Diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi
Di susun oleh :
1. M. Alfisshafa Nibras
2. Aisya Nur Isfanny
3. Nur Lailiyah
4. Zukhrufus Surur
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayahnya kepada kami sehingga makalah yang berjudul “Nilai-
Nilai Al Qur’an dalam sistem pendidikan islam” ini dapat diselesaikan sesuai
dengan rencana.
Makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari semua
pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak
yang ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini terutama kepada bapak KH.
Ainul Muttaqin, M.Pd.I selaku Dosen mata kuliah Tafsir Tarbawi.
Kami menyadari betul bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun dalam penyelesaian makalah ini
sangat kami harapkan. Mudah mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan bagi pembaca pada umumnya, kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ...................................................................................7
B. Harapan ........................................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah pedoman bagi semua makhluk, dan Islam adalah agama
yang sempurna, sehingga semua ajaran Islam, serta pendidikan karakter, memiliki
logika. Al-Qur’an adalah dasar dari pendidikan karakter12 Dengan kata lain,
semua asas lainnya selalu dikembalikan kepada Al-Qur’an, yang memuat semua
hukum dan norma kehidupan, termasuk pendidikan. Al-Qur’an adalah pedoman
dan acuan bagi kehidupan manusia, sebagai peta jalan menuju kehidupan yang
lebih Baik di dunia dan di akhirat.
1
Pendidikan agama Islam meliputi segala upaya untuk melestarikan fitrah
manusia dan sumber Daya manusia dengan tujuan keseluruhan membentuk insan
Kamil yang sempurna menurut standar Islam.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Al Qur’an
Secara bahasa diambil dari kata: ا قر- يقرا- وقرانا – قراةyang berarti sesuatu yang
dibaca. Arti ini mempunyai makna anjuran kepada umat Islam untuk membaca Al qur’an.
Al qur’an juga bentuk mashdar dari القراةyang berarti menghimpun dan mengumpulkan.
Dikatakan demikian sebab seolah-olah Al qur’an menghimpun beberapa huruf, kata, dan
kalimat secara tertib sehingga tersusun rapi dan benar.
Oleh karena itu Al qur’an harus dibaca dengan benar sesuai sesuai dengan makhraj
dan sifat-sifat hurufnya, juga dipahami, diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dengan
tujuan apa yang dialami masyarakat untuk menghidupkan Al qur’an baik secara teks,
lisan ataupun budaya.
Al qur’an menurut istilah adalah firman Allah SWT. Yang disampaikan oleh
Malaikat Jibril dengan redaksi langsung dari Allah SWT. Kepada Nabi Muhammad
SAW, dan yang diterima oleh umat Islam dari generasi ke generasi tanpa ada perubahan.
2. Pendidikan Islam
Istilah pendidikan merupakan terjemah dari bahasa yunani paedagogie yang berarti
“pendidikan” dan “pedagogia” yang berarti “pergaulan dengan anak-anak”. Sedangkan
orang yang tugasnya membimbing atau mendidik dalam pertumbuhannya agar dapat
berdiri sendiri disebut paedagosos (saya membimbing dan memimpin).
Pendidikan dapat diartikan sebagai proses edukatif berupa bimbingan atau arahan
yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak-anak untuk membimbing
perkembangan jasmani dan rohani kearah kedewasaan.
3
Pendidikan islam adalah rangkaian usaha berupa bimbingan, yang di mana bimbingan
tersebut di lakukan secara bertahap dengan tujuan memberikan pengaruh pada peserta
didik sehingga diharapkan tercipta kepribadian yang selaras dengan nilai –nilai serta
ajaran islam.
Surat Al-Hujurat, yang berisi perintah untuk tidak mencela orang lain. Karena orang
yang dihina mungkin lebih unggul dari orang yang menghina. Melakukan panggilan
telepon yang berbahaya kepada orang-orang adalah melanggar hukum. Menyebarkan
rumor tentang orang lain bukanlah ide yang baik. Surah Al-Hujurat ayat 11 menjelaskan
perintah untuk meninggalkan Suudzan, mencari-Cari kesalahan orang lain, dan mengoceh
tentangnya. Jika Anda mencoba memahami Ayat 11, Anda akan melihat bahwa ayat itu
masih mempromosikan pendidikan karakter dalam kaitannya dengan etika Muslim.
Larangan mengolok-olok orang atau kelompok lain, bertindak seolah-olah mereka yang
terbaik dan benar, dan tidak mengkritik diri sendiri, menyiratkan bahwa orang-orang
beriman adalah satu tubuh,sama seperti ketika mereka mengkritik atau menghina orang
lain, itu sama dengan menghina dan membuat menyenangkan diri mereka sendiri.
