Anda di halaman 1dari 9

INDAHYA BERTOLERASI

Di sebuah pulau di negara Indonesia, ada perkampungan yang khusus bagi orang Jawa
yang merantau. Sebenarnya bukan hanya orang Jawa saja namun ada beberapa yang dari luar
pulau Jawa namun lebih dominan yang dari Jawa. Disini kebanyakan beragama muslim namun
ada satu keluarga yang beragama Kristen, hal inilah yang membuat umat Kristen di daerah ini di
bedakan dengan yang lainnya karena mereka merasa asing dan tidak pernah mengerti kebiasaan
orang Kristen. Terlebih lingkungan mereka dahulu juga orang-orang muslim.  keluarga ini baru
saja pindah beberapa bulan yang lalu. Tujuannya merantaupun sama seperti kebanyakan orang
yakni memperoleh peruntungan ditempat lain, sebab yang sering mereka dengar bahwa seorang
yang merantau pasti akan sukses dan dapat meningkatkan perekonomian keluarganya.
Sebut saja keluarga Sudarmo, keluarga kecil yang beranggotakan 4 orang dengan adanya
ayah, ibu, kakak dan adik. Kepala keluarganya bernama Nathanael Sudarmo, istrinya bernama
Angela Merici Sudarmo, anak lelaki tertuanya bernama Christoph Manuel Sudarmo dan anak
cewek terakhirnya bernama Mariam Rachel Sudarmo.
Pak Sudarmo sendiri seorang umat kristiani yang taat beragama, ketika hari Minggu ia
dan keluarga kecilnya pasti pergi ke gereja untuk beribadah, keluarga itu tak tak pernah apsen
kalau yang namanya ibadah, walaupun jaraknya cukup jauh dari rumahnya,bahkan bisa dihitung
3-4 jam perjalanannya jika lancar. Jika terjadi kemacetan dan hal lain bisa 6-7 jam perjalanan.
Bukankah itu sangat melelahkan. Namun keluarga ini memang sangat rajin beribadah tak heran
jika tuhan bermurah hati kepada keluarga ini yang mana usahanya termaduk selalu untung dan
semakin berkembang dari tahun ke tahun. Mereka juga orang yang sangat bersyukur atas nikmat
yang Tuhan berikan kepadanya bukan cuma itu saja  Keluarga ini juga sangat baik dan ramah
kepada semua orang namun orang-orang disekitarnya bermulut tidak baik alias suka bergosip ria
seperti kebiasaan emak-emak jika sudah berkumpul ria.
Seperti saat itu, walaupun di perkampungan dari daerah yang berbeda-beda mereka dari
dulu masih melestarikan budaya tolong menolong dan gotong royong, seperti saat ini ada dari
mereka yang menggelar acara pernikahan anaknya yang diselenggarakan sederhana namun
penuh khidmat, Bu Sudarmo yang orangnya memang baik juga turut hadir dan banyak
membantu acara pernikahan tersebut dengan diamanahi menjaga stand makanan pada presmanan
di acara tersebut, sebelum acara pernikahan tersebut juga Bu Darmo ikut membantu memasak
jajanan-jajanan yang disuguhkan dalam acara pernikahan.
Bu Darmo memang baik, walaupun Bu Darmo orang kaya namun ia tidak sombong
apalagi suka pamer. Ia selalu terlihat sederhana walaupun banyak harta.  namun kebaikannya
sering tidak dihargai dan sering dijulid in oleh para tetangganya, tidak semuanya jahat memang
namun kebanyakan memang seperti itu jika dihitung mungkin hanya segelintir yang benar-benar
baik kepada keluarganya. padahal alasannya tidak jelas ketika mereka menggunjing keluarga
Darmo. Mungkin mereka merasa berbeda dan tidak seharusnya keluarga Darmo apa pada
lingkungannya. Terlebih usaha yang digeluti keluarga Darmo termasuk sukses dikalangan
perkampungan tersebut dan dianggap saingan terbesar oleh Bu Eko yang punya usaha hampir
sama dan sama-sama suksesnya.

