Disusun Oleh :
Pipit Anggraeni (202107501481016)
Hayyi’ Salima (202107501481004)
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia termasuk salah satu wilayah di belahan dunia yang memiliki
beberapa kepercayaan dan agama yang dianut oleh warga negaranya salah satunya agama yang
diyakini oleh mayoritas masyarakatnya ialah agama Islam. Diantara banyaknya ajaran-ajaran yang
terdapat di dalam agama Islam antara lain membahas mengenai akhlak seperti Akhlak Tasawuf.
Akhlak tasawuf juga termasuk khazanah intelektual Muslim yang kehadirannya hingga saat ini
semakin dirasakan dan dibutuhkan. Secara historis dan teologis Akhlak Tasawuf tampil mengawal
dan memandu perjalanan hidup umat agar selamat dunia dan akherat. Sebagaimana tujuan utama
Rasulullah saw. diutus ke bumi adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Itulah yang
menjadi faktor keberhasilan Beliau dalam berdakwah menyebarkan agama Islam. Semua manusia
ciptaan Allah hendaklah memiliki akhlak mulia seperti yang telah dicontohkan oleh nabi
Muhammad saw. Adapun pada zaman modern layaknya sekarang, kita dihadapkan berbagai
masalah terutama masalah akhlak dan moral yang cukup serius, yang apabila dibiarkan dan tak
ada yang peduli maka akan menghancurkan masa depan bangsa. Maraknya kejahatan dan
perbuatan yang menyimpang dari aturan agama telah kita lihat, dengarkan dan juga dirasakan oleh
semua orang, membuat pentingnya mengkaji dan mempelajari Akhlak Tasawuf pada kehidupan
saat ini. Bukan hanya dengan uang, ilmu pengetahuan dan teknologi saja, tetapi harus dibarengi
dengan penanganan di bidang akhlak mulia dan mental spritual.
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari Etika dan Tasawuf ?
2. Apa sajakah klasifikasi dan ruang lingkup dalam ajaran ilmu Etika dan Tasawuf ?
3. Bagaimanakah manfaat mempelajari Etika Tasawuf dalam kehidupan sehari-hari ?
TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian daripada ilmu Etika dan Tasawuf.
2. Untuk mengetahui klasifikasi-klasifikasi dan ruang lingkup yang termasuk dalam ajaran Etika
dan Tasawuf
3. Untuk mengetahui manfaat mempelajari Etika dan Tasawuf dalam kehidupan sehari-hari.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
1. Etika
Asal kata etika adalah ethikos dalam bahasa Yunani. Merujuk serapan bahasa Yunani tersebut, arti
dari etika adalah timbul dari kebiasaan. Sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia) etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak).
Munculnya etika adalah saat manusia merefleksikan unsur-unsur etis ke dalam pendapat-pendapat
yang spontan. Kebutuhan akan refleksi tersebut bisa dirasakan, karena pendapat etis bisa saja
berbeda dengan pendapat orang lain. Itulah mengapa akhirnya dibutuhkan etika, di mana tujuannya
untuk mencari tahu apa yang harus dilakukan oleh manusia.
Objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Beda dengan ilmu-ilmu lain yang mempelajari
tingkah laku manusia, sudut pandang etika adalah sudut pandang normatif. Maksudnya etika
adalah melihat dari sudut baik atau buruk suatu perbuatan manusia. Etika memiliki fungsi sebagai
tempat mendapatkan orientasi kritis yang berhadapan dengan beragam kedaan moralitas yang
membingungkan.
Selain itu, etika adalah menunjukan adanya keterampilan intelektual. Keterampilan intelektual
adalah sebuah keterampilan untuk berargumentasi dengan rasional dan kritis. Lalu etika berfungsi
untuk orientasi etis, di mana sangat diperlukan dalam mengambil suatu sikap yang wajar dalam
kondisi luralism.
Berikut ciri-ciri etika yang perlu diketahui:
1. Sifat dari absolut atau mutlak.
2. Etika untuk menilai baik atau buruknya perilaku seseorang.
3. Etika sangat berkaitan dengan perbuatan atau perilaku manusia.
4. Etika juga berkaitan dengan cara pandang dari sisi batin manusia.
5. Kemudian, etika akan selalu berlaku meski tidak ada orang lain yang menyaksikan.
2. Tasawuf
Secara etimologi, kata tasawuf ( )التصوفberasal dari bahasa arab.
