Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KONSEP DASAR ILMU AKHLAK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Akhlak

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. SITTI JAMILAH, S.Ag, M.Ag

Oleh : Kelompok 1

Emir Hidayat (2320203893202004)

Muh. Muas (2320203893202009)

PROGRAM STUDI PARIWISATA SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PARE PARE

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan
rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa
ajaran agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
mata kuliah Ilmu Akhlak dengan judul Konsep Dasar Ilmu Akhlak. Di samping
itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya makalah ini.

Akhir kata, penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan
maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami
di waktu-waktu mendatang.

Pare Pare, 07 Maret 2024

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3

C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 3

II PEMBAHASAN ........................................................................................... 4

A. Pengertian Ilmu Akhlak ............................................................................. 4

B. Ruang Lingkup dan Tujuan Ilmu Akhlak ................................................... 8

C. Persamaan dan Perbedan Ilmu Akhlak .......................................................13

D. Manfaat Ilmu Akhlak ................................................................................17

III PENUTUP ...................................................................................................19

A. Kesimpulan ...............................................................................................19

B. Saran ........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................21

iii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akhlak bukanlah sekedar sebuah wacana, melainkan merupakan amal-
nyata; bukan sekedar teori dan konsepsi, melainkan sebuah praktek dan amal-
nyata; bukan juga sekedar praktek dan amal sesaat, melainkan sebuah praktek dan
amaliah permanen yang mendarah-daging dalam sikap, perilaku, dan kehidupan
sehari-hari. 1 Akhlak dalam Islam bukanlah sekedar moralitas biasa. Para Nabi dan
Rasul diutus ke dunia ini justru untuk ‘menyempurnakan’ akhlak mulia. Artinya
berakhlak mulia saja tidaklah cukup melainkan harus akhlak mulia yang
sempurna. Akhlak yang merupakan karakter para rasul-rasul Allah, para
nabiyullah serta para salafunas sholeh menjadi panutan dan ikatan bagi generasi-
generasi yang datang belakangan sekarang ini. Artinya apa yang dilakukan oleh
generasi sekarang taklain adalah hasil peniruan dari generasi sebelumnya sehingga
terlihat baru, bila dicari akar permasalahannya akan bersambung dengan persoalan
lama yang telah dihasilkan oleh masa lalu dan untuk selanjutnya terhubung
dengan konsep dan ajaran agama yaitu alqur’an dan al-hadis. 2
Islam merupakan agama yang santun karena dalam islam sangat menjunjung
tinggi pentingnya etika, moral dan akhlak. Akhlak adalah hal yang terpenting
dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah
laku, tabi'at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam
hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk.
Ajaran-ajaran Akhlak sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah ‫صلى‬
‫ هللا عليه وسلم‬dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang terda pat dalam beberapa
ayat al-Qur’an yang terdapat dalam Q.S Al-Ahzab : 21 yang artinya :
“Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik
bagimu”. Dan juga dalam hadits Nabi ‫" صلى هللا عليه وسلم‬Sesungguhnya hamba
yang paling dicintai Allah ialah yang paling baik akhlaknya". Akhlak merupakan

1
A Rusdiana and Nur Hamzah, ‘HO-ILMU AKHLAK MPI Segan 20_21’, 2020.
2
Mohammad Faizin, ‘Akhlak Dan Etika’, SAMAWA: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 1.2 (2021),
97–103.

1
sebuah sistem yang mengatur tindakan dan pola sikap manusia dalam menjalani
kehidupan sehari-hari. Dalam ajaran agama Islam, sistem nilai tersebut merupakan
sumber ijtihad sebagai salah satu metode berpikir secara islami.
Akhlak menempati kedudukan yang istimewa dan sangat penting. Tidak
kurang dari 1500 ayat Al-Qur‟an berbicara tentang akhlak. Belum lagi hadis-hadis
Nabi yang memberikan pedoman akhlak yang mulia dalam segenap aspek
kehidupan. Tidaklah berlebihan jika misi utama kerasulan Muhammad SAW
adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Sejarah mencatat keberhasilan
dakwah beliau adalah karena ditopang oleh akhlak yang mulia. Akhlak Islam
bukanlah moral yang kondisional-situasional. Nilai-nilai baik dan buruk, terpuji
dan tercela berlaku kapanpun dan dimana saja dalam segala aspek kehidupan.
Kejujuran dalam ekonomi dengan kejujuran dalam politik, kejujuran berlaku sama
baik terhadap muslim maupun non muslim. Keadilan harus ditegakkan sekalipun
terhadap diri dan keluarga sendiri. Kebencian terhadap musuh tidak boleh
menyebabkan kita tidak berlaku adil. Ajaran akhlak Islam sesuai dengan fitrah
manusia. Manusia memperoleh kebahagiaan yang hakiki, bukan yang semu,
apabila mengikuti nilai-nilaikebaikan yang diajarkan Al-Qur‟an dan Sunnah, dua
sumber akhlak Islam. Akhlak Islam memelihara jati diri manusia sebagai makhluk
Allah yang “ahsanu taqwim” (dalam bentuk yang sebaik-baiknya) sehingga dia
mampu menjalankan fungsinya sebagai “khalifah” di muka bumi. Dan juga akhlak
Islam benar-benar memelihara eksistensi manusia sebagai makhlukterhormat
sesuai dengan fitrahnya, serta diharapkan akhlak tidak hanya berhenti pada aspek
kognitif (sebagai pengetahuan) tapi masuk ke dalam aspek afektif (menjadi sikap,
watak, perilaku) yang berwujud akhlak yang mulia.3
Ajaran Islam mengenai akhlak begitu luas cakupannya meliputi bagaimana
seseorang berinteraksi terhadap sesamanya maupun sang pencipta. Akhlak
menduduki peran penting dalam kehidupan manusia, Islam memandang akhlak itu
sangat penting untuk mewujudkan kedamaian dan keselamatan manusia di dunia
dan akhirat. Itu sebabnya Nabi Muhammad SAW diutus untuk memperbaiki

3
Habib Mustofa and others, ‘Pendidikan Aqidah Akhlak Dalam Perspektif KH Ahmad Dahlan
Dan KH. Hasyim Asy’ari’, Jurnal Pendidikan Tambusai, 6.2 (2022), 12937–44.

