Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HAKIKAT PENDIDIKAN ISLAM

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam

DOSEN PENGAMPU :
DR. MUHAMMAD ANAS MAARIF, M.Pd

NAMA KELOMPOK :
1. Muchammad Imam Burhanuddin
2. Khoirotul Fauziyah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUTTAQWA GRESIK
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemampuan,
kekuatan serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hakikat Pendidikan Islam” tepat pada
waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Muhammad Anas
Maarif, M.Pd selaku dosen mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam atas bimbingan,
pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan kapada penulis dalam pengerjaan makalah
ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini.
Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca
sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.

Gresik, 6 Oktober 2022

Penullis
DAFTAR ISI

KATA PENEGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Islam


1. Menurut Al-Quran dan Hadis
2. Menurut Para Pakar Islam
B. Sumber dan Dasar Pendidikan Islam
1. Sumber Pendidikan Islam
2. Dasar-Dasar Pendidikan Islam
C. Tujuan Pendidikan Islam
1. Omar Al-Taomy Al-Syaibani
2. Abdur Rahman Saleh Abdullah
3. M. Djunaidi
D. Ciri Khas Sistem Pendidikan Islam
1. Sistem Ibadah
2. Pembinaan Rohani
3. Pendidikan Intelektual
4. Pendidikan Jasmani
E. Jenis-Jenis Pendidikan Islam

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan disengaja. Pendidikan mewujudkan proses


pembelajaran agar peserta didik secra aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Pensidikan diartikan sebagai timbal balik setiap orang dalam menghadapai
alam, dengan teman, dan dengan alam semesta. Pendidikan juga merupakan
pengembangan yang terorganisir dan lengkap dari semua potensi manusi, moral,
intelektual, dan fisik serta kepribadian individu dan masyarakat yang diharapkan
kemanfaatannya dalam rangka menghimpun semua kegiatan tersebut untuk tujuan
hidupnya (tujuan akhir).
Penjelasan diatas menjelaskan bahwa pendidikan adalah suatu proses atau
usaha sadar untuk memberikan bimbingan atau arahan kepada perkembangan rasa
kemanusiaan jasmani dan rohani anak menuju kesempurnaan. Dengan kata lain,
hakikat pendidikan adalah pembentukan manusia dewasa, memiliki keterampilan,
keahlian yang sempurna dengan kepribadian atau karakter utama
Manusia mencoba mendidik diri dan sesamanya dengan sasaran
menumbuhkembangkan kesadaran akan makna dan hakikat kehidupannya. Pada
konteks ini, aktivitas pendidikan diorientasikan pada sejumlah materi yang disusun
dan dididikkan dalam rangka pencerdasan dan peningkatan kualitas hidup manusia.
Kaitannya dengan ini, muncul sebuah disiplin ilmu pengetahuan yang lazim dikenal
dengan ilmu pendidikan. Sebagaimana kita fahami, persoalan khas disiplin ilmu
pendidikan adalah menumbuhkembangkan berbagai potensi yang ada pada manusia
sehingga mencapai kedewasaannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Hakikat Pendidikan Islam ?
2. Bagaimana Sumber dan Dasar Pendidikan Islam ?
3. Apa Tujuan Pendidikan Islam ?
4. Apa saja Ciri Khas Pendidikan Islam ?
5. Apa saja Jenis-jenis Pendidikan Islam ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahuai pengertian Hakikat Pendidikan Islam.
2. Untuk mengetahui Sumber dan dasar Pendidikan Islam.
3. Untuk mengatahui Tujuan Pendidikan Islam.
4. Untuk mengetahui Ciri Khas Pendidikan Islam.
5. Untuk mengetahui Jenis-jenis Pendidikan Islam.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hakikat Pendidikan Islam


