Anda di halaman 1dari 17

AKHLAK TASAWUF

Makalah

PENGERTIAN AKHLAK-TASAWUF; MENURUT SEJARAH TRADISI


ISLAM DAN SEJARAH TRADISI AGAMA-AGAMA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akhlak Tasawuf

Dosen Pengampu: Dr. H. Muhammad Shofin Sugito, M. A

Disusun oleh:

SPI-B Semester 6

Siti Romlah (181350051)


Noviyanti (181350062)
Nova Heryani (181350072)

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN MAULANA HASANUDDIN


BANTEN

2021
UCAPAN TERIMAKASIH

Kepada para partner kelompok 1 Akhlak Tasawuf yang sudah


berkontribusi dalam pembuatan makalah, power point, hingga dapat
berjalannya presentasi dengan baik yang dilaksanakan pada hari kamis 18
Maret, 2021. Berikut nama partner kelompok 1 yang sudah ikut berkontribusi
dari awal hingga presentasi:

- Siti Romlah (181350051)


- Noviyanti (181350062)
- Nova Heryani (181350072)

Juga untuk audiance yang sudah ikut berkontribusi dengan bertanya dan
berdiskusi pada saat presentasi, kami ucapkan terimakasih. Berikut pertanyaan
dan nama penanya:

- Allisa Nuruf Afni


Pertanyaan: ‘Bagaimana perbedaan tasawuf dari Islam dan tasawuf dari
luar Islam.’
- Naufal Fawaz
Pertanyaan: ‘ Apakah benar tasawuf sudah ada pada masa Rasulullah
Saw’

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat-Nya, yang telah
memberikan rahmat dan kasih sayangnya. Tidak lupa Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan pada baginda alam yakni Nabi Muhamad SAW. Atas
berkat dan rahmatnya sehingga kami dapat menyusun makalah dengan judul;
“pengertian akhlak tasawuf: menurut sejarah tradisi islam dan sejarah tradisi
agama-agama” untuk dapat memenuhi tugas dari mata kuliah Akhlak
Tasawuf.

Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada bapak dosen Dr. H.
Muhammad Shofin Sugito, M. A sebagai dosen pengampu mata kuliah Akhlak
Tasawuf, karena berkat keikhlasan dan kesabaran beliau dalam mengajar dan
membingbing kami dengan penuh rasa sabar dan semangat yang besar
sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


sebagai pembelajaran bagi kami, juga bermanfaat bagi pembaca. Untuk
kedepannya dapat diperbaiki maupun menambah isi makalah ini supaya lebih
baik lagi. Karena keterbatasan kemampuan dan pengatahuan kami yakin masih
banyak kekurangan dan kesalahan pada makalah ini, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritikan yang membanagun dari pembaca
untuk makalah ini.

Penyusun

2
Serang, 17 Maret 2021

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................................................................


B. Rumusan Masalah......................................................................................................................
C. Tujuan dan Manfaat...................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak Tasawuf.......................................................................................................


B. Pengertian Akhlak Tasawuf Menurut Sejarah Tradisi Islam.....................................................
C. Pengertian Akhlak Tasawuf Menurut Sejarah Tradisi Agama-Agama......................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................................................

DAFTAR PUSATKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhlak dapat memadu perjalan hidup manusia agar selamat di dunia dan
akhirat. Sesuai dengan misi utama Nabi Muhammad SAW. yaitu untuk
menyempurnakan akhlak manusia. Sejarah pun mencatat bahwa faktor
pendukung keberhasilan dakwah beliau itu antara lain karena dukungan
akhlaknya yang mulia, hingga hal ini dinyatakan oleh Allah dalam Al-Qur’an.
Umat manusia yang beriman kepada Allah diminta agar akhlak dan keluhuran
budi Nabi Muhamad SAW. itu dijadikan contoh dalam kehidupan di berbagai
bidang. Mereka yang mematuhi permintaan ini dijamin keselamatan hidupnya
di dunia dan akhirat.