" Bu Darmo, gak habis makan anjingkan, nanti makanannya jadi haram kalau kena tangan Bu
Darmo," celutuk seseorang yang tidak suka Bu Darmo
" Daging anjing enak gak sih Bu, kok sekarang viral gitu ya," timpal ibu-ibu dibelakang Bu
Darmo
"Tidak ibuk-ibuk, saya dan keluarga saya sudah lama tidak makan daging babi karena disini
mencarinya agak sulit,belum lagi daging babi yang rasanya enak itu tidak baik untuk tubuh Bu,
jadi saya dan keluarga meminimalisir makan makanan babi bu" jawab Bu Darmo sabar dengan
menahan amarah serta ditambahkannya senyuman agar me cairkan suasana
" Iya pasti sulit nyarinyalah, disini banyak komunitas muslim kok," celutuk ibuk-ibuk berdandan
tebal
"Belum lagi babi kan haram Bu, gausah dimakan aja Bu, ihh gak bagus buat kesehatan Bu,"
"Sudah-sudah ibuk-ibuk, Bu Darmo itu jangan di julid in, kita itu harusnya bisa hidup rukun
walaupun hidup berbeda agama," jawab Bu Sinta bijak si kerabat yang punya acaranya
" Dengerin baik-baik tuh Bu, jangan sukanya ngomongin Bu Darmo, kan bu Darmo gak salah,"
cerocos Lastri bestinya Bu Sinta.
Setelah kejadian itu ibu-ibu julid itu tidak berani lagi mengganggu Bu Darmo, mereka
memilih pergi dan pulang kerumah Bu Eko, ratu ghibah di perkampungan itu. Mereka sangat
suka sekali membicarakan seluruh warga di kampungnya terlebih pada keluarga pak Darmo
setiap hari di nyinyirin taada habisnya, sesekali juga mereka menggunjing tetangganya yang
sedang ramai dibicarakan seperti kabar anak yang hamil diluar nikah, yang menyumbang dengan
uang sedikit dan semua topik yang dapat dibicarakan dalam acara rumpinya.
" Aku kok heran dengan Sinta ya, bisa-bisanya tadi belain Angel (nama Bu Darmo)" cakap Bu
Eko
"Iya ih, dipelet apa gimana tuh Bu Sinta,"
" Tapi ada bebernya Lo, si Sinta itu,"
" Iya sih, orangnya baik dan ramah, rajin lagi membantu tetangga,"
" Tapikan tetep, dia itu bukan kaum kita, kalau kita bergaul dengannya kan bisa-bisa kita
terpengaruh sama dia, nanti kita jadi masuk agamanya,"
"Bener banget Bu Eko, aku setuju padamu,"
"Untung aja keluarga Darmo itu tidak memelihara anjing ya, coba kalau memelihara,"
"Tapikan lucu Bu,"
"Iya lucu, tapi najiss, kamu mau Bu jadi mandi 7 lumpur yang nyarinya ribet untuk mensucikan
diri ketika terkena air liurnya,"
"Iya juga ya Bu, lebih lucuan kucing kalau begitu, wkkkkk,"
"Eh Bu kira-kira keluarga Bu Darmo itu pernah gak ya minum arak, Ameer gitu, kan orang
Kristen biasanya menganggap hal yang lumrah minum begituan,"
"Iya ya buk, rasanya minum air surga itu bagaimana ya,"
"Alah Bu, bukan cuma orang Kristen ajaloh, orang Islam aja banyak yang minum begituan,
denger-denger ya suaminya Bu Lastri sering banget minum begituan, malahan ya sering ke club
malem, gandengan sama cewek Gonta gantilah,"
"Astaghfirullahakadzim kok bisa begitu ya, kasian banget Bu Lastri punya suami yang begitu.
Untung pak Eko setia sama saya,"
"Udah mulai sorenih Bu, saya pamit pulang dulu ya, kapan-kapan lanjut ghibah lagi,seru
pokoknya kalau ghibah itu, wkkkk," pamit Bu Tantri
" Yah mau pada pergi, besok kalau mau ghibah dirumah saya saja, terbuka lebar pokoknya mah,"
timpal Bu Eko
" Siappppp Bu," jawab ibu-ibu yang lain.
Lama membicarakan keluar Darmo, ibu-ibupun pulang kerumahnya masing-masing karena hari
sudah mulai petang.