2
akhlak manusia sehingga tercipta ketenteraman. bagi mereka yang sempat
bertemu langsung dengan Rasulullah SAW, maka cara meneladani Rasulullah
dapat mereka lakukan secara langsung. Sedangkan bagi mereka yang tidak
sezaman dengan Rasulullah SAW, maka cara meneladani Rasulullah SAW adalah
dengan mempelajari, memahami dan mengikuti berbagai petunjuk yang termuat
dalam sunnah atau Hadits beliau.4

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian ilmu akhlak menurut bahasa dan istilah dan menurut
para ahli?
2. Jelaskan ruang lingkup dan tujuan ilmu akhlak?
3. Jelaskan persamaan dan perbedaan ilmu akhlak dengan istilah etika, moral,
susila, dan budi pekerti?
4. Apa manfaat mempelajari ilmu akhlak?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian ilmu akhlak menurut bahasa dan istilah dan
menurut para ahli
2. Untuk mengetahui ruang lingkup dan tujuan dari ilmu akhlak
3. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan ilmu akhlak dengan istilah
etika, moral, susila, dan budi pekerti
4. Untuk mengetahui manfaat mempelajari ilmu akhlak

4
Muhammad Nuruzzaman Syam and Mahmud Arif, ‘Muamalah Dan Akhlak Dalam Islam’,
Manarul Qur’an: Jurnal Ilmiah Studi Islam, 22.1 (2022), 1–11.

3
II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Akhlak


Secara etimologi, kata akhlaq berasal dari bahasa Arab yang merupakan
jamak dari kata khuluq, yang berarti adat kebiasaan, perangai, tabiat, dan
muru'ah." Dengan demikian, secara etimologi, akhlak dapat diartikan sebagai budi
pekerti, watak, tabiat. Dalam bahasa Inggris, istilah ini sering diterjemahkan
sebagai character.5
Dalam Alquran, kata khulq yang merujuk pada pengertian perangai, disebut
sebanyak dua kali, yaitu

َ‫ا ِْن ٰهذَآ ا اَِّل ُخلُ ُق ْاَّلَ او ِلي َْۙن‬


(Agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang-orang terdahulu.
(QS. Asy-Asyu'arâ' (26): 137)

ٍ ُ‫َواِنا َك لَ َع ٰلى ُخل‬


‫ق َع ِظي ٍْم‬
Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur. (QS. Al-
Qalam (68): 4)

Adapun pengertian akhlak secara terminologi, menurut para ulama sebagai


berikut.
a. Imam Al-Ghazali (1055-1111 M)

‫صد ُُر ْاْل َ ْف َعا ُل ِبسُ ُهو َل ٍة‬


ْ َ‫ارة ٌ َع ْن َه ْيئَ ٍة فِي النَّ ْف ِس َرا ِسخَةٌ َع ْن َها ت‬ َ ‫فَ ْال ُخلُ ُق ِع َب‬
‫صد ُُر َع ْن َها‬ ْ َ‫ْث ت‬ُ ‫ت ْال َه ْيئَةُ ِب َحي‬
ِ َ‫َويُس ٍْر ِم ْن َغي ِْر َحا َج ٍة إِلَى فِ ْك ٍر َو َر ِويَ ٍة فَإِ ْن َكان‬
‫سناا َوإِ ْن‬ َ ‫ت تِ ْل َك ْال َه ْيئَةُ ُخلُقاا َح‬ ُ ‫ْاْل َ ْفعَا ُل ْال َج ِم ْيلَةُ ْال َمحْ ُمودَةِ َع ْق اًل َوش َْر اعا‬
ْ َ‫س ِمي‬
‫صاد ُِر ُخ ْل اقا‬
َ ‫ِي ْال َم‬
َ ‫ت ْال َه ْيئَ ِة َّال ِتي ه‬ ُ ُ‫صاد ُِر َع ْن َها ْاْل َ ْف َعا ُل ْالقَ ِبي َحة‬
ْ ‫س ِم َي‬ َّ ‫َكانَ ال‬
‫س ِيئاا‬
َ .
5
Samsul Munir, ‘Ilmu Akhlak’, Jakarta: Amzah, 2016.

4
"Akhlak adalah hay'at atau sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya
lahir perbuatan-perbuatan yang spontan tanpa memerlukan pertimbangan dan
pemikiran. Maka jika sifat tersebut melahirkan suatu tindakan yang terpuji
menurut ketentuan akal dan norma agama, ia dinamakan akhlak yang baik, tetapi
jika ia menimbulkan tindakan yang jahat, maka ia dinamakan akhlak yang
buruk."

b. Ibnu Maskawaih (941-1030 M)

‫ َو َه ِذ ِه ْال َحا ُل‬.ٍ‫ْال َحا ُل ِللنَّ ْف ِس دَا ِع َيةٌ لَ َها ِإلَى أَ ْف َعا ِل َها ِم ْن َغي ِْر فِ ْك ٍر َو ََل َر ِو َية‬