Moral yang terbimbing dalam naungan Ilahiyah akan melahirkan etika


yang lurus dan terarah. Untuk itu nilai-nilai Islam yang diformulasikan dalam
cultural religious tetap berfungsi dan berkembang di masyarakat dari masa ke
masa. Dalam fenomena kehidupan di masyarakat, setiap warga masyarakat
wajar untuk menyesuaikan tingkah lakunya menurut situasi aktual yang ada di
hatinya dan mengadaptasikan dengan situasi lingkungan tempat ia berada.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan pokok yang akan di bahas dalam makalah ini, ialah


mengenai pengertian akhlak tasawuf: menurut sejarah tradisi islam dan sejarah
tradisi agama-agama, maka selanjutnya peneliti merumuskan masalah sebagai
berikut:

4
1. Bagaimana pengertian Akhlak Tasawuf ?
2. Jelaskan pengertian Akhlak Tasawuf menurut sejarah tradisi Islam ?
3. Jelaskan pengertian Akhlak Tasawuf menurut sejarah tradisi agama-
agama ?
C. Tujuan dan Manfaat

Dalam penulisan malakah ini, penyusun memiliki tujuan yaitu untuk


mengetahui dan memahami kepada para pembaca apa yang dimaksud dengan
pengertian pengertian Akhlak Tasawuf, bagaimana pengertian Akhlak Tasawuf
menurut sejarah tradisi Islam dan mengetahui bagaimana pengertian Akhlak
Tasawuf menurut sejarah tradisi agama-agama. Adapun manfaat dalam
penulisan ini yaitu diharapkan dengan adanya karya ini, sehingga dapat
menyumbangkan sedikit pengetahuan kepada pembaca mengenai sekilas
tentang Akhlak Tasawuf, baik pengertiannya dalam sejarah tradisi Islam,
maupun pengertiannya dalam sejarah tradisi agama-agama.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak Tasawuf


a. Pengertian Akhlak, Moral dan Etika
Jika dikaji lebih mendalam dan juga dihubungkan dengan konteks
kalimat, kata moral, etika dan akhlak memiliki pengertian yang berbeda.
Pertama, moral artinya ajaran tentang baik dan buruk yang diterima umum
mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, budi pekerti. Atau makhluk yang biasa
diperlakukan dengan baik dan buruk.1 Moral adalah istilah yang biasa
digunakan sebagai penentu batas-batas sifat, perangai, kehendak, pendapat atau
perbuatan yang layak dikatakan benar, salah, baik, buruk.
Yang dimaksud penilaian benar atau salah dalam moral, adalah
masyarakat secara umum. Sesuai dengan makna aslinya moral berasal dari
bahasa latin mores kata jamak dari mos, artinya adalah adat kebiasaan. Yang
menjadi dasar untuk mengukur apakah perbuatan seseorang baik atau buruk.
Kedua, Etika. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika diartikan sebagai
ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Jadi, etika yaitu ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral.
Ketiga, Akhlak dapat diartikan sebagai perangai. Secara bahasa akhlak
adalah bentuk jamak dari Khilqun atau Khuluqun yang artinya budi pekerti,
tingkah laku, perangai atau tabi’at. Istilah akhlak memiliki persamaan dengan
etika, moral. Etika dan moral berasal dari bahasa Latin yang berasal dari kata
etos maknanya kebiasaan, dan mores artinya kebiasaannya. Kata akhlak berasal
dari kata kerja khalaq yang artinya menciptakan. Khaliq maknanya pencipta
1
A. Soni keraf, etika lingkungan hidup, (pt kompas nusantara: jakarta, 2010),. P. 71

6
atau Tuhan dan Makhluq artinya yang diciptakan, sedangkan Khalaq maknanya
penciptaan. Kata Khalaq yang mempunyai kata yang seakar diatas
mengandung maksud bahwa akhlak merupakan jalinan yang mengikat atas
kehendak Tuhan dan manusia.2
Akhlak dapat diartikan tata perilaku seseorang terhadap orang lain. Oleh
karena itu akhlak dapat dimaknai tata aturan atau norma kepribadian dan
prilaku yang mengatur hubungan antara sesame manusia (hablumminannas),
dan hubungan manusia dengan Tuhan (Hablumminallah), serta hubungan
manusia dengan alam semesta (Lingkungannya).
Adapun pengertian akhlak secara terminology menurut beberapa ahli
mendefinisikan sebagai berikut;
- Imam Ghazali
Mengemukakan bahwa, Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
manusia yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa
memerlukan pemikiran maupun pertimbangan.
- Ibnu Maskawih
Mendefinisikan akhlak adalah gerak jiwa yang mendorong kea rah
melakukan perbuatan dengan tidak membutuhkan pikiran dan pertimbangan.
- Ahmad Amin
Mendefinisikan akhlak (Khuluq) adalah membiasakan kehendak.
Disamping akhlak dari pembahasan diatas ada pula istilah lain yang disebut
etika dan moral. Krtiga istilah diatas sama-sama menentukan nilai baik dan
buruk sikap perbuatan seseorang. Bedanya akhlak mempunyai standar ajaran
yang bersumber kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Etika bersandar
kepada akal pikiran, sedangkan moral bersumber kepada adat kebiasaan
yang umum berlaku di masyarakat.
b. Pengerrtian Tasawuf
Pada dasarnya tasawuf adalah melakukan serangkaian ibadah seperti
shalat,puasa, zakat, haji, dan sebagainya. Ilmu tasawuf adalah ilmu yang

