Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AKHLAK TASAWUF

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Mhd Dady Darwis Hrp (2210110120)

Ryan Kurniawan (2210110113)

Nabila Syahfitri (2210110111)

Dosen Pengampu :

Dr Rustam Ependi, S.Pd.I.,M.Pd.I.

FAKULTAS AGAMA DAN HUMANIORA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI

MEDAN
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami agar kami dapat menyelesaikan makalah tentang
akhlak tasawuf .kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini dan pastinya makalah ini tidak akan bisa
maksimal jika tidak ada partisipasi berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan


baik dari segi penyusunan hingga tata bahasa yang digunakan dalam penyampaian
makalah ini. Oleh karena itu, Kami murah hati menerima saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat mengkoreksi makalah ini. Kami banyak berharap semoga makalah
yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan pembaca.

Medan ,Oktober 2023


Penulis

Kelompok 1
Daftar Isi

Kata Pengantar .............................................................................................................. ii

Daftar Isi......................................................................................................................... iii

Bab I

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 1

Bab II

2.1 Apa yang Dimaksud dengan Akhlak Tasawuf ..................................................... 2


2.2 Pengertian Moral, Akhlak, dan Etika ....................................................................3
2.3 Jelaskan Perbedaan Moral, Akhlak, dan Etika ...................................................... 4
2.4 Pembagian Akhlak Tasawuf .................................................................................5

Bab III

3.1 Simpulan ................................................................................................................... 6

Daftar Pustaka ................................................................................................................7


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Akhlak Tasawuf merupaka salah satu mata kuliah yang dipelajari dalam Pendidikan
Agama Islam. Dengan adanya pembelajaran akhlak tasawuf. Tasawuf merupakan salah
satu cabang ilmu keislaman yang lebih menekankan pada dimensi atau aspek spiritual
dalam islam. Tasawuf adalah ilmu yang mulia karena berkaitan dengan ma‟rifah kepada
Allah Ta‟ala dan mahabbah kepada-Nya. Dan tasawuf adalah ilmu yang paling utama
secara mutlak. Lahirnya tasawuf bersama dengan timbulnya agama islam itu sendiri,
maka dengan itu ilmu tasawuf tidak lepas dari pengaruh Al-Qur‟an dan Hadist. Inti
untuk mencapai tasawuf adalah beriman kepada Allah, menyerahkan diri kepada-Nya,
mengamalkan amalan yang sholeh dan menjauhi serta meninggalkan semua larangan-
larangan Allah.

Kajian Tasawuf merupakan bagian tak terpisahkan dari kajian islam di Indonesia.
Sejak masuknya islam di Indonesia telah tampak unsur tasawuf mewarnai kehidupan
keagamaan masyarakat, bahkan saat ini nuansa tasawuf masih keliatan menjadi bagian
yang tak terpisahkan dari pengalaman keagamaan sebagian muslimin Indonesia, terbukti
semakin merakyatnya kajian dan juga melalui gerakan Tarekat Muktabarah yang masih
berpengaruh dimasyarakat. Oleh sebab itu, bukanlah suatu hal yang mengherankan, jika
hingga sekarang, warna dan nuansa tasawuf masih tetap merupakan warna yang
dominan di dalam corak islam Indonesia.

Lahirnya tasawuf sebagai fenomena ajaran islam yang cenderung formalis dan
legalis serta banyaknya penyampaian-penyampaian atas nama hukum agama. Selain itu
tasawuf juga sebagai gerakan moral (kritik) terhadap ketimpangan social, moral, dan
ekonomi yang ada di dalam umat islam. Solusi tasawuf terhadap Formalitas dan
spiritualisasi ritual, merupakan pembenahan dan elaborasi tindakan batin.
1.2 RUMUS MASALAH

A. Apa yang dimaksud dengan akhlak tasawuf?

B. Pengertian moral, akhlak dan etika

C. Jelaskan perbedaan moral, akhlak dan etika

D. Pembagian akhlak tasawuf

1.3 TUJUAN PENULISAN

A. Untuk mengetahui maksud atau pengertian akhlak tasawuf

B. Untuk mengetahui pengertian akhlak, moral, dan etika

C. Untuk mengetahui perbedaan akhlak, etika, dan moral

D. Untuk mengetahui pembagian akhlak tasawuf


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akhlak Tasawuf

Akhlak mempunyai peran penting dalam klehidupan. Dalam kaitan ini pula
peran pendidikan islam di kalangan umat islam termasuk kategori manifestasi dan
cita-cita hidup islam dalam melestarikan dan mentransformasikan nilai-nilai islam
kepada pribadi penerusnya. Moral yang terbimbing dalam naungan Ilahiyah akan
melahirkan etika yang lurus dan terarah. Untuk itu nilai-nilai islam yang akan
diformulasikan dalam cultural religious tetap berfungsi dan berkembang
dimasyarakat dari masa ke masa. Untuk itu pendidikan yang mengarah ke
pembinaan akhlak sangat perlu diberikan dalam pengjaran dan pendidikan baik
yang formal, nonformal dan informal.