Menyebut nama orang yang tidak disukai orang lain juga dapat diterima. Sikap seperti Itu
akan menimbulkan rasa hormat terhadap orang lain, serta rasa hormat terhadap sudut
pandang orang lain. Jadi, orang-orang yang menolak untuk bertobat termasuk di antara
orang-orang yang zalim, Menurut kitab suci ini. Ayat ini mengandung nilai-nilai karakter
orang yang suka mengolok-olok orang lain, dan pencela, yang suka mengkritik orang
lain.
4
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya
sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan
janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain”
Sedangkan ayat 12 memuat pendidikan karakter, karakter yang dimaksud adalah
pantangan terhadap prasangka, mencari kekurangan orang lain, dan bergosip. Seseorang
yang bergosip tentang orang lain, bahkan jika yang dia bicarakan adalah kebenaran (aib
harus disembunyikan, tidak menyebar), sebanding dengan seseorang yang memakan
bangkai saudaranya sendiri, bukankah itu menjijikkan? Prasangka (yang harus dimiliki
agar berprasangka baik), tajassus, mencari kesalahan, fitnah, dan takwa adalah nilai
Karakter yang terkandung dalam bait ini.
Salah satu dari ayat menjelasakan tentang pendidikan yaitu ayat 14 yang berbunyi
ِ ى ْٱل َم
صي ُر َّ َك ِإل َ ٰ ِص ْينَا ٱِإْل ن ٰ َسنَ بِ ٰ َولِ َد ْي ِه َح َملَ ْتهُ ُأ ُّمهۥُ َو ْهنًا َعلَ ٰى َو ْه ٍن َوف
َ صلُ ۥهُ فِى عَا َم ْي ِن َأ ِن ٱ ْش ُكرْ لِى َولِ ٰ َولِ َد ْي َّ َو َو
“ dan kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik)kepada kedua orang tuanya.
Ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah dan bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-ku dan kedua orang tuamu.
Hanya kepada Aku kembalimu”.
Penafsiran dari ayat diatas orang tua harus memperhatikan pendidikan seorang anak,
dalam hal mendidik anak yang baik bagaimana, dan mentaati perintah orang tuanya
selama bukan termasuk perbuatan atau hal yang dilarang oleh Allah, ini menunjukkan
adanya nilai-nilai pendidikan islam pada ayat tersebut.
5
bahwa ia berperan dalam menemukan hakikat materi yang disajikan itu sehingga merasa
memiliki dan bertanggung jawab untuk membelanya”.
Pendidikan yang di ajarkan oleh Al Qur’an sangat Universal dan continue. Hal ini
tentu saja menjadikannya sebagai kitab yang menjadi pondasi untuk selamanya. Artinya,
selama dalam ruang lingkup serta selalu berpegang teguh terhadap Al Qur’an, tentu saja
akan tetap dalam jalur yang benar. Asalkan Al Qur’an benar –benar di pelajari dan
diamalkan.
Sifat pendidikan Al Qur’an adalah “Rabbany” berdasarkan ayat pertama pada wahyu
pertama. Sementara orang yang melaksanakan juga disebut rabbaniy yang oleh Al-Qur’an
dijelaskan cirinya antara lain:
a. Mengajarkan kitab Allah, baik yang tertulis (Al-Qur’an) maupun yang tidak
tertulis (alam raya),
b. Mempelajarinya secara terus-menerus.
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah Sebuah sistem
konsep -konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan
belajar-mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan
sepanjang hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan
masyarakat yang baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar.
Pendidikan sepanjang hayat merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang
yang hidup dalam dunia transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia
harus lebih bisa menyesuaikan dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara kesimpulan Al Qur’an adalah firman Allah SWT. Yang disampaikan oleh
Malaikat Jibril dengan redaksi langsung dari Allah SWT. Kepada Nabi Muhammad
SAW, dan yang diterima oleh umat Islam dari generasi ke generasi tanpa ada perubahan.
B. Harapan
Semoga makalah ini bermanfaat dan kita bisa mengambil hikmah yang
terkandung di dalamya. Dan semoga penulis dapat lebih baik lagi dalam pembuatan
makalah ini. Amiin.
7
DAFTAR PUSTAKA
Abd Rozak, Alquran, Hadis, Dan Ijtihad Sebagai Sumber Pendidikan Islam, Fikrah:
Journal Of Islamic Education, Vol. 2 No. 2 Desember 2018