KAJIAN PUSTAKA
banyak sekali sebutan atau padanan kata, misal Kiai, Ustadz, Mua’allim,
untuk guru hanya satu yaitu ‘guru’, seseorang yang mengajar dan
lain sebagainya.
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
2. Macam-macam Guru
tradisi ulama klasik, yaitu a) Murabbi : seorang guru yang tidak hanyak
memberikan murid ilmu tapi juga yang mengawasi murid selama 24 jam,
dari hal yang terkecil. Apabila si murid melakukan kesalahan kecil saja,
kepada Allah Swt. Guru mursyid akan ditemui oleh seorang murid
tua) pada anaknya”. Di sini Imam Ghazali menyebut guru sebagai orang
tua hakiki, karena ayah adalah sebab yag mengantarkan kita hidup di
yang kekal, maka hak guru didahulukan daripada hak orang tua.
Kedua, yakni mengikuti Nabi Muhammad SAW. menurut Imam
(ucapan) terima kasih”. Kendati seorang pengajar itu berjasa bagi para
santri atau murid, tapi para santri memiliki jasa pada dirinya. Karena
merekalah menjadi sebab bagi para guru untuk mendekat pada Allah
dengan cara menanam ilmu dan keimanan dalam hati para murid.
menasehati para murid dan melarang mereka dari akhlak buruk. Hal ini
berperilaku lurus pula. Bisa prinsip ini dilanggar maka nasehatnya tidak
dengan yang dikatakan oleh KH. Zuhri, “Kalau orang yang di atas pandai
seorang murid itu masih lemah dibanding ruh guru. Apabila guru itu
sumber ilmu bagi murid. Dari sumber ilmu inilah kecerdasan intelektual
guru secara kuat. Tentu dalam hal ini, yang dimaksud kecerdasan
2
https://www.nuruljadid.net/10612/tugas-seorang-guru-menurut-imam-al-ghazali
3
Terjemah Taysirul Kholaq, h. 15.
intelektual adalah kecerdasan yang dibarengi dengan tingginya adab.
dan pikiran seorang murid itu) bergantung pada kadar adabnya terhadap
Sayyidina Umar bin Khattab ra., Sayyidina Utsman bin ‘Affan ra.,
Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib ra., dan para sahabat lain mendapatkan
manusia, akan tetapi karena beliau adalah utusan Allah. Berbalik dengan
berguru.
sebanyak tiga kali. Allah SWT. berfirman dalam al-Qur’an surat Al-
لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِ ْي َرسُوْ ِل هّٰللا ِ اُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َكانَ يَرْ جُوا هّٰللا َ َو ْاليَوْ َم ااْل ٰ ِخ َر َو َذ َك َر هّٰللا َ َكثِ ْير ًۗا
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
disebutkan,
َ دُو ِن ٱهَّلل ِ َكفَ ۡرنَا بِ ُكمۡ َوبَدَا بَ ۡينَنَا َوبَ ۡينَ ُك ُم ۡٱل َع ٰ َد َوةُ َو ۡٱلبَ ۡغ
ْ ُضٓا ُء َأبَدًا َحتَّ ٰى تُ ۡؤ ِمن
وا بِٱهَّلل ِ َو ۡح َد ٓۥهُ ِإاَّل قَ ۡو َل ِإ ۡب ٰ َر ِهي َم
daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami
ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan
ُوا ٱهَّلل َ َو ۡٱليَ ۡو َم ۡٱل َءا ِخ َر َو َمن يَت ََو َّل فَِإ َّن ٱهَّلل َ ه َُو ۡٱل َغنِ ُّى
ْ لَقَ ۡد َكانَ لَ ُكمۡ فِي ِهمۡ ُأ ۡس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َمن َكانَ يَ ۡرج
yang berpaling, maka sesungguhnya Allah Dialah yang Maha kaya lagi
Maha Terpuji.
Qur'an itu tidak lain hanyalah peringatan untuk (segala umat) seluruh
alam.”
dan empat surat yaitu surat at-Taubah ayat 100, ath-Thur ayat 21, Yusuf
mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka
pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang
َوالَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َواتَّبَ َع ْتهُ ْـم ُذ ِّريَّتُهُ ْم بِا ِ ْي َما ٍن اَ ْل َح ْقنَا بِ ِه ْم ُذرِّ يَّتَهُ ْم َو َمٓا اَلَ ْت ٰنهُ ْم ِّم ْن َع َملِ ِه ْم ِّم ْن َش ْي ۗ ٍء ُكلُّ ا ْم ِرٍئ
ب َر ِهي ٌْن
َ ۢبِ َما َك َس
anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit
pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa
yang dikerjakannya.”
