Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR TULANG (OSTEOSARKOMA)

STASE KEPERAWATAN BEDAH

Oleh :
Wirawan Ardi Riansyah, S.Kep
NIM 202311101136

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
BAB 1. TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi
Osteosarkoma adalah suatu kondisi dimana jaringan osteoid disintesis oleh sel
ganas yang dapat disebabkan oleh adanya suatu penyakit yang berhubungan
dengan perkembangan penyakit ini (Lily, 2014). Osteosarkoma merupakan
kondisi keganasan skeletal yang biasanya paling sering ditemukan daripada jenis
tumor ganas lainnya (Nielsen, 2010).

1.2 Review Anatomi Fisiologi

Tulang yaitu kerangka tubuh yang menjadi penompang dan tempat melekat
otot-otot sebagai pembuluh darah. Fungsi tulang adalah

1. Sebagai penyongkong tubuh dan tempat melekatnya jaringan otot


2. Melindungi alat vital tubuh dan sumsum tulang belakang
3. Sebagai tempat metabolisme berbagai mineral seperti kalsium dan phospat
4. Tempat berlangsungnya proses pembentukan dan perkembangan sel darah

Bentuk tulang dibagi menjadi :

1. Tulang pipih : tulang kepala, tulang rahang


2. Tulang panjang : tulang lengan, tulang paha, tulang punggung
1.3 Epidemiologi
Osteosarkoma sudah dikenal sejak 200 tahun yang lalu, osteosarkoma
meyoritas terjadi pada usia muda, sering pada dekade ke 2 dengan 60% usia
kurang dari 25 tahun, sedangkan puncak ke 2 pada usia lebih dari 40 tahun dan
dapat meningkat kembali pada usia diatas 60 tahun. Osteosarkoma lebih sering
terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan dengan perbandingan 3:2.
1.4 Etiologi
Faktor penyebab osteosarkoma adalah :
1. Trauma: osteosarkoma dapat terjadi setelah beberapa bulan atau tahun
mengalami injuri.
2. Ektrinsik karsinogenik
Penggunaan radioaktif dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan
osteosarkoma karena terpapar radiasi
3. Virus
Peneliti virus melaporkan adanya partikel virus pada sel osteosarkoma dalam
kultur jaringan.
1.5 Klasifikasi
Osteosarkoma memiliki beberapa jenis diantaranya, sebagai berikut (Loho, 2014):
1. Tempat asal (permukaan tulang)
2. Gradasi histologik (tinggi rendahnya)
3. Primer (tulang biasa) atau sekunder (kelainan tulang)
4. Mikroskopik (berukuran besar)
Menurut Kemenkes, Osteosarkoma dapat diklasifikan menjadi 2 yaitu
berdasarkan histologi dan stadium, berikut penjelasan lebih lanjut:
1. Berdasarkan histologi
a. Intramedullary (high and low intramedullary osteosarcoma)
b. Surface (parosteal, periosteal dan high grade surface osteosarcoma)
c. Extraskeletal
2. Berdasarkan stadium
a. Stadium MSTS
1) IA : rendah, intrakompartemen, metastasis (-)
2) IB : rendah, ekstrakompartemen, metastasis (-)
3) IIA : tinggi, intrakompartemen, metastasis (-)
4) IIB : tinggi, ekstrakompartemen, metastasis (-)
5) III : metastasis (+)
b. AJCC edisi 7
1) IA : rendah, berukuran  8
2) IB : rendah, berukuran  8, terdapat diskontinuitas
3) IIA : tinggi, berukuran  8
4) IIB : tinggi, berukuran  8
5) III : tinggi, berukuran, terdapat diskontinuitas
6) IVA: metastasis paru
7) IVB: metastasis lainnya

1.6 Patofisiologi/ Patologi


Osteosrkoma paling banyak disebabkan oleh radiasi, osteosarkoma setelah
terapi radiasi merupakan komlpikasi yang jarang dan biasa terjadi setelah 15 tahun
kemudian. Insiden puncak penyakit ini terjadi pada dewasa dengan pertumbuhan
yang cepat, sering pada regio growth plate tulang (pertum-buhan tulang yang
paling cepat). Proliferasi yang meningkat pada sisi ini dapat merupakan
predisposisi untuk mutasi yang mengatur perkembangan osteosarkoma (Loho,
2014)

