Anda di halaman 1dari 18

KONSEP AKHLAK, ETIKA DAN MORAL, KARAKTERISTIK,

DAN AKTUALISASINYA DALAM ISLAM

Diajukan Untuk Tugas Mata Pelajaran “Bahasa Indonesia”

Guru Pengampu: Risky Robbysansah, S.Pd.

Disusun Oleh:

Nur Indah A

Kelas X1 MIPA 2
SMAN 14 BANDAR LAMPUNG
Tahun Ajaran 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pendidikan Agama Islam dengan judul "Hukum,
Tujuan, Syarat dan Rukun Nikah Menurut Islam" tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini
kami upayakan semaksimal mungkin sehingga dapat terselesaikan penulisannya dengan hasil
terbaik dari kami. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam merampungkan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa bahwa masih banyak terdapat kekurangan baik dari
segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Untuk itu, dengan lapang dada kami membuka
selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi
memperbaiki makalah ini.

Demikian yang bisa kami sampaikan, harapan kami sebagai penyusun semoga makalah
sederhana ini dapat bermanfaat serta mampu memenuhi harapan berbagai pihak.

Bandar Lampung, 16 Maret 2022.

Nur Indah A
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
1. KONSEP AKHLAK DALAM ISLAM........................................................................6
2. CIRI-CIRI AKHLAK .....................................................................................................7
3. AKTUALISASI AKHLAK DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT.......................7
4. TUJUAN AKHLAK .....................................................................................................9
5. UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS AKHLAK..................................................9
6. PENGERTIAN ETIKA………………………………………………………………..10
7. JENIS-JENIS ETIKA………………………………………………………………….10
8. MANFAAT ETIKA……………………………………………………………..…….11.
9. FUNGSI ETIKA………………………………………………………………………..12
10. PENGERTIAN MORAL……………………………………………………..…..……..13
11. NILAI MORAL DALAM KEHIDUPAN………………………………………...……..14
12. FUNGSI NILAI MORAL………………………………………………………………15
BAB III………………………………………………………………………...……………16

PENUTUP................................................................................................................................16
KESIMPULAN........................................................................................................................16
SARAN....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Akhlak mempunyai pengaruh besar terhadap individu manusia dan terhadap suatu
bangsa. Ajaran-ajaran akhlak sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah saw dalam
kehidupan sehari-hari, seperti yang terdapat di beberapa ayat al-Qur’an yang menjelaskan
tentang akhlak mulia Rasulullah. Sebagaimana yang terdapat dalam Q.S. Al-Aḥzāb:21
yang artinya “ Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu, bagi orang yang mengharap Allah dan hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah”.1 Dari ayat tersebut mengindikasikan perlu adanya akhlak mulia, baik
dikehidupan agama maupun kehidupan beragama.
Upaya dalam meningkatkan akhlak sangatlah penting, Karena salah satu faktor
penyebab kegagalan Pendidikan Agama Islam selama ini adalah rendahnya akhlak mulia
peserta didik, kelemahan Pendidikan Agama Islam di Indonesia disebabkan karena
pendidikan selama ini hanya menekankan kepada proses pentransferan ilmu kepada siswa
saja, belum ada proses transformasi nilai-nilai luhur keagamaan kepada peserta didik
untuk membimbingnya agar menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan berakhlak
mulia. Dalam kenyataannya memang persoalan akhlak selalu mewarnai kehidupan
manusia dari waktu ke waktu, terjadinya kemrosotan akhlak merupakan penyakit yang
dapat dengan cepat menjalar secara luas merambat ke segala bidang kehidupan manusia
jika tidak segera diatasi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan konsep ahklak, etika dan moral?
2. Apa ciri-ciri ahklak?
3. Apa tujuan dari penerapan ahklak, etika dan moral?
4. Bagaimana karakteristik seseorang yang memiliki ahklak, atika dan moral?
5. Bagaimana cara menerapkan ahklak, etika, dan moral?
C. TUJUAN
1. Mengetahui konsep ahklak
2. Mengetahui tujuan dari penerapan ahklak, etika dan moral
3. Mengetahui ciri-ciri orang yang memiliki ahklak, etika dan moral
4. Mengetahui cara penerapan ahklak, etika dan moral
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Ahklak dalam Islam


