Disusun oleh :
Al Ghifari (53020210044)
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya kepada kami, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Tarbiyatul Aulad. Shalawat serta salam tak lupa
kita anjungkan kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya
uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di
yaumul qiyamah, aamiin allahhumma aamiin. Tidak lupa pula saya ucapkan terima
kasih kepada Bapak Abdulatif, LC., M.Ag. selaku dosen mata kuliah Hadist.
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin. Terlepas dari itu
kami juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi susunan
kalimat dan tata bahasanya. Semoga dalam makalah ini dapat menambah wawasan
ilmu pengetahuan para pembaca dan dengan tangan terbuka kami menerima segala
kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini dengan
baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam bukan sekedar akidah atau relegion yang menyusun hubungan
individu dan kelompok kepada Tuhannya namun juga mengenai cara hidup
yang menyeluruh dan sempurna. Islam muncul untuk mengatur segala aspek
kehidupan manusia baik spiritual maupun material.1 Dalam konteks
pendidikan, Islam mempunyai cara pandang bahwa pendidikan sangat
penting bagi setiap muslim dan muslimah, termasuk pendidikan anak. Entah
antara orang tua mendidik anaknya atau guru yang mendidik muridnya.
Setiap anak atau setiap murid, mereka membutuhkan pendidikan
bahkan sejak dini pun sudah harus mendapatkan pendidikan yang baik
sesuai dengan ajaran Islam. Mulai dari pendidikan tauhid, akhlaq, ibadah,
pergaulan, kebersihan, kesehatan, membaca, menulis dan lainnya.
Islam telah memberikan perhatian luar biasa terhadap segala aspek
pendidikan, sehingga akan ditemukan metode terperinci mulai dari hal yang
paling kecil hingga permasalahan yang paling besar. Bahkan, pendidikan
Islam bukan hanya mengajarkan metode dalam mendidik yang berpengaruh
pada peserta didik saja, tetapi adanya anjuran agar pendidik tersebut harus
terlebih dahulu mengaplikasikan apa yang akan diterapkan kepada anaknya
atau muridnya sehingga bisa dijadikan contoh dan teladan yang baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu tarbiyatul aulad?
2. Apa pentingnya keberadaan orang tua dalam pendidikan anak?
3. Bagaimana mendidik dengan baik?
4. Bagaimana sebagai pendidik harus bersikap?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang tarbiyatul aulad.
2. Untuk mengetahui peran orang tua dalam pendidikan anak.
3. Untuk mengetahui cara mendidik anak.
4. Untuk mengetahui sikap sebagai pendidik.
1
Muhammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, terj Hasan Langgulung, (Jakarta: Bulan
Bintang)1979 hlm 165
BAB II
PEMBAHASAN
Dari Ali ra. ia berkata bahwa Rasulullah SAW. bersabda:
حُبِّ نَبِيِّ ُك ْم َوحُبِّ اَ ْه ِل بَ ْيتِ ِه َو قِ َرَأةُ ْالقُرْ َأ ِن: ال ٍ ص َ ث ِخ ِ اَ ِّدب ُْوا اَ ْواَل َد ُك ْم َعلَى ثَاَل
فَِإ َّن َح ْملَةَ ْالقُرْ َأ ُن فِ ْي ِظلِّ هللاِ يَ ْو َم اَل
ِظلٌّ ِظلَّهُ َم َع اَ ْنبِيَاِئ ِه َواَصْ فِيَاِئ ِه
Artinya: “Didiklah anak-anak kalian dengan tiga macam perkara yaitu
mencintai Nabi kalian dan keluarganya serta membaca Al-Qur’an, karena
sesungguhnya orang yang menjunjung tinggi Al-Qur’an akan berada di bawah
lindungan Allah, diwaktu tidak ada lindungan selain lindungan-Nya bersama
para Nabi dan kekasihnya”. (HR. Ad-Dailami)
Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan
dan hati, agar kamu bersyukur. (Qs. An Nahl: 78).
A. Pengertian Tarbiyatul Aulad
Sebelum mengetahui arti dari tarbiyatul aulad, harus diketahui pengertian
dari pendidikan itu sendiri.
Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan Islam dan orangtuanya-lah yang
membuat seorang anak itu menjadi Yahudi, Nasrani, Majusi, dan musyrik.
Orangtua merupakan penanggung jawab terhadap seluruh kebutuhan anak
mulai dari sandang, pangan, papan, pendidikan sampai kepada akidahnya
Jadi, dapat diketahui bahwa keberadaan orang tua sangat penting bagi anak
terutama dalam hal pendidikannya, bahkan sejak anak itu dilahirkan.
