Anda di halaman 1dari 55

BAB 1

Halo teman-teman, kenalan dulu yuk


sama aku. Karena kita perlu ingat kata
pepatah “Tak Kenal Maka Tak Sayang” maka
aku harap nanti setelah saling kenal, kita juga
bisa saling sayang deh hehehe. Aku adalah
seorang gadis remaja yang kini ber-usia 16
tahun.
Namaku Vianti, aku adalah anak terakhir
dari orang tua ku. Orang tua ku mempunyai 3
anak, dan itupun perempuan semua. Kakak
pertama dan kedua tidak jauh jarak
umurnya. Kakak pertama ku sudah menikah
dan mempunyai 1 anak, sedangkan kakak
kedua ku masih kerja sambil memikirkan
masa depan untuk menikah. Dan aku masih
pelajar, aku adalah anak yang sedang
menduduki bangku SMA.
Aku terlahir dari keluarga yang sederhana
dan berkecukupan. Sejak dulu keluarga ku
berusaha menuruti semua keinginanku.

1
Orang tua ku selalu berusaha agar aku
merasakan kebahagiaan.
Mereka adalah sosok yang sangat kuat,
bijaksana, penyayang, penyabar, dan pastinya
banyak kasih sayang yang sudah mereka
berikan kepada ku. Mereka bekerja bersusah
payah, banting tulang demi ke-3 anaknya.
Mereka telah menaruh harapan besar agar
anak-anak mereka dapat menjadi orang
sukses dan berhasil. Aku sebagai anak
terakhir juga ingin mewujudkan keinginan
kedua orang tua ku. Kelak ingin menjadi
orang sukses dan berhasil mengangkat
derajat orang tua.
Sejak kecil, aku selalu di manja. Setiap
ulang tahunku pasti selalu di rayakan, ada
kue, lilin, hadiah, dan keluargaku.

“Selamat ulang tahun, kami ucapkan”


mereka bernyanyi seraya bertepuk tangan
memeriahkan ulang tahun ku.
“Tumbuh dewasa dengan baik ya nak”
ucapan ibu ku sambil memeluk ku.

2
3
Aku sangat suka sekali jika di manja dan
diperlakukan selayaknya anak kecil.
Hal itu membuatku merasa bahwa begitu
besar kasih sayang orang tuaku.

Aku selalu sangat excited jika akan membuka


hadiah-hadiah, baik itu dari keluarga maupun
teman.
Hadiah yang paling berkesan di ulang
tahun ku adalah motor. Motor itu pemberian
dari ibuku di ulang tahun ku yang ke 14
tahun. Hasil jerih payah beliau demi
membelikan ku sebuah motor.. Karena aku
pun sudah belajar mengendarai motor dan
juga memang aku membutuhkan motor
untuk bersekolah dan lain sebagainya.
Namun, dengan seiring bertambahnya umur
dan semakin dewasa diriku ini, ulang tahun
sudah tidak di rayakan se-meriah dulu.
Masa kecil ku sangat menyenangkan.
Semua keinginanku dipenuhi. Aku selalu
tertawa tanpa beban. Namun, dengan
seiringnya waktu, banyak masalah datang
silih berganti.

4
Dan itu membuat ku semakin kuat dan
semakin hebat untuk menghadapinya.
Seperti yang aku rasakan, bahwa semua
keinginanku selalu dipenuhi oleh keluargaku.
Contohnya saat aku masih kecil, aku sangat
ingin memelihara kelinci. Karena bagi ku
kelinci adalah hewan yang lucu. Melompat
kesana kemari, membuat ku mengikutinya.
Dan benar saja, tidak lama kemudian
datanglah 2 kelinci. Aku sangat senang sekali.

5
6
Aku memelihara kelinci ku dengan penuh
kasih sayang, karena aku masih kecil
tentunya aku di arahkan oleh paman ku cara
merawat hewan dengan baik. Setiap hari aku
selalu memberi makan 2 kelinci ku.
“kelinci-kelinci ku yang lucu, makan yang
banyak ya. Biar cepat besar” ucapku seraya
memasukkan sayuran ke dalam kandang
mereka.

Aku selalu menunggu mereka sampai selesai


makan. Setelah itu, paman ku yang dari
dapur pun menghampiri ku.
“Sekarang dikasih minum dulu kelinci nya,
kasihan haus” sambil menyodorkan tempat
kecil berisi air kepada ku.
“Sekarang Vianti yang makan ya, paman
suapin” paman yang sudah siap membawa
piring berisi nasi dan lauk pauk untuk makan
siang ku.
Setiap hari aku juga selalu memastikan
agar kelinci ku baik-baik saja. Tak terasa
waktu sangat cepat berlalu, kelinci ku

7
tumbuh besar dan umurnya pun semakin
bertambah. Kalau kata paman ku, kelinci ku
ini sudah tua.
Selang beberapa hari, aku sangat
dikagetkan karena aku melihat 2 kelinci ku
tergeletak diam di dalam kandang. Panik
bukan main, aku yang masih kecil itu pun
langsung menangis.
Setelah banyak drama tangisan ku.
Akhirnya paman memutuskan untuk segera
mengubur 2 kelinci ku yang sudah mati itu.
Paman menguburkan nya di tanah yang
berada di kandang ayam.

Aku juga dulu mempunyai celengan sapi


besar, aku saja bisa naik ke sapi itu. Layaknya
sang pengembala. Sejak kecil aku diajarkan
untuk hemat dan menabung. Jika pulang
sekolah, aku selalu mengambil uang saku sisa
ku yang ada di dalam kantong seragam. Lalu
kemudian uang itu satu persatu dimasukkan
ke dalam celengan sapi ku.
Lama-lama kemudian, sapi ku itu sudah
sangat berat. Sepertinya sudah banyak nih

8
uang nya. Jadi paman memutuskan untuk
membuka celengan ku. Kemudian aku dan
paman menghitung uang dengan bantuan
dari ibuku juga. Uang ku sangat banyak.
Benar adanya, usaha tidak akan
mengkhianati hasil.
Aku sangat suka naik odong-odong.
Hampir setiap hari dan itu sudah menjadi
kegiatan rutinku. Bahkan odong-odong itu
sengaja lewat depan rumahku dan berteriak
memanggil namaku.
“ VIANTIIII” Teriakan tukang odong-odong
yang sudah menunggu di depan rumahku.