ِ َ‫ص ِل ْال ِمز‬


‫ َو ِم ْن َها َما‬... ‫اج‬ ْ َ ‫ط ِبي ِعياا ِم ْن أ‬
َ ‫ون‬
ُ ‫تَ ْنقَ ِس ُم ِإلَى قِ ْس َمي ِْن ِم ْن َها َما يَ ُك‬
‫ ث ُ َّم يَ ْست َِم ُر َعلَ ْي ِه‬،‫ب َو ُربَّما َكانَ َم ْبدَ ُؤهُ ال ِف ْك ُر‬ ِ ‫ون ُم ْستَفَاداا بِ ْالعَادَةِ َوالتَّ ْد ِري‬
ُ ‫يَ ُك‬
‫ير َملَ َكةا َو ُخلُقاا‬ َ ‫ص‬ ِ ‫أَ َّو اَل فَأ َ َّو اَل َحتَّى َي‬.
"Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan
perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Keadaan ini
terbagi dua, ada yang berasal dari tabiat aslinya... ada pula yang diperoleh dari
kebiasaan yang berulang-ulang. Boleh jadi, pada mulanya tindakan itu melalui
pikiran dan pertimbangan, kemudian dilakukan terus-menerus, maka jadilah
suatu bakat dan akhlak."

c. Muhyiddin Ibnu Arabi (1165-1240 M)

‫ َو ْال ُخلُ ُق قَ ْد‬،‫ار‬ ْ ‫ان أَ ْف َعالَهُ ِب ًَل ُر ِويَ ٍة َو ََل‬


ِ َ‫اختِي‬ ُ ‫س‬ ِ ْ ‫ْال َحا ُل ِللنَّ ْف ِس ِب ِه يَ ْف َع ُل‬
َ ‫ال ْن‬
‫ون إِ ََّل‬
ُ ‫اس ََل يَ ُك‬
ِ َّ‫ض الن‬ َ ‫اس غ َِريْزَ ةا َو‬
ِ ‫ َوفِي بَ ْع‬.‫ط ْبعاا‬ ِ َّ‫ض الن‬ ُ ‫يَ ُك‬
ِ ‫ون فِي بَ ْع‬
ِ ْ ‫ض ِة َو‬
‫الجْ ِت َها ِد‬ َ ‫الر َيا‬
ِ ‫ ِب‬.
"Keadaan jiwa seseorang yang mendorong manusia untuk berbuat tanpa melalui
pertimbangan dan pilihan terlebih dahulu. Keadaan tersebut pada seseorang
boleh jadi merupakan tabiat atau bawaan, dan boleh jadi juga merupakan
kebiasaan melalui latihan dan perjuangan."

5
d. Syekh Makarim Asy-Syirazi

ِِ ‫سان‬ ِ ْ ‫ِل‬
َ ‫ْل ْن‬ ِ َ‫س َجايَا ْالب‬
‫اطنِيَّ ِة‬ َّ ‫ت ْال َم ْعنَ ِويَّ ِة َوال‬
ِ ‫ْاْل َ ْخ ًَل ُق َم ْج ُمو َعاتُ ال َك َم َاَل‬
"Akhlak adalah sekumpulan keutamaan maknawi dan tabiat batin manusia."

e. Al-Faidh Al-Kasyani (w. 1091 H)

ُ ‫صد ُُر ِم ْن َها ْاْل َ ْف َع ُل ِب‬


‫س ُهو َل ٍة‬ َ ‫ْال ُخلُ ُق ه َُو ِع َب‬
ْ َ‫ارة ٌ َع ْن َه ْيئَ ٍة قَائِ َم ٍة فِي النَّ ْف ِس ت‬
‫م ْن د ُْو ِن ْال َحا َج ِة إِلَى تَدَب ٍُّر َوتَفَ َّك ٍر‬.
ِ
"Akhlak adalah ungkapan untuk menunjukkan kondisi yang mandiri dalam jiwa,
darinya muncul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa didahului perenungan
dan pemikiran."

f. Dr. Ahmad Muhammad Al-Hufi

Akhlak adalah adat yang dengan sengaja dikehendaki keberadaannya. Dengan


kata lain, akhlak adalah azimah (kemauan yang kuat) tentang sesuatu yang
dilakukan berulang-ulang, sehingga menjadi adat (kebiasaan) yang mengarah
kepada kebaikan atau keburukan.

g. Dr. Ahmad Amin

Akhlak adalah kebiasaan kehendak. Artinya, apabila kehendak itu mem- biasakan
sesuatu, kebiasaannya itu disebut sebagai akhlak."

h. Al-Qurthubi

‫ير ِمنَ ْال ِخ ْل َق ِة‬


ُ ‫ص‬ِ ‫س َّمى ُخلُقاا ِْلَنَّهُ َي‬ ِ َ‫سهُ ِمنَ ْاْلد‬
َ ُ‫ب ي‬ ُ ‫ان نَ ْف‬
ُ ‫س‬ ِ ْ ‫َما ه َُو َيأ ْ ُخذُ ِب ِه‬
َ ‫ال ْن‬

‫فِي ِه‬.
"Suatu perbuatan manusia yang bersumber dari adab kesopanannya disebut
akhlak, karena perbuatan itu termasuk bagian dari kejadiannya."

6
i. Abu Bakar Jabir Al-Jazairi

ُ‫اريَة‬ ِ ْ ُ‫اريَة‬
ِ َ‫ال ْختِي‬ ِ َ‫الد‬ ْ َ‫ْال ُخلُ ُق َه ْيئَةُ َرا ِسخَة ٌ فِي النَّ ْف ِس ت‬
ِ ْ ‫صد ُُر َع ْن َها ْاْل َ ْفعَا ُل‬
‫س ِيئَ ٍة َو َج ِم ْيلَ ٍة َوقَ ِبي َح ٍة‬ َ ‫م ْن َح‬.
َ ‫سنَ ٍة َو‬ ِ
"Akhlak adalah bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia, yang
menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela dengan cara yang
disengaja."

