Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP ETIKA DALAM AL


AL-QURAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis Islam

Dosen Pengampu : Muhammad Khoirul Fikri, M.E.I

Disusun Oleh :

1. Aulia Rahma Diniya Putri (4121012)


2. Muhammad Faiqul Azmi (4121029)
3. Muhammad Luki Faturrokhman (4121137)

KELAS A

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH. ABDURRAHMAN WAHID

TAHUN 2023

PRAKATA

1
Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya. sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan judul “Konsep Etika
Dalam Al-Quran”. Serta tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafaatnya di hari akhir.

Penulis ucapkan terima kasih kepada bapak muhamad khoirul fikri, M.E.I selaku dosen
pengampu mata kuliah Ayat dan Hadis Ekonomi serta semua pihak yang turut membantu proses
penyusunan makalah ini.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis sangat menyadari bahwa baik dalam
penyampaian maupun penulisan masih banyak kekurangannya untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik dari berbagai pihak guna untuk menyempurnakan makalah ini. Demikian yang
dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Pekalongan, 12 September 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Contents
BAB I .............................................................................................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG MASALAH ............................................................................................................. 4
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................................ 4
C. TUJUAN ............................................................................................................................................. 5
BAB II ............................................................................................................................................................. 6
A. LANDASAN FILOSOFI ......................................................................................................................... 6
B. AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN ETIKA.............................................................................................. 7
C. KONSEP KUNCI ETIKA AL-QURAN ...................................................................................................... 8
D. ETIKA ISLAM SEBUAH PROBLEM SOLVER ........................................................................................ 13
BAB III .......................................................................................................................................................... 16
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................... 16
B. SARAN ......................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................................ 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Al-Qur’an merupakan kitab suci bagi umat Islam yang telah diturunkan 14 abad
silam, sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia. Sebagai petunjuk yang harus
dipedomani dalam menjalankan kehidupan ini, terlebih dahulu harus dipahami dengan
baik, dihayati dan diterapkan dalam kehidupan ini.1 Sehingga sesuai dengan fungsi dari
al-Qur’an mampu mengeluarkan umat manusia dari kegelapan menuju terang benderang.
Al-Qur’an dipelajari bukan hanya dari segi susunan redaksi dan pemilihan kosa katanya
saja, akan tetapi juga kandungan yang tersurat dan tersirat, bahkan sampai kepada kesan
bagi orang yang membacanya. Oleh karena itu al-Quran tidak cukup hanya dibaca saja
akan tetapi juga harus dipahami kandungan-kandungan yang sangat kaya akan makna 1.
Bisnis secara umun merupakan suatu kegiatan usaha individu atau kolektif yang
terorganisir untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan
keuntungan. Di zaman era globalisasi ini, persaingan bisnis semakin kompetitif dan
perkembangan teknologi yang sangat mempengaruhi kemajuan dunia bisnis. Dalam hal
ini sangat dibutuhkan pemahaman keagamaan terkait etika dalam berbisnis.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu landasan filosofi?


2. Bagaimana al-quran sebagai pedoman etika?
3. Bagaimana konsep kunci etika al-quran?
4. Apa etika islam dalam problem solver?

1
Abdulllah Karim, Tanggung Jawab Kolektif menurut Al-Qur’an, (Banjarmasin: Antrasari Press, 2013), hlm. 1

4
C. TUJUAN

1. Mengetahui apa itu landasan filosofi


2. Mengetahui bagaimana al-quran sebagai pedoman etika
3. Mengetahui bagaimana konsep kunci etika al-quran
4. Mengetahui apa etika islam dalam problem solver