Aku pun yang sedang tertidur lelap, seketika


terbangun ketika mendengar suara itu. Aku
bergegas untuk Dulu keluar dan tak lupa
selalu ada paman yang mengikutiku.

“Jangan lari vianti” kata pamanku dengan


nada cemas.
Aku tak menghiraukan perkataan paman,
setelah sampai di luar rumah dan benar saja
odong-odong itu sudah menungguku dan aku

9
pun tak sabar ingin menaikinya. Ketika aku
sedang menikmati naik odong-odong, selalu
saja ada paman yang membujukku untuk
makan

“Naik odong-odong nya sambil makan yaaa !


kalau tidak makan, nanti odong-odongnya
bisa berhenti” paman yang selalu
mendekatiku sambil menyodorkan sendok
berisi nasi serta lauk kepadaku.

Aku merasa sangat senang jika dimanja


dan disayang oleh keluarga. Bahkan hampir
semua figura di dinding rumahku adalah
fotoku. Ada fotoku masa kecil, foto ulang
tahun ku, foto wisuda ku, foto saat aku
menjadi pagar ayu di pernikahan mas
saudara ku. Itu membuatku merasa akulah
anak yang paling disayang dan aku sangat
suka akan hal itu.
Dan aku sangat-sangat suka dipanggil
“dek” oleh keluargaku, itu membuatku
merasa selalu menjadi anak kecilnya mereka.
Tapi aku juga menyadari bahwa seiring
berjalannya waktu aku harus menjadi sosok

10
yang dewasa. Namun, mau bagaimana pun
aku tidak ingin kehilangan kasih sayang dan
perhatian keluargaku kepada anak kecil yang
ada di diriku ini.

11
BAB 2
Saat kecil, aku selalu sekolah bersama
saudaraku yang hanya beda 1 tahun
denganku. Karena aku saat itu belum cukup
umur untuk bersekolah PAUD & TK, jadi aku
hanya ikut nimbrung bersekolah saja tanpa
mendaftar. Aku sangat suka jika jam sekolah
sudah selesai, karena aku bisa jajan
sepuasnya dan tak lupa lagi selalu ada paman
di sampingku.
Aku ikut ke sekolah saudaraku sampai dia
hampir lulus dari TK nya. Mau tidak mau aku
harus berpisah dengannya, dia masuk SD &
aku harus mendaftar PAUD & TK. Namun itu
tidak dapat berjalan lancar.
Aku menolak untuk di daftarkan sekolah
PAUD & TK, karena aku iri dengan saudaraku
yang sudah memasuki sekolah dasar (SD).
Aku pun saat itu juga mempunyai keinginan
untuk langsung mendaftar sekolah dasar (SD)
tanpa harus melewat masa PAUD & TK
terlebih dahulu.

12
Pada akhirnya, orang tuaku mencari cara
dan berusaha agar aku bisa langsung
mendaftar SD. Aku sempat ditolak oleh pihak
sekolah dasar (SD) karena umurku yang
terlalu muda, namun usaha orang tuaku
tidak berhenti di situ. Orang tuaku berusaha
lagi dengan cara menemui dan mengunjungi
rumah salah satu guru yang mengampu pada
sekolah dasar (SD) itu.

“Assalamualaikum” ibu berdiri di depan pintu


rumah pak guru.
“Waalaikumsalam, silahkan masuk Bu” pak
guru itu menyambut ramah kedatangan
kami.
“Maaf mengganggu waktunya pak, saya mau
meminta bantuan agar anak saya bisa masuk
ke SD” ucap ibuku dengan wajah memelas.

“maaf Bu, untuk urusan daftar bisa langsung


ke sekolah saja” ucap pak guru itu.
“Sudah sempat daftar ke sekolah namun
ditolak pak, karena umur anak saya masih
sangat muda” suara ibuku terdengar pasrah.

13
Akhirnya pak guru pun luluh, seraya berkata
“Baiklah, saya bantu semampu saya. Besok
bisa langsung ke sekolah menemui saya dan
guru lain untuk melakukan seleksi”

Keesokan harinya, aku dan ibuku datang


ke sekolah itu lagi. Aku yang masih kecil itu
sangat gugup saat sedang di seleksi, rasanya
seperti di wawancara. Keputusan pun
diberikan saat itu juga, aku dinyatakan lolos
seleksi. Semua perintah aku lakukan dengan
baik (diperintahkan untuk membaca,
menulis, berhitung). Aku pun merasa sangat
senang.

Pengalaman bersekolahku langsung


dimulai di masa SD. Dari kelas 1-6 aku selalu
mempunyai keinginan untuk masuk
peringkat 3 besar.

Dan Alhamdulillah nya aku bisa masuk ke


dalam peringkat 3 besar, namun pernah
turun di kelas 1 dan 6.
Di kelas 1 SD aku pernah mendapat
peringkat ke 4, walaupun turun nya Cuma 1
tetapi itu cukup membuat ku merasa sedih.

14
Sedangkan di kelas 6 aku mendapat
peringkat ke 9, itu sangat membuat ku sedih,
kecewa, dan takut akan kedepannya saat
mendaftar ke SMP.

Aku selalu berusaha untuk belajar dengan


giat dengan dukungan dan semangat dari
orang tua dan keluarga. Masa SD adalah
masanya kita bisa bahagia, tertawa tanpa
beban, bercanda dan bersuka ria. Saat itu
aku sudah mulai mengembangkan hobiku.
Aku sangat suka sekali menari, aku pun ingin
mendalami semua yang berkaitan dengan
tarian.

Di kelas 4 SD, aku juga ikut dalam lomba


Pesta siaga. Aku sudah sangat bersungguh-
sungguh saat latihan. Namun, H-1 lomba
keadaan badan ku tidak stabil, kesehatan ku
menurun, badan ku sangat lemas sekali.
Sehingga pada hari itu aku tidak berangkat
sekolah dan tidak ikut gladi bersih.
Saat aku sedang beristirahat di kamar,
tiba-tiba aku mendengar ibu sedang

15
mengobrol dengan seseorang, Dan benar
saja ternyata guru ku ke rumah.
“sebentar Bu, saya panggilkan Vianti dulu.
Dia sedang beristirahat” perkataan ibuku
yang terdengar sampai kamar ku.
“Vianti, keluar dulu sebentar dek. Itu ada Bu
guru datang ingin menemui mu”
Aku pun segera merapikan penampilan ku
agar terlihat sopan.

