Anda di halaman 1dari 11

1.

Cerpen keluarga (1)

AKU DAN KELUARGAKU.....


Kebersamaan bersama keluarga adalah kebahagiaan sendiri menurutku, dimana
kami bisa bercanda dan bermain bersama. Ada ayah, mama, aku dan juga adik.
Walaupun sekarang waktu berkumpul sudah semakin berkurang, seperti ayah
yang harus bekerja dan aku yang sekarang sibuk dengan tugas-tugas dari
kampus.
Aku adalah anak pertama dari dua bersaudara, aku dan adikku Adam selisih 7
tahun. Yaa walaupun umur kita jauh berbeda tapi sering kali kita bertengkar
entah masalah makanan atau televisi biasanya. Karena sebelum adikku lahir,
aku merasa jadi anak tunggal maka wajar saja aku sangat di manja terutama
oleh ayah. Semua yang aku inginkan pasti selalu di turuti, tapi itu dulu.
sedangkan sekarang mesti terbagi oleh adik laki-laki ku.
Aku selalu merasa iri jika adikku di belikan sesuatu yang dia inginkan, dan aku
melampiaskan kekesalanku biasanya diam di kamar sendiri dan keluar kamar
dengan hati yang sudah cukup tenang. Tapi seringkali aku marah-marah tak
jelas, dan seringnya juga adikku lah yang merasakan imbasnya kekesalanku.Dan
akhirnya aku jugalah yang bakal kena omelan dari mama. Tapi omelan itulah
yang aku kangeni jika sedang jauh dari mama.
Tapi jika di depan ayah, anehnya kami berdua tidak pernah berantem. Entah
karena takut atau apa, kami berdua suka memendam kekesalan itu. Dan akan di
lampiaskan jika sudah tidak ada ayah di sekitar kami. Memang lucu cara
berantem kami, walaupun sering kami berantem tapi kebersamaan aku dan
adikku lebih banyak.
Jujur aku bukanlah dari keluarga yang berada, aku hanyalah ada di kalangan
keluarga yang sederhana tapi bahagia. Masih bisa melihat senyum yang
terpancar dari wajah mama, ayah dan adik sudah membuat kebahagiaan
tersendiri, begitupun sebaliknya. Mungkin di dalam keluarga aku berwatak keras
kepala dan egois, ingin selalu menang sendiri dan ingin selalu di utamakan.
Sehingga semua yang ku inginkan harus di turuti. Walaupun tidak semua yang
aku inginkan di turiti, tapi hal penting untuk ku seperti sekolah atau yang lainnya
selalu di sediakan.
Kadang aku juga pernah merasa bosan dengan keluarga ini, entah karena
sedang merasa kesal karena ayah dan mama sangat membela adik atau karena
melihat keluarga lain jauh lebih membahagiakan. Tapi mungkin itu hanya
perasaan sembarang saja, dimana kita memang akan merasa apa itu bosan.
Tapi aku benar-benar bahagia di lahirkan di keluarga ini, tidak perlu di lahirkan
menjadi anak seorang presiden atau anak orang kaya. Bagiku ini jauh lebih dari
cukup. Aku bersyukur sampai saat ini keluargaku masih lengkap, dari nenek,
kakek dari aayah atau mama. Di tambah masih ada buyut dari mama yang masih
ada. walau kadang-kadang buyut ku sering membuat ku kesal karena tingkah
lakunya yang kembali lagi seperti anak kecil mungkin karena faktor usia. Tapi di