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya, Ihya' 'Ulûmuddîn menyebutkan bahwa


induk dari akhlak adalah empat hal berikut.
1. Al-Hikmah (Kebijaksanaan)
Hikmah adalah keadaan atau tingkah laku jiwa yang dapat menentukan
sesuatu yang benar, dengan cara menyisihkan hal-hal yang salah dalam segala
perbuatan, yang dilakukan secara ikhtiariah (tanpa paksaan).
2. Asy-Syaja'ah (Keberanian)
Syaja'ah adalah keadaan jiwa yang menunjukkan sifat kemarahan, namun
dituntun oleh akal pikiran untuk terus maju dan mengekangnya.
3. Al-'Iffah (Pengekangan Hawa Nafsu)
'Iffah adalah mendidik kekuatan syahwat atau kemauan, dengan berdasar- kan
akal pikiran dan syariat agama.
4. Al-'Adl (Keadilan)
Al-'Adl adalah suatu keadaan jiwa yang dapat membimbing kemarahan dan
syahwat, serta membawanya ke arah yang sesuai dengan hikmah dan
kebijaksanaan.

Ilmu Akhlak
Berikut ini pengertian ilmu akhlak menurut para ahli

1. Syekh Hafizh Al-Mas'udi

ِ ‫سائِ ُر ْال َح َو‬


‫اس‬ ِ ‫ص ًَل ُح ْالقَ ْل‬
َ ‫ب َو‬ ُ ‫ْال ِع ْل ُم يَ ْع ِر‬
ِ ‫ف ِب ِه‬
"Yaitu ilmu yang menerangkan tentang kebaikan hati dan segenap panca- indra."

7
2. Ahmad Amin
Ilmu akhlak adalah ilmu yang menerangkan arti baik dan buruk, men-
jelaskan apa yang seharusnya dilakukan oleh sebagian manusia kepada yang
lainnya, menyatakan tujuan yang harus ditempuh oleh manusia dalam perbuatan
mereka, dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.

3. Barnawie Umarie
Ilmu akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk,
terpuji dan tercela, serta tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin.

4. Hamzah Ya'qub
Ilmu akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara yang baik dan
buruk, antara yang terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia
secara lahir dan batin.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian ilmu


akhlak mencakup empat hal, yaitu 1) menjelaskan arti baik dan buruk; 2)
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan; 3) menunjukkan jalan untuk
melakukan perbuatan; dan 4) menyatakan tujuan di dalam perbuatan.

B. Ruang Lingkup Ilmu Akhlak


Ruang lingkup akhlak terdiri dari akhlak kepada Allah swt, akhlak terhadap
sesama manusia, akhlak terhadap lingkungan, akhlak pribadi, akhlak berkeluarga,
akhlak bermasyarakat, akhlak bernegara, dan akhlak beragama. 6

1. Akhlak Terhadap Allah SWT


Akhlak kepada Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada tuhan
selain Allah dan merupakan akhlak yang paling tinggi derajatnya. Sebab, akhlak
kepada yang lainya merupakan menjadi dasar akhlak kepada Allah terlebih
Dahulu. Tidak ada akhlak yang baik kepada orang lain tanpa terlebih dahulu
berakhlak kepada Allah SWT. Di samping itu akhlak merupakan perintah atau

6
Muhammad Syafiqurrohman, ‘Implementasi Pendidikan Akhlak Integratif-Inklusif’,
QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Agama, 12.1 (2020), 37–48.

8
kewajiban yang telah ditentukan, dan manusia mesti mematuhi dan
mengaplikasikan. Allah juga yang menentukan cara-cara, jenis, dan bentuk
Akhlak kepada Allah dan kedapa makhluknya. Banyak cara untuk berakhlak
kepada Allah diantaranya sebagai berikut:
a. Taat terhadap perintah-Nya
Tugas manusia ditugaskan di dunia ini adalah untuk beribadah karena itu
taat terhadap aturanNya merupakan bagian dari perbuatan baik.
Melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi laranganlarangan-
Nya.Ta’at ini juga diartikan sebagai taqwa, yakni memelihara diri agar
selalu berada pada garis dan jalan-Nya yang lurus.
b. Bersyukur atas nikmat Allah
Bersyukur artinya merasa senang karena memperoleh kenikmatan dari Allah
SWT, kemudian menambah semangat dalam beribadah kepada Allah,
hatinya bertambah iman dan makin banyak berdzikir kepadaAllah. Orang
yang salah dalam menggunakan kenikmatan, yaitu untuk mengikuti hawa
nafsu dianggap kufur yakni mengingkari kenikmatan yang telah diberikan
Allah kepadanya. Orang seperti ini akan diberi siksa oleh Allah dengan
adzab yang pedih.
c. Meyakini kesempurnaan Allah
Meyakini bahwa Allah mempunyai sifat kesempurnaan. Setiap yang
dilakukan adalah suatu yang baik dan terpuji.