Dilain sisi, Bu Darmo yang sudah selesai membantu di acara pernikahan tersebut, akhirnya
pulang dengan wajah lesu dan tidak bersemangat.
" Kenapa mah, wajahnya kok ditekuk gitu, capek ya?," Tanya Maria anak perempuan Bu Darmo
"Alah pasti mama, digunjingin sama emak-emak kompleks sini kan, disana juga mama
diperlakukan tidak baik," sambung Chris putra Bu Darmo
" Husss, gak boleh begitu Chris, mama tulus membantu kok,"
" Iya mama tulus membantu sana sini, tapi apakah mereka pernah baik sama mama, suka
ngomongin yang gak bener iya," cerocos Chris dengan emosinya
" Iya tuh mah, Maria sedih kalau melihat mama pikiran terus sama warga kompleks, Maria juga
lebih senang menutup diri dari mereka, mereka kan jahat, Hiksas," ucap Maria mengeluarkan
uneg-unegnya
"Ada apasih ini, kok ribut-ribut, anak papa yang cantik juga kok nangis," ucap pak Darmo
menyela dari arah belakang
" Tidak ada apa-apa pa, cuma masalah kecil kok," jawab Bu darmo
"Yasudah kalau tidak apa-apa, Maria anak papa yang cantik jangan nangis lagi ya,"
"Iya pa, makasih Maria sayang papa," ungkapnya penuh sayang sambil memeluk papanya
tercinta
" Sayang anak sayang anak, yang disini gak dianggap anak, emang anak tiri," protes Chris
"Chris kan anak mama yang paling tampan nak," ucap Bu Darmo tak mau kalah
Setelah drama keluarga pak Darmo,malam menjelang dan akhirnya pun mereka semua tertidur
pulas karena capek dengan aktivitas hari ini. Ketika pagi menjelangpun semua beraktivitas
seperti biasa, keluarga Darmo yang pergi bekerja sebagai pedagang dan kedua anaknya yang
duduk di bangku sekolah, serta masyarakat kompleks itu yang berdagang dan juga profesi
lainnya.
Beberapa hari kemudian ketika hari Minggu keluarga Darmo sedang bersiap-siap menuju tempat
ibadahnya dan ketika dijalan Bu Eko dan teman-teman nya nyelonong menghampirinya berpura-
pura menyapanya dengan wajah sok ramahnya.
"Pagi Bu Darmo, pasti mau pergi beribadah ya Bu, rapi bener Bu," ucap Bu Eko
"Rajin banget ya Bu, tiap Minggu pergi ke gereja rapi lagi pakaiannya," sambung Bu Tantri
"Iya Bu, ini mau berangkat ke gereja Bu,"
"Mau kegereja atau konser bu, kan disana juga nyanyi-nyanyi, pakaian ibuk juga kayak mau
konsertuh, wkkkkkk," celutuk teman Bu Eko dengan sindiran julidnya
" Umat kita kalau beribadah memang seperti ini Bu, menyanyi itu juga termsuk ibadah kami itu
isinya puji-pujian kepada Tuhan kami Bu,'" jawab Bu Eko berusaha sabar dan tetap mengumbar
senyum, serta berbicara dalam hati " perasaan pakaian keluargaku biasa saja, tapi rapi memang,
tapikan bukan untuk konser,"
" Tante-tante ini kenapa sih, nyinyir terus, kita emang beda agama Tan. Tapikan setidaknya
Tante menghormati keluarga saya yang agamanya berbeda, bukannya di agama Tante juga
diajarkan toleransi, Tante gak pernah mendengarkan ceramah dan mengaji ya," semprot Maria
panjang lebar
"Dasar anak kecil gak diajari sopan santun ya kamu sama mamamu, kecil-kecil bicaranya gak
sopan sama Orang tua,"
"Salah siapa Bu Eko, tidak menghargai keluarga kami yang beraga kristiani," serobot chris
"Salah siapa, Tante yang mulai duluan sih,"
"Udah Maria dan chris, gak sopan kayak gitu sama tante-tante ini, minta maaf nak, jangan
diulang lagi,"
"Demi mama aku mau minta maaf," ucap Maria
"Maaf ya, Chris tidak bersalah disini, Chris gak mau minta maaf,"
"Tante-tante aku minta maaf ya," ucap Maria yang akan mencium tangan para ibu-ibu julid itu
namun ibu julid itu.....