Apalagi seorang ibu yang paling dekat sekaligus menjadi pendidik pertama
bagi anaknya. Oleh karena itu, ditegaskan dalam hadist :
“Telah menceritakan kepada kami Qutaibah ibn Sa’id telah menceritakan
kepada kami Jarir dan ‘Umarah ibn al-Qa’qa’ ibn Syubrumah dari Abu
3
Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 2.
4
Al-Bukhari, Op. cit., Juz I, hlm. 456, Juz IV, hlm. 1792.
Zur’ah dari Abu Hurairah r.a., ia mengatakan seorang laki-laki bertanya
kepada Rasulullah SAW: ya Rasulullah siapa yang paling berhak saya
berbuat baik kepadanya? Rasul menjawab ibumu, kemudian siapa? Rasul
menjawab: ibumu, kemudian siapa? Rasul menjawab: ibumu, kemudian
siapa? Rasul menjawab: ayahmu.”(HR. Bukhari)
Pertama, ibu yang mengandung, melahirkan dan menyusui. Sudah
pasti seorang anak akan mendapat pendidikan pertama dari ibunya. Kedua,
surga berada dibawah telapak kaki ibu. Ketiga, ibu adalah pemimpin atas
rumah suami dan anak-anaknya. Barulah keempat, ayah sebagai penanggung
jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga, namun diluar itu, seorang ayah
harus menyempatkan diri untuk mendidik anak, memperhatikan anak
sekaligus mengevaluasi perkembangan dan pendidikan anak-anak.
C. Seni dalam Mendidik Anak
1. Memberi teladan.
2. Bercerita.
3. Berdialog.
4. Menyediakan permainan yang halal.
5. Menyertai bermain.
6. Menciptakan kondisi untuk berbuat kebaikan.
7. Menanamkan kebiasaan baik.
8. Mencontohkan figur yang benar.
9. Santun.
10.Memberi latihan praktis.
11.Menumbuhkan rasa percaya diri.
12.Memberi pujian.
13.Memberi hadiah.
14.Melatih bersaing sehat.
15.Memberi dorongan dan peringatan.
D. Sikap Pendidik
1. Berjiwa ikhlas.
2. Selalu optimistis.
3. Mandiri dan bertanggung jawab.
4. Menjunjung tinggi kejujuran.
5. Menerima kebenaran dari siapa saja.
6. Tidak memihak (moderat).
7. Kritis.
8. Terbuka terhadap kritik.
9. Mengakui kesalahan.
10.Mengakui kelebihan orang lain.
11.Menghargai prestasi.
12.Menerima keragaman.
13.Berlaku adil.
14.Menunjukkan raut wajah menyenangkan.
15.Berbicara perlahan-lahan.
16.Santun dalam berbicara.
17.Memanggil dengan panggilan yang bersahabat.
18.Tenggang rasa kepada yang lemah.
19.Tidak mencemooh agama lain (toleransi).
20.Memberi keleluasaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan adalah hal yang penting bagi semua orang. Pendidikan
yang didapat sejak usia dini hingga dewasa, membentuk akhlaq dan
mengajarkan tanggung jawab. Tanpa pendidikan, anak tidak akan
berkembang dan menjadi orang yang tak akan mengerti bagaimana bersikap
yang benar dan bagaimana membedakan antara kebenaran dan kesalahan.
Sebagai pendidik harus memberikan contoh yang baik dan
mengajarkan sesuatu yang baik pula. Seperti perilaku yang telah dipaparkan
diatas, seorang pendidik adalah teladan bagi yang dididik.
Jadi, pendidikan penting bagi anak agar tumbuh dan berkembang secara fisik
dan non fisik.
B. Saran
Banyak kekurangan yang penulis cantumkan kami mohon kritik dan
sarannya agar lebih baik untuk kedepannya. Semoga ilmu pada materi ini
bisa kita ambil dan tentunya dapat bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Muhammad Thalib. Seni dan Sikap Islami Mendidik Anak.(Bandung:
29 Mei 2001)
Muhammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, terj Hasan
Langgulung, (Jakarta: Bulan Bintang)1979 hlm 165
Al-Qur’an dan Terjemahannya
Soegarda Poerbakawadja, Ensiklopedi Pendidikan (Jakarta : Gunung Agung,
1982), h 257
Al-Bukhari, Op. cit., Juz I, hlm. 456, Juz IV, hlm. 1792.