Anda di halaman 1dari 160

Pengantar Studi

Islam
IMROATUL IRFANY
KATA PENGANTAR

D
engan menyebut nama Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang, tak lupa panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita,
sehingga diberi kemudahan dapat menyelesaikan Buku
Pengantar Studi Islam sebagai penunjang terpenuhnya akhir
semester 1 yang merujuk dari bab-bab yang telah di
presentasikan teman-teman B2 dan yang telah dijabarkan oleh
Bapak Dosen. Dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya
tentu saya tidak bisa menyelesaikan buku ini dengan baik.
Sholawat serta salam tetap tercurah kepada junjungan nabi
besar kita, Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di hari akhir nanti.

Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih


kepada semua pihak yang telah memberikan saya semangat dan
motivasi dalam pembuatan tugas ini. Kepada kedua orang tua
saya yang telah memberikan banyak kontribusi bagi saya,
dosen pengampu mata kuliah Pengantar Studi Islam, Bapak
Abdullah, S.Sos.I, M.Pd.I dan juga kepada teman-teman
seperjuangan yang membantu saya dalam berbagai hal.
Harapan saya, informasi dan materi yang terdapat dalam buku

1
dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia,
melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena
itu saya memohon kritik dan saran yang membangun bagi
perbaikan buku ini.

Surabaya, 8 Desember 2022

Imroatul Irfany

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................1

BAB 1
KONSEP DASAR DAN URGENSI PENGANTAR
STUDI ISLAM
A. Konsep Studi Islam ................................................7
B. Urgensi Studi Islam ................................................10
C. Tujuan Studi Islam .................................................14
Rangkuman .................................................................16
BAB 2
URGENSI DAN RUANG LINGKUP STUDI ISLAM
A. Urgensi Studi Islam ................................................21
B. Ruang Lingkup Studi Islam ...................................22
Rangkuman .................................................................22
BAB 3
SUMBER POKOK AJARAN POKOK ISLAM (AL-
QURAN, HADIST, DAN IJTIHAD)
A. Al-Quran ................................................................24
B. Hadist .....................................................................27
C. Ijtihad .....................................................................31
Rangkuman .................................................................35

3
BAB 4
SEJARAH PERADABAN ISLAM
A. Islam Periode Klasik ..............................................37
B. Islam Periodesasi Pertengahan ...............................44
C. Islam Masa Modern ................................................51
D. Islam Periodesasi Kontemporer .............................56
E. Hikmah Nilai-Nilai Peradaban Islam .....................57
Rangkuman .................................................................58
BAB 5
SEJARAH PERKEMBANGAN STUDI ISLAM
A. Sejarah Perkembangan Studi Islam di Barat ..........60
B. Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia ............67
BAB 6
MODEL-MODEL PENELITIAN DALAM ISLAM
A. Metode....................................................................71
B. Metodologi Studi Islam ..........................................71
C. Tujuan Metode Islam .............................................73
D. Macam-Macam Metode Penelitian Muslim Klasik
................................................................................73
Rangkuman .................................................................79

4
BAB 7
PENDEKATAN INTERDISIPLINER DAN
MULTIDISIPLINER
Pengertian ...................................................................81
A. Macam-Macam Pendekatan Interdisipliner ...........83
B. Ruang Lingkup Pendekatan Interdisipliner ............87
C. Urgensi Studi Islam Interdisipliner dan Multisidipliner
................................................................................91
Rangkuman .................................................................96
BAB 8
PERKEMBANGAN ISLAM DI TIMUR TENGAH
DAN ASIA
A. Perkembangan Islam Di Timur Tengah .................98
B. Perkembangan Islam Di Asia Tenggara .................112
Rangkuman .................................................................116
BAB 9
PERKEMBANGAN ISLAM DI EROPA DAN
AMERIKA
A. Perkembangan Islam Di Eropa...............................117
B. Perkembangan Islam Di Amerika ..........................124
Rangkuman .................................................................132

5
BAB 10
KONDISI UMAT DAN PERAN ISLAM PADA ERA
KONTEMPORER
A. Isu HAM Di Dunia Islam Era Kontemporer ..........134
B. Isu Gender Di Dunia Islam Era Kontemporer ........136
C. Isu Minoritas Di Dunia Islam Era Kontemporer ....139
D. Isu Radikalisme Di Dunia Islam Era Kontemporer
................................................................................142
E. Peran Islam Dalam Bidang Pendidikan Di Era
Kontemporer ..........................................................144
F. Peran Islam Dalam Bidang Politik Di Era Kontemporer
................................................................................146
G. Peran Islam Dalam Bidang Kebudayaan Di Era
Kontemporer ..........................................................147
Rangkuman .................................................................152
DAFTAR PUSTAKA ................................................155

6
Konsep Dasar dan
1 Urgensi Pengantar Studi
Islam

A. KONSEP STUDI ISLAM


Secara etimologi merupakan dari bahasa Arab
Dirasah Islamiyah. Dalam kajian Islam di Barat disebut
Islamic Studies secara harfiyah adalah kajian tentang hal-
hal yang berkaitan dengan keislaman. Secara terminologis
adalah kajian secara sistematis dan terpadu untuk
mengetahui, memakai dan menganalisis secara mendalam
hal-hal yang berkaitan dengan agama Islam, pokok-pokok
ajaran Islam, sejarah Islam maupun realit`s
pelaksanaannya dalam kehidupan. Islam hakikatnya
membawa ajaran yang bukan hanya mengenai berbagai
segi dari kehidupan manusia. sumber ajaran yang
mengambil berbagai aspek ialah Al-Qur'an dan Hadits.
Kedua sumber ini sebagai pijakan dan pegangan dalam
mengakses wacana pemikiran dan membumikan praktik
penghambaan kepada Tuhan, baik bersifat teologis
maupun humanistis. Islam secara harfiyah berasal dari
bahasa Arab yang mengandung arti selamat, sentosa dan

7
damai. Arti pokok Islam adalah ketundukan, keselamatan
dan kedamaian. Maka studi Islam diarahkan pada kajian
keislaman yang mengarah pada 3 hal :

1. Islam yang bermuara pada ketundukan/berserah diri,


berserah diri artinya pengakuan yang tulus bahwa
Tuhan satu-satunya sumber ntoritas yang serba mutlak.
Keadaan ini membawa timbulnya pemahaman
terhadap orang yang tidak patuh dan tunduk sebagai
wujud dari penolakan terhadap fitrah dirinya sendiri.
2. Islam dapat dimaknai yang mengarah kepada
keselamatan dunia dan akhirat sebab ajaran Islam pada
hakekatnya membina dan membimbing manusia untuk
berbuat kebajikan dan menjauhi semua larangan dalam
kehidupan di dunia termasuk kehidupan akhirat.
3. Islam bermuara pada kedamaian manusia harus hidup
berdampingan dengan makhluk hidup yang lain
bahkan berdampingan dengan alam raya. Dengan
demikian kedamaian harus dilakukan secara utuh dan
multi dimensi.

Dari 3 dimensi di atas studi Islam mencerminkan


gagasan tentang pemikiran dan praktis yang berrnuara

8
pada kedudukan Allah Swt. Dengan demikian studi Islam
tidak hanya bermuara pada wacana pemikiran tetapi juga
pada praktis kehidupan yang berdasarkan pada perilaku
baik dan benar dalam kehidupan. Allah memerintahkan
kepada hamba-hamba Nya yang beriman kepada-Nya dan
membenarkan Rasul-Nya, agar berpegang kepada seluruh
tali Islam dan syari’atnya, mengerjakan perintah-Nya,
serta menjauhi semua larangan-Nya.

Dalam Al Qur’an surah Al Baqarah ayat 208 -209


kita dapat mengetahui perintah dari Allah tentang
bagaimana studi islam tidak hanya bermuara pada
sebahagian aspek namun secara keseluruhan, ayat
tersebut berbunyi sebagai berikut.

َ ‫شي ْٰط ِۗ ِن اِنَّهٗ لَ ُك ْم‬


‫عد ٌُّو‬ َّ ‫ت ال‬ ُ ‫ٰيٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُوا ادْ ُخلُ ْوا فِى الس ِْل ِم ك َۤافَّةً َّۖو ََل تَتَّبِعُ ْوا ُخ‬
ِ ‫ط ٰو‬
‫ُّم ِب ْي‬
Terjemahan :
“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam
Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti
langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata
bagimu.”

9
‫ع ِزي ٌْز َح ِك ْي ٌم‬ َ ‫فَا ِْن زَ لَ ْلت ُ ْم ِم ْۢ ْن َب ْع ِد َما َج ۤا َءتْ ُك ُم ْال َب ِي ٰنتُ فَا ْعلَ ُم ْٰٓوا اَ َّن ه‬
َ ‫ّٰللا‬
Terjemahan :
“Tetapi jika kamu tergelincir setelah bukti-bukti yang
nyata sampai kepadamu, ketahuilah bahwa Allah Maha-
perkasa, Mahabijaksana.”

Dialah yang menciptakan manusia, hidup dan


alam semesta, dan Allah tidak hanya menciptakan segala
sesuatu dimuka bumi, namun juga sang maha Mengatur
serta Maha Bijaksana. Merujuk kepada surah Al Baqarah
ayat 208 di atas, studi islam juga mencakup segala aspek
pembahasan dan penerapan Islam itu sendiri, tidak
tertinggal dalam hal membangun negara atau berpolitik.

B. URGENSI STUDI ISLAM


Dari segi tingkatan kebudayaan, agama merupakan
universal cultural. Salah satu prinsip fugsional
menyatakan bahwa segala sesuatu yang tidak berfungsi
pasti akan lenyap dengan sendirinya. Karena agama islam
dari dulu hingga sekarang lenyap dengan sendirinya.
Disebabkan adanya agama islam dari zaman dahulu

10
hingga sekarang selalu menyatakan eksitensinya. Hal ini
berarti agama islam mempunyai dan memerankan
sejumlah peran dan fungsinya di masyarakat. Oleh karena
itu dalam study islam dituntut untuk membuka dirinya
agar dapat mengembangkan dan dapat beradaptasi dengan
dunia modern serta dapat menjawab tantangan kehidupan
dunia dan mudaya modern.

Urgensi juga dapat dipahami sebaagai berikut :

1. Umat islam saat ini berada dalam kondisi


problematic. Yaitu kondisi dimana umat islam
mengalami masa yang lemah delam segala aspek
kehidupan sosial dan budaya, yang mana diera ini
berhadapan dengan dunia modern yang serba praktis
dan maju. Oleh karena itu, disini pentingnya
mengajarkan studi islam yang dapat mengarahkan
dan bertujuan untuk mengadakan usaha-usaha
pembaharuan dan pemikiran kembali ajaran-ajaran
agama islam yang merupakan warisan ajaran turun
temuru, sekaligus mengajarkan untuk berpegang
teguh pada sumber ajaran islam yang murni dan asli.
Dalam satu hadistnya Rosulullah SAW bersabda:

11
“Sesungguhnya bani Israil ( kaum yahudi dan
nasrani )telah berpecah belah menjadi 72 aliran,dan
umatku akan berpecah belah menjadi 73
aliran.Mereka semua akan masuk neraka kecuali
satu aliran saja.Para sahabat bertanya,”Siapakah
dia itu wahai Rosulullah?” Beliau menjawb, “siapa
yang mengikuti jejakku dan para sahabatku.”
( HR.tirmidzi al-Hakim dan al-Aajurri,diharuskan
oleh al-Albani)
Dari hadist di atas kita bahwa sejak jauh hari
rosulullah telah informasi (mensinyalir) tentang
adanya perpecahan umat hadist diatas adalah
aliranapan jempol belaka.di Indonesia saja, muncul
beberapa agama baru yang muncul dari suatu agama --
terutama islam -- sejak puluhan tahun yang lalu.pada
umumnya, pelopor sekaligus pemimpinnya mengaku
sebagai ” orang pilihan ” yang diutus oleh Tuhan
sebagai juru selamat atau penyempurna suatu agama
bagi umat manusia.
2. Umat islam dan peradabannya berada dalam suasana
bermasalah. Perkembangan IPTEK telah membuka era
baru dalam perkembangan budaya dan peradaban umat

12
manusia. Dunia tampak sebagai suatu sistem yang
saling memiliki Oleh karenanya, umat manusia
tentunya membutuhkan aturan, norma serta pedoman
dan pegangan hidup yang dapat diterima oleh semua
bangsa. Umat manusia dalam sejarah peradaban dan
kebudayaannya telah menemukan aturan, norma
sebagai pedoman dan pedoman yang berupa: agama,
filsafat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Umat
manusia pada masa yang serba canggih menjadikan
manusia-manusia modern kehilangan kehilangan serta
kemanusiaannya ( sifat-sifat manusiawinya)
3. Islam sebagai agama yang rahmatullah lil
'alamin, tentunya memiliki konsep atau ajaran yang
bersifat manusiawi dan universal, yang dapat
menyelamatkan umat manusia dan alam semesta dari
kehancurannya. Akan tetapi , umat islam sendiri saat
ini berada dalam situasi yang serba
bermasalah. Kondisi kehidupan sosial budaya dan
peradaban umat islam dalam keadaaan lemah dan tidak
berhadapan dengan budaya dan peradaban manusia
dan dunia modern. Disinilah urgensinya mempelajari
islam, yaitu untuk menemukan ajaran islam yang asli

13
dan murni, dan yang bersifat manusiawi. Dari situlah
kemudian dididikkan dan ditransformasikan kepada
generasi penerusnya yang dapat menawarkan
pemecahan alternatif permaslahan yang dihadapi oleh
umat manusia dalam dunia modern.

C. TUJUAN STUDI ISLAM


Muhaimin dalam bukunyab mengemukakan bahwa
arah dan tujuan studi islam dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Untuk mempelajari secara mendalam apa yang
sebenarnya (hakikat) agam islam
Allah menurunkun agama sebagai alat untuk memandu
dan mengarahkan seta menyempurnakan pertumbuhan
dan perkembangan agama-agama dan budaya umat
manusia dimuka bumi. Allah juga menurunkan ajaran
islam sebgai fase awal dari pertumbuhan dan
perkembangan akal dan budi daya manusia. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa ajaran agam islam
telah tumbuh dan berkembang sejalan dengan
pertumbuhan dan perkembangan akal budi dan budi
daya serat agama.
14
2. Untuk mempelajari secara mendalam-pokok isi ajaran
agama islam yang asli dan operasionalisasinya dalam
pertumbuhan dan perkembangan budaya dan
peradaban islam sepanjang sejarahnya
Agama islam adalah agama fitrah sehingga pokok-
pokok isi ajaran agama islam tentunya sesuai dengan
fitrah manusia. Fitrah adalah potensi manusia. Potensi
fitrah inilah yang membuat manusia hidup, tumbuh
dan berkembang. Sebagi agam fitrah, pokok-pokok
ajaran agama islam tersebut akan tumbuh dan
berkembang secara operasional dan serasi bersam
dengan pertumbuhan dan perkembangan fitrah
manusia tersebut.
3. Untuk mempelajari secara mendalam sumber dasar
ajaran agam islam yang tetap abadi dan dinamis.
Agama islam terkhir membawa ajaran yang berifat
final dan mampu memecahkan masalah-maslah
kehidupan manusia, menjawab tantangan dan
tantangan agama sepanjang zaman. Masalah dan
tantangan hidup manusiapun berkembang menjadi
kompleks dan menimbulkan pertumbuhan dan

15
perkembangan sistem kehidupan budaya dan
peradaban manusia yang semakin maju dan modern.
4. Untuk mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip
dan nilai – nilai dasar ajaran agam islam , dan
bagaimana mengarahkan dan mengarahkan serta
mengontrol budaya dan peradaban manusia pada
zaman modern. Nilai dan prinsip dasar ajaran agama
islam diharapkan menjadi alternatif yang mampu
mengarahkan, mengontrol, dan mengendalikan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
modern serta faktor dinamika lainnya dari sistem
budaya dan peradaban manusia menuju terwujudnya
kondisi kehidupan yang adil dan Makmur.

RANGKUMAN

• Studi keislaman atau studi islam adalah usaha


untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan
dengan islam secara empiris dan ajaran-
ajarannya. Pengertian semakna adalah usaha-

16
usaha dan sistematis untuk mengetahui dan
memahami serta membahas secara mendalam
tentang seluk-beluk dan hal-hal yang berhubungan
dengan ajaran islam dalam ajaran, sejarah maupun
praktik pelaksanaannya secara nyata dalam
kehidupan sehari-hari.

• Arah studi islam adalah dengan berbagai


pandangan dan bukan untuk mempersempit
makna agama pada masalah agama ketuhanan,
kepercayaan, kredo dan ibadah. Pendekatan studi
yang digunakan adalah disiplin ilmu yang bersifat
historis empiris bukan doktrinal normatif-
historis. Perkembangan studi agama mendorong
peluang munculnya pesatnya cabang keilmuan
keagamaan seperti sejarah agama, psikologi
agama, antropologi agama, dan lain-lain

• Lemahnya penguasaan metodologi studi agama


serta kelengahan umat islam menyebabkan
menjamurnya aliran-aliran baru yang dianggap

17
'sesat' baik dari dalam islam sendiri maupun
agama-agama lain.

• Cara pandang yang keliru mengenai islam akan


menimbulkan sebuah pandangan dan pengertian
yang keliru tentang islam.

• Islam selain sebagai agama yang sesuai dengan


fitrah manusia, juga sebagai faktor penunjang
kemajuan pesatnya ilmu pengetahuan, karena Al
Qur'an adalah sumber ilmu pengetahuan yang
tertinggi.

• Tingkat pemahaman yang bervariatif cenderung


membawa pola perilaku yang berbeda. Hal ini
menunjukkan memberi daya umat yang baik
namun tidak didukung oleh penguasaan ilmu
keislaman, kelemahan dalam penguasaan
penguasaan, tidak terorganisasi dan tersistematik
dalam struktur pengetahuannya. Dampaknya
berupa kualitas pemahaman agama dan

18
keragaman yang belum responsif terhadap
berbagai masalah yang universal.

• Arah dan tujuan studi Islam dapat dirumuskan


sebagai berikut: 1) Untuk mempelajari secara
mendalam tentang apa sebenarnya (hakikat)agama
Islam itu, dan bagaimana posisi serta
hubungannya dengan agama-agama lain dalam
kehidupan manusia; 2) Untuk mempelajari secara
mendalam-pokok isi ajaran agama Islam yang asli,
dan bagaimana penjabaran serta
operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan
perkembangan budaya dan peradaban Islam
sepanjang sejarahnya; 3) Untuk mempelajari
secara mendalam sumber dasar ajaran agama
islam yang tetap abadi dan dinamis, dan
bagaimana aktualisasinya; 4) Untuk mempelajari
secara mendalam prinsip-prinsip dan nili-nilai
dasar ajaran agama Islam,

19
• Selanjutnya dengan tujuan-tujuan tersebut
diharapkan agar studi Islam akan bermanfaat bagi
peningkatan usaha dan pengembangan kurikulum
pendidikan Islam pada umumnya, dalam usaha
transformasi kehidupan sosial
buday a sert a agama um a t Islam sekarang ini,
menuju kehidupan sosial budaya modern pada
generasi- generasi mendatang, sehingga misi
Islam sebagai rahmah lil 'alamin dapat terwujud
dalam kehidupan nyata di dunia global.

20
Urgensi dan Ruang
Lingkup Studi
2
Islam

A. URGENSI STUDI ISLAM

Muhaimin dalam bukunya mengemukakan bahwa arah


dan tujuan studi islam dirumuskan sebagai berikut:

• Untuk mempelajari secara mendalam apa


sebenarnya apa hakikat agama islam itu, dan
bagaimana posisi serta hubungannya dengan
agama-agama lain dalam kehidupan berbudaya.
• Untuk memahami secara mendalam pokok-pokok
isi ajaran agama islam yang asli dan bagaimana
cara penjabaran dalam pertumbuhan dan
perkembangan budaya dan peraaban islam.
• Untuk mempelajari secara mendlam sumber dasar
ajaran islam yang tetap abadi dan dinamis dan
bagaimana akulturasinya sepanjang sejarah.
• Untuk mempelajari secara mendalam prinsip-
prinsip dan nilai-nilai dasar agama islam, dan
bagaimana realisasinya dalam membimbing dan

21
mengarahkan perkembangan budaya dan
peradaban manusia pada zaman modern ini.

B. RUANG LINGKUP STUDI ISLAM

Ruang lingkup studi islam dilihat dari agama sebagai


objek studi ada 3 sisi diantaranya:

1. Sebagai doktrin dari tuhan yang sebenarnya bagi para


pemeluk sudah final dalam arti absolute dan diterima
apa adanya.
2. Sebagai gejala budaya, yang berarti seluruh yang
menjadi kreasi manusia dalam kaitannya dengan
agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin
agamanya.
3. Sebagai interaksi sosial, yaitu realitas umat islam.