2
Syibli Syarjaya, Akhlak tasawuf, ( IAIB Press : Serang, 2015). p. 7

7
dengannya dapat diketahui hal-hal yang terkait dengan kebaikan dan
keburukan jiwa.3
Istilah tasawuf berasal dari bahasa Arab dari kata “tashawwafa-
yatashawwafu-tashowwaf “ mengandung makna (menjadi) berbulu yang
banyak, yakni menjadi seorang shufi atau menyerupainya dengan ciri khas
pakaiannya terbuat dari bulu domba/wol (suuf), walaupun pada perakteknya
tidak semua ahli sufi pakaiannya menggunakan wol. Menurut sebagian
pendapat menyatakan bahwa para sufi diberi nama sufi karena mereka berada
dibaris terdepan (shaff) dihadapan Allah SWT. Bahkan ada yang juga yang
mengambil istilah ash-hab al-shuffah, yaitu para sahabat Nabi SAW yang
tinggal di kamar/serambi-serambi masjid (mereka meninggalkan dunia dan
rumah mereka untuk berkonsentrasi beribadah dan dekat dengan Rasullullah
SAW.
Pada intinya tasawuf merupakan suatu usaha dan upaya dalam rangka
mensucikan diri (tazkiyatunnafs) dengan cara menjauhkan dari pengaruh
kehidupan dunia yang menyebabkan lalai dari Allah SWT. Untuk kemudian
memusatkan perhatiannya hanya kepada Allah SWT.
Menurut Syaikh Muhammad Amin Al-Kurdi bahwa tasawuf adalah ilmu
yang menerangkan tentang keadaan-keadaan jiwa (nafs) yang dengannya
diketahui hal-ihwal kebaikan dan keburukan jiwa, cara membersihkannya dari
sifat-sifat yang buruk dan mengisinya dengan sifat-sifat yang terpuji, cara
melakukan suluk, jalan menuju Allah dan meninggalkan (larangan-larangan)
Allah SWT. Menuju (perinth-perintah) Allah SWT.

B. Pengertian Akhlak Tasawuf Menurut Sejarah Tradisi Islam

Ilmu Tasawuf merupakan ilmu syariat yang baru diciptakannya. Adapun


inti ajarannya ialah ketekunan beribadat dengan menyerahkan diri sepenuhnya
kepada Allah, meninggalkan kesenangan dan perhiasan dunia dan bersunyi diri
dalam beribadah. Adapun akhlak Islam bersumber pada Al-Qur'an dan sunah.

3
Ali Mas’ud, Akhlak Tasawuf, (UIN Sunan Ampel : Government of Indonesia and
Islamic Development Bank (IDB). p.104.

8
Jadi dapat dikatakan bahwa Akhlak Tasawuf adalah perilaku atau
ketekunan manusia dalam beribadat kepada Allah yang bersumber pada Al-
Qur'an dan Sunnah.4 Pada intinya tasawuf merupakan suatu usaha dan upaya
dalam rangka mensucikan diri (tazkiyatunnafs) dengan cara menjauhkan dari
pengaruh kehidupan dunia yang meyebabkan lalai dari Allah Swt. untuk
kemudian memusatkan perhatiannya hanya ditujukan kepada Allah SWT.

