Disusun Oleh :
KELAS A
TAHUN 2023
PRAKATA
1
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya. sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan judul “Konsep Etika
Dalam Al-Quran”. Serta tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafaatnya di hari akhir.
Penulis ucapkan terima kasih kepada bapak muhamad khoirul fikri, M.E.I selaku dosen
pengampu mata kuliah Ayat dan Hadis Ekonomi serta semua pihak yang turut membantu proses
penyusunan makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis sangat menyadari bahwa baik dalam
penyampaian maupun penulisan masih banyak kekurangannya untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik dari berbagai pihak guna untuk menyempurnakan makalah ini. Demikian yang
dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penulis
2
DAFTAR ISI
Contents
BAB I .............................................................................................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG MASALAH ............................................................................................................. 4
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................................ 4
C. TUJUAN ............................................................................................................................................. 5
BAB II ............................................................................................................................................................. 6
A. LANDASAN FILOSOFI ......................................................................................................................... 6
B. AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN ETIKA.............................................................................................. 7
C. KONSEP KUNCI ETIKA AL-QURAN ...................................................................................................... 8
D. ETIKA ISLAM SEBUAH PROBLEM SOLVER ........................................................................................ 13
BAB III .......................................................................................................................................................... 16
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................... 16
B. SARAN ......................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................................ 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Al-Qur’an merupakan kitab suci bagi umat Islam yang telah diturunkan 14 abad
silam, sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia. Sebagai petunjuk yang harus
dipedomani dalam menjalankan kehidupan ini, terlebih dahulu harus dipahami dengan
baik, dihayati dan diterapkan dalam kehidupan ini.1 Sehingga sesuai dengan fungsi dari
al-Qur’an mampu mengeluarkan umat manusia dari kegelapan menuju terang benderang.
Al-Qur’an dipelajari bukan hanya dari segi susunan redaksi dan pemilihan kosa katanya
saja, akan tetapi juga kandungan yang tersurat dan tersirat, bahkan sampai kepada kesan
bagi orang yang membacanya. Oleh karena itu al-Quran tidak cukup hanya dibaca saja
akan tetapi juga harus dipahami kandungan-kandungan yang sangat kaya akan makna 1.
Bisnis secara umun merupakan suatu kegiatan usaha individu atau kolektif yang
terorganisir untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan
keuntungan. Di zaman era globalisasi ini, persaingan bisnis semakin kompetitif dan
perkembangan teknologi yang sangat mempengaruhi kemajuan dunia bisnis. Dalam hal
ini sangat dibutuhkan pemahaman keagamaan terkait etika dalam berbisnis.
B. RUMUSAN MASALAH
1
Abdulllah Karim, Tanggung Jawab Kolektif menurut Al-Qur’an, (Banjarmasin: Antrasari Press, 2013), hlm. 1
4
C. TUJUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. LANDASAN FILOSOFI
Artinya:
Padahal, Allah telahmenghalalkanjualbeli dan mengharamkanriba. …..
Islam menempatkan aktivitas perdagangan dalam posisi yang amat strategis di
tengah kegiatan manusia mencari rezeki dan peng-hidupan. Hal ini dapat dilihat pada
sabda Rasulullah SAW: ”Perhatikan oleh musekalian perdagangan, sesungguhnya di
dunia per- dagangan itu ada sembilan dari sepuluh pintu rezeki”. Kuncietis dan moral
bisnisse sungguhnya terletak pada pelakunya, itu sebabnya misi diutusnya Rasulullah ke
dunia adalah untuk memperbaiki akhlak manusia yang telah rusak. Salah satudari akhlak
6
yang baik dalam bisnis Islam adalah kejujuran, yang telah dijelaskan dalam QS Al-Ahzab
ayat 70-71
ْ يﱡ٧٠ ٰ ٓياَيﱡ َها الﱠ ِذيْنَ ٰا َمنُوا اتﱠقُوا ﱣ َ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْو ًﻻ َس ِد ْيد ًۙا
ُ صلِحْ لَ ُك ْم ا َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُ ْوبَ ُك ۗ ْم َو َم ْن ي ِﱡطعِ ﱣ َ َو َر
َس ْولَهٗ َفقَدْ فَاز
٧١ فَ ْو ًزا َع ِظ ْي ًما
70. Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah
perkataan yang benar.
71. Niscaya Dia (Allah) akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-
dosamu. Siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, sungguh, dia menang dengan
kemenangan yang besar.