Kata akhlak merupakan bentuk jama` dari bahasa arab khuluqun yang memiliki
arti : sajiyyatun, tabi`tun, atau `adatun, yang artinya karakter, tabiat atau adat
kebiasaan, atau disebut juga etika. Akhlak juga sering disebut dengan moral, dimana
ia merupakan satu kali tindakan manusia yang diulang secara terus menerus, dan
akhirnya menjadi adat kebiasaan yang menyatu dalam diri perilakunya.
Pengertian akhlak dalam pengertinnya sangatlah luas tidak hanya sebatas
pengertian sopan santun atau moral. Meskipun dalam hal ini diantara pakar ada yang
berpendapat bahwa dalam pengertan antara kebiasaan dan moral, karena kebiasaan
dapat didefenisikan sebagai adat istiadat yang tidak merugikan, sebagai contoh,
(kebiasaan minum teh pada pagi hari), sedangkan moral adalah perlakuan terhadap
orang lain. Perbuatan-perbuatan manusia dapat dianggap sebagai akhlak apabila
memenuhi dua syarat sebagai berikut:
1) Perbuatan-perbuatan itu dilakukan berulang kali sehingga perbuatan-perbuatan itu
menjadi kebiasaan.
2) Perbuatan-perbuatan itu dilakukan dengan kehendak sendiri bukan karena adanya
tekanan-tekanan yang datang dari luar seperti ancaman dan paksaan atau
sebaliknya melalui bujukan dan rayuan.
Tatanan akhlak tidak hanya terbatas pada penyusunan hubungan antara
manusia dengan manusia lain, tetapi lebih dari itu juga mengatur hubungan manusia
dengan segala yang terdapat dalam wujud dan kehidupan, dan lebih jauh lagi
mengatur hubungan antara hamba dengan Tuhannya.
Rasul bersabda dalam hadis : (aku diutus tiada lain hanya untuk
menyempurnakan kebaikan akhlak). Atau yang semakna dengan ungkapan itu. Kalau
pernyataan itu kita cermati, akhlak sebagai misi Rasulullah SAW. Yang bersipat
menyeluruh, tentu mengandung arti yang sangat luas, seluas ajaran Islam yang beliau
sampaikan. Paling sedikit akhlak pasti mencakup lima hubungan: akhlak manusia
dalam berhubungan dengan Allah, diri sendiri, keluarga, masyarakat dan alam.
Tauhid harus menjadi jiwa ibadah. Tidak ada ibadah dan akhlak baik kepadanya
tanpa tauhid. Pelanggaran terhadap ketauhidan dalam beribadah merupakan akhlak
terburuk kepadanya, membuahkan dosa yang tidak terampun berbeda dengan dosa
lainnya.
B. Ciri-ciri Ahklak
Akhlak dalam islam bersumberkan atas aturan-aturan (norma-norma) yang
telah ditetapkan oleh Allah SWT di dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Akhlak
dalam islam memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat sebagai berikut.
1. Bersifat sakral yaitu memiliki keterkaitan dengan Allah serta merupakan ibadah
yang berdampak pahala bagi orang yang menaatinya dan dosa bila melanggarnya.
2. Bersifat absolut, karena ahklak islam bersumber kepada firman Allah dan sunnah
rasul maka memiliki kemutlakan sebagai standar baik atau buruk, benar atau
salah, secara baku dan tidak berubah, baik karena perbedaan budaya masyarakat
maupun perkembangan waktu dan zaman.
3. Bersifat imperatif yaitu mengikat dan memaksa
4. Bersifat akurat karena norma-norma itu sangat tepat sebagai media untuk
mengendalikan perilaku manusia, sehingga selaras dengan kepentingan penataan
kehidupan yang baru dan harmonis
5. Bersifat universal yaitu berlaku untuk siapapun, kapanpun dan dimanapun
6. Memiliki makna ukhrawi yaitu dalam pengertian bahwa keuntungan dari
pelaksanaannya tidak hanya dirasakan dalam kehidupan duniawi tapi juga nanti
di akhirat.
C. Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan Masyarakat
Akhlak sebagai ajaran moral dalam islam mencakup dimensi yang sangat luas
meliputi seluruh aspek yang berhubungan dengan manusia, termasuk pada diri sendiri
dan hubungan dengan Allah selaku pencipta alam semesta, serta hubungan dengan
masyarakat dan lingkungan.
1. Akhlak terhadap Allah antara lain:
a. Al-Hubb, yaitu mencintai Allah melebihi cinta kepada apa dan siapapun juga
menjadikan firmannya sebagai pedoman hidup dalam menjalankan setiap
perintah dan larangannya.
b. Al-Raja’, yaitu mengharapkan karunia dan berusaha memperoleh kehidupan,
kecintaan kita kepada allah diwujudkan dengan cara mengharapkan keridhaan
Allah.
c. As-Syukr, yaitu mensyukuri nikmat dan karunia Allah dengan selalu
membelanjakan hartanya dijalan Allah.
d. Qana’ah, yaitu menerima dengan ikhlas semua qadha dan qadar Allah setelah
berikhtiar dan berusaha secara maksimal.
e. At-Taubat, yaitu bertaubat hanya kepada Allah,, tidak mengulangi kembali
dan bersungguh-sungguh untuk melaksanakan perintahNya dan menjauhi
setiap larangannya.
2. Ahklak terhadap Mahkluk dibagi menjadi 3 yaitu :