Akhlak Tasawuf adalah sesuatu yang menetap dalam jiwa dan muncul dalam
perbuatan dengan mudah tanpa memerluka pemikiran terlebih dahulu. Akhlak
Tasawuf bukanlah pemikira, kekuatan, dan ma‟rifah. Akhlak adalah „ha‟l atau
kondisi jiwa dan bentuknya yang bathiniah. Al-Ghazali mengkaitan antara akhlak
dan tasawuf sebagai dua dimensi yang tak mungkin terpisahkan. Hal ini merupakan
pengembangan ide Ibnu Maskawaih di era klasik, dan sesuai dengan kalangan Barat
yang modern seperti Kholberg, John Dewey dan Emile Durkheim. Al-Ghazali
membagi akhlak tasawuf menjadi mahmuda-munjiyat (baik dan menyelamatkan)
dan madzhmumah-muhlikat (buruk dan menghancurkan). Akhlak yang baik sesuai
pesan Al-Qur‟an dan taubat, khauf, zuhud, sabar, syukur, keikhlasan, dan kejujuran,
tawakkala, cinta, ridho, ingin mati. Sedangkan akhlak yang buruk adalah rakus
makan, banyak bicara, dengki, kikir, ambisi, dan cinta dunia, sombong, ujub dan
takabbur serta riya.1

1
Jurnal Dosen Fakultas Ushuludin IAIN Raden Intan Lampung Akhlak Tasawuf, hal 19, vol 01, 2012
Dr. H. Badrudin, M. Ag “Akhlak Tasawuf” hal 208, September 2015
2.2 Pengertian moral, akhlak dan etika

Jika dikaji lebih mendalam dan dihubungkan dengan konteks kalimat, kata
moral etika dan akhlak memiliki pengertian yang berbeda. Moral artinya tentang
ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, budi
pekerti. Moral adalah istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas suatu
sifat perangai, kehendak pendapat atau perbuatan yang layak dikatakan benar,
salah, baik, buruk. Yang dimaksud penilaian benar atau salah dalam moral, adalah
masyarakat secara umum.
Sedangkan akhlak, adalah tingkah laku baik, buruk, salah dan benar adalah
penilaian dipandang dari sudut hokum yang ada dalam ajaran agama. Sesuai dengan
makna aslinya moral berasal dari bahasa latin yaitu mores kata jama‟ dari mos,
artinya adalah adat kebiasaan yang menjadi dasar untuk mengukur apakah
perbuatan seseorang baik atau buruk. Oleh karena itu untk mengukur tingkah laku
manusia, baik atau buruk dapat dilihat apakah perbuatan itu sesuai dengan adat
istiadat yang umum diterima kesatuan social atau lingkungan tertentu. Karena itu
dapat dikatakan baik buruk suatu perbuatan secara moral, bersifat lokal.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika diartikan sebagai ilmu
pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Jadi, etika yaitu ilmu tentang apa
yang baik dan apa yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Kata “akhlak”
dapat diartikan sebagai perangai. Kata tersebut memiliki arti yang lebih mendalam
karena telah menjadi sifat dan watak yang dimiliki seseorang. Sifat dan watak yang
telah melekat pada diri pribadi akan menjadi kepribadian. Dapat juga dikatakan
bahwa perangai adalah sifat dan watak yang merupakan bawaan seseorang.
Pembentukan perangai kea rah baik atau buruk, ditentukan oleh factor dari dalam
diri atau dari luar, yaitu lingkungannya. Keluarga merupakan lingkungan pertama
dan terdekat bagi seseorang. Melalui keluarga dapat terbentuk kepribadian.
Perangai dalam penerapannya mungkin menimbulkan penilaian positif atau negatife
tergantung pada perilaku orang yang melakukan.
Secara lughat (bahasa) akhlak adalah bentuk jamak dari khilqun atau khuluqun
yang artinya budi pekerti, tingkah laku, perangai atau tabi‟at. Istilah akhlak
mempunyai sinonim dengan etika dan moral; etika dan moral berasal dari kata latik
yang artinya etos maknanya kebiasaan, dan mores artinya kebiasaannya. Kata
akhlak berasal dari kata kerja khalaqa yang artinya menciptakan. Khaliq maknanya
pencipta atau Tuhan dan makhluq artinya yang di ciptakan, sedangkan khalaq
artinya penciptaan. Karta khalaqa yang mempunyai kata seakar mangandung
maksud bahwa akhlak yang merupakan jalinan yang mengikat atas kehendak Tuhan
dan manusia. Kata makna lain pada akhlak dapat diartikan tata perilaku seseorang
terhadap orang lain. 2