sisi lain dialah buyut yang ku punya saat ini. Sedikit cerita tentang buyutku, aku
adalah buyutnya yang paling terjail yang pernah dia kenal. Mau tau kenapa ?
Buyut atau aku sering menyebutnya uyut itu adalah seorang manusia yang
sangat gampang sekali kemasukan makhluk-makhluk gaib seperti kesurupan.
Tapi karena mungkin karena sudah biasanya aku juga sudah tidak merasa takut
bila uyut sedang kesurupan. Suatu hari uyut ku diam di teras rumah sendirian,
nenek ku yang memang setiap uyut kesurupan pasti dialah yang jadi juru
bicaranya pun menghampiri. Lalu dia memanggilku dan memintaku
membawakan segelas air putih. Setelah aku berikan, nenek ku itu membacakan
doa-doa lalu uyut ku langsung di suruh meminumnya. Aku yang sudah
mengetahui bahwa sebentar lagi akan terjadi kesurupan atau kerasukan pun
segera menyiapkan sebuah kamera handphone untuk merekam kejadian yang
akan terjadi.
Dan benar saja tak lama setelah itu, uyut ku langsung ngomong sendiri seperti
sedang memarahi kami “keluarga”. Dia bilang (dapat di artikan setannya) “ yong
ngelekor bae ning kana “ ( dalam bahasa jawa). Setelah itu uyut ku tertawa
sendiri dan tiba-tiba sadar kembali. Setelah acara kesurupan itu selesai, aku
memberikan hasil rekaman ku kepada uyut tentunya dan keluargaku yang lain.
Kebanyakan dari mereka malah tertawa melihat kejadian tersebut. Dan
mengatakan “kamu adalah buyut yang paling kurang ajar”. Mendengar itu aku
malah tertawa, yaa di keluarga ini aku memang paling jail. Aku sendiri sering
mengoleksi video-video uyut yang sedang kerasukan.
Bukan apa-apa, aku Cuma ingin menjadikan itu sebuah kenangan ketika beliau
misalnya sudah tidak ada, aihh tapi jangan sampai itu terjadi. Aku ingin uyut
melihat keberhasilan cucu atau buyutnya terutama keberhasilan aku dan adikku.
Aku ingin dia bahagia melihat penerusnya bisa sukses dan berhasil seperti apa
yang di harapkan orang sebaya dia.
Aku pun tak tau sudah berapa puluh tahun umur uyutku, tapi setau aku saat
masa penjajahan beliau sudah lahir dan ikut di jajah pada masa itu.
Usur Simpulan dan bukti
Tema Kekeluargaan
Kutipan cerpen Kebersamaan bersama keluarga adalah kebahagiaan
sendiri menurutku, dimana kami bisa bercanda dan
bermain bersama
Latar waktu Setelah acara kesurupan
Kutipan cerpen Setelah acara kesurupan itu selesai, aku memberikan
hasil rekaman ku kepada uyut tentunya dan keluargaku
yang lain.
Latar sudut pandang Orang pertama (aku)
penceritaan
Kutipan cerpen aku yang sekarang sibuk dengan tugas-tugas dari
kampus.
Karakter(tokoh) Aku ,buyut,ayah,mama,adik
Kutipan cerpen -Ada ayah, mama, aku dan juga adik. Walaupun
sekarang waktu berkumpul sudah semakin berkurang
-Di tambah masih ada buyut dari mama yang masih ada
Alur/plot/struktur Maju
Kutipan cerpen Ada ayah, mama, aku dan juga adik. Walaupun
sekarang waktu berkumpul sudah semakin berkurang,
seperti ayah yang harus bekerja dan aku yang
sekarang sibuk dengan tugas-tugas dari kampus.