Akhlak terhadap manusia dapat dirinci menjadi:

1) Akhlak terhadap Rasulullah, antara lain:


a) Mencintai rasul dengan mentaati sunnahnya
b) Menjadikan rasul sebagai suri tauladan, panutan dalam kehidupan
2) Akhlak terhadap orang tua (burrul walidain), antara lain:
a) Mencintai mereka mlebihi cinta kepada kerabat
b) Merendahkan diri kepada keduanya diiringi dengan kasih sayang
c) Berkomunikasi kepada kedua orang tua secara khidmat dan
menggunakan kata-kata yang sopan
d) Mendoakan keselamatan dan keampunan bagi mereka kendatipun
mereka telah meninggal dunia
3) Ahklak terhadap diri sendiri
a) Jujur dalam perkataan dan perbuatan
b) Sabar
c) Bersyukur
d) Tawadhu
e) Menghindari perbuatan yang tidak baik
f) Semangat kerja keras
g) Mandiri
3. Akhlak terhadap keluarga, antara lain:
a. Saling membina ras cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga
b. Saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak
c. Berbakti kepada kedua orang tua dan mendidik anak dengan kasih sayang
d. Memelihara hubungan silaturahmi dan melanjutkan hubungan silaturahmi
yang dibina orang tua yang telah meninggal
4. Akhlak terhadap tetangga dan masyarakat, antara lain:
a. Menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam kehidupan bertetangga dan
bermasyarakat
b. Saling tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa
c. Tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan orang lain dan
masyarakat
d. Bermusyawarah dalam segala urusan yang berkenaan dengan kepentingan
bersama
e. Menunaikan amanah dengan jalan melaksanakan kepercayaan yang diberikan
oleh masyarakat
5. Akhlak terhadap lingkungan, antara lain:
a. Sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup
b. Memanfaatkan alam dengan tanpa merusak untuk kepentingan manusia dan
makhluk lainnya
c. Menyayangi semua makhluk Allah
D. Tujuan Ahklak
Akhlak mempunyai tujuan ganda, menciptakan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dalam kerangka tujuan akhlak untuk kebahagiaan ini, Imam al-Ghazali membagi
kebahagiaan dunia menjadi empat bagian pokok, yaitu kebaikan badan, kebaikan
jiwa, kebaikan luar, dan kebaikan dari Allah. Dan kebaikan yang tertinggi adalah
kebahagiaan akhirat yang kekal dan tidak akan rusak.
E. Upaya Meningkatkan Kualitas Akhlak
Dalam upaya meningkatkan kualitas akhlak terdapat metode penting antara lain:
a. Memperdalam dan menambah ilmu pengetahuan yang merupakan pendekatan
global untuk memahami akhlak yang baik dan buruk serta yang sesuai dan tidak
sesuai dengan fitrah kemanusiaan
b. Menanamkan secara intensif kegunaan akhlak yang baik dalam konteks keimanan
dan ketaqwaan kepada Allah
c. Keinginan kuat untuk memperkokoh keyakinan tentang islam guna meraih
mardhatillah di kemudian hari, sebagaimana Firman Allah, “Jika Allah
menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tiada dapat menghilangkan
kecuali Dia dan jika Allah menghendaki kebaikan agi kamu, maka tidak ada yang
dapat menolak karuniaNya”. (Yunus ; 107)
d. Membudayakan dzikrullah dan ucapan istigfar. Firman Allah : “Ingatlah hanya
dengan mengingat hati yang tentram” (Ar – Ra’du : 28)
e. Membiasakan melatih diri untuk berbuat baik dan memotivasi jiwa dengan
melawan anasir destruktif. Firman Allah : “Sesungguhnya shalat itu mencegah
dari kejahatan dan kemungkaran”. (Al – Ankabut : 45) firman Allah : Ambillah
sedekah dari harta mereka itu, buat membersihkan dan menghapus kesalahan” (Al
– Ahzab : 21)
f. Konfrontatif terus menerus dengan bisikan setan yang selalu mendorong manusia
untuk berbuat kejahatan
g. Meneladani perilaku Rasulullah. Firman Allah : “Sesungguhnya Rasulullah itu
menjadi yang terbaik bagi kamu, bagi orang yang mengharapkan pahala dari
Allah dan hari kemudian serta mengingat Allah” (Al-Ahzab : 21)
h. Menanamkan dalam jiwa keinginan berbuat kebajikan dan menjadi manusia yang
baik
i. Membuka diri untuk menerima nasihat orang lain terutama dari ahli agama