Pertama, dari kata Shuf artinya bulu domba. Dulu orang-orang sufi (pakar tasawuf) biasanya
memakai pakaian dari bulu domba yang kasar sebagai lambang kesederhanaan dan kesucian.
Kedua, dari Ahl Al-Suffah berarti orang-orang yang ikut hijrah dengan Nabi dari Mekkah ke
Madinah dan meninggalkan harta, rumah, dan tidak membawa apa-apa. Karenanya mereka tinggal
di serambi masjid dengan tidur diatas batu dengan memakai pelana dan pelana itupun disebut
Suffah. Ketiga, dari kata Shafi atau Sufi yang berarti suci. Orang-orang ahli tasawuf adalah orang-
5
orang yang mensucikan dirinya dari hal-hal yang berbau keduniawian. Keempat, dari kata Sophia
atau Sophos yang berasal dari bahasa Yunani, berarti hikmat atau hikmah atau filsafat. Kelima,
dari Saf berarti barisan. Karena pada saat itu orang-orang sufi sering melaksanakan shalat di
barisan pertama karena ingin mendapatkan kemuliaan yang lebih utama.
Sedangkan menurut istilah, ada beberapa pakar ahli tasawuf yang mengutarakan pendapatnya
mengenai ini seperti :
a. Ma’ruf al-Kurhi, tasawuf ialah berpegang pada apa yang hakiki dan menjauhi sifat tamak
terhadap apa yang ada di tangan manusia.
b. Ahmad al-Jariri, tasawuf adalah masuk kedalam setiap akhlak yang tinggi (mulia) dan keluar
dari setiap akhlak yang rendah (tercela).
c. Dzu al-Nun al-Mishri bahwa tasawuf adalah usaha mengalahkan segala-galanya untuk memilih
Allah, sehingga Allah pun akan memilih seorang shufi dan mengalahkan segala sesuatu.
d. Abu Yazid al-Bustami, tasawuf sama dengan sifat al-Haqqi.
Dari pengertian tasawuf secara istilah maupun bahasa dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kesamaan dan juga perbedaan alasan pendapat para ahli seperti :
a. Berdasarkan objek kajian dari tasawuf
Pendapat dari Ma’ruf al-Kurhi dan Ahmad al-Jariri, sama-sama mendefinisikan tasawuf dari segi
perbuatan ataupun akhlak seseorang. Karena menurut mereka tasawuf itu berkaitan erat dengan
akhlak seseorang dan akhlak yang mulia serta meninggalkan akhlak tercela.
b. Berdasarkan sifat-sifat Allah
Pendapat Abu Yazid al-Bustami sangat berbeda dari pendapat-pendapat para ahli yang lainnya
karena Beliau mendefinisikan tasawuf dengan sifat Allah. Karena menurutnya, orang sufi atau
yang telah sangat dekat dengan Allah maka sifat Allah akan dikenakan oleh hamba-Nya.
Dapat disimpulkan dari beberapa ahli bahwa tasawuf menurut istilah
adalah sarana untuk memperbaiki akhlak manusia agar jiwanya menjadi suci, sekaligus sebagai
sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah sedekat-dekatnya.
Adapun menurut penulis, yang dimaksud dengan tasawuf adalah suatu kajian ilmu Islam
yang membahas mengenai cara mendekatkan diri kepada Allah dengan sebenarnya-benarnya
(kaffah) dan juga untuk memperbaiki dan memperindah diri dengan akhlak yang bersumber dari
ajaran agama Islam yang sesuai aturan Allah.