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. LANDASAN FILOSOFI

Secara filosofis, sistemetika Islam tentunya berbeda dengan sistemetika sekular,


serta berbeda pula dengan kode moral yang diajarkan oleh agama-agama lain. Model
sekuler memandang kode moral sebagai suatu yang bersifat sementara dan kabur, karena
terbentuk berdasarkan pada nilai kemanusiaan yang dipersepsi filosof penggalinya.
Misalnya, epicurianisme atau kebahagiaan yang lebih berorientasi pada pencarian
kebahagiaan. Model-model etika humanistik yang sekuler umumnya terlepas dari agama.
Pada saat yang sama, kode moral yang diadopsi dan diajarkan agama lain seringkali
hanya menekankan pada nialai-nilai yang mengabaikan eksistensi manusia di dunia ini.
Misalnya, agama Kristen yang menekankan pada monaticisme (sistem kehidupan
kerahiban) yang menganjurkan pengikutnya beristirahat dari kesibukan aktivitas hidup
sehari-hari. Sementara, kode moral yang diajarkan dalam etika Islam menekankan pada
hubungan manusia dengan penciptanya.
Jika kita menelusuri sejarah, dalam agama Islam tampak pandangan positif
terhadap perdagangan dan kegiatan ekonomis. Nabi Muhammad SAW adalah seorang
pedagang, dan agama Islam disebarluaskan terutama melalui para pedagang muslim.
Dalam Al-Qur’an terdapat peringatan terhadap penyalahgunaan kekayaan, tetapi tidak
dilarang mencari kekayaan dengancara halal. Seperti dalam QS. Al-Baqarah ayat 275.
ۗ ‫الر ٰب‬
٢٧٥ َ......‫وا‬ ّ ِ ‫َوا َ َح ﱠل ﱣ ُ ْالبَ ْي َع َو َح ﱠر َم‬

Artinya:
Padahal, Allah telahmenghalalkanjualbeli dan mengharamkanriba. …..
Islam menempatkan aktivitas perdagangan dalam posisi yang amat strategis di
tengah kegiatan manusia mencari rezeki dan peng-hidupan. Hal ini dapat dilihat pada
sabda Rasulullah SAW: ”Perhatikan oleh musekalian perdagangan, sesungguhnya di
dunia per- dagangan itu ada sembilan dari sepuluh pintu rezeki”. Kuncietis dan moral
bisnisse sungguhnya terletak pada pelakunya, itu sebabnya misi diutusnya Rasulullah ke
dunia adalah untuk memperbaiki akhlak manusia yang telah rusak. Salah satudari akhlak

6
yang baik dalam bisnis Islam adalah kejujuran, yang telah dijelaskan dalam QS Al-Ahzab
ayat 70-71

ْ ‫ يﱡ‬٧٠ ‫ٰ ٓياَيﱡ َها الﱠ ِذيْنَ ٰا َمنُوا اتﱠقُوا ﱣ َ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْو ًﻻ َس ِد ْيد ًۙا‬
ُ ‫صلِحْ لَ ُك ْم ا َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُ ْوبَ ُك ۗ ْم َو َم ْن ي ِﱡطعِ ﱣ َ َو َر‬
َ‫س ْولَهٗ َفقَدْ فَاز‬
٧١ ‫فَ ْو ًزا َع ِظ ْي ًما‬

70. Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah
perkataan yang benar.
71. Niscaya Dia (Allah) akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-
dosamu. Siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, sungguh, dia menang dengan
kemenangan yang besar.
2
Menurut A.M. saefuddin bahwa nilai-nilai etika al-Qur’an akan dengan
sendirinya membentuk sistem nilai. Bagi umat Islam, sumber nilai dan norma Ilahiah,
yaitu Qur’an dan Sunnah, sertanilaiduniawiyah, yaitupikiran dan kenyataanalam. Sumber
nilai duniawiyah atau mondial digunakan sepanjang tidak menyimpang dari sisten nilai
Ilahiyah. Dengan sistem nilai dan norma Islam, manusia dapat mendekatai dan membaca
berbagai aspek kehidupan, lingkungan hidup serta dimensi alam semesta.