Setelah sampai di ruang tamu, aku pun


segera Salim dengan Bu guru.
“Bagaimana keadaan mu nak Vianti ?”
“Alhamdulilah sudah lumayan membaik Bu,
sekarang masih dalam pemulihan. Ibu
menyuruh ku untuk beristirahat yang cukup”
“Alhamdulilah kalau nak Vianti sudah
membaik, karena besok kan ada lomba.
Vianti mau ikut kan ?”
“Maaf Bu guru, kemungkinan besok Vianti
tidak bisa ikut lomba. Karena benar-benar
belum pulih” ucap ibuku

16
“Kalau Vianti Cuma ikut di lomba tari nya
bagaimana Bu ? Apakah diperbolehkan ?
Karena siswa cadangan tidak ada yang cocok
untuk menggantikan Vianti” Ucap Bu guru
seraya meyakinkan dan memohon izin
kepada ibuku
“Vianti menari nya sangat bagus dan luwes”
“Berarti setelah lomba tari, Vianti boleh
pulang kan Bu?” ibuku pun masih ragu

“Iya Bu, kalau ingin menunggu sampai selesai


juga tidak apa-apa”
“Baiklah Bu, saya izinkan jika Vianti besok
mengikuti lomba”

Karena hal itu, aku menemukan hobiku


yaitu menari. Pada saat kelas 5 SD, aku
ditawarkan untuk mengikuti lomba menari
sapu jagat mewakili sekolahku itu. Seketika
itu, aku sangat excited namun juga ada rasa
takut dan khawatir apabila tidak dapat
menjalankannya dengan baik. Setelah aku
berpikir, akhirnya aku memutuskan untuk

17
ikut seleksi siswi yang akan mewakili lomba
tari itu.
Keesokan harinya, sekitar 10 siswi
dikumpulkan di suatu rumah sanggar tari
untuk mengikuti seleksi. Setelah berhari-hari
seleksi, akhirnya tiba lah pemilihan siswi
yang lolos seleksi dan nantinya akan mewakili
sekolah untuk lomba tari. Saat itu, aku sangat
deg-deg an dan mempunyai harapan untuk
lolos seleksi.
Aku pun sangat gembira setelah
mendengar namaku ada diantara nama
kedua temanku yang disebut oleh kakak
pelatih tari (yang menandakan bahwa aku
lolos seleksi).
Aku sangat senang sekali karena dengan
mengikuti latihan dan lomba itu, aku bisa
memulai mengembangkan hobi ku. Setiap
latihan aku selalu bersemangat, bersungguh-
sungguh, dan selalu berusaha menghafal
gerakan dan pastinya berusaha menari
dengan luwes dan dihubungkan dengan
perasaan.

18
Hari-hari seleksi sangat melelahkan
namun juga sangat menyenangkan, aku
pernah mengeluh karena sangat susah
menguasai gerakan dan sempat membuat
kakak pelatih tari itu marah.
“Aku sangat capek sekali, susah bagiku untuk
melakukan gerakan tadi” dengan nada lelah,
aku curhat kepada kedua temanku sambil
beristirahat karena kecapean latihan.

“Aku juga capek sekali, tapi kita harus


semangat” kata teman ku yang sangat sudah
lelah namun tetap memiliki rasa semangat
yang tinggi.

“Iya Vianti, kita kan akan mewakili sekolah.


Jadi kita harus berusaha semaksimal
mungkin supaya kita menang” kata temanku
yang satunya.

“sudah cukup ya latihan untuk hari ini,


jangan lupa gerakan yang baru harus kalian
kuasai dan hafalkan di rumah. Sampai jumpa
di latihan berikutnya” salam penutup dari
kakak pelatih tari.

19
Setelah sekian banyak melakukan
latihan, hari lomba pun tiba. Aku dan teman-
temanku harus bangun pagi untuk merias
dan menyiapkan diri sebelum lomba dimulai.
Ketika aku dan teman-temanku sudah selesai
bersiap-siap, kami pun segera bergegas dan
diantarkan ke tempat di mana lomba tari itu
diselenggarakan.
Sesampainya di tempat lomba,
perasaanku sangat campur aduk. Gelisah,
takut, khawatir, semuanya bertarung di
pikiran ku. Tetapi walaupun gerogi, aku dan
teman-temanku tetap berhasil menampilkan
tarian dengan sangat tenang dan menjiwai
dengan perasaan. Setelah semua peserta
lomba menampilkan tariannya masing-
masing dan para juri sudah memutuskan
Sekolah mana yang akan menjadi juara 1 , 2 ,
dan 3.
Aku, teman-temanku, guru, serta
orang tua sangat bahagia ketika mendengar
sekolahku mendapat juara 2 dalam lomba
tari ini. Aku dan teman-temanku seketika
merasa terharu dengan perjuangan yang

20
telah kami lakukan sehingga dapat
membuahkan hasil yang terbaik dan
memuaskan. Namun, hadiah tidak
diserahkan saat itu juga. Oleh karena itu, aku
dan teman-teman ku langsung pulang
setelah pengumuman pemenang itu.
Keesokan harinya, saat aku asik duduk
ngobrol dengan teman di kelas tiba-tiba
guruku masuk dengan membawa 3 piala
untuk diserahkan kepada ku dan teman-
temanku.
Di kelas 5 SD, aku juga pernah mengalami
konflik dengan teman ku. Saat itu bel
istirahat berbunyi, aku ingin jajan bersama
teman-temanku. Aku pun keluar dari kelas
dan turun dari tangga karna ingin menuju
kantin. Saat sedang berjalan, tiba-tiba ada
yang menyenggol ku sehingga aku terjatuh di
lubang air, karena pada saat berangkat
sekolah itu hujan sangat deras. Aku seketika
kaget dan panik melihat seragam ku basah
kuyup, dari baju sampai rok. Ternyata dia
tidak sengaja menyenggol ku, dia sedang
dikejar oleh teman nya makanya dia lari

21
menghindar dan malah menyenggol ku.
Teman-teman ku tidak terima melihat ku
basah kuyup karna orang itu. Teman-teman
ku pun langsung mengadu kepada guru.