1. Menurut Al-Quran dan Hadis
Secara umum jika ditelaah, setidaknya da tiga istilh yang digunakan Al-Quran
dan Hadis berkaitan dengan konsep dasar pendidikan Islam. Ketiga istilah tersebut
adalah tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib. Istilah-istilah tersebut sering diterjemahkan
dalam arti yang sama. Selain diterjemahkan dalam arti pendidikan, terkadang juga
diterjemahkan dalam arti pengejaran. Tetapi sebenarnya istilah-istilah tersebut
memiliki kekhususan makna masing-masing. Untuk memperoleh pemahaman
tentang hakikat pendidikan Islam, maka berikut ini dijelaskan makna istilah-istilah
tersebut:
a. Makna Tarbiyah
Istilah tarbiyah berasal dari kata rabb. Menurut Ibrāhīm Anīs, kata
rabb bermakna tumbuh dan berkembang. Selain itu menurut al-Qurṭubī rabb
juga menunjukkan makna menguasai, memperbaharui, mengatur dan
memelihara.Sementara itu, menurut al-Rāgib al-Aṣfahānī, kata al-rabb bisa
berarti mengantarkan sesuatu kepada kesempurnaan dengan bertahap atau
membuat sesuatu untuk mencapai kesempurnaan secara bertahap.
Di dalam Tafsīr al-Marāgī dikemukakan bahwa kata rabb dalam surat
al- Fātiḥah/1: 2, mengandung arti memelihara dan menumbuhkan.
Pemeliharaan Allah SWT terhadap manusia ada dua macam, yaitu
pemeliharaan terhadap eksistensi manusia dengan jalan menumbuhkan sejak
kecil hingga dewasa, dan adanya peningkatkan kekuatan jiwa dan akalnya,
serta pemeliharaan terhadap agama dan akhlaknya melalui wahyu yang
diturunkan kepada salah seorang (nabi) agar menyampaikan risalah yang akan
menyempurnakan akal dan membersihkan jiwa mereka.
Dengan demikian, dalam konteks yang luas, pengertian pendidikan
Islam yang terkandung dalam kata tarbiyah terdiri atas empat unsur
pendekatan, yaitu:
1. Memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa.
2. Mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan.
3. Mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan.
4. Melaksanakan pendidikan secara bertahap.

b. Makna Ta’lim
Istilah ta`līm berasal dari kata ‘alima. Dalam Lisān al-`Arab, kata ini
bisa memiliki beberapa arti, seperti mengetahui atau merasa, dan memberi
kabar kepadanya. Menurut Rasyīd Riḍā, ta’līm merupakan proses transmisi
ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan
tertentu.
Pendapat tersebut berdasarkan ayat Alquran surat al-Baqarah/2: 31
yang artinya: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-
benda) seluruhnya kemudian mengemukakannya kepada para malaikat.” Dan
ayat Alquran surat al-Baqarah/2: 151 yang artinya: “Sebagaimana (Kami telah
menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu
Rasūl di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan
menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu al-Kitāb dan al-Ḥikmah, serta
mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui.”
Pada ayat tersebut dijelaskan tentang aktivitas kependidikan yang
dilakukan oleh Rasulullah SAW, yang tidak hanya terbatas pada mengajarkan
tilāwah al-Qurān tetapi juga mengupayakan proses penyucian al-jism dan ar-
rūh (tazkiyah), sehingga dengan kesucian diri itu manusia dapat memahami al-
Kitāb dan al-Ḥikmah serta meraih pengetahuan-pengetahuan lain yang belum
mereka ketahui. Bukan hanya sekedar pandai membaca apa yang tertulis,
namun Rasulullah SAW. Juga membuat umat Islam dapat membaca dengan
renungan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab dan amanah.

c. Makna Ta’dīb
Dalam Lisān al-`Arab dijelaskan bahwa arti dasar kata addaba adalah ad-
du`ā’ yang berarti undangan. Dengan demikian kata ini diartikan sebagai
undangan seseorang untuk menghadiri suatu pesta atau perjamuan. Sementara
dalam Mu’jam al-Wasīṭ karya Ibrāhīm Anīs kata addaba diartikan:
1. Melatihkan perilaku yang baik dan sopan santun.
2. Mengadakan pesta atau perjamuan yang berarti berbuat dan berperilaku
sopan, pelatihan atau pembiasaan.
3. Mendidik, melatih, memperbaiki, mendisiplinkan dan memberi tindakan.

Menurut Naquib al-Attas, kata ta’dīb merupakan istilah yang paling tepat
dan cermat untuk menunjukkan pendidikan dalam Islam. Pendapat ini sesuai
dengan pendapat Hasan Langgulung dengan alasan bahwa kata ta`līm terlalu
dangkal karena ini berarti mengajari (pengajaran), sedangkan tarbiyah terlalu
luas karena kata ini dipakai juga untuk binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Pendapat-pendapat tersebut sesuai dengan definisi pendidikan yang


tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN)
Nomor 2 Tahun 1989, yaitu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di
masa yang akan datang.