"Gausah minta maaf Maria, Bu Eko juga banyak salahnya sama keluarga kita, gak pantes dapet
maaf dari kita," ucap chris
" Gausah Salamin tangan saya, tangan kamu itu najis ya," respon Bu Eko
"Tuh kan , apa yang aku bilang, mereka itu sombong dan gak sadar diri terutama Bu Eko yang
menjadi ketua Genk jukid ibu-ibu disini," kesal chris
"Ayo ibu-ibu kita pergi dari sini disini tidak berguna banyak najisnya" ajak Bu Eko
Setelah itu para ibu-ibu itu pergi ke tujuan awal mereka yaitu berbelanja dengan menggunjing
keluarga Darmo pastinya, dan Bu Eko the Genk yang punya pengaruh besar di perkampungan itu
pun pasti banyak pendukungnya, jadilah ia setiap hari menyebarkan omongan yang tidak-tidak
mengenai keluarga Darmo yang berbeda dari kaumnya.
Keluarga Darmo pun sudah kebal dengan gunjingan tersebut setiap hari. Mereka namun
memiliki iman yang kuat kepada Tuhannya, keluarga itu tetap sabar walaupun diperlakukan
tidak nyaman di kampungnya.  walaupun seperti itu keluarga Bu Darmo sedikit mencoba untuk
menutup diri dari interaksi orang-orang dukampungnya karena mereka takut akan banyak makan
hati dan menyebabkan penyakit yang berujung dendam. Mereka pun pergi ke gereja pada pagi
menjelang siang ini untuk melakukan ibadah rutinnya.
Keluarga ini memang sangat rajin beribadah dan menolong sesama, keluarga Darmo juga sangat
senang sekali beramal ketika ada orang yang lebih membutuhkan, terlebih saat ini beramal bisa
dimana saja dengan hp dan aplikasi canggih dapat memudahkan segalanya.
Suatu hari setelah kejadian-kejadian yang tidak mengenakan, saat itu Bu Eko yang termasuk
orang kaya di perkampungan itu mengalami musibah yang tidak mengenakan. Ia di copet di kota
ketika ia pergi berbelanja kebutuhan sehari-harinya di suatu mall ternama di daerah tersebut,
karena Bu Eko di copet ia kehilangan uangnya dan tidak bisa pulang karena uang dan hpnya di
bawa oleh sang copet. Bu Eko benar-benar bingung dan Bu Eko menyerahkan nasibnya kepada
yang kuasa, Bu ekopun tak henti-hentinya berdoa dihatinya memohon pertolongan entah
bagaimanapun juga. Bu Eko sudah menunggu beberapa jam untuk menunggu kemungkinan di
jemput suaminya, walaupun ia tahu pasti suaminya akan datang waktu malam ketika ia sendiri
tidak pulang-pulang kerumah. Namun akhirnya ada Bu Darmo yang kebetulan sedang
menghabiskan waktunya bersama keluarga di mall tersebut. Bu darmo pun menghampiri Bu Eko
yang nampak tidak karuan karena shock sehabis di copet.