F. Pengertian Etika
Etika adalah suatu cabang ilmu dalam jajaran ilmu tentang filsafat yang
mempelajari tentang sebuah nilai ataupun kualitas (norma). Etika juga menjadi
sebuah studi mengenai suatu standar dan penilaian tentang moralitas. Etika
merupakan suatu kebiasaan tata cara dalam berperilaku baik itu dalam keseharian
maupun dalam lingkungan masyarakat.
Prof. DR. Franz Magnis Suseno, etika adalah salah satu jenis cabang ilmu
pengetahuan yang dapat memberikan arahan, pijakan, dan juga acuan pada
keseluruhan tindakan manusia.
Menurut Spillane SJ Etika menggunakan apa yang ada dalam akal budi
manusia dengan sangat objektif guna menentukan benar atau salahnya perilaku dari
seseorang.
G. Jenis-jenis Etika
Etika memiliki banyak jenisnya bila dilihat dari berbagai sudut pandang.
Berikut ini adalah jenis-jenis etika menurut banyak sisi.
1. Etika Filosofis
Merupakan etika yang dilihat dari sudut ilmu filsafati. Etika ini memberikan
gambaran tentang pokok-pokok etika ataupun moral menurut pandangan dari
cabang ilmu filsafat, baik itu baik-buruk, masalah hak-kewajiban, dan juga
termasuk masalah nilai-nilai moral yang paling mendasar.
Dalam etika filosofis ini, akan ditinjau pula adanya suatu hubungan antara
moral dengan kemanusiaan menggunakan rasio yang dijadikan dasar untuk
melakukan analisa.
2. Etika Teologis
Merupakan etika yang mengajarkan hal baik dan juga mana hal yang buruk
berdasarkan agama dan kepercayaan. Orang yang beragama, tentunya mempunyai
keyakinan bahwa tidak mungkin ada moral yang dibangun tanpa adanya peran
serta dari agama. Sumber pengetahuan dan kebenaran dari etika teologis adalah
kitab suci dari masing masing agama dan kepercayaan.
3. Etika Sosiologis
Merupakan etika yang berkaitan erat dengan keselamatan dan kesejahteraan
hidup. Etika ini lebih fokus pada pembicaraan mengenai bagaimana seharusnya
seseorang menjalankan hidupnya dalam bermasyarakat.
4. Etika Deskriptif
Etika jenis ini mengajarkan sudut pandang untuk melihat sesuatu secara
rasional (kritis) terhadap perilaku manusia serta apa yang dikejar oleh manusia
dalam kehidupan sehari-hari, supaya kehidupannya lebih bernilai. Etika ini
hanya berupa pemaparan, karenanya dikatakan bersifat deskriptif.
5. Etika normatif
Etika normatif mengajarkan kita untuk menetapkan pola perilaku (sikap)
yang ideal dan seharusnya dimiliki / dilakukan oleh setiap manusia. Jadi, etika
ini membahas tentang norma-norma atau aturan yang tidak tertulis tetapi diakui
sebagai hukum disuatu tempat. Etika jenis ini sangat penting karena mengatur
hubungan manusia dengan manusia lain dalam hidup bermasyarakat.
6. Etika deonontologis
Etika ini mengajarkan dan menetapkan kewajiban-kewajiban yang harus
dilakukan oleh manusia untuk hidup yang lebih baik. Dasar pemikiran ini ialah
sebuah tindakan baik dinilai jika tindakan itu baik pada dirinya sendiri atau tidak
dinilai dari akibat/tujuannya.
7. Etika teleologis
Berbeda dengan etika deontologis, etika teleologis lebih memandang bahwa
tujuan / dampak / efeknya yang diukur baik buruknya sebuah tindakan. Artinya
sebuah tindakan dinilai baik, jika tujuannya baik.
H. Manfaat Etika
Keberadaan etika yang dijunjung tinggi dan juga dihormati tentunya
mempunyai suatu alasan penting yang perlu diperhatikan. Terdapat beberapa manfaat
etika mengapa hal ini harus ada dalam suatu profesi yang terdapat dalam sebuah
perusahaan ataupun organisasi, yaitu :
1. Memberi rasa tanggung jawab.
2. Dapat dijadikan pedoman.
3. Meningkatkan kredibilitas perusahaan ataupun organisasi.
4. Menciptakan ketertiban dan keteraturan dalam sebuah organisasi atau
perusahaan.
5. Dapat digunakan sebagai kontrol sosial.
6. Dapat meningkatkan kesejahteraan anggota.
7. Dapat mencegah campur tangan dari pihak luar.
8. Dapat melindungi hak-hak anggota dan pekerja, serta
9. Dapat digunakan sebagai rujukan dalam penyelesaian berbagai masalah, baik itu
masalah internal maupun eksternal