2. Menurut Para Pakar Islam


a. Menurut Yusuf al-Qarḍawi
Pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan
hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena
pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup, baik dalam keadaan
damai maupun perang dan menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat
dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya.
b. Menurut Azra
Dari pengertian ini terlihat perbedaan antara pendidikan umum dengan
pendidikan Islam yaitu pemindahan nilai-nilai yang berasal dari sumber-
sumber nilai Islam yaitu Al-Quran, sunah dan ijtihad. Menurutnya nilai-nilai
itulah yang diusahakan pendidikan Islam untuk dipindahkan dari suatu
generasi ke generasi berikutnya, sehingga terjadi kesinambungan ajaran-ajaran
Islam di tengah-tengah masyarakat.
c. Menurut Hasan Langgulung
Definisi pendidikan Islam sebagai proses penyiapan generasi muda
untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan nilai-nilai Islam yang
diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik
hasilnya di akhirat.
d. Menurut Zakiah Daradjat
Mengungkapkan bahwa secara umum, pendidikan Islam itu adalah
pembentukan kepribadian muslim. Lebih lanjut Zakiah Daradjat menjelaskan
bahwa syariat Islam tidak akan dihayati dan diamalkan orang kalau hanya
diajarkan saja, tetapi harus dididik melalui proses pendidikan. Nabi
Muhammad SAW telah mengajak orang untuk beriman dan beramal serta
berakhlak baik sesuai ajaran Islam dengan berbagai metode dan pendekatan.
Pendidikan Islam lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap
mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri
sendiri maupun orang lain. Ajaran Islam juga bersifat praktis dan tidak
memisahkan antara iman dan amal saleh. Oleh karena itu pendidikan Islam
adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal, baik bagi individu
maupun masyarakat.
e. Menurut M. Arifin
Hakikat pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang
bertakwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta
perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke
arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya.

Dengan demikian, pendidikan Islam adalah usaha sadar berupa arahan,


bimbingan dan latihan terhadap peserta didik, agar menjadi pribadi muslim
semaksimal mungkin sesuai dengan tuntunan Al-quran dan hadis.

B. Sumber dan Dasar Pendidikan Islam


1. Sumber Pendidikan Islam
Menurut al-Thoumy al-Syaibany, sumber dari sitem Islami adalah Al-Quran
dan Sunah Rasul saw. Maka Pendidikan Islam pun harus bersumber pada Al-
Quran dan Sunah Rasul saw. Kedudukan Al-Quran sebagai sumber pokok
pendidikan Islam dapat dipahami dari ayat Al-Qur’an itu sendiri. Artinya: “Dan
Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran) ini melainkan agar kamu
dapat menjelaskan kepada mereka perselisihan itu dan menjadi petunjuk dan
rahmat bagi kaum tang beriman.” (Q.S. An-Nahl : 64).
Sumber yang kedua, yaitu As-Sunnah. Amalan yang dikerjakan oleh
Rasulullah SAW dalam proses perubahan hidup sehari-hari, menjadi sumber
utama pula dalam pendidikan Islam karena Allah SWT telah menjadikan
Muhammad sebagai teladan bagi umatnya. Firman Allah SWT yang artinaya:
“Sesungguhnya di dalam diri Rasulullah itu kamu dapat menemukan teladan yang
baik.” (Q.S. Al-Ahzab: 21).

2. Dasar-Dasar Pendidikan Islam


Yang dimaksud dengan dasar pendidikan Islam adalah wawasan tajam
terhadap sistem hidup Islam yang sesuai dengan kedua sumber pokok (Al-Quran
dan Sunnah), yang menjadi dasar bagi perumusan tujuan dan pelaksanaan
Pendidikan Islam. Menurut Abidin Ibnu Ruslan, ada beberapa nilai fundamental
dalam sumber pokok ajaran Islam yang harus dijadikan dasar bagi pendidikan
Islam, yaitu:
a. Aqidah
b. Akhlak
c. Penghargaan kepada akal
d. Kemanusiaan
e. Keseimbangan
f. Rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil’alamin).

Ini artinya, bahwa pendidikan Islam dalam perencanaan, perumusan, dan


pelaksanaannya pada pembentukan pribadi yang berakidah Islam, berakhlak
mulia, berpikiran bebas, untuk mengarahkan dan mengembangkan potensi
manusia secara terpadu tanpa ada pemisahan. Seperti aspek jasmani dan rohani,
akal dan hati, individu dan sosial, duniawiah dan ukhrawiah, dan seterusnya.
Karena pendidikan Islam mengarah pada pembentkan insan paripurna (insan
kamil), yakni yang dapat menjadi rahmatan lil’alamin, mampu memerankan
fungsinya sebagi Abdullah dan kholifatullah.