“Permisi Bu, mau lapor itu Vianti disenggol


sama anak kelas sebelah. Sampai seragam
nya basah kuyup karena Vianti jatuh di
lubang air”
“Kenapa bisa terjadi ? Apakah Vianti dengan
anak itu sedang ada masalah ? Sedang
bermusuhan?” ucap guruku
“Entah Bu, kami tidak tau. Tiba-tiba saja anak
itu menyenggol Vianti, padahal Vianti sudah
berjalan di pinggir”
“Lalu dimana Vianti?”
“Di kamar mandi Bu, membersihkan noda
karena tadi air yang di lubang itu kotor”

“Baiklah, beri tahu Vianti dan anak itu bahwa


setelah ini mereka harus segera menemui Bu
guru”

22
Teman-teman ku pun segera menghampiri ku
di kamar mandi.
“Bagaimana Vianti ? Sudah bersih seragam
mu?”

“Sudah, tapi tetap saja seragam ku masih


basah kuyup”
“Tenang saja Vianti, kami sudah melaporkan
anak itu kepada Bu guru”
“Eh tidak usah, dia juga tidak sengaja
menyenggol ku”
“Sudah lah Vianti, kamu ini selalu saja
berbuat baik walaupun ada orang yang
melukai atau menyakiti mu”

“Tapi kan....”
“Tidak ada tapi-tapi lagi, dia harus
bertanggung jawab atas kesalahan yang dia
perbuat ke kamu viantiiii. Seenggaknya dia
harus meminta maaf kepadamu kan. Setelah
ini kamu dan dia harus menemui Bu guru”
“Baiklah, terimakasih ya telah membantu
dan menemani ku”

23
“Tapi maaf ya Vianti, nanti aku gabisa ikut
dengan mu, kamu tidak apa-apa kan
sendiri?”
“Iya tidak apa-apa, kamu ikut pelajaran saja”

Setelah dari kamar mandi, aku langsung


menemui Bu guru dan ternyata anak itu
sudah ada di situ.
“Mengapa kamu menyenggol Vianti ? Apakah
kalian ada masalah ?” guru ku berbicara
dengan anak itu
“Tidak ada Bu, kami baik-baik saja. Dia tadi
Cuma tidak sengaja menyenggol ku”
“Iya Bu, saya tidak sengaja menyenggol
Vianti. Saya tadi sedang dikejar oleh teman
dan saya tidak melihat kalau Vianti ada di
depan ku”
“Kamu sudah meminta maaf kepada Vianti ?”

“Belum Bu”
“Baiklah, sekarang kamu harus meminta
maaf kepada Vianti”

24
“Aku minta maaf ya vianti, gara-gara aku baju
mu jadi basah”
“Tidak apa-apa, sebentar lagi juga akan
kering”

“Nah begitu dong, kalian harus damai yaa”


ucap guruku dengan perasaan lega

25
BAB 3
Aku senang sekali bisa lolos saat daftar di
SMP N 1 Brangsong. Saat pendaftaran itu
tidak terlalu menegangkan, karena nilai ku
aman dan terjamin akan lolos.
Pada hari pertama berangkat sekolah itu
adalah pembagian kelas sementara. Semua
siswa-siswi baru baris di lapangan, dan
diumumkan kelas nya. Aku sangat deg-deg an
dan berharap ada yang ku kenal di kelas
sementara itu. Namun pada saat pembagian
kelas itu tidak ada yang ku kenal sama sekali.
Setelah pembagian kelas selesai, seluruh
siswa-siswi baru diperkenankan memasuki
kelas nya masing-masing. Pada saat sudah
dikelas, aku masih bingung akan duduk
dengan siapa. Lalu aku melihat ada cewek
yang berjalan sendirian saat memasuki kelas,
akhirnya aku menawarkan agar dia duduk
dengan ku.
“Halo, kamu sudah ada partner duduk ?”

26
“Belum nih, aku juga tidak tahu akan duduk
dengan siapa”
“Bagaimana kalau dengan ku ? Apakah kamu
mau ?”

“Sangat mau, yok”


Akhirnya kita duduk berdua, sambil
mengerjakan tes. Tes itu untuk menentukan
kelas yang asli.
Keesokan harinya, hasil tes telah keluar
dan sudah ada data nama siswa di kelas asli.
Aku dan teman ku berlarian dan melihat data
siswa di jendela kelas masing-masing.
Akhirnya aku menemukan kelas ku. Nama ku
ada di data kelas 7G dan itu akan menjadi
kelas asli ku.
Setelah pembagian kelas asli, semua siswa
diperkenankan masuk di dalam kelas masing-
masing. Diharapkan siswa dapat berkenalan
dan beradaptasi satu sama lain dengan
teman sekelas.
Jujur saja pada saat kelas 7, aku sangat
introvert. Canggung apabila ingin memulai

27
obrolan dan bicara dengan orang baru, entah
itu sekedar kenalan atau yang lainnya. Saat
itu hanya sedikit teman yang akrab dengan
ku. Sangat-sangat canggung apabila harus
bicara dengan lawan jenis. Aku benar-benar
canggung untuk melakukan semuanya.
Namun lama-kelamaan akhirnya aku bisa
beradaptasi dengan lingkungan, teman, dan
suasana baru. Rasa ambisi ku sangat
menggebu-gebu di kelas 7 itu. Aku melihat
peluang besar untuk bisa masuk ke dalam 3
besar bahkan untuk bisa mencapai peringkat
1. Karena apa ? Karena teman-teman ku
terlihat santai dan tidak terlalu ambis.
Akhirnya aku memutuskan untuk rajin
belajar, mengumpulkan tugas tepat waktu,
selalu mendengarkan guru, dan hal-hal
positif lainnya.
Dan benar saja, aku selalu mendapat
peringkat 1. Namun sayangnya bukan ibu ku
yang mengambil raport, selalu saja
diwakilkan.

