Makalah
Disusun oleh:
SPI-B Semester 6
2021
UCAPAN TERIMAKASIH
Juga untuk audiance yang sudah ikut berkontribusi dengan bertanya dan
berdiskusi pada saat presentasi, kami ucapkan terimakasih. Berikut pertanyaan
dan nama penanya:
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat-Nya, yang telah
memberikan rahmat dan kasih sayangnya. Tidak lupa Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan pada baginda alam yakni Nabi Muhamad SAW. Atas
berkat dan rahmatnya sehingga kami dapat menyusun makalah dengan judul;
“pengertian akhlak tasawuf: menurut sejarah tradisi islam dan sejarah tradisi
agama-agama” untuk dapat memenuhi tugas dari mata kuliah Akhlak
Tasawuf.
Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada bapak dosen Dr. H.
Muhammad Shofin Sugito, M. A sebagai dosen pengampu mata kuliah Akhlak
Tasawuf, karena berkat keikhlasan dan kesabaran beliau dalam mengajar dan
membingbing kami dengan penuh rasa sabar dan semangat yang besar
sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu.
Penyusun
2
Serang, 17 Maret 2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................................................
DAFTAR PUSATKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhlak dapat memadu perjalan hidup manusia agar selamat di dunia dan
akhirat. Sesuai dengan misi utama Nabi Muhammad SAW. yaitu untuk
menyempurnakan akhlak manusia. Sejarah pun mencatat bahwa faktor
pendukung keberhasilan dakwah beliau itu antara lain karena dukungan
akhlaknya yang mulia, hingga hal ini dinyatakan oleh Allah dalam Al-Qur’an.
Umat manusia yang beriman kepada Allah diminta agar akhlak dan keluhuran
budi Nabi Muhamad SAW. itu dijadikan contoh dalam kehidupan di berbagai
bidang. Mereka yang mematuhi permintaan ini dijamin keselamatan hidupnya
di dunia dan akhirat.
B. Rumusan Masalah
4
1. Bagaimana pengertian Akhlak Tasawuf ?
2. Jelaskan pengertian Akhlak Tasawuf menurut sejarah tradisi Islam ?
3. Jelaskan pengertian Akhlak Tasawuf menurut sejarah tradisi agama-
agama ?
C. Tujuan dan Manfaat
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
atau Tuhan dan Makhluq artinya yang diciptakan, sedangkan Khalaq maknanya
penciptaan. Kata Khalaq yang mempunyai kata yang seakar diatas
mengandung maksud bahwa akhlak merupakan jalinan yang mengikat atas
kehendak Tuhan dan manusia.2
Akhlak dapat diartikan tata perilaku seseorang terhadap orang lain. Oleh
karena itu akhlak dapat dimaknai tata aturan atau norma kepribadian dan
prilaku yang mengatur hubungan antara sesame manusia (hablumminannas),
dan hubungan manusia dengan Tuhan (Hablumminallah), serta hubungan
manusia dengan alam semesta (Lingkungannya).
Adapun pengertian akhlak secara terminology menurut beberapa ahli
mendefinisikan sebagai berikut;
- Imam Ghazali
Mengemukakan bahwa, Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
manusia yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa
memerlukan pemikiran maupun pertimbangan.
- Ibnu Maskawih
Mendefinisikan akhlak adalah gerak jiwa yang mendorong kea rah
melakukan perbuatan dengan tidak membutuhkan pikiran dan pertimbangan.
- Ahmad Amin
Mendefinisikan akhlak (Khuluq) adalah membiasakan kehendak.
Disamping akhlak dari pembahasan diatas ada pula istilah lain yang disebut
etika dan moral. Krtiga istilah diatas sama-sama menentukan nilai baik dan
buruk sikap perbuatan seseorang. Bedanya akhlak mempunyai standar ajaran
yang bersumber kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Etika bersandar
kepada akal pikiran, sedangkan moral bersumber kepada adat kebiasaan
yang umum berlaku di masyarakat.
