TUGAS INDIVIDU
oleh :
Vania Abidah Qutrottunnada
NIM 192310101162
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
MILESTONE
Masa taaruf
Perkenalan Antara ayah dan mama saya bermula melalui proses taaruf
yang dilakukan oleh budhe sulasih yang merupakan saudara ayah saya. Proses
taaruf ini berjalan selama 2 bulan yaitu dengan cara bertukar foto dan biodata
kemudian memberi jawaban apakah mantap di hati ataukah tidak. Pada saat itu
tinggal ayah saya yang menunggu kepastian dari mama saya. Kemudian mama
saya memberitahukan kepada mbahuti dan mbahkung foto serta biodata ayah
saya ternyata mereka setuju mama saya menikah dengan ayah saya. Dan
karena mama saya orangnya sangat penurut atas keputusan mbahuti dan
mbahkung saya, mama saya percaya bahwa pilihan orang tua pasti yang terbaik
bukan hanya untuk sekarang tetapi untuk kedepannya juga.
Menurut teori erikson pada fase ini merupakan hal pertama yang akan
dipelajari seorang anak atau bayi dari lingkungannya adalah rasa percaya pada
orang di sekitarnya, terutama pada ibu atau pengasuhnya yang selalu bersama
setiap hari. Pada fase ini mama saya bercerita kepada saya bahwa sampai usia
2 bulan saya sering rewel dan menangis serta minta di gendong kapanpun
hingga mama saya terkadang kuwalahan dan bergantian dengan mbahuti dari
mama saya. Pada saat malam hari agar saya dapat terlelap saya harus di
gendong terlebih dahulu atau dengan di tepuk-tepuk punggung saya, dengan
diperlakukan seperti itu saya merasa nyaman dan aman sehingga pada fase ini
saya sangat bergantung pada mama saya, tanpa mama saya tidak bisa apa apa.
Pada fase ini saya sudah bisa berjalanan, berdiri, dan berbicara tanpa
ada bantuan dari ayah maupun mama tetapi untuk makan sendiri saya bisa saat
memasuki TK sekitar usia 2-2,5 tahun. Menurut erikson, saat fase ini anak
cenderung aktif dalam segala hal. Sehingga orang tua dianjurkan untuk tidak
membatasi ruang gerak anak serta memberikannya kesempatan bereksplorasi
sendiri dengan dibawah bimbingan akan dapat membentuk anak menjadi pribadi
yang mandiri serta percaya diri. Sebaliknya, jika orang tua membatasi dan
bersikap keras kepada anak, dapat membentuk sang anak berkembang menjadi
pribadi yang pemalu dan tidak memiliki rasa percaya diri, dan juga kurang
mandiri. Anak dapat menjadi lemah dan tidak kompeten sehingga selalu merasa
malu dan ragu – ragu terhadap kemampuan dirinya sendiri. Contohnya saja
seperti yang terjadi pada saya, saat fase ini saya sangat suka berkeliling,
bermain, berjalan kesana kemari dan mencoba apapun yang baru tetapi orang
tua saya tidak pernah melarang hal tersebut, tetapi tetap harus dalam
pengawasan orang tua saya. Agar hal-hal yang tidak diinginkan atau
membahayakan dapat dicegah.
Saya juga di ajarkan oleh orang tua saya untuk mandiri sejak dini,
contohnya saja saat saya membutuhkan sesuatu barang jika bisa saya
mengambilnya sendiri, maka ambil sendiri tanpa meminta tolong orang tua
kecuali barang itu berada diatas lemari atau semacamnya, agar kebiasaan
tersebut tidak menjadi kebiasaan jelek saat dewasa kelak. Contohnya lagi, saat
saya mengompol di kasur, mama saya kemudian memberitahu saya agar
sebelum tidur harus ke kamar mandi terlebih dulu. Jika kalau saat tengah malam
ingin kencing langsung ke kamar mandi jangan malah tidur lagi dan jika takut
bisa membangunkan mama. Kemudian setelah kebiasaan tersebut diulang-ulang
kemudian saya mulai terbiasa dan secara perlahan sudah jarang bahkan tidak
pernah mengompol lagi.
Menurut erikson pada fase ini Anak usia prasekolah sudah mulai
mematangkan beberapa kemampuannya dalam segi apapun. Sesuai fase ini,
saat saya berusia 3-6 tahun saya sudah mulai belajar menggambar yang mudah
seperti gunung, rumah, dan pohon, mama saya juga sering sekali memberi saya
contoh bagaimana menggambar gunung, matahari, rumput, pohon, dan masih
banyak lainnya, yang kemudian bisa saya terapkan sendiri dalam buku gambar
saya. Saya juga sangat suka mewarnai. Jadi dulu saya sangat suka mengoleksi
buku untuk mewarnai yang biasanya banyak dijual di jalan raya saat lampu
merah. Saya juga gemar menyanyi lagu anak-anak seperti cicak-cicak, naik-naik
ke puncak gunung dan masih banyak yang lainnya. Pernah juga saat berumur
sekitar 5 tahun saat di taman kanak-kanak saya pernah mengikuti fashion show
untuk memperingati hari kartina pada saat itu.
Pada fase ini, sesuai teori erikson saya mengalami banyak sekali
pengalaman saat masa pubertas ini. Saya mulai memperhatikan penampilan dan
bentuk tubuh serta pengalaman saya dala mencari jati diri dan minat saya.
Dahulu saya sangat plin plan dalam memilih cita-cita saya untuk kedepannya.
Saat berumur sekitar 13 tahun, dahulu saya sangat ingin menjadi pembawa
berita. Ketertarikan saya di mulai saat saya melihat pembawa berita di salah satu
saluran televisi. Dan kebetulan om saya juga bekerja sebagai pembawa berita di
salah satu saluran televisi yang lumayan terkenal. Pekerjaan om saya sangat
sibuk sekali sehingga jarang pulang untuk menemui keluarganya mungkin
seminggu hanya beberapa kali itu kalau sempat. Kemudian saya merasa bahwa
pekerjaan tersebut kurang cocok untuk saya sebagi wanita yang nantinya akan
menjadi seorang ibu.akhirnya saya mundur dari keinginan saya menjadi
pembawa berita.