RANGKUMAN

Secara sederhana Studi Islam adalah kajian


tentang hal-hal yang berkaitan dengan agama Islam.
Umumnya segala sesuatu yang berkaitan dengan Islam

22
dikatakan Studi Islam. Secara teoritis, Islam adalah agama
yang ajaran-ajarannya diwahyukan kepada manusia
melalui Rasulullah Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬.Sumber
ajaran agama islam yang mencakup berbagai aspek ialah
al-Qur’an dan Hadist.

23
SUMBER POKOK AJARAN
3 ISLAM (ALQURAN, HADIST,
DAN IJTIHAD)

1. PENGERTIAN AL-QUR’AN

Secara etimologi Alquran berasal dari kata qara’a,


yaqra’u qiraa’atan, atau qur’anan yang berarti
mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun (aldlammu)
Al-Qur’an atau Qur’an adalah sebuah kitab suci utama
dalam agama islam, yang umat muslim percaya bahwa
kitab ini diturunkan oleh Tuhan yakni Allah kepada Nabi
Muhammad. Kitab ini terbagi ke dalam beberapa surah
dan setiap surahnya terbagi menjadi beberapa ayat.

Umat Muslim percaya bahwa Al-Qur’an difirmankan


langsung oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui
perantara Malaikat Jibril, secara berangsur-angsur selama
22 tahun, 2 bulan dan 22 hari atau rata-rata selama 23
tahun, dimulai sejak tanggal 17 Ramadhan, saat Nabi
Muhammad berumur 40 tahun hingga wafat pada tahun
632. Umat Muslim menghormati Al-Qur’an sebagai
mukjizat terbesar Nabi Muhammad, sebagai salah satu
tanda dari kenabian ,dan merupakan puncak dari seluruh

24
pesan suci (wahyu) yang diturunkan oleh Allah sejak Nabi
Adam dan diakhiri dengan Nabi Muhammad. Kata
“Quran” disebutkan sebanyak 70 kali dalam Al-Qur’an itu
sendiri.

Pokok-pokok kandungan dalam Alquran antara lain:

• Tauhid, yaitu kepercayaan ke-esaann Allah SWT dan


semua kepercayaan yang berhubungan dengan-Nya
• Ibadah, yaitu semua bentuk perbuatan sebagai
manifestasi dari kepercayaan ajaran tauhid
• Janji dan ancaman, yaitu janji pahala bagi orang yang
percaya dan mau mengamalkan isi Alquran dan
ancaman siksa bagi orang yang mengingkari

Kisah umat terdahulu, seperti para Nabi dan Rasul


dalam menyiaran syariat Allah SWT maupun kisah orang-
orang saleh ataupun kisah orang yang mengingkari
kebenaran Alquran agar dapat dijadikan pembelajaran.
Al-Quran mengandung tiga komponen dasar hukum,
sebagai berikut:

1) Hukum I’tiqadiah, yakni hukum yang mengatur


hubungan rohaniah manusia dengan Allah SWT

25
dan hal-hal yang berkaitan dengan
akidah/keimanan. Hukum ini tercermin dalam
Rukun Iman. Ilmu yang mempelajarinya disebut
Ilmu Tauhid, Ilmu Ushuluddin, atau Ilmu Kalam.
2) Hukum Amaliah, yakni hokum yang mengatur
secara lahiriah hubungan manusia dengan Allah
SWT, antara manusia dengan sesame manusia,
serta manusia dengan lingkungan sekitar. Hukum
amaliah ini tercermin dalam Rukun Islam dan
disebut hukumsyara/syariat. Adapun ilmu yang
mempelajarinya disebut Ilmu Fikih.
3) Hukum Khuluqiah, yakni hukum yang berkaitan
dengan perilaku normal manusia dalam
kehidupan, baik sebagai makhluk individual atau
makhluk sosial. Hukum ini tercermin dalam
konsep Ihsan.Adapun ilmu yang mempelajarinya
disebut Ilmu Akhlaq atau Tasawuf.

Sedangkan khusus hukum syara dapat dibagi menjadi dua


kelompok yakni :

26
1) Hukum Ibadah, yaitu hukum yang mengatur
hubungan manusia dengan Allah SWT, misalnya
salat,puasa, zakat, dan haji.
2) Hukum Muamalat, yaitu hukum yang mengatur
manusia dengan sesama manusia dan alam
sekitarnya. Termasuk kedalam hukum muamalat
adalah sebagai berikut :
• Hukum Munakahat (Pernikahan)
• Hukum Faraid (Waris)
• Hukum Jinayat (Pidana)
• Hukum Hudud (Hukuman)
• Hukum Jual-Beli Dan Perjanjian
• Hukum Tata Negara/Kepemerintahan
• Hukum Makanan Dan Penyembelihan
• Hukum Aqdiyah (Pengadilan)
• Hukum Jihad (Peperangan)
• Hukum Dauliyah (Antarbangsa).

2. HADIST

Hadist atau Sunnah menurut syar’i adalah segala


sesuatu yang berasal dari Rasulullah SAW baik

27
perbuatan, perkataan, dan penetapan pengakuan.Sunnah
berfungsi sebagai penjelas ayatayat Alquran yang kurang
jelas atau sebagai penentu hukum yang tidak terdapat
dalam Alquran.

Sunnah adalah kata arab yang berarti “kebiasaan” atau


“biasa dilakukan”. Secara istilah sunnah adalah jalan yang
ditempuh oleh Rosulullah dan para sahabatnya, baik ilmu,
keyakinan, ucapan, perbuatan, maupun penetapan. Para
penganut sunni juga disebut juga Ahl as-sunnah wa’l-jama’ah
(“dari muhammad”) atau Ahlussunnah untuk singkatnya saja.

Sebagaimana yang disampaikan dalam Al-Quran,


dalam beberapa hadist pun memberikan informasi terkait
sumber pokok dalam ajaran islam. Di dalam hadist
banyak dibahas bahwa sumber pokok ajaran islam adalah
Al-Quran, Sunnah Rasul, dan Ijtihad manusia memahami
masalah. Tentu saja dalam hal ini sunnah rasul yang
didapatkan informasinya dari hadist dan sejarah yang
valid, bukan hadist palsu, atau yang lemah. Hal ini
sebagaimana disampaikan dalam hadist-hadist berikut ini:

1. Al-Quran, Sunnah Rasul, dan Ijtihad

28
“Bagaimana engkau dapat memutuskan, jika
kepadamu diserahkan urusan peradilan? Ia (Muaz)
menjawab, “Saya akan memutuskannya dengan
kitabullah”. Bertanya lagi Nabi saw.“Jika tidak
engkau jumpai dalam kitabullah?”.Ia menjawab,
“Dengan sunah Rasulullah saw.” Lalu, Nabi bertanya,
“Apabila engkau tidak dapati dalam sunnah
Rasulullah?” Muaz menjawab, “Saya lakukan ijtihad
bir-ra’yi. “Berkatalah Muaz, maka Nabi menepuk
dadaku dan bersabda, “Segala puji bagi Allah yang
telah memberi taufik kepada utusan Rasulullah,
sebagaimana Rasulullah telah meridhainya.” (HR.
At-Tirmidzi )

Di dalam hadist tersebut, ditunjukkan bahwa Al-


Quran adalah sebagai sumber paling awal dan paling
pokok. Setelah Al-Quran maka sunnah rasul sebagai
rujukan atau dasar kedua. Maka jika tidak ada juga di
dalam Al-Quran dan Sunnah, Rasul memerintahkan
untuk berijtihad. Tentu saja ijtihad ini tidak
bertentangan dengan prinsip Al-Quran dan Sunnah
Rasul. Karena itulah sumber utama dalam ajaran islam.

29
2. Sunnah Rasul adalah Pegangan Kebenaran

“Aku tinggalkan bagi kalian dua hal yang karenanya


kalian tidak akan tersesat selamanya, selama kalian
berpegang pada keduanya, yaitu Kitab Allah dan
sunnahku.”. Dalam hadist tersebut dijelaskan bahwa
sunnah rasul sebagai pegagan agar manusia tidak
tersesat. Tentu saja hal ini dikarenakan Rasul sebagai
penyampai risalah islam dan juga penyampai wahyu.
Untuk itu, apa yang Rasul lakukan diperintahkan juga
untuk diikuti.

3. Berpegang pada Sunnah Rasul dan Sunnah


Khulafaur Rasyidin

“Berpegang teguhlah kalian kepada Sunnahku dan


kepada Sunnah Khulafaur Rasyidin setelahku” (HR.
Abu Daud). Berpegang pada sunnah rasul juga pada
sunnah khulafaur rasyidin adalah sebagai sumber
ajaran islam yang diperintahkan oleh Rasulullah. Akan
tetapi tentu saja khulafaur rasyidin yang dimaksud
disini adalah mereka pemimpin yang memang benar-
benar berpegang teguh pada islam. Bukan yang

30
menyelewengkan agama atau sekedar mengikuti hawa
nafsunya.

Sunnah dibagi menjadi empat macam, yaitu ;

1. Sunnah qauliyah, yaitu semua perkataan


Rasulullah.
2. Sunnah fi’liyah, yaitu semua perbuatan
Rasulullah.
3. Sunnah taqririyah, yaitu penetapan dan
pengakuan Rasulullah terhadap pernyataan
ataupun perbuatan orang lain.
4. Sunnah hammiyah, yaitu sesuatu yang telah
direncanakan akan dikerjakan tapi tidak sampai
dikerjakan

3. IJTIHAD

Ijtihad berasal dari kata ijtihada yang berarti


mencurahkan tenaga dan pikiran atau bekerja semaksimal
mungkin.Sedangkan ijtihad sendiri berarti mencurahkan
segala kemampuan berfikir untuk mengeluarkan hukum
syar’i dari dalil-dalil syara, yaitu Alquran dan hadist. Hasil
31
dari ijtihad merupakan sumber hukum ketiga setelah
Alquran dan hadist.Ijtihad dapat dilakukan apabila ada
suatu masalah yang hukumnya tidak terdapat di dalam
Alquran maupun hadist, maka dapat dilakukan ijtihad
dengan menggunakan akal pikiran dengan tetap mengacu
pada Alquran dan hadist. Macam-macam ijtidah yang
dikenal dalam syariat islam, yaitu

1. Ijma’, yaitu menurut bahasa artinya sepakat, setuju,


atau sependapat. Sedangkan menurut istilah adalah
kebulatan pendapat ahli ijtihad umat Nabi
Muhammad SAW sesudah beliau wafat pada suatu
masa, tentang hukum suatu perkara dengan cara
musyawarah. Hasil dari Ijma’ adalah fatwa, yaitu
keputusan bersama para ulama dan ahli agama yang
berwenang untuk diikuti seluruh umat.
2. Qiyas, yaitu berarti mengukur sesuatu dengan yang
lain dan menyamakannya. Dengan kata lain Qiyas
dapat diartikan pula sebagai suatu upaya untuk
membandingkan suatu perkara dengan perkara lain
yang mempunyai pokok masalah atau sebab akibat
yang sama. Contohnya adalah pada surat Al isra

32
ayat 23 dikatakan bahwa perkataan ‘ah’, ‘cis’, atau
‘hus’ kepada orang tua tidak diperbolehkan karena
dianggap meremehkan atau menghina, apalagi
sampai memukul karena sama-sama menyakiti hati
orang tua.
3. Istihsan, yaitu suatu proses perpindahan dari suatu
Qiyas kepada Qiyas lainnya yang lebih kuat atau
mengganti argumen dengan fakta yang dapat
diterima untuk mencegah kemudharatan atau dapat
diartikan pula menetapkan hukum suatu perkara
yang menurut logika dapat dibenarkan.
Contohnya, menurut aturan syarak, kita
dilarang mengadakan jual beli yang barangnya
belum ada saat terjadi akad. Akan tetapi menurut
Istihsan, syarak memberikanrukhsah (kemudahan
atau keringanan) bahwa jual beli diperbolehkan
dengan system pembayaran di awal, sedangkan
barangnya dikirim kemudian.
4. Mushalat Murshalah, yaitu menurut bahasa berarti
kesejahteraan umum. Adapun menurut istilah
adalah perkara-perkara yang perlu dilakukan demi

33
kemaslahatan manusia. Contohnya, dalam Al Quran
maupun Hadist tidak terdapat dalil yang
memerintahkan untuk membukukan ayat-ayat Al
Quran. Akan tetapi, hal ini dilakukan oleh umat
Islam demi kemaslahatan umat.
5. Sududz Dzariah, yaitu menurut bahasa berarti
menutup jalan, sedangkan menurut istilah adalah
tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi
makruh atau haram demi kepentingan umat.
Contohnya adalah adanya larangan meminum
minuman keras walaupun hanya seteguk, padahal
minum seteguk tidak memabukan. Larangan seperti
ini untuk menjaga agar jangan sampai orang
tersebut minum banyak hingga mabuk bahkan
menjadi kebiasaan.
6. Istishab, yaitu melanjutkan berlakunya hukum yang
telah ada dan telah ditetapkan di masa lalu hingga
ada dalil yang mengubah kedudukan hukum
tersebut. Contohnya, seseorang yang ragu-ragu
apakah ia sudah berwudhu atau belum. Di saat
seperti ini, ia harus berpegang atau yakin kepada
keadaan sebelum berwudhu sehingga ia harus

34
berwudhu kembali karena shalat tidak sah bila tidak
berwudhu.
7. Urf, yaitu berupa perbuatan yang dilakukan terus-
menerus (adat), baik berupa perkataan maupun
perbuatan. Contohnya adalah dalam hal jual beli. Si
pembeli menyerahkan uang sebagai pembayaran
atas barang yang telah diambilnya tanpa
mengadakan ijab kabul karena harga telah
dimaklumi bersama antara penjual dan pembeli

RANGKUMAN

Dari penjelasan yang tertulis diatas dapat diambil


kesimpulan bahwa Al-Qur’an adalah sumber pokok
utama dalam ajaran islam dan setelah itu bersumber pada
Sunnah atau Hadist kemudian yang ketiga yakni Ijtihad.
Dalam Al-Qur’an sendiri memiliki arti yakni sebuah kitab
suci utama dalam agama islam, yang umat muslim
percaya bahwa kitab ini diturunkan oleh Tuhan yakni
Allah kepada Nabi Muhammad. Hadist menurut syar’i

35
adalah segala sesuatu yang berasal dari Rasulullah SAW
baik perbuatan, perkataan, dan penetapan pengakuan.
Sunnah berfungsi sebagai penjelas ayatayat Alquran yang
kurang jelas atau sebagai penentu hukum yang tidak
terdapat dalam Alquran. Kemudian yang terakhir yakni
ijtihad sendiri berarti mencurahkan segala kemampuan
berfikir untuk mengeluarkan hukum syar’i dari dalil-dalil
syara, yaitu Alquran dan hadist.Hasil dari ijtihad
merupakan sumber hukum ketiga setelah Alquran dan
hadist. Ijtihad dibagi manjadi beberapa macam yakni
diantaranya: ijma’, qiyas, istihsan, murshalat mursalah,
sudzud dzariah, istishab, urf.

36
SEJARAH
PERADABAN 4
ISLAM

A. ISLAM PERIODE KLASIK

Periode ini merupakan fase sejarah sejak Nabi


Adam dan dilanjutkan dengan masa-masa para nabi
hingga sebelum diutusnya Rasulullah saw. Perjalanan
sejarah peradaban Islam mengalami fase naik turunnya
pergerakan. Periode klasik ini dibagi menjadi dua masa,
yaitu masa kemajuan Islam I dan masa disintegrasi. Masa
ini merupakan masa ekspansi, integrasi, dan kekuasaan
Islam. Dalam hal ekspansi, sebelum Nabi Muhammad
saw wafat pada tahun 632 M seluruh semenanjung Arabia
telah tunduk ke bawah kekuasaan Islam. Ekspansi ke
daerah-daerah di luar Arabia dimulai pada zaman khalifah
pertama, Abu Bakar al-Shiddiq.
Abu Bakar menjadi khalifah pada tahun 632M,
tetapi setelah 2 tahun kemudian Abu Bakar meninggal
dunia pada masa yang singkat ini banyak dipergunakan
oleh beliau untuk perang Riddah (perang yang
ditimbulkan oleh suku bangsa Arab yang tidak mau

37
tunduk kepada Madinah). Mereka semua menganggap
bahwa perjanjian mereka dengan Nabi Muhammad tidak
mengikat lagi setelah beliau wafat. maka dari itu mereka
mengambil sikap menentang Abu Bakar. Khalid bin
Walid dikirim ke Irak oleh Abu Bakar As Siddiq agar
dapat menguasai Al Hijrah pada tahun 634M. Tentara di
bawah pimpinan tiga jenderal, Amr Bin Ash, Yazid Bin
Abu Sufyan dan syurahbil bin Hasanah dikirim ke Syiria
oleh Abu Bakar. Tidak lama kemudian Khalid bin walid
diperintahkan oleh Abu Bakar As-Siddiq untuk
meninggalkan irak dan bergabung pada tentara syiria
untuk lebih memperkuat. Setelah Abu Bakar wafat, usaha
yang telah dimulainya dilanjutkan oleh khalifah kedua
yaitu Umar Bin Khattab pada tahun 634-644M. Pada
masa ini gelombang ekspansi pertama terjadi:
1. Kota damaskus jatuh pada tahun 635M.
2. Setelah tentara Byzantium kalah di pertempuran
yarmuk, setahun kemudian daerah Suria jatuh di bawah
kekuasaan Islam.
3. Kemudian diteruskan di Mesir di bawah pimpinan Amr
Bin ash dengan babilon dimesir dikepung pada tahun

38
640M. Dan akhirmya mesir jatuh pula ke tangan
Islam.kemudian menjadi ibukota bernama al-Fusthat.
4. Irak di bawah pimpinan saat bin Abi waqqash. Al-
Qadisiyah, suatu kota dekat al-Hirah, diirak jatuh pada
637M.
5. Kemudian dilanjutkan ke al-madain Ctesiphon,
ibukota persia sekarang menjadi al-kufah dan jatuh
pada tahun 637M.
6. Tentara Bizantium diheliopolis dikalahkan kemudian
menyerah pada tahun 641.
7. Pada tahun 641M juga Mosul (didekat Niniveh dapat
pula dikuasai.

Dengan adanya gelombang ekspansi pertama,


kekuasaan Islam sudah meliputi Palestina, Syria, Irak,
Persia dan Mesir. Kemudian, setelah Umar bin Khattab
wafat, digantikan oleh Usman bin affan pada tahun 644-
656M. Dengan daerah yang dikuasai yaitu Tripoli, Ciprus
dan beberapa daerah lainnya,tetapi ekspansi pertama
berhenti sampai disini. Mulai terjadi perpecahan di
kalangan umat Islam karena soal pemerintahan dan dalam
kekacauan yang timbul tersebut, Usman terbunuh.