Dan dengan keterikatan sepenuhnya secara kuat terhadap sistem nilai Ilahiyah
(etika Islam), manusia tidak akan cenderungan tropo-sentris, yaitu melakukan sesuatu
untuk mempertahankan, memelihara, mengembangkan dan meningkatkan kualitas hidup,
tidak hanya terarah kepada diri manusia sendiri. Manusia yang demikian akan selalu
mengingat (dzikir) Allah sambil berdiri, duduk atau berbaring, dan memikirkan
penciptaan langit dan bumi. Dan akhirnya ia menghayati rasa tanggung jawab terhadap
mutu kehidupan dan menyerahkan penilaiannya kepada Allah.

B. AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN ETIKA

Menurut penelitian Hendar Riyadi 3 al-Qur’an memuat konsep-konsep dan


prinsip-prinsipetik yang berkepentingan untuk menghasilkan sikap-sikap yang benar bagi
tindakan manusia, baik dalam tindakan politik, sosial, ekonomi dan terutama dalam per-

2
Saefuidin, 1998. DesekularisasiPemikiran: LandasanIslamisasi. (Bandung: MIZAN)
3
Hendar, Riyadi. 2007. MelampauiPluralisme Etika Al-Qur’an TentangKeragaman Agama. (Jakarta: Graha Pena)

7
dagangan. Al-Qur’an juga sebagai pembenar (confirmer) dan penguji (corrector) kitab
suci-kitab suci (agama) yang lain. Dalam QS Al-Maidah ayat 48 dijelaskan bahwa al-
quran merupakan kitab suci yang diturunkan sebagai pembenar atau penyempurna dari
kitab kitab sebelumnya.

ِ ‫ص ِدّقًا ِلّ َما بَيْنَ يَدَ ْي ِه ِمنَ ْال ِك ٰت‬


٤٨ ۙ..... ‫ب َو ُم َهي ِْمنًا َعلَ ْي ِه‬ ِ ّ ‫ب بِ ْال َح‬
َ ‫ق ُم‬ َ ‫ َوا َ ْنزَ ْلنَا ٓ اِلَيْكَ ْال ِك ٰت‬......
48. Kami telah menurunkan kitab suci (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad) dengan (membawa)
kebenaran sebagai pembenar kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya ...
Fazlur Rahman, sebagai mana dikutip Hendar, secara faktual bahwa al-Qur’an
merupakan sebuah buku ajaran etika, prinsip-prinsip serta seruan-seruan moral, dan
bukannya sebuah dokumen hukum. Semangat al-Qur’an adalah semangat moral dengan
penekanan pada ide monotheisme, dan keadilan sosial ekonominya. Jadi, al-Qur’an
muncul sebagai suatu dokumen yang dari awal hingga akhirnya selalu memberikan
tekanan-tekanan moral. Dari sini dapat di-pahami bahwa tujuan al-Qur’an sendiri adalah
menegakkan tata sosial yang etis (berlandaskan moral), transparansi dan berkeadilan.

C. KONSEP KUNCI ETIKA AL-QURAN

Bisnis, usaha dagang, atau usaha komersial dalam dunia perdagangan merupakan
suatu hal yang amat krusial dalam kehidupan manusia. Tidak heran jika Al-Qur’an
sebagai kitab suci yang memberi tuntunan menyeluruh, memberi pula petunjuk-petunjuk-
Nyaberkaitan dengan interaksi dalam bidang tersebut.4

Etika mendukung keberadaan Agama, dimana etika sanggup membantu manusia


dalam menggunakan akal pikiran untuk memecahkan masalah. Pada dasarnya agama
memberikan ajaran moral untuk menjadi pegangan bagi perilaku para penganutnya.
Menurut Kanter (2001) tidak mungkin orangdapat sungguh-sungguh hidup bermoral
tanpa agama, karena (1) moralitas pada hakikatnya bersangkut paut dengan bagaimana
manusia menjadi baik,jalan terbaiknya adalah kita mengikuti perintah dan kehendak
Tuhan YangMaha Esa, sesuai dengan keyakinan kita (2) agama merupakan salah satu