28
Tetapi pada saat UTS, ibu ku bersedia
untuk mengambil raport ku dan berharap
agar aku bisa mendapat peringkat 1 lagi.
Tetapi saat diumumkan, ternyata peringkat
ku turun namun masih di 10 besar. Ibu ku
merasa kecewa karna aku tidak dapat
mempertahankan peringkat ke 1.
“Loh peringkat mu turun ini Vianti ? Kok
bisa? Kamu itu harus mempertahankan di
peringkat 1” dengan raut wajah yang terlihat
sebel dengan ku
“Maaf Bu, padahal aku sudah belajar dengan
giat”

Namun entah mengapa aku merasa tidak


yakin dengan hasil ku itu. Dan benar saja,
saat aku mengecek data peringkat siswa itu
yang nilai nya lebih rendah adalah teman ku
tapi mengapa dia bisa peringkat 1 . Aneh
bukan ?
“Loh kok nama nya dia di peringkat 1 sih ?
Lihatlah nilai ku dengan nilai nya, lebih tinggi
nilai ku kan. Ini nih yang membuat ibuku
salah paham”

29
“Eh iya ya vianti, padahal nilai mu yang lebih
tinggi. Wah tidak beres nih, kita harus segera
konfirmasi ke Bu guru”
“Iya ayok”

Setelah aku dan teman-teman ku konfirmasi


ke Bu guru, kami disuruh pulang terlebih
dahulu. Bu guru akan segera memperbaiki
dan mengirim data peringkat yang benar.
Saat aku sedang bersantai rebahan di
depan TV, tiba-tiba ada notif pesan masuk di
hp ku. Itu adalah pesan dari grub kelas 7G,
Bu guru telah mengirimkan data peringkat
yang benar. Dan Alhamdulillah aku masih
bertahan di peringkat 1. Aku sangat senang
dan bahagia sekali, aku langsung
memperlihatkan itu kepada ibuku. Namun
respon ibuku seperti tidak percaya karna
setahu ibu ku, peringkat ku turun.
***
Teman-teman cewek ku sedang berencana
untuk memberi surprise kepada teman yang
ulang tahun. Semua diminta iuran untuk

30
membelikan tepung, telur, dan lain-lainnya.
Karena berniatan ingin mengejutkan dia
dengan cara memberi tepung padanya secara
dadakan. Surprise berjalan dengan lancar,
lalu aku dan 2 teman cewek ku pulang
terlebih dahulu karna sudah tidak ada lagi
agenda sore itu.
Tetapi ternyata setelah aku dan teman ku
itu pulang, disana mereka sedang asik
makan-makan bersama tanpa kehadiran
kami. Sepertinya teman ku itu sengaja agar
kami pulang dulu, lalu mereka mengadakan
agenda sendiri. Sebenarnya kami tidak apa-
apa jika tidak diajak makan-makan bersama,
karena memang di kelas 7 itu banyak circle
yang berbeda-beda.

***
Di kelas 7 itu juga pernah terjadi
kesalahpahaman antara aku, cowok, dan
teman ku. Itu bermula saat aku dan teman
cowok sedang berbincang. Namun teman
cewek ku mengira bahwa kami ada sesuatu

31
(hubungan lebih dari teman) padahal kami
hanya teman saja. Akhirnya teman ku terus
saja mengejek ku.
“Cieeee Vianti, lagi deket sama dia nih ye”

“Heh ngawur kamu, aku tidak ada hubungan


apa-apa dengan nya. Saat itu kami hanya
berbincang-bincang sebentar”
“masa sihh ? Kok kayak deket banget gitu”
“Enggak sama sekali, Cuma ngobrol biasa.
Kamu nya aja tuh yang berpikiran aneh-
aneh”
“Ya maaf, aku kan juga gak tau. Tapi kalian
cocok kok”

“iihhhhh kurang ajar kamu ya” aku berteriak


sambil mengejar teman cewek ku itu yang
lari dariku
Ucapku dalam hati “duh pasti dia akan
membicarakan ini, pasti dia akan selalu
mengejekku”
Akhirnya aku memutuskan untuk segera
menyelesaikan masalah ini dengan cowok

32
itu. Aku tidak ingin cowok itu mempercayai
perkataan temanku. Karena tadi saat di kelas
temanku selalu mengejekku seakan-akan Aku
suka dengan cowok itu

Saat pulang sekolah setibanya Aku di rumah,


aku memulai perbincangan dengannya
melalui chat wa. Aku berkata bahwa semua
perkataan temanku tadi pada saat di sekolah
itu tidak benar. Aku mengatakan padanya jika
temanku mengejekku seperti itu hanya
karena kesalahpahaman bukan kebenaran.
Akhirnya setelah aku menjelaskan sebuah
kesalahpahaman itu, cowok tersebut hanya
meng-iyakan.
Aku pun merasa lega “Huhhh syukurlah
cowok itu mempercayai perkataanku bukan
perkataan temanku. Ini semua gara-gara
temanku, sebel deh rasanya”
aku pun segera mengakhiri pembicaraanku
dengan cowok itu. Namun dia malah
menawarkan kepadaku seperti ini

33
“kalau ada yang mau kamu ceritakan lagi,
boleh kok”
Aku merasa gugup dan aku bingung harus
menjawab apa, aku beralasan saja bahwa
aku ingin makan
“Tidak, sudah cukup. Aku hanya ingin
menjelaskan kesalahpahaman itu kepadamu.
Lagi pula aku juga sudah merasa lapar, aku
ingin makan”

“baiklah aku akan menunggu sampai kamu


selesai makan”
Seketika aku merasa panik, mengapa dia
tiba-tiba saja memperlakukanku seperti ini.
Dia rela menungguku makan.
“Tidak usah, baterai hp ku hampir habis”
ucapku dengan rasa panik
Tanpa melihat jawaban darinya, aku
langsung mematikan hp ku karena aku sudah
sangat panik.

34
***
Keesokan harinya saat di kelas, aku dan
teman cowokku itu merasa canggung, tidak
seperti biasanya. Ini karena kejadian kemarin
itu. Namun aku tak menghiraukan itu, aku
tetap bersekolah dengan enjoy.
Namun anehnya, saat sore hari ketika kita
semua sudah pulang sekolah. Aku juga sudah
sampai di rumah, dan pada saat itu aku
sedang duduk santai di sofa. Tiba-tiba saja,
ada notif masuk di hp ku. Aku pun segera
melihat dan mengeceknya. Ternyata itu
adalah pesan dari cowok itu. Namun ada
yang lebih mengejutkan lagi bagiku, dia
mengetik “SAYANG” dan dikirimkan
kepadaku.
“Sayang”

“Sayang”
“Sayang”
“Sayang”
“Sayang”

35
Seperti itulah chat dari dia. Dia spam chat
sampai lima kali. Aku sangat heran, panik,
sekaligus marah. Akhirnya aku memutuskan
untuk berani menjawab chat dari dia.