2. Akhlak Terhadap Sesama Manusia


Manusia sebagai mahluk sosial tidak lepas dari hubungan dengan manusia
lainnya. Akhlak terhadap sesama manusia antara lain meliputi akhlak pada
manusia yang mengandung unsur kemanusiaan yang harmonis sifatnya. Allah
melarang perbuatan jahat yang merugikan kepada orang lain. Juga melarang orang
mengada-adakan yang semestinya tidak pada tempatnya bagi Allah. Firman Allah
dalam surat al-A’raf: 33 sebagai berikut :

9
َ ‫اَلثْ َم َو ْالبَ ْغ‬
‫ي ِبغَي ِْر‬ ِ ْ ‫طنَ َو‬
َ َ‫ظ َه َر ِم ْن َها َو َما ب‬
َ ‫ش َما‬ َ ‫اح‬ِ ‫ي ْالفَ َو‬
َ ‫قُ ْل اِنَّ َما َح َّر َم َر ِب‬
‫س ْل ٰطناا َّواَ ْن تَقُ ْولُ ْوا َعلَى ه‬
‫ّٰللاِ َما ََل‬ ُ ‫اّٰللِ َما لَ ْم يُن َِز ْل بِ ٖه‬
‫ق َواَ ْن ت ُ ْش ِر ُك ْوا بِ ه‬ِ ‫ْال َح‬
‫۝‬٣٣ َ‫تَ ْعلَ ُم ْون‬
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya Tuhanku hanya mengharamkan
segala perbuatan keji yang tampak dan yang tersembunyi, perbuatan dosa, dan
perbuatan melampaui batas tanpa alasan yang benar. (Dia juga mengharamkan)
kamu mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan bukti
pembenaran untuk itu dan (mengharamkan) kamu mengatakan tentang Allah apa
yang tidak kamu ketahui.”

Menurut Asy-Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin bahwa akhlak


yang terpuji dalam bermuamalah sesama manusia adalah dengan cara menahan
diri untuk tidak menyakiti, mencurahkan kemarahandan bermuka manis
dihadapan orang lain.

Setiap muslim hendaklah mengetahui hak-hak sesama muslim. Rasululloh


SAW adalah pribadi yang sangat luwes dan mampu bergaul dengan siapun, baik
dengan kawan maupun lawan. Berikut ini adalah adab dan hak-hak sesama
muslim yang diajarkan oleh Al-Qur’an dan Hadits antara lain:
a. Mengucapkan salam saat berjumpa sebelum memulai pembicaraan.
b. Berucap dengan ucapan yang tidak menyakiti perasaan, ucapan yang baik dan
benar (sesuai dengan lawan bicara).
c. Bertanggung jawab.
d. Menjenguk bila sakit dan mendoakanya.
e. Mengurus jenazahnya bila meninggal
f. Memberikan pertolongan kepadanyadan tidak membiarkanya dalam kesulitan.
g. Bersikap rendah hati dan tidak sombong.

Masih banyak lagi, seperti amanah, kasih sayang, mengembangkan harta anak-
anak yatim, memaafkan, membalas kejahatan dengan kebaikan,

10
mengajak kepada kebaikan dan melarang kejahatan dan lain-lain. Adanya
hubungan dengan sesama manusia, terdapat hak dan kewajiban masing
masingyaitu amar ma’ruf nahi munkar. Antara sesama manusia wajib mengajak
kepada perbuatan yang baik dan mencegah segala perbuatan yang keji dan
munkar. Oleh karena itu muslim yang satu harus saling mengenal dan membantu
muslim yang lain. Terhadap sesama manusia baik tetangga ataupun teman wujud
bantu membantu atau kerja sama sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya: menjenguk orang yang sakit, membantu anak yatim, menolong orang
miskin, memberi salam bila bertemu di jalan dan sebagainya. Di antara sesama
manusia, selalu berusaha untuk berbuat baik dan menjauhkan diri dari perbuatan
yang buruk.

3. Akhlak terhadap Lingkungan


Lingkungan yang dimaksud di sini adalah alam sekitar. Maksud akhlak
terhadap lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia, baik
binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda yang tak bernyawa. Manusia
sebagai khalifah, pengganti dan pengelola alam, sementara di sisi lain mereka
diturunkan ke bumi ini adalah agar membawa rahmat dan cinta kasih kepada alam
seisinya, termasuk lingkungan dan manusia secara keseluruhan. Manusia ditunjuk
sebagai wakil Tuhan di bumi, manusia diberi amanat untuk mewujudkan
kemakmuran di bumi dengan kekuasaannya yangkreatif. Dengan kreativitas yang
dimilikinya, memungkinkan manusia mengolah dan memberdayakan alam untuk
kepentingan hidupnya. Namun perlu diingat bahwa pemberdayaan lingkungan
jangan sampai merusak lingkunganya sendiri. Pada dasarnya akhlak yang
diajarkan al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai
khalifah. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan serta
bimbingan agar setiap mahluk mencapai tujuan penciptaannya. Kekhalifahan
menuntut adanya interaksi manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap
alam.

4. Akhlak Pribadi

11
Hendaknya seseorang menginsafi dan menyadari dirinya sendiri, karena
hanya dengan insaf dan sadar kepada diri sendirilah, pangkal kesempurnaan
akhlak yang utama, budi yang tinggi. Manusia terdiri dari jasmani dan rohani, di
samping itu manusia telah mempunyai fitrah sendiri, dengan semuanya itu
manusia mempunyai kelebihan dan di mana pun saja manusia mempunyai
perbuatan.

5. Akhlak Berkeluarga
Akhlak ini meliputi kewajiban orang tua, anak, dan karib kerabat.
Kewajiban orang tua terhadap anak, dalam Islam mengarahkan para orang tua dan
pendidik untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna, dengan ajaran-ajaran
yang bijak. Sehingga anak akan tumbuh secara sabar, terdidik untuk berani berdiri
sendiri, kemudian merasa bahwa mereka mempunyai harga diri, kehormatan dan
kemuliaan.
Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena mereka lebih
berhak dari segala manusia lainnya untuk kamu cintai, taati, dan hormati. Selain
itu, saudaramu laki-laki dan perempuan adalah putra ayah dan ibumu yang juga
cinta kepada kamu, menolong bapak dan ibumu dalam mendidikmu, mereka
gembira bilamana kamu gembira dan membelamu bilamana perlu. Pamanmu,
bibimu dan anak-anak mereka sayang kepadamu dan ingin agar kamu selamat dan
berbahagia, karena mereka mencintai ayah dan ibumu dan menolong keduanya di
setiap keperluan.