2
Menurut A.M. saefuddin bahwa nilai-nilai etika al-Qur’an akan dengan
sendirinya membentuk sistem nilai. Bagi umat Islam, sumber nilai dan norma Ilahiah,
yaitu Qur’an dan Sunnah, sertanilaiduniawiyah, yaitupikiran dan kenyataanalam. Sumber
nilai duniawiyah atau mondial digunakan sepanjang tidak menyimpang dari sisten nilai
Ilahiyah. Dengan sistem nilai dan norma Islam, manusia dapat mendekatai dan membaca
berbagai aspek kehidupan, lingkungan hidup serta dimensi alam semesta.
Dan dengan keterikatan sepenuhnya secara kuat terhadap sistem nilai Ilahiyah
(etika Islam), manusia tidak akan cenderungan tropo-sentris, yaitu melakukan sesuatu
untuk mempertahankan, memelihara, mengembangkan dan meningkatkan kualitas hidup,
tidak hanya terarah kepada diri manusia sendiri. Manusia yang demikian akan selalu
mengingat (dzikir) Allah sambil berdiri, duduk atau berbaring, dan memikirkan
penciptaan langit dan bumi. Dan akhirnya ia menghayati rasa tanggung jawab terhadap
mutu kehidupan dan menyerahkan penilaiannya kepada Allah.
2
Saefuidin, 1998. DesekularisasiPemikiran: LandasanIslamisasi. (Bandung: MIZAN)
3
Hendar, Riyadi. 2007. MelampauiPluralisme Etika Al-Qur’an TentangKeragaman Agama. (Jakarta: Graha Pena)
7
dagangan. Al-Qur’an juga sebagai pembenar (confirmer) dan penguji (corrector) kitab
suci-kitab suci (agama) yang lain. Dalam QS Al-Maidah ayat 48 dijelaskan bahwa al-
quran merupakan kitab suci yang diturunkan sebagai pembenar atau penyempurna dari
kitab kitab sebelumnya.
Bisnis, usaha dagang, atau usaha komersial dalam dunia perdagangan merupakan
suatu hal yang amat krusial dalam kehidupan manusia. Tidak heran jika Al-Qur’an
sebagai kitab suci yang memberi tuntunan menyeluruh, memberi pula petunjuk-petunjuk-
Nyaberkaitan dengan interaksi dalam bidang tersebut.4
4
Shihab, M. Quraisy.,EtikaBisnisdalamWawasan Al-Qur’an,(Jakarta: GrafimatraTatamedia, 1997).
8
pranata kehidupan manusia yang paling lama bertahan sejak dulu kala,sehingga moralitas
dalam masyarakat erat terjalin dengan kehidupan beragama (3) agama menjadi penjamin
yang kuat bagi hidup bermoral.Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama yakni
etika mendasarkan diripada argumentasi rasional. Sedangkan Agama menuntut seseorang
untuk mendasarkan diri pada wahyu Tuhan dan ajaran agama. 5
Etika Al-Qur’an adalah konsep moralitas dan perilaku yang diajarkan dalam Al-
Qur’an. Beberapa konsep kunsi etika Al-qur’an yang dijelaskan dalam beberapa sumber
adalah sebagai berikut:
Merupakan inti dari nilai-nilai Islam.Rasul mengatakan bahwa dia diutus tidak
lain untuk memperbaiki etika masyarakat.Fazlur Rahman Anshari,sebagai-mana dikutip
Kuntowijoyo (1999), mengatakan perlunya “Peniruan Etika Tuhan” sebagai dasar bagi
perbaikan moral manusia. Ia menyebutkan lima etika ketuhanan sebagai landasan pem
bentukan moral manusia,yaitu Rahman (Pengasih), Barr (Mulia), Ghafur (Pemaaf),
Rahim (Penyayang), dan Ihsan (Berbuat baik, profesional).6
5
Ernawan, Erni R., Business Ethics, Edisi Revisi, (Bandung: Alfabeta, 2011)
6
Kuntowijoyo, Islam SebagaiIlmuEpistemologi, Metodologi dan Etika, (Jakarta: Teraju, 1999), hal. 30.
9
Sebagaimana Komarudin Hidayat(Dalam Hendar, 2007), faham tauhid selalu terkait
dengan prinsip kemanusiaan, rasa keadilan sosial dan ekonomi yang harus diwujudkan
dalam kehidupan kongkrit bermasyarakat. 7
a. Iman
Istilah iman yang arti umumnya, adalah “percaya”, berakar dari kata a-m-n, yang
artinya“(dalam keadaan) damai dengan diri sendiri” (to be at peace with onself). Atau
“merasakan tidak adanya kegoncangan dalam diri seseorang”.
Dengan demikian, iman sebagai respon pribadi kepada Tuhan, tidak dapat
dibatasi pada komunitas sosio-relitigus tertentu.Tetapi,iman sebagai keyakinan
7
Riyadi, Hendar, MelampauiPluralismeEtika Al-Qur’an TentangKeragaman Agama, (Jakarta: Graha Pena,
2007), hal. 124.