39
Sebagai pengganti Usman bin Affan, Ali bin abi thalib
menjadi khalifah keempat pada tahun 656-661M.
Ali Bin Abi Thalib mendapat tantangan dari pihak
pendukung Usman yang menuntut qishash atas
terbunuhnya Utsman bin Affan seperti muawiyah
gubernur damaskus. konflik politik antara Ali Bin Abu
Thalib dan muawiyah Bin Abu Sufyan diakhiri dengan
tahkim. Hasil tahkim tersebut menjadikan pendukung Ali
terpecah menjadi dua kelompok, Kelompok yang setia
mengikuti Ali (syiah) dan kelompok yang menolak hasil
tahkim dan kecewa terhadap kepemimpinan Ali setelah
itu menyatakan keluar (khawarij). Golongan yang keluar
dari kepemimpinan Ali tersebut melakukan gerakan
perlawanan terhadap semua pihak yang terlibat tahkim
termasuk Ali Bin Abi Thalib.
Setelah itu khawarij menuduh orang-orang yang
terlibat tahkim sebagai orang-orang kafir khawarij
berpendapat bahwa Ali Bin Abu Thalib telah
menyeleweng dari ajaran Islam. Setelah itu kemudian Ali
Bin Abu Thalib dibunuh oleh kaum khawarij. Setelah Ali
terbunuh. Kepemimpinan dilanjutkan oleh Bani
Umayyah. Dinasti Bani Umayyah yang didirikan oleh

40
Muawiyah berumur kurang lebih 90 tahun dan pada
zaman ini, ekspansi yang terhenti pada zaman kedua
khalifah terakhir dilanjutkan kembali.Khalifah-khalifah
besar dari Dinasti Bani Umayyah adalah Muawiyah bin
Abu Sufyan (661-680 M), Abdul Malik bin Marwan (685-
705 M), al-Walid bin Abdul Malik (705-715 M), Umar
bin Abdul Aziz (717-720 M), dan Hisyam bin Abdul
Malik (724-743 M).
Ekspansi Bani Umayyah sangat luas ke beberapa
daerah baik di Timur maupun di Barat. Daerah-daerah
yang dikuasai Islam di zaman Dinasti ini adalah Spanyol,
Afrika Utara, Syiria, Palestina, Semenanjung Arab, Irak,
sebagian dari Asia Kecil, Persia, Afghanistan, daerah
yang sekarang disebut Pakistan, Turkmenia, Uzbek dan
Kirgis (di Asia Tengah). Dari persatuan berbagai bangsa
di bawah naungan Islam, timbullah benih-benih
kebudayaan dan peradaban Islam yang baru, walaupun
Bani Umayyah lebih banyak memusatkan perhatian
kepada kebudayaan Arab. Orang-orang bukan Arab pada
waktu itu telah mulai pandai berbahasa Arab. Untuk
menyempurnakan pengetahuan mereka tentang bahasa
Arab, terutama pengetahuan pemeluk-pemeluk Islam baru

41
dari bangsa-bangsa bukan Arab, perhatian kepada bahasa
Arab, terutama tata bahasanya mulai diperhatikan.
Masjid-masjid pertama di luar Semenanjung Arabia
juga dibangun pada zaman Dinasti Bani Umayyah.
Katedral St. John di Damaskus dirubah menjadi masjid.
Di al-Quds (Yerusalem) Abdul Malik membangun masjid
al-Aqsha. Monumen terbaik yang ditinggalkan zaman ini
untuk generasi-generasi sesudahnya ialah Qubbah al-
Sakhr (Dome of the Rock) yang juga terletak di al-Quds,
di tempat yang menurut riwayat adalah tempat Nabi
Ibrahim menyembelih Nabi Ismail dan di tempat ini pula
Nabi Muhammad saw mulai melakukan mi'raj ke langit.
Masjid Cordova juga dibangun pada zaman ini. Masjid
Mekah dan Madinah diperbaiki dan diperbesar oleh
Abdul Malik dan al-Walid. Demikianlah, fase sejarah
peradaban Islam yang dibuat oleh Dinasti Bani Umayyah
hingga akhirnya pada tahun 750 M.
Dinasti Umayyah berhasil digulingkan Bani Abbas
yang bersekutu dengan Abu Muslim al-Khurasani.
Dinasti Bani Abbas ini didirikan oleh Abu Al Abbas pada
tahun (750-754). Khalifah pada bani Abbas ini ialah al
mansur. Al-Mahdi (775-785 M) menggantikan al-Mansur

42
sebagai khalifah dan di masanya perekonomian mulai
meningkat. Pertanian ditingkatkan dengan mengadakan
irigasi dan penghasilan gandum, beras, kurma, dan zaitun
bertambah. Hasil pertambangan seperti perak, emas,
tembaga, besi, dan lain-lain berkembang. Adanya transit
antara timur dan barat juga membawa kejayaan. Bashrah
menjadi pelabuhan yang penting.
Pada zaman Harun al-Rasyid (785-809 M), hidup
mewah sebagaimana digambarkan dalam cerita seribu
satu malam, sudah memasuki masyarakat. Kekayaan yang
banyak, dipergunakan al-Rasyid juga untuk keperluan
sosial. Khalifah Khalifah pada Dinasti Bani Abbas ini
ialah Khalifah al-Mu'tashim (833-842 M), Al-Watsiq
(842-847 M), Al-Mutawakkil (847-861 M). Pada masa
Dinasti Abbasiyah inilah, perhatian pada ilmu
pengetahuan dan filsafat Yunani memuncak, terutama
pada zaman Harun al-Rasyid. Pada masa ini pula untuk
pertama kalinya dalam sejarah terjadi kontak antara Islam
dengan kebudayaan Barat, atau tegasnya dengan
kebudayaan Yunani klasik yang terdapat di Mesir, Syiria,
Mesopotamia, dan Persia.

43
B. ISLAM PERIODESASI PERTENGAHAN (1250-
1800)
• Sejarah Perkembangan Islam Pada Abad
Pertengahan.
a) Dinasti Jengis Khan
Disebut masa kemunduran karena masa-masa ini
dunia Islam dalam proses penghancuran oleh
bangsa Mongol dibawah pimpinan Jengiskan dan
keturunannya serta Timur Lenk yang juga masih
keturunan bangsa Mongol.Bangsa Mongol ini
berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang
membentang dari Asia tengah sampai ke Siberia
utara, Tibet selatan dan Manchuria barat
sertaTurkistan timur. Mereka mempunyai watak
yang kasar, suka berperang dan berani menghadapi
maut untuk mencapai keinginannya. Jengiskhan
menganut agama Syamaniah, menyembah bintang-
bintang dan sujud kepada Matahari yang
sedangterbit. Raja-raja keturunannya yang masih
menganut agama Syamaniyah ialah Hulagukhan
sampai raja yang ke VI. Sedangkan mulai dari raja
yang VII sampai raja-raja selanjutnya adalah

44
pemeluk Islam.Khalifah dan keluarganya serta
sebagian besar dari penduduk dibunuh dengan
dipancung secara bergiliran. Beberapa dari anggota
keluarga Bani Abbas dapat melarikan
diri, dandiantaranya ada yang ke Mesir dan menetap
di sana. Kota Bagdad sendiridihancurkan rata
dengan tanah, sebagaimana kota-kota lain yang
dilalui tentara Mongolia tersebut.
Dari Bagdad pasukan Mongolia menyebrangi
sungai Eufratmenuju Syria, kemudian melintasi
Sinai. Pada tahun 1260 M. mereka berhasil
menduduki Nablus dan Gaza. Ia amat menggemari
kesenian terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan
alam seperti astronomi, kimia, mineralogy,
Metalurogi dan botani. Ia membangunsemacam
biara untuk para darwis, perguruan tinggi untuk
mazhab Syafi‟i dan Hanafi, sebuah perpustakaan,
observatorium, dan gedung-gedung umum lainnya.
Mahmud Ghazan diganti oleh Muhammad
Khudabanda Uljeitu seorang penganut syi‟ah yang
ekstrim.

45
b) Dinasti Timur Lenk
Kedatangan Timur Lenk ke dunia Islam tidak
kurang membawa kehancuran , bahkan ia lebih
kejam daripada Jengiskan atau
Hulagukhan. Berbeda dengan Jengiskan atau
Hulagukhan yang masih menganut kepercayaan
Syamaniah, Timur Lenk ini sudah menganut agama
Islam. Pada tanggal 10 April 1370 M. Timur Lenk
memproklamirkan diri sebagai penguasa tunggal di
Tranxosiana. Ia berencana untuk menaklukkan
daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh
Jengiskhan. Pada tahun 1401 M. iamemasuki
daerah Syria bagian utara. Kepala dari 20.000
penduduk dibuat Pyramid setinggi 10 hasta dan
kelilingnya 20 hasta dengan wajah mayat
menghadap ke luar. Banyak bangunan, seperti
sekolah dan masjid yang berasal dari zaman
Nuruddin Zanky dari Ayyubi dihancurkan.
Demikian pula Damaskus dikuasainya, sehingga
masjid Umayah yang bersejarah mengalami
kerusakan berat. Dari mayat-mayat tersebut ia
membuat 120 menara sebagai tanda

46
kemenangan. Pada tahun 1402 M. terjadi
pertempuran yang sangat hebat di Ankara. Ia
berencana mengadakan invasi ke Cina, Namun
ditengah perjalanan ia menderita sakit yang
membawa kepada kematiannya padausia 71 tahun.
Konon ia penganut Syi‟ah yang ta‟at dan menyukai
tarekat Naqsyabandiyah. Ketika ia berusaha
menaklukkan Syria utara, ia menerima dengan
hormat sejarawan terkenal, Ibnu Khaldun yang
diutus Sulthan Faraj untuk membicarakan
perdamaian. Kota Samarkhand diperkaya dengan
bangunan-bangunan danmasdjid yang megah dan
indah.
c) Kaum Mamluk di Mesir
Dinasti Mamalik ini mengalami kemajuan
diberbagai bidang. Dalam bidang ekonomi, ia
membuka hubungan dagang dengan Perancis dan
Italia, terutama setelah kejatuhan Baghdad oleh
tentara Timur Lenk, membuat Kairo menjadi kota
yang sangat penting yang menghubungkan jalur
perdagangan antara Laut merah dan laut tengah
dengan Eropah. Di bidang ilmu pengetahuan, Mesir

47
menjadi tempat pelarian ilmuwan-ilmuwan asal
Baghdad dari serangan tentara Mongolia. Karena
itu ilmu-ilmu banyak berkembang di Mesir, seperti
sejarah, kedokteran, astronomi, matematika,dan
ilmu agama.
Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama
besar, seperti IbnuKhalikan, Ibnu Taghribardi, dan
Ibnu Khaldun.Dalam bidang Opthalmologi dikenal
nama Salah al-Din Ibnu Yusuf. Sedangkan dalam
bidang ilmu keagamaan, tersohor nama Ibnu
Taimiyah, seorang pemikir reformis dalam Islam, al
Sayuthi yang menguasai banyak
ilmukeagamaan, Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Ilmu
Hadits dan lain-lain. Demikain pula dalam bidan
arsitektur.
d) Spanyol
Pada abad pertengahan ini Islam hanya berkuasa
di daerah Granada, dibawah dinasti Bani Ahmar
yang merupakan kekuatan Islam terakhir di Spanyol
seteleh kurang lebih 7 abad setengah lamanya
menguasai wilayah ini.Kota-kota lain seperti
Cordova telah jatuh ke tangan Kristen pada tahun

48
1238M, Sevilla lepas pada tahun 1248 dan akhirnya
Granada juga jatuh ke tangan Kristen pada tahun
1492M. Hal ini disebabkan karena terjadinya
perpecahan diantaraumat Islam terutama orang-
orang Istana dalam memperebutkan kekuasaan.
Dilain pihak umat Kristen berhasil mempersatukan
diri. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam
di Spanyol. Pada tahun 1609 M. boleh dikatakan
tidak ada lagi umat Islam di daerah ini. Dunia Islam
mengalami kehancuran setelah Khalifah dinasti
Abbasiyah di Baghdad runtuh, dan baru mengalami
kemajuan kembali setelah muncul dan
berkembangnya tiga kerajaan besar, yaitu Usmani
di Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia.

• Masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800 M)


1. Kerajaan Usmani
Tahun 1312 M ia menyerang kota Broessadi
Bizantium yang kemudian dijadikan sebagai ibu
kota kerajaannya. Pada masa Sultan Murad I
Usmani dapat menguasai Adrianopel yang
kemudian dijadikan ibu kotanya yang

49
baru, kemudian ditaklukkan pula
Macedonia, Sopia, Salonia dan seluruh wilayah
bagian utara Yunani. Dengan ditawannya Bayazid I
ini kerajaan Usmani mengalami kemunduran,
sampai diselematkan kembali oleh putranya
Muhammad, dan dilanjutkan oleh Murad II lalu
oleh Muhammad II yang dikenal dengan
muhammad Al Fatih . Abhur, yang menjadi
pegangan hukum bagi kerajaan Usmani sampai
datangnya reformasi pada abad ke 19.
Bidang Militer adalah terbentuknya kelompok
militer baru yang disebut pasukan Jenissari atau
Inkisyariah. Pasukan inilah yang dapat mengubah
Negara Usmani menjadi mesin perang yang paling
kuat. Masjid-masjid dihiasi dengan kaligrafi yang
indah, misalnya yang terkenal adalah masjid Jami
sultan Muhammad Al Fatih, Masjid Agung
sulaiman, Masjid Abi ayub Al Anshari dan Masjid
Aya Sopia yang awalnya adalah bangunan gereja.
Mufti adalah sebagai pejabat urusan agama
tertinggi yang memberikan fatwa resmi terhadap
problematika keagamaan dalam masyarakat. Setiap

50
jabatan yang hendak diraih oleh seseorang harus
dibayar dengan sogokan kepada orang yang berhak
memberikan jabatan tersebut, sehingga
menyebabkan dekadensi moral dan kondisi para
pejabat semakin rapuh. Kemorosotan ekonomi ini
disebabkan perang yang berkepanjangan,
menghabiskan uang dan perekonomian Negara
merosot, sementara belanja Negara sangat
besar, termasuk untuk biaya perang.
Dipihak lain, para penguasa sangat
berambisimenguasai wilayah yang sangat
luas, sehinga mereka terlibat perang terusmenerus
dengan berbagai bangsa. Kelemahan
penguasaSepeninggal Sulaimanal al-
Qanuni, kerajaan Usmanidiperintah oleh Sultan
sultan yang lemah terutama dalam bidang
kepemimpinan.

C. Islam Masa Modern


Sebuah periode sejarah tentu saja terbentuk karena
adanya perubahan yang serius dan substantif. Para
pengkaji sejarah Islam pada umumnya menyarankan

51
tiga periode dimaksud sebagai mewakili masa
kemajuan pesat (klasik), masa kemandekan
(pertengahan), dan kebangkitan kembali (modern).
Jika gerak dinamika naik-turunnya sejarah Islam
digambarkan dengan sebuah kurva, maka periode
modern mewakili garis tanjakan yang kedua. Zaman
modern menjadi relevan bukan semata karena
namanya yang menarik, tetapi karena kandungan
substantifnya yang disebut modernitas.
Dalam wacana pemikiran tentang modernitas
ditemukan banyak sekali saran dan pendapat tentang
nilai-nilai fundamental dari modernitas tersebut.
Dalam kesempatan ini akan dikutipkan pandangan
yang diramu oleh Syahrin Harahap. Beliau
berpendapat bahwa manusia modern, yaitu manusia
yang telah menghayati modernitas, menganut dan
menerapkan nilai-nilai fundamental berikut:
▪ Penghormatan terhadap akal. Manusia
modern menghormati akal sebagai
anugerah Allah swt. yang
membedakannya dari segala jenis ciptaan
lainnya. Penghormatan di sini bermakna

52
pemanfaatan yang sebaikbaiknya fungsi
akal dalam kehidupan manusia.
▪ Jujur dan memiliki tanggungjawab
personal. Kejujuran adalah salah satu
simpul akhlak yang sangat fundamental
dan semua lawan dari kejujuran adalah
tercela dalam sistem Islam. Kemampuan
menunda kesenangan sesaat demi
kesenangan abadi. Kemampuan menunda
adalah kompetensi mental manusia
modern. Secara sistemik, kemampuan ini
memungkinkan orang melihat sesuatu
yang kompleks dan mampu mengelola
sebuah proses berjangka panjang. Dalam
konteks kesalehan, kesenangan sesaat
adalah dunia dan segala dimensi material.
Periode ini merupakan zaman kebangkitan Islam.
Ekspedisi Napoleon di Mesir yang berakhir pada tahun
1801 M, membuka mata dunia Islam terutama Turki
dan Mesir akan kemunduran dan kelemahan umat
Islam di samping kemajuan dan kekuatan Barat. Raja
dan pemuka-pemuka Islam mulai berpikir dan mencari

53
jalan untuk mengembalikan balance of power, yang
telah pincang dan membahayakan Islam. Kontak islam
dengan Barat sekarang berlainan sekali dengan kontak
Islam dengan Barat periode klasik. Pada waktu itu,
Islam sedang naik dan Barat sedang dalam kegelapan.
Sekarang sebaliknya, Islam tampak dalam kegelapan
dan Barat tampak gemilang. Dengan demikian,
timbullah apa yang disebut pemikiran dan aliran
pembaharuan atau modernisasi dalam Islam.
Pemuka-pemuka Islam mengeluarkan pemikiran-
pemikiran bagaimana caranya membuat umat Islam
maju kembali sebagaimana yang terjadi pada periode
klasik. Usaha-usaha ke arah itupun mulai dijalankan
dalam kalangan umat Islam. Akan tetapi, dalam hal itu,
Barat juga bertambah maju. Beberapa tokoh
pembaharu atau modernisasi di kalangan dunia Islam
di antaranya: Muhammad bin Abdul Wahab di Arabia.
Muhammad Abduh, Jamaluddin al-Afghani,
Muhammad Rasyid Ridha di Mesir, Sayyid Ahmad
Khan, Syah Waliyullah dan Muhammad Iqbal di India.
H. Abdul Karim Amrullah, KH. Ahmad Dahlan, dan
KH. Hasyim Asy'ari di Indonesia, dan masih banyak

54
yang lainnya (Amin, 2015: 46). Demikian gambaran
umum periodesasi peradaban Islam dari periode klasik,
pertengahan dan modern sebagai cermin masa lalu dan
sebagai pelajaran bagi orang yang datang kemudian
agar mampu menghadapi masa depan dengan penuh
optimisme serta belajar dari kegagalan masa lalu dan
agar terhindar dari pesimisme
Dengan demikian, keadaan menjadi berbalik
seratus delapan puluh derajat Kalau di periode klasik,
orang Barat yang kagum melihat kebudayaan dan
peradaban umat Islam, tetapi di periode modern umat
Islam yang heran melihat kebudayaan dan kemajuan
Barat. Karena umat Islam heran melihat alat-alat
ilmiah seperti teleskop, mikroskop.Jadi, di periode
modern ini, timbullah pemikiranpemikiran, ide-ide
mengapa umat Islam lemah, mundur, dan bagaimana
mengatasinya, dan perlu adanya pembaharuan dalam
Islam.14 Dari uraian di atas dapat dilihat perjalanan
sejarah naik turunnya peradaban Islam mulai dibentuk
pada masa Nabi, mengalami pertumbuhan di masa
Daulah Umaiyah Suria, dan masa puncak di masa
Dinasti Abbasiyah Baghdad dan Dinasti Umayah

55
Spanyol, serta memasuki masa kemundurannya pada
periode pertengahan, hal itu menimbulkan kesadaran
bagi umat Islam untuk kembali bangkit di periode
modern.

D. ISLAM PERIODESASI KONTEMPORER


Periode ini dimulai sejak tahun 1342-1420 H
(1922-2000 M). Periode ini merupakan masa sejarah
umat Islam sejak berakhirnya masa Dinasti Turki
Usmani hingga perjalanan sejarah umat Islam pada
masa sekarang di zaman kontemporer tampak semakin
nyata bermunculan pemikir Islam yang memiliki corak
tersendiri. Yang perlu dicatat di antaranya: Abdus
Salam dengan obsesinya, terciptanya persemakmuran
sains di antara negara-negara Muslim. Selanjutnya
khursid Ahmad, Syed Nawad Haider Naqvi dan
Muhammad Nejatullah Siddiquedi bidang Ekonomi.
Bahkan beberapa penulis di antaranya telah maju
selangkah dengan membahas dari sudut pandang Islam
temuan-temuan mutakhir sains Islam. Dari kelompok
ini bisa dicatat nama, Munawwar Ahmad Anees,
Parves Mansoor, Gulzar Haider, Heryll Werille dan

56
Wyn Davis. Selain kelompok di atas, kita kenal pula
antaralain; Ali Syari'ati, Basyarat 'Ali, Muthahhari,
Ja'far Syaikh Idris dan Fazlur Rahman.
Ada pula lembaga yang mengkhususkan masalah
Islamisasi ilmu pengetahuan seperti Al-Furuqi dan
Seyyed Hossein Nasr di bidang Tasawuf.Kini, di
Indonesia pun muncul cendikiawan Islam,di antaranya
Jalaluddin Rahmat, Armahedi Mashar, A.
M.Saefuddin, Dawan Raharjo,22 Kontowijoyo, Syafii
Ma'arif, Nurcholis Majid, Amin Rais dan sebagainya.

E. HIKMAH NILAI-NILAI PERADABAN ISLAM


Adapun hikmah nilai-nilai yang dapat kita ambil
dari periodisasi peradaban Islam pada era klasik,
pertengahan, modern, dan kontemporer adalah sebagai
berikut.
▪ Menjaga Nilai-Nilai Ketauhidan dan Akidah
Islamiah dalam diri secara kuat.
▪ Menjaga Persatuan dan Kesatuan. Hal ini adalah
komponen yang sangat penting bagi suatu
peradaban. Jangan sampai terjadi konflik

57
horizontal antarumat muslim sendiri yang hanya
akan merugikan umat Islam sendiri.
▪ Meningkatkan Kesadaran akan Pentingnya Ilmu
Pengetahuan.
▪ Menjaga Kemurnian Ajaran Islam.

RANGKUMAN

Sejarah peradaban islam adalah kemajuan dan


tingkat intelektual serta spiritual yang menjadikan suatu
masyarakat madani. Peradaban islam dimulai dari
periodesasi Nabi Muhammad saw, hingga perkembangan
islam sampai saat ini.

Periodesasi peradaban islam merupakan ciri bagi


sejarah yang mengkaji peristiwa dalam konteks waktu
dan tempat dengan tolak ukur yang bermacam-
macam periodesasi sejarah peradaban islam menurut
ahmad al-usairy terbagi menjadi beberapa periode yaitu
periode klasik, periode sejarah rasulullah,
periode sejarah khula'aurrasyidin, periode pemerintahan

58
bani umayyah, periode pemerintahan bani abbasiyah,
periode pemerintahan mamluk, periode pemerintahan
usmani, periode dunia islam kontemporer. Sedangkan
menurut Prof. Dr. Harun Nasution di bagi ke dalam
tiga periode yaitu periode klasik, periode pertengahan dan
periode modern.

