, manusia sudah dikarunai kemampuan dasar baik itu secara

jasmani maupun rohani, kemudian fungsi pendidikan di sini adalah untuk

mengembangkan kemampuan dasar yang telah dikarunai oleh tuhan yang maha esa.

Oleh karena itu, pendidikan merupakan suatu kunci dari semua kesuksesan hidup

manusia3

Peserta didik merupakan suatu komponen manusia yeng menduduki posisi

sentral dalam proses belajar-mengajar, dan merupakan titik tumpu dan sumber

perhatian. Pada proses belajar mengajar, seorang peserta didik harus memiliki cita-cita

supaya ada sebagai penyemangat mereka dalam belajar. Peserta didik juga sebagai

faktor pennetu bagi kemajuan bangsa. Itulah sebabnya peserta didik juga termasuk

subjek dalam belajar.4


1
Lailatussaadah, “Upaya Peningkatan Kinerja Guru,” Jurnal Intelekua, hlm.15
2
Nurfaidah, “Teori Dan Konsep Peserta Didik Menurut Al-Qur’an, jurnal Edu Prof, Vol-1, Hlm. 13
3
Ibid
4
M. Nashir Ali, Dasar-Dasar Ilmu Mendidi, (Jakarta: Mutiara, 1982), 33
Pengembangan peserta didik dalam islam dilakukan secara menyeluruh baik itu

dari segi akademik, sosial, emosional dan spiritual. Bukan hanya itu saja, peserta didik

juga diajarkan untuk mengembangkan potensi diri mereka, seperti keterampilan

komunikasi, kepemipinan, maupun kerja sama tim.

Sesuai dengan latar belakang yang sudah tertera sebelumnya, maka Penulis

ingin mempelajari lebih dalam tentang peserta didik. Penulis tertarik untuk menulis

makalah dengan judul “Peserta Didik Dalam Perspektif Islam” sebagai bentuk tugas

pada mata kuliah Studi Al-qur’an Dan Hadist Manajemen Pendidikan Islam”.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakan yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka dapat

diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perspektif peserta didik secara umum dan secara islam

2. Bagaimana penjelasan tentang enam hal yang harus ada pada diri peserta didik

C. Tujuan

Seusai dengan rumusan masalah sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa tujuan

penulisan makalah ini adalah untuk:

1. Mengetahui perspektif peserta didik secara umum dan secar islam

2. Mengetahui penjelasan tentang enam hal yang harus ada pada diri peserta didik

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perspektif Peserta Didik Secara Umum Dan Secara Islam


Secara bahasa peserta didik merupakan anak yang mendapat pengajaran ilmu.

Adapun secara istilah peserta didik merupakan individu yang sedang mengalami

proses perubahan dan perkembangan, sehingga anak didik sangat memerlukan

bimbingan oleh pendidik dalam membentuk kepribadian mereka. Atau bisa disebut

juga peserta didik merukan individu yang sedang mengalami fase perkembangan dan

pertumbuhan baik secara jasmani maupun rohani. Peserta didik merupakan setiap

manusia yang selalu melakukan perkembangan.

Dalam bahasa Arab perserta didik memiliki beberapa istilah murid, muta’allim,

dan thaalib. Murid merupakan ism fa;il dari kata araada-yuridu yang artinya adalah

orang yang bekehendak/atau oarng yang menginginkan. Sedangkan muta’allim

merupakan ism fa’il dari ta’allama-yata’allamu artinya adalah orang yang belajar.

Kemudian thaalib merupakan ism fa’il dari thalaba-yathlubu yang memiliki arti orang

yang menuntut.

Dalil tentang peserta didik di dalam al-qur’an terdapat surah at-taubah ayat

122 yakni sebagai berikut:

‫َو َم ا َك اَن اْلُم ْؤ ِلَيْنِفُرْو ا َك اَّفًة َفَلْو اَل َنَفَر ِم ْن ُك ٌل ِفْر َقٍة ِم ْنُهْم َطاِئَفٌة ِلَيَتَفَّقُه ِفى الِّدْيِن‬
‫ج‬

‫َو ِلُيْنِذُرْو ا َقْو َم ُهْم ِاَذ ا َرَج ُعْو ا ِاَلْيِهْم َلَعَّلُهْم َيْح َذ ُرْو َن‬

Artinya: Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya (ke


medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara
mereka tidak pergi (tinggal bersama Rasulullah) untuk memperdalam
pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya?