Latar tempat Teras rumah


Kutipan cerpen Suatu hari uyut ku diam di teras rumah sendirian
2.cerpen keluarga (2)
Hasna, gadis cerdas nan gigih berumur 15 tahun yang berasal dari keluarga yang harmonis
memiliki seorang adik bernama Octa. Sejak sd Hasna sudah tinggal dan sekolah bersama
bibinya. Hasna sangat ingin tinggal bersama ayah dan bundanya namun tidak bisa karena
keterbatasan ekonomi. Ayahnya adalah seorang petani sayur dan ibunya sesekali harus
menjadi pencuci pakaian agar bisa mendapatkan tambahan uang karena penghasilan
ayahnya yang tidak menentu.

6 bulan lagi Hasna sudah lulus smp. Sebelum ujian nasional, Hasna meminta kepada ayah
dan bundanya melanjutkan sma didekat rumah agar bisa tinggal bersama orang tuanya.
Ayah Hasna mengiyakan permintaan anaknya tersebut namun dengan sedikit rasa
keberatan. “Kenapa kamu ingin sekolah disini nak? Bukankah teman-temanmu baik dan
sayang kepadamu disana? Apakah ada masalah dengan mereka?” Tanya Ayah Hasna
melalui telfon. “Aku baik-baik saja ayah. Alhamdulillah hubungan saya dan teman-teman
sangat baik, bahkan mereka sering mentraktir diriku dikantin. Aku ingin bersekolah dan
tinggal bersama ayah dan bunda karena aku ingin kita berempat berkumpul lagi seperti
waktu aku kecil.” Jawab Hasna. “Lalu bagaimana dengan bibimu? Apakah dia sudah
mengetahui keinginanmu?” Tanya ayah kembali. “Aku belum berbicara kepada bibi, tapi
pasti aku akan mengatakan kepadanya segera.” Jawab Hasna. “Baiklah jika itu yang kamu
inginkan, ayah akan mencarikan sekolah yang terbaik untukmu disini.” Jawab Ayah dengan
sedikit berat hati. “Baik terima kasih ayah.”.

Hasna sebenarnya tahu jika ayahnya keberatan karena mereka tidak mampu untuk
menyekolahkan Hasna di sana. Hasna merasa bimbang, ia sangat merindukan kedua orang
tuanya namun disisi lain Hasna tahu bahwa orang tuanya tidak memiliki cukup uang untuk
menyekolahkannya. Hari demi hari, perasaan rindu Hasna kepada orang tuanya semakin
menguat. Terkadang ia mengurung diri dan menangis di kamar hingga larut malam.

Melimat keponakannya yang sedang sedih, Bibi pun bertanya kepada Hasna. “Kenapa
kamu? Bibi lihat matamu sembab, apakah kamu kurang tidur? Ceritakan kepada bibi apa
yang sedang menjadi masalahmu.” Tanya bibi kepada Hasna. “Aku baik-baik saja tidak ada
masalah apa-apa.” Jawab Hasna sambil tersenyum kecil. “Ceritakan kepada bibi apa yang
sedang mengganjal dihatimu.” Pinta bibi. “Sebernarnya aku ingin sekali tinggal bersama
ayah dan bunda serta melanjutkan sekolah disana. Namun, aku khawatir apabila ayah tidak
sanggup untuk membiayai aku sekolah.” Terang Hasna. “Nak, bibi akan selalu mendoakan
yang terbaik untukmu. Apapun yang kamu ingin lakukan asalkan itu baik, maka bibi akan
mendukungmu.” Nasihat bibi kepada Hasna. Setelah mendapat nasihat bibinya, Hasna
kembali bersemangat. Ia yakin bahwa selama dirinya berusaha dan doa, maka Allah akan
memberikan jalannya.

Dua minggu kemudian ada kabar bahwa SMA Negeri Ajibarang mengadakan lomba fisika
dan peringkat 5 teratas akan mendapatkan full beasiswa sekolah selama 3 tahun.
Mendengar kabar tersebut, Hasna sangat senang karena SMA Negeri Ajibarang adalah
sekolah favorit di kotanya dan kebetulan letaknya tidak jauh dari rumahnya. Hasna pun
belajar dengan sungguh sungguh agar bisa mendapatkan beasiswa tersebut

Hari perlombaan pun tiba, sebelum berangkat Hasna berpamitan kepada kedua orang
tuanya untuk mengikuti lomba yang bertempat di SMA Negeri Ajibarang. Pada saat
pengumuman Hasna mendapatkan peringkat 3 dari 146 siswa yang mengikuti lomba
tersebut. Hasna segera pulang memberi tahu orang tuanya dan orang tuanya merasa lega
karena tidak mengeluarkan biaya untuk menyekolahkan Hasna.
Tahun ajaran baru pun tiba, Hasna sangat senang karena kali ini ia bisa bersekolah dan
kumpul bersama keluarganya.

Rasa rindu yang sangat mendalam itu akhirnya bisa terbayarkan. Walaupun setiap hari
harus makan dengan nasi dan lauk seadanya namun Hasna bersyukur karena merasakan
kenikmatan yang luar biasa karena bisa berkumpul dengan keluarga.