59
SEJARAH
5
PERKEMBANGAN
STUDI ISLAM

S tudi Islam di dunia Islam sama dengan


menyebut studi Islam di dunia muslim. Dalam
sejarah muslim dicatat sejumlah lembaga kajian Islam di
sejumlah kota. Maka uraian berikut adalah sejarah
perkembangan studi Islam di dunia muslim. Akhir periode
Madinah sampai dengan 4H, fase pertama pendidikan
Islam sekolah masih di masjid-masjid dan rumah-rumah
dengan ciri hafalan namun sudah dikenalkan logika.
Selama abad ke 5H, selama periode Khalifah Abbasiyah
sekolah-sekolah didirikan di kota-kota dan mulai
menempati gedung-gedung besar dan mulai bergeser dari
matakuliah yang bersifat spiritual ke matakuliah yang
bersifat intelektual, ilmu alam dan ilmu sosial.

Berdirinya sistem madrasah justru menjadi titik


balik kejayaan. Sebab madrasah dibiayai dan diprakarsai
negara. Kemudian madrasah menjadi alat penguasa untuk
mempertahankan doktrin-doktrin terutama oleh kerajaan

60
Fatimah di Kairo.Pengaruh al-Ghazali (1085-1111 M)
disebut sebagai awal terjadi pemisahan ilmu agama
dengan ilmu umum. Ada beberapa kota yang menjadi
pusat kajian Islam di zamannya, yakni Nisyapur,
Baghdad, Kairo, Damaskus, dan Jerussalem. Ada empat
perguruan tinggi tertua di dunia Muslim yakni:

1. Nizhamiyah di Baghdad
2. al-Azhar di Kairo Mesir
3. Cordova
4. Kairwan Amir Nizam al-Muluk di Maroko

Sejarah singkat masing-masing pusat studi Islam ini


digambarkan sebagai berikut :

1. Nizhamiyah di Baghdad

Perguruan Tinggi Nizhamiyah di Baghdad berdiri


pada tahun 455 H / 1063 M. perguruan tinggi ini
dilengkapi dengan perpustakaan yang terpandang kaya
raya di Baghdad, yakni Bait-al-Hikmat, yang dibangun
oleh al-Makmun (813-833 M). salah seorang ulama
besar yang pernah mengajar disana, adalah ahli pikir
Islam terbesar Abu Hamid al-Ghazali (1058-1111 M)

61
yang kemudian terkenal dengan sebutan imam
Ghazali. Perguruan tinggi tertua di Baghdad ini hanya
sempat hidup selama hampir dua abad. Yang pada
akhirnya hancur akibat penyerbuan bangsa Mongol
dibawah pimpinan Hulagu Khan pada tahun 1258 M.

2. Al-Azhar di Kairo Mesir

Panglima Besar Juhari al-Siqili pada tahun 362


H/972 M membangun Perguruan Tinggi al-Azhar
dengan kurikulum berdasarkan ajaran sekte Syiah.
Pada masa pemerintahan al-Hakim Biamrillah khalifah
keenam dari Daulat Fathimiah, ia pun membangun
pepustakaan terbesar di al-Qahira untuk mendampingi
Perguruan tinggi al-Azhar, yang diberri nama Bait-al-
hikmat (Balai Ilmu Pengetahuan), seperti nama
perpustakaan terbesar di Baghdad. Pada tahun 567
H/1171 M daulat Fathimiah ditumbangkan oleh Sultan
Salahuddin al-Ayyubi yang mendirikan Daulat al-
Ayyubiah (1171-1269 M) dan menyatakan tunduk
kembali kepada Daulat Abbasiyah di Baghdad.
Kurikulum pada Pergutuan Tinggi al-Azhar lantas
mengalami perombakan total, dari aliran Syiah kepada

62
aliran Sunni. Ternyata Perguruan Tinggi al-Azhar ini
mampu hidup terus sampai sekarang, yakni sejak abad
ke-10 M sampai abad ke-20 dan tampaknya akan tetap
selama hidupnya. Universitas al-Azhar dapat
dibedakan menjadi dua periode: pertama, periode
sebelum tahun 1961 dan kedua, periode setelah tahun
1961. Pada periode pertama, fakultas-fakultas yang
ada sama dengan fakultas-fakultas di IAIN, sedangkan
setelah tahun 1961, di universitas ini diselenggarakan
fakultas-fakultas umum disamping fakultas agama.

3. Perguruan Tinggi Cordova

Sejarah singkat Cordova dapat digambarkan


demikian, bahwa ditangan kedaulatan Ummayyah
Semenanjung Liberia yang sejak berabad-abad
terpandang daerah minus, berubah menjadi daerah
yang Makmur dan kaya raya. Pada masa berikutnya
Cordova menjadi pusat ilmu dan kebudayaan yang
gilang gemilang sepanjang Zaman Tengah. The
Historians History of the World, menulis tentang
perikeadaan pada masa pemerintahan Amir
Abdurrahman I sebagai berikut, demikian tulis buku

63
sejarah terbesar tersebut tentang perikeadaan
Andalusia waktu itu yang merupakan pusat intelektual
di Eropa dan dikagumi kemakmurannya. Sejarah
mencatat, sebagai contoh, bahwa Aelhoud dari Bath
(Inggris) belajar ke Cordova pada tahun 1120 M, dan
pelajaran yang dituntutnya ialah geometri, algebra
(aljabar), matematik. Gerard dari Cremonia belajar ke
Toledo seperti halnya Adelhoud ke Cordova. Begitu
pula tokoh-tokoh lainnya.

4. Kairwan Nizam al-Muluk di Maroko

Perguruan tinggi ini berada di kota Fez (Afrika


Barat) yang dibangun pada tahun 859 M oleh puteri
seorang saudagar hartawan di kota Fez, yang berasal
dari Kairwan (Tunisia). Pada tahun 305 H / 918 M
perguruan tinggi ini diserahkan kepada pemerintah dan
sejak itu menjadi perguruan tinggi resmi, yang
perluasan dan perkembangannya berada di bawah
pengawasan dan pembiayaan negara. Seperti halnya
Perguruan tinggi al-Azhar, perguruan tinggi Kairwan
masih tetap hidup sampai saat ini. Diantara sekian
banyak alumninya adalah pejuang nasionalis muslim

64
terkenal. Penyebab utama kemunduran dunia muslim
khususnya di bidang ilmu pengetahuan adalah
terpecahnya kekuatan politik yang digoyang oleh
tantara bayaran Turki. Kemudian dalam kondisi
demikian datang musuh dengan membawa bendera
perang salib. Baghdad sebagai pusat ilmu pengetahuan
Ketika itu dihancurkan Hulaghu Khan 1258 M. Pusat-
pusat studi termasuk yang dihancurkan Hulaghu.

Sejarah
Kontak islam dengan Barat (Eropa) dapat dikelompokkan
menjadi dua fase, yakni:

1. Di Masa Kejayaan Islam


Abad Ke 8 M kalau melihat Spanyol Adalah abad
13M. Seperti terungkap Ketika membahas sejarah
perkembangan studi islam di dunia Muslim, bahwa
kontak pertama antara dunia Barat dengan dunia
muslim adalah lewat kontak perguruan tinggi. Bahwa
sejumlah ilmuwan dan tokoh-tokoh barat datang di

65
perguruan tinggi muslim untuk memperdalam ilmu
pengetahuan dan teknologi. Di dunia Islam belahan
timur, perguruan tinggi tersebut berkedudukan di
Baghdad dan di Kairo, sementara di belahan barat ada
di Cordova. Bentuk lain dari kontak dunia muslim
dengan dunia barat pada fase pertama adalah
penyalinan manuskrip-manuskrip ke dalam Bahasa
latin sejak abad ke-13 M hingga bangkitnya zaman
kebangunan (renaissance) di Eropa pada abad ke-14.
Berkat penyalinan karya-karya ilmiah dari manuskrip-
manuskrip Arab itu, terbukalah jalan bagi
perkembangan cabang-cabang ilmiah tersebut di Barat.
Apalagi sesudah aliran empirisme yang
dikumandangkan oleh Francis Bacon menguasai alam
pikiran di Barat dan berkembangnya observasi serta
eksperimen. Setelah ilmu-ilmu yang dahulunya
dikembangkan muslim masuk ke Eropa dan
dikembangkan oleh sarjana-sarjana Barat, dirasakan
banyak tidak sejalan dengan Islam. Misalkan dirasakan
diraasuki oleh paham sekuler dan sejenisnya. Karena
itu, beberapa ilmuwan melakukan usaha pembersihan.

66
Sejarah
Studi Islam di
Indonesia dapat digambarkan demikian. Bahwa Lembaga/
sistem Pendidikan islam di Indonesia mulai dari sistem
Pendidikan langgar, kemudian sistem pesantren,
kemudian berlanjut dengan sistem Pendidikan di
kerajaan-kerajaan Islam, akhirnya muncul sistem kelas.
Maksud dari Pendidikan dengan sistem langgar adalah
Pendidikan yang dijalankan di langgar, surau, masjid atau
di rumah guru. Kurikulumnya pun bersifat elementer,
yakni mempelajari abjad huruf arab. Dengan sistem ini
dikelola oleh ‘alim, mudin, lebai. Mereka ini umumnya
berfungsi sebagai guru agama atau sekaligus menjadi
tukang baca do’a. Pengajaran dengan sistem langgar ini
dilakukan dengan du acara. Pertama, dengan sorongan,
yakni seorang murid berhadapan secara langsung dengan
guru dan bersifat perorangan. Kedua, adalah dengan cara
halaqah, yakni guru dikelilingi oleh murid-murid.

67
Adapun sistem Pendidikan di pesantren, dimana
seorang kyai mengajari santri dengan sarana masjid
sebagai tempat pengajaran / Pendidikan dan didukung
oleh pondok sebagai tempat tinggal santri. Di pesantren
juga berjalan dua cara yakni sorongan dan halaqah. Hanya
saja sorongan di pesantren biasanya dengan cara si santri
yang membaca kitab sementara kyai mendengar sekaligus
mengoreksi jika ada kesalahan. Sistem pengajaran
berikutnya adalah Pendidikan di kerajaan-kerajaan islam,
yang dimulai dari kerajaan Samudera Pasai di Aceh.
Adapun materi yang diajarkan di majlis ta’limdan halaqah
di kerajaan pasai adalah fiqh mazhab al-Syafi’i.

Pada akhir abad ke 19 perkembangan Pendidikan


islam di Indonesia mulai lahir sekolah model Belanda:
sekolah Eropa, sekolah Vernahuler. Sekolah khusus bagi
ningrat Belanda, sekolah Vernahuler khusus bagi warga
negara Belanda. Di samping itu ada sekolah pribumi yang
mempunyai sistem yang sama dengan sekolah-sekolah
Belanda tersebut, seperti sekolah Taman Siswa.
Kemudian dasawarsa kedua abad ke 20 muncul
madrasah-madrasah dan sekolah-sekolah model Belanda

68
oleh organisasi Islam seperti Muhammadiyah, NU,
Jama’at al-Khair, dan lain-lain. Pada level perguruan
tinggi dapat digambarkan bahwa berdirinya perguruan
tinggi islam tidak dapat dilepaskan dari adanya keinginan
umat islam Indonesia untuk memiliki Lembaga
Pendidikan tinggi Islam sejak zaman kolonial. Pada bulan
April 1945 diadakan pertemuan antara berbagai tokoh
organisasi Islam, ulama, dan cendekiawan. Setelah
persiapan cukup, pada tanggal 8 Juli 1945 atau tanggal 27
Rajab 1364 H bertepatan dengan Isra’ Mi’raj diadakan
acara pembukaan resmi Sekolah Tinggi Islam (STI) di
Jakarta. Dari sinilah sekarang kita mengenal UII, IAIN,
UIN, STAIN, dan sebagainya.

RANGKUMAN

Pada perkembangan sejarah studi islam di dunia


muslim muncul perguruan tinggi yang terkenal dan
sebgaian daripadanya masih eksis sampai sekarang ini
seperti al-Azhar di Kairo Mesir dan perguruan tinggi

69
Kairwan di Maroko. Dari perguruan tinggi tersebut
terdapat alumni yang merupakan pejuang nasionalis
muslim yang terkenal. Penyebab utama kemunduran
dunia muslim khusunya di bidang ilmu pengetahuan
adalah terpecahnya kekuatan politik yang digoyang oleh
tantara bayaran Turki. Kemudian dalam kondisi demikian
datang musuh dengan membawa bendera perang salib.
Baghdad sebagai pusat ilmu pengetahuan Ketika itu
dihancurkan Hulaghu Khan 1258 M. Pusat-pusat studi
yang termasuk dihancurkan oleh Hulaghu.

Kontak islam dengan Barat (Eropa) dapat dikelompokkan


menjadi dua fase, yakni: di masa kejayaan Islam (abad ke
8 M) kalau lihat Spanyol adalah abad 13 M, dan di masa
renaissance / runtuhnya muslim, dimana Barat yang
Berjaya (selama abad ke 16 M) sampai sekarang.

Perkembangan studi Islam di Indonesia dapat


digambarkan demikian. Bahwa Lembaga / sistem
Pendidikan Islam di Indonesia mulai dari sistem
Pendidikan langgar, kemudian sistem Pesantren,
kemudian berlanjut dengan sistem Pendidikan di
kerajaan-kerajaan Islam, akhirnya muncul sistem kelas.

70
MODEL MODEL
PENELITIAN 6
DALAM ISLAM

A. PENGERTIAN METODE
Apa yang dimaksud dengan metode? Metode
berasal dari bahasa Yunani “Greek”, yakni “Metha”
berarti melalui , dan “Hodos” artinya cara, jalan, alat atau
gaya. Dengan kata lain, metode artinya jalan atau cara
yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu.

B. METODOLOGI STUDI ISLAM


Metodologi berasal dari 2 kata yaitu Metode dan
logi. Metode berarti cara teratur yang digunakan untuk
melakukan suatu pekerjaan agar tercapai suatu yang
diinginkan. Metodologi adalah ilmu tentang metode,
didalam al-qur’an1 metodologi menjelaskan hal-hal
mengenai metode dalam islam. Studi adalah penelitian
ilmiah kajian. Metodologi Studi Islam adalah ilmu cara
teratur yang digunakan untuk memudahkan karya ilmiah

1
Qs.an-nahl ayat 1 25-126

71
terhadap sesuatu yang berhubungan dengan Islam agar
tercapai sesuatu yang diinginkan. Sedangkan metodologi
penelitian dalam kajian Islam,secara sederhana, adalah
ilmu tentang cara-cara atau metode-metode yang
digunakan secara runtut dalam meneliti, memahami dan
menggali ajaran-ajaran atau pengetahuan-pengetahuan
dari sumber-sumber yang diakui oleh pedoman otoritatif,
Al-Qur`an. Dalam skema Al-Qur`an, pengetahuan itu
dapat diperoleh melalui haqq al-yaqin2, rasionalisme atau
inferensi yang didasarkan pada ‘ilm al-yaqin3,
imperisisme dan melalui persepsi, yakni dengan
observasi,eksperimen, laporan sejarah, dan ‘ain alyaqin.4
Cara-cara atau metode-metode pencapaian pengetahuan
melalui sumbersumber yang diakui Al-Qur`an, secara
historis, telah dilakukan oleh para ulama, fuqaha`,
ilmuwan, filosof muslim dan para sufi. Banyak variasi
metode yang mereka gunakan dalam penelitian tersebut.

2
Yang dimaksud dengan Haq alyaqin adalah wahyu
3
Yang dimaksud dengan ‘ilm al yaqin adalah pertimbangan dan
bukti
4
Yang dimaksud dengan ‘ain al yaqin adalah deskripsi dan
pengalaman

72
C. TUJUAN METODE ISLAM
Untuk diaplikasikan atau diamalkan dalam
kehidupan manusia, baik secara individu maupun sosial.
Melalui usaha semacam ini, para ulama dan ilmuwan
tersebut telah banyak menghasilkan atau memproduk
ilmu-ilmu, yang menjadi khazanah suatu peradaban
Islam, baik kategori ilmu-ilmu riwayat maupun ilmu-ilmu
rasional, termasuk ilmu-ilmu terapan yang langsung dapat
dimanfaatkan dan diaplikasikan dalam kehidupan nyata.
Tidak hanya itu, ilmu-ilmu yang dihasilkan melalui
attaqarrub ila Allah pun juga dihasilkan oleh kaum sufi.

D. MACAM-MACAM METODE PENELITIAN


MUSLIM KLASIK

Dalam sejarah peradaban Islam, ada 4 macam


metode dalam kajian-kajian Islam dalam rangka
menemukan atau menyelesaikan berbagai mempersoalan
yang dihadapi umat, yaitu:
• Metode Bayani, adalah suatu metode penelitian untuk
menemukan ilmu, dengan melalui usaha maksimal
membaca, memahami, mempelajari dan mengkaji.

73
Dengan demikian, metode bayani ini sangat diperlukan
dalam rangka memahami pesan-pesan yang terdapat
dalam wahyu, baik yang ditilawatkan (Al-Quran)
maupun yang tidak ditilawatkan (Sunnah).
• Metode burhani, adalah suatu metode penelitian atau
penemuan ilmu yang mengandalkan kemampuan
berpikir logis, dengan kaidah-kaidah tertentu yang
disusun secara runtut dan sistematis. Metode semacam
ini tentu saja dilakukan untuk memahami suatu objek
ilmu (ontologi) yang non-fisik. Sebab itu, dalam
metode penelitian ini, akal sangat berperan5. Mengikut
para filosof Yunani, para ahli logika Muslim telah
menyusun ‘Ilm al-Mantiq, yang bermuatan kaidah-
kaidah berpikir yang benar. Dengan mengikuti apa
yang dirumuskan oleh Aristoteles, para pemikir Islam
telah menemukan lima macam metode, yang
disebutnya hujjah ‘aqliyah, yang berperan sebagai
metode penemuan ilmu dalam logika, yaitu:
a. Khithabiyah, yakni hujjah atau metode penemuan
yang disusun dari muqaddimah-muqaddimah dengan

5
Dikutip dari jurnal Radenfatah

74
bersandar kepada orang-orang yang dipercaya, baik
sebagai penasehat atau ulama atau tokoh masyarakat.
b. Syi’ir, yakni hujjah atau metode penemuan ilmu
yang disusun dari muqaddimah-muqaddimah yang
dapat membangkitkan gairah seseorang atau
sebaliknya.
c. Burhan, yakni hujjah atau metode penemuan ilmu
yang disusun dari muqadimah-muqaddimah yang
meyakinkan untuk menghasilkan sesuatu yang
meyakinkan.
d. Jadal, yakni hujjah atau metode penemuan ilmu
yang disusun dari muqaddimah-muqaddimah yang
terkenal, sudah diakui oleh orang banyak.
e. Safsathah, yakni hujjah atau metode penemuan ilmu
yang disusun dari muqaddimahmuqaddimah
wahmiyah (yakni seakan-akan benar), tetapi
sesungguhnya tidak benar.
Dari lima macam metode logika di atas, metode
demonstratif (metode burhani) sajalah yang dipandang
para filosof sebagai metode logika yang paling dapat
dipercaya. Sebab, metode burhani inilah logika yang
kebenarannya dapat teruji, mengingat ia telah

75
memenuhi unsur-unsur yang diperlukan dalam metode
berpikir yang benar. Adapun yang dimaksudkan
dengan metode burhani adalah metode logika yang
digunakan untuk menarik kesimpulan dari premis-
premis yang telah diketahui, sehingga menghasilkan
kesimpulan, berupa pengetahuan atau informasi baru
yang sebelumnya belum diketahui.
• Metode Tajribi, adalah suatu metode penelitian atau
penemuan ilmu yang, selain memerankan kemampuan
berpikir logis, juga dilanjutkan dengan tindakan
eksperimen, observasi atau bentuk-bentuk metode
yang dikenal dalam metode penelitian ilmiah sekarang
ini. Para ilmuwan muslim telah memanfaatkan metode
tajribi ini dengan baik. Mereka telah melakukan
pengamatan-pengamatan terhadap objek-objek fisik,
baik dalam level teoritis, yaitu melakukan kajian
mendalam dan kritis terhadap karya-karya ilmiah para
filosof dan ilmuwan Yunani, seperti astronomi,
kedokteran dan lain-lain, maupun dalam level level
praktis, yaitu melakukan berbagai eksprerimen untuk
membuktikan benar atau salah suatu teori tertentu atau
menciptakan teori yang belum ada sebelumnya.