"Bu Eko, kenapa dipinggir jalan dan tampak bingung Bu," tanya Bu Darmo
"Ehhh itu Bu, itu.... Saya tadi kecopetan dan saya bingung caranya pulang karena uang dan hp
saya di copet, kalau saya jalan kaki kan lama sampainya, ini saja saya sudah jalan kaki dan ini
sedang mengistirahatkannya Bu.. hikss hikss," cerita Bu Eko dengan menangis
"Kasihan sekali Bu Eko, yang sabar ya Bu, di ikhlaskan saja mungkin belum rejekinya, yang
penting Bu Eko tidak apa-apa,"
"Iya Bu, Alhamdulillah saya bauk-baik saja,"
"Bu Eko mending ikut saya dan keluarga pulang saja Bu, pake aplikasi ojek online,"
" Bener Bu Darmo gakpapa,"
"Tidak apa-apa Bu, kan sesama makhluk sosial harus saling bantu Bu,"
"Tapikan saya sering jahat sama ibuk, sama keluarga ibu, ternyata Bu darmo baik banget sama
saya.. hiks hiks," tangis Bu Eko dengan penyesalan karena ulahnya
"Tidak apa-apa Bu, saya tahu Bu Eko cuma iseng saja, saya sudah memaafkan Bu bahkan tidak
menaruh dendam sama Bu Eko,"
"Tuh kan Bu Eko, lain kali jangan diulang perbuatannya, keluarga saya jadi gak nyaman ibu
gunjing diseluruh kampung dengan gunjingan yang gak bener, mama saya Sampek sering nangis
gara-gara ibuk dan teman-teman the Genk," ucap Chris dengan kesal kepada mamanya yang
super baik
"Terimakasih banyak ya Bu Darmo dannkeluarga, saya jadi merasa bersalah,"
"Tidak apa-apa Bu, saya dan keluarga tidak merasa keberatan kok, justru senang bisa membantu
Bu Eko," imbuh pak Darmo
Mereka lalu memesan ojek mobil dengan aplikasi online dan pulang kerumah. Lewat kejadian itu
Bu Eko sadar bahwa tindakannya salah, ia menyesali perbuatannya kepada keluarga Darmo dan
ia tidak akan memgulanginya kembali, bahkan kini Bu Eko berjanji untuk mengembalikan citra
keluarga Darmo di perkampungan itu, seperti saat ini Bu Eko yang suka berkumpul-kumpul
sama teman-temannya ngrumpi Bu Eko.
Di dalam mobil pun bu Eko hanya diam karena merasa malu dengan kuarga itu.
"Bu Eko kenapa diam saja, ibu masih shock ya Bu." Tanya Bu Darmo
"Ehhhh, iya Bu, tapi sekarang sudah mendingan kok Bu, terimakasih banyak ya Bu Darmo,
besok saya ganti uang pesan ojek onlinnya Bu, kalau sekarang saya masih belum bawa uang,"
"Alah Bu soal uang jangan dipikir, lagian juga tempatnya masih nyukup satu orang kan, kami
juga senang bisa bantu Bu Eko,"
"Kamu baik banget si Bu, gak seperti saya yang banyak salahnya, hiksssss,"
Tangis Bu eko yang lalu ditenangkan oleh Bu Darmo dengan memeluknya
"Semua manusia pasti punya salah Bu, saya juga punya banyak salah sama Bu Eko kalau
dirumah suka membicarakan ibu dan para warga kampung Bu,"
Dilain sisi sang anak-anak bu darmo asik dalam mimpinya masing-masing karena kecapean
jalan-jalan di mall seharian. Sedangkan pak Darmo asyik dengan ponselnya di tangan mengecek
pekejaannya secara online. Dan Mobil yang sedang dalam suaana sedikit haru mereka berdua
pun sampai Sampek tujuan.
Setelah kejadian itu Bu Eko benar-benar melakukan janjinya kepada keluarga Darmo dengan
memgembalikan nama baik keluarga Darmo, salah satunya ya dengan majlis ghibahnya yang
hampir setiap hari berkumpul dirumah Bu Eko dan kadang bergir di rumah-rumah yang lain yang
ikut Genk tersebut. Diwaktu berbelanja ataupun ditempat lain pun juga Bu Eko sering
menyebarkan nama baik keluarga Darmo yang memang baik.