1.7 Manifestasi Klinis


Manifestasi klinis yang biasanya muncul menurut Loho (2014), antara lain :
1. Nyeri dengan atau tanpa massa yang teraba
2. Biasanya nyeri yang dirasakan sangat hebat dan dalam
3. Adanya tumor yang biasanya timbul di daerah tulang distal femur, proksimal
Tibia, dan proksimal humerus
4. Biasanya tumbuh dan menyebar dengan cepat dengan kurun waktu sekitar 34
hari
5. Penyebaran biasanya terjadi di fase awal penyakit, dan biasanya menyebar ke
paru paru dan tulang
6. Penyebaran bisa terjadi pada area sendi jika mengalami mobilisasi yang
rendah
7. BB ↓
8. Kaheksia

1.8 Pemeriksaan Penunjang


Menurut Kemenkes pemeriksaan penunjang tumor tulang yaitu:
1. Bone Scan
2. Rontgen
3. Sinar X
4. CT Scan
5. MRI

1.9 Penatalaksanaan
Menrut American Society (2020) penatalaksanaan pada osteosarcoma meliputi 3
jenis penatalaksanaan, diantaranya adalah:

1. Pembedahan

Tujuan utama dari dilakukannya pembedahan adalah untuk mengangangkat


semua sel kanker yang berada pada organ. Apabila terdapat sebagian kecil sel
tidak ikut terangkat, dapat mengakibatkan berkembang lagi untuk menjadi sel
kanker yang lebih luas. Bagian tulang yang diangkat bersama dengan sel
kanker akan diganti dengan tulang dari orang lain (cangkok tulang) atau dapat
juga diganti dengan menggunakan logam penggangti untuk menggantikan
sebagian atau seluruh bagian tulang yang diangkat. Apabila kanker yang
ditemukan sangat besar dan luas, maka amputasi dapat dijadikan sebagai
pilihan.

2. Kemoterapi

Kemoterapi merupakan penatalaksanaan dengan menggunaan obat-obatan


untuk mengobati kanker. Obat yang diberikan melalui pembuluh darah dapat
mencapai dan menghancurkan sel kanker di seluruh tubuh. Pemberian kemo
bersamaan dengan pembedahan membantu menurunkan risiko kanker untuk
menyebar kembali didalam tubuh. Kebanyakan osteosarkoma diobati dengan
kemoterapi sebelum operasi yang dikenal sebagai neoadjuvan kemoterapi)
selama sekitar 10 minggu. Pada beberapa orang dengan osteosarcoma di
lengan atau tulang kaki, pemberian kemoterapi sebelum pembedahan dapat
mengecilkan ukuran sel kanker, yang dapat membantu mempermudah
pembedahan. Kemoterapi kemudian diberikan lagi setelah pembedahan
(dikenal sebagai kemoterapi adjuvan) hingga satu tahun. Kemoterapi
diberikan dalam siklus, dengan setiap periode pengobatan diikuti dengan
periode istirahat sehingga dapat memberikan waktu untuk tubuh menjadi
pulih. Setiap siklus biasanya berlangsung selama beberapa minggu.

3. Terapi radiasi

Terapi radiasi menggunakan sinar atau partikel berenergi tinggi untuk


membunuh sel kanker. Sel osteosarkoma tidak mudah mati oleh radiasi, jadi
terapi radiasi tidak berperan peran utama dalam mengobati jenis kanker ini.
Tapi terkadang radiasi bisa bermanfaat jika tumor tidak dapat diangkat
seluruhnya dengan operasi. Misalnya, osteosarcoma bisa pada tulang pinggul
atau di tulang wajah, khususnya rahang. Dalam situasi ini, sering kali
metode pembedahan tidak dapat mengangkat semua kanker. Setelah
pengangkatan sel kanker, terapi radiasi dapat digunakan untuk
menghancurkan sel kanker yang tersisa. Radiasi juga dapat digunakan untuk
membantu memperlambat pertumbuhan tumor dan mengontrol gejala seperti
nyeri
BAB 2. ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian Keperawatan