4
Shihab, M. Quraisy.,EtikaBisnisdalamWawasan Al-Qur’an,(Jakarta: GrafimatraTatamedia, 1997).

8
pranata kehidupan manusia yang paling lama bertahan sejak dulu kala,sehingga moralitas
dalam masyarakat erat terjalin dengan kehidupan beragama (3) agama menjadi penjamin
yang kuat bagi hidup bermoral.Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama yakni
etika mendasarkan diripada argumentasi rasional. Sedangkan Agama menuntut seseorang
untuk mendasarkan diri pada wahyu Tuhan dan ajaran agama. 5

Etika Al-Qur’an adalah konsep moralitas dan perilaku yang diajarkan dalam Al-
Qur’an. Beberapa konsep kunsi etika Al-qur’an yang dijelaskan dalam beberapa sumber
adalah sebagai berikut:

1) Tauhid: Dasar Moralitas Qur’ani bagi kaum beriman.

Etika fundamental al-Qur’an yang menjadi dasar teologi Islam sekaligus


mengajarkan wawasan keagamaan dan hubungan sosial antar umat manusia dalam
berbagai aspek adalah tauhid.Dalam Islam (Al-Qur’an), tauhid merupakan konsep sentral
yang berisi ajaran bahwa Tuhan adalah pusat dari segala sesuatu,dan bahwa manusia
harus mengabdikan diri sepenuhnya kepada-Nya. Konsep tauhid ini mengandung
implikasi doktrinal lebih jauh bahwa tujuan kehidupan manusia tak lain kecuali
menyembah kepada Tuhan.

2) Tauhid sebagai pijakan etika Islam

Merupakan inti dari nilai-nilai Islam.Rasul mengatakan bahwa dia diutus tidak
lain untuk memperbaiki etika masyarakat.Fazlur Rahman Anshari,sebagai-mana dikutip
Kuntowijoyo (1999), mengatakan perlunya “Peniruan Etika Tuhan” sebagai dasar bagi
perbaikan moral manusia. Ia menyebutkan lima etika ketuhanan sebagai landasan pem
bentukan moral manusia,yaitu Rahman (Pengasih), Barr (Mulia), Ghafur (Pemaaf),
Rahim (Penyayang), dan Ihsan (Berbuat baik, profesional).6

Dengan demikian, konseptauhid bukan sekedar prinsip dasar atau


paradigmameta fisik(theprinciple of metaphyisics), melainkan lebih dari itu adalah
sebagai dasar etika sosi-ekonomi (theprinciple of socionomic ethic values).

5
Ernawan, Erni R., Business Ethics, Edisi Revisi, (Bandung: Alfabeta, 2011)
6
Kuntowijoyo, Islam SebagaiIlmuEpistemologi, Metodologi dan Etika, (Jakarta: Teraju, 1999), hal. 30.

9
Sebagaimana Komarudin Hidayat(Dalam Hendar, 2007), faham tauhid selalu terkait
dengan prinsip kemanusiaan, rasa keadilan sosial dan ekonomi yang harus diwujudkan
dalam kehidupan kongkrit bermasyarakat. 7

Jadi,pesan moralitas keagamaan (etiko-religius)tauhid inilah yang menjadi


landasan etis-teologis dalam mempersatukan ber-bagai komunitas masyarakat secara
sosionomic-politis,kebinekaan dalam masyarakat Madinah yang dipersatukan oleh
Rasulullah SAW. Implikasi sosiologis dari seruan moral kepada tauhid sebagai titiktemu
(kalimatunsawa) iniadalah penghargaan terhadap etika pergaulan dalam bertransaksi
antar umat manusia yang beriman sebagai pemilik kitab suci.

Berbuat menyekutukan Allah pada hakikatnya merupakan perendahan diri atas


harkatmartabat manusia, karenanya akan mudah untuk melakukan perbuatan maksiat,
mengeksploitasi sesama terutama pada kaum lemah(miskin),berbuat curang dan tidak
mempunyai kepekaan sosial (tidak bertanggung jawab), serta serakah dalam melakukan
perbutan ribawi. Berbeda dengan per-sekutuan atas Allah,manusia bertauhid adalah
hanya mengesakan dalam beribadah kepada-Nya,sehingga akan tercermin dalam tindak
laku perbuatan di dunia dengan memasrahkan sepenuhnya kepada Allah (mukhlisin),
jujur, berbuat baik, adil dan etis dalam melakukan seluruh aktivitas bisnisnya. Mereka
itulah yang dalam kata kunci al-Qur’an memegang teguh prinsip keimanan,keislaman
dan keihsanan.

