Anda di halaman 1dari 3

PENGALAMAN HIDUP SAYA DARI SEKOLAH DASAR SAMPAI SEKARANG

Kehidupan saya waktu itu sangat sulit bagi saya,karena saya bersekolah jarang berbelanja sewaktu
sekolah dasar,tidak sama seperti teman-teman saya yang lain, saya mendapatkan uang jajan ketika itu ya
pagi nya saya mengantar peralatan buat disawah pagi hari sebelum berangkat kesekolah.ketika itu saya
dikasi uang jajan 1000 rupiah sehari, dan itu sudah sangat besar nominal nya bagi saya. Dulu makanan
harga sangat murah sekali. Dan itupun saya dapat uang jajan tidak setip hari, karena sekolahan dekat dan
waktu jam istirahat bias pulang buat makan tanpa berbelanja diluar.

Dan ketika pembagian rapor kenaikan kelas, saya tinggal kelas waktu itu karna saya sering telat datang
ke sekolah karna membantu pekerjaan di rumah dulu, saya melakukan itu karna saya tidak sama dengan
anak-anak yang lain yang kehidupan nya lebih dari saya, yang bias mendapatkan uang jajan setiap hari
tanpa ada kerja keras atau membantu orang tuanya. Dan setelah semua berjalan saya pun duduk dibangku
yg tetap di ruangan yg sama dengan sebelumnya,setelah itu saya sekolah dengan sungguh-sungguh, dan
tidak menjadi kan beban buat sekolah saya,dan ketika saya disuruh buat ngantar peralatan sawah, saya
bangun pagi supaya kesekolah nya tidak telat lagi.dan ketika itu saya berkumpul Bersama nenek, kakek,
adik dan kakak saya,bercanda Bersama, dan kakak saya bertanya, cita-cita mu apa dek? Saya pun
menjawab dengan semangat, saya ingin menjadi insinyur kak, setelah saya mengatakan cita-cita saya,
sang kakak langsung menyemangati saya supaya gigih untuk belajar.

Dan setelah lulus sekolah dasar, adik dari ibu saya (SUSI) mendaftarkan saya ke sekolah islami, yang
Namanya PONPES (Pondok Pesantren Al-Muttaqin), dan disitu saya mulai belajar dengan sungguh-
sungguh supaya tidsk terjadi tinggal kelas sewaktu saya berada di sekolah dasar dulu. Dan disitu saya
mendapatkan seorang teman yg sangat baik, dia kaka kelas saya, saya sering dibawa kerumahnya untuk
makan dan bermain di rumah nya sapaya saya tidak suntuk, ketika itu nenek dan kakek saya sudah pindah
kedaerah riau bersa adik saya, dan kakak saya melanjutkan kuliah nya di Stikes kebidanan, dan saya mulai
membiasakan diri untuk hidup mandiri tanpa keluarga di sampingku,tapi keluarga ku tetap ngasi kabar
dan memberi dukungan kepada saya suapaya saya tidak patah semangat atau tidak murung ketika tidak
ada keluarga di samping saya.

Setelah itu kami kakak beradik mulai berpisah, adik saya berada diriau,dan kakak saya di daerah yg
Namanya bukit tinggi, dan saya sendiri berada di kampung halaman, tetapi kami selalu ngasi kabar satu
sama lain,dan kakak saya sering pulang buat melihat keadaan saya, saya di kasi uang jajan sama kakak
saya buat sekolah. Dan kemudian kakak saya kembali ke bukit tinggi tempat kuliah nya.

Tidak lama kemudian kakak saya ngasi kabar, ayah mau datang mambawa kakak untuk beberapa hari
ke pernikahan anak nya saya tidak tahu, dan ketika itu pertama kalinya saya bertemu ayah kandung
saya,tapi sikap saya biasa aja,tidak seperti orang lain yang ketika bertemu orang tuanya meresa senang,
tapi saya tidak, karna saya sudah terbiasa hidup bebas tanpa seorang ayah dan ibu dari kecil. Bagi saya
tidak bertemu orang tua pun saya tidak merasa sedih, bukan saya anak durhaka, tetapi itu lah yang saya
alami selama itu, jadi sudah kebal dalam hal seperti itu,tidak lebay ketika bertemu orang tua pertama kali
langsung nangis. Saya bukan anak yg di ajarkan untuk cengeng dalam melakukan apapun.
Dan setelah saya naik kelas ke kelas 2 di Pondok Pesantren, saya mulai ikut bergaul dengan orang yg
lebih tua dari saya, orang yang mengajarkan saya buat mencari pengalaman, ikut mencari uang pergi
kesawah orang memanen padi yang udah kuning,dan saya merasakan betapa pahit nya mencari uang,
dan saya berfikir begitu ternyata ibu saya kerja keras di negara orang supaya anak-anaknya punya
Pendidikan tanpa bantuan dari seorang ayah yang tidak pernah saya ketauhi tentang nya (ayah). Dan saya
bersekolah sambal mencari uang supaya saya bisas berbelanja seperti teman-teman lainnya.