"Ibu-ibu tahu tidak kemarin saya baru kecopetan sehabis belanja kebutuhan sehari-hari," awal Bu
Eko menceritakan kisahnya
"Ha yang bener Bu,"
"Yang bener Bu, itu cuma prank kan Bu,"
"Becanda bu eko gak lucu deh,"
"Saya gak bohong ibu-ibu," gemas Bu Eko
"Tapi Bu Eko tidak apa-apa kan, ada yang lecet gak Bu,"
"Pencopetnya dilaporin aja Bu kepolisi, biar gak meresahkan lagi,"
"Yang dicopet totalnya berapa bu, aduhh sayang banget barangnya yang dicopet, mending
dikasihkan kesaya aja Bu, hehehe,"
"Gak papa Bu, Alhamdulillah Gaara yang lecet, cuma ya saya shock aja gitu. Kalau soal harta itu
saya sudah mengikhlaskan lagian juga yang diambil gak seberapa, dan Alhamdulillah ketika itu
barang-barang yang saya beli masih utuh, di tas juga tinggal beberapa saja uangnya," Tutur bu
Eko panjang lebar dengan menghayati ceritanya
"Alhamdulillah kalau begitu Bu,"
"Terus-terus Bu gimana kelanjutannya, gak sabar Bu ihh," ucap Bu Ratna dengan makan
makanan yang tersaji di meja
"Ya gak papa Bu, waktu itu saya bener-bener shock dan gak tahu harus bagaimana. Uang
diambil sama hp saya. Yang saya punya cuma tinggal barang-barang yang sudah saya beli,"
"Bu Eko kok bisa dicopet tuh gimana sih Bu, ibuk sih kalau pake barang suka yang brandid
jadinya kan keliatan orang kaya. Makanya keliatan mencolok gitu,"
" Ehh iya Bu, saya kan sukanya sama barang brandid Bu, yang saya punya juga Brandis semua
kecuali daster mau bagaimana lagi Bu, hehehe," tutur Bu Eko sedikit sombong
"Bu eko mah orang kaya wajar kalo brandid, kalo saya mah apa atuh. cuma rempahan kerupuk,"
"Lanjut cerianya aja Bu Eko, gak sabar nih lanjutannya,"
"Oh iya buk, jadi gini karena saya gak punya apa-apa pas kecopetan itu, saya kan frustasi udah
jalan itu saya dapet beberapa meter aja, mau nunggu suami jemput tapi kalau dijemput, itupun
juga mesti malem karena barusadar saya belum pulang. Waktu itu saya sudah pasrah sekali sama
yang maha kuasa dan yang kuasa mengirimkan pertolongannya lewat Bu Darmo,"
"Ha... Lewat Bu Darmo kok bisa sih Bu,"
"Lanjut Bu, tambah penasaran nih,"
"Terus waktu itu Bu Darmo dan keluarganya juga lagi pergi ke mall untuk beli kebutuhannya
gitu, dan dia melihat saya yang seperti orang bingung terus bu darmo menghampiri saya dan saya
ditanyain gitu, dan akhirnya saya dikasih tumpangan,"
"Bu Darmo emang baik sih, sabar lagi orangnya,"
"Iya suka banget menolong sesama Bu Darmo itu,"
"Itu baik ada maunya atau bagaimana tuh,"
"Mungkin pengen ikut jadi Genk rumpi kita ibuk-ibuk,"
"Huss jangan sembarangan ya, Bu Darmo itu tulus membantu saya ibuk-ibuk, kita saja yang
jahat sama Bu Darmo padahal dia baik banget saya jadi menyesal pernah berbuat yang buruk
sama keluarga Darmo,"
"Iya ya buk, padahal kan harusnya kita menghormati keluarga Bu Darmo bukan malah
menggunjingnya setiap hari dan menyindir-nyindir terus,"
"Mulai sekarang kita jangan mengulangi perbuatan kita lagi ya ibuk-ibuk," ajak Bu Eko
Setelah kejadian itu Bu Eko dan genknya pun tidak pernah menggunjing Bu Darmo dan
keluarganya lagi ataupun menyebarkan gosip-gosip yang tidak-tidak. Bu Eko pun yang
mempunyai pengaruh besar di perkampungan itu mulai menceritakan kebaikan-kebaikan Bu
Darmo dan keluarganya kepada semua orang untuk menghapus dosanya dahulu yang
menyebarkan nama buruk keluarga itu. Dan dengan cepat pula nama keluarga Darmo menjadi
baik dan disayangi oleh kampung tersebut. Keluarga itupun sekarang lebih sering berinteraksi
dengan warga kampung karena sudah tidak di deskriminasi. Semua terasa sama dan tidak ada
yang membeda-bedakan.  Mereka sekarang hidup rukun dengan bertoleransi. Merekapun
meraakan sendiri hidupnya menjadi nyaman dan tentram.

Anda mungkin juga menyukai