1) Iman, Islam, Ihsan Kunci meraih ketaqwaan

a. Iman

Istilah iman yang arti umumnya, adalah “percaya”, berakar dari kata a-m-n, yang
artinya“(dalam keadaan) damai dengan diri sendiri” (to be at peace with onself). Atau
“merasakan tidak adanya kegoncangan dalam diri seseorang”.

Dengan demikian, iman sebagai respon pribadi kepada Tuhan, tidak dapat
dibatasi pada komunitas sosio-relitigus tertentu.Tetapi,iman sebagai keyakinan

7
Riyadi, Hendar, MelampauiPluralismeEtika Al-Qur’an TentangKeragaman Agama, (Jakarta: Graha Pena,
2007), hal. 124.

10
batinter dalam bersifat universal dan berlaku bagi setiap manusia,termasuk diluar
komunitas sosio-religius mukminun.

b. Islam

Secara literik, kata Islam adalah kata bahasa Arab yang terambil dari kata
salima yang berarti selamat,damai,tunduk,pasrah dan berserah diri.Objek penyerahan
diri ini adalah Pencipta seluruh alam semesta, yakni Allah SWT. Dengan demikian,
Islam berarti penyerahan diri kepada AllahSWT.,sebagaimana tercantum dalamAl-
Qur’ansurat AliImron,yang artinya kurang lebih sebagai berikut:“Sesungguhnya
agama (yangdiridhai)disisi Allah adalah Islam…”.

Islam adalah suatu ajaran yang bersifat penyerahan; tunduk dan patuh,
terhadap perintah-perintah (hukum-hukum Tuhan) untuk dilaksanakan oleh setiap
manusia. Jadi, Islam adalah tunduk dan menyerah diri sepenuhnya kepada Allah–
lahir maupun batin–dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi
larangan-larangan- Nya. Islam adalah suatu agama yang berisi ajaran tentang tata
cara hidup yang diturunkan Allah kepada umat manusia melalui pararasul-Nya.
Keterangan- keterangan dari uraian di atas sesuai sekali dengan firman-firman
Allah,antara laindalamsuratal-Imranayat85:

ٰ ْ ‫اﻻس َْﻼ ِم ِد ْينًا فَلَ ْن يﱡ ْقبَ َل ِم ْن ۚه ُ َوه َُو فِى‬


َ‫اﻻ ِخ َرةِ ِمنَ ْال ٰخس ِِريْن‬ ِ ْ ‫َو َم ْن يﱠ ْبت َغِ َغي َْر‬

Artinya: “Dan barang siapa yang mencari agama selain Islam, sekali-kali
(agamanya) tidak akan diterima darinya dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang
rugi”.(Q.S Ali Imran : 85).8

Demikian pula larangan terhadap perjudian(maysir),penipuan(gharar),tadlis,dan


sejenisnya merupakan perbuatan yang harus jauh dari kegiatan investasi dan ruang
lingkupnya.Satu ajaran do’a yang patut menjadi pe-lajaran berharga adalah ketika
seorang muslim memanjatkan do’a, rab bana atina fi al-dunia hasanah wa fil akhirati
hasanah. Maka investasimen-jadi penting bila keuntungan yang didapat bukan pada

8
Qur’an Kemenag, Q.S. Ali Imran ayat 85

11
dimensi dunia saja, melainkan pulaharus sampai pada kehidupan akhirat.Kesatuan
antara dunia dan akhirat mengkaitkan pula kegiatan investasi di dunia sebagai suatu
sarana yang menyamankan jalan ke akhirat. Investasi dunia yang men-tentramkan
kehidupan diakhirat ini diyakini ada tiga yaitu anak shaleh,ilmu yang bermanfaat,dan
amal yang dinikmati orang banyak,dimana untuk memperoleh ketiganya dibutuhkan
dana.