C. Tujuan Pendidikan Islam


Yang dimaksud denga tujuan pendidikan Islam adalah perubahan yang diingini
yang diusahakan oleh proses pendidikan atau usaha pendidikan untuk mencapainya.
Tujuan pendidikan merupakan masalah sentral dalam proses pendidikan. Hal itu
karena tujuan pendidikan mengarahkan perbuatan mendidik, sehingga tujuan
pendididkan harus dirumuskan secara jelas.
1. Menurut M. Omar AL-Taomy Al-Syaibani. menjabarkan tujuan pendidikan Islam
menjadi:
1) Tujuan yang berkaitan dengan individu, yaitu tujuan yang mencakup
perubahan individu yang berupa pengetahuan, tingkah laku, jasmani, rohani
dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunua dan
akhirat.
2) Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat; yaitu tujuan yang mencakup
tingkah laku individu dalam msyarkat, perubahan kehidupan masyarakat, serta
memperkaya pengalaman masyarakat.
3) Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai
ilmu, seni, profesi dan kegiatan masyarakat.
2. Abdur Rahman Shalih Abdullah. Menurutnya tujuan pendidikan Islam dibangun
di atas tiga komponen sifat dasar manusia, yaitu tubuh, ruh dan akal yang masing-
masing harus dijaga. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan pndidikan Islam
diklasifikasikan kepada:
1) Tujuan pendidikan jasmani sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Dari
Rabi’ah bin Utsman dari Muhammad bin Yahya bin Habban dari A’raj dari
Abi Hurairah berkata: Rasulullah bersabda: “Orang mukmin yang kuat
lebih baik dan lebih disayangi oleh Allah dari pada orang mukmin yang
lemah.”(H.R. Imam Muslim).
Hadis di atas dapat ditafsirkan sebagai kekuatan iman yang ditopang oleh
kekuatan fisik. Kekuatan fisik merupakan bagian pokok dari tujuan
pendidikan. Maka pendidikan harus mempunyai tujuan ke arah
ketrampilan-ketrampilan fisik yang dianggap perlu bagi tumbuhnya.
2) Tujuan pendidikan rohani. Menurut Abdur Rahman Shalih, tujuan Pendidikan
Islam harus mampu membawa dan mengembalikan ruh tersebut kepada
kebenaran dan kesucian. Maka pendidikan Islam harus meletakkan dasar-dasar
yang bisa memberi arah atau petunjuk agar manusia memelihara kontaknya
selalu menuju kepada Allah SWT.
3) Tujuan Pendidikan Akal. Tujuan ini mengarah pada perkembangan intelgensi
yang mengarahkan setiap manusia sebagai individu untuk dapat menemukan
kebenaran yang sebenar-benarnya. Pendidikan Islam mengacu pada tujuan
memberi daya dorong menuju peningkatan kecerdasan manusia. Pendidikan
yang lebih berorientasi kepada hafalan, tidak tepat menurut teori pendidikan
Islam. Karena pada dasarnya Pendidikan Islam bukan hanya memberi titik
tekan pada hafalan. Sementara proses intelektualitas dan pemahaman
dikesampingkan.
4) Tujuan Sosial. Fungsi pendidikan dalam mewujudkan tujuan sosial adalah
menitikberatkan pada perkembangan karakter manusia yang unik, agar
manusia mampu beradaptasi dengan standar-standar masyarakat bersama-
sama dengan cita-cita yang ada padanya. Keharmonisan menjadi karakteristik
utama yang ingin dicapai pendidikan Islam.
3. Menurut M. Djunaidi
1) Pembinaan anak didik yang sempurna, yaitu:
a. Pendidikan harus mampu membentuk kekuatan dan kesehatan badan serta
pikiran anak didik.
b. Sebagai individu anak harus mampu mengembangkan kemampuannya
semaksimal mungkin.
c. Sebagai anggota masyarakat anak herus memiliki tanggung jawab sebagai
warga negara.
d. Sebagai pekerja anak harus bersifat efektif dan produktif dan suka kerja
keras.
2) Peningkatan moral, tingkah laku dan menanamkan rasa kepercayaan anak
terhadap agama dan kepada Tuhan.
3) Mengembangkan intelegensi anak secara efektif agar siap untuk
mewujudkan kebahagiaannya dimasa mendatang.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa pada hakikatnya pendidikan
Islam menghendaki pendikan Manusia seutuhnya, baik segi jasmani, akal
maupun ruh; segi skil ketrampilan, intelektual maupun spiritual; dari lingkup
individual maupun sosal, bahkan nilai-nilai transendental. Semua itu
dikerangkai oleh nilai-nilai ajaran Islam.