Ayat ini menjelaskan bahwa tidak diaharuskan bagi kaum muslimin untuk

semuanya ikut turun ke medan peperangan, melainkan sebagian dari mereka

dianjurkan untuk menuntut ilmu dengan tujuan untuk mengajari dan memperdalam

ilmu agama bagi kaum muslimin yang berperang.


Inti ayat di atas merupakan ayat tentang kewajiban seseorang meuntut ilmu

terutama pada ilmu agama lalu ilmu yang ia dapat harus bersedia untuk ia amalkan.

Artinya sebagian kecil dari ereka yang telah kembali dari menuntut ilmu, mereka

diwajibkan untuk mengamalkan pengetahuan yang dia telah dapat semenjak dia

menuntut ilmu karena tujuan terbesar seorang penuntut ilmu adalah mengamlkannya

kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW adalah sebagai

berikut:

‫َخ ْيُر ُك ْم َم ْن َتَعَّلَم اْلُقْر آَنَو َع َّلَم ُه‬

Artinya: sebaik bai kalian adalah orang yang mau belajar al-qur’an dan
mau mengamalkannya

Lalu mengapa hadist di atas menggunakan diksi belajar al-qur’an? Sebab Al-

qu’ran merupakan induk dari semua ilmu yang ada di dunia ini, artinya semua ilmu

yang yang ada di dunia ini bersumber dari al-qur’an. Contohnya kita mencari tentang

ilmu biologi tentang proses lahirnya manusia tedapat dalam surah al-mu’minun dan

msih banyak lagi contohnya yang terdapat dalam al-qur’an

B. Penjelasan Tentang Enam Hal Yang Harus Ada Pada Diri Peserta Didik

Enam hal ini termuat dalam kitab alaala yang berbunyi sebagai berikut:

‫َاَال َالَتَنــــاُل اْلِع ـــْلَم ِاَّال ِبســـــِـَّتٍة ۞ َس ُأْنِبْيَك َعْن َم ْج ُم ْو ِعَها ِبَبَياٍن‬

‫ُذ َك اٍء َوِح ْر ٍص َو اْص ِط َباٍرَو ُبْلَغٍة ۞ َو ِاْر َشاُد ُاْس َتاٍذ َو ُطْو ِل َز َم اٍن‬

Artinya:
ingatlah kamu tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam
perkara # akan saya jelaskan semuanya dengan dengan terperinci
cerdas, semaangat, sabar, biaya # petunjuk guru dan lama masanya
1. ‫( ُذ َك اٍء‬Cerdas)

Ada tiga bentuk kecerdasan yakni: kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan

emosional (EQ) dan kecerdasan sepitiritual (SQ). Ketiga kecerdasan ini harus ada

dan harus beriringan pada diri peserta didik, contohnya: kita menginginkan

menjadi sesuatu di waktu besar atau bisa diebut juga SQ, nah kemudian prose kita

mengejar SQ itu perlu proses, baik itu IQ atau cerdas dalam menangkap pelajaran

yang diberikan oleh Guru maupun EQ atau tata cara kita berhubungan dengan

orang lain.

2. ‫( ِح ْر ٍص‬semangat)

Seorang peserta didik juga harus memiliki semangat yang

membara dalam menuntu ilmu. Pendapat lain juga mengatakan bahwa

hirsin ini diartikan dengan tamak, maksud dari tamak di sin adalah

peserta didik harus selalu merasa kurang dengan ilmu sehingga akan

selalu timbul rasa ingin tetap menuntut ilmu pada diri peserta didik.

3. ‫( اْص ِط َبار‬sabar)

Kemudian peserta didik juga harus tetap bersabar dalam

menuntut ilmu, karena menuntut ilmu itu banyak cobaannya, seperti

yang kita lakukan sekarang. Sabar itu juga termasuk keindahan

sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Yusuf yakni sebagai

berikut:

‫َفَص ْبٌر َج ِم يٌل ۖ َو ٱُهَّلل ٱْلُم ْس َتَعاُن َع َلٰى َم ا َتِص ُفوَن‬

Artinya: maka hanya bersabar itulah yang terbaik (bagiku). Dan hanya
Allah saja zat yang dimohonkan pertolongan terhadap apa yang kamu
ceritakan
4. ‫( ُبْلَغ ٍة‬biaya)

Biaya disini bukan hanya soal materi saja, pengorbanan kita dalam

menuntut ilmu termasuk ke dalam biaya juga. Contohnya kita rela mengorbankan

waktu dan meninggalkan orang-orang terdekat kita sekarang untuk melaksanakan

kuliah. Kita yang seharusnya sekarang beristirahat, bermain bersama anak, istri,

atau kerabat terdekat kita, kita rela tinggalkan itu semua untuk menuntut ilmu.