“maksud kamu apa ya ?”


Dia malah semakin membuatku marah dan
emosi
“Kamu kok ngomong gitu sih sayang”
Langsung saja, Aku menjawab dengan
lantang
“Diam kamu ! kamu tidak pantas
memanggilku seperti itu. Kita ini tidak ada
hubungan apa-apa”

Karena emosiku mulai memuncak, aku


memilih untuk mematikan dan meninggalkan
hp ku di kamar
Saat malam hari, emosiku sudah mulai
mereda. Aku memberanikan diri untuk
menyalakan hp ku. Dan ada notif lagi dari
nya.

36
“Vianti, aku benar-benar minta maaf. Itu tadi
teman cewekku. Tadi aku menitipkan hp ku
sebentar kepadanya, tapi dia malah kurang
ajar. Dia sudah membuat kamu emosi”

“Iya”
“Aku tahu ini salahku, maafkan Aku Vianti”
“Tolong lain kali simpan hp mu dengan baik,
jangan sampai ini terulang lagi kepadaku
maupun kepada orang lain”

“Iya , Vianti”
“Terima kasih telah memaafkanku”
Aku tidak merespon nya lagi, perbincangan
kami berhenti sampai di situ.

Keesokan harinya, aku dan teman-teman


ku sedang baris di lapangan karena akan
diadakan apel pagi. Tiba-tiba terdengar suara
cewek memanggil nama ku
“Hai, kamu Vianti ya ?”
“Eh iya”

37
“Kamu kemarin di chat sama cowok, cowok
itu bilang sayang kan ke kamu”
“Kata siapa ?”
“Santai, aku tau kok. Itu aku yang mengetik
nya hehe”
“Oh”
“Maaf ya, kamu pasti panik kan”
“Biasa aja sih”
“Oh yaudah”

“Tuh orang kenapa sih, aneh” ucapku dalam


hati
Tapi gapapa, seenggaknya aku tau kalau yang
mengetik “sayang” itu bukan cowok itu,
ternyata dia ga bohong

***
Saat pembagian kelas 8 itu memakai
sistem kelas unggulan. Kelas paling unggulan
dimulai dari 8i, lalu 8H, 8G, 8A, 8B, 8C, 8D,

38
8E, 8F. Dan Alhamdulillah aku bergabung di
kelas unggulan yaitu 8H. Sikap introvert ku
sudah mulai berkurang, aku sudah bisa
berbaur dengan teman-teman satu kelas.
Karena kalau di ingat-ingat dulu di kelas 7
sangat tidak enak, main nya circle-circle an.
Di kelas 8, peringkat ku turun. Tapi masih
bisa mempertahankan di 5 besar. Sulit
bersaing dengan anak-anak yang sangat
ambis, apalagi itu kelas unggulan.
***
Di suatu hari, akan diadakan voting di
kelas ku. Voting untuk perwakilan dance,
dibutuhkan sekitar 5-7 orang. Voting itu juga
ditemani oleh wali kelas. Alhasil, aku menjadi
salah satu siswa yang ditunjuk untuk
mewakili dance. Mau tidak mau, aku harus
melaksanakan nya. Karena tanggung jawab
sudah diberikan kepada aku dan teman-
teman ku.
Keesokan harinya, aku dan teman-teman
ku berkumpul di kelas setelah semua siswa
sudah pulang. Kami sangat bingung ingin

39
membawakan dance dengan lagu apa. Kami
mulai mencari lagu dan koreo yang sekiranya
mudah untuk kami tiru. Namun ternyata
tidak semudah itu, kami sering berbeda
pendapat. Maka dari itu, kami membutuhkan
waktu lama untuk menentukan lagu dan
koreo / gerakan nya.
Akhirnya kami semua sudah menemukan
lagu dan koreo yang menurut kami mudah
untuk ditiru. Kami segera meng-konsultasi
kan kepada wali kelas. Dan wali kelas
mendukung kami. Kami pun segera membuat
jadwal untuk latihan dance nya.

Kami memutuskan untuk pelatihan di


kelas setelah pulang sekolah, atau pada
jamkos (jam kosong pelajaran). Jamkos selalu
kami manfaatkan untuk latihan dance.

Hari perlombaan pun tiba, aku dan teman-


temanku sudah bersiap-siap dan sedang
menunggu urutan untuk tampil. Kami semua
merasa deg-degan, karena ini merupakan
pengalaman baru bagi kami. Sebelumnya
tidak ada yang mengikuti dance.

40
Saat pengumuman juara lomba dance,
kelas kami tidak menang. Kami sangat
bersedih karena tidak bisa membuahkan
hasil yang terbaik. Kami juga sangat kecewa
dengan diri sendiri karena belum bisa
membanggakan nama kelas. Namun, semua
teman-teman dan wali kelas kami selalu
memberi semangat dan support walaupun
nyatanya kami sudah kalah.

“Tidak apa-apa jika kalian kalah, dari lomba


ini kalian kan juga bisa mendapatkan
pengalaman. Kalian juga sudah hebat berani
untuk tampil dance mewakili kelas” ucap
guruku

***
Singkat cerita, Kenaikan kelas telah tiba.
Namun negara Indonesia saat itu sedang
dilanda musibah. Dilanda virus yang sangat
mengkhawatirkan dan berbahaya. Itu adalah
virus Corona. Virus yang berasal dari kota
China. Saat itu, virus sudah mulai menyebar

41
ke Indonesia. Banyak korban yang tewas
akibat virus itu.
Karena itu, sekolah diliburkan 2 Minggu.
Jadi pada saat awal kelas 9, itu sudah
memasuki pandemi. Virus Corona merajalela,
sehingga semua sekolah diliburkan. Aku
melaksanakan KBM (kegiatan belajar
mengajar) secara online / daring. Terkadang
melalui zoom, grub wa dan lain-lain.