Tokoh yang pada awalnya sebutan sufi ditujukan kepadanya adalah Abu
Hasyim al-Kufi (w. 160/776) atau ada juga yang menyebutnya dengan nama,
‘Utsman bin Syarik dari Kufah. Namun, Abu Hasyim bukanlah sufi yang
pertama dikarenakan tasawuf pada mulanya berbentuk gerakan kezuhudan
(asketis). “Tipe yang tertua dari sufisme (tasawuf),” tulis Reynold A.
Nicholson, “adalah kehidupan asketis". Tasawuf tidak bersumber dari sesuatu
di luar Islam, tetapi secara otentik bersumber dari Islam sendiri, bersumber dari
al-Qur’an dan Hadis, di samping ajaran para wali dan pengalaman spiritual
pribadi para sufi. “Sufi juga termasuk kelompok ahli ilmu,” tulis al-Sarraj,
“yang mengamalkan ayat al-Qur’an dan Hadis-hadis Rasulullah Saw".

Burckhardt pun menegaskan bahwa alasan yang paling menentukan


untuk menyetujui kalau asal usul sufisme pengikut Muhammad Saw. Adalah
terletak pada sufisme itu sendiri. Lebih lanjut Burckhardt mengemukakan,
sekiranya kearifan sufi itu berasal dari sumber di luar Islam, maka orang-orang
yang mencita-citakan kearifan itu yang sudah tentu tidak berpegang kepada
teks-teks buku dan tidak pula semata-mata bersifat mental-spiritual tidak dapat
menyandarkan kepada simbolisme al-Qur’an dan tidak akan mampu menyadari
bahwa kearifan itu selalu kembali lagi serta tidak akan sanggup memahami
kalau, dalam kenyataannya, segala sesuatu yang membentuk suatu bagian
integral dari metode spiritual sufisme adalah secara terus-menerus diambil dari
al-Qur’an dan ajaran Nabi Saw. Pandangan Arberry, Burckhardt dan al-Sarraj

4
Susmihara, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta : Penerbit Ombak, 2013), hlm. 259-
260

9
ini menunjukan tidak mungkinnya ajaran tasawuf dari sumber non-Islam, yang
berarti pula tidak mungkinnya membuktikan ketidakotentikan tasawuf.5

Tasawuf atau sufisme adalah suatu istilah yang lazim dipergunakan untuk
mistisisme dalam Islam dengan tujuan pokok memperoleh hubungan langsung
dengan Tuhan. Dalam hal ini pokok-pokok ajarannya tersirat dari Nabi
Muhammad SAW yang didiskusikan dengan para sahabatnya tentang apa-apa
yang diperolehnya dari Malaikat Jibril berkenaan dengan pokok-pokok ajaran
Islam yakni: iman, Islam, dan ihsan. Ketiga pokok ini diimplementasikan
dalam pelaksanaan tasawuf.6

Tasawuf mempunyai perkembangan tersendiri dalam sejarahnya. Berasal


dari gerakan zuhud yang personal, selanjutnya berkembang menjadi gerakan
tasawuf massif yang melahirkan kelompok dan ordo-ordo tertentu .Berawal
abad kedua hijriyah sikap asketism yang tumbuh adalah apresiasi terhadap
perilaku kehidupan Nabi Muhammad yang penuh sahaja. Beliau sebagai model
‘abid sejati menginspirasi para sahabat yang hidup pada masanya untuk
melakukan praktik-praktik ibadah sebagai proses pendakian jiwa menuju
Allah.

Dalam perkembangannya, pada abad ketiga terjadi penyimpangan berat


yang dilakukan oleh sufisme Syi’i adalam aspek tauhid atau teologi, yang
dinetralkan oleh teologi Ahlusunnah wal jama’ah. Usaha rekonsiliasi yang
dirintis oleh al-Muhasibi dilanjutkan oleh al-Kharraj dan al-Junaid dengan
tawaran konsep-konsep tasawuf yang kompromistis antara sufisme dengan
kelompok ortodoks (kaum salafiyah). Tujuan gerakan ini adalah untuk
menjembatani antara kesadaran mistik dengan syari’at Islam. Gerakan sufisme
ortodoks mencapai puncaknya pada abad lima hijriah dengan tokoh sentralnyal
Imam Al-Ghazali.7

5
Dimyatisajari, "Keotentikan Ajaran Tasawuf", Dialog Vol. 38, No.2, Des 2015, hal.
149-153
6
Badrudin, Akhlak Tasawuf,..., hlm. 58
7
Zuherni AB, "Sejarah Perkembangan Tasawuf", (Universitas Islam Internasional
Malaysia : 2011), Jurnal Substantia, Vol. 13, No. 2, hlm. 254-255