2
Dr. H. Badrudin, M. Ag, Buku “Akhlak Tasawuf” vol 15,16, hal 208, September 2015
2.3 Jelaskan perbedaan akhlak, etika dan moral

Dari uraian diatas bahwa akhlak berbeda dengan etika dan moral. Kalau akhlak
lebih bersifat transcendental karena berasal dan bersumber dari Allah, maka etika
dan moral bersifat relatife, dinamis, dan nasbi karena merupakan pemahaman dan
pemaknaan manusia melalui elaborasi ijtihadnya terhadap persoalan baik dan buruk
demi kesejahteraan hidup manusia didunia dan kebahagiaan hidup diakhirat.
Berdasarkan perbedaan sumber ini maka etika dan moral senantiasa bersifat
dinamis, berobah-obah sesuai dengan perkembangan kondisi, situasi dan tuntutan
manusia. Etika sebagai aturan baik dan buruk yang ditentukan oleh akal pikiran
manusia bertujuan untuk meningkatkan keharmonisan.
Begitu juga moral sebagai aturan baik buruk yang didasarkan kepada tradisi,
adat budaya 3yang dianut oleh sekelompok masyarakat juga bertujuan untuk
terciptanya keselarasan hidup manusia. Etika, moral dan akhlak merupakan salah
satu cara untuk menciptakan keharmonisan dalam hubungan antara sesama manusia
(habl minannas) dan hubungan vertikal dengan khaliq (habl minallah).
Perbedaan antara akhlak dengan etika, dan moral dapat kita lihat pada sifat dan
kawasan pembahasannya, dimana etika lebih bersifat teoritis dan memandang
tingkah laku manusia secara umum, sedangkan moral lebih bersifat praktis, yang
ukurannya adalah bentuk perbuatan. Serta sumber yang dijadikan patokan untuk
menentukan baik dan buruk pun berbeda, dimana akhlak berdasarkan pada Al-
Qur‟an dan al-Sunnah, etika berdasarkan akal pikiran, sedangkan moral
berdasarkan kebiasaan yang berlaku pada masyarakat.
Adapun hubungan antara akhlak, dengan etika dan moral, ini bias kita lihat dari
segi fungsi dan perannya, yakni sama-sama menentukan hukum atau nilai dari suatu
perbuatan yang dilakukan oleh manusia untuk ditentukan baik dan buruknya, benar
dan salahnya sehingga dengan ini tercipta masyarakat yang baik, teratur, aman,
damai dan tentram serta sejahtera lahir batin.

2.4 Pembagian akhlak tasawuf

Para ahli Ilmu Tasawuf pada umumnya membagi tasawuf kepada tiga
bagian. Yaitu; Tasawuf Falsafi, Tasawuf Akhlaki,Ttasawuf Amali. Ketiga

3
Al Mawardi. MS, Dosen Pendidikan Agama Islam pada Politeknik Negeri Lhokseumawe,
Jurnal “ETIKA AKHLAK DAN MORAL” vol 3, hal 7
Muhammad Yaqub 1, Jumliadi, SH, MH, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darul Dakwah
Wal-Irsyad (DDI) Kota Makassar, Indonesia, Jurnal “AKHLAK HUSNUN DAN AKHLAK SUU
UN”

Jurnal Pendidikan dan Konseling, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, volume 5 Nomor 1
Tahun 2023
tasawuf ini tujuannya sama, yaitu mendekatkan diri kepada Allah dengan cara
membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghias diri dari perbuatan
yang terpuji. Dengan demikian, dalam proses pencapaian tujuan bertasawuf
seseorang harus terlebih dahulu berakhlak mulia. Ketiga tasawuf ini berbeda-
beda dalam hal pendekatan yang digunakan. Namun perlu dipahami bahwa
pembagian tasawuf ini hanya dalam bentuk kajian akademik, karena dari ketiga
bentuk tasawuf ini tidak dapat dipisahkan sebab praktik dari ketiga tasawuf ini
betkaitan.

A. Tasawuf Amali
Tasawuf amali sendiri, dapat dipahami sebagai sebagai ajaran tasawuf yang
lebih menekankan kepada perilaku yang baik, dalam kaitannya amalan
ibadah kepada Allah. Didalamnya di tekankan bagaimana melakukan
hubungan dengan Allah melalui dzikir atau wirid yang terstruktur dengan
harapan memperoleh ridho Allah Swt. Tasawuf amali merupakan tasawuf
yang mengedepankan mujahadah, dengan menghapus sifat-sifat yang tercela,
melintasi semua hambatan itu, dan menghadap total dengan segenap esensi
diri hanya kepada Allah Swt. Kemudian tasawuf amali ini lebih menekankan
kepada amalan-amalan rohani dibandingkan teori. Maksudnya tasawuf amali
ini tidak hanyan sekedar mengetahui tentang teori melainkan langsung
dipraktikkan dalam ibadahnya. Seperti memperbanyak, wirid serta amaliah-
amaliah lainnya. (Miswar Saputra, 2022).