I. Fungsi Etika
Fungsi pentingnya sebuah etika dalam profesi ataupun berperilaku adalah :
1. Dijadikan tempat untuk memperoleh orientasi kritis yang berkaitan dengan
berbagai macam moralitas.
2. Menunjukkan adanya suatu keterampilan intelektual berupa kemampuan
berargumentasi secara kritis dan rasional.
3. Digunakan untuk pengambilan suatu keputusan dan juga sikap yang wajar
dalam keadaan pluralitas yang tinggi.
4. Digunakan untuk menolong sebuah pendirian.
5. Digunakan untuk membedakan mana yang boleh dirubah dan mana yang tidak
dapat dirubah.
6. Digunakan untuk menyelesaikan masalah moralitas maupun masalah sosial
lainnya dengan suatu bentuk pemikiran yang kritis dan sistematis.
7. Menggunakan nalar untuk dijadikan pijakan, bukan menggunakan suatu
perasaan yang dapat merugikan banyak orang.
8. Menyelidiki suatu permasalahan sampai ke akarnya.
J. Pengertian Moral
Moral mengandung pengertian baik, buruk, yang diterima umum mengenai
perbuatan, sikap, kewajiban, dan lain sebagainya. Atau bisa juga berarti akhlak, budi
pekerti, atau susila. Sedangkan menurut Peospoprodjo, bahwa moral adalah suatu
kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau
salah, serta baik atau buruk.
Moral juga dikatakan sebagai padanan dari etika, yang berasal dari bahasa
Yunani ethos yang juga bermakna hukum, adat istiadat, kebiasaan, budi pekerti.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kata moral, etika, sopan santun, budi
pekerti, akhlak, adat istiadat, undang-undang hukum, serta norma, semuanya itu
mengandung makna atau pengertian, yang untuk tidak dikatakan sama tidak
mengandung perbedaan yang berarti.
Sistem moral adalah suatu keseluruhan tatanan yang terdiri dari dua atau lebih
komponen yang satu sama lain saling mempengaruhi, atau bekerja dalam satu
kesatuan, atau keterpaduan yang bulat, yang berorientasi kepada nilai dan moralitas
islam. Oleh karena itu pendidikan Islam bertujuan pokok pada pembina akhlak mulia,
maka sistem moral islami yang ditumbuhkembangkan dalam proses kependidikan
adalah norma yang berorientasi kepada nilai-nilai islami. Islam menuntut manusia
agar melaksanakan sistem kehidupan yang didasarkan atas norma-norma kebajikan
dan jauh dari kejahatan. Ia memerintahkan perbuatan yang makruf dan menjauhi
kemungkaran, bahkan manusia dituntut agar menegakkan keadilan dan menumpas
kejahatan dalam segala bentuknya. Sistem moralIslam, dengan demikian, berpusat
pada sikap mencari rida Allah, pengendalian nafsu negatif, dan kemampuan berbuat
kebajikan serta menjauhi perbuatan jahat. 8 Dalam agama Islam penggunaan kata
akhlak, moral, etika sangat dibedakan karena dalam Islam penggunaan akhlak sangat
luas tidak hanya sekedar sopan santun, budi pekerti, moral dll. Sedangkan dalam
Islam berkenaan dengan manusia selaku hamba Allah, akhlak manusia terhadap Allah
menempati kedudukan yang sangat sentral dan vital.