Menuntut ilmu juga termasuk dalam berjihad kepada allah SWT, sebagaimana

hadis nabi Muhmmad SAW adalah sebagai berikut:

‫ َسَّهَل ُهللا َلُه ِبِه َطِريًقا ِإَلى اْلَج َّنِة‬،‫َو َم ْن َس َلَك َطِريًقا َيْلَتِمُس ِفيِه ِع ْلًم ا‬

Artinya: barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu,
maka Allah mudahkan baginya jalan menuju syurga

5. ‫( ِاْر َشاُد ُاْسَتاٍذ‬petunjuk Guru)

Petunjuk Guru disini berarti kita harus menghormati dan mentaati apa

yang dikatakan oleh Guru selama perkataan itu merupakan kebaikan. Selain itu

peserta didik harus beradab kepada Guru. Adapun adab peseta didik kepada Guru

adalah sebagai berikut:

 Hormat kepada Guru

Seorang peserta didik kepada harus hormat kepada Guru. Artinya ahwasanya

seorang guru itu menjadi orang yang dipercaya sekaligus menjadi

panutan. Bukan hanya sekedar mengajar matapelajaran yang diampu,

namun ia juga mendidik tentang akhlakul karimah, moral, etika, karakter,


dsb.Guru berjuang keras supaya anak didiknyamenjadi orang yang sukses

dan berakhlakul karimah di masa datang.

 Guru harus dimuliakan

Dalam kitab Akhlaqlil banindijelaskan bahsawanya seorang murid harus

memulyakan gurunya sebagaimana memulyakan kedua orang tuanya di rumah.

Guru adalah sosok orang tua di sekolah. Maka dari itu sudah sepatutnya

seorang murid memulykan gurunya sebagaimana memulykan kedua orang

tuanya. Semisal ketika ia duduk, maka posisi duduknya harus dengan posisi

yang lebih sopan. Tidak lebih tinggi dari gurunya serta tidak mengangkat

kakinya

 Berkata sopan kepada Guru

Selain itu sang murid harus berkata dengan sopan terhadap gurunya.

Tidak menggunkan kata-kata yang kasar bahkan dengan kata-kata yang

bisa menyakiti gurunya. Sang murid hendaknya senantiasa berbicara

dengan nada yang lemah lembut ketika ia berbicara dengan gurunya.

Salah satu adab yang termasuk dalam kriteria iniadalah ketika sang guru

berbicara, maka sang murid tidak diperkenankan untuk memotong atau

menyela pembiacaraanya. Jika ia hendak berbicara atau bertanya maka

tunggulah ketika sang guru selesai berbicara. Atau bahkan menunggu sang

guru mempersilakan kepada murid-muridnya untuk bertanya. Kemudian

sang murid mengacungkan tangan terlebih dahulu dan menunggu

gilirannya dipersilakan untuk mengajukan pertanyaan. Hal yang demikian

adalah hal yang lebih utama

6. ‫( َو ُطْو ِل َز َم ان‬lama masanya)


Menuntut ilmu bukan lah satu atau dua tahun lamanya, bukan juga sampai

kita lulus S3, melainkan seumur hidup, hal ini sesuai dengan hadist nabi

Muhammad SAW sebagai berikut:

‫ُاْط ُلُبوا اْلِع ْلَم ِم َن اْلًم ْهِد ِ َلى الَّلْهِد‬

Artinya: tuntutlah ilmu dari semenjak buaian ibu, sampai dengan liang
lahad

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan yakni sebagai

berikut:

1. Peserta didik adalah orang yang sedang melalui proses pertumbuhan dan

perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan ini harus tetap di awasi

oleh pendidik.

2. Enam hal yang harus ada pada diri peserta didik adalah sebagai berikut:

cerdas, semangat, sabar, biaya, pentunjuk Guru dan sepanjang masa.

Anda mungkin juga menyukai