Hari-hari bersekolah terasa


membosankan, karna hanya dirumah saja.
Lebih parahnya lagi, sekolah diliburkan lebih
lama hampir 1 tahun. Aku merasa bosan,
tidak bersemangat untuk belajar padahal itu
adalah kelas terakhir di SMP. Yang artinya,
aku itu tidak boleh malas, harus giat belajar.
Tapi karena pandemi ini, semuanya menjadi
kacau. Nilai ku juga semakin turun. Saat
kelulusan, aku sangat khawatir untuk daftar
ke SMA.

42
BAB 4
Aku sangat khawatir dengan nilai ku. Aku
khawatir jika tidak bisa masuk ke SMA yang
bagus. Namun, aku tetap yakin dan mantap
untuk daftar ke SMA pilihan ku. Pada saat itu,
keadaan masih pandemi. Jadi pendaftaran
dilaksanakan secara online. Bisa melalui jalur
zonasi, prestasi, dan lain sebagainya.
Awalnya aku daftar lewat jalur zonasi,
Alhamdulillah nama ku sudah muncul.
Namun itu belum bisa dipastikan ke terima.
Karena masih proses pendaftaran, jadi masih
banyak yang akan mendaftar yang nantinya
akan saling menyenggol nama siswa yang lain
bahkan bisa menghilangkan dari daftar
peserta didik baru.
Setiap hari-hari pendaftaran, aku selalu
memantau nama ku. Aku selalu berdoa agar
nama ku selalu ada dan aku bisa lolos
sekaligus ke terima di SMA itu. Namun, nama
ku semakin turun karena kesenggol oleh
siswa lain. Aku mulai panik dan terus
memantau.

43
Hal mengejutkan terjadi, saat H-1 sore
hari nya nama ku hilang. Aku telah tergeser.
Untung saja kakak ku gercep untuk segera
mendaftarkan dan memindahkan nama ku di
jalur prestasi. Dan Alhamdulillah, syukurlah
itu merupakan langkah yang tepat. Di jalur
prestasi, aku sangat aman. Nilai ku ada di
tengah² jadi rasa khawatir ku berkurang
karena melihat nilai dan urutan nama ku
aman.
Itu sangat membuahkan hasil yang
menggembirakan, waktu pendaftaran telah
habis dan nama ku masih ada disitu. Yang
berarti AKU LOLOS KE TERIMA DI SMA ITU.

***
Teringat perjuangan mendaftar di SMA ini
sangat lah menegangkan dan sangat meng-
khawatirkan, aku pun sangat bersemangat
untuk sekolah dan belajar.
Karena masih pandemi, pembelajaran
pada saat kelas 10 juga secara online

44
(daring). Namun itu tidak berjalan lama,
pembelajaran juga dilaksanakan secara tatap
muka tetapi per kelas dibagi 2 sesi. Sesi pagi
dan siang, aku selalu kebagian sesi pagi.
Karena dibagi 2 sesi seperti itu, akhirnya
kami kurang saling mengenal, tidak akrab.
Aku hanya akrab dengan teman-teman yang
se-sesi dengan ku.
Di kelas 10, aku kembali menjadi anak
introvert. Namun itu sudah berkurang, tetapi
sama saja rasa nya seperti seseorang yang
introvert. Aku memiliki teman yang sangat
akrab sekali, nama nya “Clara”. Clara itu
cewek yang cantik lohh, putih, pintar, baik.
***
Aku juga mempunyai teman baru, Kalau
biasanya aku selalu mendapat teman cewek
namun kali ini berbeda. Aku mendapat
teman cowok baru. Sebenarnya bukan teman
sih tapi kakak kelas. Bukan kakak kelas SMA
tapi kakak kelas SMP, duh bingung ya.
Jadi awalnya, ada DM masuk di Instagram
ku. Dia mengetik “Follback”. Sebelum ku

45
follback, aku melihat akun dia dulu siapa tau
kenal kan, eh ternyata aku ga kenal. Tapi aku
jadi tau kalau dia juga bersekolah di SMP
yang sama dengan ku.

“Follback”
“Iya”
“Yaa”
Obrolan awal kami hanya sesingkat itu
1 Minggu kemudian, aku memposting foto
ku di akun Instagram ku. Dan dia
berkomentar seperti ini
“Eh ada apa tuh di dahi mu?” Dia salfok
dengan tahi lalat yang ada di dahi ku. Ya aku
tau kalau dia hanya basa-basi tapi gapapa lah
seenggaknya ku respon dulu
“Tahi lalat”
“Wih kok bisa ?” dia masih basa-basi

“Iya dari lahir”


“Oooo iya-iya”

46
Aku penasaran dia itu memang benar adik
kelas ku ? Akhirnya aku bertanya
“Kamu tuh adik kelas ku di SMP ya ?”
“Bukan, kakak kelas”

Seketika aku terkejut. Aku kira dia adik kelas,


padahal kakak kelas ku. DUH DUH.

Setelah 1 bulan kenal, dia selalu


mengatakan seolah-olah dia suka padaku.
Lalu ku tanya
“Maksudnya?”
“I have crush on you Vianti”
Aku benar-benar terkejut, syok, panik, tapi
aku juga senyum-senyum sendiri sih. TAPI
PANIK JUGA, karena apa ? Karena ini baru
pertama kali ada yang berbicara seperti itu
kepada ku.

“Aku sudah tertarik padamu sejak SMP,


hanya saja dulu belum berani sekaligus

47
belum menemukan akun sosial media mu,
jadi susah untuk mengajak mu ngobrol”
Rasa kaget ku bertambah
“Kok bisa ya, ada yang suka padaku. Mana
pas SMP, aku sangat culun, introvert,
pokoknya NGGAK banget deh” ucapku dalam
hati
Aku bertanya kepada nya “Bagaimana dulu
kamu bisa kenal dengan ku?”

“Oooo itu, aku kenal kamu karena kamu tuh


berbeda dari yang lain”
BERBEDA GA TUH !!!!
“Eh maksudnya begini Vianti, kamu tuh
berbeda dari yang lain karena kamu lalat di
dahi. Kamu juga imut. Aku juga sering kok
melihat mu pas di mushola”
“Di mushola?”