D. Ciri Khas Sistem Pendidikan Islam


Metodologi Islam dalam melakukan pendidikan adalah dengan melakukan
pendekatan yang menyeluruh terhadap wujud manusia, sehingga tidak ada yang
tertinggal dan terabaikan sedikitpun, baik segi jasmani maupun rohani, baik secara
fisik maupun mental dan segala kegiatannya di bumi ini.
Islam memandang manusia secara totalitas, mendekatinya atas dasar apa yang
terdapat di dalam dirinya, atas dasar fitrah yang telah diberikan Allah SWT
kepadanya. Itulah ciri-ciri yang paling menonjol dalam strategi Islam. Ciri-ciri itu
pada dasarnya merupakan ciri-ciri manusia yang baik dan oleh sistem Islam
tersebut diusahakan diterapkan di dunia nyata. Ciri-ciri itu meliputi; keterpaduan yang
lengkap, keserasian, kepositifan dan realisme yang idealistik. Ciri-ciri itu memiliki
keistimewaan-keistimewaan dalam beberapa segi yaitu:
1. Sistem Ibadah
Bentuk sistem pendidikan Islam yang paling utama adalah ibadah. Ibadah tidak
hanya terbatas pada salat, puasa dan zakat, tetapi lebih luas dari pada itu, yaitu
kebaktian yang hanya ditujukan kepada Allah SWT, mengambil petunjuk hanya
dari-Nya tentang persoalan dunia dan akhirat, kemudian mengadakan hubungan
yang terus menerus dengan Allah SWT, tentang semuanya itu. Hubungan dengan
Allah SWT, itu sesungguhnya merupakan metodologi itu sendiri secara
keseluruhan. Dari hubungan itulah muncul segala persoalan dan kepada hubungan
itu akhirnya semua persoalan dikembalikan.
2. Pembinaan Rohani
Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap rohani. Menurut
pandangan Islam, rohani adalah pusat eksistensi manusia dan menjadi titik
perhatian pandangan Islam. Rohani adalah landasan tempat sandaran eksistensi
itu seluruhnya serta dengan rohani itulah seluruh alam ini saling berhubungan. Ia
merupakan pemelihara kehidupan manusia. Ia merupakan penuntun kepada
kebenaran, singkatnya merupakan penghubung antara manusia dengan tuhan.
Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap pembinaan rohani, ia
merupakan suatu agama fitrah.
3. Pendidikan Intelektual
Islam adalah agama fitrah. Islam menghormati tenaga-tenaga manusia seluruhnya.
Tenaga-tenaga itu adalah karunia Tuhan Yang Maha Pemberi. Dia memberinya
menurut jumlahnya yang tepat, tidak terkurangi dan tidak terlebihkan sedikitpun
dari ukuran tersebut, dan memanfaatkannya secara penuh untuk kebaikan dan
kesejahteraan umat manusia di dunia. Dengan demikian terlihatlah bahwa Islam
menghormati tenaga-tenaga akal, mendorong dan membinanya supaya berjalan di
atas jalannya yang benar.
4. Pendidikan Jasmani
Islam menghormati daya jasmani dengan sebaik-sebaiknya, tidak membiarkannya
sebagaimana adanya, dan tidak pula membiarkannya lepas begitu saja. Tetapi ia
membenahi dan mengarahkan jalannya, karena sesuai dengan sifatnya, bila ia
dibiarkan begitu saja, ia tidak akan berjalan di atas relnya dan akan merusak
eksistensinya.