Dengan demikian, konsep etika-religius iman maupun islam memiliki makna dasar yang
sama, yakni “selamat” atau “mem-berikan keselamatan” dan “aman” atau “memberikan
rasaaman” bagi dirinya, keluarga, dan lainnya. Karenanya, orang yang ber-iman dan
berislam akan memberikan kontribusi besar dalam memberikan kemaslahatan kepada
sesama dan lingkungan,tidak berlaku curang dalam berdagang,akan sangat mengasihi
sesamanya.

c. Ihsan

Ihsan merupakan modal yang kini menjadi suatu yang langka. Hanya sedikit
mereka yang komitmen dengan moralitas ini.Bahkan,sungguh disayangkan,mayoritas
mereka bukan dari umat yang taat.Profesionalisme merupakan moral yang begitu
mendapat apresiasi diBarat dan diacuhkan oleh kita.

Menurut Amru Khalid (2005: 103), berkenaan dengan per-ubahan tidak


dikhususkan hanyakepada kaum umat Islam, tetapi pada seluruh penduduk bumi. Allah
tidak mengatakan, “Allah tidak mengubah keadaan umat Islam“. Tetapi Allah meng-
katakan, ”Sesungguhnya Allah tidakakan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.(Q.S.Al-Ra’ad:11).

‫َلهٗ ُمع َ ّ ِق ٰبتٌ ِ ّم ۢ ْن بَ ْي ِن يَد َ ْي ِه َو ِم ْن َخ ْل ِف ٖه يَ ْح َف ُظ ْونَهٗ ِم ْن اَ ْم ِر ﱣ ِ ۗا ﱠِن ﱣ َ َﻻ يُ َغيّ ِ ُر َما ب ِ َق ْو ٍم َحتﱣى يُ َغيّ ِ ُر ْوا َما بِا َ ْن ُف ِس ِه ۗ ْم َو ِا َذ ٓا اَ َراد َ ﱣ ُ ب ِ َق ْو ٍم‬
‫ُس ۤ ْو ًءا َف َﻼ َم َردﱠ َلهٗ ۚ َو َما َل ُه ْم ِ ّم ْن د ُْونِ ٖه ِم ْن ﱠوا ٍل‬

Artinya: “Baginya (manusia) ada (malaikat-malaikat) yang menyertainya secara


bergiliran dari depan dan belakangnya yang menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah
apa yang ada pada diri mereka. Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu

12
kaum, tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi
mereka selain Dia”. (Q.S. Ar-Ra’d: 11).9

Namun demikian,taqwa tetap tidak terlepas dari tiga kunci diatas,yaitu paduan
iman,islam,dan ihsan yang meliputi lahir dan batin.Itulah yang dimaksud oleh lafadz Ad-
Din tau dinulIslam,yaitu agama yang hanya mempertuhankan Allah Yang Maha Esa,
dan mengajarkan satu-satunyajalan penyerahan total kepada-Nya, yaitu melalui hukum-
hukum-Nya sendiri. Karena itu, agama yang diakui olehAllah hanyalah agama Islam.

Jadi, Islam pertama-tama adalah suatu keyakinan, suatu iman, seperti


dicontohkan pada pengalaman Ibrahim,seorang yang disebut,bukan seorang penganut
agama Yahudi atau penganut agama Nasrani, melainkan seorang yang tulus dan
cenderung pada kebenaran(hanif),dan seorang yang me-nundukkan diri pada Allah
(Muslim) untuk melaksanakan segala perintah dan larangan-larangan-Nya untuk
dilaksanakan dalam segala aspek kehidupan(Islam).