Dan setelah tiga tahun saya belajar di PONDOK PESANTREN saya di bawa ke kota Riau untuk
melanjutkan sekolah ke SMK Muhammadiyah Riau. Dan disana saya mulai beerkumpul lagi Bersama
kakek,nenek dan adik saya,dan kami tinggal Bersama adik dari ibu saya. Dan saya mulai merasa senang
karna sudah berkumpul lagi meskipun tidak Bersama ibu dan kakak. Pada saat itu saya melalui hari-hari
Bersama adik saya semasa sekolah. Sudah berjalannya waktu sampai penerimaan lapor semester pertama
alhamdulillah dengan nilai yg memuaskan saya jadi merasa senang. Dibalik kesenangan saya, saya juga
merasa sedih karena adik saya di pindahkan lagi kepadang karna kenakalan kompak kami, kami harus
dipisahkan supaya tidak melakukan hal-hal yang tidak di inginkan orang tua.

Karna saya dan adik saya selalu berbuat yang aneh-aneh yang tidak di sukai orang tua saya, seperti
mabuk-mabukan dan memakai obat-obatan yang terlarang. Ibu saya selalu memberi nasihat kepada kami
ketika iya bekerja di Negara Malaysia. Dan suatu ketika orang tua saya pulang dari negara itu dan
berkumpul Bersama, besok malamnya saya keluar Bersama adik saya untuk mencari tempat yang aman
untuk minum minuman terlarang. Dan ketika kami minum lewat lah tetangga yang tidak terduka lewat di
hadapan kami. Dan dia melaporkan kepada ibu, dan ibu mulai marah melihat kelakuan kami, kami
medapat tamparan satu persatu. Dan setelah kejadian itu adik saya dipindahkan.

Dan saya mendapatkan seorang kawan yang sangat baik, ketika saya butuh atau saya lagi bermasalah
dia selalu menemani saya.dan sampai lulus dari sekolah. Dan setelah berjalannya hari kehari teman saya
melanjutkan ke universitas BUNG HaTTA, tetapi meskipun kami berpisah kuntuk ami selalu berkomunikasi
melalui social media. Saya sangat senang berteman sama dia, karna dia mempunyai karakter lain yg tidak
dimiliki orang lain menurut saya, dan setelah itu saya mulai mencari kesibukan untuk menghasilkan uang.
Saya mulai mencari kerja, saya mendapatkan kerja di sebuah depot air minum, dan saya tidak pilih-pilih
untuk bekerja, selagi halal saya akan lakukan.

Dan tidak lama saya mulai bosan dengan kaerjaan itu, karena hujan, panas siang dan malam saya
harus mengantarkan minuman buat orang-orang karna itu tanggung jawab saya. Setelah itu saya terus
mencari kerja karna saya gengsi untuk meminta terus kepada orang tua saya. Dan ada seorang tetangga
saya menawarkan pekerjaan bengkel ditempat temannya. Dan saya menjalani pekerjaan dengan baik,
saya juga mendapatkan bos yang baik di pekerjaan tersebut. Beberapa bulan kemudian datang lah
seorang anak muda yg sebaya dengan saya, anak muda tersebut dari hari kehari dia bekerja juga
bersemangat, tetapi dibalik semangat nya itu dia memanfaat kan situasi untuk mebuat saya berhenti
dalam pekerjaan tersebut, supaya gaji dia lebih. Setelah setahun saya bekerja Bersama bos yang baik itu,
saya mulai mengundurkan diri dari pekerjaan tersebut.