E. Jenia-Jenis Pendidikan Islam


Mukhtar Bukhari melihat dari segi program serta praktek pendidikan yang
dilaksanakan, maka ada empat jenis pendidikan Islam, yaitu:
1) Pendidikan pondok pesantren, yaitu pendidikan Islam yang diselenggarakan
secara tradisional, bertolak dari pengajaran Al-Quran dan hadis, dan
merancang segenap kegiatan pendidikannya untuk mengajarkan kepada para
siswa sebagai cara hidup.
2) Pendidikan madrasah, ialah pendidikan Islam yang diselenggarakan di
lembaga-lembaga pendidikan model Barat yang mempergunakan metode
pengajaran klasikal dan berusaha menanamkan Islam sebagai landasan hidup
ke dalam diri para siswa.
3) Pendidikan umum yang bernafaskan Islam, ialah pendidikan Islam yang
dilakukan melalui pengembangan suasana pendidikan yang bernafaskan Islam
di lembaga-lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan
yang bersifat umum.
4) Pelajaran agama yang dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan
umum sebagai suatu mata pelajaran atau mata kuliah saja.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penggunaan istilah dalam pendidikan berdasar pada Al-Qur’an dan As Sunnah
yang tepat akan menjadi sangat penting, karena akan mempengaruhi konsep
pendidikan khususnya pendidikan dalam pengertian Islam. Pengertian pendidikan
akan mendasari tujuan, metode sampai pada kurikulum pendidikan itu sendiri.
Mengadopsi seluruh istilah atau menggabungkannya sebagai upaya untuk
mengakomodasi saja tidaklah cukup, mengingat strukturnya dan penekanannya akan
berbeda. Apabila ta’dib adalah istilah yang paling mewakili pendidikan dalam Islam,
maka adab akan menjadi stressing dalam pendidikan secara keseluruhan, tidak hanya
pada pendidikan agama saja.
Walaupun demikian tarbiyyah dan ta’lim merupakan istilah yang memilki
kaitan erat langsung dengan pendidikan itu sendiri. Proses pengembangan diri dan
pengajaran adalah bagian penting dalam pendidikan untuk mencapai tujuan manusia
sebagai hamba Allah.
Berbagai konsepsi-kosepsi tentang pendidikan islam ini ternyata memiliki
keunikan makna yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits, karena Al-Qur’an
bagaikan cahaya yang terpancar dalam setiap sudut mutiara yang menunjukan
kekayaan makna lafad-lafadz dalam ayat-ayat al-qur’an. kata at-tarbiyat, at-ta’lim,
maupun at-ta’dib menunjukkan satu konsep pendidikan dalam Islam. Ketiga istilah
ini saling melengkapi dan tercakup dalam tujuan pendidikan Islam yang tidak bisa
dipisah-pisahkan. Terjadi pada diri manusia dalam arti yang umum dan
mengisyaratkan adanya komponen-komponen pokok dalam pendidikan, adanya
isyarat bagi guru untuk meningkatkan diri, prosesnya bertahap dan berkelanjutan,
menuntut adab-adab tertentu dan metode yang mudah diterima dan dilakukan dengan
baik dan bijak, adanya tujuan perolehan pengetahuan/ pembinaan akal, perubahan ke
arah yang lebih baik, melahirkan amal shalih, akhlak yang baik/ pendidikan jiwa,
mewujudkan insan muslim sempurna, untuk taat beribadah memperoleh ridla Allah
SWT. Istilah At-tarbiyah lebih tepat digunakan sebagai kata yang mewakili
pendidikan Islam, hal ini memiliki landasan filosofis (Q.S. Ali Imran ; 79), perintah
untuk menjadi insan rabbani.

B. Saran
Menyadarkan bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, kedepannya kami
akan lebih focus dan detail dalam memberikan penjelasan dan juga berdasarkan
dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya bisa dipertanggung jawabkan.
Untuk kritik sana saran dari pembimbing maupun pembaca terhadap makalah
ini kami sangat berterimakasih, guna membangun dan menyempurnakan yang lebih
baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islami: Membangun Kerangka Ontologi,


Epistimologi dan Aksiologi Praktik Pendidikan (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2008),
h. 107.

Salminawati, Fisafat Pendidikan Islam: Membangun Konsep Pendidikan yang


Islami(Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2011), h. 108.

Al-Imām al-`Allāmah Abī al-FaḍI Jamāl al-Dīn Muḥammad bin Mukarram Ibn
Manżūr al-Afrīqī al-Miṣrī, Lisān al-`Arab (Beirut: Dār al-Ahyā’ al-Turāṡ al-`Arabī, 630), juz
IX, h. 371.

Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam (Bandung: al-


Ma`arif, 1980), h. 94.

Muhammad Naquib al-Attas, Konsep Pendidikan dalam Islam (Bandung:Mizan,1984)

Zakiah Daradjat, et al., Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 28.

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: al-


Ma`arif,1986)
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung: Remaja
Rosdakarya,1992), h. 32.

M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 32.

Anda mungkin juga menyukai