D. ETIKA ISLAM SEBUAH PROBLEM SOLVER

Problem solver adalah kemampuan untuk menemukan masalah dan


memecahkannya dengan baik. Kemampuan ini sangat penting untuk dimiliki oleh setiap
orang, terutama di dunia kerja. Problem solving adalah sebuah tindakan penyelesaian
masalah dengan melakukan beberapa tahapan mulai dari menentukan penyebab
masalah, mengidentifikasi, memilih, dan menerapkan solusi. 10Ada banyak langkah,
metode, serta langkah dasar yang tercakup dalam proses problem solving, Kemampuan
pemecahan masalah itu sendiri berkaitan erat dengan kemampuan lain, antara lain
kemampuan menganalisis, mengungkapkan ide, mendengarkan, mengambil keputusan,
berkomunikasi, dan bekerja dalam tim.11

9
Qur’an Kemenag, Q.S. Ar-Ra’d ayat 11
10
Gulman Azkiya, Pentingnya Memiliki Skill Problem Solving dan Cara Meningkatkannya, Skill Academy, 20
Januari 2023, https://blog.skillacademy.com/kemampuan-problem-solving
11
Karni Fadhilah, Problem Solver: Kemampuan Individu dalam Pemecahan Masalah, Jojonomic, Juli 2023,
https://www.jojonomic.com/blog/problem-solver-kemampuan-individu-dalam-pemecahan-masalah/

13
Etika Islam adalah seperangkat nilai dan prinsip moral yang dipegang oleh umat
Islam dalam kehidupan sehari-hari. Etika Islam dapat membantu dalam problem solving
dengan cara sebagai berikut:

1. Membangun kepribadian dan karakter yang kuat

Etika Islam mengajarkan nilai-nilai moral yang dapat membantu seseorang


dalam membuat keputusan yang tepat dalam menyelesaikan masalah. Dengan memiliki
kepribadian dan karakter yang kuat, seseorang dapat menghadapi masalah dengan lebih
baik.12

2. Meningkatkan kemampuan problem solving

Etika Islam juga dapat membantu dalam membangun kemampuan problem


solving yang lebih kreatif dan inovatif.13 Dalam Islam, seseorang diharapkan untuk
memiliki kemampuan dalam menyelesaikan masalah dan menemukan solusi yang baik.
Allah berfirman sebagaimana dalam Q.S. al-A’raf ayat 42, yaitu:

ۤ
‫ص ٰحبُ ا ْل َج ﱠن ۚ ِة ُه ْم فِ ْيهَا ٰخ ِلد ُْو َن‬
ْ َ‫ف نَ ْف ًسا ا ﱠِﻻ ُو ْسعَهَآ ُا ٰولىكَ ا‬
ُ ‫ت َﻻ ُن َك ّ ِل‬ ‫َوا ﱠل ِذيْنَ ٰا َم ُن ْوا َوعَ ِم ُلوا ال ﱣ‬
ِ ٰ‫ص ِلح‬

Artinya: “Dan (Adapun) orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan,


Kami tidak akan membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Mereka
itulah penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya”. (Q.S. al-A’raf/7 : 42)

Berdasarkan ayat di atas, dapat dipahami bahwa setiap manusia yang hidup pasti
akan menghadapi masalah. Namun, Allah tidaklah membebani manusia dengan masalah
yang tidak sanggup dipikul oleh mereka. Karena Dia telah menganugerahkan beragam
kemampuan untuk mampu menyelesaikan masalah hidupnya. Tentu saja,kemampuan ini

12
Ahmad Zakki Fuad dkk, Membangun Etika dan Kepribadian di Lembaga Pendidikan Islam: Sebuah
Perspektif Psikologi Qur’ani, Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Educatio Studies), Volume 5 Nomor
2 (2017).
13
Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 237.