b. Pengerrtian Tasawuf
Pada dasarnya tasawuf adalah melakukan serangkaian ibadah seperti
shalat,puasa, zakat, haji, dan sebagainya. Ilmu tasawuf adalah ilmu yang
2
Syibli Syarjaya, Akhlak tasawuf, ( IAIB Press : Serang, 2015). p. 7
7
dengannya dapat diketahui hal-hal yang terkait dengan kebaikan dan
keburukan jiwa.3
Istilah tasawuf berasal dari bahasa Arab dari kata “tashawwafa-
yatashawwafu-tashowwaf “ mengandung makna (menjadi) berbulu yang
banyak, yakni menjadi seorang shufi atau menyerupainya dengan ciri khas
pakaiannya terbuat dari bulu domba/wol (suuf), walaupun pada perakteknya
tidak semua ahli sufi pakaiannya menggunakan wol. Menurut sebagian
pendapat menyatakan bahwa para sufi diberi nama sufi karena mereka berada
dibaris terdepan (shaff) dihadapan Allah SWT. Bahkan ada yang juga yang
mengambil istilah ash-hab al-shuffah, yaitu para sahabat Nabi SAW yang
tinggal di kamar/serambi-serambi masjid (mereka meninggalkan dunia dan
rumah mereka untuk berkonsentrasi beribadah dan dekat dengan Rasullullah
SAW.
Pada intinya tasawuf merupakan suatu usaha dan upaya dalam rangka
mensucikan diri (tazkiyatunnafs) dengan cara menjauhkan dari pengaruh
kehidupan dunia yang menyebabkan lalai dari Allah SWT. Untuk kemudian
memusatkan perhatiannya hanya kepada Allah SWT.
Menurut Syaikh Muhammad Amin Al-Kurdi bahwa tasawuf adalah ilmu
yang menerangkan tentang keadaan-keadaan jiwa (nafs) yang dengannya
diketahui hal-ihwal kebaikan dan keburukan jiwa, cara membersihkannya dari
sifat-sifat yang buruk dan mengisinya dengan sifat-sifat yang terpuji, cara
melakukan suluk, jalan menuju Allah dan meninggalkan (larangan-larangan)
Allah SWT. Menuju (perinth-perintah) Allah SWT.
3
Ali Mas’ud, Akhlak Tasawuf, (UIN Sunan Ampel : Government of Indonesia and
Islamic Development Bank (IDB). p.104.
8
Jadi dapat dikatakan bahwa Akhlak Tasawuf adalah perilaku atau
ketekunan manusia dalam beribadat kepada Allah yang bersumber pada Al-
Qur'an dan Sunnah.4 Pada intinya tasawuf merupakan suatu usaha dan upaya
dalam rangka mensucikan diri (tazkiyatunnafs) dengan cara menjauhkan dari
pengaruh kehidupan dunia yang meyebabkan lalai dari Allah Swt. untuk
kemudian memusatkan perhatiannya hanya ditujukan kepada Allah SWT.
Tokoh yang pada awalnya sebutan sufi ditujukan kepadanya adalah Abu
Hasyim al-Kufi (w. 160/776) atau ada juga yang menyebutnya dengan nama,
‘Utsman bin Syarik dari Kufah. Namun, Abu Hasyim bukanlah sufi yang
pertama dikarenakan tasawuf pada mulanya berbentuk gerakan kezuhudan
(asketis). “Tipe yang tertua dari sufisme (tasawuf),” tulis Reynold A.
Nicholson, “adalah kehidupan asketis". Tasawuf tidak bersumber dari sesuatu
di luar Islam, tetapi secara otentik bersumber dari Islam sendiri, bersumber dari
al-Qur’an dan Hadis, di samping ajaran para wali dan pengalaman spiritual
pribadi para sufi. “Sufi juga termasuk kelompok ahli ilmu,” tulis al-Sarraj,
“yang mengamalkan ayat al-Qur’an dan Hadis-hadis Rasulullah Saw".
4
Susmihara, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta : Penerbit Ombak, 2013), hlm. 259-
260
9
ini menunjukan tidak mungkinnya ajaran tasawuf dari sumber non-Islam, yang
berarti pula tidak mungkinnya membuktikan ketidakotentikan tasawuf.5
Tasawuf atau sufisme adalah suatu istilah yang lazim dipergunakan untuk
mistisisme dalam Islam dengan tujuan pokok memperoleh hubungan langsung
dengan Tuhan. Dalam hal ini pokok-pokok ajarannya tersirat dari Nabi
Muhammad SAW yang didiskusikan dengan para sahabatnya tentang apa-apa
yang diperolehnya dari Malaikat Jibril berkenaan dengan pokok-pokok ajaran
Islam yakni: iman, Islam, dan ihsan. Ketiga pokok ini diimplementasikan
dalam pelaksanaan tasawuf.6
5
Dimyatisajari, "Keotentikan Ajaran Tasawuf", Dialog Vol. 38, No.2, Des 2015, hal.