َص ْي َر ٍة اَن َ۠ا َو َم ِن اتَّبَ َعنِ ْي ۗ َو ُسب ْٰحنَ هّٰللا ِ َو َمٓا اَن َ۠ا ِمنَ ْال ُم ْش ِر ِك ْين هّٰللا
ِ َقُلْ ٰه ِذ ٖه َسبِ ْيلِ ْٓي اَ ْدع ُْٓوا اِلَى ِ ۗع َٰلى ب
yang mengikutimu.”
َص َد ْقت ِ س { لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرسُو ِل هَّللا ِ ُأ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ } فَقَا َل ُم َع
َ ُاويَة ٍ ت َم ْهجُورًا فَقَا َل ابْنُ َعبَّا ْ
ِ البَ ْي.
4
https://almanhaj.or.id/3623-memahami-makna-nabi-muhammad-adalah-uswah-hasanah.html
Dari Ibnu ‘Abbâs, dia mengerjakan tawaf di Baitullâh bersama
“Tidak ada sesuatu (pojok) dari Baitullâh ini yang ditinggalkan!”. Maka
Rasûlullâh itu suri teladan yang baik bagimu”. Maka Mu’âwiyah berkata,
terdapat kajian uswah dan qudwah di lama kitab kitab 10 Qowaid Fii
tersebut yaitu terletak pada bentuknya. Seperti uswah yang memiliki arti
berat untuk dilakukan. Sehingga yang perlu kita jadikan panutan adalah
Qs. Al-Ahzab ayat 21 yang artinya “Sungguh ada dalam diri Rasulullah
totalitas. Dan ketika kita mengikuti ajaran beliau, itu merupakan bukti
cinta kepada Allah. Kita tidak dapat melakukan tazkiyatun nafs jika tidak
Bandura)
pembelajaran observasional.
perubahan perilaku, dan pada proses -proses mental internal. Jadi dalam
lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui
pembelajaran terpadu.
apabila menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu. Model tidak
harus diperagakan oleh seseorang secara langsung, tetapi kita dapat juga
belajar meniru tingkah laku tersebut atau dalam hal tertentu menjadikan
B. Konsep Adab
َ أ َّد,
jama’ dari أدبyaitu آداب. Sedangkan kata kerjanya yaitu ب – يَُؤ دِّبُ – تَأ ِد ْيبًا
حياء، احتشام، لياقة، عفّة، طهارة، رزانة، حشمة. Sedangkan lawan kata dari adab
adalah فسق، فحش، فجــور، خالعــة، تهتــك. Dalam kamus Ar-Raaid, adab
bermakna :
ketika bebatuan menutupi pintu gua tersebut. Dan lihat pula ketika
Islamy misalnya, Syaikh Abdul Aziz bin Fathi bin as-Sayyid Nada
mengklasifikan adab menjadi dua. Yaitu adab kepada Allah SWT dan
adab kepada Rasulullah SAW. Kitab ini ditulis dalam bentuk ensiklopedi,
membuat babnya sesuai dengan urutan huruf Hijaiyah mulai dari alif
ورسوله صلى هللا عليه وسلم، في بيان بعض اآلداب الواجبة مع هللا تعالى: المبحث الثالث
ألن التزام المسلم بأي أدب قولي أو، وهي األصل لكل ما في هذا الكتاب،فإنها أعظم اآلداب
فهذا في الحقيقة هو خير تمهيد بين يدي.فعلي ال يتحقق إال من خالل األدب مع هللا ورسوله
الكتاب.
muslim kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW, karena hal tersebut
merupakan adab yang paling tinggi. Dan merupakan inti dari tulisan ini,
dari 10 macam adab, 3) adab seorang murid kepada gurunya terdiri dari
12 macam adab, 4) adab seorang murid dalam belajar dan yang berkaitan
dengan guru dan teman, terdiri dari 13 macam adab, 5) Adab guru pada
adab guru terhadap murid terdiri dari 14 macam adab, 8) adab terhadap
13, yaitu 1) Apa itu ilmu, fiqih, dan keutamaannya, 2) Niat dalam
menyalin ada dari para Ulama’ 11) Wara’ tatkala dalam kondisi mencari
ilmu, 12) Perkara yang dapat menguatkan hafalan dan perkara yang dapat
yang mencegahnya, serta perkara yang dapat menambah umur dan yang
bisa menguranginya.