6. Akhlak Bermasyarakat
Tetanggamu ikut bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut susah jika
orang tuamu susah, mereka menolong, dan bersama-sama mencari kemanfaatan
dan menolak kemudaratan, orang tuamu cinta dan hormat pada mereka maka
wajib atasmu mengikuti ayah dan ibumu, yaitu cinta dan hormat pada tetangga.

7. Akhlak Bernegara
Mereka yang sebangsa denganmu adalah warga masyarakat yang tidak
segan berkorban untuk kemuliaan tanah airmu, kamu hidup bersama mereka

12
dengan nasib dan penanggungan yang sama. Ketahuilah bahwa kamu adalah salah
seorang dari mereka dan timbul tenggelam bersama mereka.

Tujuan Akhlak
Pada dasarnya, tujuan pokok akhlak adalah agar setiap muslim berbudi
pekerti, bertingkah laku, berperangai atau beradat-istiadat yang baik sesuai dengan
ajaran agama Islam. Sebagaimana sudah diperintahkan dalam ajaran agama, tentu
kewajiban memiliki akhlakul mahmudah atau akhlak terpuji ini memiliki sebuah
tujuan dalam pelaksanaannya. Hal ini telah dijelaskan imam Al Ghazali dalam
Ma'ârij al-Quds fî Madârij Ma'rifat al-Naf "Tujuan akhir dari akhlak adalah
memutuskan diri kita dari cinta kepada dunia, dan menanamkan dalam diri kita
cinta kepada Allah SWT. Maka tidak ada sesuatu yang lebih dicintai selain
berjumpa dengan Allah SWT dan tidak menggunakan semua hartanya kecuali
karena dan untuk Allah SWT," tulis Al Ghazali.
Berbuat baik atau memiliki akhlak terpuji dalam kehidupan bisa dimulai
dari diri sendiri terlebih dahulu. Salah satunya seperti menjaga lisan agar bertutur
kata yang baik, membantu sesama, sopan santun, menjaga rahasia atau aib orang
lain, dan jujur kepada siapapun. Selain itu perlu juga untuk mulai mengontrol diri
agar tidak memiliki akhlak tercela. Seperti kikir, takabur, sombong, dengki, suka
berbohong, berbicara kasar, dan berprasangka buruk terhadap sesuatu.

C. Persamaan dan Perbedaan Ilmu Akhlak dengan Istilah Etika, Moral,


Susila, dan Budi Pekerti.
Persamaan dari akhlak, moral, susila, etika, dan budi pekerti sama-sama
mengacu pada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, tabiat,
ataupun perangai yang baik maupun perangai yang buruk. Akhlak menyangkut hal
yang berhubungan dengan perbuatan baik, buruk, benar dan salah dalam tindakan
seseorang manusia yang panutannya bersumber dari Al-Qur'an dan Hadis
Rasulullah saw. Berikut ini persamaan dan perbedaannya sebagai berikut:

13
1. Etika
Secara etimologis (ilmu usul-usul kata), etika berasal dari bahasa Yunani,
yaitu ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Dari
pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya
menentukan tingkah laku manusia. 7
Etika adalah sebuah ilmu, bukan sebuah ajaran. Etika berbicara tentang
mengapa kita harus mengikuti ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita
mengambil sikap yang bertanggung jawab terhadap berbagai ajaran moral atau
akhlak. Kedua istilah tersebut memang dapat dibedakan, tetapi secara fungsional
tidak dapat dipisahkan. Sebab ketika kita berperilaku baik dengan mengetahui
alasannya, hal itu akan menjadikan kita lebih mantap dalam bertindak. Demikian
juga ketika kita meninggalkan perbuatan buruk.
Dalam hal ini, etika berusaha memahami soal mengapa atau atas dasar apa
kita harus hidup menurut norma-norma tertentu. Singkatnya, etika adalah filsafat
moral atau filsafat akhlak. Adapun akhlak, adalah ajaran-ajaran moralnya, tentang
ihwal yang baik dan buruk. Jika etika lebih bersifat teoretis-filosofis, akhlak
(moral) lebih bersifat praktis-aplikatif. 8
Jadi, Akhlak menyangkut hal yang berhubungan dengan perbuatan baik,
buruk, benar dan salah dalam tindakan seseorang manusia yang panutannya
bersumber dari Al-Qur'an dan Hadis Rasulullah saw. Sedangkan etika yang
bersumber dari hasil budaya dan adat istiadat suatu tempat yang berlaku dalam
suatu masyarakat. Persamaan antara akhlak dengan etika adalah keduanya
membahas masalah baik dan buruk tingkah laku manusia.