“Iya Vianti, aku kan dulu sering disuruh oleh


guru untuk mengecek semua kelas dan
menyuruh siswa untuk sholat berjamaah.
Setiap kali aku ke kelas mu, pasti kamu sudah

48
tidak ada di kelas, kamu selalu duluan ke
mushola. Rajin banget kamu tuh”
Saat membaca DM itu, entah mengapa bibir
ku mulai mengukir senyum

“Oh ya gigi kamu ga sakit kan?”


Aku bingung, kenapa dia tiba-tiba bertanya
mengenai Gigi ku. Apa kah itu juga untuk
basa-basi saja ? Huhhh aneh
“Gigi ku ? Emmm aman kok, memang nya
kenapa?”
“Alhamdulilah deh kalau aman, soalnya dulu
kan kamu sering banget tuh makan es krim
sebelum sholat. Bahkan hampir setiap hari
beli es krim di koperasi sekolah ya kan?”
Aku dibuat bingung oleh nya. Berarti selama
ini dia memantau ku dong
“Oooo kamu ini dulu selalu memantau ku ?”

“Eh tidak-tidak, aku tidak sengaja saja


melihat mu terus. Lagipula aku tidak bisa jika
sehari tidak melihat mu hehehe. Rasanya aku
ingin selalu menatap wajah bocil mu itu”

49
“iiihhhh kurang ajar, dia mengatakan aku
bocil” ucapku dalam hati dengan rasa sebal
“Iya kamu kan bocil, apalagi kalau makan es
krim sambil belepotan gitu. Lucu deh”

Setelah perbincangan panjang di DM. Aku


bertanya mengenai sesuatu yang penting
“Lalu apa yang kamu inginkan? Kalau kamu
menginginkan kita pacaran, maaf aku tidak
bisa” aku memberanikan diri untuk berbicara
seperti itu
“Bukan pacaran, lagipula aku juga tidak ingin
pacaran kok. Aku hanya ingin kamu kenal
dengan ku”

“Oke, mulai saat ini kita berteman ya”


“Oke Vianti, senang sekali bisa berteman
dengan mu”

Setelah kejadian itu, entah mengapa


setiap hari aku selalu berbincang-bincang
dengan nya. Walaupun yang diperbincangkan
itu tidak jelas, sering bercanda. Hal itu lah

50
yang membuatku semakin dekat dengan nya,
bahkan sampai sekarang. Pertemanan kami
sudah berjalan 1 tahun lebih.

***
Saat di kelas 11, aku sudah mulai enjoy
dengan teman-teman. Sudah tidak canggung
jika mengobrol dengan mereka.
Suatu hari, di kelas sedang diadakan
voting untuk pemilihan kepengurusan kelas
(seperti ketua, wakil, sekretaris, bendahara,
seksi keagamaan, dan seksi-seksi lainnya.
Aku sangat lega karena aku tidak terpilih,
dan menjadi anggota kelas saja. Tapi tiba-tiba
teman ku menghampiri ku dan berkata
“Vianti, ayo temani aku sebagai sekretaris”
“Lih bukan nya sekretaris nya sudah ada 2 ya,
kamu dan dia”
Lalu dia berbisik kepada ku “Aku tidak yakin
dengan kinerja nya, aku tidak mau jika
bekerja sendiri. Kamu tau kan dia itu orang

51
nya seperti apa. Ayolah temani aku, mau
kan?”
Dia terus saja memohon kepada ku dengan
wajah memelas

“Oke aku akan menemanimu, kita akan


bekerja sama”
“Yeyyyy terimakasih Vianti” Dia langsung
memelukku erat

Saat kelas 11, aku juga terpilih untuk


menjadi calon anggota baru di organisasi
OSIS. Jadi begini, setiap kelas harus
mengirimkan 5 nama siswa nya untuk
dijadikan calon OSIS.
Guru ku yang sedang berdiri di depan
pintu, langsung memanggil ku.
“Vianti, kemarilah”

“Iya Bu, bagaimana?”


“Kamu mau kan dijadikan calon anggota baru
OSIS ?”

52
“Aku tidak mau Bu, lagipula katanya jika
sudah menjabat di kelas itu tidak boleh
mengikuti OSIS Bu”
“Oh ya kamu kan sekretaris”

“Nah betul Bu, jadi jangan saya ya”


“Vianti aja Bu, dia kan pintar, aktif juga”
teman ku yang ikut-ikutan berbicara
Akhirnya aku dipilih untuk menjadi calon
anggota baru OSIS. Tahap pertama, aku
mengikuti tes tertulis. Dan Alhamdulillah
lolos, padahal aku tidak berkeinginan untuk
bisa lolos. Tahap kedua, aku mengikuti
wawancara, entah mengapa rasa ambisi ku
muncul dan aku ingin sekali lolos tes
wawancara itu.
Saat pengumuman, aku dinyatakan lolos.
Aku ditempatkan di sekbid 10. Namun aku
belum begitu mengenal anggota yang lain.
Mungkin hanya kenal 1 atau 2 orang saja
yang akrab. Tapi tidak apa-apa, ikut
organisasi bisa membuat ku menjadi lebih
aktif, menambah teman.

53
Selama di OSIS, aku berusaha untuk
bertanggung jawab atas tugas yang
diberikan. Aku juga selalu ikut bekerja saat
ada lomba-lomba di sekolah. Menyiapkan
semuanya bersama anggota yang lain.
Sangat senang, banyak kenangan saat
mengikuti organisasi OSIS itu. Namun kini,
telah usai. Masa jabatan sudah habis. Kini
saatnya adik kelas yang menjadi penerus di
organisasi OSIS.

***
Kini aku sudah di kelas 12, kelas terakhir di
masa SMA. Tugas sudah sangat menumpuk.
Jika tugas sudah selesai pasti ada saj atugas
yang berdatangan lagi. Namun semua ku
jalani dengan penuh semangat.

Rasa takut dan khawatir selalu saja


muncul. Karena setelah ini aku akan
menjalani kehidupan yang sebenarnya. Entah
itu kuliah atau pun kerja.

54
Rencana ku setelah lulus dari SMA ini,
adalah melanjutkan kuliah. Aku ingin
membanggakan kedua orang tua. Aku juga
ingin sarjana seperti kakak-kakak ku. Aku
tidak ingin usaha ku hanya sia-sia.
DOAKAN AKU YA TEMAN-TEMAN.
SEMOGA KITA SEMUA SUKSES. AAMIIN.

55

Anda mungkin juga menyukai