4) adab bagi pengajar dan yang belajar al-Qur’an, 5) adab penghafal al-
terhadap al-Qur’an, 8) Adab mengenai ayat dan surat yang sunnah dibaca
Dari klasifikasi adab yang telah disusun oleh para Ulama salaf
dengan al-Qur’an -agar lebih mudah dipahami- menjadi dua yaitu 1) adab
seorang peserta didik ketika sedang mencari ilmu, dan 2) adab seorang
Dalam kamus Lisan al-Arab, syair berasal dari kata sya’ara yang
9
Wildana & Laily, Sastra Arab Masa Jahiliyyah dan Islam. Hal. 87
Syair merupakan ucapan yang tersusun dengan baik, yang
mengacu pada kesesuaian wazan dan qafiyah. Wazan atau bahr dikenal
juga sebagai ritme (dalam puisi lama), sedangkan qafiyah ialah rima
atau bahr ini dipelajari dalam ilmu ‘arudl. Masyarakat Arab jahiliyyah
aturan ini, karena kuatnya tradisi ‘arudl dan qafiyah dalam tradisi sastra
Arab.10 Hal ini nampak dari kasidah Burdah karangan Imam Bushiri asal
saat isitimewa seperti Maulid Nabi saw. Kasidah ini menggunakan bahr
terikat pada wazan dan qafiyah (secara utuh dan konsisten) yang semula
Syi’r al-Hurr (puisi bebas). Ketiga jenis syair ini –sebagaimana pendapat
para penyair modern- lahir karena syair Arab tradisional telah kehilangan
10
Sukron Kamil. Teori Kritik Sastra Arab Klasik dan Modern. Hal. 10-11
11
Ibid, hal. 35
emosi serta imajinasi penyair secara sempurna.12 Oleh karena itu, tema
yang diangkat dalam puisi bebas tidak hanya berkutat pada kisah
Arab), tapi juga berkisah tentang cinta, spiritualitas, pujian kepada Rasul,
kritikus yang mendukung lahirnya syair bebas Arab adalah Ahmad Zakki
Abu Syadi di Mesir, Badr Syakir as-Sayyab, Nazib Malaikah di Irak, dan
Ali Ahmad Sa’id (Adonis) penyair Suriah dan Lebanon. Adapun kritikan
puisi bebas Arab merupakan pembaharuan dalam puisi yang ekstrem dan
sulit diterima dalam budaya sastra Arab, bahkan dari segi metodologinya
bebas Arab bukan saja berlawanan dengan kaidah ‘arudl dan qafiyah,
menulis sebuah puisi tradisional Arab yang berdasarkan pada bahr basit
mengenai puisi bebas Arab, maka konsepsi mengenai puisi bebas Arab
kian diperjelas. Puisi bebas Arab bukanlah puisi yang seutuhnya lepas
dari tradisi bahr sebagaimana yang dituduhkan oleh para pengkritik puisi
bebas. Puisi bebas Arab justru menggabungkan banyak bahr tidak hanya
satu, juga ada yang hanya memakai satu jenis bahr tertentu yang
memiliki satu taf’ilah saja seperti bahr kamil, ramal, hajaz, rajaz,
mutaqarib, dan khafif. Sekalipun tidak terikat oleh ‘arudl, bukan berarti
puisi bebas Arab tidak memilki ritme, justru ia memiliki sisi ritme dan
Arab klasik, dan dalam pandangan Nazik al-Malaikah, puisi bebas Arab
sejatinya tidak pernah lepas maupun keluar dari tradisi bahr dalam puisi
2. Macam-macam Syair
13
Ibid, hal. 22
Seorang kritikus sastra dari Mesir, Thaha Husein menulis sebuah
Husein membagi syair menjadi tiga kategori yaitu syi’r qishashi (syair
cerita), syi’r ghina’i (syair lirik), dan syi’r tamtsili (syair drama).14 syi’r
musibah yang mereka alami dan beratnya ujian yang mereka hadapi.
syairnya. Dalam hal ini terdapat seorang penyair terkemuka yang dikenal
dengan ketajaman lidahnya, ialah A’sya bin Qays. Jenis syair ini
syair ini dapat kita temui dari syair Umru’ul Qays ketika bertemu
14
Dampak konlik sastra Arab, Muhammad Affanfi
15
Thaha Husein, Fi Adab al-Jahili, hal. 289
Kedua jenis terakhir, yaitu syi’r ghinai dan syi’r tamtsili,
puisi Arab sehingga di dalam puisi Arab, dikenal tiga jenis tersebut yaitu
syi’r qishashi, syi’r ghina’i, dan syi’r tamtsili. Adapun para qudama’ dan
masyarakat Arab Jahiliyyah. Selain itu, kedua jenis syair tersebut juga
dalam puisi.16
Arab).17
Begitu pula syair drama, menurut Thaha Husein syair drama tidak
bersandar pada dialog yang dikenal dalam syair Arab seperti ada lafadz
16
Ibid
17
Ibid
dimaksud adalah dialog dengan makna yang benar (makna al-shahih) di
setiap kalimatnya.18
yang artinya riwayat hidup, jejak hidup. Padanan lain dari kata Manaqib
kemudian diteladani.