10
Teori asal usul tasawuf bersumber dari ajaran Islam. Semua praktek
dalam kehidupan para tokoh-tokoh sufi dalam membersihkan jiwa mereka
untuk mendekatkan diri pada Allah mempunyai dasar-dasar yang kuat baik
dalam al-Qur’an maupun as-Sunnah. Teori-teori mereka tentang tahapan-
tahapan menuju Allah (maqomat) seperti taubat, syukur, sabar, tawakal, ridha,
takwa, zuhud, wara’ dan ikhlas, atau pengamalan batin yang mereka alami
(ahwal) seperti cinta, rindu, intim, raja dan khauf, kesemuanya itu bersumber
dari ajaran Islam.8

C. Pengertian Akhlak Tasawuf Menurut Sejarah Tradisi Agama-Agama

Tasawuf merupakan sebuah konsep yang tumbuh sebelum Nabi


Muhammad SAW lahir, baik dalam segi wacana, perilaku, maupun akidah.
Namun tasawuf sebagai sebuah ilmu pengetahuan baru muncul setelah masa
sahabat dan tabi’in. Nabi SAW dan para sahabat pada hakikatnya sudah sufi.
Hal tersebut terjadi sebab belum ada seorang pun pengkaji masalah tasawuf
yang sampai dalam batasan ilmiah untuk mengetahui tokoh sufi pertama dalam
Islam dan siapa yang meletakkan batu pertama bagi pemikiran tasawuf ini.

Pada masa Rasulullah SAW Islam tidak mengenal aliran tasawuf,


demikian juga pada masa sahabat dan tabi’in. Kemudian datang setelah masa
tabi’in suatu kaum yang mengaku zuhud yang berpakaian shuf (pakaian dari
bulu domba), maka karena pakaian inilah mereka mendapat julukan sebagai
nama bagi mereka yaitu sufi dengan nama tarekatnya tasawuf. Ilmu Tasawuf
datang belakangan sebagaimana ilmu yang lain.

Tasawuf terjadi pada setiap umat dan agama-agama, khususnya


Brahmana Hinduisme, filsafat Iluminasi Yunani, Majusi Persia, dan Nasrani
Awal. Lalu pemikiran itu menyelinap ke dalam pemikiran Islam melalui zindik
Majusi. Kemudian menemukan jalannya dalam realitas umat Islam dan
berkembang hingga mencapai tujuan akhirnya, disusun kitab-kitab

8
Muhammad Hafiun, "Teori Asal Usul Tasawuf", UIN Sunan Kalijaga, hlm 247

11
referensinya, dan telah diletakkan dasa rdasar dan kaidah-kaidahnya pada abad
ke-4 dan ke-5 H.9

Menurut teori Ignas Goldziher, bahwa asal usul tasawuf terutama yang
berkaitan dengan ajaran-ajaran yang diajarkan dalam tasawuf merupakan
pengaruh dari unsur-unsur di luar Islam. Goldziher mengatakan, bahwa
tasawuf sebagai salah satu warisan ajaran dari berbagai agama dan kepercayaan
yang mendahului dan bersentuhan dengan Islam. Bahkan berpendapat bahwa
beberapa ide al-Qur’an juga merupakan hasil pengolahan “ideology” agama
dan kepercayaan lain Unsur agama dan kepercayaan lain selain Islam itu
adalah unsur pengaruh dari agama Nashrani, Hindu-Budha, Yunani dan Persia.

Pengaruh dari unsur agama Nashrani terlihat pada ajaran tasawuf yang
mementingkan kehidupan zuhud dan fakir. Menurut Ignas Goldziher dan juga
para Orientalis lainnya mengatakan bahwa kehidupan zuhud dalam ajaran
tasawuf adalah pengaruh dari rahibrahib Kristen18. Begitu pula pola
kehidupan fakir yang dilakukan oleh para sufi adalah merupakan salah satu
ajaran yang terdapat dalam Injil. Dalam agama Nashrani diyakini bahwa Isa
adalah orang fakir.

Ignas Goldziher juga mempunyai pendapat yang serupa juga dilontarkan


Reynold Nicholson. Menurut Nicholson, “Banyak teks Injil dan ungkapan al-
Masih (Isa) ternukil dalam biografi para sufi angkatan pertama. Bahkan, sering
kali muncul biarawan Kristen yang menjadi guru dan menasehati kepada
asketis Muslim. Dan baju dari bulu domba itu juga berasal dari umat Kristen”.
Untuk selanjutnya ada juga teori yang mengatakan bahwa tasawuf juga
dipengaruhi oleh unsur Yunani.