2. Moral
Selain dikenal dengan istilah etika, kajian mengenai akhlak juga dikenal
dengan istilah moral. Secara etimologi, istilah moral berasal dari bahasa Latin

7
Tarpin Tarpin, ‘Buku Ajar Ilmu Akhlak’, 2023.
8
Munir.

14
mores, yang merupakan bentuk jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan. 9
Dalam bahasa Indonesia, moral diterjemahkan sebagai susila. Moral di- pahami
sebagai sesuatu yang diterima oleh keumuman massa. Dalam hal ini, mengarah
pada tindakan manusia yang baik dan wajar, sesuai dengan ukuran tindakan yang
diterima oleh umum, dalam lingkungan sosial tertentu.
Moralitas dapat bersifat objektif atau subjektif. Moralitas objektif melihat
suatu perbuatan sebagai perbuatan itu sendiri, terlepas dari kehendak pelaku- nya.
Adapun moralitas subjektif, adalah moralitas yang memandang suatu perbuatan
berdasarkan kondisi pengetahuan dan pusat perhatian pelakunya, latar
belakangnya, training, stabilitas emosional, serta perilaku personal lainnya.
Etika dan moral memiliki beberapa persamaan. Secara etimologis, kata etika
dan moral mempunyai arti yang sama, yaitu kebiasaan, adat. Dengan kata lain,
etika dengan rumusan yang sama dengan moral, adalah nilai-nilai dan norma yang
menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok, dalam mengatur tingkah
lakunya.
Adapun perbedaan dari keduanya, etika lebih banyak bersifat teori,
sedangkan moral lebih bersifat praktis. Menurut pandangan para filsuf, etika
membahas tingkah laku perbuatan manusia secara universal (umum), sedangkan
moral memandangnya secara spesifik. Moral menyatakan ukuran, sedangkan etika
menjelaskan ukuran tersebut. Dengan demikian, antara moral dan etika memiliki
persamaan pembahasan, terlebih dalam kaitannya dengan masalah akhlak.

3. Susila
Susila merupakan kata yang berasal dari Bahasa Sansekerta. Su artinya baik,
sedangkan Sila artinya dasar atau norma. Pengertian susila dimaknai sebagai
aturan hidup yang lebih baik. Orang yang berbuat susila berarti telah menerapkan
perilaku yang baik, sedangkan orang asusila berarti telah menerapkan perbuatan
hina dan tercela. 10

9
M Taufiq Rahman, ‘Filsafat Sosial: Moralitas’, 2020.
10
Erwan Efendi and others, ‘MORAL DAN SUSILA’, Jurnal Macsilex, 2.1 (2023), 52–58.

15
4. Budi Pekerti
Budi pekerti adalah tindakan yang diatur oleh pikiran, tindakan dari realisasi
pikiran sendiri, dan tindakan yang dikendalikan oleh pikiran. Budi pekerti selalu
dikaitkan dengan pendidikan, sehingga pendidikan budi pekerti merupakan upaya
sadar yang telah melakukan serta upaya menanamkan atau menginternalkan nilai
moral dalam berperilaku dan bersikap. Sedangkan pengertian budi pekerti
menurut KBBI adalah tingkah laku, akhlak, perangai atau watak. Dalam bahasa
Arab, istilah budi pekerti sendiri disebut dengan akhlak dan dalam bahasa Inggris
disebut dengan ethic, yang artinya adalah etika. Dengan tujuan memiliki perilaku
yang baik dan luhur untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Berikut ini contoh
yang termasuk ke dalam budi pekerti: a) sikap jujur, b) amanat, c) bisa dipercayai
dan bisa percaya.

Etika, moral, susila, budi pekerti dan akhlak memiliki persamaan yang dapat
kita temukan pada poin fungsi dan juga perannanya. Yakni, dapat menentukan
punishment dari perlakuan manusia agar berada koridor penilaian baik atau buruk.
Persamaan yang dimaksudkan dari keempat kata tersebut dapat dilihat dari tiga
poin, yaitu: (1) objeknya, yakni perbuatan dari manusia, kemudian (2) takarannya:
yaitu perbuatan baik dan buruk, dan (3) tujuannya, yakni agar manusia memiliki
pribadi yang baik.
Ada pun perbedaan antara etika, moral, susila, budi pekerti, dan akhlak
adalah: (a) Etika, yaitu penilaian baik buruk yang disesuaikan dengan akal pikiran,
dan moral, (b) Moral, yakni berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum di
masyarakat, (c) Akhlak, dimana yang menjadi ukurannya adalah AlQur’andan
hadits, dan (d) Susila, ialah pengaturan hidup yang lebih baik, beradab dan
memiliki sopan dan santun, (e) Budi Pekerti, ialah tingkah laku atau perangai
yang baik. Perbedaan lain antara etika, moral dan susila terlihat pula pada sifat
dan pembahasannya, yaitu:1) Etika lebih banyak bersifat teoretis, memandang
tingkah laku manusia secara umum, selain itu etika juga menjelaskan ukuran baik-
buruk. 2) Moral dan susila lebih banyak ber-sifat praktis, lokal dan individual.3)

16
Akhlak ukuran yang digunakan untuk menentukan baik dan buruk itu adalah
AlQur’an dan hadits.

D. Manfaat Ilmu Akhlak


Berikut ini adalah beberapa manfaat mempelajari ilmu akhlak, sebagai
berikut:
1. Mengikuti perintah Allah
Berakhlak dan beradab yang baik adalah perintah Allah Ta’ala, sebagaimana
Rasulullah memberikan teladan bagi kita semua.
2. Jalan menuju surga
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Yang paling banyak
memasukkan ke surga adalah takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia.”
(HR At-Tirmidzi, Ibnu Maajah dan Al-Haakim dan dihasankan oleh Syaikh
Al-Albani).
3. Mudah mempelajari ilmu lain
Yusuf bin Al Husain berkata, “Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi
mudah memahami ilmu.” Syaikh Sholeh Al ‘Ushoimi berkata, Dengan
memperhatikan adab maka akan mudah meraih ilmu. Sedikit perhatian pada
adab, maka ilmu akan disia-siakan.” Abu Zakariya An Anbari rahimahullah
mengatakan: Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa
ilmu seperti jasad tanpa ruh” (Adabul Imla’ wal Istimla’ [2], dinukil dari
Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [10]).
4. Mukmin yang sempurna imannya
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: ‘’Kaum Mukminin yang paling
sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Tirmidzi no.
1162, ia berkata: “hasan shahih”).
5. Mendapat kemudahan dalam kesusahan
Mereka yang memiliki akhlak yang baik akan mendapatkan kemudahan
dalam berbagai kesulitan yang dihadapi.
6. Amalan diterima