wali) adalah suatu tradisi (sunnah) yang baik dan justru dapat menjadi
“الحكايات جند من جنود هللا:قال سيد الطائفة الشيخ أبو القاسم جنيد البغدادي رضي هللا عنه
ّ وكال نقص: فهل لذلك من شاهد؟ فقال نعم قوله تعالى:ـ فقيل له،تعالى يقوى بها قلوب المريدين
:عليك من أنباء الرسل ما نثبت به فؤادك وجاءك فى هذه الحق وموعظة وذكرى للمؤمنين (هود
)120.
cerita tentang para kekasih Allah adalah pasukan yang diturunkan oleh
Allah Ta’ala untuk menguatkan hati seorang murid” Kemudian ada yang
yaitu firman Allah Ta’ala, “Dan semua kisah rasul-rasul, Kami ceritakan
Sebab di dalam kisah tersebut ada pelajaran dan hikmah yang bisa
diambil. Misal saja kisah Nabi Nuh as. yang berdakwah ratusan tahun,
dengan jumlah umat Rasulillah SAW yang jutaan, tentu sangat jauh. Tapi
Allah Maha Adil, Maha Mengetahui, dan Maha Bijaksana. Allah tidak
sehingga Allah mengaruniakan gelar yang sama yakni gelar ‘Ulul Azmi’.
mengikuti jalan mereka, sebab di balik jalan-jalan itu ada sirr (rahasia
melewatinya.
Para wali Allah juga diberi karamah yang luar biasa yaitu adanya
pancaran Nur dari Allah ke dalam diri mereka. Sehingga sesiapa saja
yang melihat mereka atau duduk di dalam majlis mereka, maka pancaran
berkata,
أحوال قلوب، تزيد فى نور المعرفة وغيرها،ومما يدل على ان رؤية العارف باهلل تعالى
ـ ولما، وهي تحس وتشعر وجود الرسول ﷺ وخالل مجالسته بينهم،الصحابة رضي هللا عنهم
“ما: حتى سيدنا أنس رضي هللا عنه يقول، أنكرت قلوبهم على ما في أنفسهم،فرغوا من دفنه
نفضنا التراب من أيدينا من دفن رسول هللا ﷺ حتى وجدنا النقص فى قلوبنا
ma’rifat terhadap Allah Ta’ala akan menambah cahaya ma’rifat (di dalam
apa yang mereka alami, hingga Sayyidina Anas ra. berkata, “Tidaklah
kami mengibaskan debu pada kedua tangan dari debu makam Rasulillah
Ketika anggota badan sibuk pada hal-hal yang kurang baik, maka akan
memberi bekas noda pada hati. Sebaliknya, bila anggota badan sibuk
berbentuk prosa adalah manaqib Syaikh ‘Abdul Qadir Jailani ra. manaqib
ini berisi tentang cerita tentang kewalian Syeikh Abdul Qadir Al Jailani
atau syeikh Ja’far bin Tsa’lab bin Ja’far bin Ali bin Muthahhar bin
Naufal Al Adfawi.19
pribadi Syaikh Abdul Qadir Jailani dari masa kecilnya sampai Syeikh
tidak luput dari hal hal yang tidak bisa dinalar oleh aqal manusia biasa.
dunia dan di akhirat, berkat karomah Syeikh Abdul Qadir Al Jailani kita
bisa dituntun ke jalan yang terang benderang yaitu jalan menuju Allah
SWT.
kisah dan manaqib keluarga dan shohabatnya, baik itu kamu Muhajirin,
Wafa’ bin nadzri. Imam Ibnu Majah RA dalam kitabnya menjelaskan dan
menulis dengan sub pembahasan Babu Fi Fadhoo-ili Ashhabir Rosulillah
Turmudzi RA, Kitab syamaa-ilir Rosul SAW karya Imam Ibnu Katsir
Syaroful Mushthofa RA karya Imam Abi Sa’d Abdul Malik bin Abi
Hasany RA.20
D. Kerangka Berpikir
yaitu suatu disiplin ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.
b. Sistem atau kode studi yang mencakup cara berbagai kode yang
budaya.
struktural tunggal.1721
bentuk yang diterima oleh tanda atau berfungsi sebagai tanda.. 2. Object
21
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/8433/1/Nur%20Hikma%20Usman.pdf
merupakan sesuatu yang merujuk pada tanda. Sesuatu yang diwakili oleh
yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang yang dirujuk sebuah
segala sesuatu dari tiga konsep trikotomi, yaitu sebagi berikut: Pertama,
foto, dan lain-lain. b) Indeks adalah tanda yang sifat tandanya tergantung
thirdness)