76
Metode tajribi di kalangan umat Islam, berbanding
terbalik dengan para pemikir dan ahli di dunia Barat.
Mereka telah melakukan dan mengembangkan metode
ini dengan baik, sehingga di dunia mereka ilmu
pengetahuan dan teknologi sangat maju pesat.
Memang, mereka secara perlahan telah melepaskan
diri dari metode bayani seperti terlihat dari
‘terpisahnya’ gereja dengan ilmu pengetahuan.Mereka
juga melepaskan dari metode burhani seperti terlihat
‘larinya’ mereka dari ‘rasionalisme’ menuju
‘empirisme’, sembari memfokuskan diri para metode
tajribi. metode penelitian atau penemuan ilmu dalam
bentuk metode tajribi ini, sangat berkembang pesat di
dunia Barat, baik penelitian kualitatif maupun
(terutama) kuantitatif. Metode penelitian tajribi ini
telah disusun secara lebih sistematis dan runtut, seperti
dapat dilihat dalam buku-buku metodologi penelitian.
• Metode ‘Irfani, adalah suatu metode penelitian atau
penemuan ilmu yang mengandalkan at-taqartub ila
Allah atau al-Ittishal bi al-ilahi, dengan melakukan
langkah-langkah tertentu, mulai dari tindakan

77
persiapan-persiapan (isti’dad), dalam bentuk 6tazkiyah
an-nafs (membersihkan diri dari segala kekotoran
jiwa) dalam rangka menyambut sinar kebenaran yang
hadir secara langsung ke dalam hati, tanpa melalui
simbol dan atau presentasi. Dengan demikian,
langkah-langkah yang dilakukan dalam metode ‘irfani
adalah dengan melalui :

Sedangkan teknik dalam metode ‘irfani ini adalah dengan


melakukan riyadhah, yaitu latihan-latihan dalam arti
melakukan amalan-amalan secara terus menerus dengan
cara-cara tertentu. Umpamanya, dengan melakukan

6
Dikutip dari jurnal Radenfatah

78
secara rutin hal-hal seperti membaca Al-Qur`an, wirid-
wirid dengan asma` al-husna, tasbih, tahmid, takbir, tahlil,
hauqalah, shalawat, baik secara individu maupun secara
kelompok dengan mengikuti mursyid, seperti terlihat
dalam berbagai kelompok thariqat. Dengan langkah-
langkah dan teknik-tenik tersebut di atas, umpamanya,
maka akan hadir kebenaran di dalam hati secara langsung,
tanpa melalui perantaraan apapun, baik itu berupa simbol,
konsep maupun representasi. Paradigma metodologis
semacam ini biasa dikenal sebagai epistemologi atau
metode ‘irfaniyah, yang biasa digunakan oleh para sufi
atau teosofer Muslim yang dianggap dapat pendekatkan
diri kepada Allah, dengan berbagai bentuknya yang sesuai
atau minimal tidak keluar dari uswah hasanah dari Rasul.

RANGKUMAN

Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka


dapat ditarik kesimpulan bahwa sumber-sumber ilmu
dalam Islam ada empat macam, yaitu: Pertama, panca
indera (al-hawas al-khams) dalam bentuk indera

79
pendengar (as-sam’), indera pelihat (al-bashar), indera
pencium (asy-syamm), indera perasa (az-zauq), dan
indera peraba atau penyentuh (al-lams). Kedua, akal atau
nalar atau pikir yang dimanfaatkan dalam proses
pencarian ilmu. Ketiga, intuisi hati (qalb) atau Ilham,
yang merupakan sumber ilmu bersifat batin yang
berkaitan dengan hati dan jiwa seseorang dalam
memberikan sesuatu pengetahuan. Keempat, al-khabar
ash-Duski Ibrahim shadiq atau informasi yang benar,
yang berasal dari dan bersandar pada otoritas tertentu,
berupa Kitab Suci atau Sunnah Nabi)7

7
Dikutip dari jurnal Radenfatah

80
PENDEKATAN
INTERDISIPLINER
7 DAN
MULTIDISIPLINER

P
endekatan Interdisipliner adalah pendekatan yang
menggunakan tinjauan sebagai sudut pandang
ilmu yang relevan dalam pemecahan suatu
masalah. Pendekatan ini merupakan kajian dengan
sejumlah sudut pandang (perspektif) dalam studi kasus
menggunakan pendekatan sosiologis, historis dan
normative secara bersamaan. Contohnya dalam
mengkaji teks agama seperti al-quran dan sunnah nabi
tidak cukup jika hanya mengandalkan pendekatan
tekstual saja sekaligus ditambahi dengan pendekatan
hermeneutic dengan memahami ayat -ayat al-quran suart
An-Nisa tentang poligami8. Walaupun dalam islam ada
kebolehan, namun secara kajian budaya lokal dan
psikologis seorang istri tidak mendapatkan kebahagiaan
dan keharmonisan dalamberkeluarga. Adapun kelebihan

8
Al-Adyan, Volume 14, No. 1, Januari-Juni, 2019

81
pendekatan interdipliner yaitu membantu
mengembangkan pengalaman nyata yang
kompreherensif dan merangsang, memotivasi para
peneliti untuk berfikir secara kreatif dan inovatif akan
kajian yang diangkat. Dengan demikian diperlukannya
studi islam interdipliner agar cara pandang manusia
tidak berkutat kajian teks-teks saja akan tetapi bisa jauh
memandang kedepan dengan menggunakan kajian-
kajian lainnya. Contoh lain dalam pendekatan ini dalam
menjawab status hukum aborsi perlu dilacak nash al-
quran dan sunnah nabi tentang larangan pembunuhan
anak dan proses tahap penciptaan manusia dihubungkan
dengan teori embriologi. Pendekatan multidisipliner
Pendekatan multidisipliner adalah interkoneksi antar
ilmu dengan ilmu lainmasing masing bekerja
berdasarkan disiplin dan masing-masing metode.
Pendekatan dalam pemecahan masalah dengan
menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang, ilmu,
meskipun tidak serumpun (sempurna) dengan kata lain
pendekatan dua atau lebih tetapi tidak ada kerjasama
antar satu disiplin satu dengan disiplin lainnya.

82
A. Macam – Macam Pendekatan Interdisipliner
1) Studi Islam Lewat Pendekatan Filsafat
Filsafat berasal dari kata philos yang berarti
cinta dan kata Sophia yang berarti hikmah dan
kebijaksanaan. Secara etimologi filsafat adalah
cinta terhadap ilmu atau hikmah. Filsafat dalam
kajian studi islam merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk menungkapkan permasalahan
dan memperoleh solusi atas suatu permasalahan.
Pendekatan filosofis berupaya mencari jawaban
atas segala sesuatu atau hikmah dibalik objek
formal(fisik) degan ciri khas mendalam, radikal,
dan sistematis. Pendekatan filsafat bersifat
mendalam artinya mengoptimalkan kemampuan
akal sampai tak sanggup lagi dijangkau. Radikal
artinya pembahasan dilakukan sampai ke akar
permasalahan. Sistematis artinya dilakukan secara
teraturdan menggunakan metode berfikir tertentu
dan universal.9 Dasar pendekatan filsafat islam

9
Dede Ahmad Ghazaki dan Heri Gunawan.2015. Studi Islam: Suatu
Pendekatan Interdisipliner

83
islam pada hakekatnya membawa ajaran- ajaran
yang bukan hanya mengenai satu segi melainkan
mengenai berbagai segi kehidupan manusia.
Sumber ajaran yang mengambil berbagai aspek itu
adalah Al-Qur’an dan Hadist.

2) Studi Islam Lewat Pendekatan Sosiologi


Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
sesuatuyang berhubungan dengan masyarakat dan
pengaruhnya terhadap manusia. Sosiologi dapat
didefinisikan sebagai suatu ilmu yang
menggambarkan keadaan masyarakat dengan
struktur, lapisan, peran, serta berbagai gejala
sosial lainnya yang saling berkaitan. Sosiologi
digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam
studi islam yang mencoba memahami islam dalam
aspek sosial yang berkembang dimasyarakat.
Pendekatan sosiologi dalam praktiknya bukan saja
digunakan dalam memahami masalah Pendidikan,
melainkan juga dalam memahami bidang lainnya,
seperti agama sehingga muncullah studi tentang

84
sosiologi agama.10 Dari segi sosiologi, pendekatan
terhadap agama telah melahirkan berbagai teori.
Diantaranya teori tingkatan, yang salah satu
implikasi teologis terhadap penafsiran Al-qur’an
dan Hadist. Sebagai contoh, kaum Wanita pada
dasarnya sering muncul rasa takut dan berdosa bila
ingin menggugat dan menolak penafsiran atas diri
mereka yang tidak hanya disubordinasikan dari
kaum laki-laki, melainkan juga dilecehkan hak
dan martabatnya. Akibatnya secara sosiologis
mereka terpaksa harus menerima kenyataan
diskriminatif bahwa laki-laki lebih dari
perempuan seperti, wanita merupakan makhluk
lemah karena diciptakan dari tulang rusuk pria,
Wanita boleh diperisteri hingga empat, Wanita
tidak dapat menjadi pemimpin negara, dan Wanita
separuh harga pria. Dalam kajian Wanita, Ketika
surat an-Nisa ayat 3 berbicara tentang poligami

10
Abuddin Nata.2009. Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan
Multidisipliner, Normatif Perenialis, Sejarah,Filsafat, Psikologi,
Sosiologi, Manajemen, Teknologi, Informasi, Kebudayaan, Politik,
Hukum.Jakarta: RajawaliPress

85
dengan persyaratan agar lelaki berlaku adil, peran
inti yang sebenarnya adalah keadilan bukan
semata-mata pembatasan jumlah. Oleh karena itu,
tuntutan keadilankualitatif beristri pada saat ini
adalah satu saja dan saling melengkapi bukan
melecehkan.
Dengan menggunakan pendekatan ilmu-
ilmu sosial maka agama akan dijelaskan dengan
beberapa teori, misalnya agama merupakan
perluasan dari nilai- nilai sosial, agama adalah
mekanisme integrasi sosial, dan lain sebagainya.
Pada intinya pendekatan ilmu sosial menjelaskan
aspek empiris orang beragama sebagai pengaruh
dari norma sosial. Tampak jelas bahwa
pendekatan ilmu-ilmu sosial memberikan
penjelasan tentang fenomena agama.

3) Studi Islam Lewat Pendekatan Sejarah


Kata historis berasal dari bahasa inggris
yaitu history yang artinya kejadian di masa
lampau. Sejarah adalah ilmu yang membahas
berbagai masalah yang sudah terjadi di masa

86
lampau. Melalui pendekatan sejarah ini, ilmu
pendidikan Islam akan memiliki landasan sejarah
yang kuat sehingga terjadi hubungan dan mata
rantai yang jelas antara pendidikan yang
dilaksanakan sekarang dengan pendidikan yang
pernah ada di masa lalu. Bangunan ilmu
pendidikan Islam yang didasarkan pada
pendekatan sejarah akan memiliki landasan yang
lebih realistis dan empiris, karena bertolak dari
praktik pendidikan yang benar-benar telah terjadi.
Ilmu pendidikan Islam dengan pendekatan sejarah
merupakan sebuah bentuk apresiasi atas berbagai
peristiwa masa lalu untuk digunakan sebagai
bahan renungan dan pelajaran bagi pengembangan
ilmu pendidikan Islam di masa lalu11.
B. Ruang Lingkup pendekatan Interdisipliner
Pembahasan kajian ke-Islaman mengikuti
wawasan dan keahlian para pengkajinya, sehingga
terkesan ada nuansa kajian mengikuti selera

11 6
Abdullah Nata. Op, cit,. 84-85

87
pengkajinya, secara material, ruang lingkup studi
Islam dalam tradisi sarjana barat, meliputi
pembahasan mengenai ajaran, doktrin, teks sejarah
dan instusi-instusi keIslaman pada awalnya
ketertarikan sarjana barat terhadap pemikiran Islam
lebih karena kebutuhan akan penguasaan daerah
koloni. Mengingat daerah koloni pada umumnya
adalah Negara Negara yang banyak didomisili
warga Negara yang beragama Islam, sehingga mau
tidak mau mereka harus faham budaya local seperti
pada perang aceh sarjana belanda telah mempelajari
islam terlebih dahulu sebelum terjun ke lokasi
dengan asumsi ia memahami budaya dan peradaban
masyarakat Aceh yang mayoritas agama islam.
Agama sebagai objek studi dapat dilihat dari segi
sisi :
1) Agama Sebagai Doktrin Dari Tuhan, yaitu
sebagai doktrin tuhan yang sebenarnya bagi para
pemeluknya sudah final dalam arti absolut, dan
diterima apa adanya. Doctrine berasal dari bahasa
inggris yang artinya berkenaan dengan ajaran yang

88
bersifat teoritis yang tidak praktis12. Islam sebagai
sasaran studi tentang ajaran dari sisi teori yang
dikemukakakan dengan arti islam adalah wahyu yang
diturunkan kepada nabi muhammmad SAW untuk
pedoman kebahagiaan dunia dan akhirat13.
2) Sebagai Gejala Budaya, yaitu proses interaksi islam
dengan budaya terjadi dalam dua kemungkinan.
Pertama mengubah, mewarnai, mengolah, dan
memperbarui budaya. Kedua, justru islam yang
diwarnai kebudayaan. Jika entitas budaya kuat maka
muncul muatan local dalam agama seperti Islam Jawa.
Sebaliknya jika entitas islam kuat mempengaruhi
budaya maka akan muncul kebudayaan islam. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa hasil pemikiran
manusia yang berupa interprestasi terhadap teks suci
disebutkebudayaan, maka system pertahanan system,
uang, yang timbul sebagai hasil pemikiran manusia

12
6http://elsya2389.blogspot.com/2012/04/metodologi-studi-
islampengertian-ruang.html
13
Atho Mudzhar
,Pendekatan Studi Islam
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2007), h. 19.

89
sebagai kebudayaan. Kalaupun ada perbedaan
mungkin karena keadaan institusi kemasyarakatan
dalam islam yang disusun atas prinsip dasar dalam al-
Quran.
3) Sebagai Interaksi Sosial, Islam dipelajari melalui
pendekatan antropologi hubungan agama dengan
berbagai masalah kehidupan manusia dan dengan itu
pula agama terlihat akrab danfungsional. Islam sebagai
sasaran studi sosial karena telah menggejala fenomena
yang menjadi dasar dari sebuah prilaku para
pemeluknya14. Menurut M. Atho Mudzar, agama
bertumpu kepada konsep sosiologi agama yang
mempelajari hubungan timbal balik masyarakat dan
agama. Tapi sosiologi sekarang lebih pengaruh agama
terhadap tingkah laku masyarakat. Contohnya, teologi
yang dibangun orang syiah, Khawarij, ahli al- sunnah
wa al-jamaah, dan teologi yang dibangun penganut
lainnya agar tidak lepas dari pengaruh pergeseran
perkembangan masyarakat terhadap agama. Jadi
metodologi studi islam mengadakan penelitian sosial

14
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: Rajawali Pres,
2012), h. 38

90
berada diantara ilmu budaya yang mencoba memahami
gejala tidak berulang tapi dengan cara memahami
keterulangan.15

C. Urgensi Studi Islam Interdisipliner dan


Multidisipliner

1) Perubahan Format Formalisme Menuju


Subtantif
Perubahan yang dimaksud ialah Islam
sebagai agama samawi dan suci, tidak hanya
dipandang dari aspek legal formal atau hukum
tekyual belaka, atau lebih sederhananya hanya
dipandang pada sisi halal dan haram, makruh dll.
Sebagai contoh konkrit dimasyarakat Indonesia
ditemukan orang yang penguasaanya terhadap
salah satu budang keimuan cukup mendalam
tetapi kurangmemahami bidang keilmuan islam
yang lainnya. Pada waktu ilmu fikih
berkembang,orang memperdalam ilmu fikih, tapi
pengetahuannya hanya dari satu madzah aliran

15
Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam..., h. 13-14

91
tertentu saja, misalnya madzhab syafi’I, hingga
ia tidak tahu fikih dari aliran lain. Karena Islam
diidentikan dengan fikih, maka berbagai masalah
diselesaikan dengan ilmu fikih. Akhir-akhir ini
diramaikan oleh akibat buruk dari rokok,
munculnya fatwa MUI (Majelis Ulama
Indonesia) tentang “Rokok”, kemudian terbit
fatwa bahwa merokok hukumnya haram dengan
alasan dapat menimbulkan penyakit. Kemudian
apakah persoalannya selesai, dan apakah
fatwanya dipatuhi? Ternyata fatwa tersebut
belum menyelesaikan masalah. Karena rokok
terkait dengan banyak hal, misalnya tenaga kerja,
ekonomi, kesehatan, bukan semata-mata urusan
fikih. Maka menyelesaikannya harus secara
komprehensif melibatkan banyak pihak. Contoh
di atas menggambarkan bahwa pemahaman
masyarakat terhadap Islam masih bersifat parsial
belum utuh. Yang demikian boleh jadi akibat
proses pengkajian Islam belum tersusun secara
sistematis dan tidak disampaikan dengan
pendekatan dan metode yang tepat.

92
2) Perubahan Eksklusifisme Menuju
Universalisme
Umat Islam masih didominasi oleh
pandangan yang eklusivisme. Suatu pandangan
yang menganggap bahwa ajaran yang paling
benar hanyalah agama ataumadzhab aliran yang
dianutnya, agama atau madzhab lain sebagai
sesat dan perlu dijauhi bahkan dimusnahkan.
Selanjutnya menurut Atang sikap eklusivisme
dipandang wajar karena kalangan umat Islam
Indonesia dulu dalam studi Islam tidak
sistematis, tidak komprehensif alias tanpa
metodologi yang tepat. Tapi apapunpenyebabnya
perlu ditekankan pentingnya merubah pandangan
yang ekstrim dengan pandangan yang bijaksana
dan memancarkan rahmat bagi semua. Tentu saja
dimulai dari perubahan format dalam studi
Islam16.

16
Sebetulnya ada juga orang yang pengetahuannya cukup luas dan
mendalam, namun tidak terkoordinasi dan tersusun secara sistematis.
Hal yang demikian menurut Abudin Nata (1998:95)

93
3) Perbaikan Intern dan Ekstern (insider-
outsider)
Perubahan ini merupakan solusi agar
Islam tidak mudah disalah pahami oleh outsider
(non-muslim). Salah satu penyebab seringnya
Islam disalahpahami karena mereka tidak
memiliki instrumen yang secara ilmiah bisa
dibenarkan, tidak hanya insider (muslim) tapi
juga outsider. Untuk mencapai hal tersebut
perlu adanya keterbukaan (open minded) bagi
setiap pengkaji baik insider maupun outsider dan
seringnya dialog antara keduanya sangat penting.
Keterbukaan dan dialog akan membantu
tercapainya kesepahaman intelektual (intelectual
understanding) antar semua pengkaji Islam.17

4) Pengajian Sekaligus Pengkajian


Pengajian adalah proses memperoleh

17
Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam,
(Bandung, Rosda Karya, 2009), h. 9.

94
pengetahuan Islam yang bersifat normatif-
teologis bersumber pada Alquran dan Sunnah
yang dipahami berdasarkan salah satu
pemahaman tokoh madzhab tertentu. Hasilnya
umat memperoleh dan mengamalkan
pengetahuan Islamnya sesuai dengan
pemahaman madzhabnya. Benar dan salah
diukur oleh pendapat madzhabnya. Dalam
pengajian Islam tidak dibuka wacana dan
pemahaman lain selain paham madzhabnya. Jika
suatu kali menyentuh paham madzhab lain, tidak
dibahas apalagi dipertimbangkan, akan tetapi
segera dianggap sesuatu yang keliru, sesat,
menyimpang dan tidak jarang dikafirkan. Umat
nyaris tidak tahu ada banyak paham madzhab lain
yang juga benar. Umat Islam pada umumnya
hanya tahu bahwa Islam satu, yang benar itu satu
yakni menurut madzhab tertentu.
Berbeda dengan pengajian Islam,
pengkajian Islam adalah proses memperoleh
pengetahuan Islam yang disamping bersifat
normatifteologis, juga bersifat empiris dan

95
historis dengan prosedur ilmiah. Islam dikaji dari
berbagai aspeknya seperti aspek ibadah dan
latihan spritual, teologi, filsafat, tasawuf, politik
sejarah kebudayaan Islam dan lain-lain. Pada
setiap aspek dikaji aliran dan
madzhabmadzhabnya. Sehingga Islam yang satu
nampak memiliki ajaran yang banyak jenisnya
dan tiap jenis ajaran memiliki ajaran spesifik dari
berbagai madzhab atau aliran. Dengan demikian
Islam yang satu memiliki ragam ajaran, ragam
pemahaman dan ragam kebenaran.

RANGKUMAN

Dari uraian di atas, dapat ditarik beberapa


kesimpulan penting: Pertama,Pendekatan dapat
diartikan dengan cara memandang dan cara
menjelaskan suatu gejala. Suatu perspektif atau
paradigma dengan mempergunakan disiplin ilmu
tertentu sesuai dengan fenomena yang menjadi fokus
kajian atau studi. Kedua, pendekatan interdisipliner

96
merupakan pendekatan yang sangat penting untuk
digalakan apalagi jika pendekatan ini di pakai untuk
memahami pesan-pesan Islam yang terkandung dalam
al-Qur’an dan al-Hadits danpendekatan multidisipliner
adalah interkoneksi antar ilmu dengan ilmu lain masing
masing bekerja berdasarkan disiplin dan masing-
masing metode dengan berbagai pendekatan bidang
keilmuan. Ketiga, pendekatan interdisipliner
merupakah langkah pendekatan baru dalam rangka
melakukan kontekstualisasi pesan-pesan Islam, agar
pesan-pesan Islam betul-betul shalih li kulli zaman wa
al-makan.