17
Seseorang yang memiliki akhlak yang baik akan diterima segala amalannya.
Beberapa ulama mengatakan, “Adab dalam amalan merupakan tanda
diterimanya amalan” (Nudhratun Na’im fi Makarimi Akhlaqir Rasul Al
Karim, 2/169).
7. Keuntungan di hari akhir
Rasulullah pernah bersabda, "Tiada sesuatu yang lebih berat timbangan
seseorang Mukmin di hari kiamat daripada akhlak yang baik. Dan Allah
sangat benci kepada orang yang kotor (keji) mulutnya dan kelakuannya (HR.
Turmidzi).
8. Disukai Allah
Muslim dengan akhlak yang baik adalah orang yang paling disukai Allah. Hal
ini banyak dijelaskan dan ditegaskan Allah dalam Al-Qur’an. Allah
berfirman, “Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka. Sungguh, Allah
Menyukai orang- orang yang berbuat baik.” (QS.al-Ma’idah:13). "Hai
orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.(QS: Al-Baqarah Ayat:
153).
9. Orang yang beruntung
Allah Ta’ala berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian
dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan
negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung.(QS:
Ali ‘Imraanb: 200).
10. Pahala tanpa batas
Allah berfirman, "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang
dicukupkan pahala mereka tanpa batas.(QS: Az-Zumar Ayat :10).
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.(QS : An-Nahl Ayat : 97).

18
III. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Secara etimologi, kata akhlaq berasal dari bahasa Arab yang merupakan
jamak dari kata khuluq, yang berarti adat kebiasaan, perangai, tabiat, dan
muru'ah." Dengan demikian, secara etimologi, akhlak dapat diartikan
sebagai budi pekerti, watak, tabiat. Sedangkan Ilmu akhlak adalah ilmu
yang menentukan batas antara yang baik dan buruk, antara yang terpuji
dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia secara lahir dan
batin.
2. Ruang lingkup akhlak terdiri dari (1) akhlak kepada Allah swt, (2) akhlak
terhadap sesama manusia, (3) akhlak terhadap lingkungan, (4) akhlak
pribadi, (5) akhlak berkeluarga, (6) akhlak bermasyarakat, (7) akhlak
bernegara, dan (8) akhlak beragama.
3. Etika, moral, susila, budi pekerti dan akhlak memiliki persamaan yang
dapat kita temukan pada poin fungsi dan juga perannanya. Yakni, dapat
menentukan punishment dari perlakuan manusia agar berada koridor
penilaian baik atau buruk. Ada pun perbedaan antara etika, moral, susila,
budi pekerti, dan akhlak adalah: (a) Etika, yaitu penilaian baik buruk yang
disesuaikan dengan akal pikiran, dan moral, (b) Moral, yakni berdasarkan
kebiasaan yang berlaku umum di masyarakat, (c) Akhlak, dimana yang
menjadi ukurannya adalah AlQur’andan hadits, dan (d) Susila, ialah
pengaturan hidup yang lebih baik, beradab dan memiliki sopan dan santun,
(e) Budi Pekerti, ialah tingkah laku atau perangai yang baik
4. Adapun manfaat mempelajari ilmu akhlak antara lain: (1) mengikuti
perintah Allah, (2) jalan menuju surga, (3) mudah mempelajari ilmu lain,
(4) mukmin yang sempurna imannya, (5) mendapat kemudahan dalam
kesusahan, (6) amalan diterima, (7) keuntungan di hari akhir, (8) disukai
allah, (9) orang yang beruntung, (10) pahala tanpa batas.

19
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Erwan, Nur Azman Auliyani, Taufik Hidayat, and Putriyani Yunita,
‘MORAL DAN SUSILA’, Jurnal Macsilex, 2.1 (2023), 52–58

Faizin, Mohammad, ‘Akhlak Dan Etika’, SAMAWA: Jurnal Hukum Keluarga


Islam, 1.2 (2021), 97–103

Munir, Samsul, ‘Ilmu Akhlak’, Jakarta: Amzah, 2016

Mustofa, Habib, Fika Wahyu Nurita, Fatihah Al Mutamaddinah, and Yazida


Ichsan, ‘Pendidikan Aqidah Akhlak Dalam Perspektif KH Ahmad Dahlan
Dan KH. Hasyim Asy’ari’, Jurnal Pendidikan Tambusai, 6.2 (2022), 12937–
44

Rahman, M Taufiq, ‘Filsafat Sosial: Moralitas’, 2020

Rusdiana, A, and Nur Hamzah, ‘HO-ILMU AKHLAK MPI Segan 20_21’, 2020

Syafiqurrohman, Muhammad, ‘Implementasi Pendidikan Akhlak Integratif-


Inklusif’, QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Agama, 12.1 (2020),
37–48

Syam, Muhammad Nuruzzaman, and Mahmud Arif, ‘Muamalah Dan Akhlak


Dalam Islam’, Manarul Qur’an: Jurnal Ilmiah Studi Islam, 22.1 (2022), 1–
11

Tarpin, Tarpin, ‘Buku Ajar Ilmu Akhlak’, 2023

20

Anda mungkin juga menyukai