K. Nilai Moral dalam Kehidupan


1. Keagamaan atau religius
2. Jujur
3. Toleransi
4. Disiplin
5. Kerja keras
6. Kreatif
7. Mandiri
8. Demokratis
9. Rasa ingin tahu
10. Semangat kebangsaan
11. Cinta tanah air
12. Menghargai prestasi
13. Bersahabat
14. Cinta damai
15. Gemar membaca
16. Peduli lingkungan
17. Peduli sosial
18. Tanggung jawab
L. Fungsi Nilai Moral
Pada dasarnya, hukum dan nilai-nilai moral memiliki hubungan yang sangat
erat dalam kehidupan kita. Nilai-nilai dianggap penting oleh manusia untuk menjadi
jelas, mereka harus semakin dipercaya oleh individu dan harus digunakan dalam
tindakan yang sangat sering, moralitas didefinisikan sebagai tindakan baik dan buruk
dan untuk mengukur ini, dapat dilakukan oleh mereka yang ada di dalamnya
Tindakan berisi nilai. Berikut ini adalah beberapa fungsi nilai-nilai moral bagi
kehidupan manusia:
2. Berfungsi untuk mengingatkan orang-orang yang melakukan diri mereka sendiri
dan orang lain yang baik sebagai bagian dari masyarakat.
3. Bisa menarik perhatian pada masalah moral yang kurang diperhatikan oleh
orang-orang.
4. Hal ini dapat digunakan sebagai daya tarik untuk perhatian manusia terhadap
gejala “pembiasaan emosional”.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bawa akhlak, etika dan moral
merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bahkan juga tercantum di
dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Nabi Muhammad SAW. Tujuan dari penerapan akhlak, etika
dan moral yakni untuk menciptakan kebahagiaan dunia dan akhirat.

SARAN

Pembahasan di atas sepertinya masih banyak kekurangan, karena keterbatasan referensi serta
ilmu yang saya miliki. Oleh karenanya saya sangat menerima kritik maupun saran dari teman-
teman semuanya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2020. Pengertian Etika. Dikutip dari https://belajargiat.id/etika/

Achmad, Mudlor. Tt. Etika dalam Islam.Al-Ikhlas: Surabaya.


Al-Jazairi, Syekh Abu Bakar. 2003. Mengenal Etika dan Akhlak Islam. Lentera: Jakarta.
Amin, Ahmad. “Akhlak”. Jakarta : 1995

Asfihan, Akbar. 2021. “Nilai Moral Adalah”. Dikutip dari https://adalah.co.id/nilai-moral/.

Bakry, Oemar. 1981. Akhlak Muslim. Aangkasa: Bandung


Djatmika, Rahmat. Sistem Etika Islam. Surabaya : 1985

Inayah, Lestiyani. “Modul Perkuliahan Pendidikan Agama Islam”. Universitas Mercua Buana :
Jakarta.

Masyhur, Kahar. 1986. Meninjau berbagai Ajaran; Budipekerti/Etika dengan Ajaran Islam.
Kalam Mulia: Jakarta.
Mustofa, Ahmad. 1999. Ilmu Budaya Dasar. CV Pustaka Setia: Bandung.
Nata, Abuddin. 2003. Akhlak Tasawuf. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta
Rokayah. 2015. “Penerapan Etika dan Akhlak dalam Kehidupan sehari-hari”. Pendidikan dan
Pembelajaran Dasar. 2(1): 15

Sahnan, Ahmad. “Konsep Akhlak dalam Islam dan Kontribusinya Terhadap Konseptualisasi
Pendidikan Dasar Islam”. Jurnal Pendidikan Dasar. Vol. 2, no. 2, tahun 2018.

Sinaga, Hasanudin dan Zaharuddin. 2004. Pengatar Studi Akhlak. PT Raja Grafmdo Persada:
Jakarta
Wahyudin, Achmad, M. Ilyas, M. Saifulloh dan Z. Muhibbin.2009.Pendidikan Agama Islam
untuk Perguruan Tinggi.Grasindo

Yaqub, Hamzah. 1998. Etika Islam. CV Diponegoro: Bandung (artikel ini disadur dari persentasi
pada mata kuliah akhlak tasawuf)

Anda mungkin juga menyukai