Saya mulai bingung lagi untuk nyari kerjaan, dan saya jadi seorang pengangguran, kerjaan saya pada
waktu pengangguaran hanya ngumpul Bersama teman sambal menanyakan pekerjaan, tetapi tidak ada
yg bias memberi informasi lowongan pekerjaan. Bulan berikutnya adalah bulan rhomadan, saya Cuma
menghabiskan waktu saya di kamar. Dan setelah itu beberapa hari orang tua saya balik lagi dan bertemu
saya, kakak dan adik saya, kami berkumpul Bersama dengan keluarga besar dari kakek dan nenek saya
sampai lebaran datang. Sewaktu lebaran saya hanya dirumah Bersama keluarga, setelah tiga hari lebaran
saya di ajak ikut Bersama ibu ke negara Malaysia untuk bekerja di sana. Dan saya menyetujui tawaran dari
ibuk saya. Empat hari setelah itu saya berangkat Bersama ibu saya. Setelah sampai di kantor Imigrasi
Malaysia ibu saya masuk di izinkan masuk ke negara tersebut karna dia sudah biasa bolak-balik malysia-
indonesia,dan saya tinggal sendir, dan saya di introgasi oleh orang migrasi. Dan saya ditanya setelah itu
saya tidak mengerti yang ditanyakan,saya disuruh balik ke kapal dan disuruh nginap di kapal satu hari
untuk perjalanan besok nya menuju Indonesia lagi. Saya terus berusaha supaya bias masuk ke negara
tersebut. Dan saya melewati laut lagi menuju daerah batam, stelah nyampe di batam saya mencari
informasi buat bisa masuk ke negara malysia,dan saya dapat informasi saya mulai lega, dan saya istirahat
untuk perjalanan besoknya kenegara Malaysia.

Setelah sampai di Malaysia saya di jemput ibusaya dan di bawa ke tempat pekerjaan yang akan saya
tuju Bersama ibu saya. Setelah ibu saya mengantar saya, kami mulai berpisah lagi,karna ibu saya juga
melakukan pekerjaan di tempat dia bekerja.saya mulai menikmati pekerjaan tersebut. Dan saya di kelilingi
orang-orang baik, tetapi ada seorang pegawai yang ada di tempat kerja saya yang sangat menjengkelkan,
dia mulai memarahi saya dan menjelekan saya kepada atasan, atasan mulai menegur dan sampai
memarahi saya, saya mulai jenuh untuk bekerja, saya mengundurkan diri di pekerjaan tersebut dan
menyuruh ibu untuk menjemput saya. Saya mulai menceritakan kejadian tersebut kepada ibu, dan ibu
merangkul saya dengan penuh kasih saying sambal berkata “sabar nak,itu hanyalah orang tua yang tidak
boleh kamu bentak” . keesokan hari nya saya diantar untuk kembali ke Riau. Sesampai diriau saya mulai
menjadi pengangguran.

Dan setelah itu saya berencana lagi buat balik ke kampung, setelah dikampung cukup memuaskan
untuk mencari penghasilan,dan saya menjalankan kehidupan sendiri di kampung bekerja dengan orang-
orang baik di sana.saya sangat betah tinggal dikampung. Selama dua tahun saya dikampung saya tidak
pernah lagi mengeluh sama orang tua, karna penghasilan lumayan waktu itu.dan saya juga bisa berkumpul
Bersama kakak saya. Dan adik saya ikut Bersama ayah.

Tidak lama adik saya menjemput saya buat diajak ke Kalimantan, sebenarnya saya tidak
menginginkan itu tapi karna ada adik saya,ya saya juga terpaksa ikut. saya tidak pernah ingin dekat dengan
ayah saya, karna dari umur dua tahun saya ditinggal, setelah dia pergi, ibu pun juga pergi mencari nafkah
sendiri buat menyekolahkan kami sampai kami selesai semua. Perjalanan hidup saya tidak ada yg tahu,
karna saya selalu menyenangkan diri diluar Bersama teman-teman, tapi ketika saya sendiri semua
berbeda, saya membayangkan itu semua dengan hati yang sangat menyedihkan.

Itulah kisah hidup saya yang tidak bisa saya ceritakan semua, kepahitan apapun semua sudah saya
lalui dari kecil sampai saya beranjak dewasa. Karna saya dibesarkan tidak Bersama orang tua, tapi saya di
besarkan kakek dan nenek yang saya sayangi, mereka lah yang menjaga saya sampai mereka almarhum.
Ini bukan karangan, tetapi isi hati, dan saya menulis semua ini tanpa saya fikirkan, melainkan kenyataan
dari kisah perjalanan yang saya lalui.

Anda mungkin juga menyukai