Unsur Simpulan dan bukti


Tema Kebersamaan keluarga
Kutipan cerpen harmonis memiliki seorang adik bernama Octa. Sejak sd Hasna
sudah tinggal dan sekolah bersam
Latar waktu Hari perlombaan,malam
Kutipan cerpen -Hari perlombaan pun tiba, sebelum berangkat Hasna
-menangis di kamar hingga larut malam
Latar sudut Orang ketiga (hasna)
pandang
penceritaan
Kutipan cerpen Hasna berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk mengikuti
lomba yang bertempat di SMA Negeri Ajibarang
Karakter(tokoh) Hasna,octa,ayah,ibu,bibi
Kutipan cerpen -Hasna, gadis cerdas nan gigih berumur 15 tahun yang berasal dari
keluarga yang harmonis memiliki seorang adik bernama Octa
- Ayahnya adalah seorang petani sayur dan ibunya sesekali harus
menjadi pencuci pakaian agar bisa mendapatkan tambahan uang
karena penghasilan ayahnya yang tidak menentu.
- Bibi pun bertanya kepada Hasna.
Alur/plot/struktu Maju
r
Kutipan cerpen Tahun ajaran baru pun tiba, Hasna sangat senang karena kali ini ia
bisa bersekolah dan kumpul bersama keluarganya.
Latar tempat SMA Negeri Ajibarang,
Kutipan cerpen -SMA Negeri Ajibarang mengadakan lomba fisika
3.cerpen remaja (1)

Sari melangkahkan kaki dengan tergesa. Ia sudah terlambat 10 menit dari jadwal busnya
hari ini, sehingga ia tertinggal bus jemputan. Ia perlu keluar dari gerbang komplek dan
mencari ojek.

Hari ini semakin sial,  tidak ada satupun ojek di pangkalan. Hari Senin seperti ini
memang biasanya menjadi sangat sibuk, begitu pun tukang ojek. Di seberang jalan, ia
melihat sosok lelaki yang menertawakan raut wajahnya. Sari semakin mendengus kesal,
lelaki itu semakin menertawakannya. Dialah Ario.

Ario dengan motornya mendatangi Sari di seberang Jalan dan menawarkan untuk
mengantarnya. Awalnya Sari menolak, karena pasti Ario, teman masa kecilnya  akan
mengejeknya habis-habisan di jalan.  Tapi, di saat tergesa, akhirnya Sari pun menerima
ajakan Ario.

“Gimana rasanya terlambat sekolah?” Tiba-tiba Ario bertanya saat di perjalanan.

“Ya sama aja kayak kamu terlambat ke turnamen lah.” Jawab Sari asal-asalan.

“Aku sih gak pernah terlambat turnamen, Sar. Hahaaa”

“Bodo amat, cepet ngebut!” Ario pun yang terkekeh kembali mengencangkan gasnya.

Ario memang atlet bulu tangkis yang sudah tidak pernah sekolah umum sejak SMP. Ia
memilih fokus untuk menjadi atlet dan memilih home schooling. Dari teman masa kecil
Sari, Ariolah yang sudah memantapkan diri menjadi apa yang ia mau. Walau berbeda
jalan dengan Sari, Ario selalu menemukan cara untuk menikmati masa remajanya.

Sesampainya di sekolah, Ario mengucapkan,

“Belajar yang rajin ya Bu Dokter!” Sari tersenyum, sambil terkekeh. Merasa senang dan
puas, entah mengapa.
Unsur Simpulan dan bukti
Tema Perbedaan pilihan
Kutipan cerpen
“Gimana rasanya terlambat sekolah?” Tiba-tiba Ario bertanya saat
di perjalanan.
“Ya sama aja kayak kamu terlambat ke turnamen lah.”
Latar waktu Terlambat sekolah ,hari senin
Kutipan cerpen
- Hari Senin seperti ini memang biasanya menjadi sangat sibuk,
begitu pun tukang ojek. Di seberang jalan

-Sari melangkahkan kaki dengan tergesa. Ia sudah terlambat 10


menit dari jadwal busnya hari ini, sehingga ia tertinggal bus
jemputan. Ia perlu keluar dari gerbang komplek dan mencari ojek.