B.Macam-Macam Tasawuf
Para ahli Ilmu Tasawuf pada umumnya membagi tasawuf kepada tiga bagian. Yaitu;
Tasawuf Falsafi, Tasawuf Akhlaki, dan Tasawuf Amali. Ketiga macam tasawuf ini tujuannya
sama, yaitu mendekatkan diri kepada Allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang
tercela dan menghias diri dari perbuatan yang terpuji. Dengan demikian, dalam proses pencapaian
tujuan bertasawuf seseorang harus terlebih dahulu berakhlak mulia. Ketiga tasawuf ini berbeda-
beda dalam hal pendekatan yang digunakan. Namun perlu dipahami Bahwa pembagian tasawuf
6
ini hanya dalam bentuk kajian akademik, karna dari ketiga bentuk tasawuf ini tidak dapat
dipisahkan sebab praktik dari ketiga tasawuf ini saling berkaitan.
a. Tasawuf Falsafi Adalah tasawuf yang ajarannya memadukan antara visi dan mistis dan rasional
sebagai penggagasannya. Pada tasawuf falsafi pendekatan yang digunakannya adalah pendekatan
rasio atau akal pikiran, karna dalam tasawuf ini menggunakan bahan-bahan kajian atau pemikiran
yang terdapat dikalangan filosof. Seperti filsafat tentang tuhan, manusia, hubungan manusia
dengan tuhan dan lain sebagainaya. Tasawuf falsafi ini mulai muncul dengan jelas dalam Islam
sejak abad VI Hijriyah, meskipun opara tokohnya baru dikenal dan berkembang, terutama
dikalangan para sufi yang juga seorang filosofi.
b. Tasawuf Akhlaki Adalah tasawuf yang membahas tentang kesempurnaan dan kesucian jiwa
yang diformulasikan pada pengaturan sikap dan mental dan pendisiplinan tingkah laku yang ketat
guna mencapai kebahagiaan yang optimum. Pada tasawuf akhlaki pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan akhlak yang tahapannya terdiri dari takhalli (mengosongkan diri dari perbuatan
buruk), tahalli (menghiasinya dengan akhlak terpuji), tajalli (terbukanya dinding penghalang
hijab).
c. Tasawuf Amali Suatu ajaran dalam tasawuf yang lebih menekankan amalan-amalan rohaniah
dibandingkan teori. Yang mana dalam tasawuf ini bertujuan yang sama yaitu mendekatkan diri
kepada Allah SWT dengan menghapuskan segala sifat tercela serta menghadap sepenuhnya
kepada Allah SWT dengan berbagai amaliah atau riyadhoh yang dilakukan. Seperti
memperbanyak wirid, yang selanjutnya menganbil bentuk tarekat. Dengan mengamalkan tasawuf
baik yng bersifat falsafi, akhlaki, maupun amali, seseorang dengan sendirinya berakhlak baik.
Perbuatan yang demikian itu ia lakukn dengan sengaja, sadar, pilihan sendiri, dan bukan karna
terpaksa.
C. SUMBER AJARAN TASAWUF
Dalam sumber ajaran Islam, Al Qur’an dan Hadits juga terdapat ajaran
yang dapat membawa kepada timbulnya tasawuf. Paham bahwa Tuhan dekat dengan manusia,
yang merupakan ajaran dasar dalam mistisisme ternyata ada didalam Al Qur’an dan Hadits, seperti
dalam QS. Al Baqarah : 186 berbunyi :
ُ ان فَ ْل َي ْست َِجيبُوا لِي َو ْليُؤْ مِ نُوا ِبي لَ َعلَّ ُه ْم َي ْر َ ََّاع ِإذَا د ُ َ سأَلَكَ ِع َبادِي
َ َ َو ِإذَا
شدُون ِ ع ِ عنِي فَإِنِي قَ ِريبٌ أ ِجيبُ دَع َْوة َ الد
Artinya : “Jika hamba-hamba-Ku bertanya padamu tentang diri-Ku. Aku adalah
dekat. Aku mengabulkan seruan orang memanggil jika ia panggil Aku.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa Akhlak Tasawuf berasal dari dua kata pembagian yakni Etika dan Tasawuf.
Adapun pengertian etika adalah ilmu yang mempelajari apa yang baik dan apa yang buruk dalam
moral (akhlak) .Sedangkan yang disebut Tasawuf ialah suatu cara dalam proses untuk
mendekatkan diri kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan sebaik-baiknya.
8
DAFTAR PUSTAKA
9
10