10
batinter dalam bersifat universal dan berlaku bagi setiap manusia,termasuk diluar
komunitas sosio-religius mukminun.
b. Islam
Secara literik, kata Islam adalah kata bahasa Arab yang terambil dari kata
salima yang berarti selamat,damai,tunduk,pasrah dan berserah diri.Objek penyerahan
diri ini adalah Pencipta seluruh alam semesta, yakni Allah SWT. Dengan demikian,
Islam berarti penyerahan diri kepada AllahSWT.,sebagaimana tercantum dalamAl-
Qur’ansurat AliImron,yang artinya kurang lebih sebagai berikut:“Sesungguhnya
agama (yangdiridhai)disisi Allah adalah Islam…”.
Islam adalah suatu ajaran yang bersifat penyerahan; tunduk dan patuh,
terhadap perintah-perintah (hukum-hukum Tuhan) untuk dilaksanakan oleh setiap
manusia. Jadi, Islam adalah tunduk dan menyerah diri sepenuhnya kepada Allah–
lahir maupun batin–dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi
larangan-larangan- Nya. Islam adalah suatu agama yang berisi ajaran tentang tata
cara hidup yang diturunkan Allah kepada umat manusia melalui pararasul-Nya.
Keterangan- keterangan dari uraian di atas sesuai sekali dengan firman-firman
Allah,antara laindalamsuratal-Imranayat85:
Artinya: “Dan barang siapa yang mencari agama selain Islam, sekali-kali
(agamanya) tidak akan diterima darinya dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang
rugi”.(Q.S Ali Imran : 85).8
8
Qur’an Kemenag, Q.S. Ali Imran ayat 85
11
dimensi dunia saja, melainkan pulaharus sampai pada kehidupan akhirat.Kesatuan
antara dunia dan akhirat mengkaitkan pula kegiatan investasi di dunia sebagai suatu
sarana yang menyamankan jalan ke akhirat. Investasi dunia yang men-tentramkan
kehidupan diakhirat ini diyakini ada tiga yaitu anak shaleh,ilmu yang bermanfaat,dan
amal yang dinikmati orang banyak,dimana untuk memperoleh ketiganya dibutuhkan
dana.
Dengan demikian, konsep etika-religius iman maupun islam memiliki makna dasar yang
sama, yakni “selamat” atau “mem-berikan keselamatan” dan “aman” atau “memberikan
rasaaman” bagi dirinya, keluarga, dan lainnya. Karenanya, orang yang ber-iman dan
berislam akan memberikan kontribusi besar dalam memberikan kemaslahatan kepada
sesama dan lingkungan,tidak berlaku curang dalam berdagang,akan sangat mengasihi
sesamanya.
c. Ihsan
Ihsan merupakan modal yang kini menjadi suatu yang langka. Hanya sedikit
mereka yang komitmen dengan moralitas ini.Bahkan,sungguh disayangkan,mayoritas
mereka bukan dari umat yang taat.Profesionalisme merupakan moral yang begitu
mendapat apresiasi diBarat dan diacuhkan oleh kita.
َلهٗ ُمع َ ّ ِق ٰبتٌ ِ ّم ۢ ْن بَ ْي ِن يَد َ ْي ِه َو ِم ْن َخ ْل ِف ٖه يَ ْح َف ُظ ْونَهٗ ِم ْن اَ ْم ِر ﱣ ِ ۗا ﱠِن ﱣ َ َﻻ يُ َغيّ ِ ُر َما ب ِ َق ْو ٍم َحتﱣى يُ َغيّ ِ ُر ْوا َما بِا َ ْن ُف ِس ِه ۗ ْم َو ِا َذ ٓا اَ َراد َ ﱣ ُ ب ِ َق ْو ٍم
ُس ۤ ْو ًءا َف َﻼ َم َردﱠ َلهٗ ۚ َو َما َل ُه ْم ِ ّم ْن د ُْونِ ٖه ِم ْن ﱠوا ٍل
12
kaum, tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi
mereka selain Dia”. (Q.S. Ar-Ra’d: 11).9
Namun demikian,taqwa tetap tidak terlepas dari tiga kunci diatas,yaitu paduan
iman,islam,dan ihsan yang meliputi lahir dan batin.Itulah yang dimaksud oleh lafadz Ad-
Din tau dinulIslam,yaitu agama yang hanya mempertuhankan Allah Yang Maha Esa,
dan mengajarkan satu-satunyajalan penyerahan total kepada-Nya, yaitu melalui hukum-
hukum-Nya sendiri. Karena itu, agama yang diakui olehAllah hanyalah agama Islam.