Latar sudut Orang ketiga (sari)


pandang
penceritaan
Kutipan cerpen Sari melangkahkan kaki dengan tergesa. Ia sudah terlambat 10
menit dari jadwal busnya
Karakter(tokoh) Sari,ario
Kutipan cerpen - Sari melangkahkan kaki dengan tergesa. Ia sudah terlambat 10
menit dari jadwal busnya
-Ario dengan motornya mendatangi Sari di seberang Jalan dan
menawarkan untuk mengantarnya
Alur/plot/struktu Maju
r
Kutipan cerpen Hari ini semakin sial,  tidak ada satupun ojek di pangkalan. Hari
Senin seperti ini memang biasanya menjadi sangat sibuk, begitu
pun tukang ojek
Latar tempat Pintu gerbang,sekolah
Kutipan cerpen
- Ia perlu keluar dari gerbang komplek dan mencari ojek.
-Sesampainya di sekolah, Ario mengucapkan
4.cerpen remaja (2)

Yuk kita dengarkan lagu Melly Goeslaw, yang berjudul ‘Ku Bahagia’. Selamat
Mendengarkan!”

Lagu itu dirilis 2002 bersamaan dengan film terfenomenal pada masanya, yaitu Ada Apa
dengan Cinta. Kedua ikon itu seolah mengisi masa remajaku saat itu. Dan hari ini, di
penghujung 2019, aku berdiri kembali di sekolah ini, dengan radio yang sama, dan lagu
yang sama. Aku takjub, ekskul radio ini masih terus bertahan, di tengah banyaknya
aplikasi musik di HP siswa zaman sekarang.

Apabila tak ada keperluan untuk legalisir ijazah, tak mungkin aku mendengarkan lagi
siaran-siaran dari radio sekolah ini. Lagu itu seolah membawaku bagaimana aku masih
aktif di radio sekolah dan menghabiskan masa mudaku dengan teman-teman. Masa itu
seolah memanggilku kembali

Di lorong sekolah menuju kantor, dahulu  tidak ada atapnya. Sekarang dilengkapi atap
berwarna biru tua. Memang benar, sekolah ini sudah bermetamorfosis sempurna. Aku
jadi teringat ketika dahulu kehujanan basah kuyup dari kantor sampai ruangan kelas
sehabis mengantarkan tugas.

Kemudian secara tiba-tiba, Pak Mustofa mendatangiku. Pak Mustofa merupakan guru
seni yang menjabat juga sebagai pembina radio. Keriputnya kini semakin banyak, tetapi,
gaya dan jiwanya tak pernah kelihatan tua. Setelah saling bertukar kabar, ia pun
mengantarkanku pula ke ruang TU.

“Inikan lagu kesukaan mu sama gengmu, ya, Nay”

“Yaampun, Bapak, masih inget aja.”

“Mereka pada gimana, Nay sekarang? Resti, Kiki, dan Lia?”

“Baik-baik, Pak” Jawabku singkat, “Sepertinya..” jawabku dengan suara pelan.

Aku jadi teringat mereka bagaimana menghabiskan masa SMA dengan suka duka.
Mengerjakan tugas bareng, ke kantin bareng, mengurusi segala hal tentang radio, sampai
lulus bareng dan kita masing-masing tak tahu kabar lagi. Entah mengapa aku menjadi
rindu hal tersebut. Setelah dari sini, aku putuskan untuk mencari mereka dan
mengembalikan masa remajaku. Apapun yang terjadi.
Unsur Simpulan dan bukti
Tema Kenangan masa sma
Kutipan cerpen Aku jadi teringat mereka bagaimana menghabiskan masa SMA
dengan suka duka.
Latar waktu Penghujung 2019
Kutipan cerpen Kedua ikon itu seolah mengisi masa remajaku saat itu. Dan hari
ini, di penghujung 2019,
Latar sudut Orang pertama(aku)
pandang
penceritaan
Kutipan cerpen Aku jadi teringat mereka bagaimana menghabiskan masa SMA
dengan suka duka
Karakter(tokoh) Aku,pak mustofa
Kutipan cerpen - Aku jadi teringat mereka bagaimana menghabiskan masa SMA
dengan suka duka.
-Pak Mustofa merupakan guru seni yang menjabat juga sebagai
pembina radio
Alur/plot/struktu Mundur
r
Kutipan cerpen
Aku jadi teringat ketika dahulu kehujanan basah kuyup dari kantor
sampai ruangan kelas sehabis mengantarkan tugas.

Latar tempat Ruang TU


kutipan cerpen ia pun mengantarkanku pula ke ruang TU.
4.cerpern anak(1)

Seekor singa sedang tidur di hutan ketika seekor tikus mulai berlari naik turun
tubuhnya hanya untuk bersenang-senang.