149-153
6
Badrudin, Akhlak Tasawuf,..., hlm. 58
7
Zuherni AB, "Sejarah Perkembangan Tasawuf", (Universitas Islam Internasional
Malaysia : 2011), Jurnal Substantia, Vol. 13, No. 2, hlm. 254-255
10
Teori asal usul tasawuf bersumber dari ajaran Islam. Semua praktek
dalam kehidupan para tokoh-tokoh sufi dalam membersihkan jiwa mereka
untuk mendekatkan diri pada Allah mempunyai dasar-dasar yang kuat baik
dalam al-Qur’an maupun as-Sunnah. Teori-teori mereka tentang tahapan-
tahapan menuju Allah (maqomat) seperti taubat, syukur, sabar, tawakal, ridha,
takwa, zuhud, wara’ dan ikhlas, atau pengamalan batin yang mereka alami
(ahwal) seperti cinta, rindu, intim, raja dan khauf, kesemuanya itu bersumber
dari ajaran Islam.8
8
Muhammad Hafiun, "Teori Asal Usul Tasawuf", UIN Sunan Kalijaga, hlm 247
11
referensinya, dan telah diletakkan dasa rdasar dan kaidah-kaidahnya pada abad
ke-4 dan ke-5 H.9
Menurut teori Ignas Goldziher, bahwa asal usul tasawuf terutama yang
berkaitan dengan ajaran-ajaran yang diajarkan dalam tasawuf merupakan
pengaruh dari unsur-unsur di luar Islam. Goldziher mengatakan, bahwa
tasawuf sebagai salah satu warisan ajaran dari berbagai agama dan kepercayaan
yang mendahului dan bersentuhan dengan Islam. Bahkan berpendapat bahwa
beberapa ide al-Qur’an juga merupakan hasil pengolahan “ideology” agama
dan kepercayaan lain Unsur agama dan kepercayaan lain selain Islam itu
adalah unsur pengaruh dari agama Nashrani, Hindu-Budha, Yunani dan Persia.
Pengaruh dari unsur agama Nashrani terlihat pada ajaran tasawuf yang
mementingkan kehidupan zuhud dan fakir. Menurut Ignas Goldziher dan juga
para Orientalis lainnya mengatakan bahwa kehidupan zuhud dalam ajaran
tasawuf adalah pengaruh dari rahibrahib Kristen18. Begitu pula pola
kehidupan fakir yang dilakukan oleh para sufi adalah merupakan salah satu
ajaran yang terdapat dalam Injil. Dalam agama Nashrani diyakini bahwa Isa
adalah orang fakir.
Menurut Abuddin Nata, bahwa metode berfikir filsafat Yunani telah ikut
mempengaruhi pola berfikir umat Islam yang ingin berhubungan dengan
Tuhan. Hal ini terlihat dari pemikiran al-Farabi, al-Kindi, Ibn Sina tentang
filsafat jiwa. Karena pada dasarnya teori-teori mereka tentang tahapan-tahapan
9
Syibli Syarjaya, Akhlak tasawuf , hal 78
12
menuju Allah (maqomat) seperti taubat, syukur, shabar, tawakal, ridha, takwa,
zuhud, wara’ dan ikhlas, atau pengamalan batin yang mereka alami (ahwal)
seperti cinta, rindu, intim, raja dan khauf, kesemuanya itu bersumber dari
ajaran Islam.10
10
Muhammad Hafiun, "Teori Asal Usul Tasawuf", hlm 248
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
14
landasan normatif di dalam al-Qur’an. Jika dalam pelaksanaannya mencoba
memahami alQur’an dan sejarah asal mula praktek tasawuf, maka teori yang
sempat dikemukakan yang mengatakan bahwa ajaran tasawuf dipengaruhi
unsur di luar Islam dengan sendirinya gugur dan tertolak secara akademis.
Maka dari itu diharapkan setelah membaca makalah ini dapat mengubah
wawasan secara lebih objektif.
15
DAFTAR PUSTAKA
16