97
PERKEMBANGAN ISLAM
DI TIMUR TENGAH DAN 8
ASIA

A. PERKEMBANGAN ISLAM DI TIMUR TENGAH


1) Mesir
Dinasti pertama yang berkuasa di Mesir secara
mandiri adalah Dinasti Fatimiyah. Dinasti
Fathimiyah merupakan dinasti yang beraliran
Syiah. Dinasti ini didirikan di Tunisia pada tahun
909 M18. Sebagai tandingan bagi penguasa dunia
Muslim saat itu yang berkuasa di Baghdad yaitu
Bani Abbasiyah. Dinasti Fathimiyah didirikan
oleh Said Ibn Husain. Islam mencapai
kejayaannya di Mesir pada masa khalifah yang
kelima, Abu Manshur Nizar al-Aziz (975-996 M.).

18
K. Hitti, Philip, History of The h. 787.

98
19
Dalam pemerintahannya, Dia mampu menyaingi
Dinasti Abbasiyah di Baghdad. Al-Azizi bahkan
menghabiskan uang dua juta dinar untuk
membangun istana yang dapat menyaingi istana
Abbasiyah. Khalifah al-Aziz dikenal sebagai
seorang yang bijaksana dan paling murah hati. Dia
hidup di kota Kairo yang mewah dan cemerlang,
dikelilingi beberapa mesjid, istana, jembatan, dan
kanal kanal yang baru, serta memberikan toleransi
yang tidak terbatas kepada umat Kristen, sesuatu
yang belum pernah mereka rasakan sebelumnnya.
Setelah al-Aziz wafat, Dia digantikan oleh Abu
Ali Manshur al-Hakim (996-1021 M.). Di bawah
pemerintahannya, Dinasti Fathimiyah mulai
mengalami masa kemunduran. Pada saat itu, Dia
masih berumur 11 tahun. Masa pemerintahannya
ditandai dengan tindakan-tindakan kejam yang
menakutkan. Dia membunuh beberapa orang

19
K. Hitti, Philip, History of The Arabs; From The Earliest Times to
The Present, terj. R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi,
History of The Arabs, hlm 787.

99
wazirnya, menghancurkan beberapa gereja
Kristen, termasuk di dalamnyakuburan suci umat
Kristen (1009 M.). Pada akhirnya, hal inilah yang
memicu dia terbunuh pada tanggal 13 Pebruari
1021 M.20 di Mukatam. Para sejarawan
menyimpulkan bahwa kemungkinan
pembunuhnya adalah adik perempuannya sendiri
yang bernama Sitt al-Muluk yang pernah tidak
diperlakukan secara terhormat olehnya. Setelah al-
Hakim meninggal, Dia digantikan oleh al-Zhahir
(1021-1035 M.) yang masih berumur enam belas
tahun.5Setelah al-Zhahir berkuasa, pemerintahan
dinasti ini makin kacau dan pada akhirnya
Shalahuddin al-Ayyubi mengakhiri dinasti ini
pada tahun 1171. Khalifah terakhir Dinasti
Fatimiyah adalah al-Adhid (1160-1171 M).
Dengan demikian system republik telah dimulai

20
K. Hitti, Philip, History of The Arabs; From The Earliest Times to
The Present, hlm 792-793.

100
di Mesir. Jadi jika diurutkan, maka urutan Dinasti
Islam di Mesir yaitu:
• Dinansti Tulun ( 254-292M)
• Dinasti Fatimiyyah (296-566M)
• Dinasti Ayyubiyah (569-650M)
• Dinasti Mamluk (648-923M)
2) Istanbul

Merupakan ibu kota dari kerajaan Turki Utsmani.


Kota tersebut mulanya merupakan ibu kota dari
konstantinopel. Akan tetapi ketika kerajaan
Romawi pecah menjadi dua menjadi Romawi
timur dan Romawi barat pada tahun 395 H.
Konstantinopel menjadi ibu kota Romawi timur.
Konstantinopel bertahan sampai seribu tahun
kemudian ketika Sultan turki Utsmani berhasil
menaklukannya pada tahun 1453 M. Jauh
sebelum Turki Utsmani berada di bawah
pimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih berhasil
menaklukkan Konstantinopel para pemimpin
islam sudah sejak zaman Al-khalifah Al-
Rasyidah, Bani Umayah, dan khalifah Bani Abbas

101
berusaha untuk menaklukkan Konstantinopel
21
tersebut. Namun baru pada masa Turki Utsmani
usaha tersebut berhasil.Sebagai mana halnya
dengan konstantinopel pada masa kerajaan
Romawi Timur, kerajaan Turki Usmani dengan
ibu kota Istanbul itu telah berhasil menjadi sebuah
negara yang adil jaya pada masa kejayaannya.
Sebagai ibu kota, disinilah tempat
berkembangnya kebudayaan turki yang
merupakan perpaduan dari berbagai macam
kebudayaan. Bangsa Turki banyak mengambil
kebudayaan dari berbagai ajaran etika dan politik
dari bangsa Persia. Turki meniru dalam hal bertata
krama dan sopan santun. Selain itu kerajaan
Turki juga mengambil tata kenegaraan dari
bangsa Persia dan dalam bidang politik suka
berasimilasi dengan bangsa lain.Kekuasaan

21
Ahmad al-Usairy, Al-Tarikhu al-Islami, terj Samson Rahman,
Sejarah Islam: SejakNabi Adam hingga Abad XX, hlm 419.

102
tertinggi berada di bawah tangan Sultan, akan
tetapi roda pemerintahan dijalankan oleh perdana
menteri yang berada di ibu kota. Jabatan-jabatan
terpenting dipegang oleh orang asal eropa dengan
syarat mau menyatakan diri secara Islam.
Dalam bidang arsitektur, banyak masjid-
masjid yang telah dibangundisana sebagai bukti
kemajuannya. Gereja Aya Shopia telah
diubahnya menjadi sebuah masjid agung yang
22
terpenting di Istanbul, setelah itu gambar-
gambar makhluk hidup yang ada telah
dihilanghkan, mihrab telah didirikan dan dinding
dinding dihiasi dengan kaligrafi yang indah dan
menara-menara telah dibangun pula. Masjid-
masjid terpenting diantaranya adalah Masjid
Agung Al-Muhammad atau Masji Sultan
Muhammad Al-Fatih, Masjid Abu Ayyub Al-

22
Badri Yatim, Arah Peradaban Islam,Jakarta: Raja
Grafindo,2004,hlm 288.

103
Anshari(tempat pelantikan Sultan Utsmani),
Masjid Bayazid dengan gaya Persia dan Masjid
Sulaiman Al-Qanuni. Disamping mendirikan
masjid, para Sultan juga mendirikanistana-istana
dan villa-villa megah, sekolah, asrama, rumah
sakit, panti asuhan, penginapan, pemandian
umum, pusat-pusat tarekat dan lain sebagainya.
Istana dan villa dilengkapi dengan taman dan
tembok disekelilingnya, jalan-jalan yang
menghubungkan antara satu daerah dengan
daerah yang lainnya terutama dengan ibu kota
juga telah dibangun.
Pada abad ke 16 merupakan masa
keemasan bagi kerajaan Turki Ustmani. Yang
pada masa itu Sultan Salim merebut Mesir dari
pemerintahan Mamalik yang sudah lemah. Setelah
kemenangan Mohae pada tahun 1526, Sultan
Sulaiman Yang Agung telah menduduki besar
Hungaria di bawah pimpinan Turki Utsmani. Di
perbatasan Timur, Syafawiyah yang berpahan
Syi‟ah bersaing berat dengan Utsmaniyah yang
berfaham Sunni yang mana Syafawiyah akhirnya

104
berhasil ditaklukan oleh Chaldiran pada tahun
1514 M.
a) Faktor-faktor kemajuannya yaitu :

1) Pemberian hadiah kepada para tentara yang


telah berjasa mengakibatkan mereka hidup
berkecukupan.
2) Tidak ada didkriminasi antara pihak penguasa
sehingga orang yang mempunyaikedudukan
tinggi tidak terbatas pada satu kelompok atau
keturunan saja.
3) Kepengurusan organisasi yang cakap.
4) Pihak Turki memberikan perlakuan yang baik
tehadap saudara-saudara baru mereka dan
memberikan mereka hak rakyat secara baik dan
penuh.
5) Semua penduduk mendapatkan kebebasan untuk
menjalankan agama sesuai dengan
kepercayaannya masing-masing
b. Faktor-kemunduran, dibedakan menjadi dua:

• Faktor Internal

105
i. Luasnya wilayah kekuasaan yang
tidak dipimpin oleh peminpin yang
cakap sehingga memunculkan
korupsi dimana-mana.

ii. Heterogenitas penduduk dan


agama.

iii. Kehidupan istimewa yang


bermegahan. Para penguasa
kerajaan Turki Utsmani mengubah
pola hidup mereka dan
meninggalkan nilai nilai islam.

iv. Merosotnya perekonomian negara


akibat peperangan.

• Faktor Eksternal

i. Timbulnya gerakan nasionalisme.


Bangsa-bangsa yang tunduk pada
masa kerajaan turki selama
berkuasa, mulai menyadari
kelemahan dinasti tersebut.
Meskipun Turki telah berbuat baik

106
kepada pihak yang dikuasainya,
mereka beranggapan bahwa Turki
adalah orang asing yang
menaklukannya.

ii. Terjadinya kemajuan teknologi


Barat, khususnya dalam bidang
persenjataan.23

Dari uraian diatas bahwa kemajuan yang


ditorehkan oleh Turki yaitu
❖ Di kerajaan Turki Usmani Tarekatmengalami
kemajuan. Tarekat yang paling
terkenalialahtarekatBektasyidantarekatMaula
wi. Kedua Tarekat banyak dianut oleh
kalangan sipil dan militer.
❖ Pengaruh dari ekspansi wilayah Turki
Usmani yang sangat luas, sehingga
kebudayaannya merupakan perpaduan
macam-macam kebudayaan. Diantaranya

23
Ahmad al-Usairy, Al-Tarikhu al-Islami, terj Samson Rahman,
Sejarah Islam: SejakNabi Adam hingga Abad XX,hlm 419

107
adalah kebudayaan Persia, Bizantium, dan
Arab.
❖ Banyak mendirikan bangunan masjid yang
indah dan megah
Selain itu masa kemunduran yang dialami oleh
kerajaan Turki Utsmani dikarenakan oleh
perjanjian Carltouiz (26 Januari 1699 M) antara
Turki Usmani Australia, Rusia, Polandia, Vanesia,
dan Inggris. Yang mana isi perjanjian tersebut
diantaranya adalah Australia dan Turki Usmani
terikat perjanjian selama 25 tahun dan mengatakan
seluruh Honigaria (merupakan wilayah kekuasaan
Turki Usmani) kecuali Traslvonia dan kota barat
diserahkan sepenuhnya pada Australia. Sementara
wilayah Camanik dan Podolia diserahkan kepada
Polandia. Sedangkan Rusia memperoleh wilayah-
wilayah di sekitar Laut Azov. Sementara itu,
Venesia dengan diserahkannya Athena kepada
Turki Usmani menjadi penguasa di seluruh
Valmartia dan Maria. Dengan demikian perjanjian
Carltouiz ini melumpuhkan Turki Usmani,
sehingga menjadi negara yang kecil. Kerajaan
108
Turki Usmani berakhir dengan berdirinya
Republik Turki pada tahun 1923 M presiden yang
diangkat adalah Musthafa Kemal At-Tatuk.24
3) Baghdad

Kota Baghdad didirikan oleh khalifah


Abbasiyah yang kedua, yaitu Al Manshur (754-
755 M) pada tahun 762 M. Dalam membangun
kota ini, khalifah mempekerjakan para ahli
bangunan yang terdiri dari arsitektur-arsitektur,
tukang batu, tukang kayu, ahli lukis, pahat dan
sebagainya. Kota ini berbentuk bundar dan di
sekelilingnya dibangun dinding tembok yang
besar dan tinggi. Di sebelah luar dinding tembok,
digali parit besar yang berfungsi sebagai saluran
air. Kota ini berbentuk bulat dan di tengah-
tengahnya terletak istana khalifah yang bernama

24
K. Hitti, Philip, History of The Arabs; From The Earliest Times to The
Present, hlm 796.

109
Istana Emas dan sebuah masjid Jami‟ al-Manshur.
Di sekitar keduan bangunan ini dibangun rumah-
rumah untuk pengawal dan rumah-rumah lain
untuk anggota polisi Abbasiyah.25
Istana ini dilengkapi dengan masjid,
tempat pengawal istana, polisi dan tempat tinggal
putra-putri dan keluarga khalifah. Sejak awal
berdirinya, kota ini sudah menjadi pusat
peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan
dalam islam. Setelah masa Al-Manshur, kota
Baghdad ini menjadi lebih masyhur lagi karena
peranannya sebagai peradaban dan kebudayaan
islam. Masa keemasan kota Baghdad ini terjadi
pada masa pemerintahan khalifah Harun Al-
Rasyid (786-809 M) dan anaknya Al-Makmun
(813-833 M). Ketika itu Baghdad menjadi pusat
peradaban dan kebudayaan tertinggi di dunia.
Ilmu pengetahuan dan dastra berkembang sangat

25
A. Syalabi, sejarah dan Kebudayaan Islam 3, Pustaka Al-Husna,
Jakarta: 1993, hlm 178.

110
pesat di sana. Semua kemegahan dan keindahan
kota yang dibangun pertama kali oleh Khalifah
Manshur telah dibumi hanguskan oleh tentara
Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan pada
tahun 1258. Kemajuan yang telah dirintis oleh
Baghdad :
1) Sebagai pusat peradaban dan kebudayaan
tertinggi di dunia dan pesatnya ilmu
pengrtahuan dan sastra.
2) Mempunyai karya indah dan terkenal yaitu al
minal wan nihal.
3) Banyak buku filsafat yang sebelumnya
dipandang sudah mati dihidupkan kembali
dengan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab .
Perpustakaannya bernama Bait al-Hikmah.
4) Banyak didirikan bangunan yang indah dan
menjulang tinggi.26

26
14BadriYatim, SejarahPeradaban Islam: DirasahIslamiyah II

111
B. PERKEMBANGAN ISLAM DI ASIA
TENGGARA

A
wal masuknya di Asia Tenggara atau
Indo-Melayu merupakan tujuh wilayah
kebudayaan atau peradaban Islam yang
terdiri atas wilayah-wilayah kebudayaan Arab,
Islam Persia, Islam Turki, Islam Afrika, Islam Anak
Benua India, Islam Indo-Melayu, dan terakhir
sekali wilayah peradaban Islam di western
hemisphere27. Jika ditinjau dari aspek daerah, Asia
Tenggara berperan sebagai salah satu jalur
perdagangan yang diminati oleh para pedagang.
Jalur perdagangan ini dikenal sebagai jalur sutra
laut yang membentang mulau dari Laut Merah,
Teluk Persia, Gujarat, Bengal, Malabar,
Semenanjung Malaka, samapai Tiongkok hingga

27
Wahyu Ilahi dan Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah
(Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 153.

112
terjadi asimilasi dan asimulasi dengan budaya lokal.

Jalur Pernikahan

Keturunan lingkungan semakin luas, dan


akhirnya muncul kampung kampung, daerah-daerah,
dan kerajaan muslim.Dalam perkembangan
berikutnya, ada pula wanita muslim yang dinikahi
oleh keturunan bangsawan, setelelah mereka masuk
Islam terlebih dahulu. Jalur pernikahan ini jauh lebih
menguntungkan apabila anatara saudagar muslim
dengan anak bangsawan atau anak raja dan anak
adipati, karena raja dan adipati atau bangsawan itu
turut mempercepat proses islamisasi. Demikianlah
yang terjadi antara Raden Rahmatatau Sunan Ampel

Jalur Tasawuf
Para pengajar tasawuf atau sufi mengajarkan
teosofi yang bercampur dengan ajaran yang telah
dikenal luas oleh masyarakat. Mereka terampil dalam
menyembuhkan orang sakit. Diantara mereka, ada pula
yang menikahi para putri bangsawan setempat.Dengan
tasawuf, “bentuk” Islam yang diajarkan kepada
penduduk pribumi memiliki persamaan dengan alam

113
pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama
Hindu, sehingga agama baru itu (Islam) mudah
28
dimengerti dan diterima. Diantara ahli tasawuf yang
memberikan ajaran yang mengandung persamaan
dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam ialah Hamzah
Fansuri di Aceh, Syech Lemah Abang, dan Sunan
Panggung di Jawa. Ajaran mistik seperti ini masih
dikembangkan pada abad ke-19 M sampai 20M

Jalur Pendidikan
Seperti pesantren, yangdiselenggarakan oleh para
guru agama, kyai, dan ulama. Ada beberapa teori juga
tentang masuknya Islam di Asia Tenggara yakni:

a) Menekankan peran kaum pedagang yang telah


melembagakan diri di beberapa wilayah pesisir
Indonesia dan wilayah Asia Tenggara lainnya, yang
melakukan asimilasi dengan cara menikah dengan
bebera keluarga penguasa lokal yang telah

28
Wahyu Ilahi dan Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah
(Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 153.

114
menyumbangkan peran diplomatik sekaligus
pengalaman internasional terhadap perusahaan
perdagangan para penguasa pesisir. Kelompok
pertama yang memelukagama Islam adalah penguasa
local yang berusaha menarik simpatik lalu lintas
muslim dan menjadi pesekutuan dalam bersaing
menghadapi pedagang pedagang Hindu dari Jawa.
Beberapa tokoh di wilayah pesisir itu menjadikan
konversi ke agama Islam untuk melegitimasi
perlawnan mereka terhadap otoritas Majapahit dan
emlepaskan diri dari pemerintahan beberapa
imperium wilayah tengah Jawa.

b) Menekankan peran kaum misionaris dari Gujarat,


Bengal, dan Arabia. Kedatangan para sufi bukan
hanya sebagai guru, melainkan juga pedagang dan
politisi yang memasuki lingkungan istana para
penguasa, perkampungan kaum pedagang, dan
perkampungan diwilayah pedalaman.

c) Lebih menekankan makna Islam bagi masyarakat


umum ketimbang kalangan elite pemerintah lebih

115
besar.29

RANGKUMAN

Adapun perkembangan islam di beberapa wilayah


timur tengah yaitu :
∙ Kairo (Mesir)
∙ Istanbul (Turki)
∙ Baghdad
Demikian pula dengan waktu masuknya Islam ke
kawasan Asia Tenggara, ada beberapa pendapat ahli
sejarah tentang masuknya islam di wilayah asia
tenggara. Selain itu ada beberapa jalur yang digunakan
untuk menyebarkan agama islam yaitu dengan jalur
tasawuf dan jalur pendidikan. Dan juga ada beberapa
teori masuknya islam di Asia Tenggara yakni melalui
jalur perdagangan yang menekankan pada peran kaum
misionaris dari Gujarat, Bengal, dan Arabia.

29
Wahyu Ilahi dan Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah
(Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 156.

116
PERKEMBANGAN
9 ISLAM DI EROPA
DAN AMERIKA

erkembangan Islam di Eropa

P
erkembangan Islam di Eropa

Islam pertama kali masuk ke Spanyol pada


tahun 711 M melalui jalur Afrika Utara.
Spanyol sebelum kedatangan Islam dikenal
dengan nama Iberia/Asbania, kemudian disebut
Andalusia, ketika negeri subur itu dikuasai bangsa
Vandal. Dari perkataan Vandal inilah orang Arab
menyebutnya Andalusia.

Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah


menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah
satu provinsi dari dinasti Bani Umayyah. Penguasaan
sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman
Kholifah Abdul Malik (685-705 M). Lalu mengangkat
Hasan ibn Nu’ man al-Ghossani menjadi gubenur di
daerah itu30.
Pada masa Kholifah al-Walid, Hasan ibn Nu’ man sudah
digantikan oleh musa ibn Nushair. Di zaman al-Walid itu,

30
Glasse, Cyril. 1999. Ensiklopedia Islam. Jakarta: Grafido Persada.

117
Musa ibn Nushair memperluas wilayah kekuasaannya
dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia
juga menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah
bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-
pegunungan. Penaklukan atas wilayah Afrika Utara itu
dari pertama kali dikalahkan sampai menjadi salah satu
provinsi dari Kholifah Bani Umayyah memakan waktu
selama 53 tahun, yaitu mulai tahun 30 H (masa
pemerintahan Mu’awiyah ibn Abi Sufyan) sampai tahun
83 H (masa al-Walid). Sebelum dikalahkan dan kemudian
dikuasai Islam, di kawasan ini terdapat kantung-kantung
yang menjadi basis kekuasaan kerajaan Romawi, yaitu
Kerajaan Gothic. 31

1. SPANYOL

Sejarah panjang yang dilalui umat Islam di


Spanyol itu dibagi menjadi enam periode yaitu:

• Periode Pertama (711-755 M)

31
Halimah, Iim dkk. 2013. Mandiri Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti. Jakarta: Erlangga.

118
Pada periode ini, Spanyol berada di
bawah pemerintahan para wali yang diangkat
oleh Kholifah Bani Umayyah yang terpusat di
Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik
negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna,
gangguan-gangguan masih terjadi, baik dari
dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam
antara lain berupa perselisihan di antara elite
penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan
golongan, terdapat perbedaan pandangan antara
Kholifah di Damaskus dan gubernur Afrika
Utara yang berpusat di Kairawan. Masing-
masing mengaku bahwa merekalah yang paling
berhak menguasai daerah Spanyol ini.
• Periode Kedua (755-912 M)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah
pemerintahan seorang yang bergelar amir
(panglima atau gubernur) tetapi tidak tunduk
kepada pusat pemerintahan Islam, yang ketika itu
dipegang oleh Kholifah Abbasiyah di Baghdad.
Amir pertama adalah Abdurrahman I yang
memasuki Spanyol tahun 138 H/755 M dan

119
diberi gelar Ad-Dakhil (yang masuk ke Spanyol).
Ia berhasil mendirikan dinasti Bani Umayyah di
Spanyol.
• Periode Ketiga (912-1013 M
Periode ini berlangsung mulai dari
pemerintahan Abdurrahman III yang bergelar
“An-Nashir” sampai munculnya “raja-raja
kelompok” yang dikenal dengan sebutan Muluk
at-Thawaif. Pada periode ini Spanyol diperintah
oleh penguasa dengan gelar Kholifah,
penggunaan kholifah tersebut bermula dari berita
yang sampai kepada Abdurrahman III, bahwa
Muktadir, Kholifah daulah Bani Abbas di
Baghdad meninggal dunia dibunuh oleh
pengawalnya sendiri.
• Periode Keempat (1013-1086 M)
Pada periode ini, Spanyol terpecah
menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil di
bawah pemerintahan raja-raja golongan atau
Muluk atThawaif yang berpusat di suatu kota
seperti Seville, Cordova, Toledo, dan
sebagainya. Yang terbesar di antaranya adalah
120
Abbadiyah di Seville. Pada periode ini umat
Islam memasuki masa pertikaian intern.
Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, ada di
antara pihak-pihak yang bertikai itu yang
meminta bantuan kepada raja-raja Kristen.
Melihat kelemahan dan kekacauan yang
menimpa keadaan politik Islam itu, untuk
pertama kalinya orang-orang Kristen pada
periode ini mulai mengambil inisiatif
penyerangan.
• Periode Kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini, Spanyol Islam
meskipun masih terpecah dalam beberapa
negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang
dominan, yaitu kekuasaan dinasti Murabithun
(1086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun (1146-
1235 M).
• Periode Keenam (1248-1492 M)
Pada periode ini, ketika umat Islam
Andalus bertahan di wilayah Granada di bawah
kekuasaan dinasti Bani Amar pendiri dinasti ini
adalah Sultan Muhammad bin Yusuf bergelar
121
An-Nasr, oleh karena itu kerajaannya disebut
juga Nasriyyah32

2. INGGRIS

Inggris termasuk salah satu negara yang cukup


bagus peradaban Islamnya. Hal ini didukung dengan
pemindahan Universitas Islam Toledo di Spanyol ke
Inggris. Sejak itu Inggris mempunyai Universitas
Cambridge dan Oxford. Mozarabes salah satu tokoh
yang amat berjasa dan aktif dalam penyebaran ilmu
pengetahuan agama Islam. Ia mengganti namanya
menjadi Petrus Al Ponsi, dan beliau menjadi dokter
istana Raja Henry I. Pengembangan Islam dilakukan tiap
hari libur, seperti hari Sabtu dan Ahad baik untuk anak-
anak maupun orang dewasa. Beberapa organisasi Islam
yang ada di Inggris adalah:

The Islamic Council of Europe (Majelis Islam


Eropa) berfungsi sebagai pengawas kebudayaan

32
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. 2015

122
Eropa.The Union of Moslem Organization (Persatuan
Organisasi Islam Inggris).The Asociation of British
Moslems (Perhimpunan Muslim Inggris). Islamic
Fondation dan Moslem Institute, keduanya bergerak di
bidang penelitian, beranggotakan orang-orang Inggris
dan imigran.33

3. RUSIA

Sampai akhir abad ke-10 M orang-orang Rusia masih


menyembah berhala. Rusia jatuh ke tangan Islam di
bawah pimpinan panglima Qutaibah bin Muslim pada
masa Khalifah Walid bin Abdul Malik sampai permulaan
Khalifah Sulaiman. Pada saat itu Qutaibah mampu
meluaskan penaklukan ke semua negeri yang terletak di
dua sungai Jihun dan Sihun. Qutaibah juga berdakwah
kepada penduduk untuk memeluk agama Islam dan
meninggalkan penyembahan berhala. Karena
kebijaksanaan Qutaibah, maka banyak penduduk negeri
itu masuk agama Islam. Keberhasilan Qutaibah dimulai

33
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. 2015

123
tahun 86 H sampai 91 H dan dapat menguasai semua
negeri ini sampai mendekati perbatasan Cina. Qutaibah
berhasil mendirikan masjid besar di Bukhara yang
dinamakan Jami Qutaibah. Ia mengirim para ahli fiqih ke
rumah-rumah rakyat untuk mengajarkan ajaran Islam,
dan membolehkan menerjemahkan al-Qur’an ke dalam
bahasa yang dikenal di daerah tersebut34.

P erkembangan Islam di Amerika

Umat Islam yang tinggal di Amerika Serikat


terdiri dari beberapa kelompok,
pertama, penduduk asli Amerika, (indigenous), yaitu
yaitu,

penduduk yang lahir serta dibesarkan di sana,


berkewarganegaraan Amerika dan beragama Islam.
Kedua, adalah para Muslim imigran, yaitu orang-orang
Muslim yang hijrah dari negerinya menuju Amerika
Serikat dan akhirnya menetap di sana. Ketiga, adalah

34
Yatim, Badri. 2005. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II.
Jakarta: Raja Grafindo Persada

124
kelompok Muslim kulit hitam yang menamakan dirinya
dengan Bilali, 7 keempat, orang yang menetap
sementara di AS, baik sebagai diplomat, mahasiswa,
pengusaha atau yang mempunyai urusan lain yang biasa
disebut sojournes.

Sedang kedatangan para imigran ke Amerika,


melalui beberapa gelombang, gelombang pertama pada
tahun 1875 - 1912, pendatang ini terdiri dari orang-orang
yang tidak mempunyai ketrampilan kerja dan tidak
terpelajar. Arus imigrasi ini terhenti menjelang akhir
Perang Dunia I. Gelombang kedua, berlangsung pada
abad ke-20 yang umumnya terdiri dari keluarga, saudara,
kerabat, atau kenalan para imigran yang telah ada di
Amerika sebelumnya. Kemudian terhenti karena pecah
Perang Dunia II. Undang- undang keimigrasian pada
masa itu hanya mengijinkan orang-orang Negro atau
orang-orang kulit putih masuk ke Amerika. Orang-orang
Arab tidak termasuk dalam kategori ini. Gelombang
ketiga, terjadi antara pertengahan tahun 1940-an dan
pertengahan 1960-an. Banyak di antara mereka yang

125
datang pada gelombang ini memiliki tingkat pendidikan
yang lebih baik dibanding pendatang sebelumnya.
Mereka berasal dari Timur Tengah, India, Pakistan, Eropa
Timur dan Uni Soviet. Gelombang keempat, dan masih
berjalan sampai sekarang, dimulai sekitar tahun 1967.
Mereka yang datang pada gelombang ini adalah dari
kalangan terpelajar dan umumnya menguasai bahasa
Inggris dengan baik. Lebih kurang sepertiga jumlah
Muslim yang tinggal di Amerika berasal dari keturunan
Afrika, mereka menamakan dirinya dengan muslim Bilali
atau Black Muslim. 35

Dasar utama yang dijadikan sebagai argumen


untuk menggambarkan migrasi Muslim ke Amerika
dengan menyatakan bahwa penduduk Muslim
pertamakali bermigrasi ke Amerika sekitar tahun 1875
dan 1912 dari pelosok Suriah.36 Argumen ini juga
diperpegangi oleh John L. Esposito dengan menyatakan

35
Steven Barboza, Jihad Gaya Amerika, hal 19
36
Jane Smith, “Pola-pola Imigrasi Muslim” dalam Jurnal Kehidupan
Muslim di Amerika (t.d), h. 14.

126
bahwa awal mula kedatangan migran Muslim pertama di
Amerika terjadi ketika para bangsawan Eropa
mendatangkan budak dari Afrika. Dari sekian banyak
budak yang ada, ternyata seperlima dari mereka
beragama Islam, namun sesampainya mereka di Amerika
sebagian mereka murtad dari agama asli mereka dan
pindah ke Kristen.37 Persentuhan antara warga asli
setempat dengan para migran telah membawa pengaruh
terhadap faktor demografi Amerika, politik, ekonomi dan
perdagangan.

Ada yang unik dengan perkembangan Islam di


Amerika, hal itu terletak pada ruang lingkup aliran-aliran
dalam Islam yang cukup kondusif untuk berkembang. Ini
dapat diperhatikan pada aliran Syi’ah yang dewasa ini di
samping berkembang secara luas di Iran wilayah bagian
Timur Tengah. Kelompok Syī'ah lain yang ada di Amerika

37
John L. Esposito (ed), The Oxford Encyclopedia of The Modern
Islamic Word, vol. 3 (New York:Oxford University, 1995), h. 121;
Murad Wilfred Hofman, Religion on the Rise; Islam in The Third
Millenium, diterjemahkan oleh Abdullah Ali dengan judul
Bangkitnya Agama; Ber-Islam di Alaf Baru(Cet. I; Jakarta: Serambi
Ilmu Semesta, 2003), h. 225

127
di samping Syī'ah Istna Asyariah yang dimaksudkan
dalam uraian terdahulu, adalah kelompok Syī'ah
Isma'iliyah. Syī'ah Isma'ilyah memberi perhatian yang
amat tinggi terhadap pendidikan. Mereka memiliki
struktur organisasi yang kuat dan mampu mengembang
kan lembaga-lembaga mereka secara efektif di Amerika
Serikat.38

Tonggak peristiwa yang menjadi landasan dasar


untuk menggambarkan kondisi terkini umat Islam di
Amerika adalah peristiwa bom 11 September 2001 yang
meluluh lantakkan gedung kembar WTC. Kejadian ini
dapat dikatakan sebagai kejadian yang kebetulan dan
menjadi fondasi yang kuat bagi Bush, Jr. untuk
mencengkramkan kuku kekuasaannya di Amerika.
Dengan mempropagandakan aksi pemberantasan
teroris, Bush, Jr. sungguh telah memanfaatkan situasi
untuk melegitimasi kekuasaanya dan menjadikan Islam

38
John L. Esposito(ed), The Oxford Encyclopedia of The Modern
Islamic Word, vol. III (New York: Oxford University, 1995), h.124.

128
sebagai kambing hitam pelaku teroris.39 Lengkaplah
alasan untuk mengadakan pembumihangusan terhadap
kantong-kantong Muslim yang dicurigai sebagai markas
teroris dan sasaran pertamanya adalah markas Taliban di
Afganistan.Demikian juga para politisi Amerika Serikat
dengan mudah mengunakan sentimen ‘anti Islam” yang
sudah berurat berakar pada masyarakat Kristen Barat.
Sedemikian keras pernyataan Bush, Jr. mengenai Islam
dan terorisme, sehingga dengan penuh rasa kebencian
menganalogikan Islam sama dengan teror. Dan tanpa
pengadilan dan penelitian yang mendalam, Islam telah
diidentikkan dengan kekerasan.

Pengeboman menara kembar WTC sungguh


menjadi momentum bagi Amerika untuk melancarkan
politik anti Islamnya di luar Amerika, namun pada sisi lain

39
RH. Widada, Bush dan Hilter; Algojo Paling Mematikan di Abad
Modern (Cet. I: PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta, 2007), h. 91-94;
John L. Esposito dan Dalia Mogahed, Who Speaks for Islam
diterjemahkan oleh Eva Y Nukman dengan judul; Saatnya Muslim
Bicara: Opini Umat Islam Tentang Islam, Barat, Kekerasan, Ham
dan Isu-Isu Kontemporer Lainnya (Cet. II; PT. Mizan Pustaka;
Bandung, 2008) h. 98-99.

129
dakwah Islam semakin intens terselenggara di sana,
bahkan lebih jauh lagi Alquran merupakan bahan bacaan
terlaris pasca kejadian WTC.40 Meski demikian, perlakuan
terhadap Muslim setempat pasca pengeboman WTC
meningkat secara signifikan. Di samping itu, yang lebih
menggembirakan lagi adalah berbondong-bondongnya
orang Amerika Serikat memeluk Islam. Harian The New
York Times melaporkan bahwa ada sekitar 25 ribu orang
Amerika kini telah beralih memeluk Islam, sejak tragedi
11 September 2001.41

Penggalan-penggalan peristiwa di atas


merupakan ujian eksistensi kaum Muslimin di Amerika.
Kesemua itu meredup seiring mulainya Obama
mengkampanyekan diri menjadi salah seorang calon
Presiden Amerika. Hari-hari sebelum pencalonan dirinya,
Obama mengalami berbagai macam hambatan dan
tantangan. Isu bahwa Obama adalah masih seorang
muslim adalah isu yang paling empuk untuk

40
Ibid. h. 74.
41
Lihat Harian The New York Times, edisi 22 Oktober 2001.

130
menjatuhkan sang calon presiden dari proses
pencalonan dirinya melalui partai Demokrat. Serangan
paling mematikan terhadap figur calon Presiden ketika
itu adalah mengaitkannya dengan agama leluhur. Obama
yang terlahir dari seorang kakek Muslim di Kenya dan
seorang Bapak yang juga berlatarbelakang Muslim. Masa
kecil Obama tampak menjadi bahan diskriminasi bahwa
Obama kerap ditemui di masjid. Namun kembali
informasi itu ditentang oleh salah seorang guru Obama
yang beragama Katolik dengan menyatakan bahwa
frekuensi kedatangan Obama ke masjid tidaklah tinggi.

Terlepas dari berbagai aspek yang melingkupi Obama


selaku calon dan Presiden Amerika saat ini, tampak nyata
di Amerika kalau jumlah penduduk muslim semakin hari
semakin bertambah. Dilaporkan oleh Syamsi Ali bahwa
ia tiada hentinya mengislamkan penduduk setempat.
Pengalaman-pengalamnannya dengan beberapa muallaf
sungguh membuat penulis beranggapan bahwa dibalik
kelamnya perlakuan orang-orang Amerika terhadap
Islam, api Islam akan tetap menyala. Demikianlah
kerasnya pergumulan mereka dan kita berharap mudah-

131
mudahan dari merekalah lahir generasi-genarasi yang
kuat dan taat terhadap Agamanya di kemudian hari.

RANGKUMAN

Kemajuan yang diperoleh dunia Barat pada saat


ini tidak terlepas dari kontribusi para ilmuwan muslim
pada abad sebelumnya. Hal ini terjadi karena pada masa
itu dunia Barat masih dikuasai oleh doktrin gereja yang
cenderung menolak kajian ilmu pengetahuan, dan para
ilmuwan dianggap kafir, zindik, serta keluar dari agama
Masehi sehingga mereka disiksa dan dihukum.
Akibatnya, dunia Barat mengalami masa kegelapan.
Namun,
kenyataan historis ini hendaknya dapat mendorong para
ilmuwan muslim khususnya dan umat Islam pada
umumnya agar dapat mengkaji ulang sistem pendidikan
Islam saat ini, baik dari segi pelaksanaannya mau pun dari
segi perhatian para penguasa dan masyarakat muslim itu
sendiri. Sehingga pada akhirnya nanti kita dapat

132
mengambil langkah kreatif yang relevan dalam merespon
berbagai tantangan zaman, sebagaimana semangat ilmiah
yang telah diperlihatkan para ilmuwan muslim pada abad
pertengahan.

133
KONDISI UMAT
DAN PERAN
ISLAMPADA ERA
KONTEMPORER

I su HAM di Dunia Islam Era


Kontemporer

Pada saat kita berbicara tentang HAM maka


sesungguhnya tidak terlepas dari prinsip universalitas
dari HAM yang meupakan elemen penting dalam
HAM berupa pengakuan, penghormatan, persamaan
dan kebebasan dari diskriminasi, jika kita kaitkan
dengan Islam maka elemen-elemen HAM tersebut,
terdapat dalam sumber Islam (Syari’ah). Memang Al
Qur’an tidak berbicara spesifik tentang HAM, tapi
berbicara pada tataran prinsip yang universal, seperti:
keadilan, musyawarah, tolong menolong, menolak
diskriminasi, menghormati kaum wanita, kejujuran,
dan lain sebagainya. Rincian atas konsep-konsep itu
dilakukan dalam hadits dan tradisi tafsir. Karena itu,
nilai-nilai HAM adalah kelanjutan dari prinsip-prinsip
ajaran Islam diatas. Perbedaan antara Syari’ah dan

134
konsep HAM terjadi pada aspek-aspek rinci (furu’iyyah)
walaupun secara prinsipal tidak ada problem.42
Pertentangan antar Islam dengan HAM
sebenarnya berasal dari ketentuanhukum Islam (fiqih)
yang berbeda dengan beberapa ketentuan HAM. Diakui
bahwa hukum Islam yang dipahami selama ini oleh
mayoritas muslim sebagai produk pemikiran abad
pertengahan sebagai sebuah hasil pemikiran maka
ketentuan yang terdapat dalam syari’ah pun tidak bisa
dilepaskan dari ketentuan sejarah yang membentuknya.

Beberapa tantangan dan problem yang bersifat


kultural adalah adanya budaya hukum yang belum
sepenuhnya kondusif bagi penegakan HAM. Demikian
pula, munculnya sikap intoleransi beragamaserta
perselisihan dan konflik tentang pendirian rumah ibadah
serta masih adanya kekerasan atas nama agama,
walaupun umlahnya sebenarnya sangat sedikit.
Intoleransi itu sebenarnya merupakan ekses dari

42
Saf,2018

135
penggunaan dari kebebasan berekspresi yang terlalu
bersemangat atau berlebihan. Diantara kasus-kasus yang
telah mendapat sorotan dari dunia Internasional adalah
kasus kekerasan terhadap Ahmadiyah.

I
su Gender di Dunia Islam Era
Kontemporer
Gender dalam pengertian leksikon adalah
identitas atau penggolongan gramatikal
yang berfungsi mengklasifikasikan suatu benda pada
kelompok-kelompoknya. (concise oxford dictionary of
current English (edisi 8, 1990), h. 204) secara
terminologis gender digunakan untuk menandai
perbedaan segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat dengan perbedaan seksual43. Menurut
Heyzer (1991), gender adalah peranan laki-laki dan
perempuan dalam suatu tingkah laku sosial yang

43
Hudaeri, 2007

136
terstruktur. Sedangkan Illich (1983) berpendapat bahwa
gender dimaksudkan untuk membedakan antara laki-laki
dan perempuan secara sosial, yang mengacu pada unsur
emosional, kejiwaan, dan tingkah laku.

Sejak hampir seabad lalu banyak di antara


kaum perempuan, termasuk perempuan muslim, yang
merasakan ketimpangan dalam relasi gender. Terdapat
perjuangan dalam mewujudkan keadilan gender
menurut Islam, bahwa Islam mengakui kesamaan
martabatlaki-laki dan perempuan tanpa membedakan
jenis kelamin. Keduanya memiliki hak dankewajiban
yang sejajar dalam berbagai bidang. Konsep
kesejajaran yang mencerminkan keadilan tampak
secara normatif ditegaskan dalam QS. Al Ahzab : 35
dan QS. Al Imran : 195. Perjuangan menciptakan
keadilan gender diwujudkan melalui gerakan
feminisme. Secara garis besar tak ada perbedaan
antara feminisme Islam dengan feminisme yang
berkembang di dunia Barat, kecuali bahwa feminisme
Islam berpijak pada teks-teks sakral keagamaan.
Melalui perspektif feminis berbagai macam

137
pengetahuan normatif yang bias gender, tetapi
dijadikan orientasi kehidupan beragama, khususnya
yang menyangkut relasi gender dibongkar atau
direkonstruksi dan dikembalikan kepada semangat
Islam yang lebih menempatkan ideologi pembebasan
perempuan dalam kerangka ideologi pembebasan
harkat manusia. 44Dengan semangat feminisme, maka
muncullah berbagai gagasan dan kajian terhadap tafsir
ayat-ayat al-Qur’an dan hadis yang dilakukan para
intelektual muslim, yang dikenal dengan sebutan
feminis muslim.