Menurut Abuddin Nata, bahwa metode berfikir filsafat Yunani telah ikut
mempengaruhi pola berfikir umat Islam yang ingin berhubungan dengan
Tuhan. Hal ini terlihat dari pemikiran al-Farabi, al-Kindi, Ibn Sina tentang
filsafat jiwa. Karena pada dasarnya teori-teori mereka tentang tahapan-tahapan

9
Syibli Syarjaya, Akhlak tasawuf , hal 78

12
menuju Allah (maqomat) seperti taubat, syukur, shabar, tawakal, ridha, takwa,
zuhud, wara’ dan ikhlas, atau pengamalan batin yang mereka alami (ahwal)
seperti cinta, rindu, intim, raja dan khauf, kesemuanya itu bersumber dari
ajaran Islam.10

10
Muhammad Hafiun, "Teori Asal Usul Tasawuf", hlm 248

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada dasarnya tasawuf adalah melakukan serangkaian ibadah seperti


shalat,puasa, zakat, haji, dan sebagainya. Ilmu tasawuf adalah ilmu yang
dengannya dapat diketahui hal-hal yang terkait dengan kebaikan dan
keburukan jiwa. Istilah tasawuf berasal dari bahasa Arab dari kata
“tashawwafa-yatashawwafu-tashowwaf “ mengandung makna (menjadi)
berbulu yang banyak, yakni menjadi seorang shufi atau menyerupainya dengan
ciri khas pakaiannya terbuat dari bulu domba/wol (suuf), walaupun pada
perakteknya tidak semua ahli sufi pakaiannya menggunakan wol.

Ilmu Tasawuf merupakan ilmu syariat yang baru diciptakannya. Adapun


inti ajarannya ialah ketekunan beribadat dengan menyerahkan diri sepenuhnya
kepada Allah, meninggalkan kesenangan dan perhiasan dunia dan bersunyi diri
dalam beribadah. Adapun akhlak Islam bersumber pada Al-Qur'an dan sunah.
Dalam perkembangannya, pada abad ketiga terjadi penyimpangan berat yang
dilakukan oleh sufisme Syi’i adalam aspek tauhid atau teologi, yang
dinetralkan oleh teologi Ahlusunnah wal jama’ah.

Tasawuf merupakan sebuah konsep yang tumbuh sebelum Nabi


Muhammad SAW lahir, baik dalam segi wacana, perilaku, maupun akidah.
Namun tasawuf sebagai sebuah ilmu pengetahuan baru muncul setelah masa
sahabat dan tabi’in. Nabi SAW dan para sahabat pada hakikatnya sudah sufi.

B. Saran

Pada dasarnya teori asal mula tasawuf sesungguhnya berawal dari


keikutsertaan kaum orientalis dalam memahami sumber ajaran Islam. Obyek
kajian yang selalu tertuju pada ide dan praktek kehidupan kaum sufi, bukan
pada konsep ajaran yang dipegang oleh kaum sufi yang telah mempunyai

14
landasan normatif di dalam al-Qur’an. Jika dalam pelaksanaannya mencoba
memahami alQur’an dan sejarah asal mula praktek tasawuf, maka teori yang
sempat dikemukakan yang mengatakan bahwa ajaran tasawuf dipengaruhi
unsur di luar Islam dengan sendirinya gugur dan tertolak secara akademis.
Maka dari itu diharapkan setelah membaca makalah ini dapat mengubah
wawasan secara lebih objektif.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ali Mas’ud, Akhlak Tasawuf, UIN Sunan Ampel : Government Of


Indonesia And Islamic Development Bank (IDB).

Keraf Soni, 2010, Etika Lingkungan Hidup, Jakarta : Pt Kompas


Nusantara

Susmihara, Sejarah Peradaban Islam, Yogyakarta : Penerbit Ombak.

Zuherni AB, "Sejarah Perkembangan Tasawuf", (Universitas Islam


Internasional Malaysia : 2011), Jurnal Substantia, Vol. 13, No. 2.
Muhammad Hafiun, "Teori Asal Usul Tasawuf", UIN Sunan Kalijag,
Jurnal Dakwah, Vol. XIII, No. 2 Tahun 2012.

Dimyatisajari, "Keotentikan Ajaran Tasawuf", Dialog Vol. 38, No.2, Des


2015.

16

Anda mungkin juga menyukai