1. Identitas
2. Mayoritas terjadi pada jenis kelamin laki-laki, dikarenakan pada laki-laki
masa pertumbuhan tulang lebih lambat daripada perempuan. Dengan usia
paling banyak 25-60 tahun
3. Pengkajian berdasarkan karakterisitik nyeri
P : tidak dapat teridentikasi sebabnya
Q : biasanya nyeri terus menerus
R : nyeri diarasa pada daerah tungkai bawah
S : biasanya berada pada skala 8-9
T : ±3 bulan dan bertambah saat ada sentuhan atau gesekan pada daerah
yang bengkak

4. Riwayat kesehatan
a) RPS
Klienmengeluhkan nyeri, hambatan/susah dalam beraktifitas/keterbatasan
gerak, cemas dengan kondisinya
b) Riwayat kesehatan dahulu
Kaji adanya penyakit atau pola hidup yang berpengaruh terhadap
penyakit yang dialami sekarang
c) Riwayat kesehatan keluarga
Kaji adanya anggota keluarga yang diatasnya memiliki riwayat penyakit
seperti klien saat ini

5. Pengkajian Fisik
a. Inspeksi
1. Terdapat benjolan sebesar bola tenis di daerah tungkai sebelah kanan,
adanya kemerahan yang mengkilap
2. Terlihat hambatan dalam beraktivitas dan tidak dapatberaktivitas bebas
b. Palpasi
1. Nyri saat ditekan
2. Edema
6. Hasil pemeriksaan penunjang
a. terdapat kerusakan pada tulang dan juga terdapat jaringan pembentukan
tulang baru
b. terdapat sun ray spicules/ benang-benang tulang yang berasal darikortek
tulang yangbaru
c. Kadar alkali posfate↑
7. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d agen cidera fisiologis, inflamsi
b. Gangguan mobilitas fisik b.d kekuatan otot ↓ dan rusaknya muskuloskeletal
c. Resiko infeksi b.d penyakit kronis dan kerusakan jaringan

Intervensi Keperawatan
No Dx Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
Keperawatan
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri
keperawatan x24 jam, Terapeutik
menunjukan indikator 1. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
Tingkat Nyeri
2. Kontrol lingkungan
1. Keluhan
nyeri menurun ke Kolaborasi
skala 1
2. Frekuensi 3. Kolaborasi pemberian
nadi membaik ke skala analgetik
5
3. Pola napas
membaik ke skala 5
4. Tekanan
darah membaik ke
skala

2. Gangguan Setelah dilakukan Dukungan mobilisasi


Mobilitas Fisik perawatan x24 jam Terapeutik
1. Fasilitasi aktivitas
menunjukkan indikator: mobilisasi dengan alat
bantu (pagar tempat
Mobilitas fisik tidur)
1. Pergerakan ekstremitas 2. Fasilitasi melakukan
meningkat ke skala 5 pergerakan, jika perlu
2. Kekuatan otot 3. Libatkan keluarga untuk
meningkat ke skala 5 membantu pasien dalam
3. Rentang gerak (ROM) meningkatkan
meningkat ke skala 5 pergerakan
4. Kelemahan fisik
menurun ke skala 1 Edukasi
4. Anjurkan melakukan
mobilisasi dini

3. Resiko Infeksi Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi


perawatan x24 jam Observasi
menunjukkan indikator 1. Monitor tanda dan gejla
infeksi lokal/sistemik
Tingkat Infeksi : Terapeutik
1. Kemerahan menurun 2. Batasi jumlah
ke skala 5 pengunjung
2. Nyeri menurun ke 3. Cuci tangan
skala 5 4. Perawatan kulit pada
daerah edema
3. Bengkak menurun ke 5. Pertahankan teknik
skala 5 aseptik

Anda mungkin juga menyukai