Baroroh mengungkapkan bahwa ada dua fokus


perhatian pada feminis muslim dalam
memperjuangkan kesetaraan gender. Pertama,
ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam
struktur sosial masyarakat muslim tidak berakar pada
ajaran Islam yang eksis, tetapi pada pemahaman yang

44
Siti Ruhaini Dzuhayatin, dkk. Rekonstruksi Metodologis
Wacana Kesetaraan Gender dalam Islam (h. 22).

138
bias laki-laki yang selanjutnya terkristalkan dan
diyakini sebagai ajaran Islam yang baku. Kedua,
dalam rangka bertujuan mencapai kesetaraan perlu
pengkajian kembali terhadap sumber-sumber ajaran
Islam yang berhubungan dengan relasi gender dengan
bertolak dari prinsip dasar ajaran, yakni keadilan dan
kesamaan derajat45

I su Minoritas di Dunia Islam Era


Kontemporer
Muslim sebagai MinoritasKedudukan
minoritas Muslim di dalam masyarakat mayoritas
nonmuslim atau pun negara sekuler tidak lebih baik
nasibnya dalam diskursus intelektual Islam.Menurut
Abou al-Fadl (2006), hingga kira-kira berakhirnya
kesultanan Turki Utsmani, diskursus di dalam fiqh
hanya terbatas pada wacana boleh atau tidak boleh

45
Siti Ruhaini Dzuhayatin, dkk. Rekonstruksi Metodologis
Wacana Kesetaraan Gender dalam h. 22.

139
seorang Muslim hidup di tengah masyarakat
mayoritas nonmuslim, karena diduga mereka akan
mengalami kesulitan dalam menjalankan agamanya
dan mungkin mengalami diskriminasi. Bahkan
menurut Fadl, Imam Hanafi tercatat mengharamkan
seorang Muslim tinggal di negara atau komunitas
mayoritas nonmuslim. Padahal dakwah Islam sejak
awal justeru berangkat dari minoritas sebelum
menjadi dominan dalam sebuah masyarakat atau
negara (Shiddiqi, 2006). Minoritas Muslim sendiri
kini ada dua bentuk, yaitu minoritas imigran dan
minoritas native. Minoritas imigran pada umumnya
hidup di negaranegara maju atau kota-kota besar. Di
negara-negara seperti Amerika dan Eropa kini
muncul gagasan tentang fiqh aqalliyyat, yaitu fiqh
tentang minoritas Muslim, namun fiqh ini
tampaknya baru membahas tentang bagaimana
seorang Muslim minoritas di negara-negara maju itu
menyikapi kehidupan mereka di negara kaum
mayoritas, misalnya soal makan, salat, Jumatan,
penguburan dan masalah ritual lainnya. Hak-hak
minoritas dalam sosial ekokomi justru luput dari
140
pembahasan fiqh tersebut (Fishman, 2006). Seiring
dengan itu, mereka memiliki tantangan dan
agendanya sendiri untuk menghadapi masyarakat
pasca-modern atau apa yang oleh Oliver Roy (2004)
disebut Globalized Islam. Sisi lain, dalam laporan
ini hanya menfokuskan jenis yang kedua pada kasus
Thailand Selatan dan Filipina Selatan.Dalam hal ini
menarik menyimak padanganThomas Butko (2004)
tentang status gerakan fundamentalisme Islam vis à
vis politik Barat yang sekuler. Dengan mengkaji
pemikiran dan gerakan empat tokoh fundamentalis
Islam, Imam Khomaeni, Abul A’la al-Maududi,
Sayyid Qutb, dan Hassan alBanna melalui konsep
counterhegemony dari Gramsci, Butko
menyimpulkan bahwa Islam fundamentalis secara
tuntas telah menjadi counter-hegemonypandangan
politik Barat yang sekuler. Sisi lain, lanjutnya,
pandangan tersebut sesungguhnya telah diantisipasi
dan masuk radar intelektual Barat melalui konsep
counter-hegemony dari Gramsci tersebut. Banyak
pengamat Islam terkecoh menyamakan gerakan
minoritas Muslim untuk memperoleh kemerdekaan
141
diangkat dalam tingkat sebagaimana pandangan
Butko di atas. Gerakan mereka sebagai bagian dari
gerakan Islam fundamentalis vis à vis atau seolah
tidak ada irisannya dengan pandangan politik Barat
yang sekuler.atau otonomi khusus dan hak-haknya
sebagai wargaegara. diangkat dalam tingkat
sebagaimana pandangan Butko di atas. Gerakan
mereka sebagai bagian dari gerakan Islam
fundamentalis vis à vis atau seolah tidak ada
irisannya dengan pandangan politik Barat yang
sekuler.

I su Radikalisme di Dunia Islam Era


Kontemporer
Isu-isu kontemporer adalah suatu pokok
persoalan yang terjadi pada masa sekarang atau
menjadi trending topik pada saat ini jadi solusi
penyelesaian nya harus sesuai dengan masa sekarang
yaitu masa modern.46
Pengertian radikalisme Menurut Ahmad

46
Lucky Lutfianto, Analisis Isu Kontemporer. https://prezi.com/g-e-
6x8nxpnv/analisis-isu-kontemporer

142
Nurwahid, radikalisme sesungguhnya terjadi pada
pihak-pihak yang tidak mengamalkan agama secara
kaffah, justru mengikuti cara-cara setan. Sedikitnya
terdapat tiga indikator radikalisme, yakni: melakukan
politisasi agama, memiliki pemahaman agama yang
tidak utuh (misalnya menjadi takfiri atau
mengkafirkan yang bukan kelompoknya), dan anti
terhadap tasauf/thoriqoh. “Bagaimana jiwa orang itu
mau tenang kalau tidak bertasauf?” tanya Ahmad.
Radikalisme itu sendiri terkait dengan
pemahaman, sikap, dan tindakan politik yang
bernuansa agama. Ketika sudah menjadi tindakan
maka radikalisme menjadi terorisme. Menurut
Ahmad, radikaisme dalam Islam sesungguhnya adalah
pemahaman, sikap dan tindakan yang tidak sesuai
dengan substansi ajaran Islam.
Ia menegaskan bahwa radikalisme dan
terorisme bukan monopoli agama tertentuseperti Islam
saja, namun ada di semua agama dan bahkan setiap
individu. Setiap manusia punya potensi utk menjadi
radikal, ketika potensi itu bertemu dengan lingkungan

143
yg mendukung, maka radikalisme biasanya menjadi
terorisme, tegas Ahmad.47

P eran Islam Dalam Bidang


Pendidikan di Era Kontemporer
Pendidikan Islam kontemporer adalah sebuah
sistem pendidikan yang berdasarkan nilai nilai Islam
yang bersumber pada al qur'an, assunnah dan hasil
ijtihad pakar pendidikan Islam yang berorientasi
kekinian selaras dengan kemajuan ilmu dan teknologi
modern serta kebutuhan dan tuntunan masyarakat
modern.
Dalam rangka memahami posisi pendidikan
islam ditengah semangat reformasi pendidikan
nasional, tentunya perlu untuk melihat makna dan
peran pendidikan islam dalam kehidupan masyarakat
indonesia. Begitu pula guna mencari paradigma baru
pendidikan islam seyogyanya diawali dari eksistensi
pendidikan islam dalam sejarah kehidupan berbangsa

47
Ahmad Nurwahid, Radikalisme dan Terorisme Adalah Fitnah Bagi
Islam.

144
dan bernegara. Baik pada masa laku, masa kini dan
hingga masa mendatang. Karena itu, dalam menggali
nilai luhur yang ada pada pendidikan islam harus
dengan jujur dan tepat dalam menentukan posisi,
fungsi dan peran pendidikan islam dalam masyarakat
indonesia saat ini.48
Ditengah masyarakat islam indonesia yang
kian mengikuti kemajuan dalam berbagai
bidang,disitulan peran pendidikan islam akan sangat
dibutuhkan. Kemajuan dalam bidang
mengembangkan seluruh potensi manusia baik
jasmaniah maupun rohaniah, menumbuh suburkan
hubungan harmonis setiap pribadi dengan allah,
manusia, dan alam semesta dengan cara
mengembangkan aspek struktural, kultural dan
berupaya meningkatkan sumber daya manusia guna
mencapai taraf hidup yang paripurna.49

48
Dian Fauzi, Cecep Firmansyah, Praktik Pendidikan Islam
Kontemporer di Dunia Islam,
49
Endang komara, Peran Pendidikan Islam dalam Era Globalisasi

145
eran Islam Dalam Bidang Politik di

P Era Kontemporer
Hubungan antara Islam dan politik di era
kontemporer hanya bisa dimengerti tidak hanya
dari dinamika internal Islam yang beragam dan saling
tumpang tindih, tetapi juga dengan menempatkannya
dalam perubahan-perubahan politik ekonomi yang
lebih luas. Apa yang disebut Islamisme bukan semata
penolakan terhadap modernitas sebab ia adalah bagian
dari modernitas itu sendiri. Oleh karena itu, masa
depan Islamisme amat tergantung pada sistem politik
yang berkerja pada suatu konteks tertentu. Di
Indonesia, masuknya kekuatan-kekuatan Islam ke
dalam politik tidak terelakkan dan sudah menjadi
bagian yang inheren dalam sejarah. Di era sekarang,
di mana demokrasi dimaknai sebagai kebebasan bagi
siapa pun untuk mengartikulasikan kepentingan dan
identitasnya di ruang publik, peluang Islam untuk
terlibat dalam politik sangat besar.50

50
Amin Mudzakar, Islam dan Politik di Era Kontemporer

146
P eran Islam Dalam Bidang
Kebudayaan di Era Kontemporer
Kebudayaan kontemporer dapat
diartikan kebudayaan pada saat ini atau dewasa ini di
masa kita hidup. Budaya kontemporer di antaranya
sangat dipengaruhi oleh HP, Televisi, internet dan
bentuk kemajuan teknologi lainnya yang
menimbulkan perubahan dalam hal gaya hidup dan
kebiasaan. Budaya kontemporer juga tidak memiliki
patokan, seperti misalnya setiap orang tidak memiliki
aturan atau bebas dalam berkarya, tetapi karya yang
diakui masyarakatlah yang akan menjadi budaya.
Kebudayaan kontemporer juga dipengaruhi
oleh arus globalisasi. Tak dapat dipungkiri globalisasi
telah menghasilkan perubahan-perubahan struktur
dalam kehidupan manusia, termasuk umat Islam.
Berbagai masalah pun timbul, dan mencapai titik
akumulasinya ketika sampai pada persoalan
pergeseran paradigma dan nilai-nilai sosial. Pola
budaya dan hubungan sosial saat ini memperlihatkan
suatu bentuk jauh berbeda, bahkan hanya dengan
beberapa dekade sebelumnya. Hal ini senada dengan

147
apa yang dikemukakan oleh Abudarrahman Wahid
bahwa kebudayaan itu tidak pernah statis,senantiasa
berkembang. Apa yang dahulu dipandang pantas,
sekarang barangkali tidak pantas lagi. Sebaliknya, apa
yang pada masa silam tidak pantas, kini menjadi
pantas. Apa yang dahulu konvensi, sekarang dianggap
keanehan, tetapi apa yang dahulu aneh kini malah
dianggap konvensi. Disini dia memberi contoh
ketundukan kepada orang tua yang dahulu dianggap
mutlak dan biasa, kini tidak dapat diterima begitu saja.
Sekarang, jika orang tua memukuli anak mereka, maka
mereka seperti yang telah terjadi di Amerika bisa
dituntut ke pengadilan, dan posisi mereka sebagai
orang tua bisa dibatalkan. Sang anak bahkan meminta
agar orang tuanya diganti. Ini yang dikatakan yang
dahulu konvensional sekarang tidakkonvensional lagi,
begitu sebaliknya.
Islam datang untuk mengatur dan membimbing
masyarakat menuju kepada kehidupan yang baik dan
seimbang. Dengan demikian Islam tidaklah datang
untuk menghancurkanbudaya yang telah dianut suatu

148
masyarakat, akan tetapi dalam waktu yang bersamaan
Islam menginginkan agar umat manusia ini jauh dan
terhindar dari hal-hal yang tidak bermanfaat dan
membawa mudarat di dalam kehidupannya, sehingga
Islam perlu meluruskan dan membimbing kebudayaan
yang berkembang di masyarakat menuju kebudayaan
yang beradab dan berkemajuan serta mempertinggi
derajat kemanusiaan.
Islam telah mendorong para pemeluknya untuk
menciptakan kebudayaan dengan berbagai seginya.
Dorongan tersebut dapat dikaji dari ajaran dasarnya
sebagai berukut :
• Islam menghormati akal manusia, meletakkan
akal manusia pada tempat yang terhormat dan
menyuruh manusia mempergunakan akalnya untuk
memeriksa dan memikirkan keadaan alam, di samping
zikir kepada Allah penciptanya. Hal ini difahami dari
firman-Nya dalam QS. Ali Imran190-191.
• Agama Islam mewajibkan kepada tiap-tiap
pemeluknya, baik laki-laki maupunperempuan, untuk
mencari dan menuntut ilmu, sebagaimana dapat

149
dipahami dari firman Allah QS. Al-Mujadilah: 11 dan
Hadis Nabi SAW. “Menuntut ilmu wajib bagi setiap
orang Islam”
• Agama Islam melarang orang bertaklid buta,
menerima sesuatu tanpa diperiksa lebih dahulu, walau
dari ibu bapak dan nenek moyang sekalipun.
Sebagaimana firmanAllah dalam QS. Al-Isra: 36.
• Agama Islam juga mendorong dan
menggalakkan para pemeluknya agar selalu menggali
hal-hal yang baru atau mengadakan barang yang belum
ada, merintis jalan yang belum ditempuh serta
membuat inisiatif dalam hal keduniaan yang memberi
manfaat kepada masyarakat. Hal ini dapat dipahami
dari firman Allah QS. Al-Insyirah: 7-8 dan Hadis Nabi
SAW. “Barang siapa yang berinisiatif atau memulai
suatu cara keduniaan yang baik, maka baginya pahala
sebanyak pahala untuk orang yang langsung
melaksanakannya sampai hari kiamat”.
• Agama Islam juga menyuruh para pemeluknya
untuk mencari keridhaan Allah dalam semua nikmat
yang telah diterimanya dan menyuruh mempergunakan

150
hak haknya atas keduniaan dalam pimpinan dan aturan
agama. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-
Qashas: 77.
• Agama Islam juga menganjurkan para
pemeluknya agar pergi meninggalkan kampung
halamannya, berjalan ke daerah/negeri untuk menjalin
silaturahmi atau komunikasi dengan bangsa atau
golongan lain, serta saling bertukar pikiran,
pengetahuan dan pandangan. Sebagaimana dapat
dipahami dari firman Allah QS. Al Hajj: 46, serta
Hadis Rasulullah SAW. “Wahai sekalian Manusia,
sebarkanlah salam (ciptakan stabilitas keamanan dan
perdamaian), hubungkan silaturahmi (persaudaraan,
komunikasi, dan konsultasi), nyenyak, pasti engkau
akan masuk syurga (mencapai kebahagiaan hidup)
dengan selamat dan sejahtera” (HR. Al-Tirmizi).
• Agama Islam juga menyuruh para pemeluknya
untuk memeriksa dan menerima kebenaran dari mana
dan siapa pun datangnya, dengancatatan harus melalui
proses seleksi, sehingga dapat menemukan ide,
gagasan, teori, atau pandangan yang sesuai dengan

151
petunjuk-Nya. Sebagaimana dapat dipahami dari
firman-Nya QS. Az-Zumar: 17-18.22

Dari ketujuh poin tersebut sudah Dari ketujuh


poin tersebut sudah dapat dipahami bahwa ajaran
agama Islam memang benar-benar mendorong para
pemeluknya dan atau menyuruh mereka untuk
menciptakan kebudayaan dalam berbagai segi. Jadi,
selama adat dan budaya itu tidak bertentangan dengan
Islam, serta mendatangkan maslahah bagi manusia,
silahkan melakukannya.

RANGKUMAN

• Pada saat kita berbicara tentang HAM maka


sesungguhnya tidak terlepas dari prinsip
universalitas dari HAM yang meupakan elemen
penting dalam HAM berupa pengakuan,
penghormatan, persamaan dan kebebasan dari
diskriminasi.

152
• Melalui perspektif feminis berbagai macam
pengetahuan normatif yang bias gender, tetapi
dijadikan orientasi kehidupan beragama, khususnya
yang menyangkut relasi gender dibongkar atau
direkonstruksi dan dikembalikan kepada semangat
Islam yang lebih menempatkan ideologi
pembebasan perempuan dalam kerangka ideologi
pembebasan harkat manusia.

• Menurut Ahmad, radikaisme dalam Islam


sesungguhnya adalah pemahaman, sikap dan
tindakan yang tidak sesuai dengan substansi ajaran
Islam.

• Peran antara Islam dan politik era kontemporer ini,


di Indonesia masuknya kekuatan Islam dalam
politik tidak terelakkan dan sudah menjadi bagian
yang inheren dalam sejarah. Di era sekarang
demokrasi dimaknai sebagai kebebasan bagi
siapapun.

• Peran antara Islam dan budaya di era kontemporer


adalah Agama Islam mendorong dan menggalakkan

153
para pemeluknya agar selalu menggali hal-hal yang
baru, serta membuat inisiatif dalam hal keduniaan
yang memberi manfaat kepada masyarakat

154
DAFTAR PUSTAKA

A. Syalabi, Pustaka Al-Husna. Badri Yatim,


“Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II”

Abdullah, Amin. 2002. Studi Agama ;


normativitas atau historisitas . Yogyakarta : Pustaka
pelajar

Abdullah, Yatimin. 2006. Studi Islam


Kontenporer. Jakarta : Amzah.

Abd. Hakim, Atang, Drs., MA., dkk,


“Metodologi Studi Islam”, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset. 2008

Ahmad al-Usairy, “Al-Tarikhu al-Islami,” terj


Samson Rahman, Sejarah Islam: Sejak Nabi Adam
hingga Abad XX.

Al Fadl, Khaled Abou. 2006. “Islamic Law and


Muslim Minorities: The Juristic Discourse on Muslim
Minorities from 8th to 17th Century CE / 2th to 11th”

Al-Islamy Fishman, Shammai. 2006. “Fiqh Al-


Aqalliyah: A Legal Theor for Muskim Minoritas,”

155
Research Monographs on the Muslim World, Series
No. 1 Paper 2 “. October.

Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok, “


Metodologi Studi Islam”, (Bandung, Rosda
Karya,2009), h. 9

Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet


Riyadi,”History of The Arabs “ (Jakarta: PT. Serambi
Ilmu Semesta,2010).

Hanafi, Hassan. “Islam in the Modern World”


(Heliopolis: Dar Kebaa, 2000); John Obert Voll,
Islam: “Continuity and Change in the Modern World”
(Boulder: Westview Press, 1982);

Hariyanto, Johannes, N. “Teologi


Kontemporer : Agama Berbudaya dan Budaya
Beragama”.

Hudaeri, Mahmood.2007. “Islam dan Hak


Asasi Manusia: Respon Intelektual Muslim”.

K. Hitti, Philip, “History of The Arabs; From


The Earliest Times to The Present”, terj.R

156
Kamali Batubara, Fadhlan. 2019. “Metodologi
Studi Islam” (Yogyakarta: Deepublish, 2019) Rahmat.
2018. “Pengantar Studi Islam” (Yogyakarta: Bening
Pustaka, 2018)

Kuntowijoyo, “Muslim Tanpa Masjid: Esai-


Esai Agama, Budaya dan Politik dalam Bingkai
Strukturalisme Transenedental”, Cet. II; Bandung:
Mizan, 2001.

Mudzakar, Amin. 2016. “Islam dan Politik di


Era Kontemporer”. Vol 11, no 1.Minorities,”
Reseacrh Monographs on the Muslim World, Series
No 1, Paper No 2”. October.

Muqoyyidin, A. W. (2013). “Wacana


Kesetaraan Gender: Pemikiran Islam Kontemporer
Tentang Gerakan Feminisme Islam”. Al-Ulum.

Nasution, Khoruddin, Dr., MA., “Pengantar


Studi Islam”, Yogyakarta: Academia + Tazzafa. 2004.

Nata, Abudin. 2005. Metodologi Studi Islam.


Jakarta : Raja Grafindo Persada

157
Nurcholish Madjid, “The True Face of Islam:
Essays on Islam and Modernity in Indonesia” (Jakarta:
Voice Center Indonesia, 2003); dan lain-lain.

Prof. DR. Rosihon Anwar, M.Ag.,DKK,


Pengantar Kajian Islam, Pustaka Setia, Bandung,
2009, Hal. 25

Rahmat, Septy dkk. 2019. “Makalah Hak Asasi


Manusia (HAM)”. Diterbitkan di Sekolah Tinggi Ilmu
Komputer Medan Tahun 2019.

Saf, Mhd. Abduh. 2018. “Persoalan HAM dan


Hukum Islam”, Jurnal Al-Yasini, Vol. 3 No. 1, Mei
2018.

Umroatin, Yuli. 2020. “Pengantar Studi


Islam” (Surabaya: CV. Jakad Media Publishing,
2020).

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara:


“Memperkokoh Eksistensi, Memperluas Kontribusi”
(Medan: IAIN Press, 2015), h. 158-193.

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

158
Surabaya: “Pengantar Studi Islam”. (Surabaya:UIN
SA, Press, 2018).

Wahid, Abdurrahman, “Pergulatan Negara,


Agama dan Kebudayaan”. Cet. II; Depok: Desantara,
2001

Wahyu Ilahi dan Harjani Hefni, “Pengantar


Sejarah Dakwah”(Jakarta: Kencana, 2007)

Wilaela.2016. ”Sejarah Islam Klasik”.


Pekanbaru: UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Zakariya, Muhammad Din. 2018. “Sejarah


Peradaban Islam”. Surabaya: Intrans Publishing

159

Anda mungkin juga menyukai