14
tergantung sejauh mana manusia berhasil mengaktualisasikan potensi dirinya. 14

3. Membantu dalam membuat keputusan

Etika Islam juga dapat membantu seseorang dalam membuat keputusan yang
tepat dalam menyelesaikan masalah. Dengan begitu, keputusan yang diambil dapat lebih
inovatif dan membuat produktivitas semakin meningkat. Proses pemecahan masalah
memainkan peran kunci dalam kehidupan berorganisasi di perusahaan.Dalam Islam,
seseorang diharapkan untuk mempertimbangkan nilai-nilai moral dan etika dalam
membuat keputusan. Kemampuan memecahkan masalah menjadi cerminan
profesionalitas seseorang. Dalam jangka panjang, perusahaan yang menggunakan
pelatihan pemecahan masalah akan memungkinkan karyawan mereka untuk secara
efisien dan produktif mengelola setiap interaksi internal atau eksternal dengan
profesionalisme yang hanya akan menguntungkan bisnis secara keseluruhan. 15

14
Tarmizi, Problem Solver dalam Perspektif Bimbingan Konseling Islami , MIQOT, Volume 37 Nomor 1,
(2013)
15
Vindiasari Yunizha, Mengenal Proses Problem Solving di Dunia Kerja untuk Memecahkan Masalah,
ruangkerja, 16 Desember 2022, https://www.ruangkerja.id/blog/problem-solving-adalah

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Secara filosofis, sistemetika Islam tentunya berbeda dengan sistemetika sekular,
serta berbeda pula dengan kode moral yang diajarkan oleh agama-agama lain. Model
sekuler memandang kode moral sebagai suatu yang bersifat sementara dan kabur, karena
terbentuk berdasarkan pada nilai kemanusiaan yang dipersepsi filosof penggalinya.
Misalnya, epicurianisme atau kebahagiaan yang lebih berorientasi pada pencarian
kebahagiaan. Menurut penelitian Hendar Riyadi al-Qur’an memuat konsep-konsep dan
prinsip-prinsipetik yang berkepentingan untuk menghasilkan sikap-sikap yang benar bagi
tindakan manusia, baik dalam tindakan politik, sosial, ekonomi dan terutama dalam per-
dagangan. Bisnis, usaha dagang, atau usaha komersial dalam dunia perdagangan
merupakan suatu hal yang amat krusial dalam kehidupan manusia. Tidak heran jika Al-
Qur’an sebagai kitab suci yang memberi tuntunan menyeluruh, memberi pula petunjuk-
petunjuk-Nyaberkaitan dengan interaksi dalam bidang tersebut.

B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sekalian
agar kedepannya dapat lebih baik lagi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Saefuidin, 1998. DesekularisasiPemikiran: LandasanIslamisasi. (Bandung: MIZAN)


Hendar, Riyadi. 2007. MelampauiPluralisme Etika Al-Qur’an TentangKeragaman
Agama. (Jakarta: Graha Pena)
Shihab, M. Quraisy.,EtikaBisnisdalamWawasan Al-Qur’an,(Jakarta:
GrafimatraTatamedia, 1997).
Ernawan, Erni R., Business Ethics, Edisi Revisi, (Bandung: Alfabeta, 2011)
1
Kuntowijoyo, Islam SebagaiIlmuEpistemologi, Metodologi dan Etika, (Jakarta: Teraju,
1999), hal. 30.
Riyadi, Hendar, MelampauiPluralismeEtika Al-Qur’an TentangKeragaman Agama,
(Jakarta: Graha Pena, 2007), hal. 124.
Qur’an Kemenag, Q.S. Ali Imran ayat 85
Qur’an Kemenag, Q.S. Ar-Ra’d ayat 11
Gulman Azkiya, Pentingnya Memiliki Skill Problem Solving dan Cara Meningkatkannya,
Skill Academy, 20 Januari 2023, https://blog.skillacademy.com/kemampuan-problem-solving
Karni Fadhilah, Problem Solver: Kemampuan Individu dalam Pemecahan Masalah,
Jojonomic, Juli 2023, https://www.jojonomic.com/blog/problem-solver-kemampuan-individu-
dalam-pemecahan-masalah/
Ahmad Zakki Fuad dkk, Membangun Etika dan Kepribadian di Lembaga Pendidikan
Islam: Sebuah Perspektif Psikologi Qur’ani, Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic
Educatio Studies), Volume 5 Nomor 2 (2017).
Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm.
237.

17

Anda mungkin juga menyukai