9
Qur’an Kemenag, Q.S. Ar-Ra’d ayat 11
10
Gulman Azkiya, Pentingnya Memiliki Skill Problem Solving dan Cara Meningkatkannya, Skill Academy, 20
Januari 2023, https://blog.skillacademy.com/kemampuan-problem-solving
11
Karni Fadhilah, Problem Solver: Kemampuan Individu dalam Pemecahan Masalah, Jojonomic, Juli 2023,
https://www.jojonomic.com/blog/problem-solver-kemampuan-individu-dalam-pemecahan-masalah/
13
Etika Islam adalah seperangkat nilai dan prinsip moral yang dipegang oleh umat
Islam dalam kehidupan sehari-hari. Etika Islam dapat membantu dalam problem solving
dengan cara sebagai berikut:
ۤ
ص ٰحبُ ا ْل َج ﱠن ۚ ِة ُه ْم فِ ْيهَا ٰخ ِلد ُْو َن
ْ َف نَ ْف ًسا ا ﱠِﻻ ُو ْسعَهَآ ُا ٰولىكَ ا
ُ ت َﻻ ُن َك ّ ِل َوا ﱠل ِذيْنَ ٰا َم ُن ْوا َوعَ ِم ُلوا ال ﱣ
ِ ٰص ِلح
Berdasarkan ayat di atas, dapat dipahami bahwa setiap manusia yang hidup pasti
akan menghadapi masalah. Namun, Allah tidaklah membebani manusia dengan masalah
yang tidak sanggup dipikul oleh mereka. Karena Dia telah menganugerahkan beragam
kemampuan untuk mampu menyelesaikan masalah hidupnya. Tentu saja,kemampuan ini
12
Ahmad Zakki Fuad dkk, Membangun Etika dan Kepribadian di Lembaga Pendidikan Islam: Sebuah
Perspektif Psikologi Qur’ani, Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Educatio Studies), Volume 5 Nomor
2 (2017).
13
Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 237.
14
tergantung sejauh mana manusia berhasil mengaktualisasikan potensi dirinya. 14
Etika Islam juga dapat membantu seseorang dalam membuat keputusan yang
tepat dalam menyelesaikan masalah. Dengan begitu, keputusan yang diambil dapat lebih
inovatif dan membuat produktivitas semakin meningkat. Proses pemecahan masalah
memainkan peran kunci dalam kehidupan berorganisasi di perusahaan.Dalam Islam,
seseorang diharapkan untuk mempertimbangkan nilai-nilai moral dan etika dalam
membuat keputusan. Kemampuan memecahkan masalah menjadi cerminan
profesionalitas seseorang. Dalam jangka panjang, perusahaan yang menggunakan
pelatihan pemecahan masalah akan memungkinkan karyawan mereka untuk secara
efisien dan produktif mengelola setiap interaksi internal atau eksternal dengan
profesionalisme yang hanya akan menguntungkan bisnis secara keseluruhan. 15
14
Tarmizi, Problem Solver dalam Perspektif Bimbingan Konseling Islami , MIQOT, Volume 37 Nomor 1,
(2013)
15
Vindiasari Yunizha, Mengenal Proses Problem Solving di Dunia Kerja untuk Memecahkan Masalah,
ruangkerja, 16 Desember 2022, https://www.ruangkerja.id/blog/problem-solving-adalah
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Secara filosofis, sistemetika Islam tentunya berbeda dengan sistemetika sekular,
serta berbeda pula dengan kode moral yang diajarkan oleh agama-agama lain. Model
sekuler memandang kode moral sebagai suatu yang bersifat sementara dan kabur, karena
terbentuk berdasarkan pada nilai kemanusiaan yang dipersepsi filosof penggalinya.
Misalnya, epicurianisme atau kebahagiaan yang lebih berorientasi pada pencarian
kebahagiaan. Menurut penelitian Hendar Riyadi al-Qur’an memuat konsep-konsep dan
prinsip-prinsipetik yang berkepentingan untuk menghasilkan sikap-sikap yang benar bagi
tindakan manusia, baik dalam tindakan politik, sosial, ekonomi dan terutama dalam per-
dagangan. Bisnis, usaha dagang, atau usaha komersial dalam dunia perdagangan
merupakan suatu hal yang amat krusial dalam kehidupan manusia. Tidak heran jika Al-
Qur’an sebagai kitab suci yang memberi tuntunan menyeluruh, memberi pula petunjuk-
petunjuk-Nyaberkaitan dengan interaksi dalam bidang tersebut.
B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sekalian
agar kedepannya dapat lebih baik lagi.
16
DAFTAR PUSTAKA
17