Hal ini mengganggu tidur singa, dan dia bangun dengan marah.

Dia akan memakan tikus itu ketika tikus itu dengan putus asa meminta singa untuk
membebaskannya. “Aku berjanji padamu, aku akan sangat membantu kamu suatu hari
nanti jika kamu menyelamatkanku.”

Singa itu menertawakan kepercayaan diri tikus itu dan membiarkannya pergi.

Suatu hari, beberapa pemburu datang ke hutan dan bermaksud membawa singa yang
terjebak perangkap bersama mereka. Mereka mengikat singa itu di pohon. Si singa
berjuang untuk keluar dan mulai merintih.

Mendengar rintihan itu tikus berjalan segera menuju asal suara dan melihat singa
dalam kesulitan. Dengan cepat, dia berlari dan mengunyah tali untuk membebaskan
singa. Keduanya berlari ke hutan.

Unsur Simpulan dan bukti


Tema Singa dan tikus
Kutipan cerpen singa itu menertawakan kepercayaan diri tikus itu dan membiarkannya pergi.
Latar waktu -
Kutipan cerpen -
Latar sudut Orang ketiga (singa dan tikus)
pandang
penceritaan
Kutipan cerpen Singa itu menertawakan kepercayaan diri tikus
Karakter(tokoh) Singa tikus pemburu
Kutipan cerpen - Singa itu menertawakan kepercayaan diri tikus
-Suatu hari, beberapa pemburu datang ke hutan
Alur/plot/struktu Maju
r
Kutipan cerpen Suatu hari, beberapa pemburu datang ke hutan dan bermaksud membawa
singa yang terjebak perangkap bersama mereka. Mereka mengikat singa itu di
pohon.
Latar tempat Hutan
kutipan cerpen Suatu hari, beberapa pemburu datang ke hutan dan bermaksud membawa
singa yang terjebak perangkap bersama mereka. Mereka mengikat singa itu di
pohon
6.cerpen anak (2)

Suatu hari, raja Akbar mengajukan pertanyaan di istananya yang membuat semua
orang di ruang sidang bingung. Ketika mereka semua mencoba mencari tahu
jawabannya, Birbal berjalan masuk dan bertanya ada apa. Mereka mengulangi
pertanyaan itu kepadanya.

Pertanyaannya adalah, “Ada berapa banyak gagak di kota ini?”

Birbal segera tersenyum dan pergi ke Akbar. Dia mengumumkan jawabannya; katanya
ada dua puluh satu ribu lima ratus dua puluh tiga gagak di kota.

Ketika ditanya bagaimana dia tahu jawabannya,

 Birbal menjawab, “Minta anak buahmu untuk menghitung jumlah gagak. Jika ada lebih
banyak, maka kerabat gagak harus mengunjungi mereka dari kota terdekat. Jika
jumlahnya lebih sedikit, maka gagak dari kota kami harus mengunjungi kerabat mereka
yang tinggal di luar kota. “

Unsur Simpulan dan bukti


Tema Hitung dengan bijaksana
Kutipan cerpen Dia mengumumkan jawabannya; katanya ada dua puluh satu ribu lima ratus
dua puluh tiga gagak di kota
Latar waktu Suatu hari
Kutipan cerpen Suatu hari, raja Akbar mengajukan pertanyaan di istananya yang membua
t semua orang di ruang sidang bingung.
Latar sudut Orang ketiga (birbal)
pandang
penceritaan
Kutipan cerpen Birbal menjawab, “Minta anak buahmu untuk menghitung jumlah gagak.
Karakter(tokoh) Birbal,raja akbar
Kutipan cerpen Suatu hari, raja Akbar mengajukan pertanyaan di istananya yang membuat
semua orang di ruang sidang bingung. Ketika mereka semua mencoba mencari
tahu jawabannya, Birbal berjalan masuk dan bertanya ada apa. Mereka
mengulangi pertanyaan itu kepadanya.
Alur/plot/struktu maju
r
Kutipan cerpen Suatu hari, raja Akbar mengajukan pertanyaan di istananya yang membuat
semua orang di ruang sidang bingung.
Latar tempat Ruang sidang
kutipan cerpen di ruang sidang bingung

Anda mungkin juga menyukai