B. Tasawuf Falsafi
Tasawuf falsafi merupakan tasawuf yang ajaran-ajarannya mengenal Tuhan
(ma‟rifat) dengan mendekatkan rasio (filsafat) dengan menyjy ke tingkat
yang lebih tinggi, bukan hanya mengenal Tuhan saja melainkan yang lebih
tinggi dari itu yaitu wahdatul wujud (kesatuan wujud). Bisa juga dikatakan
tasawuf falsafi yakni sebagai tasawuf yang kaya dengan pemikiran-
pemikiran filsafat. Metode pendekatan tasawuf falsafi lebih menonjol kepada
segi teoritis sehingga dalam k4onsep-konsep tasawuf falsafi lebih

4
Jurnal Pendidikan dan Konseling, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, volume 5 Nomor 1
Tahun 2023
mengedepankan asas rasio dengan pendekatan-pendekatan filosofis. (Eep
Sopwana Nurdin, 2021).

C. Tasawuf Akhlaki
Tasawuf akhlaki adalah tasawuf yang berkonsen5terasi pada perbaikan
akhlak manusia, mencari hakikat kebenaran yang mewujudkan manusia yang
dapat berma‟rifat kepada Allah Swt, dengan metode-metode tertentu yang
telah dirumuskan. Tasawuf akhlaki, tbiasa disebut juga dengan tasawuf
sunni, yaitu bentuk tasawuf yang memagari dirinya dengan Al-Qur‟an dan
Al-Hadis. Dalam manusia ada potensi untuk menjadi baik (akhlak mulia)
dan ada potensi untuk menjadi buruk (akhlak tercela). Potensi untuk menjadi
baik adalah al-„aql (akal) dan al-qalb (hati). Sementara potensi untuk
menjadi buruk adalah an-nafs (nafsu) yang dibantu oleh syaithan.

5
Jurnal Pendidikan dan Konseling, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, volume 5 Nomor 1
Tahun 2023
BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan dari yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, dapat


disimpulkan bahwa Akhlak Tasawuf berasal dari dua pembagian kata yakni Akhlak dan
Tasawuf. Adapun pengertian akhlak secara umum yakni suatu hal yang tertanam
didalam hati entah itu bernilai baik atau buruk sekalipun akhlak timbul tanpa perlu
dipikirkan atau dipaksa terlebih dahulu. Sedangkan yang disebut Tasawuf ialah suatu
cara dalam proses mendekatkan diri kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan sebaik-
baiknya. Jadi, dapat ditarik benang merah yani pengertian Akhlak Tasawuf ialah
disiplin ilmu yang terdapat dalam ajaran agama islam yang mempelajari tata cara
berperilaku yang baik dan mulia serta tentunya sesuai aturan islam sehingga kita bias
mendekatkan diri kita kepada Allah dengan sepenuhnya dan memiliki rasa tenang saat
berada didekat-Nya. Akhlak Tasawuf memiliki kaitan yang sangat erat dalam kehidupan
sehari-hari yakni untuk mencapai akhlak yang mulia diperlukan proses-proses yang
biasanya dilakukan oleh pengamal tasawuf. Begitupun sebaliknya, belum dikatakan
bertasawuf dengan benar apabila pencapaian akhlak yang mulia belun terpenuhi.
Didalamnya juga terdapat ruang lingkup akhlak, sumber kajian tasawuf, dan manfaat
mempelajari Akhlak Tasawuf.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Dosen Fakultas Ushuludin IAIN Raden Intan Lampung Akhlak Tasawuf, hal 19, vol 01, 2012
Dr. H. Badrudin, M. Ag “Akhlak Tasawuf” hal 208, September 2015
Dr. H. Badrudin, M. Ag, Buku “Akhlak Tasawuf” vol 15,16, hal 208, September 2015 Al
Mawardi. MS, Dosen Pendidikan Agama Islam pada Politeknik Negeri Lhokseumawe, Jurnal
“ETIKA AKHLAK DAN MORAL” vol 3, hal 7
Muhammad Yaqub 1, Jumliadi, SH, MH, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darul Dakwah
Wal-Irsyad (DDI) Kota Makassar, Indonesia, Jurnal “AKHLAK HUSNUN DAN AKHLAK SUU
UN”

Jurnal Pendidikan dan Konseling, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, volume 5 Nomor 1
Tahun 2023

Anda mungkin juga menyukai